• Tidak ada hasil yang ditemukan

2015 PENERAPAN MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TIPE ANALISIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2015 PENERAPAN MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TIPE ANALISIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Winda Fitriani, 2015

PENERAPAN MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TIPE ANALISIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR Universitas Pendidikan

Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan pondasi utama untuk menciptakan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik dalam suatu bangsa. Pendidikan bertujuan membangun potensi pesetra didik sehingga menjadi manusia yang berkulitas. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Oleh karena itu pembaharuan dalam pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada sekarang ini salah satunya adalah mengembangkan potensi siswa untuk aktif, kreatif dan mandiri dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Ciri pengajaran yang berhasil salah satu diantaranya dilihat dari kadar kegiatan belajar siswa, Sudjana (2005, hlm. 72) mangatakan bahwa “makin tinggi kegiatan belajar siswa, makin tinggi peluang berhasilnya pengajaran”. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut. Keberhasilan pembelajaran itu dapat dilihat dari kegiatan siswa yang berupa keaktifan belajar siswa. Semakin tinggi keaktifan belajar siswa maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran.

Namun untuk mendapatkan keberhasilan pembelajaran bukanlah hal yang mudah, dibutuhkan usaha dari berbagai pihak untuk mencapainya. Selain itu keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar tentunya juga didukung oleh pemilihan metode pembelajaran yang tepat pula. Dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat, maka keberhasilan pembelajaran lebih mudah dicapai. Pendidikan kewarganegaraan merupakan komponen pembelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang mampu memahami dan melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia

(2)

Winda Fitriani, 2015

PENERAPAN MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TIPE ANALISIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR Universitas Pendidikan

Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang cerdas, terampil, dan berkarakter. PKn digunakan sebagai wujud pelestarian nilai-nilai moral dan nilai-nilai Pancasila serta pedoman dalam berperilaku sebagai warga negara Indonesia. Pembelajaran kewarganegaraan merupakan proses yang kompleks dan panjang atau berasal dari sumber yang berbeda, maka perlu memetakan pengaturan pedagogis dan aktor sosial yaitu guru sebagai aktor langsung yang terlibat dalam proses pembelajaran.

Mata pelajaran PKn sampai saat ini masih dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak disukai dan membosankan oleh sabagian siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa pengajaran PKn di sekolah masih kurang menggembirakan. Berdasarkan pra penelitian di SMPN 29 Bandung diperoleh fakta bahwa pembelajaran PKn masih banyak kelemahan dan kendala yang dihadapi, salah satunya yakni kurang berpartisispasinya siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini disebabkan karena dalam mata pelajaran PKn isi muatan materinya berupa teori dan hapalan, mengakibatkan para siswa dituntuk untuk menghapal teori-teori secara konseptual. Akan tetapi hal ini justru dapam membuat siswa merasa jenuh, malas, bosan dan pasif dalam mengikuti pelajaran PKn.

Berdasarkan pemaparan diatas dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada penyelesaian masalah kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran PKn karena partisispasi itu sangatlah penting dimiliki oleh setiap siswa. Kemampuan berpartisispasi itu adalah salah satu ciri dari warga negara yang baik (Civic

Participatoin). Selain itu, kembali pada hakikat dan tujuan mata pelajaran PKn itu

sendiri bahwa mata pelajaran PKn adalah program pendidikan yang memiliki tujuan salah satunya adalah membentuk siswa agar memiliki kemampuan berpartisipasi secara aktif, bermutu dan bertanggung jawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Melalui pembelajaran PKn minimal terdapat tiga hal yang akan dan harus dikembangkan oleh guru, yaitu kecerdasan warganegara (civic intelligence), tanggungjawab warganegara (civic responsibility) dan partisipasi warganegara (civic Partisipation). Untuk mengembangkan ketiga hal tersebut, tentu seorang

(3)

Winda Fitriani, 2015

PENERAPAN MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TIPE ANALISIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR Universitas Pendidikan

Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru harus mahir menggunakan berbagai metode, media dan evaluasi pembelajaran (khususnya PKn).

