BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian
Dalam melakukan proses penelitian, peneliti perlu menentukan jenis penelitian terlebih dahulu. Dalam penelitian ini jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah jenis asosiatif kasual. Asosiatif kasual digunakan untuk mengetahui sebuah pengaruh pada satu variable terhadap variable lain, dalam konteks ini pengaruh dapat dimaknai terdapat timbal balik (interaktif) dan pengaruh yang sifatnya sebab akibat (Kausal). Dengan demikian pengaruh terpaan pesan media terhadap proses imitasi remaja dalam Konten Eriko Lim telah sesuai dengan jenis penelitian asosiatif kausal. Menurut (Sugiyono, 2012:59) Dalam penelitian kausal hubungan yang terjadi adalah sebab akibat, sehingga, didalamnya terdapat variable independen dan variable dependen.
Dengan jenis penelitian asosiatif kausal maka peneliti menggunakan metode kuantitatif sebagai pendekatan penelitiannya. Metode kuantitatif dapat membaca dan digunakan dalam penekanan fenomena-fenomena objektif serta didalamnya terdapat populasi dan sampel. Teknik pengambilan sampelnya biasanya dilakukan secara purposive sampling kemudian secara instrument penelitiannya bersifat statistik tujuannya untuk menguji dan menjawab hipotesisnya. Dengan demikian, tentu dengan metode ini nantinya dapat menjawab seberapa besar pengaruh terpaan media terhadap imitasi remaja pada konten Eriko Lim di Youtube.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam menentukan lokasi penelitian, peneliti menentukan dengan melakukan pertimbangan sesuai (Moloeng, 2002) bahwa menentukan lokasi penelitian adalah dengan cara menjajaki lapangan untuk melihat kesesuaian dengan masalah yang akan diteliti, selain itu juga peneliti dapat mempertimbangkan keterbatasan geografisnya serta secara praktis juga bisa mempertimbangkan terkait waktu, biayanya. Penelitian berupa menyebarkan angket dilaksanakan di tempat
yang telah disetujui oleh informan dalam penelitian yakni siswa siswi kelas 1 SMK Negeri 3 Kota Batu untuk mendapatkan data hasil angket dengan informan. Waktu penelitian yaitu pada 12 Februari-12 Maret 2020.
3.3 Definisi Konseptual
Berdasarkan fokus utama penelitian, penelitian ini menitik beratkan pada terpaan pesan dari Channel YouTube, Eriko Lim terhadap imitasi remaja, sehingga definisi konseptual dalam penelitian ini adalah:
a. Terpaan Media
Intensitas sebuah keadaan yang mana audience atau khalayak terkena dan mengonsumsi media tertentu sehingga terpapar pesan-pesan yang disebarkan melalui sebuah media. Sebuah terpaan pesan dari media tersebut dapat memberi dampak yang mendalam kepada audience nya maka disebut sebagai terpaan media. b. Imitasi Remaja
Sedangkan imitasi remaja dapat dimaknai sebagai sebuah aktivitas meniru, mencontoh yang dilakukan oleh individu pada objek lain dalam lingkup kehidupan sosial, sehingga pada dasarnya imitasi juga dapat diartikan keinginan seseorang menjadi orang lain. Dalam proses imitasi terdapat beberapa syarat untuk dapat mengikuti antara lain: perhatian pada suatu yang akan ditiru (imitasi), menghargai objek yang akan ditiru. Dengan demikian imitasi remaja adalah proses meniru atau mencontoh yang dilakukan oleh individu satu pada perilaku individu lainnya yang dilakukan oleh remaja.
