• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Jumlah Ruas dan Sudut Tanam Terhadap pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubijalar (Ipomoea batatas L.) Lamb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Jumlah Ruas dan Sudut Tanam Terhadap pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubijalar (Ipomoea batatas L.) Lamb"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Menurut Steenis et al., (2003) kedudukan tanaman ubijalar dalam tata

nama (sistematika) sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Sub-diivisio : Angiospermae, Kelas : Dicotyledoneae, Ordo : Convolvulales ,

Famili : Convolvulaceae, Genus : Ipomoea, Spesies : Ipomoea batatas (L.) Lamb

Sistem perakaran ubijalar terdiri dari akar serabut yang menyerap

nutrisidan air,akar penyimpanan yaitu akar lateral, dimanatempat penyimpan

produk fotosintesis. Sistem akar tanaman diperoleh dari perbanyakan vegetatif

dimulai dengan akar adventif yang berkembang menjadi akar berserat utama, yang

bercabang keakar lateral. Tanaman dewasa memiliki akar pensil tebal yang

memiliki beberapa lignifikasi. Akar lain yang tidak memiliki lignifikasi,

berdaging dan menebal disebut akar penyimpanan. Tanaman tumbuh dari benih

yang benar membentuk akar khas dengan poros tengah dengan cabang lateral.

Kemudian, fungsi poros tengah sebagai akar penyimpanan (Jeremy, 2009).

Batang ubijalar berbentuk silinder dan panjang, seperti halnya pada ruas

tergantung pada pertumbuhan kultivar dan ketersediaan air dalam tanah. Kultivar

tegak memiliki panjang sekitar1m, sedangkan yang menyebar dapat mencapai

panjang lebih dari 5m. beberapa kultivar memiliki batang dengan karakteristik

melilit. Panjang ruas dapat bervariasi dari pendek sampai sangat panjang, dan

diameter batang bisa tipis atau sangat tebal

Daun sederhana dan spiral diatur secara bergantian pada batang dalam

pola phyllotaxis 2/5 (ada 5 daun spiral diatur dalam 2 lingkaran di sekitar batang

(2)

Bentuk garis besar daun ubijalar dapat bulat, reniform (berbentuk ginjal),

berbentuk hati , segitiga, hastate (trilobular dan tombak berbentuk dengan dua

basal), berbentuk lengkung dan hampir terbagi (Jeremy, 2009).

Mahkota bunga menyatu membentuk terompet, berdiameter 3 – 4 cm,

berwarna merah jambu pucat dengan leher terompet kemerahan, ungu pucat atau

ungu, menyerupai warna bunga ‘mekar pagi’ (morning glory). Bunga mekar pada

pagi hari, dan menutup serta layu dalam beberapa jam. Penyerbukan dilakukan

oleh serangga. Biji berbentuk dalam kapsul, sebanyak 1 – 4 biji. Biji matang

berwarna hitam, bentuknya memipih, dan keras, dan biasanya memerlukan

pengausan (skarifikasi) untuk membantu perkecambahan

(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Buah berbentuk kapsul, kurang lebih bulat dengan ujung terminal, dan

dapat berbulu atau gundul. Kapsul berubah warna menjadi coklat saat matang.

Setiap kapsul mengandung satu sampai empat biji yang agak pipih di satu sisi dan

cembung di sisi lain. Bentuk biji bisa tidak teratur, sedikit sudut atau bulat, warna

berkisar dari cokelat sampai hitam, dan ukuran sekitar 3mm. Embrio dan

endosperm dilindungi oleh testa tebal, sangat keras dan kedap air. Perkecambahan

biji sulit dan membutuhkan skarifikasi dengan abrasi mekanis atau penggunaan

(3)

Gambar 1. Stek ubijalar

Sumber : Koleksi pribadi

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman ubijalar membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab.

