• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DENGAN BERAT BADAN ANAK PRASEKOLAH DI TK TARBIYATUSH SHIBYAN DESA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERILAKU KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DENGAN BERAT BADAN ANAK PRASEKOLAH DI TK TARBIYATUSH SHIBYAN DESA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DENGAN BERAT BADAN ANAK PRASEKOLAH DI TK TARBIYATUSH SHIBYAN DESA GAYAMAN

MOJOANYAR MOJOKERTO YULIANA HABSIYAH

1211010092 SUBJECT:

Perilaku, Makanan Jajanan, Berat Badan, Anak Prasekolah DESCRIPTION:

Anak usia prasekolah cenderung mengalami pertumbuhan tubuh dan otak dengan cepat, ditandai dengan penambahan pada kebutuhan nutrisi dan nafsu makan antara usia 2-5 tahun. Konsumsi jajanan yang berlebihan juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan perilaku konsumsi makanan jajanan dengan berat badan anak prasekolah.

Jenis penelitian adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Variabel independen adalah perilaku konsumsi makanan jajanan dan variabel dependen adalah berat badan. Populasi yaitu 89 ibu/pengasuh dan anak usia presekolah dengan sampel sebanyak 73 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Penelitian dilakukan di TK Tarbiyatush Shibyan Desa Gayaman Mojoanyar Mojokerto pada tanggal 27 Juli-1 Agustus 2015. Pengumpulan data menggunakan teknik angket dan observasi. Analisa data menggunakan uji spearman rank.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian sebagian anak mempunyai perilaku positif dalam mengkonsumsi makanan jajanan yaitu sebanyak 39 responden (53,4%) dan sebagian besar anak memiliki berat badan normal yaitu sebanyak 48 responden (65,8%). Analisa menggunakan uji Spearman Rank diperoleh hasil perhitungan dengan nilai  (0,017) < α (0,05), maka H1 diterima dengan demikian ada hubungan perilaku konsumsi makanan jajanan dengan berat badan anak prasekolah.

Anak yang mengkonsumsi makanan jajanan dapat mengalami berat badan gemuk dikarenakan makanan jajanan yang mengandung banyak lemak dan kolesterol, selain itu konsumsi makanan jajanan yang mengandung nilai gizi yang rendah dapat menyebabkan anak mengalami berat badan kurus karena jumlah makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan gizi anak.

Anak seharusnya membawa bekal makan dari rumah yang telah disiapkan oleh orang tua serta anak harus makan 3 kali dalam sehari dengan menu seimbang.

ABSTRACT:

Preschoolers tend to experience growth in the body and the brain quickly, marked by the addition to the nutritional needs and appetite between the ages of 2-5 years. Excessive consumption of snacks can also cause weight gain. This study was conducted to determine the relationship of sacks food consumption behavior snacks with body weight of preschool children.

Type of research was an analytic correlation with cross sectional approach. The independent variable was the street food consumption behavior and the dependent variable was the body weight. Population was 89 mothers / caregivers and children aged preschool with sample of 73 respondents. The sampling technique used simple random sampling. The study was conducted in TK Tarbiyatush Shibyan Gayaman Mojoanyar Mojokerto on July

(2)

27-August 1, 2015. The data was collected using questionnaires and observation techniques. Analysis of data using Spearman rank test.

Results showed that some children had a positive behavior in consuming snacks that as many as 39 respondents (53.4%) and most of the children had normal weight as many as 48 respondents (65.8%). Analysis using the Spearman Rank test results obtained by the (0,017)calculation of the value <α (0.05), then H1 was accepted as such there was relationship between the street food consumption behavior with body weight of preschool children.

Children who consume snacks can experience weight gain because of snack foods that contain a lot of fat and cholesterol, in addition to the consumption of street food containing low nutritional value can cause the child to experience a lean body weight because the amount of food consumed is not in accordance with the nutritional needs of children.

Children bring lunch from home that has been prepared by parents and children should eat three times a day with a balanced diet.

