• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Berbagai Jenis Sumber Kalium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Berbagai Jenis Sumber Kalium"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot

25 cm 200 cm

10 cm

100 cm

30 cm 25 cm

(2)

30 cm

Lampiran 2. Bagan plot penelitian

U

(3)

Lampiran 3. Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian

No. Pelaksanaan Penelitian Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1. Persiapan lahan X

2. Persiapan bibit X 3. Pembuatan Biochar Sekam Padi X 4. Pengaplikasian Biochar Sekam Padi X 5. Pengaplikasian Kompos TKKS X

6. Pengaplikasian Pupuk KCl X

7. Pemupukan Dasar X

8. Penanaman X

9. Pemeliharaan tanaman

Penyiraman X X X X X X X X X

Penyulaman X

Penyiangan X X X X X

Pembumbunan X X X X X

Pengendalian hama dan penyakit X X

10. Panen X

11. Pengamatan parameter

Pertambahan panjang tanaman (cm) X X X X X X X X X X X

Panjang umbi per sampel (cm) X

Jumlah umbi per sampel (umbi) X

Bobot umbi per sampel (g) X

(4)

Lampiran 4. Deskripsi varietas ubi jalar ANTIN 2 Dilepas Tanggal : 14 Juli 2014

SK Mentan : 232/PVHP/2014

Nama klon harapan : RIS 03063-05

Asal : Hasil persilangan dari samarinda dengan klon MSU 01008-16

Tipe tanaman : Semi kompak

Umur panen : 16-18 MST

Diameter buku ruas : Tipis Panjang buku ruas : Pendek

Warna dominan sulur : Hijau dengan sedikit bercak ungu Warna sekunder sulur : Ungu pada buku-buku

Bentuk daun dewasa

- Bentuk kerangka daun : Cuping

- Kedalaman cuping daun : Berlekuk dangkal - Jumlah cuping : Bercuping tiga - Bentuk cuping pusat : Agak melingkar Ukuran daun dewasa : Sedang

Warna tulang daun permukaan bawah

- Warna helai daun : Hijau

- Warna tulang daun utama : Sebagian warna ungu Pigmentasi dan panjang tangkai daun

- Pigmentasi pada tangkai daun : Ungu - Panjang tangkai daun : Pendek Bentuk umbi : Elip panjang Susunan pertumbuhan umbi : Terbuka Panjang tangkai umbi : Pendek

Warna kulit umbi : Ungu kemerahan Warna daging umbi : Ungu - betakarotin (basis basah) : 130,2 μg/100 gram

Ketahanan terhadap hama :Agak tahan penyakit kudis (Sphaceloma batatas) dan agak tahan

hama boleng (Cylas formicarius) Rata-rata hasil : 24,5 ton/ha

(5)

: kadar antosianin tinggi, rasa enak, cocok ditanam pada lahan tegalan dari sawah sesudah tanaman padi

Pemulia : M. Jusuf, St.A. Rahayuningsih, Tinuk Sri Wahyuni, Joko Restuono, dan Gatot Santoso

(6)

BETA 2 Dilepas Tanggal : 19 Mei 2009

SK Mentan : 2216/Kpts/SR.120/5/2009 Nama klon harapan : MSU 01015-02 Panjang buku ruas : Sangat pendek Warna dominan sulur : Hijau

Warna sekunder sulur : Tidak ada Bentuk daun dewasa

- Bentuk kerangka daun : Cuping

- Kedalaman cuping daun : Berlekuk dangkal - Jumlah cuping : Bercuping lima - Bentuk cuping pusat : Agak elip Ukuran daun dewasa : Kecil Warna tulang daun permukaan bawah

- Warna helai daun : Hijau - Warna daun dewasa : Hijau

- Warna daun muda : Permukaan atas dan bawah daun ungu Pigmentasi dan panjang tangkai daun

- Pigmentasi pada tangkai daun : Hijau

- Panjang tangkai daun : Sangat pendek Bentuk umbi : Elip membulat - betakarotin (basis basah) : 4.629 μg/100 gram

Ketahanan terhadap hama :Agak tahan penyakit kudis (Sphaceloma batatas) dan agak tahan

hama boleng (Cylas formicarius) Rata-rata hasil : 28,6 ton/ha

Potensi hasil : 34,7 ton/ha

(7)

cocok ditanam pada lahan tegalan dan sawah sesudah tanaman padi.

Pemulia : M. Jusuf, St.A. Rahayuningsih, Tinuk Sri Wahyuni, Joko Restuono, dan Gatot Santoso

(8)

KIDAL Tahun pelepasan : 22 Oktober 2001

SK Mentan : 529/Kpts/TP.240/10/2001 No. induk : Inaswang Op 95-6

Asal : Persilangan bebas dari induk Inaswang Daya hasil : 25,0-30,0 ton/ha

Warna sekunder sulur : Hijau pada buku-buku Bentuk kerangka daun : Berbentuk hati

Kedalam cuping daun : Tidak ada Jumlah cuping daun : Bercuping satu Bentuk cuping pusat : Gerigi

Ukuran daun dewasa : Sedang Warna daun dewasa : Hijau

Warna daun muda : Hijau; warna ungu melingkari tepi daun Panjang tangkai daun : Sedang

Bentuk umbi : Membulat Pertumbuhan umbi : Tertutup

Panjang tangkai umbi : Tidak bertangkai Warna kulit umbi : Merah

Ketahanan thd hama : Agak tahan hama boleng (Cylas formicarius) dan hama penggulung daun

Ketahanan thd penyakit : Tahan kudis (S.batatas) dan bercak daun (Cercospora sp.)

(9)

Lampiran 5. Perhitungan Kebutuhan Pupuk Berbagai Sumber Kalium Kebutuhan pupuk:

1. KCl = 100 60

x 100 Kg KCl/ha = 166,67 Kg KCl/ha

2. Biochar = 100

0,03 = 3 kg/plot

x 166,67 kg K2O/ha = 50.506 kg/ha

= 500 gr/tanaman 3. TKKS = 100

2,28 = 0,36 kg/plot x 166,67 kg K2O/ha = 7.310 kg/ha

(10)

Lampiran 5. Perhitungan Kebutuhan Pupuk Dasar Tanaman Ubi Jalar Jarak Tanam : 30 x 100 cm

Luas Lahan : 16 m x 8 m = 128 m2 Luas Plot : 2 m x 1 m = 2 m2 Dosis Anjuran Urea : 200 Kg/ha

Dosis anjuran SP-36 : 100 Kg/ha

Maka dikonversikan ke lahan dengan ukuran plot 2 m x 1 m adalah : Kebutuhan Urea : 2 m2

10000 m2

x 200 kg = 0,04 Kg/Plot = 40 g/Plot Kebutuhan SP-36 : 2 m2

10000 m2

(11)

Lampiran 6. Data Pertambahan Panjang tanaman 1 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1K0 1.60 2.26 1.51 5.37 1.79 V2K3 0.71 2.05 1.79 4.55 1.52 V1K3 1.48 1.47 1.63 4.57 1.52 V3K1 2.12 1.80 1.59 5.51 1.84 V1K1 2.05 1.38 1.77 5.21 1.74 V3K2 1.80 2.41 2.49 6.71 2.24 V2K0 2.78 2.07 2.58 7.43 2.48

V1K2 1.23 1.57 1.86 4.66 1.55 V3K3 1.50 2.05 2.17 5.72 1.91 V3K0 2.77 1.61 2.67 7.05 2.35 V2K2 2.57 2.27 1.40 6.24 2.08 V2K1 1.55 2.22 2.53 6.31 2.10

Total 22.17 23.17 23.99 69.33

Rataan 1.85 1.93 2.00 1.93

Lampiran 7. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 1 MST

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 0.14 0.07 0.33 3.44 tn

Perlakuan 11 3.50 0.32 1.50 2.26 tn

V 2 1.28 0.64 3.01 3.44 tn

K 3 0.40 0.13 0.62 3.05 tn

V x N 6 1.82 0.30 1.43 2.55 tn

Galat 22 4.67 0.21

Total 35 8.31 0.24

(12)

Lampiran 8. Data Pertambahan Panjang Tanaman 2 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1K0 2.29 1.60 1.51 5.40 1.80 V2K3 1.28 1.31 1.41 4.00 1.33 V1K3 1.48 1.47 1.00 3.94 1.31 V3K1 1.47 1.78 1.39 4.64 1.55 V1K1 1.78 1.76 1.57 5.10 1.70 V3K2 2.15 2.26 1.18 5.59 1.86 V2K0 1.58 1.17 1.36 4.11 1.37

V1K2 1.75 1.93 1.65 5.33 1.78 V3K3 1.88 1.61 2.23 5.72 1.91 V3K0 1.72 1.89 1.80 5.41 1.80 V2K2 1.78 1.86 1.40 5.05 1.68 V2K1 1.57 1.87 1.27 4.72 1.57

Total 20.72 20.52 17.77 59.00

Rataan 1.73 1.71 1.48 1.64

Lampiran 9. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 2 MST

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 0.45 0.23 3.28 3.44 tn

Perlakuan 11 1.46 0.13 1.91 2.26 tn

V 2 0.38 0.19 2.75 3.44 tn

K 3 0.55 0.18 2.67 3.05 tn

V x K 6 0.52 0.09 1.26 2.55 tn

Galat 22 1.52 0.07

Total 35 3.43 0.10

(13)

Lampiran 10. Data Pertambahan Panjang tanaman 3 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1K0 2.34 1.51 1.49 5.34 1.78 V2K3 1.44 1.31 1.22 3.97 1.32 V1K3 1.68 2.39 1.20 5.28 1.76 V3K1 1.48 1.78 1.53 4.78 1.59 V1K1 1.60 1.53 1.49 4.61 1.54

