• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendugaan Parameter Genetik Kambing Boerka (F2) Berdasarkan Bobot Lahir, Bobot Sapih dan Bobot Umur 6 Bulan di Loka Penelitian Kambing Potong Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendugaan Parameter Genetik Kambing Boerka (F2) Berdasarkan Bobot Lahir, Bobot Sapih dan Bobot Umur 6 Bulan di Loka Penelitian Kambing Potong Sumatera Utara"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK KAMBING BOERKA

(F2) BERDASARKAN BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH DAN

BOBOT UMUR 6 BULAN DI LOKA PENELITIAN KAMBING

POTONG SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH :

RINALDI 100306003

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK KAMBING BOERKA

(F2) BERDASARKAN BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH DAN

BOBOT UMUR 6 BULAN DI LOKA PENELITIAN KAMBING

POTONG SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH :

RINALDI 100306003

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjanadi Program Studi Peternakan Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Penelitian : Pendugaan Parameter Genetik Kambing Boerka (F2) Berdasarkan Bobot Lahir, Bobot Sapih dan Bobot Umur 6 Bulan di Loka Penelitian Kambing Potong Sumatera Utara

Nama : Rinaldi

NIM : 100306003

Program Studi : Peternakan

Disetujui oleh, Komisi pembimbing

Hamdan,S.Pt.,M.Si Usman Budi,S.Pt.,M.Si

Ketua Anggota

Dr.Ir. Simon Elieser, M.Si Pembimbing lapangan

Mengetahui,

Dr.Ir.Ma`ruf Tafsin,M.Si Ketua Program Studi

(4)

ABSTRAK

RINALDI, 2015: “Pendugaan Parameter Genetik Kambing Boerka (F2) Berdasarkan Bobot Lahir, Bobot Sapih dan Bobot Umur 6 Bulan di Loka Penelitian Kambing Potong Sumatera Utara. Dibimbing oleh Hamdan, S.Pt, M.Si, Usman Budi, S.Pt, M.Si dan Dr.Ir. Simon Elieser, M.Si.

Kambing Boerka (F2) memiliki potensi sebagai penghasil daging, informasi genetik sangat penting guna menentukan strategi pemuliaan di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai individual heterosis, heritabilitas, korelasi genetik dan nilai pemuliaan kambing Boerka (F2). Penelitian ini dilakukan di Kandang Percobaan Loka Penelitian Kambing Potong Sumatera Utara dari bulan Agustus-November 2014. Rancangan yang digunakan

adalah pola tersarang (Nested Design) data tidak seimbang. Parameter yang

dianalisis yaitu nilai individual heterosis, heritabilitas, korelasi genetik dan nilai pemuliaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan bobot lahir, bobot sapih dan bobot 6 bulan masing-masing adalah 13,7%; 14,5% dan 4%. nilai heritabilitas masing-masing sifat yaitu 68%, 56% dan 53% yang tergolong tinggi. Korelasi genetik tertinggi yaitu pada bobot sapih-bobot 6 bulan dengan nilai sebesar 0,29% namun masih tergolong rendah. Nilai pemuliaan tertinggi berturut-turut pada anak jantan adalah 73015, 94059 dab 84024, 94020 dan 94043 sedangkan pada anak betina adalah 94058, 73008, 94012, 73016 dan 94043.

(5)

ABSTRACT

RINALDI, 2015: "Estimation of Genetic Parameters Goat Boerka (F2) Based on Birth Weight, Weaning Weight and Weight of Age 6 Months Goat Research Station in North Sumatra. Guided by Hamdan, S.Pt, M.Si, Usman Budi, S.Pt, M.Si and Dr.Ir. Simon Eliezer, M.Si.

Goat Boerka (F2) has potential as a producer of meat, genetic information is essential in order to determine future breeding strategies. This study aims to determine the value of individual heterosis, heritability, genetic correlation and goat breeding value Boerka (F2). This research was conducted in the Cage Experiment Research Station Goat North Sumatra of the month from August to November 2014. This research is a nested pattern (Nested Design) un-balanced. Parameters analyzed individual value of heterosis, heritability, genetic correlation and breeding value.