Kemampuan guru dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa baik keberhasilan aspek kognitif, maupun keberhasilan aspek afektif dan aspek psikomotor. Ketidaktepatan memilih dan menggunakan metode pembelajaran akan mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya untuk mengembangkan sikap disiplin, anda tidak cukup hanya menggunakan metode ceramah murni, tetapi perlu divariasikan dengan metode yang dapat mengungkapkan nilai, seperti analisis nilai, simulasi, permainan dan percontohan.

Suwarno (2010, hlm. 167) memandang bahwa seorang pedidik harus pintar-pintar memilih metode apa yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, seperti yang dikemukakannya bahwa:

Tugas pendidik adalah merancang model belajar yang mampu menghadapkan peserta didik pada berbagai persoalan yang menuntut mereka mengidentifikasi dan memanipulasi variabel-variabel kritis agar dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Dengan demikian pembelajaran yang berlangsung menjadi menarik dan materi yang disampaikan akan lebih mudah diserap oleh peserta didik agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang seirama dengan pembelajaran konkret dan alamiah sehingga materi akan mudah diserap oleh peserta didik adalah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual atau CTL (Contextual

Teaching and Learning). Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu: kontruktivisme (Contrucivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry),

(4)

Winda Fitriani, 2015

PENERAPAN MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TIPE ANALISIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR Universitas Pendidikan

Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assesment).

Pembelajaran Kewargenegaraan berbasis konstektual salah satunya dapat diterapkan melalui model Value Clarification Technique. Model ini dapat didefinisikan sebagai metode menanamkan nilai (values) yang merujuk pada pendekatan nilai dengan cara sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh kejelasan / kemantapan nilai. Sangat cocok jika diterapkan dalam pembelajaran PKn, karena mata pelajaran PKn mengemban misi untuk membina nilai, moral, sikap dan perilaku siswa, disamping membina kecerdasan (knowledge) siswa. Solihatin (2012, hlm. 116) mengemukakan bahwa „VCT-Games adalah label dari suatu pendekatan atau dari strategi belajar mengajar untuk pendidikan niali-moral atau pendidikan efektif‟. Pola pembelajaran VCT dianggap unggul untuk pembelajaran afektif. Djahiri (1992, hlm. 9) menyebutkan keunggulan penggunaan model pembelajaran VCT diantaranya :

1. Mampu membina dan mempribadikan nilai dan moral

2. Mampu mengklarifikasi dan mengungkapkan isi pesan materi yang disampaikan

3. Mampu mengklarifikasi dan menilai kualitas nilai moral diri siswa dan nilai moral dalam kehidupan nyata

4. Mengundang, melibatkan, membina dan mengembangkan potensi diri siswa terutama potensi afektualnya

5. Mampu memberikan pengalaman belajar dalam berbagai kehidupan. 6. Mampu menangkal, meniadakan mengintervensi dan menyubversi

berbagai nilai moral naif yang ada dalam sistem nilai dan moral yang ada dalam diri seseorang

7. Menuntun dan memotivasi untuk hidup layak dan bermoral tinggi. Lahirnya metode ini merupakan upaya untuk membina nilai-nilai yang diyakini, dan salah satu tipe tipe dari model pembelajaran ini adalah analisis nilai. Komalasari (2010, hlm. 99) mengemukakan bahwa “VCT Analisis Nilai merupakan teknik pembelajaran yang mengembangkan kemampuan siswa mengidentifikasi dan menganalisis nilai-nilai yang termuat dalam suatu liputan peristiwa, tulisan, gambar, dan cerita rekaan”.

(5)

Winda Fitriani, 2015

PENERAPAN MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TIPE ANALISIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR Universitas Pendidikan

Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bila model VCT tipe analisis nilai digunakan sebagai metode dalam pembelajaran PKn diharapkan akan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku yang berdasarkan tuntunan moral-nilai Pancasila. Aplikasinya dimulai dengan adanya stimulus yang berisi konflik nilai-moral yang membingungkan yang dapat menimbulkan keseimbangan dalam proses kognitif siswa. Kemudian siswa terlibat dalam menyelidiki problema, mendiskusikan problema dalam kelompok kecil/kelas dengan mendapat pola tuntunan dari guru dan akhirnya siswa memutuskan pandangan-pandangannya.