V3K2 1.71 2.38 1.64 5.73 1.91 V2K0 1.52 1.42 1.52 4.46 1.49 V1K2 1.57 1.77 1.54 4.88 1.63 V3K3 1.35 1.39 2.23 4.98 1.66 V3K0 1.60 1.78 1.78 5.15 1.72 V2K2 1.61 1.86 1.46 4.93 1.64 V2K1 1.85 2.18 1.36 5.39 1.80

Total 19.74 21.30 18.45 59.49

Rataan 1.65 1.77 1.54 1.65

Lampiran 11. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 3 MST

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 0.34 0.17 1.65 3.44 tn

Perlakuan 11 0.82 0.07 0.73 2.26 tn

V 2 0.05 0.03 0.25 3.44 tn

K 3 0.01 0.00 0.03 3.05 tn

V x K 6 0.76 0.13 1.24 2.55 tn

Galat 22 2.24 0.10

Total 35 3.40 0.10

(14)

Lampiran 12. Data Pertambahan Panjang Tanaman 4 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1K0 1.57 1.86 1.41 4.84 1.61 V2K3 1.99 1.91 1.75 5.65 1.88 V1K3 1.70 1.87 1.55 5.12 1.71 V3K1 2.07 2.25 1.63 5.95 1.98 V1K1 1.86 1.60 1.41 4.87 1.62 V3K2 2.78 3.96 2.24 8.98 2.99 V2K0 2.44 1.73 1.87 6.04 2.01 V1K2 1.70 1.92 1.85 5.48 1.83

V3K3 2.86 2.17 3.77 8.80 2.93 V3K0 3.18 3.81 2.54 9.53 3.18 V2K2 1.94 1.82 1.88 5.64 1.88 V2K1 1.94 1.92 1.61 5.47 1.82

Total 26.04 26.82 23.51 76.37

Rataan 2.17 2.24 1.96 2.12

Lampiran 13. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 4 MST

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 0.50 0.25 1.37 3.44 tn

Perlakuan 11 10.60 0.96 5.29 2.26 *

V 2 2.59 1.29 7.11 3.44 *

K 3 4.01 1.34 7.34 3.05 *

V x K 6 4.00 0.67 3.66 2.55 *

Galat 22 4.00 0.18

Total 35 15.10 0.43

(15)

Lampiran 14. Data Pertambahan Panjang Tanaman 5 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1K0 2.58 1.96 1.90 6.44 2.15 V2K3 3.25 2.45 2.28 7.97 2.66 V1K3 2.04 2.11 1.61 5.76 1.92 V3K1 5.22 5.40 5.74 16.35 5.45 V1K1 2.98 1.54 1.18 5.70 1.90 V3K2 7.30 7.60 4.26 19.15 6.38 V2K0 2.91 2.46 2.86 8.23 2.74 V1K2 3.02 3.21 2.33 8.56 2.85

V3K3 5.32 5.99 7.25 18.55 6.18 V3K0 4.43 5.63 5.48 15.55 5.18 V2K2 2.61 2.25 3.26 8.12 2.71 V2K1 2.68 2.46 2.78 7.92 2.64

Total 44.33 43.05 40.92 128.31

Rataan 3.69 3.59 3.41 3.56

Lampiran 15. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 5 MST

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 0.50 0.25 0.41 3.44 tn

Perlakuan 11 96.18 8.74 14.62 2.26 *

V 2 7.88 3.94 6.59 3.44 *

K 3 23.79 7.93 13.26 3.05 *

V x K 6 64.51 10.75 17.98 2.55 *

Galat 22 13.16 0.60

Total 35 109.84 3.14

(16)

Lampiran 16. Data Pertambahan Panjang Tanaman 6 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1K0 4.69 3.30 2.92 10.91 3.64 V2K3 2.83 3.01 2.21 8.05 2.68 V1K3 2.96 5.08 1.96 10.01 3.34 V3K1 7.96 6.27 7.25 21.48 7.16 V1K1 4.20 1.78 1.45 7.42 2.47 V3K2 6.75 5.29 6.26 18.29 6.10 V2K0 2.81 3.29 3.32 9.42 3.14 V1K2 6.97 5.38 4.00 16.35 5.45

V3K3 6.43 6.02 5.98 18.43 6.14 V3K0 5.51 4.74 6.33 16.57 5.52 V2K2 2.76 2.41 3.31 8.48 2.83 V2K1 2.43 2.99 3.18 8.60 2.87

Total 56.30 49.56 48.15 154.01

Rataan 4.69 4.13 4.01 4.28

Lampiran 17. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 6 MST

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 3.16 1.58 1.96 3.44 tn

Perlakuan 11 91.54 8.32 10.32 2.26 *

V 2 0.11 0.06 0.07 3.44 tn

K 3 21.97 7.32 9.08 3.05 *

V x K 6 69.46 11.58 14.35 2.55 *

Galat 22 17.75 0.81

Total 35 112.45 3.21

(17)

Lampiran 18. Data Pertambahan Panjang Tanaman 7 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1K0 7.53 6.77 6.17 20.47 6.82 V2K3 3.69 4.19 3.89 11.77 3.92 V1K3 3.86 7.99 5.04 16.89 5.63 V3K1 6.06 6.05 5.10 17.20 5.73 V1K1 7.49 2.30 3.06 12.84 4.28 V3K2 5.73 3.11 6.32 15.16 5.05 V2K0 4.76 4.18 3.81 12.75 4.25 V1K2 10.12 7.00 6.89 24.01 8.00

V3K3 7.16 5.73 6.03 18.91 6.30 V3K0 7.60 4.82 5.90 18.31 6.10 V2K2 3.85 3.34 4.76 11.95 3.98 V2K1 3.98 4.53 4.42 12.92 4.31

Total 71.82 60.00 61.37 193.20

Rataan 5.99 5.00 5.11 5.37

Lampiran 19. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 7 MST

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 6.97 3.48 1.98 3.44 tn

Perlakuan 11 55.00 5.00 2.84 2.26 *

V 2 0.77 0.38 0.22 3.44 tn

K 3 11.52 3.84 2.18 3.05 tn

V x K 6 42.71 7.12 4.04 2.55 *

Galat 22 38.78 1.76

Total 35 100.75 2.88

(18)

Lampiran 20. Data Pertambahan Panjang Tanaman 8 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1K0 5.02 4.63 6.08 15.74 5.25 V2K3 5.81 5.14 4.03 14.98 4.99 V1K3 8.79 5.15 6.69 20.63 6.88 V3K1 5.60 3.67 4.18 13.46 4.49 V1K1 6.00 3.87 3.18 13.05 4.35 V3K2 4.93 5.45 3.97 14.35 4.78 V2K0 3.57 5.15 4.80 13.52 4.51 V1K2 7.26 6.47 5.24 18.97 6.32

V3K3 7.56 7.39 6.60 21.55 7.18 V3K0 5.29 4.80 4.13 14.22 4.74 V2K2 5.34 4.43 5.61 15.37 5.12 V2K1 5.63 8.13 7.99 21.74 7.25

Total 70.79 64.29 62.51 197.59

Rataan 5.90 5.36 5.21 5.49

Lampiran 21. Sidik ragam Pertambahan Panjang Tanaman 8 MST

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 3.16 1.58 1.51 3.44 tn

Perlakuan 11 40.07 3.64 3.47 2.26 *

V 2 7.19 3.59 3.43 3.44 tn

K 3 6.43 2.14 2.04 3.05 tn

V x K 6 26.45 4.41 4.20 2.55 *

Galat 22 23.08 1.05

Total 35 66.31 1.89

(19)

Lampiran 22. Data Pertambahan Panjang Tanaman 9 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1K0 5.28 5.16 7.04 17.48 5.83 V2K3 4.98 4.78 4.73 14.49 4.83 V1K3 6.82 4.80 4.92 16.54 5.51 V3K1 5.12 4.16 4.89 14.16 4.72 V1K1 7.31 3.07 3.18 13.56 4.52 V3K2 6.00 4.65 3.96 14.61 4.87 V2K0 3.38 4.67 4.64 12.70 4.23 V1K2 4.99 5.23 5.73 15.95 5.32

V3K3 5.17 4.74 4.31 14.22 4.74 V3K0 3.52 4.43 5.11 13.06 4.35 V2K2 5.40 6.91 5.71 18.01 6.00 V2K1 3.80 4.72 4.34 12.85 4.28

Total 61.76 57.31 58.55 177.63

Rataan 5.15 4.78 4.88 4.93

Lampiran 23. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 9 MST

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 0.88 0.44 0.42 3.44 tn

Perlakuan 11 11.84 1.08 1.03 2.26 tn

V 2 1.58 0.79 0.75 3.44 tn

K 3 1.77 0.59 0.56 3.05 tn

V x K 6 8.49 1.41 1.35 2.55 tn

Galat 22 22.99 1.04

Total 35 35.70 1.02

(20)

Lampiran 24. Data Pertambahan Panjang Tanaman 10 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1K0 6.28 6.74 7.63 20.66 6.89 V2K3 8.39 6.83 6.76 21.98 7.33 V1K3 6.20 6.91 6.00 19.12 6.37 V3K1 5.62 6.53 6.31 18.45 6.15 V1K1 6.47 6.39 4.79 17.64 5.88 V3K2 7.42 6.55 7.08 21.06 7.02 V2K0 8.06 8.67 6.35 23.08 7.69 V1K2 7.25 7.90 6.16 21.31 7.10