Daerah yang paling ideal untuk budidaya ubijalar adalah daerah yang bersuhu

21-27oC.Daerah yang mendapat sinar matahari 11-12 jam/hari merupakan daerah

yang disukai. Pertumbuhan dan produksi yang optimal untuk usaha tani ubijalar

tercapai pada musim kering (kemarau). Di tanah yang kering (tegalan) waktu

tanam yang baik untuk tanaman ubijalar yaitu pada waktu musim hujan, sedang

pada tanah sawah waktu tanam yang baik yaitu sesudah tanaman padi dipanen

(4)

Ubijalar termasuk tanaman tropis dan dapat tumbuh dengan baik di daerah

sub tropis. Disamping iklim, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ubijalar

adalah jarak tanam, varietas dan lokasi tanam. Suhu rata-rata optimal 24-25o

Tanah

C

dengan distribusi hujan yang baik pada kisaran curah hujan 750-1250 mm

(Koswara, 2013).

Ubijalar menyukai tanah liat berpasir remah yang berdrainase baik, dengan

aerase yang memadai. Pemadatan tanah berpengaruh buruk terhadap bentuk dan

ukuran umbi (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995).

Topografi antara lain tinggi tempat dataran rendah sampai 1500 m dari

permukaan laut, akan tetapi diatas 1000 m dpl pertumbuhan akan lambar, batang

bercabang, ruasnya pendek, daun sering berubah bentuk kadang menjadi kecil,

tanaman cepat berbunga, berbuah, berbiji dan umbi ukuran nya kecil

(Suharno et al., 2010).

Hampir setiap jenis tanah pertanian cocok untuk membudidayakan

ubijalar. Jenis tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak

mengandung bahan organik, aerasi serta drainasenya baik. Penanaman ubijalar

pada tanah kering dan pecah-pecah sering menyebabkan ubijalar mudah terserang

hama penggerek (Cylas sp.). Sebaliknya, bila ditanam pada tanah yang mudah

becek atau berdrainase yang jelek, dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman

ubijalar kerdil, ubi mudah busuk, kadar serat tinggi, dan bentuk ubi benjol.

Derajat keasaman tanah adalah pH= 5,5-7,5. Sewaktu muda memerlukan

(5)

Varietas

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman ubijalar kedua setelah

Amerika Latin. Ubijalar berdaging umbi jingga adalah salah satu sumber β

-Karoten atau provitamin A. Meskipun potensinya cukup besar, tetapi studi

genetika sebagai dasar pengembangan kultivar masih terbatas. Salah satu

penyebabnya karena ubijalar (Ipomoea batatas) merupakan tanaman heksaploid

(2n = 6x = 90) serta mempunyai sistem ketidakserasian sendiri

(self-incompatibility) dan ketidakserasian silang (cross- incompatibility)

(Onggo, 2008).

Varietas ubijalar di dunia diperkirakan berjumlah lebih dari ribuan jenis,

namun masyarakat awam pada umumnya mengenal ubijalar berdasarkan warna

umbinya. Secara umum terdapat tiga jenis umbi berdasarkan warnanya, yakni

warna putih, kuning, merah hingga keunguan. Kulit ubi maupun dagingnya

mengandung pigmen karotenoid dan antosiannin yang menentukan warnanya.

Komposisi dan intensitas yang berbeda dari kedua zat kimia tersebut

menghasilkan warna pada kulit dan daging ubijalar. Dari sisi umurnya, ada

ubijalar yang berumur pendek (dapat dipanen pada usia 4–6 bulan) dan ada yang

berumur panjang (baru dapat dipanen setelah 8–9 bulan)

(ILO-PcDP UNDP, 2015).

Ada ratusan kultivar ubijalar yang tersedia, termasuk varietas pusaka.

Ubijalar berbeda dalam karakteristik hortikultura seperti bentuk akar, warna kulit

(tembaga, mawar, merah, putih, atau ungu), dan warna daging (orange, oranye

(6)

Jenis daging kering sering disukai oleh konsumen di Asia dan Hispanik. Karena

beberapa kultivar memerlukan musim tanam yang panjang (Wright, 2014 ).