Dengan demikian, VCT tipe analisis nilai dapat mengembangkan kemampuan siswa mengidentifikasi dan menganalisis nilai-nilai yang termuat dalam suatu peristiwa. Selain itu dengan diterapkannya model ini dalam pembelajaran PKn kelas VIII H SMPN 29 Bandung diharapkan mampu meningkatkan partisipasi belajar peserta didiknya.

Bertolak dari uraian-uraian diatas maka penulis tertarik untuk meleliti dan mengetahui bagaimana implementasi pendekatan model pembelajaran VCT tipe analisis nilai jika dilihat dari kendala dan upayanya untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa. Pembahasan dari masalah-masalah tersebut penulis susun dalam suatu skripsi yang berjudul “Penerapan Model Value Clarification

Technique (VCT) Tipe Analisis Nilai Dalam Pembelajaran PKn Untuk

Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa (PTK di VIII H SMPN 29 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015).”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan dalam penelitian ini, yaitu rendahnya partisipasi belajar siswa di kelas VIII H SMPN 29 Bandung. Sebagai solusinya, peneliti akan menerapkan model pembelajaran Value Clarification Technique tipe analisis nilai terhadap kelas VIII H SMPN 29 Bandung ini. Oleh karena itu peneliti berusaha mengidentifikasi apa saja yang akan menjadi fokus kajian dalam penelitian ini, yaitu kondisi awal

(6)

Winda Fitriani, 2015

PENERAPAN MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TIPE ANALISIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR Universitas Pendidikan

Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran PKn di kelas VIII H sebelum diterapkan model Value Clarification

Technique tipe analisis nilai, peningkatan partisispasi belajar siswa kelas VIII H

sesudah diterapkan Value Clarification Technique tipe analisis nilai,, kendala guru dalam menerapkan model Value Clarification Technique tipe analisis nilai, serta upara guru dalam mengatasi masalah yang ditemukan dalam penelitian ini.

Pengindentifikasian masalah penelitian ini berguna untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini, sehingga tidak menimbulkan presepsi yang salah terhadap fokus penelitian dalam penelitian ini.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, munculah beberapa rumusan masalah yang akan menjadi inti masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini. Rumusan masalah tersebut adalah:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran PKn model value clarification

technique tipe analisis nilai untuk meningkatkan partisipasi belajar dalam

pembelajaran PKn ?

2. Bagaimanakah pelaksanaan penerapan model value clarification technique tipe analisis nilai untuk meningkatkan partisipasi belajar dalam pembelajaran PKn?

3. Bagaimana peningkatan partisipasi belajar siswa setelah penggunaan model pembelajaran Value Clarification Technique tipe analisis nilai? 4. Apa kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran PKn model

Value Clarification Technique tipe analisis nilai untuk meningkatkan

partisipasi hasil belajar siswa?

5. Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala pelaksanaan pembelajaran PKn model Value Clarification Technique tipe analisis nilai untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa?

(7)

Winda Fitriani, 2015

PENERAPAN MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TIPE ANALISIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR Universitas Pendidikan

Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka melahirkan tujuan penelitian. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Memperoleh gambaran tentang kondisi awal pembelajarn PKn kelas VIII H SMPN 29 Bandung sebelum diterapkan model Clarification Technique tipe analisis nilai

2. Melatih guru melaksanakan model Value Clarification Technique tipe analisis nilai dalam mata pelajaran PKn untuk meningkatkan partisispasi belajar siswa.

3. Memperoleh peningkatan partipasi belajar siswa kelas VIII H SMPN 29 Bandung setelah diterapkan model Value Clarification Technique tipe analisis nilai.

