• Tidak ada hasil yang ditemukan

SELFTALK DAN VISUAL IMAGE PADA SISWA YANG MENGALAMI KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS SMP NEGERI 5 PURBALINGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SELFTALK DAN VISUAL IMAGE PADA SISWA YANG MENGALAMI KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS SMP NEGERI 5 PURBALINGGA"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

SELF-TALK

DAN

VISUAL IMAGE

PADA SISWA

YANG MENGALAMI KECEMASAN BERBICARA DI

DEPAN KELAS SMP NEGERI 5 PURBALINGGA

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh Syifa Hanifati

1301412044

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Tidak ada rahasia dari sebuah kesuksesan, melainkan kerja keras dan berani

belajar dari setiap kegagalan

Persembahan

Seiring rasa syukur dan atas ridho-Nya, skripsi

ini saya persembahkan kepada:

Almamater Jurusan Bimbingan dan Konseling

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

(5)

v

PRAKATA

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Self-talk dan Visual Image Siswa yang Mengalami Kecemasan Berbicara di Depan Kelas SMP Negeri 5 Purbalingga”. Skripi ini bertujuan untuk

mengetahui bentuk self-talk dan visual image siswa yang mengalami kecemasan berbicara di depan kelas SMP Negeri 5 Purbalingga.

Fokus dalam penelitian ini adalah self-talk dan visual image siswa yang

mengalami kecemasan berbicara di depan kelas SMP Negeri 5 Purbalingga. Bentuk self-talk yang diteliti adalah self-talk positif dan self-talk negatif.

Sedangkan visual image yang diteliti berupa mental imagery, positive imagery, dan goal rehearsal imagery.

Berdasarkan penelitian ini, diperoleh hasil bahwa siswa yang mengalami

kecemasan berbicara di depan kelas memiliki self-talk positif dan negatif. Pengaruh terbesar yang menyebabkan siswa merasa takut dan cemas di depan

kelas adalah self-talk negatif. Walaupun siswa sudah melakukan self-talk positif, tetapi pengaruh self-talk negatif lebih besar pada diri siswa. Sedangkan visual image siswa dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu (mental imagery). Beberapa

(6)

vi

Skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menempuh studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian untuk penyelesaian skripsi ini.

3. Dra. Maria Theresia Sri Hartati, M.Pd., Kons Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini. 4. Dr. Catharina Tri Anni, M.Pd Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini

5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling yang telah

memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi peneliti.

6. Keluarga Besar SMP Negeri 5 Purbalingga yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian ini.

7. Orang tua, suami, dan adikku tercinta yang senantiasa memberikan doa dan dorongan semangat.

8. Sahabat-sahabatku yaitu Nurul, Arfi, May, Nurma, Yenni, Syafrina, Arin, Novia, Nirma, Widya, dan teman-teman lainnya yang selalu menjadi penyemangat dan tempat berdiskusi.

(7)

vii

Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, maka dari itu diharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, peneliti hanya dapat berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.

Semarang, 30 Januari 2017

(8)

viii

ABSTRAK

Hanifati, Syifa. 2017. Self-Talk dan Visual Image Siswa yang Mengalami Kecemasan Berbicara di Depan Kelas SMP Negeri 5 Purbalingga. Skripsi, Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri 1 Semarang. Pembimbing I Dra. Maria Theresia Sri Hartati, M.Pd., Kons dan Pembimbing II Dr. Catharina Tri Anni, M.Pd

Kata kunci:Self-talk,visual image, kecemasan berbicara di depan kelas.

Kecemasan berbicara di depan kelas adalah suatu perasaan takut seseorang ketika menghadapi suatu situasi yang tidak dapat diatasinya dan mengancam baik secara nyata ataupun imajinasi. Berdasarkan fenomena yang ditemukan peneliti, banyak siswa SMP yang mengalami kecemasan berbicara di depan kelas. Mereka sering merasa ketakutan dan cemas ketika berada di depan kelas. Hal ini disebabkan adanya faktor luar dan faktor dalam individu. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah self-talk dan visual image. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang objektif, mendalam dan menyeluruh tentangself-talk

dan visual imagesiswa yang mengalami kecemasan berbicara di depan kelas SMP Negeri 5 Purbalingga.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 5 Purbalingga. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah lima siswa SMP Negegi 5 Purbalingga yang mengalami kecemasan berbicara di depan kelas. Sedangkan sumber sekunder adalah guru BK, guru mata pelajaran, teman dekat, dan orang tua. Teknik pengambilan sampel menggunakan porposive sampling. Teknik pengumpilan data berupa observasi dan wawancara. Pengujian keabsahan data memggunakan ketekunan pengamatan yang disertai dengan triangulasi sumber. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan model analisis interaktif oleh Miles dan Huberman.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap subjek memiliki self-talk

positif, self-talk negatif, dan visual image. Visual image yang dimiliki siswa adalah mental imagery, positive imagery dan goal rehearsal imagery. Dari penemuan tersebut, self-talk negatif dan mental imagery memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan self-talk positif, positive imagery, rehearsal imagery. Simpulan dari penelitian ini adalah siswa selalu melakukan self-talk negatif dan

mental imagery yang menjadi penyebab adanya kecemasan. Oleh karena itu,

siswa mencoba menguranginya dengan self-talk positif, positive imagery, dan

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PRAKATA ... v

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PEDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Fokus Penelitian... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 8

