• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sikap dan Faktor Psikologis terhadap Keputusan Pembelian Deodorant Rexona For Men pada Pelanggan Suzuya Kampung Baru Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Sikap dan Faktor Psikologis terhadap Keputusan Pembelian Deodorant Rexona For Men pada Pelanggan Suzuya Kampung Baru Medan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Konsumen

2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan

organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan dan mendisposisikan barang, jasa,

gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Menurut Suryani (2008:5) perilaku konsumen mencakup pemahaman

terhadap tindakan yang langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan,

mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan

yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen

secara rinciuntuk menyatakan pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen,

bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli.

Salah satu cara untuk membentuk hal tersebut adalah dengan mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat diukur

melalui empat determinan menurut Kotler (2002:190) yaitu:

1. Faktor Budaya

a. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan

(2)

oleh naluri. Sedangkan pada manusia, perilaku biasanya dipelajari dari

lingkungannya. Sehingga nilai, persepsi, preferensi dan perilaku antara

seseorang yang tinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan orang

lain yang berada di lingkungan yang lain pula. Sehingga sangat penting

bagi pemasar untuk melihat pergeseran kultur tersebut untuk dapat

menyediakan produk-produk baru yang diinginkan konsumen.

b. Sub budaya

Sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan pengalaman

dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya termasuk nasionalitas,

agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Sub budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kolompok ras dan daerah geografis. Banyak

subbudaya yang membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering

merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan

kebutuhan mereka.

c. Kelas sosial

Hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk struktur kelas

sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif

permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya mempunyai

nilai-nilai, kepentingan, dan perilaku yang sama.

2. Faktor Sosial

a. Kelompok sosial

merupakan dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai

(3)

yang mempunyai interaksi regular tapi informal seperti keluarga, teman,

tetangga dan rekan sekerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder

yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang regular, ini mencakup

organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi professional dan serikat

kerja.

b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling

penting dalam masyarakat dan ia telah menjadi obyek penelitian yang

luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling

berpengaruh. Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam

kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara

kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas

agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta.

Bahkan jika pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan

keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli dapat tetap

signifikan. Pada negara dimana orang tua tinggal dengan anak-anak yang

sudah dewasa, akan memberikan pengaruh yang sangat besar. Pengaruh

yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah

keluarga prokreasi yaitu, pasangan dan anak-anak seseorang.

c. Peran dan status

Seseorang merupakan anggota berbagai kelompok keluarga, klub,

organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat ditetapkan baik

(4)

membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh

masyarakat. Seseorang seringkali memilih produk yang menunjukkan

status mereka dalam masyarakat.

3. Faktor Pribadi

a. Usia dan tahap siklus hidup

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang hidup

mereka. Pembelian juga dibentuk oleh tahap siklus hidup keluarga,

tahap-tahap yang dilalui keluarga ketika mereka menjadi matang dengan

berjalannya waktu.

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang memengaruhi barang dan jasa yang mereka beli.

Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang

mempunyai minat di atas rata-rata pada produk dan jasa mereka.

Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan diri membuat produk yang

diperlukan oleh kelompok tertentu.

c. Situasi ekonomi

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar

barang-barang yang sensitif terhadap pendapatan mengamati gejala

pendapatan pribadi, tabungan, dan suku bunga. Jika indikator ekonomi

menunjukan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk

merancang ulang, mereposisi, dan menetapkan harga kembali untuk

(5)

d. Gaya hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan

dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan

keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya.

Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka

membelanjakan uangnya dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu

mereka. Oleh karenanya, hal ini berhubungan dengan tindakan dan

perilaku sejak lahir.

4. Faktor Psikologis

a. Motivasi

Motivasi menurut J. Moskowits, motivasi didefenisikan sebagai inisiasi

dan pengarahan tingkah laku dan pelaja ran motivasi sebenarnya

merupakan pelajaran tingkah laku (Setiadi, 2003:94). Motivasi dapat

diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan

seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi

dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.

