• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Antrian dan Simulasi Pelayanan Pengambilan Dana Pensiun Menggunakan Metode Monte Carlo di PT. Pos Indonesia Kota Lhokseumawe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Sistem Antrian dan Simulasi Pelayanan Pengambilan Dana Pensiun Menggunakan Metode Monte Carlo di PT. Pos Indonesia Kota Lhokseumawe"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Antrian

Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari

satu atau lebih fasilitas pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh

kebutuhan akan layanan melebihi kapasitas fasilitas pelayanan yang ada, sehingga

nasabah tidak segera mendapatkan pelayanan. Teori antrian merupakan suatu

studi matematikal dari gejala garis tunggu tersebut (Siagian, 1987).

Fenomena antrian sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari,

diantaranya mobil-mobil yang mengantri pada tempat pencucian mobil,

penumpang yang mengantri untuk pembelian karcis, nasabah bank yang

menunggu giliran untuk melakukan transaksi perbankan, pasien yang menunggu

di rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, dan masih banyak lagi.

Dalam banyak hal, untuk mengurangi panjang antrian yang terjadi atau mencegah

terjadinya antrian dapat dilakukan dengan penambahan fasilitas pelayanan. Akan

tetapi, terkadang penambahan fasilitas pelayanan ini dapat mengurangi

keuntungan. Namun, jika antrian terlalu panjang akan mengakibatkan hilangnya

pelanggan atau nasabah.

Situasi menunggu merupakan suatu bagian dari keadaan yang terjadi

dalam rangkaian kegiatan operasional yang bersifat random dalam suatu fasilitas

pelayanan. Pelanggan datang ke tempat itu dengan waktu yang acak, tidak teratur

dan tidak dapat segera dilayani sehingga mereka harus menunggu cukup lama.

Dengan mempelajari teori antrian maka penyedia fasilitas pelayanan dapat

mengusahakan agar dapat melayani pelanggannya dengan baik dan tanpa harus

(2)

2.2 Sistem Antrian

Sistem antrian merupakan suatu himpunan pelanggan, fasilitas pelayanan, dan

suatu aturan yang mengatur kedatangan pelanggan dan pelayanan yang akan

didapatkannya. Sedangkan keadaan sistem merujuk pada jumlah pelanggan yang

berada dalam suatu fasilitas pelayanan, termasuk dalam antriannya. Populasi

antrian adalah jumlah pelanggan yang datang untuk mendapatkan pelayanan pada

fasilitas pelayanan (Kakiay, 2004).

Pelanggan tiba dengan laju tetap ataupun tidak tetap untuk memperoleh

pelayanan pada fasilitas pelayanan yang tersedia. Bila pelanggan yang tiba dapat

masuk ke dalam fasilitas pelayanan, maka hal itu akan segera dilakukan. Tetapi

jika harus menunggu, maka mereka akan membentuk suatu barisan antrian hingga

tiba waktunya untuk dilayani. Para pelanggan tersebut akan dilayani dengan laju

yang tetap ataupun tidak tetap. Setelah selesai, maka pelanggan pun akan keluar

dari sistem antrian (Siagian, 1987).

Sistem antrian dapat dibagi atas dua komponen, yaitu:

1. Antrian yang memuat langganan atau satuan-satuan yang membutuhkan

pelayanan (pembeli, nasabah, pasien dan lain-lain).

2. Fasilitas pelayanan yang memuat pelayanan dan saluran pelayanan (loket

bioskop dan penjual karcis, bank dan teller, dan lain-lain).