1.4.2 Manfaat Praktis ... 8

1.6 Sistematika Skripsi ... 9

1.6.1 Bagian Awal Skripsi ... 9

1.6.2 Bagian Isi Skripsi ... 9

1.6.3 Bagian Akhir Skripsi ... 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Penelitian Terdahulu ... 11

2.2 Kecemasan Berbicara di Depan Kelas... 13

2.2.1 Kecemasan ... 13

2.2.2 Ciri-Ciri Kecemasan ... 15

2.2.3 Faktor Penyebab Kecemasan ... 18

2.2.4 Jenis- Jenis Kecemasan... 19

2.3 Self-talkdan Visual image... 23

2.3.1 Self-talk... 23

2.3.1.1 Pengertian Self-talk ... 23

(10)

x

2.3.2 Visual image... 25

2.3.2.1 Pengertian Visual image... 25

2.3.2.2 Tujuan Visual image ... 26

2.3.2.3 Tipe Visual image ... 28

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Strategi Coping(Self-Talkdan Visual image) ... 29

2.4 Kerangka Pemecahan Masalah ... 32

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Lokasi Penelitian ... 37

3.3 Desain Data ... 38

3.4 Subjek dan Objek Penelitian ... 39

3.4.1 Subjek Penelitian ... 39

3.4.2 Objek Penelitian... 40

3.5 Instrumen Penelitian ... 40

3.6 Definisi Operasional Variabel ... 41

3.7 Data dan Sumber Data Penelitian ... 43

3.8 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 44

3.8.1 Teknik Pengumpulan Data... 44

3.8.2.1 Observasi ... 45

3.8.1.2 Wawancara ... 46

3.8.2 Alat Pengumpulan Data ... 48

3.8.2.1 Pedoman Wawancara ... 48

3.8.2.2 Pedoman Observasi... 49

3.9 Rencana Pengujian Keabsahan Data ... 49

3.9.1 Uji Credibiliti... 50

3.9.1.1 Triangulasi Data... 50

3.9.1.2 Ketekunan Pengamatan ... 51

3.9.1 Uji Transfreabiliti ... 51

3.9.1 Uji Dependabiliti... 52

3.9.1 Uji Conformabiliti... 52

3.10 Teknik Analisis Data ... 53

3.10.1 Pengumpulan Data (Data Collection) ... 54

3.10.2 Reduksi Data (Data Reduction) ... 56

3.10.3 Penyajian Data (Data Display) ... 61

3.10.4 Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification) ... 61

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 62

4.1 Hasil Penelitian ... 62

4.1.1 Hasil Temuan... 63

4.1.1.1 Subjek 1 (H) ... 63

4.1.1.2 Subjek 2 (M)... 70

(11)

xi

4.1.1.4 Subjek 4 (Rf)... 84

4.1.1.5 Subjek 5 (S) ... 90

4.1.2 Self-talk dan Visual image Kelima Siswa SMP Negeri 5 Purbalingga ... 96

4.2 Pembahasan ... 99

4.2.1 Keunikan Self-TalkSiswa yang Mengalami Kecemasan Berbicara di Depan Kelas... 99

4.2.2 Keunikan Visual image Siswa yang Mengalami Kecemasan Berbicara di Depan Kelas ... 107

4.2.3 Self-Talk dan Visual image Siswa yang Mengalami Kecemasan Berbicara di Depan Kelas ... 112

4.3 Keterbatasan Penelitian ... 115

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ... 117

5.1 Simpulan ... 117

5.2 Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 120

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Identitas Subjek Penelitian ... 39

Tabel 3.2 Rangkuman Penelitian ... 44

Tabel 3.3 Poin Pengumpulan Data ... 55

Tabel 3.4 Kategori Data dan Kode Data ... 58

Tabel 3.5 Kategori Data dan Kode Data (setiap indikator) ... 58

Tabel 3.6 Reduksi Data Self-Talk dan Visual Image Siswa H yang mengalami Kecemasan Berbicara di Depan Kelas ... 59

Tabel 3.7 Reduksi Data Self-Talk dan Visual Image Siswa M yang mengalami Kecemasan Berbicara di Depan Kelas ... 59

Tabel 3.8 Reduksi Data Self-Talk dan Visual Image Siswa Rc yang mengalami Kecemasan Berbicara di Depan Kelas ... 60

Tabel 3.9 Reduksi Data Self-Talk dan Visual Image Siswa Rf yang mengalami Kecemasan Berbicara di Depan Kelas ... 60