V3K3 6.10 6.43 6.53 19.06 6.35 V3K0 8.27 6.23 7.21 21.71 7.24 V2K2 8.30 6.69 6.80 21.78 7.26 V2K1 9.42 6.58 5.30 21.31 7.10

Total 87.78 82.46 76.93 247.16

Rataan 7.31 6.87 6.41 6.87

Lampiran 25. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 10 MST

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 4.90 2.45 3.01 3.44 tn

Perlakuan 11 9.93 0.90 1.11 2.26 tn

V 2 0.62 0.31 0.38 3.44 tn

K 3 3.74 1.25 1.53 3.05 tn

V x K 6 5.58 0.93 1.14 2.55 tn

Galat 22 17.95 0.82

Total 35 32.79 0.94

(21)

Lampiran 26. Data Panjang Umbi Per Sampel (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1K0 10.13 16.70 24.25 51.08 17.03 V2K3 23.75 21.25 16.45 61.45 20.48 V1K3 18.50 18.94 18.88 56.31 18.77 V3K1 24.25 18.88 22.00 65.13 21.71 V1K1 19.25 17.38 25.88 62.50 20.83 V3K2 20.78 20.38 22.00 63.16 21.05 V2K0 20.00 19.88 14.20 54.08 18.03 V1K2 25.50 16.25 18.00 59.75 19.92

V3K3 15.73 23.13 26.08 64.93 21.64 V3K0 17.50 23.63 24.53 65.65 21.88 V2K2 16.54 21.63 16.20 54.37 18.12 V2K1 17.95 21.63 19.95 59.53 19.84

Total 229.87 239.64 248.40 717.91

Rataan 19.16 19.97 20.70 19.94

Lampiran 27. Sidik Ragam Panjang Umbi Per Sampel (cm)

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 14.32 7.16 0.45 3.44 tn

Perlakuan 11 86.92 7.90 0.50 2.26 tn

V 2 4.60 2.30 0.14 3.44 tn

K 3 39.79 13.26 0.83 3.05 tn

V x K 6 42.53 7.09 0.44 2.55 tn

Galat 22 350.69 15.94

Total 35 451.93 12.91

(22)

Lampiran 28. Data Jumlah Umbi Per Sampel (umbi)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1K0 1.00 1.00 1.00 3.00 1.00 V2K3 1.00 1.75 1.25 4.00 1.33 V1K3 1.00 1.25 1.00 3.25 1.08 V3K1 1.25 1.00 1.50 3.75 1.25 V1K1 1.00 1.00 1.50 3.50 1.17 V3K2 2.25 1.00 1.00 4.25 1.42 V2K0 1.00 1.00 2.25 4.25 1.42 V1K2 1.00 1.00 1.00 3.00 1.00

V3K3 1.75 1.50 2.25 5.50 1.83 V3K0 1.00 1.25 2.75 5.00 1.67 V2K2 2.25 1.00 1.50 4.75 1.58 V2K1 2.75 1.00 2.00 5.75 1.92

Total 17.25 13.75 19.00 50.00

Rataan 1.44 1.15 1.58 1.39

Lampiran 29. Sidik Ragam Jumlah Umbi Per Sampel (umbi)

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 1.19 0.60 2.21 3.44 tn

Perlakuan 11 3.18 0.29 1.07 2.26 tn

V 2 2.39 1.19 4.43 3.44 *

K 3 0.10 0.03 0.12 3.05 tn

V x K 6 0.69 0.12 0.43 2.55 tn

Galat 22 5.93 0.27

Total 35 10.31 0.29

(23)

Lampiran 30. Data Bobot Umbi Per Sampel (gr)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1K0 3.81 3.55 3.34 10.70 3.57 V2K3 7.72 11.60 11.76 31.09 10.36 V1K3 3.85 3.01 6.44 13.30 4.43 V3K1 5.84 3.48 9.63 18.95 6.32 V1K1 3.74 4.25 8.02 16.01 5.34 V3K2 9.14 4.72 6.65 20.51 6.84 V2K0 5.79 9.52 8.52 23.83 7.94

V1K2 13.17 4.13 3.54 20.84 6.95 V3K3 6.75 5.13 17.04 28.92 9.64 V3K0 7.13 12.48 11.62 31.23 10.41 V2K2 12.85 10.83 5.74 29.42 9.81 V2K1 14.31 7.63 12.97 34.91 11.64

Total 94.10 80.33 105.27 279.70

Rataan 7.84 6.69 8.77 7.77

Lampiran 31. Sidik Ragam Bobot Umbi Per Sampel (gr)

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 26.00 13.00 1.15 3.44 tn

Perlakuan 11 224.14 20.38 1.80 2.26 tn

V 2 124.18 62.09 5.50 3.44 *

K 3 45.00 15.00 1.33 3.05 tn

V x K 6 54.97 9.16 0.81 2.55 tn

Galat 22 248.45 11.29

Total 35 498.60 14.25

(24)

Lampiran 32. Data Bobot Biomassa Tanaman Per Sampel (gr)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1K0 34.44 36.06 25.28 95.78 31.93 V2K3 24.81 25.55 28.96 79.32 26.44 V1K3 32.12 26.61 37.28 96.02 32.01 V3K1 21.35 45.77 33.24 100.36 33.45 V1K1 25.53 33.26 24.78 83.57 27.86 V3K2 24.03 25.97 21.68 71.68 23.89 V2K0 27.88 30.35 23.60 81.84 27.28

V1K2 20.44 23.81 27.11 71.37 23.79 V3K3 23.84 28.80 30.97 83.61 27.87 V3K0 26.70 37.55 21.21 85.45 28.48 V2K2 39.22 24.84 18.84 82.91 27.64 V2K1 24.89 32.13 36.28 93.29 31.10

Total 325.27 370.70 329.22 1025.19

Rataan 27.11 30.89 27.44 28.48

Lampiran 33. Sidik Ragam Bobot Biomassa Tanaman Per Sampel (gr)

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 105.55 52.78 1.32 3.44 tn

Perlakuan 11 318.03 28.91 0.73 2.26 tn

V 2 167.05 83.53 2.10 3.44 tn

K 3 59.33 19.78 0.50 3.05 tn

V x K 6 91.65 15.27 0.38 2.55 tn

Galat 22 876.79 39.85

Total 35 1300.37 37.15

(25)

Lampiran 34. Data Rataan Bobot Umbi Per Sampel (gr)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1K0 3.81 3.55 3.34 10.70 3.57 V2K3 7.72 9.17 11.20 28.09 9.36 V1K3 3.85 2.80 6.44 13.08 4.36 V3K1 5.58 3.48 9.15 18.21 6.07 V1K1 3.74 4.25 7.22 15.20 5.07 V3K2 7.51 4.72 6.65 18.88 6.29 V2K0 5.79 9.52 5.78 21.09 7.03

V1K2 13.17 4.13 3.54 20.84 6.95 V3K3 5.65 4.36 12.96 22.98 7.66 V3K0 7.13 11.77 8.15 27.05 9.02 V2K2 8.75 10.83 4.84 24.41 8.14 V2K1 8.83 7.63 10.59 27.04 9.01

Total 81.53 76.21 89.86 247.59

Rataan 6.79 6.35 7.49 6.88

Lampiran 35. Sidik Ragam Rataan Bobot Umbi Per Sampel (gr)

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 7.88 3.94 0.49 3.44 tn

Perlakuan 11 117.38 10.67 1.32 2.26 tn

L 2 46.39 23.19 2.86 3.44 tn

N 3 38.36 12.79 1.58 3.05 tn

L x N 6 32.63 5.44 0.67 2.55 tn

Galat 22 178.32 8.11

Total 35 303.58 8.67

(26)

Lampiran 36. Data Indeks Panen

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1K0 0.72 0.71 0.72 2.16 0.72 V2K3 0.78 0.82 0.80 2.40 0.80 V1K3 0.72 0.72 0.74 2.17 0.72 V3K1 0.76 0.71 0.77 2.24 0.75 V1K1 0.73 0.72 0.78 2.22 0.74 V3K2 0.79 0.74 0.77 2.30 0.77 V2K0 0.76 0.79 0.79 2.34 0.78

V1K2 0.89 0.74 0.72 2.35 0.78 V3K3 0.77 0.73 0.85 2.35 0.78 V3K0 0.78 0.80 0.89 2.47 0.82 V2K2 0.79 0.84 0.77 2.40 0.80 V2K1 0.87 0.76 0.80 2.43 0.81

Total 9.35 9.08 9.40 27.83

Rataan 0.78 0.76 0.78 0.77

Lampiran 37. Sidik Ragam Indeks Panen

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 0.01 0.00 1.25 3.44 tn

Perlakuan 11 0.04 0.00 1.73 2.26 tn

V 2 0.02 0.01 5.06 3.44 *

K 3 0.01 0.00 1.82 3.05 tn

V x K 6 0.01 0.00 0.57 2.55 tn

Galat 22 0.04 0.00

Total 35 0.09 0.00

(27)

Lampiran 38. Foto umbi

V1K0

V2K0

V3K0

V1K1

(28)

V2K1

V2K2

V2K3

V3K1

(29)

Lampiran 39. Foto kegiatan penelitian

Persiapan Lahan

Pengaplikasian Sumber Kalium

(30)

Tanaman Ubi Jalar

(31)
(32)

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, L.T.W., Hapsoh., L.A.M. Siregar. 2010. PertumbuhanUbi Jalar (Ipomoea batatas. L) Varietas Sari dan Beta 2 Akibat AplikasiKompos dan Pupuk KCl. Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan. Badan Pusat Statistik. 2014. Data Produksi Tanaman Ubi Jalar

2011-2014.Sumatera Utara. Medan.