2.3 Elemen Dasar Model Antrian

Faktor penting dalam suatu sistem antrian adalah pelanggan dan fasilitas

pelayanan, di mana ada periode waktu yang dibutuhkan oleh seorang pelanggan

untuk mendapatkan pelayanan. Elemen dasar dari suatu model antrian adalah

sebagai berikut (Aminuddin, 2005):

1. Sifat pemanggilan populasi

2. Sifat fasilitas pelayanan

(3)

2.3.1 Sifat Pemanggilan Populasi

Bagian dari sistem antrian ini mempunyai tiga sifat yang akan diuraikan

1. Besar kecilnya pemanggilan populasi, pemanggilan populasi ini bisa terbatas

bisa pula tidak terbatas.

2. Sifat kedatangan dari pemanggilan populasi, sifat kedatangan pada fasilitas

pelayanan bisa dalam beberapa pola tertentu ataupun secara acak. Bila

kedatangan secara acak, maka harus diketahui probabilitas melalui waktu

antar kedatangan. Analisis riset operasi telah mendapati bahwa kedatangan

acak paling cocok diuraikan menurut distribusi Poisson. Tenntu saja tidak

semua kedatangan memiliki distribusi ini dan kita perlu memastikan terlebih

dahulu sebelum kita menggunakannya.

3. Tingkah laku pemanggilan populasi

Ada 3 istilah yang biasa digunakan dalam antrian untuk menggambarkan

tingkah laku pemanggilan populasi:

a. Tidak mengikuti (renege), yakni bila seseorang bergabung dalam antrian

dan kemudian meninggalkannya

b. Menolak (balking), berarti serta merta tidak mau bergabung

c. Merebut (bulk), menunjukkan kondisi dimana kedatangan terjadi secara

bersama-sama ketika memasuki sistem sehingga seseorang berebut

menyorobot ke depan.

2.3.2 Sifat Fasilitas Pelayanan

Dalam membahas sifat dari fasilitas pelayanan, kita berfokus pada tiga hal:

1. Tatanan fisik sistem antrian, diukur berdasarkan jumlah saluran atau sumber

pelayanan. Bila terdapat satu saluran pelayanan maka dikatakan sistem saluran

tunggal. Sistem saluran majemuk mempunyai sumber pelayanan lebih dari

satu yang beroperasi secara bersamaan.

2. Disiplin antrian, berkaitan pada subyek pemanggilan populasi yang menerima

(4)

atau disiplin pelayanan (service discipline) yang memuat urutan (order) para

pelanggan menerima layanan. Ada 4 bentuk bentuk disiplin antrian menurut

urutan kedatangan antara lain adalah (Kakiay, 2004) :

a. First Come First Served (FCFS) atau First In First Out (FIFO), di mana

pelanggan yang terlebih dahulu datang akan dilayani terlebih dahulu.

Misalnya, antrian pada loket pembelian tiket bioskop, antrian pada loket

pembelian tiket kereta api.

b. Last Come First Served (LCFS) atau Last In First Out (LIFO), di mana

pelanggan yang datang paling akhir akan dilayani terlebih dahulu.

Misalnya, sistem antrian pada elevator untuk lanti yang sama, sistem

bongkar muat barang dalam truk, pasien dalam kondisi kritis, walaupun

dia datang paling akhir tetapi dia akan dilayani terlebih dahulu.

c. Service In Random Order (SIRO) atau Random Selection for Service

(RSS), di mana panggilan didasarkan pada peluang secara random, jadi

tidak menjadi permasalahan siapa yang lebih dahulu datang. Misalnya,

pada arisan di mana penarikan berdasarkan nomor undian.

d. Priority Service (PS), di mana prioritas pelayanan diberikan kepada

pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan

pelanggan yang mempunyai prioritas yang lebih rendah, meskipun

mungkin yang dahulu tiba di garis tunggu adalah yang terakhir datang. Hal

ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang

memiliki penyakit yang lebih berat dibandingkan orang lain pada suatu

tempat praktek dokter, hubungan kekerabatan pelayan dan pelanggan

potensial akan dilayani terlebih dahulu.