Menurut Balitkabi (2013) varietas sari dilepas pada tanggal 22 oktober

2001 memiliki daya hasil sebesar 30 – 35 ton/ha dengan umur panen 3,5-4 bulan,

tipe pertanaman semi kompak, diameter buku ruas sangat tipis, panjang buku ruas

pendek, bentuk umbi bulat telur melebar pada ujung umbi, pertumbuhan umbi

terbuka, panjang tangkai umbi sangat pendek, warna kulit umbi merah dan warna

danging umbi kuning tua serta rasa umbi enak dan manis dan kandungan betakarotin sebesar 380,92 μg/100 g.

Ubijalar Antin-1 merupakan hasil persilangan antara varietas lokal

samarinda dari blitar dengan varietas lokal papua. Varietas ini toleran terhadap

kekeringan, mengandung zat antosianin 33,89 mg/100 g dan memiliki corak

warna yang atraktif yakni berwarna ungu bercampur putih pada daging umbi.

Potensi hasil mencapai 33,2 ton/ha dengan umur panen 4-4,4 bulan. Keuntungan

varietas ini memiliki potensi tinggi dan toleran kekeringan (Deptan, 2012).

Perbedaan susunan genetik merupakan salah satu faktor penyebab

keragaman penampilan tanaman. Program genetik diekspresikan pada suatu fase

pertumbuhan yang berbeda dapat diekspresikan pada suatu fase pertumbuhan

yang berbeda sehingga menyebabkan munculnya berbagai sifat pada tanaman

yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman. Keragaman penampilan tersebut

dapat timbul sekalipun bahan tanaman tersebut berasal dari jenis tanaman yang

sama (Sitompul dan Guritno, 1995).

Rendahnya produksi terjadi disebabkan karena faktor tanaman itu sendiri

(7)

mengakibatkan pertumbuhan bagian atas yaitu daun dan batang yang berlebihan,

bersamaan dengan kurangnya pembentukan umbi. Akibatnya sedikit sekali

karbohidrat yang tersisa untuk perkembangan umbi. Jika fase vegetatif dan

reproduktif seimbang, penggunaan dan penumpukan seimbang juga, secara praktis

karbohidrat yang dipakai dan disimpan sama banyaknya. Tanamannya yang

mempunyai pertumbuhan vegetatif yang sedang maka akan berumbi banyak

(Harjadi, 2000).

Bahan Tanam Ubijalar

Petani memperbanyak ubijalar secara vegetatif, menggunakan stek batang

yang merambat. Stek dari pucuk yang merambat adalah bahan tanam terbaik. Stek

dari tengahnya dan pangkal dapat digunakan, tetapi biasanya menghasilkan hasil

yang lebih rendah. Juga, stek dari pangkal lebih sering membawa kumbang

penggerek. Stek pucuk yang berukuran panjang cenderung menghasilkan hasil

yang lebih baik daripada yang pendek, tetapi umumnya stek berukuran 30 sampai

40cm (12 sampai 16 inci) panjang yang dianjurkan. Jika ruas (jarak antara daun)

yang pendek atau rata-rata, digunakan potongan yang panjangnya 30cm. Jika ruas

yang panjang, stek yang digunakan sekitar 40cm

Teknik perbanyakan tanaman ubijalar yang sering dipraktekan adalah

dengan stek batang atau stek pucuk. Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau

stek batang harus memenuhi syarat sebagai berikut:

(Wilson, 1988).

1. Bibit berasal dari varietas atau klon unggul.

2. Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih.

3. Pertumbuhan tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan sehat,

(8)

4. Ukuran panjang stek batang atau stek pucuk antara 20-25 cm, ruas-ruasnya

rapat dan buku-bukunya tidak berakar.