The results showed that an increase in birth weight, weaning weight and weight of 6 months each is 13.7%; 14.5% and 4%. heritability of each trait is 68%, 56% and 53% which is high. Highest genetic correlation on weaning weight-weight 6 months with a value of 0.29%, but which is low. The highest breeding values in a row on a male goat is 73 015, 94 059 dab 84024, 94 020 and 94043, while the female child is 94058, 73008, 94012, 73016 and 94043.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Langga Payung, Labuhan Batu Selatan pada tanggal

14 Oktober 1992 dari ayah Parlindungan Manurung dan Ibu Suwati. Penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Tahun 2010 penulis dari SMA Nusantara Lubuk Pakam dan pada tahun

yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur panduan minat dan

prestasi (PMP). Penulis memilih Program Studi Peternakan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai Asisten

Praktikum di Laboratorium Anatomi dan Fisiologi Ternak, Dasar Reproduksi

Ternak, Ilmu Reproduksi dan Inseminasi Buatan serta Rancangan Percobaan.

Penulis juga aktif dalam organisasi internal dan eksternal universitas, diantaranya

pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Umum Bidang Perguruan Tinggi

Kemahasiswaan dan Pemuda Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ketua Umum

Ikatan Mahasiswa Peternakan (2012-2013), Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan

Umum Fakultas Pertanian (2012-2013), Bendahara Umum Kelompok Aspirasi

Mahasiswa MADANI USU (2014-2015) dan Majelis Pekerja Wilayah Ikatan

Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia (ISMAPETI) ditahun 2013-2015.

Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT. Putra

Indo Mandiri Sejahtera di Desa Jaranguda Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang

Maha Esa atas hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pendugaan Parameter Genetik Kambing Boerka (F2) Berdasarkan

Bobot Lahir, Bobot Sapih dan Bobot Umur 6 Bulan di Loka Penelitian Kambing

Potong Sumatera Utara” pada waktu yang tepat.

Terima kasih buat kedua orang tua penulis yang senantiasa memberi

dukungan yang tulus dan tidak ternilai harganya sehingga penulis masih

mengecam pendidikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

Hamdan, S.Pt.,M.Si dan Usman Budi , S.Pt.,M.Si selaku ketua dan anggota

pembimbing penelitian dan Dr.Ir Simon Elieser, M.Si selaku pembimbing

lapangan, yang telah mengarahkan penulis untuk keberlangsungan pembuatan

Skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan.

Ucapan terima kasih untuk teman-teman mahasiswa yang tidak dapat

disebutkan satu persatu dan juga kepada keluarga besar Himpunan Mahasiswa

Islam (HMI) terkhusus Fakultas Pertanian USU yang telah banyak memberikan

pengalaman sangat luar biasa. Semoga perjuangan untuk masyarakat adil

makmur yang diridhoi Allah SWT tercapai. Amin.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam pembuatan skripsi

ini.Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk masyarakat luas dan menjadi

(8)

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Kegunaan Penelitian ... 2

TINJAUAN PUSTAKA Asal dan klasifikasi ternak kambing ... 3

Populasi kambing di Indonesia ... 4

Cross breeding ... 5

Karakteristik kambing Boerka ... 7

Laju perumbuhan kambing Boerka ... 8

Sifat Kuantitatif ... 9

Bobot lahir ... 10

Bobot sapih ... 10

Bobot pascasapih ... 11

Efek heterosis ... 11

Parameter genetik ... 12

Heritabilitas ... 12

Korelasi genetik ... 13

(9)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan waktu penelitian ... 16

Bahan dan alat penelitian ... 16

Bahan ... 16

Alat ... 16

Metode penelitian ... 17

Parameter penelitian ... 17

Analisis Data ... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN Bobot badan standarisasi ... 21

Bobot lahir ... 22

Bobot sapih ... 23

Bobot 6 bulan ... 24

Efek heterosis ... 25

Estimasi nilai heritabilitas ... 26

Korelasi genetik ... 27

Estimasi nilai pemuliaan ... 28

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 31

Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(10)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Populasi ternak ruminansia di Indonesia... 5