3. Distribusi probabilitas yang sesuai untuk menggambarkan waktu pelayanan,

yang waktu pelayanan tersebut bisa saja konstan maupun acak. Apabila waktu

pelayanan didistribusikan secara acak, kita harus mendapatkan distribusi

probabilitas yang paling sesuai untuk menggambarkan perilakunya. Biasanya

jika waktu pelayanannya acak, maka analisis antrian menggunakan distribusi

probabilitas eksponensial. Ini bisa dilakukan dengan membandingkan sampel

waktu pelayanan yang sebenarnya dengan waktu pelayanan yang diharapkan

(5)

2.3.3 Struktur-struktur Antrian Dasar

Jumlah saluran dalam proses antrian menyatakan jumlah fasilitas pelayanan

(server) secara parallel untuk melayani konsumen yang datang. Di lain pihak

jumlah tahapan (phase) menyatakan banyaknya tahapan pelayanan yang harus

dilalui sampai pelayanan selesai atau lengkap.

Proses antrian secara umum dikategorikan menjadi 4 struktur dasar

fasilitas pelayanan:

1. Single Channel–Single Phase

Contoh untuk single channel–single phase adalah sebuah kantor pos yang

hanya mempunyai satu loket pelayanan dengan satu jalur antrian.

Gambar 2.1 Single Channel–Single Phase

2. Single Channel–Multi Phase

Contoh untuk single channel–multi phase adalah ketika seorang pasien

berobat ke rumah sakit, maka pasien tersebut harus mendaftar dulu di loket

pendaftaran, kemudian pasien tersebut mendapat diagnosa awal oleh perawat

di ruang pemeriksaan dan selanjutnya pasien antri untuk dirawat oleh dokter.

Gambar 2.2 Single Channel–Multi Phase

3. Multi Channel–Single Phase

Contoh untuk multi channel–single phase adalah sebuah kantor pos yang

menyediakan beberapa loket pelayanan untuk melayani pelanggan yang

(6)

Gambar 2.3 Multi Channel–Single Phase

4. Multi Channel–Multi Phase

Contoh untuk single channel–multi phase adalah ketika seorang pasien

berobat ke rumah sakit, maka pasien tersebut harus mendaftar dulu di loket

pendaftaran, kemudian pasien tersebut mendapat diagnosa awal oleh salah

satu perawat yang berada di ruang pemeriksaan dan selanjutnya pasien antri

untuk dirawat oleh dokter yang terdiri dari beberapa orang sehingga dapat

melayani beberapa pasien secara bersamaan.

Gambar 2.4 Multi Channel–Multi Phase

2.4 Notasi Antrian

Terdapat banyak variasi yang mungkin dari model antrian. Ciri-ciri dari

masing-masing model akan diringkas dalam notasi Kendall yang diperluas. Notasi itu

dituliskan (Sri Mulyono, 2002):

[ a / b / c / d / e / f ]

Notasi Kendall dasar adalah: [ a / b / c ]

Keterangan:

a : distribusi kedatangan

b : distribusi keberangkatan atau waktu pelayanan,

untuk a dan b, notasi standar ini dapat diganti dengan kode-kode yang

sebenarnya dari distribusi-distribusi yang terjadi, diantaranya (Kakiay, 2004):

M menunjukkan Poisson

(7)

D berarti deterministik atau konstan

G berarti general atau umum dari service time atau keberangkatan

GI berarti general atau umum yang independen dari proses kedatangan

c : banyaknya pelayanan paralel

d : disiplin antrian (GD: general discipline), seperti FCFS, LCFS, prioritas, dan

random

e : jumlah maksimum pengantri dalam sistem (antri dan dilayani)

f : jumlah sumber kedatangan

Sebagai ilustrasi, perhatikan notasi berikut:

(M/D/5/FCFS/N/∞)

Notasi tersebut berarti kedatangan berdistribusi Poisson, waktu pelayanan

konstan, dan terdapat 5 buah fasilitas pelayanan. Disiplin antrian yang berlaku

adalah pelanggan yang pertama datang yang pertama dilayani, jumlah konsumen

terbatas sebanyak N, dan sumber populasi tak terbatas.