5. Mengalami masa penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari. (Jayanto, 2009).

Panjang stek berpengaruh terhadap pertumbuhan akar dan tunas. Semakin

panjang stek maka persediaan cadangan makanan bagi stek semakin besar

sehingga akar yang dihasilkan nantinya akan semakin banyak

(Hartman et al.,1997).

Buku pada stek batang merupakan tempat tumbuhnya tunas. Peningkatan

jumlah buku stek batang sebagai perlakuan akan meningkatkan kecepatan

bertunas stek mini akan tetapi peningkatan pemberian NAA sampai 2.000 ppm

akan menurunkan kecepatan bertunas stek mini (Ardian, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian Belehu dan Hammes (2004) stek ubijalar tiga

buku menghasilkan jumlah tunas yang lebih banyak dari stek satu buku dan panjang

akar tertinggi per tanaman diperoleh dari stek tiga buku secara vertikal dan yang

terpendek diperoleh dari stek satu buku secara horizontal

Posisi Tanam Ubijalar

Stek sebaiknya ditanam sekitar sudut 450 pada guludan karena ini lebih

meningkatkan perkembangan akar yang baik. Setengah dari pemotongan atau 3

sampai 4 ruas sebaiknya ditanam dengan jarak 30cm antara tanaman.Teknik

penanaman yang tersedia dan digunakan pada penanaman skala besar. Hal ini

dapat yang sederhana seperti menekan memotong keguludan dengan kayu

bercabang. Kebutuhan tenaga kerja untuk penanaman diperkirakan 32 jam

(9)

Berdasarkan hasil penelitian Tongglum et al., (2001) Stek yang ditanam

dengan posisi vertikal (tegak) dengan kedalaman sekitar 15 cm memberikan hasil

tertinggi baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Penanaman stek

dengan posisi vertikal juga dapat memacu pertumbuhan akar dan menyebar

merata di lapisan olah. Stek yang ditanam dengan posisi miring atau horizontal

(mendatar), akarnya tidak terdistribusi secara merata seperti stek yang ditanam

vertikal pada kedalaman 15 cm dan kepadatannya rendah.

Kerapatan tanaman yang optimal tergantung pada kultivar, tetapi biasanya

sekitar 40.000 tanaman per hektar. Baris dapat bervariasi dari 1 sampai 1,25m

terpisah dalam baris jarak biasanya 25 sampai 30cm. Jumlah stek yang dibutuhkan

untuk menanam 1ha bervariasi antara 30000 dan 60000, tergantung pada jarak

tertentu yang digunakan

Bibit dibenamkan kira-kira 2/3 bagian kemudian ditimbun dengan tanah

kemudian disirami air. Bibit sebaiknya ditanam mendatar, dan semua pucuk

diarahkan ke satu jurusan. Dalam satu alur ditanam satu batang, bagian batang

yang ada daunnya tersembul di atas bedengan.Pada tiap bedengan ditanam 2

deretan dengan jarak kira-kira 30 cm. Untuk areal seluas 1 ha dibutuhkan bibit

stek kurang lebih 36.000 batang. Penanaman ubijalar dilahan kering biasanya

dilakukan pada awal musim hujan (Oktober), atau awal musim kemarau (Maret)

bila keadaan cuaca normal (Prihatman, 2000). (Sibusisiwen, 2011).

Ubijalar sebaiknya ditanam pada guludan. Bila tidak, umbi yang terbentuk

relatif kecil. Bibit yang berasal dari stek pucuk ubijalar (panjang stek 25 cm),

ditanam pada guludan-guludan secara larikan atau dicangkul sedalam setengah

(10)

dilakukan dengan tangan. Letak tanam stek dapat miring atau mendatar. Tanam

ubijalar dengan letak miring akan menghasilkan umbi besar-besar, tetapi sedikit,

sedangkan tanam dengan letak mendatar menghasilkan umbi jumlah banyak tetapi

kecil- kecil (BPTP, 1999).