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. 2011.Direktorat Jendral Tanaman Pangan. Malang.

BPTP. 2011. Arang Hayati (BIOCHAR) sebagai Bahan Pembenah Tanah. Edisi Khusus Penas XIII, 22 Juni 2011.

Deputi Menegristek. 2008. Ubi Jalar / Ketela Rambat (Ipomoea batatas).Kantor Deputi Menegrestik Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi MIG Corp. http://warintek.ristek.go.id [02 Maret 2015].

Dinas Pertanian Yogyakarta. 2015. Teknologi Produksi Ubi Jalar. http:

Eleni, W. 2014.Pengaruh Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit PadaPertumbuhan Dan Hasil Kacang Tanah. Program Studi Agroteknologi Fak. Pertanian Universitas Tamansiswa. Padang.

Gani, A. 2009.Potensi Arang Hayati “Biochar” sebagaiKomponen Teknologi Perbaikan ProduktivitasLahan Pertanian.Iptek Tanaman Pangan Vol. 4 No. 1 – 2009.

Gardner, F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan Susilo H. UI Press, Jakarta.

Ginting, E., J. Utomo., R. Yulifianti., M. Jusuf. 2011. Potensi Ubijalar Ungu sebagai PanganFungsional.Iptek Tanaman Pangan Vol. 6 No. 1 – 2011. Hanum, 2009.Pengolahan Limbah Pabrik Kelapa Sawit dari Unit Deoiling Ponds

Menggunakan Membran Mikrofiltasi.Skripsi Program Studi Teknik Kimia. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Hardoko., L. Hendarto., T.M. Siregar. 2010. Pemanfaatan Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatasL. Poir) Sebagai Pengganti Sebagian Tepung Terigu dan Sumber Antioksidan Pada Air Tawar.Jurnal Teknologi dan Industri Pangan.Vol. XXI No. 1 Tahun 2010.

(33)

Juanda, D., dan B. Cahyono. 2000. Ubi Jalar. Budidaya dan analisis usaha tani.Kanisius.82 hal.

Kautsary, K.A., W.D.R. Putri., E. Widyastuti., 2015.Pengaruh Suhu Dan Lama Annealing Terhadap Sifat Fisikokimia Tepung Ubi Jalar Oranye (Ipomoea batatasL.) Varietas Beta 2. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 2 p.693-700, April 2015.

Koswara,S. 2013. Teknologi Pengolahan Umbi-Umbian.Tropical Plant Curiculum Project.Bogor Agricultural University, Bogor.

Lakitan, B., 2007. Dasar – dasar Fisiologi Tumbuhan.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Litbang Pertanian. 2013. Ubi Jalar Varietas Beta-2.

Pakpahan, H., G. Manurung., A. Yulia. 2013. Aplikasi Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis guineensisJacq) Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Di Pembibitan Utama. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Riau.Riau.

Paulus, J.M., 2011. Pertumbuhan Dan Hasil Ubi Jalar Pada Pemupukan Kalium Dan Penaungan Alami Pada Sistem Tumpangsari Dengan Jagung. J. Agrivigor 10(3): 260-271, Mei – Agustus 2011.

Rubatzky G.E dan M. Yamaguchi, 1998. Sayuran Dunia. Penerbit ITB Bandung. Saleh,N. 2011.Peningkatan Produksi dan Kualtas Umbi-Umbian.Balitkabi.

Malang.

Sasongko, L.A., 2009. Perkembangan Ubi Jalar Dan Peluang Pengembangannya Untuk Mendukung Program Percepatan Diversifikasi Konsumsi Pangan Di Jawa Tengah. Mediaagro.Vol 5 No.1, 2009.

Sianturi, D.A dan Ernita. 2014. Penggunaan Pupuk KCl Danbokashi Pada TanamanUbi Jalar (Ipomeae batatas). Jurnal Dinamika Pertanian Volume XXIX Nomor 1April 2014 (37 - 44).

Sonhaji,A. 2000. Mengenal dan Bertanam Ubi Jalar.Gaza publishing. Bandung. Stell, R. G. D. Dan J. H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika Penterjemah

Bambang Sumantri. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

Steenis, C. G. G. J. 1978. Flora, Untuk Sekolah di Indonesia. Pradnya Paramitha, Jakarta.

(34)

Dystrudepts. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Juni 2014 Vol. 3 No.1 Hal : 63-66.

(35)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lahan masyarakat Desa Namo Gajah Kecamatan Medan Tuntungan tepatnya di belakang Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut, mulai bulan Mei 2015 sampai Oktober 2015.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan ialah bibit setek pucuk ubi jalar varietas Antin 2, varietas Beta 2 dan varietas Kidal sebagai objek yang akan diamati, pupuk Urea dan TSP untuk pemupukan dasar, biochar sekam padi dan kompos tandan kosong kelapa sawit sebagai perlakuan yang akan diaplikasikan pada tanaman ubi jalar, air untuk menyiram tanaman dan bahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini.

Alat yang digunakan yaitu cangkul, pisau/cutter, pacak sampel, meteran, timbangan analitik, gembor, serta alat pendukung lainnya.

Metode Penelitian

Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor :

Faktor I : Varietas Ubi Jalar (V) terdiri dari 3 jenis, yaitu : V1 : Antin 2 (Ungu)

V2 :Beta 2 (Orange)

V3 : Kidal (Kuning Tua)

(36)

K1 : Pupuk KCl

K2 : Biochar Sekam Padi

K3: Kompos TKKS

Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan, yaitu :

V1K0 V2K0 V3K0

V1K1 V2K1 V3K1

V1K2 V2K2 V3K2

V1K3 V2K3 V3K3

Jumlah ulangan (Blok) : 3 ulangan Jumlah plot : 36 plot Jumlah tanaman per plot : 6 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 216 tanaman Jumlah sampel per plot : 4 tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 144 tanaman Jarak antar plot : 30 cm Jarak antar blok : 50 cm

Ukuran Plot : 200 x 100 cm

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model linear sebagai berikut :

Yijk= μ + ρi+ αj+ βk+ (αβ)jk + εijk

dimana :

Yijk : Data hasil pengamatan dari unit percobaan blok ke-i denganperlakuan

(37)

ρi : Efek blok ke-i

αj : Efek varietas ubi jalar pada taraf ke-j

βk : Efek perlakuan sumber kalium pada taraf ke-k

(αβ)jk : Efek interaksi dari varietas ubi jalar pada taraf ke-j dan perlakuan

sumber kalium pada taraf ke-k

εijk : Galat dari blok ke-i, varietas ubi jalar pada taraf ke-j dan perlakuan

sumber kalium pada taraf ke-k

(38)

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan

Lahan penanaman yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma di areal tersebut. Kemudian lahan diolah dan digemburkan dengan menggunakan cangkul dengan kedalaman olah 20 cm. setelah itu dibuat plot-plot dengan ukuran panjang 200 cm, lebar 100cm, dan tinggi 30 cm dengan jarak antar blok 50 cm dan jarak antar plot 30 cm. pada sekeliling daerah dibuat parit drainase sedalam 30 cm untuk menghindari adanya genangan air di sekitar areal penelitian.

Pembuatan Bedengan

Pembuatan bedengan dilakukan pada saat setelah dilakukan persiapan lahan dengan ukuran 200 cm x 100cm dengan jarak antar plot 30 cm dan jarak antar blok 50 cm dengan media tanam yang digunakan adalah tanah lahan yang sudah digemburkan dan dicampur dengan kompos.

Pembuatan Biochar sekam padi

Pembuatan biochar sekam padi dilakukan 1 bulan sebelum penanaman. Proses pembuatannya yaitu dengan memasukkan sekam padi ke dalam drum (pirolisator) lalu dibakar hingga membara. Jika suhu sudah mencapai 200 0C, drum ditutup dan asap akan keluar melalui cerobong hal ini menandakan bahwa pembakaran berjalan dengan baik. Setelah 2-3,5 jam dan sudah tidak mengeluarkan asap lagi, arang dikeluarkan dan disiram dengan air. Selanjutnya arang dijemur lalu siap untuk digunakan.

Persiapan Bibit

(39)

Pengaplikasian Biochar sekam padi

Pengaplikasian Biochar sekam padi dilakukan sesuai dengan dosis anjuran yaitu 10 ton/ha(0.5 kg/tanaman). Pengaplikasian Biochar sekam padidilakukan dengan cara ditabur kemudian dicampurkan ke tanah dengan cara dicangkul sampai merata. Di aplikasikan 1 minggu sebelum stek ubi jalar akan di tanam. Pengaplikasian Kompos TKKS

Pengaplikasian kompos TKKS dilakukan sesuai dengan dosis anjuran yaitu 20 ton/ha(600 gr/tanaman). Pengaplikasian kompos TKKS dilakukan dengan cara ditabur kemudian dicampurkan ke tanah dengan cara dicangkul sampai merata. Di aplikasikan 1 minggu sebelum stek ubi jalar akan di tanam. Pengaplikasian Pupuk KCl

Pengaplikasian Pupuk KCl dilakukan sesuai dengan dosis anjuranyaitu 100 Kg/ha (1,5 gr/tanaman). Pengaplikasian Pupuk KCl diaplikasi secara tugal di dekat masing-masing tanaman dan ditutup dengan tanah. Di aplikasikan 1 minggu setelah stek ubi jalar di tanam dan pada 5 minggu setelah tanam.