2.5

Model Antrian

Model-model antrian secara umum antara lain adalah sebagai berikut:

1. Model (M /M/1/GD/∞/∞).

Syarat-syarat dari model ini antara lain:

a. Jumlah kedatangan setiap satuan waktu mengikuti distribusi poisson.

b. Waktu pelayanan berdistribusi ekponensial.

c. Disiplin antrian yang digunakan adalah FCFS.

d. Sumber populasi tidak terbatas.

e. Jalur antriannya tunggal.

f. Tingkat kedatangan rata-rata lebih kecil dari pada rata-rata pelayanan.

g. Panjang antrian tidak terbatas.

2. Model (M/M/c/GD/∞/∞).

Pada model ini fasilitas pelayanan (server) bersifat ganda, rata-rata tingkat

kedatangan lebih kecil dari pada penjumlahan seluruh rata-rata tingkat

(8)

3. Model (M/M/1/GD/N/∞).

Model ini merupakan variasi dari model yang pertama, dimana panjang

antrian atau kapasitas tunggu dibatasi maksimum N individu. Jumlah

maksimum ini meliputi individu yang menunggu dan yang sedang dilayani.

4. Model (M/M/1/GD/∞/N).

Model ini hampir sama dengan model yang pertama hanya saja sumber

populasi dibatasi sebanyak N.

Selain model-model umum di atas, terdapat beberapa model antrian lain,

diantaranya:

1. Model (M/G/1/GD/∞/∞)

Model (M/G/1/GD/∞/∞) atau disebut juga dengan formula Pollazck –

Khintchine sering disingkat dengan (P-K) adalah suatu formula dimana akan

diperoleh pada situasi pelayanan tunggal yang memenuhi tiga asumsi berikut

(Kakiay, 2004):

a. Kedatangan Poisson dengan rata-rata kedatangan λ.

b. Distribusi waktu pelayanan umum atau general dengan Rata-rata rata-rata

pelayanan = dan varian var (t).

c. Keadaan steady state dimana =

< 1

dimana: λ = Tingkat kedatangan rata-rata pelanggan

µ = Tingkat pelayanan rata-rata pelanggan

c = Jumlah fasilitas pelayanan

ρ = Tingkat kesibukan sistem

2. Model (M/G/c/GD/∞/∞)

Model antrian (M/G/c/GD/∞/∞) adalah model antrian dengan jumlah failitas

pelayanan lebih dari satu atatu ganda, distribusi kedatangan Poisson dan

(9)

3. Model (G/G/c/GD/∞/∞)

Model antrian (G/G/c/GD/∞/∞) adalah model antrian dengan pola kedatangan

berdistribusi general atau umum dan pola pelayanan juga berdistribusi general

atau umum dengan jumlah fasilitas pelayanan sebanyak c pelayanan. Disiplin

antrian yang digunakan pada model ini adalah umum yaitu FCFS (First Come

First Served), kapasitas maksimum dalam sistem adalah tak terbatas yang

memiliki sumber pemanggilan juga tak terbatas.

Ukuran kinerja sistem pada model general ini mengikuti ukuran kinerja

pada model M/M/c, yaitu sebagai berikut:

1. Probabilitas fasilitas pelayanan menganggur () adalah:

=

2. Rata-rata jumlah pelanggan yang menunggu () dalam antrian adalah:

//=

− 1!− 2.2

Akan tetapi, untuk perhitungan rata-rata jumlah pelanggan yang

menunggu dalam antrian untuk model ini adalah sebagai berikut (Sugito dan

Marissa, 2009):

3. Rata-rata jumlah pelanggan yang menunggu dalam sistem () adalah:

(10)