Tabel 3.10 Reduksi Data Self-Talk dan Visual Image Siswa S yang mengalami Kecemasan Berbicara di Depan Kelas ... 60

Tabel 4.1 Self-TalkNegatif Klien H ... 63

Tabel 4.2 Self-Talk Positif Klien H ... 66

Tabel 4.3 Visual Image Klien H ... 69

Tabel 4.4 Self-Talk Negatif Klien M... 71

Tabel 4.5 Self-Talk Positif Klien M ... 73

Tabel 4.6 Visual Image Klien M... 76

Tabel 4.7 Self-Talk Negatif Klien Rc ... 78

Tabel 4.8 Self-Talk Positif Klien Rc... 80

Tabel 4.9 Visual ImageKlien Rc ... 82

Tabel 4.10 Self-Talk Negatif Klien Rf... 84

Tabel 4.11 Self-Talk Positif Klien Rf... 86

Tabel 4.12 Visual ImageKlien Rf... 89

Tabel 4.13 Self-Talk Negatif Klien S ... 90

Tabel 4.14 Self-Talk Positif Klien S ... 92

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kisi-Kisi Wawancara ... 123

Lampiran 2 Kisi-Kisi Observasi ... 126

Lampiran 3 Pedoman Wawancara ... 130

Lampiran 4 Pedoman Observasi ... 144

Lampiran 5 Angket Orang Tua ... 146

Lampiran 6 Catatan Lapangan Observasi ... 150

Lampiran 7 Data Hasil CoddingWawancaraSelf TalkPositif ... 160

Lampiran 8 Data Hasil CoddingWawancara Self TalkNegatif... 192

Lampiran 9 Data Hasil CoddingWawancara Visual Image... 225

Lampiran 10 Lembar Penilaian Validator Ahli ... 242

Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian ... 243

(15)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Sekolah adalah salah satu institusi negara yang membantu para siswa

mengembangkan kognitif, afektif dan psikomotorik. Banyak siswa diberikan wawasan luas serta keterampilan lain. Beberapa siswa berhasil mencapai target

sekolah tetapi ada pula beberapa siswa yang mengalami kegagalan. Baik itu keberhasilan ataupun kegagalan tidak jarang disebabkan adanya beberapa peilaku adaptif maupun maladaptif kepada diri siswa. Salah satu perilaku siswa yang sering

dilakukan siswa adalah self talk dan visual image saat mengalami kecemasan berbicara di depan kelas.

Chaplin dalam Wahyuni (2014 : 53) mengatakan bahwa kecemasan

merupakan perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai rasa-rasa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut. Oleh karenanya,

dapat dipahami bahwa kecemasan adalah suatu keadaan yang dialami individu berupa ketegangan atau kegelisahan pada sebuah situasi yang dianggapnya tidak aman dan hal-hal yang akan terjadi pada situasi tersebut.

Ciri-ciri seseorang yang mengalami kecemasan dapat terlihat dari segi fisiologis dan psikologis sebagaimana dijelaskan oleh Buklew dalam Siska (2003 :

68). Beberapa bentuk gejala kecemasan tersebut dapat dilihat atau ditandai dengan

pertama, tingkat psikologis, seperti tegang, bingung, khawatir, sulit berkonsentrasi.

(16)

2

fungsi sistem syaraf seperti sukar tidur, jantung berdebar, keringat berlebihan, sering gemetar, dan perut mual.

Siswa yang mengalami kecemasan dalam hal ini kecemasan berbicara di depan kelas biasanya melakukan beberapa strategi untuk membantu mereka

mengatasi situasi tersebut. Terdapat beberapa jenis atau bentuk strategi yang dilakukan siswa untuk mengatasi kecemasan mereka. Seperti Flokman dan Lazarus dalam Sarafino (2006 : 269) yang membedakan bentuk dan fungsi coping dalam

dua klarifikasi yaitu : problem focused coping dan emosion focus coping yang selanjutnya emosion focus coping dibagi menjadi pendekatan behavior atau kognitif.

Dalam hal ini self-talk dan visual image merupakan salah satu bentuk dari strategi coping kognitif yang biasa dilakukan siswa di sekolah. Menurut Erford

(2015 : 223) bahwa Self-talkadalah suatu bentuk penyangkalan yang dilakukan oleh seseorang terhadap keyakinan yang tidak masuk akal sehingga mengembangkan pemikiran yang lebih positif ataupun sebaliknya. Jadi self-talk tidak selalu

membawa individu kepada hal atau pemikiran yang positif tetapi juga dapat membuat individu berpikir negatif terhadap sesuatu.

Hal tersebut juga terjadi pada visual image. Dalam hal ini visual image

adalah kemampuan seseorang atau individu membayangkan hal-hal yang terjadi ketika dirinya pada sebuah situasi. Visual image dapat membantu individu

(17)

3

seseorang memiliki pandangan sosial baik dari luar ataupun dirinya sendiri yang akan selalu disimpan dalam persepsi menjadi beban pikiran atau emosi.