Perilaku yang yang termotivasi diprakarsia oleh pengaktifan kebutuhan

atau pengenalan kebutuhan. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada

ketidakcocokan yang memadai antara keadaan aktual dengan keadaan

yang diinginkan. Konsumen selalu dihadapkan pada persoalan biaya atau

pengorbanan yang akan dikeluarkan dan seberapa penting produk yang

dibutuhkan atau diinginkan. Oleh karena itu konsumen akan dihadapkan

(6)

bertindak. Bagaimana seseorang yang termotivasi bertindak akan

dipengaruhi persepsinya terhadap situasi tertentu.

b. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,

mengorganisasikan, mengartikan masukan dan informasi untuk

menciptakan suatu gambaran yang timbul dari pengalaman. Persepsi

setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Oleh karena itu

persepri memiliki sifat subjektif. Persepsi yang akan dibentuk oleh

seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya.

c. Pembelajaran

Menurut Lefton, penbelajaran adalah perubahan yang relatif bersifat

tetap, yang terjadi sebagai akibat dari penglaman (Prasetijo, 2005:87).

Dari defenisi ini didapat pengertian bahwa pembelajaran konsumen

adalah suatu proses, jadi pembelajaran ini secara terus menerus

berlangsunga dan berubah sebagai akibat dari pengetahuan yang

diperooleh (dengan membaca, diskusi, observasi atau berpikir) atau deri

pengalaman yang sebenarnya. Sebagian besar perilaku manusia adalah

hasil dari belajar. Dalam mengkonsumsi produk konsumen akan

mempertimbangkan manfaat yang bisa diperolehnya. Oleh karena itu,

kualitas produk sangat menetukan apakah konsumen akan memberikan

respon positif atau ngatif. Respon positif akan terjadi ketika konsumen

(7)

ulang semakin tinggi. Sementara itu konsumen akan memberikan respon

negatif jika respon atas tindakannya itu tidak memuaskan.

d. Keyakinan dan sikap

Keyakinan dan sikap mendorong orang untuk berperilaku secara

konsisten terhadap obyek yang sejenis. Orang tidak harus

menginterpretasi dan bereaksi terhadap setiap obyek dengan cara yang

sama sekali baru. Sikap menghemat energi dan pikiran. Sikap sangat sulit

untuk berubah. Sikap seseorang membentuk pola yang konsisten, dan

untuk mengubah sebuah sikap mungkin membutuhkan besar terhadap

sikap yang lain.

Melalui tindakan dan pembelajaran, seseorang mendapatkan keyakinan

dan sikap. Keduanya ini, pada waktunya mempengaruhi tingkah laku

membeli. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang

mengenai sesuatu. Keyakinan didasarkan pada pengetahuan yang

sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi

atau mungkin tidak. Sikap menguraikan evaluasi, perasaan dan

kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang

relative konsisten. Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangka

pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu mengenai

(8)

2.2 Sikap Konsumen 2.2.1 Pengertian Sikap

Menurut Robbins (2006:169) sikap adalah pernyataan-pernyataan atau

penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek,orang atau suatu peristiwa. Menurut

Setiadi (2005:214) sikap konsumen yaitu mempelajari kecendrungan konsumen

untuk mengevaluasi merek baik yang disenangi ataupun tidak disenangi secara

konsisten. Menurut Mowen dan Minor (2002:79) sikap konsumen adalah inti dari

rasa suka dan tidak suka bagi orang, kelompok situasi, objek, dan ide-ide tidak

berwujud tertentu. Schiffman dan Kanuk dalam Suryani (2008:60) menyatakan

sikap konsumen merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam diri

individu yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tid ak senang, setuju

atau tidak setuju terhadap suatu objek. Kepercayaan konsumen terhadap suatu

produk bahwa produk tersebut memiliki atribut adalah akibat dari pengetahuan

konsumen.

2.2.2 Komponen Sikap

Tiga komponen pembentuk sikap adalah (Simamora, 2003:12) yaitu:

1. Komponen Kognitif (Cognitive Component )

Komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang

obyek. Kepercayaan tentang atribut suatu produk biasanya dievaluasi secara

alami. Semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek maka komponen

kognitif akan terdukung yang pada akhirnya akan mendukung keseluruhan dari

(9)

2. Komponen Afektif (Affective Component).

Emosional yang merefleksi perasaan seseorang terhadap suatu obyek,

apakah obyek tersebut diinginkan atau disukai. Misalnya konsumen mengatakan

“saya menyukai produk A”. Itu merupakan hasil dari emosi atau evaluasi afektif

dari suatu produk. Evalusi ini terbentuk tanpa adanya informasi kognitif

(kepercayaan tentang produk tersebut). Atau merupakan hasil evalusi dari

penampilan produk pada setiap atributnya. Hal ini akan mempengaruhi bagaimana

kita bereaksi terhadap produk itu sendiri

3. Komponen Konatif (Conative Component)

Komponen ini adalah respons dari seseorang terhadap obyek atau

aktivitas. Seperti keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk akan

memperlihatkan komponen konatif. Komponen konatif atau tindakan dapat dilihat

dari adanya maksud untuk membeli.

