BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada Cafe Sawah Pujon Kidul yang beralamatkan di Desa Wisata Pujon Kidul, Malang , Jawa Timur.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah survei. Menurut Umar (2003), metode survei adalah riset yang diadakan untuk memperoleh fakta-faktatentang gejala-gejala atas permasalahan yang timbul. Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta tentang fenomena yang terjadi di Cafe Sawah Pujon Kidul terkait Kompensasi, Lingkungan Kerja dan Kepuasan Kerja.
Metode penelitian survei adalah dimana peneliti mendapat data-datanya dari sumbernya langsung dari sumbernya dengan cara mengedarkan kuisioner, observasi langsung di perusahaan dan wawancara, Sugiono (2017). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Prosesnya berawal dari teori, selanjutnya diturunkan menjadi hipotesis penelitian yang disertai pengukuran dan operasional konsep.
C. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel
Menurut Sugiono (2017), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek /subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Populasi dari penelitian ini adalah karyawan Cafe Sawah Pujon Kidul yang berjumlah 86
karyawan. Penelitian ini menggunakan seluruh populasi karyawan yang berjumlah 86 sebagai responden dalam pengisian kuisioner. Menurut Umar (2010), jika seluruh responden akan dipilih dalam populasinya, kegiatanya disebut sensus, sehingga penyerahan kuisioner tidak perlu melalui kaidah teknik sampling.
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Arikunto (2002) variabel bebas (independent) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat (dependent). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah kompensasi (X1) dan lingkungan kerja (X2), sedangkan variabel terikatnya (dependent) yaitu kepuasan kerja (Y).
1. Kompensasi
a. Definisi Konsep : Imbalan atau balas jasa yang seimbang yang diberikan oleh organisasi kepada para tenaga kerja karena tenaga kerja tersebut telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi keberlangsungan organisasi demi mancapai tujuannya. Sastrohadiwiryo (2015)
b. Definisi Operasional : Imbalan atau balas jasa yang diberikan cafe sawah kepada karyawan yang berupa gaji, bonus, serta komisi.
2. Lingkungan Kerja
a. Definisi Konsep : Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja, yang dapat mempengaruhi seorang pekerja dalam menjalankan tugas-tugasnya yang telah di berikan oleh atasan. Pada dasarnya lingkungan kerja berkaitan dengan elemen-elemen yang ada
disekitar karyawan, yang berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaaan. Nitisemito (2000)
b. Definisi Operasional : Lingkungan kerja non fisik mencakup hubungan kerja antar karyawan. Hubungan kerja karyawan cafe sawah yang dapat diukur dengan adanya komunikasi, kepedulian, dan kerjasama antar karyawan serta adanya arahan yang jelas dari atasan.
3. Kepuasan Kerja.
a. Definisi Konsep :Perasaan seseorang terhadap pekerjaannya yang dihasilkan oleh usahanya sendiri dan yang didukung oleh hal-hal dari luar. Kepuasan kerja merupakan merupakan perasaan menyokong dan tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya. Mangkunegara (2001)
b. Definisi Operasional : Perasaan puas seorang karyawan terhadap pekerjaanya, gajinya, promosi akan jabatanya, pengawasan supervisinya dan komunikasi serha hubungan antar rekan kerjanya.
Tabel 3.1 Item Pertanyaan dan Indikator
Variabel Item Pertanyaan Indikator
Kompensasi
Gaji Banus Komisi
Kompensasi secara langsung yang meliputi gaji, tunjangan, komisi, bonus.
Lingkungan kerja Hubungan antar rekan kerja
Hubungan dengan atasan
Hubungan antar rekan kerja Hubungan atasan dengan bawahan
Kepuasan kerja Pekerjaan Gaji Promosi Atasan Rekan kerja
Kepuasan tentang Pekerjaan itu sendiri Kepuasan tentang Gaji
Kepuasan tentang Promosi Kepuasan tentang Supervisi Kepuasan tentang Rekan kerja
E. Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian adalah sumber data primer dan sumber data sekunder (Nazir,2013).