Berdasarkan hasil wawancara secara langsung dan rekomendasi dari guru bimbingan dan konseling dari beberapa siswa di SMP Negeri 5 Purbalingga,

peneliti memperoleh 5 (lima) siswa yang memiliki kecemasan berlebih dalam berbicara di depan kelas :

Kasus pertama, dialami oleh siswa yang berinisial M. Hasil wawancara

yang dilakukan kepada guru bimbingan dan konseling diperoleh bahwa M selalu merasa gelisah ketika di depan kelas. Hal ini terlihat ketika M berada di depan kelas, M gagap berbicara dan suara yang keluarkan sangat kecil. Sehingga mengakibatkan

banyak siswa dan guru tidak dapat mendengar apa yang dikatakan oleh M.

Selain itu hasil wawancara dengan M, ia selalu merasa takut ditertawakan

oleh teman-temannya apabila ia melakukan suatu kesalahan ketika di depan kelas. M selalu membayangkan dirinya pasti ditertawakan temannya dan menjadi bahan olokan. Perasaan dan bayangan tersebut selalu datang setiap kali M berada di depan

kelas. M sudah mencoba menguatkan dirinya dengan berbicara positif tentang situasi tersebut. M mencoba mengatakan kepada dirinya bahwa ketika dia berada di

depan kelas, teman-temannya tidak akan menertawakannya. Tetapi usaha tersebut belum mendapatkan hasil yang maksimal. Perasaan tersebut memberikan dampak pada keadaan fisiologis seperti kedua tangan menjadi dingin, tubuh mengeluarkan

keringat berlebihan, dan kaki gemetar hebat.

(18)

4

berbicara di depan kelas. Ia akan melanjutkan pendapatnya apabila guru tidak merespon atau menyanggah pendapatnya tersebut. Tetapi apabila guru

menyanggahnya, Rf terlihat terpuruk dan menjadi ketakutan untuk melanjutkan pendapatnya tersebut. Hal tersebut berdampak pada cara penyampaian Rf yang

gugup dan tidak fokus.

Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan pengakuan Rf bahwa ia selalu merasa cemas dan tertekan ketika berbicara di depan kelas. Usaha yang selalu

dilakukan Rf adalah Rf mencoba berbicara kepada dirinya bahwa apa yang dikerjakannya pasti benar, karena ia sudah belajar sebelum ia maju ke depan. Tetapi usaha Rf belum membuahkan hasil yang maksimal terhadap keadaan dirinya. Rf

masih merasakan cemas dan takut ketika berada di depan kelas. Hal tersebut berdampak pada keadaan fisiologisnya yaitu tingkah lakunya yang kaku, jantung

berdebar sangat kencang dan tangan yang berkeringat, jari-jarinya menjadi dingin.

Kasus ketiga, dialami oleh siswa yang berinisial Rc. Menurut penuturan guru BK, Rc adalah anak yang sangat pemalu dan selalu cemas ketika berada di

depan kelas. Hal ini terlihat ketika di depan kelas, Rc terlihat gelisah dan tidak tenang. Dari penuturan Rc dia selalu menganggap dirinya tidak cukup pintar dan

tangkas dalam berbicara di depan kelas. Hal tersebut mengakibatkan tubuhnya menjadi berkeringat dingin. Kedua tangannya yang tidak dapat diam, selalu meremas-remas kedua tangannya. Terkadang R mencoba diam sambil mengatakan

(19)

5

Pada kasus keempat, dialami oleh siswa yang berinisial S. Diketahui bahwa S selalu menolak ketika diminta untuk maju ke depan kelas. Ia selalu meminta guru

menunjuk siswa lain untuk menggantikannya. Menurut penuturan S, ia merasa tidak siap dan tidak dapat melakukannya. S selalu merasa takut melakukan suatu

kesalahan apabila berbicara di depan kelas. Ia takut akan dimarahi oleh guru. Selain itu, ia selalu merasa dirinya tidak dapat melakukan apa yang diperintahkan gurunya. Walaupun sebelumnya S sudah mempersiapkan dirinya dengan baik dan

menguatkan dirinya melalui kata-kata motivasi. Kata-kata motivasi yang dilakukan S adalah S mengatakan kepada dirinya bahwa semua akan baik-baik saja. Semua prasangka tidak akan terjadi, karena ia sudah belajar terlebih dahulu. Hal tersebut

terlihat dari reaksi tubuhnya yang selalu tidak tenang, kedua matanya yang tidak dapat fokus dan tangannya yang selalu meremas. Reaksi ini selalu ia rasakan ketika

ia berbicara di depan kelas.

Sedangkan pada kasus kelima, kecemasan berbicara di depan kelas dialami oleh siswa berinisial H. Menurut penuturan guru Bimbingan dan Konseling, H

selalu merasa gelisah ketika di depan kelas. Hal ini terlihat dari ekspresi wajah R yang selalu tidak tenang, kedua tangannya yang selalu meremas, selalu menunduk,

dan suara yang dikeluarkan pun kecil.