3.4 Definisi Operasional
Pemahaman definisi operasional variabel dapat dijelaskan sebagai pengertian tentang variabel yang ditentukan dalam penelitian baik variabel independen maupun dependen, agar lebih memudahkan memahami tentang kedua variabel tersebut, berikut definisi variabel dalam penelitian ini:
a. Variabel Independen (Terpaan Media): Dalam penelitian ini adalah terpaan media yakni Intensitas sebuah keadaan yang mana audience atau khalayak terkena dan mengonsumsi media tertentu sehingga terpapar pesan pesan
yang disebarkan melalui sebuah media. Sebuah terpaan pesan dari media tersebut dapat meberi dampak yang mendalam kepada audience nya maka disebut sebagai terpaan media.
b. Variabel Dependen (Imitasi Remaja) dalam penelitian ini adalah imitasi: Sedangkan imitasi remaja dapat dimaknai sebagai sebuah aktivitas meniru, mencontoh yang dilakukan oleh individu pada objek lain dalam lingkup kehidupan sosial, sehingga pada dasarnya imitasi juga dapat diartikan keinginan seseorang menjadi orang lain. Dalam proses imitasi terdapat beberapa syarat untuk dapat mengikuti, antara lain: perhatian pada suatu yang akan ditiru (imitasi), menghargai objek yang akan ditiru. Dengan demikian imitasi remaja adalah proses meniru atau mencontoh yang dilakukan oleh individu satu pada perilaku individu lainnya yang dilakukan oleh remaja.
Tabel 3.1
Pengertian Operasional Variabel penelitian Variabel Pengertian Variabel penelitian Indikator Skala (Variabel X) Terpaan Pesan Media Intensitas sebuah keadaan yang mana audience atau khalayak terkena dan mengonsumsi media tertentu sehingga terpapar pesan pesan yang disebarkan melalui sebuah Frekuensi dan Intensitas Likert (Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju)
media. Sebuah terpaan pesan dari media tersebut dapat memberi dampak yang mendalam kepada audience nya maka disebut sebagai terpaan media (Variabel Y) Imitasi Remaja Sedangkan imitasi remaja dapat dimaknai sebagai sebuah aktivitas meniru, mencontoh yang dilakukan oleh individu pada objek lain dalam lingkup kehidupan sosial, sehingga pada dasarnya imitasi juga dapat diartikan
keinginan
seseorang menjadi orang lain. Dalam proses imitasi terdapat beberapa syarat untuk dapat mengikuti antara
Memahami dan menirukan gaya bahasa, tingkah laku dan ekspresi
Likert (Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju)
lain: perhatian pada suatu yang akan ditiru (imitasi),
menghargai objek yang akan ditiru. Dengan demikian imitasi remaja adalah proses meniru atau mencontoh yang dilakukan oleh individu satu pada perilaku individu lainnya yang dilakukan oleh remaja.
3.5 Skala Pengukuran
Skala ukur dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan penilaian dari hasil angket yang telah diisi oleh responden tentang pengaruh terpaan pesan dalam media terhadap proses imitasi remaja, merujuk pada kasus konten Eriko Lim di YouTube. Data angket yang telah terkumpul berupa pernyataan dari dua variabel tersebut kemudian diubah dalam data kuantitatif dengan menggunakan skala, dalam penelitian ini menggunakan skala likert.
Skala Model Likert ini digunakan peneliti untuk memperlihatkan hasil angket pernyataan responden tentang dua variabel yang akan peneliti amati atau teliti, kedua variable tersebut adalah terpaan pesan (X) dan imitasi (Y). Menurut Arikunto (2010:190) dengan skala ini responden diminta untuk membubuhkan tanda cek (√) pada salah satu dari lima kemungkinan jawaban yang sudah tersedia,
misalnya “sangat setuju” bernilai 5, ”setuju” bernilai 4, ”netral” bernilai 3, ”tidak setuju” bernilai 2, dan “sangat tidak setuju” bernilai 1.
Setelah peneliti menyusun angket kemudian responden akan menandai setiap item pernyataan dari kedua variabel dalam penelitian ini, nilai yang kemudian diberikan sesuai dengan skala linkert diatas:
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Netral 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1
Pengukuran atas jawaban responden tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Jawaban sangat setuju menunjukkan responden sangat setuju dengan koten Eriko Lim di YouTube.