Keywords: Behavior, Snacks Food, Body Weight, Preschool Children Contributor : 1. Ferilia Adiesti, SST., MM.

2. Elyana Mafticha, SST., SKM., MPH. Date : 30 Juli 2015

Type Material : Laporan Penelitian Identifier :

-Right : Open Document

SUMMARY :

Latar Belakang

Pada anak usia prasekolah cenderung mengalami pertumbuhan tubuh dan otak dengan cepat, ditandai dengan penambahan pada kebutuhan nutrisi dan nafsu makan antara usia 2-5 tahun, rata-rata pertambahan berat badan anak kira-kira 2 kg dan tinggi 7 cm (Poter dan Perry, 2005). Indikator gizi yang paling sensitif adalah kenaikan berat badan. Anak prasekolah yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan tumbuh pada tingkat yang mengkhawatirkan. Kelebihan berat menempatkan anak pada risiko masalah kesehatan yang serius, termasuk diabetes, penyakit jantung, dan asma. Berat badan dipengaruhi oleh tingkat asupan nutrisi, karena jumlah asupan nutrisi yang dikonsumsi harus sebanding dengan tingkat kebutuhan nutrisi pada anak. Konsumsi jajanan yang berlebihan juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan apabila pilihan jajanan berupa makanan yang tinggi kalori, lemak, gula, dan rendah zat gizi yang dibutuhkan oleh anak-anak. Iklan makanan yang menawarkan jajanan seperti keripik, kue kering, permen, dan minuman soda yang tidak termasuk pilihan jajanan yang baik. Konsumsi makanan jajanan yang menyebabkan anak tidak mau makan, kurang nafsu makan atau hilangnya nafsu makan perlu disadari merupakan penyebab dari malnutrisi yang menyebabkan anak kurus (Aprilia, 2011).

Kebiasaan jajan sembarangan termasuk gaya hidup yang tidak sehat. Saat jajan, anak tidak mengetahui tentang makanan yang kita makan, dalam makanan banyak penggunaan bahan-bahan berbahaya dalam makanan jajanan. Kebiasaan jajan ini banyak dilakukan terutama kalangan anak prasekolah. Kondisi ini semakin berbahaya mengingat anak-anak merupakan aset yang berharga bagi bangsa. Anak usia prasekolah saat ini sudah terbiasa jajan, hal ini salah satunya karena orang tua membekali anak dengan uang saku dan tidak memberinya bekal makanan sehat dari rumah (Iswanto, 2009).

Hasil RISKESDAS tahun 2010 menunjukkan prevalensi overweight dan obesitas pada anak usia 3-12 tahun sebesar 9.2%. Kejadian obesitas pada anak sekolah dasar di

(3)

beberapa kota besar di Indonesia menunjukkan kisaran jumlah 21-25% mengalami kenaikan berat badan (Mexitalia, 2012). Provinsi Jawa Timur, dalam hal ini Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur memiliki kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG). Hasil PSG tahun 2012, Jawa Timur sudah berhasil mencapai angka di bawah target MDGs (15,5%) dan Renstra (15,1%) yakni sebesar 12,6% (Berat Badan Kurang 10,3% dan Berat Badan Sangat Kurang 2,3%) sedangkan jumlah balita yang mengalami berat badan lebih sebesar 1,58%. Angka kejadian berat badan lebih pada balita di Kabupaten Mojokerto sebesar 3,10% dan balita yang mengalami berat badan kurang sebesar 11,92% dari dari jumlah 63.442 balita yang ditimbang (Dinkes Jatim, 2012).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di TK Tarbiyatush Shibyan Desa Gayaman Mojoanyar Mojokerto, dari observasi pengukuran beran badan, 3 anak dengan berat badan tidak ideal dan 2 anak memiliki berat badan ideal. Wawancara yang dilakukan pada 5 orang tua, didapatkan 4 anak mempunyai perilaku sering mengkonsumsi makanan jajanan (seperti: es krim dan donat, kornet/sosis, gulali, jajan ciki, pentol, dll) dan 1 anak jarang mengkonsumsi makanan jajanan, karena ibu selalu memberikan bekal makanan dari rumah. Berdasarkan survei di atas dapat diketahui bahwa masih banyak anak yang memiliki berat badan ideal dan sebagian besar anak memilih makan makanan jajanan untuk dikonsumsinya setiap hari.