2. Populasi ternak kambing di Sumatera Utara ... 5

3. Bobot lahir kambing Boerka berdasarkan jenis kelamin dan tipe kelahiran. ... 7

4. Bobot sapih kambing Boerka berdasarkan jenis kelamin. ... 8

5. Faktor koreksi jenis kelamin ... 17

6. Faktor koreksi tipe kelahiran ... 18

7. Faktor koreksi jumlah induk melahirkan (puriy) ... 18

8. Perbandingan bobot badan nyata dan terkoreksi ... 21

9. Rataan bobot lahir Boerka berdasarkan jenis kelamin dan tipe kelahiran ... 22

10. Rataan bobot sapih Boerka berdasarkan jenis kelamin dan tipe kelahiran ... 23

11. Rataan bobot 6 bulan Boerka berdasarkan jenis kelamin ... 24

12. Rataan efek heterosis masing-masing sifat bobot kambing Boerka ... 25

13. Nilai heritabilitas dan simpangan baku kambing Boerka (F2)... 26

14. Estimasi korelasi genetik sifat kuantitatif ... 27

15. Ranking anak jantan berdasarkan nilai indeks semua sifat bobot ... 30

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

1. Skematis cara perkawinan untuk menghasilkan berbagai komposisi darah

kambing persilangan ... 6

2. Kurva sigmoid pertumbuhan kambing Boerka ... 9

3. Perbandingan nilai rataan sifat bobot kambing Boerka (F2) ... 23

4. Nilai pemuliaan anak jantan Boerka (F2) berdasarkan bobot badan ... 28

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1. Recording kambing Boerka (F2) ... 36

2. Data koreksi dan non-koreksi sifat (kambing Boerka) ... 37

3. Nilai individual heterosis terhadap sifat bobot badan ... 38

4. Analisis ragam berat lahir kambing Boerka (F2) ... 38

5. Analisis ragam bobot sapih kambing Boerka ... 39

6. Analisis ragam bobot 6 bulan kambing Boerka ... 39

7. Korelasi genetik antara BL-BS ... 40

8. Korelasi genetik antara BL-B6 Bulan ... 40

9. Korelasi genetik antara BS-B6 Bulan ... 40

10. Nilai pemuliaan anak jantan kambing Boerka ... 41

11. Nilai pemuliaan anak betina kambing Boerka F2 ... ... 41

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu keuntungan dari persilangan adalah hybrid vigor atau heterosis, yaitu jika seekor induk dikawinkan dengan pejantan dari bangsa berbeda maka turunan yang diperoleh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui litter size , bobot lahir dan bobot sapih dalam 2 (dua) kelahiran, menduga parameter genetik terhadap litter size ,

kelompok tetua (kambing Boer jantan serta PE dan Boerawa betina): nama kelompok ternak, nama peternak, bangsa kambing, bobot lahir, tipe kelahiran, bobot sapih, umur sapih, dan

Nilai heritabilitas bobot lahir, bobot 3 bulan dan bobot 6 bulan pada anak kambing kacang masih tergolong rendah, sedangkan untuk nilai korelasi genetik antara sifat bobot

Penelitian ini bertujuan mengetahui litter size, bobot lahir dan bobot sapih dalam 2 kelahiran, menduga parameter genetik terhadap litter size, bobot lahir dan

Penelitian ini bertujuan mengetahui litter size , bobot lahir dan bobot sapih dalam 2 kelahiran, menduga parameter genetik terhadap litter size , bobot lahir dan

Penelitian ini bertujuan mengetahui litter size , bobot lahir dan bobot sapih dalam 2 kelahiran, menduga parameter genetik terhadap litter size , bobot lahir dan

Laju pertumbuhan kambing Boerka-1 (hasil persilangan antara kambing Kacang betina dengan pejantan Boer) dari lahir sampai sapih lebih tinggi dibandingkan dengan kambing