Selain itu, ketika berada di depan kelas H selalu berkeringat baik di tangan ataupun di tubuh, jantung berdetak dengan kencang, dan merasa ketakutan. H selalu

(20)

6

Terkadang H mengatakan pada dirinya bahwa dirinya mampu. Walaupun tidak selalu berhasil setidaknya hal tersebut terkadang membuat dirinya merasa lebih

tenang.

Dari pemaparan fenomena di atas terlihat jelas bahwa bentuk self-talkdan

visual image yang dimiliki oleh siswa sangatlah beragam. Hal ini terlihat dari

pernyataan siswa yang positif maupun negatif tentang diri mereka. Siswa selalu berpikir dan berkata kepada diri mereka sendiri bahwa mereka bisa atau bahkan

tidak mampu melakukan hal yang sesuai dengan harapan orang lain. Selain itu,

visual imageyang dimiliki siswa pun cenderung variatif berupa pemikiran tentang kejadian-kejadian ataupun keyakinan mereka yang mereka takutkan atau sesuatu

yang membantu membuat mereka merasa lebih tenang.

Arah pengembangan atau pembentukan pemikiran atau visual imagedalam

hal ini memang tidak selamanya berakhir pada sebuah penyelesaian masalah. Hal ini terlihat pula pada data awal masalah yang ditunjukkan oleh masing-masing siswa. Efektifitas dan seberapa besar pengaruhnya pada masing-masing individu

sangat beragam dan semua itu ditentukan dari tingkat stressor yang ada termasuk resiko yang mengikuti (Traczyk, dkk. 2015)

Berdasarkan uraian fenomena dan keterkaitan teori yang ada antara kecemasan dengan self-talkdan visual image. Peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang self-talk dan visual image pada siswa yang mengalami kecemasan

(21)

7

serta menjadi rujukan atau pertimbangan bagi guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pelayanan.

1.2

Fokus Penelitian

Pada penelitian ini difokuskan pada bagaimana gambaran self-talk dan

visual image siswa yang mengalami kecemasan berbicara di depan kelas SMP

Negeri 5 Purbalingga.

1.3

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diketengahkan berupa hasil paparan di atas dan fokus penelitian ini maka peneliti dapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana self-talk siswa H, M, Rc, Rf dan S yang mengalami kecemasan berbicara di depan kelas di SMP Negeri 5 Purbalingga?

2. Bagaimana visual image siswa H, M, Rc, Rf dan S yang mengalami

kecemasan berbiara di depan kelas di SMP Negeri 5 Purbalingga?

3. Bagaimana self-talk dan visual image siswa H, M, Rc, Rf dan S yang mengalami kecemasan berbicara di depan kelas di SMP N 5 Purbalingga?

1.4

Tujuan

(22)

8

1. Untuk mengetahui self-talkyang dimiliki oleh siswa H, M, Rc, Rf dan S yang mengalami kecemasan berbicara di depan kelas di SMP Negeri 5 Purbalingga.

2. Untuk mengetahui visual imageyang dimiliki oleh siswa H, M, Rc, Rf dan S yang mengalami kecemasan berbicara di depan kelas di SMP Negeri 5 Purbalingga.

3. Untuk mengetahui self-talkdan visual imageyang dimiliki oleh siswa H, M, Rc, Rf dan S yang mengalami kecemasan berbicara di depan kelas di SMP N 5 Purbalingga.

1.5

Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan baru bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan dapat mengembangkan ilmu bimbingan dan konseling khususnya dalam hal self-talk dan visual image dari siswa yang mengalami kecemasan berbicara di depan kelas. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi suatu dasar bagi penelitian lain yang berkaitan dengan self-talk ataupun mengenai visual image.

1.5.2 Manfaat Praktis

Selain itu, ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini seperti:

(23)

9

2. Bagi pihak sekolah, diharapkan dapat membantu kinerja guru BK dalam memecahkan masalah siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menyelenggarakan kegiatan sekolah atau memberikan kesempatan siswa untuk tampil di depan kelas untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa di depan kelas.

1.6 Sistematika

Skripsi

Untuk mempermudah dalam menelaah skripsi ini, maka dalam penyusunannya dibuat sistematika sebagai berikut :

1.6.1 Bagian Awal Skripsi

Bagian ini berisikan halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan, halaman motto dan persembahan, abstrak, prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampilan.

1.6.2 Bagian Isi

Bab 1 pendahuluan, pada bab ini dijabarkan tentang gambaran umum penelitian yang meliputi latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi

Bab 2 tinjauan pustaka, pada bab ini berisi tentang kajian mengenai landasan teori yang mendasari penelitian dan di dalamnya terdiri dari penelitian terdahulu, konsep kecemasan, konsep self-talk, konsep visual image, faktor yang mempengaruhi self-talkdan visual image, serta kerangka pemecahan masalah.

(24)

10

variabel, data dan sumber data penelitian, teknik dan alat pengumpulan data penelitian, rencana pengujian keabsahan data, dan teknik analisis data.