Berat badan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah perilaku dalam hal konsumsi makanan. Perilaku hidup sehat merupakan perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya salah satunya yaitu makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang di sini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih) (Notoatmodjo, 2007). Pada masa kanak-kanak biasanya anak memakan makanan yang dimakan oleh keluarganya. Kualitas diet mereka bergantung pada luasnya rentang pola makan keluarga dan orang tua cenderung tidak mengetahui apa yang dimakan anaknya ketika mereka di luar rumah. Restoran siap saji yang tersedia dimana-mana, pengaruh media massa dan godaan keberagaman makanan cepat saji yang sangat besar memudahkan anak untuk mongonsumsi makanan tanpa kalori yang tidak meningkatkan pertumbuhan seperti gula, zat tepung, dan lemak yang berlebihan. Makanan tinggi kalori yang tersedia dengan mudah dan dikombinasikan dengan kecenderungan aktivitas yang kurang melibatkan gerak tubuh menjadi faktor yang berperan dalam peningkatan prevalensi obesitas pada masa kanak-kanak (Donna L Wong, 2009).

Solusi untuk menangani tingginya komsumsi jajanan di Indonesia salah satunya adalah dengan pemberian pendidikan tentang nutrisi. Pendidikan nutrisi dapat dan sebaiknya diintegrasikan dalam pelajaran di kelas seperti pelajaran lainnya selama masa sekolah anak di sekolah. Pedoman Piramida Makanan dan elemen-elemen makanan sehat dipelajari begitu pula dengan cara produk makanan dikembangkan, diproses, dan diolah. Guru sekolah dapat berperan aktif dalam pendidikan nutrisi bekerja sama dengan guru sekolah untuk merencanakan dan mengimplementasikan unit-unit pada pengajaran nutrisi dan bekerja sama dengan orang tua dan anak-anak untuk memberikan pedoman nutrisi (Donna L Wong, 2009).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan perilaku konsumsi makanan jajanan dengan berat badan anak prasekolah di TK Tarbiyatush Shibyan Desa Gayaman Mojoanyar Mojokerto.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perilaku konsumsi makanan jajanan dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah berat badan

(4)

anak prasekolah. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu/pengasuh dan anak usia presekolah di TK Tarbiyatush Shibyan Desa Gayaman Mojoanyar Mojokerto pada bulan Juli 2015 sebanyak 89 responden. Data jumlah tersebut telah dikurangi 5 responden yang diikutsertakan pada studi pendahuluan (25 Maret 2015) dengan sampel sebanyak 73 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Pengambilan data dilakukan di TK Tarbiyatush Shibyan Desa Gayaman Mojoanyar Mojokerto pada tanggal 27 Juli-1 Agustus 2015. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan teknik angket (questionary) untuk mengetahui perilaku konsumsi makanan jajanan dan observasi untuk mengetahui berat badan anak dengan alat bantu timbangan badan. Analisa data menggunakan analisa menggunakan uji spearman rank. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian sebagian anak mempunyai perilaku positif dalam mengkonsumsi makanan jajanan yaitu sebanyak 39 responden (53,4%).