4. Rata-rata waktu pelanggan menunggu dalam antrian () adalah:

=

2.7

5. Rata-rata waktu pelanggan menunggu dalam sistem () adalah:

=+

1

2.8

6. Probabilitas pelanggan harus menunggu untuk dilayani ()adalah:

=

2.6 Pola Kedatangan dan Pola Pelayanan

2.6.1 Pola Kedatangan Pelanggan

Pola kedatangan para pelanggan biasanya diperhitungkan melalui waktu antar

kedatangan, yaitu waktu antara kedatangan dua pelanggan yang berurutan pada

suatu fasilitas pelayanan. Bentuk ini dapat bergantung pada jumlah pelanggan

yang berada dalam sistem ataupun tidak bergantung pada keadaan sistem tersebut.

Bila pola kedatangan ini tidak disebut secara khusus, maka dianggap

bahwa pelanggan tiba satu per satu. Asumsinya adalah kedatangan pelanggan

mengikuti suatu proses dengan distribusi probabilitas tertentu. Distribusi

probabilitas yang sering digunakan adalah distribusi Poisson, di mana kedatangan

bersifat bebas, tidak terpengaruh oleh kedatangan sebelum ataupun sesudahnya.

Asumsi distribusi Poisson menunjukkan bahwa kedatangan pelanggan sifatnya

acak dan mempunyai rata-rata kedatangan sebesar (Kakiay, 2004).

Dalam proses ini, distribusi probabilitas Poisson menyediakan deskripsi

yang cukup baik untuk suatu pola kedatangan. Suatu fungsi probabilitas Poisson

untuk suatu kedatangan x pada suatu periode waktu tertentu adalah sebagai berikut

(11)

=

! 2.10 dimana:

x = jumlah kedatangan per periode waktu

= rata-rata jumlah kedatangan per periode waktu e = 2,71828

x! = faktorial dari suatu nilai x, yaitu x! = x(x-1)(x-2)…(2)(1)

2.6.2 Pola Pelayanan Pelanggan

Pola pelayanan ditentukan oleh waktu pelayanan, yaitu waktu yang dibutuhkan

untuk melayani pelanggan pada fasilitas pelayanan. Pelayanan dapat dilakukan

dengan satu atau lebih fasilitas pelayanan yang masing-masing dapat mempunyai

satu atau lebih saluran atau tempat pelayanan (server).

Pada suatu fasilitas pelayanan, pelanggan akan masuk dalam suatu tempat

pelayanan dan menerima pelayanan secara tuntas dari server. Bila tidak

disebutkan secara khusus, maka pada bentuk pelayanan ini dianggap bahwa satu

pelayanan dapat melayani secara tuntas satu pelanggan (Kakiay, 2004).

Waktu pelayanan antara fasilitas pelayanan yang satu dengan fasilitas

pelayanan yang lain biasanya tidak konstan. Proses pelayanan pada umumnya

menggunakan distribusi probabilitas tertentu. Distribusi probabilitas untuk waktu

layanan biasanya mengikuti distribusi probabilitas eksponensial yang formulanya

dapat memberikan informasi yang berguna mengenai operasi yang terjadi pada

suatu antrian. Persamaan distribusi eksponensial adalah sebagai berikut:

= . 2.11

Dimana:

= (nilai tengah)

µ= rata-rata waktu pelayanan

(12)

2.6.3 Uji Kesesuaian Distribusi

Uji kesesuaian distribusi dilakukan dengan uji Chi Square χ yang didefinisikan

sebagai berikut:

H = data yang diuji mengikuti distribusi

H = data yang diuji tidak mengikuti distribusi

Statistik tes didefinisikan sebagai berikut:

χ

Model matematika merupakan model yang saat ini sangat berkembang. Sesuai

dengan prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan model matematika, maka

terdapat dua jenis penelitian operasional ilmu pengetahuan manajemen, yaitu

model analitik dan model simulasi. Beberapa contoh model analitik diantaranya

adalah model pengambilan keputusan, model jaringan kerja, model persediaan,

model transportasi, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, model simulasi ternyata

lebih banyak digunakan karena lebih luwes dan menyeluruh.

