• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Teori Maslow terhadap Motivasi Menjadi Guru Sekolah Minggu di Gereja Kristen Jawa Tangerang T1 712012009 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Teori Maslow terhadap Motivasi Menjadi Guru Sekolah Minggu di Gereja Kristen Jawa Tangerang T1 712012009 BAB I"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Dalam melihat tingkah laku manusia, Maslow berasumsi dasar bahwa tingkah laku manusia dapat ditelaah melalui kecenderungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehingga bermakna. Untuk itu Maslow menempatkan motivasi dasar manusia sebagai sentral teorinya.1 Manusia dimotivasikan oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah, dan berasal dari sumber genetis atau naluriah. Ini merupakan konsep fundamental unik dari pendirian teoretis Maslow.2 Teori motivasi menurut Abraham H. Maslow, manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang cenderung bersifat bawaan.3 Menurut teori ini seseorang mengalami tingkat kebutuhan: 1. Kebutuhan fisik, seperti lapar dan haus; 2. Kebutuhan akan rasa aman; 3. Kebutuhan sosial, berhubungan dengan persahabatan dan kekerabatan; 4. Kebutuhan akan penghargaan (baik dari diri sendiri, harga diri maupun dari orang lain); 5. Kebutuhan untuk mewujudkan diri (mengembangkan dan mengungkapkan potensi).4

Menurut Siagian, motivasi adalah suatu proses psikologis yang ada dalam diri setiap orang, suatu daya dorong (inner drivers) yang akan menghasilkan perilaku untuk melakukan suatu tindakan atau kegiatan.5 Kemudian menurut Paulus Lie bahwa motivasi adalah hal-hal yang mendorong seseorang bersedia melayani Tuhan untuk mencapai visi yang Tuhan berikan kepada kita. Motivasi menjadi “motor” untuk mencapai tujuan. Untuk itu setiap orang haruslah memiliki sebuah motivasi, hal demikian juga harus dimiliki pada guru sekolah minggu. Seorang guru sekolah minggu perlu memiliki sebuah motivasi, supaya dapat menunjukkan pelayanannya yang tidak sekedar berdampak pada jangka pendek tetapi bersifat jangka panjang yang berakar kuat pada iman.6 Dengan demikian, motivasi guru

1

Abraham H. Maslow, Motivation and Personality, First Edition (America: Longman, 1970), 30.

2

Frank G. Goble, Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow (Yogyakarta: Kanisius, 1987), 70.

3

E. Koeswara, Motivasi: Teori dan Penelitiannya (Bandung: ANGKASA, 1989), 224-230.

4

Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian: Teori Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia (Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1984), hal. v.

5

Sondang P. Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), 140.

6

(2)

2

sekolah minggu menjadi faktor yang menentukan dalam pelayanan sekolah minggu.

Menurut Kristiantoro, secara teologis, motivasi guru sekolah minggu untuk melayani terdiri dari tiga faktor, yaitu ketaatan, kasih, dan keteladanan. Dari ketiga faktor ini guru sekolah minggu harus siap sedia menjadi teladan bagi anak-anak dalam berpakaian, bersikap dan berperilaku. Selain itu guru sekolah minggu siap sedia untuk taat pada perintah Tuhan yang memerintahkannya agar melayani Tuhan dan sesama dengan memiliki kasih yang sama, kasih yang besar terhadap anak-anak yang dilayani.7

Berdasarkan teori di atas fakta pada guru sekolah minggu di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Tangerang menunjukkan beberapa fenomena masalah. Masalah yang terjadi adalah mengenai kehadiran guru dalam kelas. Hasil pengamatan peneliti mendapatkan bahwa banyak guru tidak lagi datang mengajar tepat waktu. Sering terjadi murid sekolah minggu harus menunggu kehadiran guru mereka, bukan sebaliknya. Hal ini tentu akan berpengaruh pada proses belajar dan mengajar.