2. Jawaban setuju menunjukkan responden setuju dengan koten Eriko Lim di YouTube.
3. Jawaban netral menunjukkan responden berada pada sikap antara setuju dan tidak setuju pada konten Eriko Lim di YouTube
4. Jawaban tidak setuju menunjukkan responden tidak setuju dengan koten Eriko Lim di YouTube.
5. Jawaban sangat tidak setuju menunjukkan responden sangat tidak setuju dengan koten Eriko Lim di YouTube
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Menurut (Sugiyono, 2014) Wilayah yang didalamnya meliputi baik objek maupun subjek dalam penelitian baik secara kuantitas dan karakteristik yang telah ditentukan atau ditetapkan peneliti sebagai bahan yang akan dipelajari dan ditarik kesimpulan disebut dengan populasi. Populasi adalah semua atau keseluruhan obyek penelitian yang menjadi sasaran penelitian yaitu adalah siswa siswi SMK Negeri 3 Kota Batu. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi hanya Siswa dan
Siswi kelas 1 SMK Negeri 3 Kota Batu denggan jumlah keseluruhan siswa 136. Pemilihan populasi ini dilakukan peneliti dengan dasar agar nantinya peneliti bisa lebih mengondisikan pemahaman tentang konten dari Eriko Lim pada skala yang lebih kecil sebagai populasinya.
3.6.2 Sampel
Sedangkan terkait sampel, menurut (Sugiyono, 2014) sampel merupakan bagian yang diambil dari populasi baik secara jumlah dan karakteristik sebagai kebutuhan pengambilan data penelitian. Sampel nantinya diharapkan memberikan data penelitian serta gambaran umum tentang konten kekerasan Eriko Lim di Youtube, sehingga peneliti mengetahui berpengaruh pada proses imitasi atau tidak.
Penentuan sampel ini penting dilakukan agar dapat ditentukan gambaran representative dalam penelitian. Peneliti menggunakan dasar pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling, yakni pengambilan sampling dengan menggunakan kriteria tertentu dari jumlah populsi, berikut adalah kriteria menjadi sample penelitian ini :
1. Siswa Kelas 1 menjadi subscriber dari Eriko Lim
2. Menonton konten Eriko Lim setiap ada notifikasi konten terbaru 3. Siswa kelas 1 mengulang video Ericko Lim minimal 2 kali
Sesuai dengan pengamatan peneliti yang telah membatasi penelitian hanya pada kelas 1 SMK Negeri 3 Kota Batu, siswa siswi kelas 1 yang sesuai dengan kriteria diatas adalah sebanyak 50, maka dengan demikian sampel akan diambil semua. 3.7 Teknik Pengumpulan Data
Instrumen penelitian dibutuhkan peneliti untuk pengumpulan data sehingga penelitian ini dilengkapi data yang cukup untuk selanjutnya dilakukan pengolahan data, menurut (Suharsimi, 2010) instrument penelitian dapat digambarkan sebagai sebuah alat bantu untuk aktifitas pengumpulan data penelitian. Penelitian ini menggunakan dua alat bantu dalam pengumpulan data, yaitu antara lain:
Peneliti terlebih dahulu akan menyusun beberapa pernyataan dalam bentuk angket yang nantinya diisi oleh responden penelitian yang dimana adalah siswa siswi dari SMK Negeri 3 Kota Batu, tentang terpaan pesan media terhadap proses imitasi remaja pada konten Eriko Lim di YouTube. b. Dokumentasi
Data-data berupa catatan penting, baik itu berupa grafik, gambar maupun dalam bentuk arsip lain dimasukan dalam jenis data dokumentasi. Dokumentasi dalam penelitian ini nantinya bisa berupa foto kegiatan siswa siswi SMK Negeri 3 Batu saat berlangsungnya penelitian imitasi remaja. 3.8 Uji Instrumen Penelitian
Data angket yang telah dibuat oleh peneliti kemudian disebar sesuai dengan subjek atau informan yang disesuaikan nantinya digunakan sebagai dasar proses pengolahan dan kemudian di analisa datanya. Data angket tersebut kemudian dihitung dan diukur untuk mengetahui hasil dari hipotesa yang dibuat dengan istilah instrument penelitian. Menurut (Sugiyono, 2014:98) instrument penelitian memiliki peranan penting, karena dalam penelitian kuantitatif kualitas data ditentukan dari kualitas instrument penelitian yang dibuat.