1. Sumber data primer
Sumber primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung oleh pengumpul data (Sugiyono, 2017). Sumber primer ini diperoleh melalui penyebaran kuisioner yang sudah disediakan oleh peneliti kepada sampel penelitian, yakni karyawan cafe sawah dan juga melalui sesi wawancara kepada para atasan dari karyawan yang diteliti. Sumber data primer meliputi data kepuasan kerja dan kuisioner penelitian.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung diperoleh oleh pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2017). Data sekunder merupakan data primer yang telah dioleh lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk dokumen-dokumen perusahaan, foto-foto, tabel-tabel, atau diagram-diagram yang merupakan data pendukung yang sifatnya memperkuat hasil analisis.
F. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2017), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data primer pada penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner adalah teknik pengumpulan data primer dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden. Pertanyaan yang diajukan juga merupakan pertanyaan yang berkaitan dengan variabel yang diteliti.
G. Teknik Pengukuran Data
Menurut Sugiyono (2013) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang terjadi. Skala ini memungkinkan responden untuk mengekspresikan intensitas perasaan mereka. Pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan tertutup. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah sampai paling tinggi. Pilihan jawaban bisa tiga, lima ,tujuh, sembilan, yang pasti angka ganjil. Semakin banyak pilihan jawaban, maka jawaban responden semakin terwakili.
Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut (Riduan, 2008:86). Berikut pengukuran skala likert dengan alternatif skor 1-5 untuk mengukur sikap, perasaan, dan tanggapan responden:
Tabel 3.2 Skor Skala Likert
Pilihan jawaban Skor
Sangat setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
H. Pengujian Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2001:168) validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kebenaran suatu instrumen. Instrumen yang tepat berarti alat yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu tepat, dimana instrumen itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang ingin diukur. Tinggi rendahnya validitas instrumen ditunjukkan dengan sejauh mana suatau alat pengukur itu mengukur suatu data supaya tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksudkan agar tercapai kevalidanya.
Menurut Sunyoto (2009:178), bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construc yang kuat atau valid. Menurut Arikunto (2001:170) rumus untuk menguji validitas angket adalah:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
√{𝑛∑𝑋2 − (𝑁∑𝑌)2}{+𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)2 Dimana:
rxy : Koefisien korelasi antara skor item dan skor total X : Skor item
Y : Skor total
N : Sampel (Responden)
Adapun kriteria pengujiuan validitas adalah jika koefisien korelasi rxy lebih besar dari rtabelproduct moment pada taraf α = 0.05 berarti item dinyatakan valid. Arikunto (2002) menyatakan itu valid atau tidaknya sesuatu item instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi
product moment pearson dengan level signifikasi 5% dengan nilai kritisnya adalah sebagai berikut:
Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka variabel penelitian tersebut tidak valid. 2. Uji reabilitas
Alat ukur apabila telah dinyatakan valid, selanjutnya reabilitas alat ukur tersebut diuji. Menurut Arikunto (2002) reabilitas adalah suatu instrumen dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Pada penelitian ini pengujian reabilitas dilakukan secara internal, dimana reabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertertu. Untuk mencari reabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha (α), karena instrumen dalam penelitian ini berbentuk kuisioner (angket) yang skornya merupakan rentangan antara 1-5 dan uji reabilitas menggunakan item total, dimana untuk mencari reabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0. Instrumen dikatakan realibel apabila nilai alpha lebih dari 0,6 atau mendekati 1 berarti item dinyatakan realibel. Pengujian reabilitas dengan teknik alpha dilakukan untuk jenis data interval atau essay, rumusnya adalah:
𝑟𝑛 = ( 𝑘 𝑘 − 1) (1 − ∑𝛼𝑏2 𝛼12 ) Keterangan : 𝑟𝑛 = Reliabilitas instrument
𝑘 = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal ∑𝑎𝑏2 = Jumlah varians butir
𝑎12 = Varians total
I. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda perlu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi:
1. Uji Normalitas
Menurut Umar (2010), uji normalitas bertujuan untuk mengatahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal, atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan berdasarkan Kolgomorov-Smirnov Test. Kriteria pengujian dengan menggunakan uji dua arah (two tailled test), yaitu dengan membandingkan probabilitas yang diperoleh dengan taraf signifikasi (α) 5% atau 0,05. Data dinyatakan terdistribusi normal apabila p-value > 0,05.