Masalah lain yang sering terjadi adalah kurangnya kehadiran guru-guru sekolah minggu dalam kelas persiapan guru sekolah minggu8 yang berbeda jauh dari jumlah guru yang sudah terjadwal untuk mengajar.9 Salah satu data yang diberikan oleh pengurus sekolah minggu di GKJ Tangerang memperlihatkan bahwa pada Agustus 2016 jumlah guru yang mengajar adalah sebanyak 40 orang. Dari hasil pra-penelitian yang dilakukan oleh penulis bahwa kelas persiapan pada tanggal 7 Agustus 2016 hanya12 orang.

Masalah lain yang juga didapati adalah terdapat guru tidak menguasai lagu dengan baik, ataupun tidak mengikuti jadwal mengajar yang sudah dibuat karena ada halangan atau mereka lupa kapan untuk mengajar sehingga mereka sering mendadak memberitahu kalau tidak bisa mengajar. Kemudian guru sekolah minggu terkadang kurang semangat atau tanpa adanya gairah dalam mengajar. Guru sekolah minggu merasakan rutinitas sekolah minggu menjadi begitu

7

Sony Kristiantoro, “Motivasi dan Kerjasama Dalam Pelayanan Sekolah Minggu” (makalah presentasi dalam seminar dan lokakarya guru sekolah minggu dan remaja: menjadi berkat bagi sesama, Salatiga, 1 Juni 2013), 14.

8

Kelas persiapan guru sekolah minggu di Gereja Kristen Jawa Tangerang diselenggarakan oleh pengurus sekolah minggu setiap sebulan sekali pada minggu pertama pukul 11.00 WIB.

9

(3)

3

membosankan baginya dan berbeban berat dalam pelayanan sehingga muncul rasa suka mengeluh.10

Fenomena masalah tersebut berakibat pada rendahnya motivasi guru sekolah minggu dalam memberikan pengajaran di sekolah minggu. Oleh karena itu, sejatinya setiap manusia selalu mempunyai kebutuhan yang diupayakan untuk dipenuhi. Motivasi adalah faktor utama yang mendorong seseorang untuk melakukan segala macam aktivitasnya dalam suatu lingkungan pelayanannya, oleh karena itu motivasi sering dianggap pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa seseorang setiap ingin melakukan aktivitasnya pasti memiliki faktor pendorong tertentu. Oleh karena itu faktor pendorong dari seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu pada umumnya adalah kebutuhan serta keinginan orang itu sendiri.11

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Kajian Teori Maslow Terhadap Motivasi Menjadi Guru Sekolah Minggu di Gereja Kristen Jawa Tangerang”.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka masalah pokok dalam penelitian ini yaitu Bagaimana teori Maslow mengkaji motivasi guru sekolah minggu di GKJ Tangerang?

1.3.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji motivasi guru sekolah minggu dari perspektif teori Maslow di GKJ Tangerang.

1.4.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan karya ilmiah ini sebagaimana yang diharapkan oleh penulis yaitu, pertama bagi penulis merupakan tambahan pengetahuan dari dunia praktisi yang sangat berharga untuk dihubungkan pengetahuan teoritis yang

10

Hasil wawancara dengan Jessica Irene, seorang guru sekolah minggu di GKJ Tangerang, pada tanggal 1 November 2016 pukul 20.00 WIB.

11

(4)

4

diperoleh di bangku perkuliahan secara khusus dalam bidang Pendidikan Agama Kristen. Kedua, bagi Fakultas Teologi yaitu untuk menambah referensi bacaan mengenai sumber daya manusia yang dapat berguna bagi ilmu pengetahuan tentang motivasi guru sekolah minggu dalam memberikan pengajaran di sekolah minggu. Ketiga, bagi Gereja Kristen Jawa (GKJ) Tangerang yaitu dapat dipergunakan dalam mengembangkan motivasi guru sekolah minggu, khususnya bagi pertumbuhan iman Kristennya dalam melayani sekolah minggu. Selain itu dapat juga sebagai bahan masukan bagi jemaat bahwa pentingnya motivasi terhadap pelayanan sekolah minggu.