4. Mengindentifikasi kendala apa yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran PKn model Value Clarification Technique tipe analisis nilai. 5. Menganalisis bagaimana cara mengatasi kendala-kendala dalam proses

pembelajaran PKn model Value Clarification Technique tipe analisis nilai.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini disusun dengan harapan memiliki manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis berupa konsep-konsep baru mengenai meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn melalui penerapan model pembelajaran

Value Clarification Technique tipe analisis nilai pada jenjang Sekolah

Menengah Pertama. 2. Secara Praktis

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi berbagai pihak, diantaranya sebagai berikut:

(8)

Winda Fitriani, 2015

PENERAPAN MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TIPE ANALISIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR Universitas Pendidikan

Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Sebagai tambahan ilmu bagi penyusun, peneliti, dan para pembaca umumnya.

2) Sebagai sarana yang membangun demi perbaikan penulisan proposal selanjutnya.

3) Dapat dijadikan sebagai media latihan untuk mengaplikasikan metode pembelajaran yang baik di kelas oleh penyusun jika kelak telah menjadi pengajar.

b. Bagi Sekolah

1) Sekolah akan merevitalisasi proses belajar mengajar agar berjalan lebih baik lagi.

2) Sekolah dapat lebih meningkatkan lagi standar yang harus dicapai oleh guru dalam menerapkan metode pembelajaran.

3) Sekolah dapat melakukan sosialisasi kepada para guru mengenai metode pembelajaran Value Clarification Technique.

c. Bagi Guru

1) Guru mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kurangnya hasil belajar siswa.

2) Guru mendapatkan tambahan pengetahuan tentang metode pembelajaran Value Clarification Technique sehingga mampu menerapkan metode tersebut dalam proses belajar mengajar.

3) Dapat meningkatkan mutu dan kualitas mengajar guru di kelas. d. Bagi Siswa

1) Siswa menjadi memiliki semangat belajar dan hasil belajar yang tinggi.

(9)

Winda Fitriani, 2015

PENERAPAN MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TIPE ANALISIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR Universitas Pendidikan

Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Dengan menggunakan metode pembelajaran Value Clarification

Technique yang cocok diterapkan pada siswa, siswa menjadi

berpartisispasi aktif dalam proses pembelajaran di PKn di kelas.

F. Stuktur Organisasi Skripsi

Stuktur organisasi skripsi ini berisi tentang rincian penulisaan setiap bab serta bagian demi bagian dalam skripsi. Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I merupskan bagian awal skripsi berupa pendahuluan, yang berisi enam bagian yakni latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan stuktur organisasi skripsi. Bab II mengenai kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka ini berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Bab II ini terdiri dari tiga subab utama yaitu kajian pustaka yang berisi tinjauan menganai belajar dan pembelajaran, model pembalajaran Value Clarification Technique tipe analisis nilai, tinjauan mengenai pendidikan kewarganegaaan, dan tinjauan mengenai partisipasi belajar.

Pada bab III membahas mengenai metode penelitian yang penulis gunakan dalam menyusun penelitian ini. Bab IV memaparkan hasil dari penelitian yang dilaksanakan yakni Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dan bab terakhir yakni bab V adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama penentuan Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi pada gambar5

Finish struktur adalah penutup atau pelapisan pada bagian/struktur utama dari sebuah bangunan. Finish Plafon Finish plafon adalah penutup atau pelapisan pada plafon dari

A hypothesis that some groups are the same with respect to some characteristic, or that several treatments are the same with respect to some outcome, or that

adapun saran-sarannya bagi perusahaan sepatu Converse asli ( original) yaitu (1) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap terhadap pemalsuan merek mewah

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui pengaruh Kompensasi Eksekutif dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan pada perusahaan

di Uchiko Town yang secara umum menunjukkan bahwa Uchiko Town memiliki sektor basis dan unggulan pada sektor agrikultur dan seiiring perkembangan zaman, dua

Hasil pengujian menunjukkan bahwa interaksi antara gaya aksial dan momen kolom beton bertulangan bambu hasil pengujian mendekati hasil analisis berdasarkan teori

Pada penelitian ini dianalisis ketebalan lem tiap 3 sisi pengukuran, kiri tengah dan kanan, serta selisih dari tiap sisi pengukuran pada produk labelstock untuk jenis kertas