Adapun karakteristik sikap seseorang terdiri dari:

a. Sikap memiliki obyek

Artinya sikap itu harus terkait dari obyek yang dituju, obyek tersebut bisa

terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk,

merek, iklan, harga, dan kemasan, penggunaan, media dan sebagainya.

b. Konsistensi sikap

Konsistensi sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan

perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya, karena itu sikap

(10)

c. Sikap positif, negatif, dan netral

Menunjukkan adanya rasa menyukai terhadap sesuatu (sikap positif), rasa tidak

menyukai suatu produk (sikap negatif) dan tidak memiliki sikap (sikap netral).

d. Intensitas Sikap

Terdapat derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka dapat

diungkapkan melalui intensitas sikapnya.

e. Resistensi Sikap

Resistensi sikap adalah seberapa besar sikap konsumen bisa berubah karena

alasan tertentu.

f. Persistensi Sikap

Persistensi sikap adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap

akan berubah karena berlalunya waktu.

g. Keyakinan Sikap

Keyakinan sikap adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap

yang dimilikinya.

h. Sikap dan Situasi

Sikap seseorang terhadap suatu obyek sering kali muncul dalam konteks

situasi, hal ini berarti situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap

suatu obyek.

2.2.3 Fungsi-fungsi Sikap Konsumen

Menurut Katz dalam Sumarwan (2002:91) mengklasifikasikan fungsi

(11)

a. Fungsi Utilitarian

Merupakan fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar

imbalan dan hukuman. Di sini konsumen mengembangkan beberapa sikap

konsumen terhadap produk atas dasar apakah suatu produk memberikan kepuasan

atau kekecewaan.

b. Fungsi Ekspresi Nilai

Konsumen mengembangkan sikap konsumen terhadap suatu merek produk

bukan didasarkan atas manfaat produk itu, tetapi lebih didasarkan atas

kemampuan merek produk itu mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada dirinya.

c. Fungsi Mempertahankan Ego

Sikap konsumen yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk

melindunginya dari tantangan eksternal maupun perasaan internal, sehingga

membentuk fungsi mempertahankan ego.

d. Fungsi Pengetahuan

Sikap konsumen membantu konsumen mengorganisasikan informasi yang

begitu banyak yang setiap hari dipaparkan pada dirinya sendiri.

2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap Konsumen

Menurut Simamora (2004:43) pembentukan sikap dipengaruhi secara

berarti oleh pengalaman, pengaruh keluarga atau kawan, pemasaran langsung dan

media massa:

1. Pengalaman

Menurut Prasetijo (2005:67) Pengalaman langsung oleh konsumen dalam

(12)

terhadap produk tersebut. Sikap terhadap produk tidak hanya berkenaan dengan

produk itu sendiri, akan tetapi juga faktor lain yang berinteraksi dengan kita dalam

proses memperoleh (membeli) produk.

2. Peran keluarga

Menurut Sumarwan (2004:82) keluarga adalah lingkungan di mana

sebagian besar konsumen tinggal dan berinteraksi dengan anggota keluarga

lainnya. Anggota keluarga akan saling mempengaruhi dalam pengambilan

keputusan pembelian produk atau jasa. Adapun alasan mengapa mempelajari

keluarga adalah penting, yaitu: Pertama, berbagai macam produk dan jasa dibeli

oleh beberapa orang konsumen yang mengatasnamakan sebuah keluarga. Kedua,

produk dan jasa yang digunakan oleh keluarga seringkali dibeli oleh seorang

anggota (individu), namun pengambilan keputusan pembelian suatu produk atau

jasa tersebut dipengaruhi oleh anggota keluarga lain.

3. Pemasaran langsung

Menurut Tjiptono (2002:110) dalam direct marketing, komunikasi

promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tu juan agar

pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui

telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat pemasar. Melalui direct

marketing, konsumen dapat memperoleh manfaat berupa penghematan waktu

dalam berbelanja dan bahkan dapat berbelanja secara rahasia (diam diam).