Pengertian umum mengenai simulasi ialah suatu metodologi untuk

melaksanakan percobaan dengan menggunakan model dari satu sistem nyata.

Sedangkan ide dasarnya ialah menggunakan beberapa perangkat untuk meniru

sistem nyata guna mempelajari dan memahami sifat-sifat, tingkah laku (perangai),

dan karakter operasinya. Oleh karena itu, simulasi terutama sekali berkenaan

dengan percobaan untuk menaksir tingkah laku dari sistem nyata untuk maksud

(13)

Model analitik sangat kuat dan berguna bagi kehidupan sehari-hari, akan

tetapi terdapat beberapa keterbatasan antara lain yaitu:

1. Model analitik tidak mampu menggambarkan suatu sistem pada masa lalu dan

masa mendatang melalui pembagian waktu. Model analitik hanya memberikan

penyelesaian secara menyeluruh, suatu jawab yang mungkin tunggal dan

optimal tetapi tidak menggambarkan suatu prosedur operasional untuk masa

lebih singkat dari masa perencanaan. Misalnya, penyelesaian persoalan

program linier dengan masa perencanaan satu tahun, tidak menggambarkan

prosedur operasional untuk masa bulan demi bulan, minggu demi minggu,

atau hari demi hari.

2. Model matematika yang konvensional sering tidak mampu menyajikan sistem

nyata yang lebih besar dan rumit (kompleks). Sehingga sukar untuk

membangun model analitik untuk sistem nyata yang demikian.

3. Model analitik terbatas pemakaiannya dalam hal–hal yang tidak pasti dan

aspek dinamis (faktor waktu) dari persoalan manajemen.

Berdasarkan hal di atas, maka konsep simulasi dan penggunaan model

simulasi merupakan solusi terhadap ketidakmampuan dari model analitik.

Beberapa kelebihan simulasi adalah sebagai berikut:

1. Simulasi dapat memberi solusi bila model analitik gagal melakukannya.

2. Model simulasi lebih realistis terhadap sistem nyata karena memerlukan

asumsi yang lebih sedikit. Misalnya, tenggang waktu dalam model persediaan

tidak perlu harus deterministik.

3. Perubahan konfigurasi dan struktur dapat dilaksanakan lebih mudah untuk

menjawab pertanyaan: what happen if… Misalnya, banyak aturan dapat dicoba

untuk mengubah jumlah langganan dalam sistem antrian.

4. Dalam banyak hal, simulasi lebih murah dari percobaannya sendiri.

(14)

6. Untuk sejumlah proses dimensi, simulasi memberikan penyelidikan yang

langsung dan terperinci dalam periode waktu khusus.

Meskipun memiliki beberapa keunggulan dibandingkan model analitik,

tetapi model simulasi juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya sebagai

berikut:

1. Simulasi bukanlah presisi dan juga bukan suatu proses optimisasi. Simulasi

tidak menghasilkan solusi, tetapi ia menghasilkan cara untuk menilai solusi

termasuk solusi optimal.

2. Model simulasi yang baik dan efektif sangat mahal dan membutuhkan waktu

yang lama dibandingkan dengan model analitik.

3. Tidak semua situasi dapat dinilai melalui simulasi kecuali situasi yang

memuat ketidakpastian.

Model simulasi lebih jauh dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa

bentuk, yaitu sebagai model simulasi statik atau dinamik, model simulasi

deterministik atau stokastik, dan model simulasi diskrit atau kontinu.