2. Uji Multikonieritas
Cara yang paling umum untuk mengetahui tidak adanya multikolinieritas adalah dengan melihat nilai toleransi (tolerance)dan nilai VIF (Variance Infaction Factors). Multikolinieritas tidak terjadi jika semua variabel yang akan dimasukkan kedalam persamaan regresi mempunyai nilai toleransi 0,1 dan nilai VIF mendekati angka 1. Sunyoto (2001:124)
menjelaskan bahwa tidak terjadi multikolinieritas apabila menggunakan nilai toleransi 10% atau 0,10 maka VIF 10 dan nilai toleransi > 0,10.
3. Uji Heteroskesdastisitas
Menurut Ghozali (2013), uji heteroskesdatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokesdastitas dan jika berbeda disebut heteroskedastitas. Model regresi yang baik yang homokedastitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastitas.
Dalam penelitian ini menggunakan uji glejser, yaitu dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Nilai residual (Ut) diperoleh dengan cara mngektifkan Unstandardized. Pada pilihan menu save dalam tampilan dialog Regresi Linier. Nilai Absolut residual (AbsUt) diperoleh dengan cara menjadikan Ut sebagai variabel baru melalui menu
transform dan compute pada SPSS.
Parameter yang digunakan dalam menentukan ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas, yaitu dengan membandingakan nilai signifikasi masing-masing variabel dengan taraf signifikansi yang digunakan yaitu 0,05. Apabila variabel memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 atau dinyatakan tidak signifikan secara statistik, maka data dikatakan homokedastisitas dan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
J. Teknik Analisi Data
1. Analisi Rentang Skala
Menurut Sugiyono (2011) analisis rentang skala digunakan oleh peneliti untuk mengolah data mentah berupa angka yang kemudian diartikan dalam pengertian kualitatif, untuk mengetahui Kompensasi dan Lingkungan Kerja serta Kepuasan Kerja pada karyawan Cafe Sawah Pujon Kidul, diperlukan rentang skala yang menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑅𝑠 =𝑛(𝑚 − 1) 𝑚
Keterangan :
Rs = rentang skala
n = jumlah sampel
m = jumlah alternative jawaban
Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan rentang skala dalam penelitian ini :
𝑅𝑠 = 86 (5 − 1)
5 = 68,8 = 69
Rentang skala yang diperoleh berdasarkan perhitungan di atas adalah 69. Batas bawah rentang skala diperoleh dari jumlah sampel dikalikan dengan nilai terkecil pada skala penilaian yang digunakan BB = 86 X 1 = 86. Sedangkan batas atas rentang skala diperoleh dari jumlah sampel dikalikan dengan nilai terbesar pada skala penilaian yang digunakan atau BA = 86 X 5
= 430. Dengan demikian penentuan skala penelitian tiap krteria adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Rentang Skala dan pengukuran variabel
Rentang Skala PengukuranVariabel
Kompensasi Lingkungan Kerja Kepuasan Kerja 86-154 Sangat Buruk Sangat Buruk Sangat Rendah
155-223 Buruk Buruk Rendah
224-292 Cukup Cukup Cukup
293-361 Baik Baik Tinggi
362-430 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Tinggi
Setelah mengatahui hasil rentang skala tersebut selanjutnya menghitung hasil total rentang pada setiap pernyataan. Total rentang skala pada setiap pernyataan akan dinyatakan tinggi dan rendah atau baik dan tidak baik apabila sesuai dengan tabel rentang skala diatas. Rentang skala ini digunakan untuk rumusan yang pertama. Jika variabel kompensasi, lingkungan kerja, dan kepuasan kerja mendapatkan hasil rentang skala yang tinggi maka kompensasi, lingkungan kerja, dan kepuasan kerja karyawan pada Cafe Sawah Pujon Kidul baik.
2. Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) yang jumlahnya lebih dari satu terhadap satu variabel terikat (dependen). Model analisis regresi linier berganda digunakan untuk menjelaskan hubungan dan seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat
(dependen). Dalam penelitian ini, variabel variabel bebas yang digunakan
adalah kompensasi dan lingkungan kerja. Sedangkan variabel terikat yang digunakan yaitu kepuasan kerja. Proses analisis regresi dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics 21. Data yang digunakan untuk diregresikan adalah hasil kuisioner yang telah disebar. Selanjutnya output SPSS akan digunakan untuk memformulasikan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut
𝑌 = a + β1 (X1) + β2 (X2) + e Keterangan : Y = Kepuasan Kerja a = Konstanta β = Koefisien regresi X1 = Kompensasi X2 = Lingkungann Kerja
Kemudian persamaan tersebut harus diinterprestasikan untuk dapat mengetahui pengaruh yang dimiliki oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.
K. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menguji tiga hipotesis sebagai berikut :
H1: Kompensasi dan lingkungan kerja berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja.
H2: Kompensasi dan lingkungan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan kerja
Kedua hipotesis ini memiliki hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho). Maka timbul peryataaan dari hipotesis 1 sebagai berikut :
Ha : Kompensasi dan lingkungan kerja berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja.
Ho : Kompensasi dan lingkungan kerja tidak berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja.
Dan juga pernyataan terkait hipotesis 2 yaitu :
Ha : Kompensasi dan lingkungan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan kerja.
Ho : Kompensasi dan lingkungan kerja tidak berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan kerja.
Berikut pengujian ke empat hipotesis tersebut :
1. Uji Parsial (Uji Statistik t)
Menurut Ghozali (2013), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam penelitian ini, uji t digunakan untuk menguji hipotesis 1, dan 2 yaitu pengaruh parsial kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan besarnya nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Berikut rumus yang digunakan: 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑏 𝑠𝑏 Keterangan : 𝑏 = koefisien regresi
𝑠𝑏 = standar deviasi dari variabel bebas
Dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 dan derajat kebebasan 𝑑𝑓 = (𝑛 − 𝑘) atau banyaknya sampel dikurangi jumalah variabel, yaitu 86 – 3 = 83. Maka diperoleh hasil 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,98896. Kriteria penolakan hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau −𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Artinya, variabel kompensasi dan lingkungan kerja secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kerja.
b. Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau −𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya variabel kompensasi dan lingkungan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap variabel kepuasan kerja.
Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis berdasarkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang diperoleh digambarkan dalam kurva t berikut ini.
Gambar 3.1 kurva T
2. Uji Simultan (Uji Statistik F)
Menurut Ghozali (2013), uji statistik F dinamakan juga uji signifikansi secara keseluruhan terhadap garis regresi yang diobservasi maupun estimasi, apakah Y berhubungan linier terhadap X1, dan X2. Uji F dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja secara simultan terhadap kepuasan kerja. Pengujian dilakukan dengan membandingkan besarnya nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Berikut rumus Uji F yang digunakan:
𝐹 = 𝑅2/(𝑘 − 1) (1 − 𝑅2)/(𝑛 − 𝑘) Sumber: (Ghozali, 2011) Keterangan : F = Rasio 𝑅2 = koefisiendeterminan 𝑘 = jumlah variabel bebas
𝑛 = banyaknya sampel
a. Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau −𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > −𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Artinya, variabel kompensasi dan lingkungan kerja secara simultan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kerja.
b. Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau −𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < −𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya, variabel kompensasi dan lingkungan kerja secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kerja.
Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis berdasarkan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang diperoleh digambarkan pada kurva F berikut ini :