Sementara bagi penjual, manfaat yang diperoleh adalah dapat memilih calon

pembeli secara selektif, dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan

(13)

4. Media massa

Media massa merupakan sumber informasi utama pada saat ini. Setiap hari

media massa memaparkan ide, produk, opini dan iklan.

2.3 Psikologis Konsumen

2.3.1 Pengertian Psikologis Konsumen

Psikologi konsumen adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari

tentang perilaku konsumen pada seseorang atau manusia. Pada psikologi

konsumen tercakup penelitian tentang konsumen sebagai pembeli dan konsumen

sebagai konsumen, konsumen sebagai warga negara, serta sebagai sumber data

daripengetahuan perilaku dasar.

Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik

konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan

pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran

konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dan keputusan pembelian

akhir (Kotler, 2002:226).

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Psikologis Konsumen

Pilihan pembelian konsumen dipengaruhi empat faktor psikologis yang

utama (Setiadi 2003:94) yaitu:

1. Motivasi

Kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas

kebutuhan tersebut. Kebutuhan berubah menjadi motif kalau merangsang sampai

tingkat intensitas yang mencukupi. Motif adalah kebutuhan yang cukup menekan

(14)

2. Persepsi

Menurut Kotler (2002:199), persepsi adalah proses menyeleksi, mengatur,

dan menginterpretasi, informasi guna membentuk gambaran yang berarti tentang

dunia. Bagaimana orang bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai

sesuatu. Dua orang dengan motivasi yang sama dan dalam situasi yang sama

mungkin mengambil tindakan yang jauh berbeda karena mereka memandang

situasi dengan cara yang berbeda. Seseorang yang termotivasi bertindak akan

dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi seseorang

terhadap suatu obyek akan berbeda-beda. Oleh karena itu persepsi memiliki sifat

subjektif. Persepsi akan dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan

lingkungan sekitarnya. Selain itu satu hal yang yang perlu diperhatikan dari

persepsi adalah bahwa persepsi secara substansil bisa sangat berbeda dengan

realitas. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas obyek yang sama

karena tiga proses persepsi antara lain: perhatian selektif, distorsi selektif, dan

ingatan selektif (Kotler 2009:197).

a) Perhatian Selektif.

Kecendrungan bagi setiap manusia untuk menyaring sebagian besar

informasi yang mereka hadapi, berarti bahwa pemasar harus bekerja cukup

keras untuk menarik perhatian konsumen.

b) Distorsi Selektif.

Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk mengubah informasi

menjadi bermakna pribadi dan menginterpretasikan informasi itu dengan

(15)

c) Ingatan selektif.

Orang cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka pelajari.

Mereka cenderung akan mempertahankan informasi yang mendukung

sikap dan keyakinan mereka, karena adanya ingatan selektif.

3. Pembelajaran

Perubahan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh pengalaman.

Kebanyakan perilaku manusia dapat dipelajari. Teori pembelajaran percaya bahwa

pengetahuan dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, petunjuk, respon, dan

penguatan kembali. Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil dari belajar.

Dalam mengkonsumsi produk, konsumen akan mempertimbangkan manfaat yang

diperolehnya. Oleh karena itu kualitas produk sangat menentukan apakah

konsumen akan memberikan respon positif atau negatif. Respon positif akan

terjadi ketika konsumen merasa puas, akibatnya probabilitas konsumen

melakukan pembelian ulang semakin tinggi. Sementara itu konsumen akan

memberikan respon negatif jika respon atas tindakan itu tidak memuaskan.

4. Keyakinan

Menurut Kotler (2000:199), Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang

dianut seseorang tentang sesuatu hal, sedangkan menurut Setiadi (2003:377)

Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai

sesuatu. Perusahaan maupun pabrikan sangat tertarik pada keyakinan yang ada

dalam pikiran orang-orang tentang produk dan jasa mereka. Keyakinan ini

membentuk citra produk dan merek, dan orang akan bertindak berdasarkan citra

(16)

akan meluncurkan kampanye untuk mengoreksi keyakinan tersebut.Dengan

demikian, Keyakinan terhadap suatu produk atau merek dapat mempengaruhi

keputusan konsumen.

2.4 Keputusan Pembelian

2.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan melibatkan beberapa alternatif karena

keputusan selalu mensyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda.

Semua aspek pengaruh dan kognisi dilibatkan dalam pengambilan keputusan

konsumen termasuk pengetahuan, arti, kepercayaan yang diaktifkan dari ingatan

serta proses pemahaman dari informasi yang didapatkan dari lingkungan.