Bab 4 hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan tentang self-talk danvisual image siswa yang mengalami kecemasan berbicara di depan kelas SMP Negeri 5 Purbalingga, serta keterbatasan dalam penelitian.

Bab 5 penutup, pada bab ini berisi tentang interpretasi atau simpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan oleh peneliti.

1.6.3 Bagian Akhir

(25)

ϭϭ

self-talkvisual image

self-talkvisual image self-talkvisualimage

pertama !" #$%&&'

*

(26)

ϭϮ

* visual imagemental image

"

kedua#$%&&'

selftalk +

selftalk

/

selftalkselftalk

self-talk

ketiga**#$%%;'mental

images

+ +<

flash

back

= >

socialphobia

*

@stereotip

>

(27)

ϭϯ

!

*

! +#$%%QXZQ'

= + #$%%QX ZQ' # '

+ #$%&$X &[Z' <

"

*\]+ #$%%QX ZQ'

(28)

ϭϰ

^

! <" + #$%%QX ZQ'

<

+ "

> " " " = "

+ " < _

glossophobia #< " `

q$%&ZX{;|'Glossaphobia /

q #$%&ZX {;|'

(29)

ϭϱ

/

"

>

+ >

/

"

"#

" +

"

!`"#$%%}X&{Z' [ "\ X & ~

= #&'  #$'  #['

(30)

ϭϲ

#}'#{' #;'

#|'#Q'#&%' #&&'#&$'  #&['  #&Z'  #&}'

#&{'#&;' #&|' #&Q'

$ @"

= #&' #$' #['

[ >

=

#&'#$' #['

#Z' #}'  #{'  #;'  #|'

#Q'  #&%' #&&'  #&$'  #&['

(31)

ϭϳ

=+

#$%%QX }}' X

& q

$ q

q

[ q

q

=@

<"+#$%%QX}{' "X

& +

$

(32)

ϭϴ

Z

} €

< "

" X

& ~

$

[

$ %&'(

>"

" "!`"#$%%}X&|%'

"

& ~

(33)

ϭϵ

" self-efficacy

$ ~ neurotransmitter

! <" + #$%%QX }&'

^ #

' < X

&

$ Self efficacy

[ !

Z !

}

{ >

) #

/ ">

" "\]~#&Q|Z'

(34)

ϮϬ

" <

" " <

cognitive appraisal.

+ "

>X

& +"

$ >

+ X

2.2.4.1. Appraisal primer

< "  ^‚@

‚! ! "

(35)

Ϯϭ

stress appraisal

[

harm, threat challengeHarm

"Threat

+ Challenge

coping

challenge threat challenge

eagerness, excitement,exhilarationƒ"

<stress appraisal

High demands

Life transitian

Timing

@

2.2.4.2. Appraisal sekunder

(36)

ϮϮ

" "

+  /

 \  

 

*+

+#$%%QX}['trait anxiety

state anxiety Trait anxiety

"

+state anxiety

„

$ "

(37)

Ϯϯ

$

Self-Talk

Visual Image

$ Self-Talk

+ "

+ self-talk<

self-talk self-talk

self-talk"self-talk

2.3.1.1 Pengertian Self-Talk

Self-talk inner monologue

#'inner dialogue#'inner speech# '

self-verbalizing #" 'self-instructing # ' +

!…#$%&}X$$['self-talk

/ selftalk " selftalk "

* „ #$%%{X $;|' selftalk

"

\#$%&%X}&%'selftalk

(38)

Ϯϰ

"

@

selftalk

2.3.1.2 Jenis Self-Talk

self-talk self-talk positive dan self talk negative#…$%&}X$$['Self-talk negative

"

"@self-talk

+Self-talk positive

" "

+/#$%&$X[&[$'self-talk

negative self-talk copingselftalkNegative self-talk

"^

+coping

self-talk "

""

<

self-talk

self-talk positive coping self-talk

(39)

Ϯϱ

+ selftalk

* ƒ" #$%&$X[}&' self-talk

/

self-talk

self-talk positive self-talk negative

! † #$%%Q X $Z{' self-talk

Self-talk

+self-talk

$ Visual Image

+self-talkcoping visual image

<

visual imagevisual image

visual image.

2.3.2.1 Pengertian Visual Image

+

+

(40)

Ϯϲ

@ visual

image ! / #$%&$X &Z}' visualimage €

visual

!

+visual

" "

„!#$%%{X&%{'visual

image

" \

visual image

2.3.2.2 Tujuan Visual Image

+

„ *

visual image< visual

image

‡visual image#&'!

(41)

Ϯϳ

ˆ  #Z'

!  #}' !  #{' !  #;' ! ‡

#…$%&}X&Z}'

visual image

+ * # $%&$X {%&' ‰Visual imagery includes internal dan external imagery. In internal mental imagery, the individual visualizes themselves as doing the task while, in the external

mental imagery, the individual visualizes themselves from a third person

perspective”.