Kebiasaan jajan sembarangan termasuk gaya hidup yang tidak sehat. Saat jajan kita tidak mengetahui tentang makanan yang kita makan. Makan makanan jajan sebaiknya bersikap hati-hati dalam memilih jajanan, apalagi saat ini banyak beredar penggunaan bahan-bahan berbahaya dalam makanan jajanan. Kebiasaan jajan ini banyak dilakukan terutama kalangan anak-anak. Kondisi ini semakin berbahaya mengingat anak-anak merupakan aset yang berharga bagi bangsa. Sekarang ini anak sudah terbiasa jajan karena orang tua membekali anak dengan uang saku dan tidak memberinya bekal makanan sehat dari rumah (Iswanto, 2009). Penerimaan terhadap makanan dan pola perkembangan pilihan makanan pada anak dipengaruhi berbagai faktor yang multikompleks. Kecukupan asupan makanan dan asupan gizi anak tidak hanya tergantung pada ketersediaan makanan, tetapi juga pada faktor-faktor lain seperti penerimaan makanan, pengaruh orang tua, pengetahuan gizi, model, interaksi orang tua dan anak balita, kemungkinan-kemungkinan lain, sikap, permintaan makanan dan iklan televisi (Istiany, 2013).

Rata-rata anak di TK Tarbiyatus Shibyan mempunyai perilaku positif dalam mengkonsumsi makanan jajanan, hal ini dikarenakan anak selalu makan pagi di rumah dan mencuci tangan sebelum mengonsumsi makanan. Orang tua juga selalu memperhatikan makanan yang dikonsumsi anak ketika disekolah yaitu dengan membawakan bekal untuk anak dan membatasi uang saku anak untuk sekolah sehingga anak tidak membeli makanan jajanan dan mengkonsumsi bekal yang dibawa dari rumah. Selain itu dapat beberapa anak yang mempunyai perilaku negatif dan suka mengkonsumsi jajanan, hal ini disebabkan karena anak suka membeli jajan di pinggir jalan dan

suka mengkonsumsi cake, dan

cookies mengandung banyak gula. P

ada usia yang masih anak-anak merupakan masa yang labil sehingga anak sering mencoba berbagai makanan yang baru mereka kenal, tersedianya makanan jajanan yang dijual dilkungan sekolah menjadi faktor pemicu perilaku jajan pada anak. Selain itu, kurangnya pengawasan orang tua anak menjadi lebih bebas dalam membeli dan mengkonsumsi makanan yang anak inginkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak memiliki berat badan normal yaitu sebanyak 48 responden (65,8%).

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting pada masa bayi dan balita. Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh (Soetjiningsih, 2012). Berat badan anak dipengaruhi oleh: konsumsi makanan, usia, jenis kelamin, kekurangan aktifitas dan kemudahan hidup, faktor psikologik dan genetik, kebudayaan, faktor hormonal, faktor lingkungan dan penyakit (Proverawati, 2009). Anak yang mempunyai berat badan normal, hal ini dikarenakan ibu telah mencukupi kebutuhan makan anak telah ketika dirumah, selain itu anak tidak mengalami penyakit apapun sehingga nafsu makan anak tidak terpengaruhi oleh penyakit. Tetapi

(5)

masih ada anak yang mengalami berat badan lebih, hal ini kemungkinan dikarenakan oleh makanan yang dikonsumsi anak terlalu berlebihan bila dibandingkan dengan kebutuhan energi anak dan anak yang suka mengkonsumsi makanan jajanan terutama makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah anak yang mempunyai perilaku positif mempunyai berat badan normal yaitu sebanyak 29 responden (39,7%) dan sebagian kecil anak yang mempunyai perilaku negatif mempunyai berat badan gemuk ringan yaitu sebanyak 12 responden (16,4%). Berdasarkan uji Spearman Rank diperoleh hasil perhitungan dengan nilai  = 0,017 dengan tingkat kemaknaan yang ditetapkan adalah pada α = 0,05. Oleh karena nilai  < α maka H1 diterima dengan demikian ada hubungan perilaku konsumsi makanan jajanan dengan berat badan anak prasekolah di TK Tarbiyatus Shibyan Desa Gayaman Mojoanyar Mojokerto.