1. Model simulasi statik dikenal juga dengan nama Simulasi Monte Carlo yang

merepresentasikan sebuah sistem pada suatu waktu tertentu. Sebagai contoh,

ingin disimulasikan jumlah pelanggan yang membeli suatu produk di sebuah

toko berdasarkan data historis, kemudian dibangkitkan bilangan random untuk

menunjukkan jumlah pelanggan yang dibangkitkan sesuai posisi interval

distribusinya. Model simulasi dinamik adalah representasi sistem sepanjang

pergantian waktu ke waktu, contohnya adalah simulasi pelayanan pada sebuah

bank dalam rentang jam kerja tertentu.

2. Model simulasi deterministik adalah model simulasi yang tidak mengandung

komponen yang sifatnya probabilistik (random) dan output telah dapat

ditentukan ketika sejumlah input dalam hubungan tertentu dimasukkan.

Sebagai contoh simulasi ini adalah simulasi kedatangan pasien seorang dokter

praktek yang telah diatur jadwal pelayanannya. Model simulasi stokastik

(15)

random dan akan menghasilkan output yang random pula. Simulasi layanan

teller bank adalah salah satu contoh model simulasi stokastik.

3. Model simulasi diskrit adalah model simulasi yang status variabelnya berubah

secara diskrit pada satu waktu tertentu. Contohnya, simulasi antrian, dimana

jumlah pelanggan yang menunggu/antri berubah secara diskrit dari waktu ke

waktu. Model simulasi kontinu adalah model simulasi yang status variabel

berubah secara kontinu dari waktu ke waktu. Simulasi permukaan air

bendungan adalah contoh simulasi kontinu.

2.8 Simulasi Monte Carlo

Penggunanaan variabel random dalam simulasi dinyatakan dalam

distribusi probabilitas, sehingga sebagian besar model simulasi adalah model

probabilistik. Arti istilah Monte Carlo sering dianggap sama dengan simulasi

probabilistik, namun Monte Carlo sampling secara lebih tegas berarti teknik

memilih angka secara random dari distribusi probabilitas untuk menjalankan

simulasi (Sri Mulyono, 2002).

Simulasi Monte Carlo merupakan suatu pendekatan untuk membentuk

kembali distribusi peluang yang didasarkan pada pilihan atau pengadaan bilangan

acak (random). Ada beberapa cara untuk menghasilkan bilangan acak dari Monte

Carlo merupakan cara yang paling baik terutama untuk suatu distribusi diskrit

empiris (Siagian, 1987).

Simulasi Monte Carlo adalah tipe simulasi probabilistik untuk mencari

penyelesaian masalah dengan sampling dari proses random. Simulasi Monte Carlo

mengizinkan manajer untuk menentukan beberapa kebijakan yang menyangkut

kondisi organisasi. Metode simulasi Monte Carlo merupakan sebuah teknik

simulasi yang menggunakan unsur acak di saat terdapat peluang. Dasar simulasi

Monte Carlo adalah percobaan pada unsur peluang (bersifat probabilistik) dengan

(16)

Xu (2012) menggunakan metode Monte Carlo untuk melakukan simulasi

antrian pada bank, lalu memanfaatkan hasil simulasi tersebut untuk mengevaluasi

kinerja dari model M/M/c/∞. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

metode Monte Carlo dapat menyelesaikan model antrian M/M/c/∞ lebih akurat

dan efektif. Penerapan metode Monte Carlo pada pelayanan teller bank dengan

kedatangan berdistribusi Poisson dan pelayanan berdistribusi Eksponensial juga

dilakukan oleh Magdalena (2011). Pada penelitian ini, penulis akan membahas

mengenai simulasi dengan metode Monte Carlo pada pelayanan pengambilan

dana pensiun di PT. Pos Indonesia Kota Lhokseumawe yang model antriannya

berupa G/G/c/FCFS/∞/∞.