3.8.1 Uji Validitas
Sebuah uji validitas biasanya selalu dihubungkan dengan sebuah permasalahan. Dalam penelitian ini, tentu melalui sebuah rumusan masalah pada bab 1. Sehingga fungsi dari uji validitas adalah untuk mengukur secara tepat apapun yang dapat diukur. Dalam penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh terpaan media terhadap proses imitasi remaja. Uji validitas dilakukan dengan metode analisis Pearson Product Moment (Nugriyantoro, 2010)
Hasil dari kolerasi setiap skor kemudian dilakukan perbandingan dengan nilai taraf signifikan 5% (0.05), validitas instrumen bisa dikatakan valid, jika mampu mengukur tinggi rendahnya data yang diperoleh serta tidak menyimpang dari gambaran variabelnya.
r hitung < r tabel = dinyatakan tidak valid. 3.8.2 Uji Reliabilitas
Menurut (Machmud, 2016:155) istilah yang dapat digunakan untuk memperlihatkan sebuah hasil pengukuran konsistensi dan relatifitas berulang kali adalah reliabilitas. Dalam pengujian reliabilitas ini, peneliti menggunakan Formula Alpha Cronbach
Dalam Formula Alpha Cronbach, sebuah instrument dinyatakan reliable jika angka koefisien reliabilitas ≥ 0, 6. Selanjutnya peneliti memilih program computer SPSS 23.0 untuk digunakan sebagai pengujian validitas dan relibilitas. Untuk indikator pengukuran reliabilitas menurut yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut:
Jika alpha atau r hitung:
1. 0,8-1,0 = Reliabilitas baik 2. 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima 3. kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik 3.8.3 Asumsi Normalitas
Untuk mengetahui populasi data memiliki distribusi normal atau tidak normal maka dibutuhkan lah uji normalitas data, jenis uji normalitas yang digunakan peneliti adalah uji normalitas one sample kolmogorov smirnov (K-S), nilai signifikannya adalah 0,05. Dengan demikian dapat dipahami jika nilai signifikani diatas 0,05 maka data dinyatakan normal (Sugiyono, 2014).
3.9 Teknik Analisis Data
Setalah semua data sudah terkumpul, langkah selanjutnya yakni dilakukan proses analisa data, analisis data dilakukan untuk melakukan interpretasi data yang sudah terkumpul. Selain itu sebagaimana rumusan masalah serta hipotesa yang telah dibuat, analisis data juga berguna untuk mengetahui adanya pengaruh dari variabel independen (terpaan media) terhadap variabel dependen (imitasi remaja) serta untuk mengetahui penjabaran dari hipotesis tersebut. Hubungan antara
variabel prediktor ( X ) dengan variabel kriterium ( Y ) dapat dilukiskan dalam sebuah garis, yang biasa disebut sebagai garis regresi.
3.9.1 Uji F simultan
Uji F dalam penelitian digunakan sebagai cara menentukan model penafsiran untuk mengetahui hipotesa penelitian sudah tepat atau tidak. Sehingga uji F berfungsi untuk menjabarkan seberapa besar pengaruh variabel independen yakni terpaan media terhadap variabel dependen yakni proses imitasi. Pengujian yang akan dilakukan dengan cara membandingkan antara Fhitung (Fh) dengan Ftabel (Ft) pada taraf signifikasi 5% = 0,05, dimana:
Fh ≥ Ft , maka H0 ditolak dan Ha diterima. Fh < Ft , maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Pengolahan data UJI F ini nantinya dihasilkan dari program SPSS Windows 23.0 sehingga peneliti dapat menjelaskan hasil dari Uji F tersebut
3.9.2 Analisis Regresi Sederhana
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis regresi sederhana, adapun rumusnya menurut Sugiyono (2014:73) sebagai berikut:
Y = a + bX Keterangan :
Y = Perilaku Imitasi Remaja a = Konstanta
b = Koefisien regresi X