Salah satu faktor yang mempengaruhi berat-badan anak adalah konsumsi makanan. Pola makanan masyarakat perkotaan yang tinggi kalori dan lemak serta rendah serat memicu peningkatan jumlah penderita obesitas. Nilai kalori yang terkandung dalam makanan jajanan sangat tinggi, dan didalam tubuh kelebihan kalori akan diubah dan disimpan menjadi lemak tubuh. Kegemukan hanya mungkin terjadi jika terdapat kelebihan makanan dalam tubuh, terutama bahan makanan sumber energi. Dengan kata lain, jumlah makanan yang dimakan melebihi kebutuhan tubuh (Nabil, 2009).

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada hubungan yang cukup signifikan antara perilaku konsumsi makanan jajanan dengan berat badan anak, perilaku anak yang tidak mengkonsumsi makanan jajanan cenderung mempunyai berat-badan normal. Penelitian yang dilakukan juga menunjukkan bahwa terdapat anak yang mempunyai perilaku negatif dalam mengkonsumsi makanan jajanan dapat menyebabkan anak mengalami berat badan gemuk dikarenakan makanan jajanan yang mengandung banyak lemak dan kolesterol yang dapat meningkatkan kandungan lemak dalam tubuh, selain itu terdapat anak yang mempunyai perilaku negatif dalam mengkonsumsi makanan jajanan menyebabkan anak mengalami berat badan kurus, karena makanan jajanan yang mengandung nilai gizi yang rendah dan tidak diimbangi dengan konsumsi makanan pokok dapat menyebabkan anak mengalami berat badan kurus karena jumlah makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan gizi pada anak.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa sebagian sebagian anak mempunyai perilaku positif dalam mengkonsumsi makanan jajanan yaitu sebanyak 39 responden (53,4%). Sebagian besar anak memiliki berat badan normal yaitu sebanyak 48 responden (65,8%). Ada hubungan perilaku konsumsi makanan jajanan dengan berat badan anak prasekolah di TK Tarbiyatus Shibyan Desa Gayaman Mojoanyar Mojokerto. Rekomendasi

Hendaknya institusi dapat menambahkan sumber kepustakaan dan literatur khususnya tentang konsumsi makanan jajanan dan berat badan untuk dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan konsep penelitian ini dengan melakukan penelitian faktor selain perilaku konsumsi jajanan yang mempengaruhi berat badan anak seperti usia, jenis kelamin dan penyakit. Diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan dapat lebih aktif dalam memberikan penyuluhan kesehatan pada ibu tentang makanan yang baik untuk dikonsumsi dan makanan yang kurang baik untuk dikonsumsi sehingga anak tidak mengalami obesitas atau kurang gizi. Diharapkan anak tidak jajan sembarangan karena dapat menyebabkan

(6)

obesitas atau bahkan gizi kurang, membawa bekal makan dari rumah yang telah disiapkan oleh orang tua serta anak harus makan 3 kali dalam sehari dengan menu seimbang.

Alamat Correspondensi :

- Alamat : Desa Kencong Kecamatan Kencong Kabupaten Jember - Email : ronayuliana.ry@gmail.com

Referensi

Dokumen terkait

Perseroan menetapkan Kebijakan dan Pedoman Penerapan GRC Terpadu sebagai wujud komitmen terhadap pengelolaan perusahaan secara profesional dan bertanggung jawab dan menjadi

Sebagaimana sudah diuraikan pada penjelasan di atas, Yayasan tidak mempunyai anggota. Individu yang bekerja di dalam Yayasan baik pendiri, Pembina, Pengurus

Regular blood pressure checks and obtaining immediate medical care for symp- toms of coronary artery disease, such as chest pain, will help to get these conditions found and

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur

Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kecerdasan emosi remaja yang baik akan mempermudah keberhasilan pembinaan akhlakul karimah pada remaja Desa Wisata Bejalen

Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio dan Loan to Deposit Ratio secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan terhadap

P Trus menurut informasi dari dokter nang adek nuan makanan nto penderita tekanan darah tinggi macam mae.. Terus menurut informasidari dokter yang adek tau