Keputusan pembelian menurut Kotler dan Amstrong (2008:181), keputusan

pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana

konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu

kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

mempergunakan barang yang ditawarkan.

2.4.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Setiadi (2010:14), proses pembelian yang spesifik, terdiri dari

urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Berikut

(17)

Pengenalan

masalah

Pencarian

informasi

Evaluasi

alternatif

Keputusan

pembelian

Perilaku pasca pembelian

Sumber: Setiadi (2010:14)

Gambar 2.1

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali pada saat pembeli menyadari adanya masalah

kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya

dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh

rangsangan internal dari kebutuhan normal seseorang atau rangsangan eksternal

seseorang yaitu rasa lapar, dahaga sehingga suatu tingkatan kebutuhan tertentu

dan berubah menjadi dorongan.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk

mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkatan yaitu

tingkat pencarian informasi yang sedang–sedang saja yang disebut perhatian yang

meningkat. Pencarian informasi aktif dimana ia mencari bahan–bahan bacaan,

menelpon teman-temannya dan melakukan kegiatan mencari untuk mempelajari

yang lain.

3. Evaluasi Alternatif

Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk

membuat keputusan akhir. Ternyata, tidak ada proses evaluasi yang sederhana dan

(18)

situasi pembeli. Sekarang sifat kognitif, yaitu perusahaan memandang konsumen

sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama pada pertimbangan yang

sadar dan rasional.

4. Keputusan Membeli

Pada tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi

terhadapmerek-merek pada perangkat pilihan. Konsumen juga membentuk tujuan pembeliuntuk

mereka yang paling disukai. Walaupun demikian, dua faktor berikut

dapatmempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang utama

adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif

pilihan seseorang akan tergantung pada intensitas sikap negatif orang lain

terhadap alternatif yang paling disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk

menuruti keinginan orang lain. Semakin tinggi intensitas sikap orang lain tersebut

akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka

semakinbesar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya.

Tujuan pembelian dipengaruhi juga oleh faktor-faktor keadaan yang tidak terduga.

Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti

pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk

yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang

tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.

5. Perilaku Pasca Membeli

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan

mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen

(19)

penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak

akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga

periode sesudah pembelian..

1. Keputusan Sesudah Membeli

Setelah membeli suatu produk seseorang konsumen akan mendeteksi

adanya cacat produk. Beberapa pembeli tidak menginginkan produk

cacat tersebut, yang lainnya akan bersikap netral dan beberapa bahkan

melihat cacat itu sebagai sesuatu yang dapat meningkatkan nilai dari

produk.

2. Tindakan–Tindakan Sesudah Membeli

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan

mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas

maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk

membeli produk itu kembali. Konsumen yang tidak puas akan

berusaha mengurangi ketidakpuasannya karena kodrat manusia untuk

menciptakan keserasian, konsisten dan keselarasan diantara pendapat,

pengetahuan dan nilai-nilai pada dirinya.

3. Penggunaan dan Pembuangan Setelah Pembelian

Pemasar juga mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan

membuang suatu produk. Apabila konsumen menemukan cara

penggunaan yang baru, maka hal ini harus menarik minat pemasar

(20)

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Variabel Metode

Analisis menunjukkan bahwa variabel motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Keyakinan, dan Sikap berpengaruh positif dan signifikan pada serta Pribadi dan Psikologis

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pribadi dan psikologi berpengaruh signifikan terhadap terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah di Kabupaten Jember. Wardah di Kota Makassar menunjukkan bahwa Motivasi, persepsi, pembelajaran,

(21)

(Lanjutan)

Peneliti Judul Variabel Metode

Analisis menunjukkan bahwa ke enam faktor yaitu faktor keluarga dan sikap, faktor persepsi, faktor motivasi, faktor kelompok referensi, faktor tingkat sosial secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk kosmetik pemutih wajah. Dini dan sikap berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk citra