< visual image

<" "

+ " " /"

< "X

& !"

$ ! "

(42)

Ϯϴ

Z !

} ! "

{ ! "

; !

| !"

2.3.2.3 Tipe Visual Image

Visual image

" ! …#$%&}X &Z{' visual imagery

\X

1. Mental imagery

Mental imagery visual imagery

mental imagery

"

presenting symptoms

$ Positiveimagery

Positive imagery"

(43)

Ϯϵ

[ Goalrehearsalimagery^coping imagery

+ "

$$ %&' (* +!* -* "'!* /Self-Talk Visual

Image8

+ " ~ \] + #$%%{X $;&'

self-talk

#&'#$'  #['  #Z'  #}'

#{' X

& >~

> " <"

+ self-talk visualimage

$ >

>

#locus of control internal'

(44)

ϯϬ

"

#haelplessness'

~=#problem focused coping'

"

[ >

> "

"

self-talk

"

Z >

>

> "

+

(45)

ϯϭ

"

} <

+

{ !

>

"

(46)
(47)

ϯϯ

>

" +

>

>

+!

}+!`}@ @> *

(48)

ϯϰ

< <

< self-talk

visualimage

$#' +! ` } } + *

self-talkvisualimage

<selftalkvisualimage

< * +

\

selftalk

(49)

117

BAB 5

PENUTUP

5.1

Simpulan

Berdasarkan hasil penemuan tentang self-talkdan visual imagekelima siswa yang mengalami kecemasan berbicara di depan kelas SMP Negeri 5 Purbalingga, maka dapat disimpulkan bahwa :

1) Self-talk yang dilakukan oleh kelima siswa yang mengalami kecemasan berbicara di depan kelas SMP Negeri 5 Purbalingga adalah self talkpositif dan self talk negatif. Self-talk positif yang dilakukan oleh siswa berupa

berkata positif, percaya pada kemampuan, dan menenangkan diri dengan menarik nafas, berdoa, dan meminta motivasi dari teman dan guru.

Sedangkan self talknegatif kelima siswa adalah ketakutan siswa dimarahi dan tidak ditertawakan di depan kelas, tidak percaya diri dan perasaan tidak nyaman ketika di depan kelas. Selain itu perasaan malas, berperilaku

menghindar dan menolak perintah untuk maju ke depan kelas. Walaupun kedua jenis self-talk dilakukan, tetapi self-talk negatif tetap mendominasi

diri siswa. Hal ini mengakibatkan siswa masih merasa cemas ketika di depan kelas.

2) Visual imageyang dimiliki kelima siswa adalah visual imagebersifat positif

(50)

118

imagepositif yang dilakukan adalah membayangkan diri dapat tampil baik di depan kelas, merancang hal yang akan dilakukan, membayangkan diri

sedang dalam situasi yang menenangkan dan membayangkan tokoh yang membuat diri lebih percaya diri di depan kelas.

3) Self-talk dan visual image selalu dilakukan kelima siswa SMP Negeri 5 Purbalingga, baik yang positif maupun negatif. Kedua hal tersebut secara tidak sadar dilakukan dan memiliki pengaruh yang berbeda. Self talk dan

visual image positif bertujuan untuk mengurangi kecemasan siswa, sedangkan yang bersifat negatif lebih mendukung kecemasan yang dialami siswa. Walaupun siswa melakukan self-talk dan visual image positif,

dampak yang diberikan tidak bertahan lama. Awalnya kecemasan dapat ditekan, tetapi lama kelamaan kecemasan muncul kembali dan

menyebabkan reaksi fisik yang berlebihan seperti berkeringat, tangan dingin hingga gemetaran. Hal ini disebabkan perasaan tidak yakin siswa terhadap kemampuannya dan ketakutan siswa yang membuat siswa enggan tampil

maksimal di depan kelas.

5.2

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat mengajukan

beberapa saran sebagai berikut :

1) Bagi Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 5 Purbalingga

(51)

119

mengatasi masalah siswa khususnya kecemasan berbicara di depan kelas.

Self-talkpositif siswa sebagai salah satu modal guru BK dalam pemecahan

masalah mereka.Self-talkpositif siswa dapat dipertajam dengan melakukan konseling individual menggunakan suatu cara teknik konseling yang

tepat.Salah satu teknik konseling yang dapat dilakukan oleh guru BK adalah teknikself-talkdan visual image. Wawasan teknik ini dapat diperoleh guru BK melalui pelatihan MGBK untuk mengasah kemampuan dan menambah

wawasan dengan mengundang narasumber yang ahli dalam bidang teknik konseling.

2) Bagi Pihak Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pihak sekolah seperti kepala sekolah dan guru mata pelajaran bahwa setiap siswa memiliki bakat.