1.5.Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan teori Maslow terhadap motivasi menjadi guru sekolah minggu di GKJ Tangerang. Dengan pendekatan kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang saat ini berlaku pada umumnya terdapat upaya untuk mendeskripsikan, mancatat, analisis, dan menginterpretasikan isi yang sekarang terjadi atau ada.12 Penelitian dilakukan di komisi sekolah minggu Gereja Kristen Jawa (GKJ) Tangerang. Alasan penulis mengambil lokasi GKJ Tangerang, supaya pelayanan sekolah minggu di GKJ Tangerang meningkat sehingga penelitian ini bisa bermanfaat bagi pelayanan sekolah minggu di GKJ Tangerang. Subyek dalam penelitian ini adalah guru sekolah minggu yang mengajar di GKJ Tangerang.

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah wawancara yang mendalam. Wawancara adalah komunikasi antara dua orang, yang melibatkan seseorang untuk memperoleh informasi dan seseorang yang memberikan informasi.13 Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Snowball Sampling yaitu penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua

orang, apabila dua orang ini belum dirasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi

12

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), 26.

13

(5)

5

data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Snowball Sampling ini meliputi sampel Purposive dan Snowball.14 Informan kunci dalam penelitian adalah pendeta. Sedangkan sampel snowball dengan mewawancarai guru-guru sekolah minggu tentang motivasi mereka sebagai guru sekolah minggu dan anak-anak sekolah minggu berumur 10-11 tahun untuk membandingkan kebenaran data dari GSM (Guru Sekolah Minggu) sampaikan. Selain itu juga dilakukan studi kepustakaan melalui berbagai literatur dan buku-buku yang berhubungan dengan topik yang diteliti.

1.6.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bagian, yaitu bagian pertama, tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bagian kedua yaitu pertama tentang teori motivasi Abraham Maslow yang meliputi hierarki kebutuhan Maslow, kedua tentang motivasi yang meliputi pengertian motivasi, kebutuhan-kebutuhan motivasi, dan kekuatan motivasi, ketiga tentang guru sekolah minggu yang meliputi tugas dan tanggungjawab guru sekolah mingggu. Bagian ketiga, tentang temuan hasil penelitian meliputi deskripsi motivasi guru sekolah minggu GKJ Tangerang. Bagian keempat, tentang pembahasan analisa yang meliputi kajian teori Abraham Maslow terhadap motivasi guru sekolah minggu GKJ Tangerang. Bagian kelima, tentang penutup yang meliputi kesimpulan berupa temuan-temuan yang diperoleh dari hasil penelitian dan bahasan serta saran-saran berupa masukan-masukan atau kontribusi dan refleksi terhadap motivasi menjadi guru sekolah minggu.

14

Referensi

Dokumen terkait

Tim Pusat Pendampingan Keluarga “ Brayat M inulyo” KEUSKUPAN AGUNG SEM ARANG, Kursus Persiapan Hidup Berkeluarga , (Yogyakart a: Penerbit Kanisius, 2007), 14.. 3)

penerapan kurikulum sekolah minggu di GMIM adalah keberadaan tenaga pendidik yang masih. belum

Dari empat kebutuhan tersebut, yang sangat memengaruhi aktualisasi diri. kedua partisipan adalah kebutuhan akan rasa saling memiliki dan saling

Minggu iu saya berangkat pagi-pagi diantar teman guru yang kebetulan tetangga, dan saya minta diantar ke Sekolah, karena masih pagi saya turun di jalan yang agak jauh dari

Masalah yang terdapat pada penelitian ini adalah kurangnya fasilitas yang dimiliki sekolah untuk proses pembelajaran sehingga pembelajaran yang dilaksanakan di

Permasalahan yang sering terjadi yaitu, guru wali kelas masih sering melakukan kekeliruan dalam penghitungan hasil ujian, juga muridnya dapat melakukan kecurangan selama

Pencatatan barang secara manual merupakan latar belakang dari kurangnya efisien berjalannya suatu aktivitas peminjaman dan pengembalian suatu barang, dan juga sering

Dampak yang terjadi akibat konsumsi minuman beralkohol.. yaitu sering membuat keributan sehingga