• Tidak ada hasil yang ditemukan

LOCUS OF CONTROL DENGAN PRESTASI BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LOCUS OF CONTROL DENGAN PRESTASI BELAJAR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT II PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN

KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN TAHUN 2015

Wirawan Bazhiko¹, Jek Amidos Pardede², Galvani V Simanjuntak³ Program Studi Ners Fakultas Keperawatan

Universitas Sari Mutiara Indonesia

ABSTRAK

Locus of control merupakan konsep yang menjelaskan apakah seseorang merasa bahwa pengendalian hidup mereka berada dalam genggaman tangan mereka sendiri (internal locus of control) ataukah berada pada genggaman tangan orang atau hal lainnya (external locus of control). Locus of control merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Locus Of Control dengan prestasi belajar mahasiswa tingkat II Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan Tahun 2015. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Tingkat II Program Studi Ners Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia sebanyak 150 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah 109 orang. Hasil penelitian dengan uji statistic Spearman didapatkan nilai p value =0,022 (p<0,05) dengan nilai r = -0,220 (2,0-3,99= rendah) yang menandakan ada hubungan Locus Of Control dengan prestasi belajar mahasiswa tingkat II Program Studi Ners Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan hasil penelitian ini dengan menambahkan variabel lain yang berhubungan dengan prestasi belajar dan menambahkan jumlah sampel agar hasil penelitian lebih maksimal.

Kata Kunci: Locus Of Control, Prestasi Belajar

ABSTRACT

Locus of control is a concept that describes whether a person feels that control their lives are in the hands of their own (internal locus of control) or are in the grip of one or other (external locus of control). Locus of control is one of the factors that influence learning achievement. The aims of this study was to determine the relationship Locus Of Control with student achievement level II School Of Nursing Faculty of Nursing and Midwifery Sari Mutiara Indonesia University Medan 2015. The study design used is descriptive correlation with cross sectional approach. The population in this study were all Level II student School Of Nursing Faculty of Nursing and Midwifery Sari Mutiara Indonesia University. Sampling techniques using simple random sampling of 109 people. The results of Research obtained with the Spearman statistical test p value = 0.022 (p <0.05) with r = -0.220 (low = 2.0 to 3.99) indicating there are Relationship Locus Of Control with student achievement level II Program Study of nursing Faculty of Nursing and Midwifery University Sari Mutiara Indonesia. It is expected to further research in order to develop this research by adding other variables associated with learning achievement and increase the number of samples in order to maximize the results.

Keywords : Locus Of Control, Learning Achievement

Latar Belakang

Mahasiswa merupakan orang yang belajar pada jenjang perguruan tinggi untuk mempersiapkan dirinya pada suatu

(2)

menjadi sarana atau tempat untuk seorang individu dalam mengembangkan kemampuan intelektual, kepribadian, khususnya dalam melatih keterampilan verbal dan kuantitatif, berpikir kritis dan moral reasoning. Jadi mahasiswa merupakan individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.

Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi. Karakteristik mahasiswa secara umum yaitu stabilitas dalam kepribadian yang mulai meningkat. Mereka cenderung memantapkan dan berpikir dengan matang terhadap sesuatu yang akan diraihnya, sehingga mereka memiliki pandangan yang realistik tentang diri sendiri dan lingkungannya. Selain itu, para mahasiswa akan cenderung lebih dekat dengan teman sebaya untuk saling bertukar pikiran dan saling memberikan dukungan, karena dapat kita ketahui bahwa sebagian besar mahasiswa berada jauh dari orang tua maupun keluarga. Jadi dalam hal ini pengaruh teman sebaya sangat besar terhadap mahasiswa terutama dalam proses belajar. Dan hal inilah yang membuat mahasiswa memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam kegiatan belajarnya.

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2003) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi belajar merupakan proses mental yang terjadi di

dalam diri seseorang, sebagai hasil interaksinya dengan lingkungannya, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Dalam dunia pendidikan belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Syah, 2008). Belajar merupakan suatu proses biasanya mencakup tiga komponen yaitu input, proses dan output. Input sebagai masukan biasanya terdiri dari mahasiswa, materi cara belajar mahasiswa. Output merupakan hasil dari proses belajar yang disebut dengan prestasi.

Pengukuran akan pencapaian prestasi belajar mahasiswa dalam pendidikan formal telah ditetapkan dalam jangka waktu yang bersifat semester dan sering disebut dengan istilah mid semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS). Dalam hal ini prestasi belajar mahasiswa dalam jangka waktu tertentu dapat dilihat melalui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

(3)

berhasil adalah kelompok atau individu yang dapat mencapai tujuan tersebut sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Sebaliknya, ada pula yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan tersebut. Kelompok atau individu tersebutlah yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Prediktor yang dianggap memiliki pengaruh dalam permasalahan ini yaitu locus of control.

Locus of control merupakan konsep yang menjelaskan apakah seseorang merasa bahwa pengendalian hidup mereka berada dalam genggaman tangan mereka sendiri (internal locus of control) ataukah berada pada genggaman tangan orang atau hal lainnya (external locus of control) (Rotter, 1966). Locus of control merupakan suatu istilah dalam psikologi yang menunjukkan kepercayaan seseorang mengenai apa penyebab hal-hal baik atau hal-hal buruk dalam kehidupannya, baik dalam hal-hal umum maupun hal-hal khusus seperti kesehatan atau akademik.

Pemahaman konsep tersebut

dikembangkan oleh Julian B. Rotter pada tahun 1954 dan sejak itu menjadi aspek penting dalam studi personalitas. Jadi locus of control merupakan keyakinan yang dimiliki oleh setiap individu mengenai kendali atas kejadian-kejadian dalam hidupnya baik yang ditentukan oleh faktor dari dalam dirinya atau faktor dari luar dirinya.