Walaupun mereka mengalami kecemasan tetapi memiliki kemampuan positif untuk mengatasi masalahnya. Pihak sekolah dapat membantu guru BK dalam mengatasi masalah siswa. Pada guru mapel dapat memberikan

kesempatan siswa untuk maju ke depan kelas. Salah satu cara yang dapat dilakukan memerintahkan siswa untuk mengerjakan soal atau membacakan

teks di depan kelas. Sedangkan bagi kepala sekolah dan warga sekolah lainnya dapat memfasilitasi dan mendukung secara penuh tindakan guru BK. Hal ini kepala sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan yang

(52)

120

DAFTAR PUSTAKA

Afsanepurak, S A & Abbas B. 2012. The Effect of Self-Talk and Mental Imagery on Motor Performance in Adolescents. International Reseach Journal of Applied and Basic Sciences.3 (3): 601-607

Alwisol. 2012.Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press

Cahyono, E dkk. 2014. Panduan Penulisan Skripsi, Tugas Akhir, dan Artikel Ilmiah. Semarang : UNNES

Corey, G. 2003. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : Refika Aditama

________. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy8thEdition. USA : Thomson Higher Education

Demita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Erford, B T. 2015. 40Teknik yang Harus Diketahui Setiap Konselor Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Feist, J & Gregory J. F. 2011. Teori Kepribadian : Theories of Personality Buku 1.

Jakarta : Salemba Humanika

Gardner, H. 2011. Frames of Mind : The Theory of Multiple Intelligences. USA : Basic Books

Herdiansyah, H. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Hirsch. C. R & Holms E. A. 2007. Mental Imagery In Axiety Disorders. Psychiatry.

(6) : 161-165

Jones, R N. 2012. Pengantar Keterampilan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ivey, Allen E. dkk. 2010. Intentional Interviewing & Counseling: Facilitating

Client Development in a Multicultural Society. USA: Brooks.Cole

(53)

121

Leong. Frederick T. L. 2010.Encyclopedia of Counseling. USA : SAGE Publication Inc

Moleong, L J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mousavi, S H & Meshkini A. 2011. The Effect of Mental Imagery upon the Reduction of Athletes’ Anxienty during Sport Performance. International Journal of Academc Research in Business and Social Sciences. 1 (3): 342-345

Nevid, J. S dkk. 2005.Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga

Rahmawati, F E & Wiryo N. 2014. Penerapan Terapi NLP (Neuro Linguistic Programing) untuk Menurunkan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum pada Siswa Kelas XI SMA N 2 Pare.Jurnal BK. 4 (3): 675-681

Safaria, T& Nofrans E. 2009. Manajemen Emosi: Sebuah Panduan Cerdas bagaimana Mengelola Emosi Positif dalam Hidup Anda. Jakarta: Bumi Aksara

Sarafino, E. P. 2006. Health Psychology: Biopsychosocial Interaction 5th Edition.

USA: John Wiley & Sons

Siska dkk. 2003. Kepercayaan Diri dan Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Mahasiswa.Jurnal Psikologi. (2): 67-71

Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,

dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suharsaputra, U. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: Refika Aditama

Sutoyo, A. 2012. Pemahaman Individu(Observasi, checklist, interviu, kuesioner,

dan sosiometri). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tod, David, James Hardy & Emily Oliver. 2011. Effect of Self Talk : A Systematic Review. Journal of Sport and Exercise Psychology. (3) : 666-687

Traczyk, J, Sobkow A & Zaleskiewiscz T. 2015. Affect-Laden Imagery and Risk Taking : The Mediating Role of Stress and Risk Perception. Plos ONE. 10 (3) : 1-22

(54)

122

Wolfe, David A & Mash, Eric J. 2006. Behavioral and Emotional Disorders in Adolescents: Nature, Assessment, and Treatment. New York: Guilford Press

Gambar

Gambar 2.1 Sistematika Kerangka Pemecahan Masalah ...............................Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif (Miles dan Huberman) ......................

Referensi

Dokumen terkait

Pembentukan APB tidak dapat dihindari adalah sebuah batas awal bagi pengembangan akuntansi teori dan peran penelitian. Jennings, dalam pidatonya mengemukakan bahwa

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan karakteristik konsumen yang membeli buah anggur di kota Medan, untuk menganalisis pengaruh faktor harga, produk, promosi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh komitmen religius positif yang signifikan terhadap penyesuaian diri mahasiswa di IAIN Antasari (R = 0,699 (  =

Judul : Pengaruh Corporate Governance dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek

Secara kumulatif volume impor yang melalui Pelabuhan Gorontalo Januari-Juli 2015 adalah sebesar 7.809,4 ton dengan kontribusi impor terbesar adalah kelompok bahan

Sebelum melaukan migrasi perlu disiapkan terlebih dahulu master data awal perusahaan sebagai saldo awal pembukuan yang akan diinput pada program Accurate.. Berikut master data

Pada saat proses login, sistem akan mengecek apakah login dan password ada dalam basis data, jika tidak ada maka login akan ditolak, jika ada maka sistem akan membuat

Namun browser-browser yang ada saat ini hanya mempunyai satu jendela sehingga hanya bisa membuka satu halaman website pada setiap aplikasinya, maka menjadi kurang efisien dan