Pemupukan Dasar

Pemupukan dasar dilakukan satu minggu setelah tanam.Pupuk yang diberikan sesuai dengan dosis anjuran kebutuhan pupuk ubi jalar yaitu Urea 200 kg/ha (40 g/plot) dan TSP100 kg/ha (20 g/plot).Pupuk diaplikasikan secara

larikan dan ditutup kembali dengan tanah. Penanaman

(40)

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi atau sore hari tergantung kondisi cuaca. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila ada setek yang rusak atau tidak tumbuhpada saat 1 MST setelah penanaman di lapangan.

Pengangkatan Batang

Pengangkatan batang bertujuan mencegah terbentuknya umbi-umbi kecil.Pengangkatan atau pembalikan batang dilakukan pada umur 50 HST atau pengangkatan batang dilakukan berdasarkan pengamatan adanya akar yang tumbuh pada ruas-ruas batang.

Penyiangandan Pembumbunan

Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma sekaligus menggemburkan tanah. Tumbuhan pengganggu perlu dikendalikan agar tidak menjadi saingan bagi tanaman utama dalam hal penyerapan unsur hara serta untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut gulma agar perakaran tanaman tidak terganggu.Pembumbunan dilakukan pada umur 4 MST hingga 8 MST dengan interval satu minggu.

Pengendalian hama dan penyakit

(41)

fungisida dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan yaitu apabila terjadi serangan hama dan penyakit pada tanaman.

Panen

Panen dilakukan pada saat ubi jalar berumur 18MST dengan kriteria panen dapat dilihat dengan warna daun mulai menguning dan kemudian rontok. Panen dilakukan dengan cara mencangkul guludan dan mengangkat tanaman hingga ke akarnya. Tanaman dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel.kemudian umbi dipotong dari pangkal batang tanaman.

Parameter Pengamatan

Pertambahan panjang tanaman (cm)

Pertambahan panjang tanam diukur mulai pangkal batang (diatas permukaan tanah) hingga ujung yang diluruskan, dan dilakukan pada 1 MST sampai 10 MST yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 MST. Kemudian dihitung selisihnya.

Jumlah umbi per sampel (umbi)

Jumlah umbi di hitung dengan menghitung jumlah umbi yang didapat setelah di panen.Kriteria umbi yang dihitung adalah umbi yang sudah membengkak dan bentuknya lebih besar dari akar.

Panjang umbi per sampel (cm)

(42)

Bobot umbi per sampel (g)

Bobot umbi persampelditimbang dengan menggunakan timbangan setelah panen dengan menimbang semua umbi yang terdapat pada sampel setelah umbi dibersihkan dari akar dan kotoran-kotoran yang menempel.

Bobot biomassa tanaman per sampel (g)

Bobot biomassa tanaman per sampel ditimbang dengan timbangan setelah tajuk dan akarnya dipisahkan dari umbi serta dibersihkan dari tanah yang dilakukan setelah panen.

Rataan bobot umbi

Rataan bobot umbi di hitung dengan rumus sebagai berikut : Rataan bobot umbi = Bobot umbi

Jumlah umbi Indeks panen

Indeks panen di hitung dengan rumus sebagai berikut : Indeks Panen = Bobot umbi per sampel

(43)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 6-37) diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman 4-8 MST, jumlah umbi per sampel,bobot umbi per sampel, dan Indeks Panen.Pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman 4-6 MST.Interaksi antara perlakuan varietas dengan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata terhadap Pertambahan panjang tanaman 4-8 MST.

Pertambahan panjang tanaman (cm)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 6-25), diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang tanaman pada 4-8 MST, pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang tanaman pada 4-6 MST serta interaksi antara perlakuan varietas dengan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata pada 4-8 MST.

Dari data pengamatan 4 MST - 5 MST (Tabel 1), dapat diketahui perlakuan varietas (V3) menghasilkan rataan pertambahan panjang tanaman yang

berbeda nyata dengan V1 dan V2 dengan rataan terendah pada V1.

(44)

Tabel 1. Rataan pertambahan panjang tanaman 4-8 MST (cm) Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris atau kelompok

kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Dari data pengamatan 4 MST – 6 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa pemberian sumber kalium berupa kompos TKKS (K3) menghasilkan rataan

pertambahan panjang tanaman yang berbeda tidak nyata dengan K0 dan K1 namun

berbeda nyata dengan pemberian sumber kalium biochar sekam padi (K2) dengan

rataan terendah.

(45)

pertambahan panjang tanaman tertinggi yakni 11.23 cm pada kombinasi perlakuan varietas kidal dan pemberian sumber kalium berupa pupuk KCl (V3K1) yang berbeda tidak nyata dengan V2K1 dan V3K0 dan berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

Dari data pengamatan 5 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai sumber kalium menghasilkan rataan pertambahan panjang tanaman tertinggi yakni 43.50 cm pada kombinasi perlakuan varietas Beta-2 dan pemberian sumber kalium berupa pupuk KCl (V2K1) yang berbeda tidak nyata dengan V3K0, V1K3, V2K1 dan V3K1 dan berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

Dari data pengamatan 6 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai sumber kalium menghasilkan rataan pertambahan panjang tanaman tertinggi yakni 53.08 cm pada kombinasi perlakuan varietas Antin-2 dan pemberian sumber kalium berupa kompos TKKS(V1K3) yang berbeda tidak nyata dengan V3K0, V2K1, V3K1 dan V2K3 dan berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

Dari data pengamatan 7 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai sumber kalium menghasilkan rataan pertambahan panjang tanaman tertinggi yakni 69.71 cm pada kombinasi perlakuan varietas Beta-2 dan pemberian sumber kalium berupa kompos TKKS(V2K3) yang berbeda tidak nyata dengan V1K0, V3K0, V3K1, V1K2, V1K3 dan berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

(46)

pertambahan panjang tanaman tertinggi yakni 54.91 cm pada kombinasi perlakuan V3K3 (varietas Kidal dan sumber kalium berupa TKKS) yang berbeda tidak nyata dengan V3K0, V1K0, V1K2, V2K3 dan berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

Panjang umbi per sampel (cm)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 26 dan 27), diketahui bahwa, perlakuan varietas, pemberian berbagai jenis sumber kalium, serta interaksi berbagai jenis sumber kalium dan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap panjang umbi per sampel.

Rataan panjang umbi per sampel pada perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Panjang umbi per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium

Varietas kidal mampu menghasilkan panjang umbi tertinggi (20.37 cm), sedangkan pada pemberian sumber kalium yaitu Pupuk KCl juga menghasilkan panjang umbi tertinggi (21.14 cm).

Jumlah umbi per sampel (umbi)

(47)

perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah umbi per sampel.

Rataan jumlah umbi per sampel pada perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah umbi per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Dari data pengamatan jumlah umbi per sampel (Tabel 3), dapat diketahui perlakuan varietas V3 menghasilkan rataan jumlah umbi per sampel tertinggi yang

berbeda nyata dengan V1 dan V2. Namun perlakuan V1 berbeda tidak nyata

dengan V2 dengan rataan terendah terdapat pada V1.

(48)

Gambar 1. Diagram hubungan antara jumlah umbi per sampel dengan perlakuan varietas

Diagram hubungan pada Gambar 1 menunjukkan bahwa perlakuan V3 (Kidal) menghasilkan jumlah umbi per sampelubi jalar tertinggi yakni 1.75 yang berbeda nyata dengan perlakuan V1 dan V2.

Bobot umbi per sampel (g)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 30 dan 31), diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot umbi per sampel sedangkan pemberian berbagai jenis sumber kalium dan interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh tidak nyata terhadap bobot umbi per sampel.

Rataan bobot umbi per sampel pada perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 4.

0

V1 (ANTIN-2) V2 (BETA-2) V3 (KIDAL)

(49)

Tabel 4. Bobot umbi per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris sama menunjukkan

berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Dari data pengamatan bobot umbi per sampel (Tabel 4), dapat diketahui perlakuan varietas (V3) menghasilkan rataan bobot umbi per sampel tertinggi

(136.35 g) yang berbeda nyata dengan V1 dan V2.Namun perlakuan V1 berbeda

tidak nyata dengan V2 dengan rataan terendah terdapat pada V1(52.87 g).

Diagram hubungan antarabobot umbi per sampel dengan perlakuan varietas dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram hubungan antara bobot umbi per sampel dengan perlakuan varietas

V1 (ANTIN-2) V2 (BETA-2) V3 (KIDAL)

(50)

Diagram hubungan pada Gambar 2 menunjukkan bahwa perlakuan V3 (Kidal) menghasilkan bobot umbi per sampel ubi jalar tertinggi yang berbeda nyata dengan perlakuan V1 dan V2.

Bobot biomassa tanaman per sampel (g)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 32 dan 33), diketahui bahwa, perlakuan varietas, pemberian berbagai jenis sumber kalium, serta interaksi berbagai jenis sumber kalium dan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap bobot biomassa tanaman per sampel.

Rataan bobot biomassa tanaman per sampel pada perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Bobot biomassa tanaman per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium

Varietas

Dari data pengamatan bobot biomassa tanaman per sampel (Tabel 5), dapat diketahui bahwa pada perlakuan varietas Antin-2 memiliki bobot biomassa tertinggi yaitu 1059.85 g. Sedangkan pemberian sumber kalium berupa kompos TKKS menunjukkan rataan tertinggi dari bobot biomassa tanaman per sampel yaitu 969.64 g.

Rataan bobot umbi (g)

(51)

serta interaksi berbagai jenis sumber kalium dan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap rataan bobot umbi.