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar

variabelyang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono

2012:89). Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu sikap dan

psikologis serta satu variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Orang

memiliki sikap terhadap hampir semua hal. Sikap menempatkan semua itu

kedalam sebuah kerangka pemikiran yang menyukai atau tidak menyukai suatu

obyek, bergerak mendekati atau menjauhi obyek tersebut. Sikap menyebabkan

orang-orang berperilaku secara cukup konsisten terhadap obyek serupa. Setelah

(22)

mereka. Pada keadaan ini orang-orang menggunakan sikap untuk membantunya

berinteraksi secara lebih efektif dengan lingkungannya. Adapun tiga komponen

sikap yaitu: Kognitif, Afektif dan Konatif. Pengaruh kepercayaan terhadap sikap

dan pengaruh sikap terhadap perilaku secara umum bergantung pada keterlibatan

konsumen dengan pembeliannya. Keterlibatan yang tinggi dari konsumen atas

pembeliannya akan lebih tinggi hubungannya antara kepercayaan, sikap dan

perilaku. Ketika konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi, sikap merupakan

bagian dari hierarki pengaruh yang menyebabkan keputusan untuk membeli

(pertama kali konsumen mempunyai kepercayaan terhadap merek, dan kemudian

memutuskan membeli atau tidak).

Dalam tahapan proses pengambilan keputusan konsumen melakukan

pencarian dan pemprosesan informasi, langkah berikutnya adalah menyikapi

informasi yang diterimanya. Apakah konsumen akan meyakini informasi yang

diterimanya dan memilih merek tertentu untuk dibeli, hal ini berkaitan dengan

sikap yang dikembangkan. Keyakinan dan pilihan konsumen atas suatu merek

tertentu akan mempengaruhi apakah konsumen jadi membeli atau tidak. Sikap

positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan

pembelian terhadap merek itu, tetapi sebaliknya sikap negatif akan menghalangi

konsumen untuk melakukan pembelian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dapat

diukur melalui empat determinan yaitu: faktor budaya, sosial, pribadi dan

psikologis. Peran faktor-faktor tersebut berbeda untuk produk yang berbeda.

(23)

sementara faktor lain kurang berpengaruh. Keputusan membeli seseorang

merupakan hasil suatu hubungan yang saling memengaruhi dan yang rumit antara

faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Banyak dari faktor ini tidak

banyak dipengaruhi oleh pemasar. Namun faktor-faktor ini sangat berguna untuk

mengidentifikasi pembeli-pembeli yang mungkin memiliki minat terbasar dalam

suatu produk. Sehingga berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti

mengambil beberapa faktor yang mampu mempengaruhi keputusan pembelian

Deodorant Rexona For Men, antara lain: Sikap yang terdiri dari tiga komponen

antara lain: Kognitif, Afektif, Konatif serta Faktor Psikologis yang terdiri dari

empat faktor: Motivasi, Persepsi, Pengetahuan, dan Keyakinan.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat digambarkan model kerangka

konseptual sebagai berikut:

Sikap (X1)

Faktor Psikologis (X2)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah maka hipotesis pada penelitian ini

adalah:

1. Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

deodorant Rexona For Men pada pelanggan Suzuya Kampung Baru Keputusan

(24)

2. Faktor psikologis berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian deodorant Rexona For Men pada pelanggan Suzuya Kampung

Baru Medan.

3. Sikap dan faktor psikologis berpengaruh positif dan signifikan secara

simultan terhadap keputusan pembelian deodorant Rexona For Men pada

Gambar

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Nilai dari tablih menjadi landasan praktik kepemimpinan oleh kepala madrasah, yaitu selalu menyampaikan kebijakan-kebijakan kepada para anggota madrasah dengan tidak bosan

Dalam perspektif kerahmatan dakwah merupakan suatu upaya menjabarkan nilai-nilai Islam normatif (dalam Al- Qur‘an dan As -Sunnah) menjadi konsep-konsep kehidupan yang

follows the curriculum that has been well-arranged by the Department of Education and Culture (Kemendikbud) of Indonesia.. Indonesia by the government. In other words, IIS

Perempuan Batak Toba yang menjadi informan pada penilitian ini adalah. warga di Kelurahan Kenangan yang tinggal di lingkungan yang

Terkait dengan hal tersebut, apabila ditarik benang merah maka tari Bêdhaya Êla-êla merupakan hasil ekspresi gerak tubuh, sebagai ekspresi yang bersifat individu, sekaligus hasil

Based on statistical analysis of the results obtained that by doing production and strengthening institutional then influential significantly to SMES based on green

5 : Kurva serapan terhadap panjang gelombang dari larutan standart Asam Saiisilat dalam etanol dengan konsentrasi 803.40 ppm diamati dengan Densitometer memberikan A ^

Hal ini sesuai dengan Aryanto (2010), bahwa semakin besar volume aliran debit, jumlah sedimen yang tersuspensi dalam aliran debit sungai tersebut menjadi