Teknik simulasi Monte Carlo terbagi atas lima langkah sederhana yaitu

sebagai berikut:

1. Menetapkan sebuah distribusi probabilitas bagi variabel penting.

Ide dasar simulasi Monte Carlo adalah untuk membangkitkan nilai untuk

variabel pada model yang sedang diuji. Dalam sistem dunia nyata,

sebagian besar variabel memiliki probabilitas alami. Diantaranya adalah:

permintaan persediaan, waktu tenggang pesanan untuk tiba, waktu diantara

mesin rusak, waktu diantara kedatangan pelanggan pada suatu fasilitas

pelayanan, waktu pelayanan, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan

aktivitas proyek, dan jumlah karyawan yang tidak hadir setiap hari.

Sebuah cara untuk menetapkan distribusi probabilitas bagi variabel

tertentu adalah dengan menguji hasil histories. Distribusi probabilitas

dapat ditemukan, atau frekuensi relatif, untuk setiap output variabel yang

mungkin dengan cara membagi jumlah pengamatan dengan jumlah

pengamatan total.

2. Membuat distribusi probabilitas kumulatif bagi setiap variabel.

Untuk mengubah distribusi probabilitas biasa menjadi sebuah distribusi

probabilitas kumulatif (cumulative probability distribution) merupakan

(17)

3. Menetapkan sebuah interval angka acak bagi setiap variabel.

Setelah distribusi probabilitas kumulatif bagi setiap variabel yang

digunakan dalam simulasi sudah diterapkan, maka diberikan serangkaian

angka yang mewakili setiap nilai atau output yang mungkin. Angka ini

disebut sebagai interval angka acak (random-number interval). Pada

dasarnya, angka acak (random number) merupakan serangkaian digit yang

telah terpilih oleh sebuah proses yang teracak secara sempurna, yakni

sebuah proses di mana setiap angka acak memiliki peluang yang sama

untuk bisa terpilih.

4. Membangkitkan angka acak.

Angka acak dapat dihasilkan dengan dua cara. Jika persoalan yang

dihadapi besar dan proses yang sedang diteliti melibatkan banyak

percobaan simulasi, maka digunakan program komputer untuk

membangkitkan angka acak. Jika simulasi dilakukan dengan perhitungan

tangan, angka acak dapat diambil dari sebuah tabel angka acak.

5. Mensimulasikan serangkaian percobaan.

Hasil dari eksperimen dapat disimulasikan secara sederhana dengan

Gambar

Gambar 2.4 Multi Channel–Multi Phase

Referensi

Dokumen terkait

banyak diterapkan pada sistem pelayanan antrian pelanggan, dimana saat ini.. pelanggan harus datang lebih awal untuk mendapatkan nomor antrian yang

Fasilitas website pada aplikasi antrian ini akan memudahkan para pelanggan yang ingin datang ke bank untuk memantau terlebih dahulu jumlah antrian bank yang ingin

Abstrak— Ketidakseimbangan antara jumlah fasilitas pelayanan dan banyaknya pelanggan dapat menimbulkan antrian yang panjang sehingga membuat pelayanan memiliki waktu

Model antrian yang dibahas pada penelitian ini adalah kedatangan pelanggan secara berkelompok serta waktu antar kedatangan menggunakan distribusi Eksponensial untuk

Penelitian ini bertujuan untuk membantu pihak perusahaan terutama pelayanan PT SSBV agar proses antrian tidak membutuhkan waktu yang lama, sehingga mampu memberikan waktu

Kapasitas sistem adalah jumlah maksimum pelanggan, mencakup yang sedang dilayani dan yang berada dalam antrian yang dapat ditampung oleh fasilitas pelayanan pada saat yang

PLN (Persero) area pelayanan Surabaya Selatan adalah terjadi antrian yang panjang pada tanggal-tanggal tertentu dan besarnya jumlah pelanggan yang datang untuk melakukan

Hal ini dapat dilihat pada saat pelayanan tersibuk yaitu pada hari Kamis 6 September 2012 jumlah pelanggan dalam antrian 14 pelanggan tiap menitnya dan dalam sistem 17 pelanggan