Rataan bobot umbi ubi jalar pada perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan bobot umbi ubi jalar dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium

Varietas

Dari data pengamatan rataan bobot umbi (Tabel 6), dapat diketahui bahwa pada perlakuan varietas kidal memiliki hasil tertinggi yaitu 90.04 g. Sedangkan pemberian berbagai jenis sumber kalium hasil terbaik rataan bobot umbi terdapat pada pemberian sumber kalium pupuk KCl yaitu 85.10 g.

Indeks panen

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 36 dan 37), diketahui bahwa, perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap indeks panen.Sedangkan pemberian berbagai jenis sumber kalium, serta interaksi berbagai jenis sumber kalium dan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap indeks panen.

(52)

Tabel 7. Indeks panen ubi jalar dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium

Varietas

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Dari data pengamatan indeks panen (Tabel 7), dapat diketahui perlakuan varietas (V3) menghasilkan indeks panen tertinggi (0.16) yang berbedatidak nyata

dengan perlakuan lainnya.

Diagram hubungan antaraindeks panen dengan perlakuan varietas dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram hubungan antara indeks panen dengan perlakuan varietas Diagram hubungan pada Gambar 3 menunjukkan bahwa perlakuan V3 (Kidal) menghasilkan indeks panen ubi jalar tertinggi yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

V1 (ANTIN-2) V2 (BETA-2) V3 (KIDAL)

(53)

Pembahasan

Pertumbuhan dan produksi ubi jalar(Ipomoea batatasL.) pada perlakuan varietas

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman 4,-5 MST, jumlah umbi per sampel, bobot umbi per sampel, dan indeks panen.

Pertambahan panjang tanaman pada 4-5 MST (Tabel 1) dengan perlakuan Varietas Kidal menghasilkan rataan tertinggi yaitu 11.23 cm (4 MST) dan 43.50 cm (5 MST). Hal ini diduga karena varietas yang digunakan merupakan varietas unggul yakni Varietas Kidal.Hal ini sesuai dengan pernyataan Saleh (2011) bahwa varietas unggul baru merupakan komponen teknologi produksi yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan produksi ubi jalar karena berkaitan dengan potensi hasil yang tinggi. Varietas unggul baru yang mempunyai karakter sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pengguna juga relatif mudah diterima petani, kompatibel dengan komponen teknologi budidaya lain.

(54)

meningkatkan produksi pertanian, para pemulia tanaman senantiasa berusaha menciptakan varietas unggul modern yang memiliki sifat-sifat yang dinginkan dan cocok untuk kondisi lingkungan tertentu.

Suatu umbi dapat dikatakan berkualitas jika umbi hasil dari pertanaman ubi jalar tersebut berukuran besar dan berbentuk bulat atau bulat lonjong dan tidak terlalu banyak lekukan serta kondisi daripada umbi tersebut baik yakni tidak ada luka pada kulit umbi. Dari hasil pengamatan visual, dapat dilihat bahwa beberapa ubi jalar varietas Beta-2 dan Kidal memenuhi kriteria umbi yang berkualitas baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Juanda dan Cahyono (2000) bahwa bentuk dan ukuran umbi merupakan salah satu kriteria untuk menentukan harga jual di pasaran. Bentuk umbi yang rata (bulat dan bulat lonjong) dan tidak banyak lekukan termasuk umbi yang berkualitas baik.

Pertumbuhan dan produksi ubi jalar(Ipomoea batatasL.) pada perlakuan pemberian berbagai jenis sumber kalium

Berdasarkan hasil pengamatan dari sidik ragam diketahui bahwa perlakuan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman 4-6 MST.

(55)

kompos TKKS yaitu mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman antara lain K, P, Ca, Mg, C dan N. Selain itu kompos TKKS memiliki beberapa sifat yang menguntungkan antara lain membantu kelarutan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.

Pengaruh interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium

Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata pada parameter pertambahan panjang tanaman 4-8 MST.

(56)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Perlakuan varietas berpengaruh nyata pada parameter pertambahan panjang tanaman 4-5 MST, jumlah umbi per sampel, bobot umbi per sampel, dan indeks panen. Perlakuan varietas terbaik diperoleh pada varietas kidal.

2. Pemberian sumber kalium berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman 4-6 MST. Pemberian berbagai jenis sumber kalium terbaik diperoleh pada sumber kalium berupa kompos TKKS.

3. Interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata pada parameter pertambahan panjang tanaman 4-8 MST dengan rataan terbaik diperoleh pada varietas kidal dan pemberian sumber kalium berupa TKKS .

Saran

(57)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Menurut Suparman (2007), sistematika tanaman ubi jalar adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta, Sub-divisio : Angiospermae, Kelas : Dicotyledoneae, Ordo : Convolvulales , Famili : Convolvulaceae, Genus : Ipomoea, Spesies : Ipomoea batatasL.

Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi.Akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur hara yang ada dalam tanah, sedangkan akar lumbung berfungsi sebagai tempat untuk menimbun sebagian makanan yang nantinya akanterbentuk umbi. Kedalaman tanah akar tidak lebih dari 45 cm. Biasanya sekitar 15 persen dari seluruh akarnya yang terbentuk akan menebal dan membentuk akar lumbung yang

tumbuh agak dangkal. Ukuran umbi meningkat selama daun masih aktif (Sonhaji, 2007).

Ubi jalar memiliki batang lunak, berbentuk bulat, batang ubi jalar beruas-ruas dan panjang satu beruas-ruas antara 1-3 cm dan setiap beruas-ruas ditumbuhi daun, akar, dan tunas atau cabang. Panjang batang utama beragam yaitu tergantung varietasnya, dan umumnya berkisar antara 2-3 meter untuk varietas ubi jalar merambat (Juanda dan Cahyono, 2000).Daun ubi jalar bentuknya berbeda-beda tergantung varietasnya. Tangkaidaun melekat pada buku-buku batang (Suparman, 2007).

(58)

pagi hari, dan menutup serta layu dalam beberapa jam.Penyerbukan dilakukan oleh serangga.Biji terdapat dalam kapsul, sebanyak 1-4 biji.Biji matang berwarna hitam, bentuknya memipih, dan keras, dan biasanya memerlukan pengausan (skarifikasi) untuk membantu perkecambahan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Buah pada ubi jalar berkotak tiga yang terbentuk setelah terjadi penyerbukan.Satu bulan setelah terjadi penyerbukan buah ubi jalar sudah masak, didalam buah terdapat biji yang sangat ringan. Biji buah memiliki kulit yang keras yang akan digunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif untuk menghasilkan varietas ubi jalar yang baru (Juanda dan Cahyono, 2000).

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab. Daerah yang paling ideal untuk budidaya ubi jalar adalah daerah yang bersuhu 21-27°C. Daerah yang mendapatkan sinar matahari 11-12 jam/hari merupakan daerah yang disukai.Pertumbuhan dan produksi yang optimal untuk usah atani ubi jalar tercapai pada musim kering (kemarau).Di tanah yang kering (tegalan) waktu tanam yang baik untuk ubi jalar yaitu pada waktu musim hujan, sedangkan pada tanah sawah waktu yang baik yaitu sesudah tanaman padi dipanen. Tanaman ubi jalar dapat ditanam di daerah dengan curah hujan 500-5000mm/tahun, optimalnya antara 750-1500mm/tahun (Deputi Menegristek,2008).

(59)

sepanjang tahun, asalkan berada di tempat lahan yang terbuka dan tidak tergenangi air (Suparman, 2007).

Kelembaban berpengaruh terhadap laju transpirasi. Jika kelembaban udara lingkungan di sekitar tumbuhan tinggi maka difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan akan berlangsung lambat. Sebaliknya, jika kelembaban di sekitar tumbuhan rendah, difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan berlangsung cepat (Lakitan, 2007).

Tanah

Hampir semua jenis tanah petanian cocok untuk membudidayakan ubi jalar.Janis tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak mengandung bahan organik aerasi serta drainasenya baik. Pananaman ubi jalar pada tanah kering dan pecah-pecah sering menyebabkan ubi jalar mudah terserang hama penggerek (Cylas sp.). sebaliknya, bila ditanam pada tanah yang mudah becek atau drainase yang jelek, dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman ubi

jalar kerdil, ubi mudah busuk, kadar serat tinggi, dan bentuk ubi benjol (Deputi Menegristek, 2008).

Tanaman ini dapat diusahakan di berbagai tempat, baik dataran rendah maupun dataran tinggi/pegunungan, serta di segala macam tanah.Tetapi yang paling cocok dan potensial, dengan hasil produksi yang bagus dan tinggi adalah di tanah pasir berlempung yang gembur dan halus.Tanah dengan pH 5.6-6.6 lebih disukai untuk pertumbuhannya (Koswara, 2013).

(60)

Varietas Ubi Jalar

Konsumsi bahan pangan setiap tahun cenderung meningkat. Keadaan ini disebabkan antara lain karena bertambahnya jumlah penduduk dan makin meningkatnya pendapatan masyarakat. Untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut salah satu usaha di bidang tanaman adalah mengoptimalkan teknologi budidaya tanaman pertanian, khususnya dengan pemakaian varietas unggul.Penggunaan varietas merupakan teknologi yang dapat diandalkan, tidak hanya dalam hal meningkatkan produksi pertanian, tetapi dampaknya juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.Oleh karena itu varietas unggul yang memiliki berbagai sifat yang diinginkan memegang peranan penting untuk tujuan dimaksud.Varietas unggul pada umumnya memiliki sifat-sifat yang menonjol dalam hal potensi hasil tinggi.Tahan terhadap organisme pengganggu tertentu dan memiliki keunggulan pada ekolokasi tertentu serta mempunyai sifat-sifat agronomis penting lainnya. Dengan menggunakan varietas unggul tahan hama dan penyakit adalah merupakan cara paling murah untuk menekan pengganggu tanaman tanpa adanya kekhawatiran akan dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam upaya untuk terus meningkatkan produksi pertanian, para pemulia tanaman senantiasa berusaha menciptakan varietas unggul modern yang memiliki sifat-sifat yang dinginkan dan cocok untuk kondisi lingkungan tertentu (Balitkabi, 2011).