Heritabilitas

Variasi keseluruhan dalam suatu populasi merupakan hsil kombinasi

genotipe dan pengaruh linkungan. Proporsi variasi merupakan sumber yang

penting dalam program pemuliaan karena dari jumlah variasi genetik ini di

harapkan terjadi kombinasi genetic yang baru. Proporsi dari seluruh variasi yang

disebabkan oleh perubahan genetik disebut heritabilitas. Heritabilitas dalam arti

yang luas adalah semua aksi gen termasuk sifat dominan, aditif dan epistasis.

Nilai heritabilitas secara toritis berkisar dari 0 sampai 1. Nilai 0 ialah bila seluruh

variasi yang terjadi disebabkan oleh faktor lingkungan, sedangkan nilai 1 bila

seluruh varasi disebabkan oleh faktor genetik. Dengan demikian nilai heritabilitas

akan terletak antara kedua nilai ekstrim tersebut (Welsh, 1991).

Kriteria heritabilitas adalah sebagai berikut: heritabilitas tinggi > 0,5 ;

heritabilitas sedang =0,2 – 0.5; heritabilitas rendah < 0,2. Jika heritabilitas kurang

dari satu, maka nilai tengah dari keturunan dalam hubungannya dengan nilai

tengah keturunan nya dengan nilai tengan induk-induknya, terjadi regresi kearah

nilai tengan genersi sebelumnya. Jika heritabilitas adalah 0,5 maka niai tengah

keturunan beregresi 50% kearah nilai tengah generasi sebelumnya, jika

heritabilias adalah 0,25 maka nilai tengah keturunan beregresi 75% kea rah nilai

tengah generasi sebelumnya. Jadi, jika heritabilitas = 100%, maka sama dengan

(11)

Heritabilitas atau daya waris suatu sifat dari tanaman merupakan proporsi

besaran ragam genetik ditambah ragam lingkungannya, artinya nilai heritabilitas

akan memberi gambaran suatu karakter dipengaruhi oleh faktor genetik atau

lingkungannya, yang dapat digun akan untuk mengetahui hubungan genetik antara

tetua dengan keturunannya. Di samping itu besaran nilai heritabilitas dapat

digunakan untuk mengetahui kemajuan genetik dan juga sebagai landasan untuk

menentukan metode seleksi lebih lanjut pada suatu populasi tanaman

(Machfud dan Sulistyowati, 2009).

Gambar

Gambar 1. Stek ubijalar Sumber : Koleksi pribadi

Referensi

Dokumen terkait

Dari data pengamatan 6 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai sumber kalium menghasilkan rataan pertambahan panjang tanaman

Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang tanaman, jumlah umbi per sampel, panjang umbi per sampel, diameter umbi per sampel,

Untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut salah satu usaha di bidang tanaman adalah mengoptimalkan teknologi budidaya tanaman pertanian, khususnya dengan pemakaian

Judul :Pengaruh Asal Stek dan Zat Pengatur Tumbuh Atonik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubi jalar ( Ipomoea batatas L.) Lamb.. Nama : Cut Tia Mardi NIM

Kajian Zat Pengatur Tumbuh Atonik dalam Berbagai Konsentrasi dan Interval Penyemprotan terhadap Produktivitas Tanaman Bawang Merah ( Allium ascolanicum L.).. Fakultas

Jumlah umbi perlakuan V1K3 Bibit stek pucuk ubi jalar. Bobot umbi/plot V3K2 ulangan 3 Bobot umbi/plot V3K0

Berdasarkan hasil penelitian Belehu dan Hammes (2004) stek ubijalar tiga buku menghasilkan jumlah tunas yang lebih banyak dari stek satu buku dan panjang akar tertinggi per

Pengamatan panjang akar dilakukan pada akhir penelitian dengan cara polybag digunting kemudian akar stek yang masih menempel pada tanah direndam pada air hingga bongkahan tanah terlepas