(61)

30 ton/hektar, berumur pendek (genjah) antara 3-4 bulan, rasa ubi enak dan manis, tahan terhadap hama penggerek ubi (Cylas sp.) dan penyakit kudis oleh cendawan Elsinoe sp., kadar karotin tinggi di atas 10 mg/100 gram, keadaan serat ubi relatif

rendah (Jayanto, 2009).

Ubi jalar termasuk tanaman tropis dan dapat tumbuh dengan baik di daerah sub tropis. Disamping iklim, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ubi jalar adalah jarak tanam, varietas dan lokasi tanam.Umumnya ubi jalar dibagi dalam dua golongan, yaitu ubi jalar yang berumbi keras (karena banyak mengandung pati) danubi jalar yang berumbi lunak (karena banyak mengandung air).Dari warna daging umbinya, ada yang berwarna putih, merah kekuningan, kuning, merah, krem, jingga atau ungu dan lain-lain.Menilik umurnya, ada ubi jalar yang berumur pendek (dapat dipanen pada usia 4-6 bulan) dan ada yang

berumur panjang (baru dapat dipanen setelah berumur 8-9 bulan) (Koswara, 2013).

Umbi tanaman ubi jalar memliki tekstur daging bervariasi, ada yang masir (mempur) dan ada pula yang benyek berair. Rasa umbi tanaman ubi jalar pun bervariasi, ada yang manis, kurang manis, dan ada pula yang gurih. Bentuk dan ukuran umbi merupakan salah satu kriteria untuk menentukan harga jual di pasaran. Bentuk umbi yang rata (bulat dan bulat lonjong) dan tidak banyak lekukan termasuk umbi yang berkualitas baik (Juanda dan Cahyono, 2000).

(62)

dianggap sebagai makanan inferior. Betakaroten memiliki 100% aktivitas provitamin A dan antosianin dapat berfungsi sebagai antioksidan, sehingga berperan positif terhadap pemeliharaan kesehatan tubuh. Jepang merupakan salah satu negara yang intensif mempromosikan manfaat antosianin ubijalar.Senyawa fenol pada ubijalar juga berfungsi sebagai antioksidan, kandungan serat pangan dan nilai glikemik indeks (GI) ubijalar yang relatif rendah memberi nilai tambah bagi komoditas ini sebagai pangan fungsional (Ginting et al., 2011).

Ubi jalar ungu jenis Ipomoea batatasL. Poir memiliki warna ungu yang cukup pekat pada daging ubinya, sehingga banyak menarik perhatian.Warna ungu pada ubi jalar disebabkan oleh adanya pigmen ungu antosianin yang menyebar dari bagian kulit sampai dengan daging ubinya.Konsentrasi antosianin inilah yang menyebabkan beberapa jenis ubi ungu mempunyai gradasi warna ungu yang berbeda.Secara nutrisi, ubi jalar pada umumnya didominasi oleh karbohidrat yang dapat mencapai 27,9% dengan kadar air 68,5%, sedang dalam bentuk tepung karbohidratnya mencapai 85,26% dengan kadar air 7,0% (Hardokoet al., 2010).

Sejauh ini pengolahan ubi jalar cenderung secara tradisional dan kurang dapat diaplikasikan untuk produk yang lebih luas.Jenis ubi jalar yang berpotensi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu ubi jalar oranye yang merupakan sumber karbohidrat cukup tinggi dan memiliki senyawa antioksidan alami beta-karoten.Ubi jalar oranye memiliki beragam varietas.Salah satu varietas unggul yang sedang dikembangkan oleh Balai Penelitian Kacang dan Umbi atau BALITKABI yaitu Beta 2. Ubi jalar oranye varietas Beta 2 ini memiliki kandungan pati yang cukup tinggi yaitu 17.80 % dan total karoten sebesar 4629

(63)

Beta-2 adalah varietas ubi jalar yang memiliki kandungan betakaroten tinggi, tetapi potensi produksi dan kandungannya lebih rendah dibandingkan beta-1. Keunggulan varietas ubi jalar ini terbilang tinggi dan betakaroten juga

tinggi.Varietas ubi jalar yang kaya β-karotin ini potensial dikembangkan secara

potensial oleh agroindustri pangan dalam meningkatkan asupan pro-vitamin A bagi masyarakat (Litbang Pertanian, 2013).

Kidal, merupakan varietas unggul baru ubijalar dengan tipe tanaman semi kompak.Produktivitas mencapai 25-30 ton/ha.Bentuk umbi membulat, tangkai umbi sangat pendek.Warna kulit umbi merah dan warna daging umbi kuning tua. Rasa enak, kandungan bahan kering 31 %, kandungan pati 32,85 %, kandungan beta karoten 345 mkg/100 g. Varietas Kidal agak tahan hama boleng, dan

penyakit kudis. Varietas ini cocok untuk dikonsumsi. Umur panen 4,0-4,5 bulan (Dinas Pertanian Yogyakarta, 2011).

Pupuk KCl

Unsur nitrogen, fosfor dankalium, merupakan hara makro yangmutlak diperlukan untuk pertumbuhandan perkembangan tanaman ubijalar.Unsur kalium paling banyak dibutuhkankarena berperan penting dalam meningkatkan aktivitas fotosintesis terutamapada periode pembentukkan umbi.Kalium diperlukan untuk meningkatkanaktivitas kambium dalam akar yang menyimpan pati di dalamnya dan jugauntuk meningkatkan aktivitas sintesis pati dalam umbi (Paulus, 2011).

(64)

Kalium.Kalium adalah suatu satu unsur hara esensial yang di butuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar.Kalium di serap tanaman dalam bentuk ion K+ di dalam tanah.Ion ini bersifat dinamis, sehingga mudah tercuci tanah berpasir dan tanah dengan pH rendah.peran kalium dalam tanaman, yakni membantu proses fotosintesis, untuk membentuk senyawa organik baru yang akan ditranslokasikan ke organ tempat penyimpanan dalam hal ini umbi dan sekaligus memperbaiki kualitas umbi tanaman ubi jalar. KCl adalah pupuk buatan yang mengandung Kalium (52% K20) di mana untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dan perbaikan tanah (Sianturi dan Ernita, 2014).

Dalam pemberian KCl, perlu diperhatikan jumlah kalium yang tersedia dalam tanah. Pada tanah ber-pH rendah ketersediaan kaliumnya sangat rendah.Ketersediaan kalium biasanya baik pada tanah netral maupun pada tanah basa yang menunjukkan pencucian kaliaum dapat di tukar terbatas.Ketersediaan kalium diartikan sebagai kalium yang dibebaskan dari bentuk tidak dapat dipertukarkan kebentuk yang dapat dipertukarkan, sehingga dapat diserap tanaman.Barbagai faktor yang dapat dipengaruhi ketersediaan tanaman adalah peristiwa pembekuan dan pencairan, pembasahan dan pengeringan, ph tanah dan

pelapukan. Kalium diserap dalam bentuk K+ yang monovalen (Gardner et al., 1991).

Biochar Sekam Padi

(65)

menghasilkan 3 substansi,yaitu: metana dan hidrogen yang dapat dijadikan bahan bakar, bio-oil yang dapat diperbaharui dan arang hayati(biochar).Biochar dapat memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan produksi tanaman, terutama pada tanah-tanah yang kurang subur.Kemampuan biochar untuk memegang air dan hara dalam tanah membantu mencegah terjadinya kehilangan pupuk akibat aliran permukaan (runoff) dan pencucian (leaching), sehingga memungkinkan penghematan pupuk dan mengurangi polusi pada lingkungan sekitar.Kemampuan mempertahankan kelembaban dapat membantu tanaman pada periode-periode kekeringan.Biochar juga sangat penting dalam memperkaya karbon organik pada tanah-tanahmarginal dan mempercepatperkembangan mikroba-mikroba untuk penyerapan hara dalam tanah (BPTP, 2011).

Bahan dasar yang digunakan dalam pirolisis dapat berupa berbagai jenis dan bentuk biomassa. Residu biomassa pertanian atau kehutanan, termasuk potongan kayu, tempurung kelapa, tongkol jagung, sekam padi atau kulit buah kacang-kacangan, kulit kayu, sisa-sisa usaha perkayuan, limbah industri tebu, sisa penyulingan, dan bahan organik daur ulang lainnya. Pada saat ini residu tanaman yang paling potensial untuk pembuatan biochar adalah sekam padi.Tanaman yang khusus untuk mengambil energinya dapat digunakan untuk menghasilkan bahan bakar hayati (biofuels) dengan biochar sebagai hasil samping yang dapat diaplikasikan ke tanah (Gani, 2009).

(66)

yang resisten terhadap pelapukan sehingga mampu berfungsi sebagai ameliorant organik yang efektif untuk memperbaiki kesuburan tanah dan mampu bertahan hingga ratusan tahun di dalam tanah (Sudjana, 2014).

Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit

Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) adalah Limbah Pabrik KelapaSawit yang jumlahnya sangat melimpah.Setiap pengolahan 1 ton TBSmenghasilkan 230 kg tandan kosong kelapa sawit.Pengolahan dan pemanfaatanTKKS oleh pabrik kelapa sawit masih sangat terbatas. Alternatif lain denganmenimbun (open dumping) untuk dijadikan mulsa di perkebunan kelapa sawitatau diolah menjadi kompos (Hanum, 2009).

Keunggulan kompos TKKS yaitu mengandung unsur hara yangdibutuhkan tanaman antara lain K, P, Ca, Mg, C dan N. Kompos TKKS dapatmemperkaya unsur hara yang ada di dalam tanah, dan mampu memperbaiki sifatfisik, kimia dan biologi tanah. Selain itu kompos TKKS memiliki beberapa sifatyang menguntungkan antara lain membantu kelarutan unsur-unsur hara yangdiperlukan bagi pertumbuhan tanaman, bersifat homogen dan mengurangi resikosebagai pembawa hama tanaman, merupakan pupuk yang tidak mudah tercucioleh air yang meresap dalam tanah dan dapat diaplikasikan pada sembarangmusim (Eleni, 2014).

(67)
(68)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Ubi jalar merupakan salah satu makanan pokok bagi sekelompok penduduk Indonesia, karena itu tanaman ubi jalar ikut memegang peranan penting di dalam posisi lumbung pangan nasional.Tanaman tersebut juga memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, terutama di kalangan masyarakat pedesaan di Indonesia.Ubi jalar memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi.Selain itu juga memiliki nilai jual yang cukup baik (Suparman, 2007).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi ubi jalar Indonesia pada tahun 2012 adalah sebesar 2.483.460 ton dengan produktivitas 139.29 Ku/ha dan mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu produksi sebesar 2.386.729 ton dan produktivitas 147.47 Ku/ha. Produksi ubi jalar di provinsi Sumatera Utara pada tahun 2013 sebanyak 116.671ton juga mengalamipenurunandibandingkan pada tahun 2012 yaitu 186.583 ton.

Untuk mengatasi masalah tersebut upaya yang masih mungkin dapat dilakukan untuk meningkatan produksi ubi jalar adalah melalui intensifikasi yaitu melalui penggunaan benih unggul, perbaikan pengelolaan usahatani ubi jalar dengan penggunaan pupuk berimbang dosis, waktu dan cara yang tepat sesuai dengan kondisi dan sifat kimia tanah setempat (Sasongko, 2009).

(69)

2009, Badan Litbang Pertanian telah melepas masing-masing 10 varietas unggul ubikayu dan 19 ubijalar, masing-masing dengan sifat keunggulan (Saleh, 2011).

Ubi jalar varietas Antin-2 di lepas tahun 2013, umur panen 4-4,5 bulan, hasil rata-rata 20,4 ton/ha. Keunggulan varietas Antin-2 adalah kadar antosianin 510.80 mg/100 gbahan, agak tahan hama boleng, dan penyakit kudis. Ubi jalar varietas Beta-2dilepas tahun 2009.Umur panen tanaman 4-4,5 bulan, hasil produksi 25-35 ton/ha. Adapun keunggulan dari ubi jalar varietas Beta-2 adalah kadar betakaroten 4.629 mg/100 gbahan, agak tahan kudis dan boleng. Ubi jalar varietas kidal tahun di lepas 2001 umur panen 4-4,5 bulan, hasil 25-30 ton/ha. Adapun keunggulan ubi jalar varietas kidalyaitu agak tahan hama boleng dan hama penggulung daun serta tahan penyakit kudis dan bercak daun (Balitkabi, 2011).

Salah satu pupuk anorganik yang dibutuhkan oleh tanaman ubi jalar yang dapat memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan terutama umbi adalah Kalium.Kalium adalah salah satu unsur hara essensial yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar. Peran kalium dalam tanaman, yakni membantu proses fotosintesis untuk membentuk senyawa organik baru yang akan ditranslokasikan ke organ tempat penyimpanan dalam hal ini umbi dan sekaligus memperbaiki kualitas umbi tanaman ubi jalar (Sianturi dan Ernita, 2014).

(70)

Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuanuntuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi beberapa varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatasL.) terhadap berbagai jenis sumber kalium.

Hipotesa Penelitian

Aplikasi berbagai sumber kalium berpengaruh nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi beberapa varietasUbi Jalar(Ipomoea batatasL.) dan interaksi keduanya.

Kegunaan Penelitian

(71)

ABSTRAK

EVI ROSALIA : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Berbagai Jenis Sumber Kalium. dibimbing oleh NINI RAHMAWATI dan ROSITA SIPAYUNG.

Ubi jalar merupakan salah satu makanan pokok bagi sekelompok penduduk Indonesia. Ubi jalar memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Selain itu juga memiliki nilai jual yang cukup baik. Salah satu upaya peningkatan produktivitas ubi jalar adalah penggunaan varietas unggul dan pemberian berbagai jenis sumber kalium. Penggunaan varietas unggul diharapkan mampu meningkatkan produksi ubi jalar karena berkaitan dengan potensi hasil yang tinggi. Pemberian berbagai jenis sumber kalium dibutuhkan ubi jalar untuk dapat memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama umbi. Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat Desa Namo Gajah, Medan Tuntungan dengan ketinggian tempat ± 25 meter dpl dari bulan Mei sampai Oktober 2015, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 Faktor perlakuan. Faktor pertama adalah varietas dengan 3 jenis yaitu Antin-2 (V1); Beta-2 (V2); Kidal (V3) dan faktor kedua yaitu pemberian berbagai jenis sumber kalium dengan 4 jenis yaitu Tanpa pemupukan kalium (K0); Pupuk KCl (K1); Biochar sekam padi (K2); dan kompos TKKS (K3). Parameter yang diamati adalah pertambahan panjang tanaman, panjang umbi per sampel, jumlah umbi per sampel, bobot umbi per sampel, bobot biomassa tanaman per sampel, rataan bobot umbi, dan indeks panen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman 4-8 MST, jumlah umbi per sampel, bobot umbi per sampel, dan Indeks Panen. Pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman 4-6 MST. Interaksi antara perlakuan varietas dengan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang tanaman 4-8 MST.

(72)

ABSTRACT

EVI ROSALIA:Response in growth and productionsome varieties of sweet potatoes (Ipomoea batatasL.) on various types of potassium source . Supervised by NINI RAHMAWATI and ROSITA SIPAYUNG.

Sweet potato is a staple food for the population group of Indonesia . Sweet potato has a high nutritional content . It also has a pretty good selling point . One effort to improve the productivity of sweet potato is the use of high yielding varieties and the provision of various types of sources of potassium . The use of high yielding varieties is expected to increase the production of sweet potato because it is associated with high yield potential . Provision of various types of sources of potassium needed for the sweet potato can improve the growth and development of plants , especially tuber.This research was conducted in Desa Namo Gajah, Medan Tuntunganwith altitude ± 25 meters above sea surface began from Mei to October 2015. This research used factorial randomized block design with two factors. The first factor was varieties with three kinds Antin-2 (V1), Beta-2 (V2), and Kidal (V3) and the second factor was application of various types of source of potassium with four kinds without potassium fertilization (K0); KCl fertilizer (K1); Biochar rice husks (K2); TKKS compost (K3). Parameter observed was plant’s length; long tubers per sample; the number of tubers per sample; weight of tuber per sample; the weight of plant biomass per sample; the average weight of tubers ; and harvest index .

The result of this research showed that varieties were significantly effect to plant’s length parameter on 4-8 weeks after planting, the number of tubers per sample , weight of tuber per sample , and harvest Index. Application of various types of source of potassium were significantly effect to plant’s length parameter 4-6 weeks after planting. Interaction of varieties and application of various types of source of potassium significantly effect to plant’s length parameter on 4-8weeks after planting.

(73)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) TERHADAP BERBAGAI JENIS SUMBER KALIUM

SKRIPSI

OLEH :

EVI ROSALIA / 110301060

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Gambar

Tabel 1. Rataan pertambahan panjang tanaman 4-8 MST (cm) Sumber Kalium
Tabel 2.
Gambar 1.  Diagram hubungan antara jumlah umbi per sampel dengan  perlakuan varietas
Tabel 4.
+4

Referensi

Dokumen terkait

The variances of measurement errors by both centroid methods in the experiment appeared to oscillate in an approximately 0.5 pixel cycle in radius, even though the formula

Adapun tujuan penulis membuat website X_IPA_2 ini adalah untuk memberikan informasi-informasi aktual seputar siswa-siswi alumni IPA_2 dari SMUN 2 Bekasi sehingga hubungan

Perorangan yang berhak atas informasi dari arsip sesuai dengan kewenangannya. Arsip Media Baru adalah arsip yang tercipta oleh mesin perekam suara, gambar statis

Dalam hal ini kita dapat menggunakan komputer dengan memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada untuk mengoperasikan otomatisasi lampu ini. Otomatisasi lampu ini dapat dilakukan

selamanya, yang diberikan oleh Pemerintah dan diterbitkan oleh Instansi Pelaksana (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Payakumbuh) kepada setiap

Penyaluran program beasiswa, pendanaan riset dan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam diarahkan untuk sasaran strategis Kredibilitas LPDP sebagai

Nomor 48 Tahun 2006 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Pranata. Nuklir, dicabut dan dinyatakan

Pelayanan yang diberikan LPDP terdiri atas layanan pengembangan DPPN, dalam bentuk investasi pada instrumen deposito dan obligasi dan layanan penyaluran