Locus of control sudah cukup sering dikaitkan dengan prestasi belajar dan dikatakan sebagai hal yang menyebabkan perilaku seseorang, dalam hal ini perilaku dalam melakukan aktivitas belajar yang kemudian akan menentukan kualitas-kualitas mahasiwa yang terukur melalui prestasi belajar. Locus of control ada dua jenis yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Mahasiswa dengan locus of control internal dapat melihat antara perilaku dengan hasil yang diperolehnya sebagai hubungan sebab akibat. Mahasiswa yang memiliki locus of

control internal merasa yakin dirinya memiliki kemampuan dan kebebasan dalam menentukan perilakunya untuk mengendalikan hasil yang diterimanya. Mahasiswa yang memiliki locus of control eksternal kurang memiliki kemampuan untuk mengendalikan perilakunya karena memandang peristiwa-peristiwa yang

terjadi, keberhasilan, maupun

kegagalannya disebabkan oleh pengaruh kekuatan luar seperti keberuntungan, nasib, dan kendali orang lain (Nugrasanti, 2006). Dikatakan bahwa mahasiswa dengan locus of control internal akan memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang memiliki locus of control eksternal.

(4)

Menurut Lefcourt (1966, dalam Smet, 1994) locus of control mengacu pada derajat dimana individu memandang peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya sebagai konsekuensi perbuatannya, dengan demikian dapat dikontrol (kontrol internal), atau sebagai sesuatu yang tidak berhubungan dengan perilakunya sehingga diluar kontrol pribadinya (kontrol eksternal). Sedangkan Rotter (1966, dalam Phares, 1991) mendefinisikan: pada saat prestasi yang diraih dirasa oleh dirinya adalah karena faktor keberuntungan, nasib, dan berada di bawah kontrol kekuatan yang lain, atau sesuatu yang tidak dapat diprediksi karena suatu keadaan disekelilingnya yang memaksa dirinya, dinamakan kontrol eksternal.

Sejalan dengan pemikiran di atas, bahwa locus of control memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar. Pemikiran ini terbukti pada penelitian yang telah dilakukan oleh Tienken et al, (2005) yang membuktikan bahwa locus of control berpengaruh pada prestasi belajar mahasiswa, sehingga mahasiswa dengan locus of control internal merasa berkuasa dalam penampilan mereka di sekolah, dan pada akhirnya memiliki tingkat yang tinggi dalam prestasi. Mahasiswa yang bekerja dengan locus of control eksternal percaya bahwa penampilan mereka bukanlah mereka yang mengontrol, tetapi oleh dosen atau faktor luar lainnya, sehingga prestasi mereka cenderung lebih rendah. Penelitian berikutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hasan dan Khalid (2014) yang telah membuktikan bahwa locus of control memberikan sumbangan efektif terhadap prestasi belajar mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki locus of control internal mereka memiliki indeks prestasi yang lebih tinggi dibanding dengan mahasiswa yang memiliki locus of control eksternal, dimana mahasiswa dengan locus of control eksternal mereka cenderung memperoleh indeks prestasi yang rendah.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan pada bulan Maret 2015 dibagian kemahasiswaan diperoleh data Mahasiswa tingkat II Program Studi Ners tahun 2015 jumlah mahasiswanya 150 orang. Berdasarkan hasil pengisian dari lembar pertanyaan yang diberikan peneliti kepada 10 orang mahasiswa didapat 7 orang mahasiwa memiliki Locus Of Control Eksternal dan 3 orang dengan Locus Of Control Internal dimana 7 orang mahasiswa dengan Locus Of Control Eksternal memiliki indeks prestasi kumulatif yang rendah dibanding dengan 3 orang mahasiswa dengan Locus Of Control Internal.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Locus Of Control Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Tingkat II Program Studi Ners Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan Tahun 2015.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan rancangan cross sectional.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Tingkat II Program Studi Ners Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan 2015 dengan jumlah 150 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah 109 mahasiswa.

(5)

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer menggunakan kuesioner academic locus of control untuk menilai locus of control mahasiswa dan lembar kuisioner yang di isi dengan IPK masing-masing mahasiswa untuk prestasi belajar.

Analisa data univariat menyajikan hasil distribusi frekuensi locus of control, persentase locus of control, distribusi

frekuensi prestasi belajar, dan persentase prestasi belajar.

Analisa Bivariat digunakan untuk menganalisa hubungan antara Locus Of Control dengan prestasi belajar dengan menggunakan uji Spearman dengan α < 0,05

Hasil Dan Pembahasan

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Locus Of Control Responden Di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Tahun 2015 (n = 109)

Variabel n %

Locus Of Control

Internal

Eksternal 9019 82,617,4

Berdasarkan tabel 4.1, diketahui mayoritas responden sebanyak 90 orang (82,6%) memiliki locus of control internal, sedangkan responden yang lainnya sebanyak 19 orang (17,4%) memiliki locus of control eksternal.

Tabel 4.2

Distribusi Persentase Berdasarkan Prestasi Belajar Responden Di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Tahun 2015 (n = 109)

Variabel n %

Prestasi Belajar Kurang Memuaskan Memuaskan Sangat Memuaskan Dengan Pujian

20 43 40 6

18,3 39,4 36,7 5,5

Berdasarkan tabel 4.2, diatas diketahui mayoritas responden sebanyak 43 orang (39,4%) memiliki prestasi belajar memuaskan.

(6)

Uji Spearman Hubungan Locus Of Control dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Tingkat II Program Studi Ners Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan

Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2015 (n = 109)

Locus Of Control

Prestasi Belajar

Total P r

Kurang

Memuaskan Memuaskan Memuaskan Sangat DenganPujian

n % n % n % n %

Internal 12 11,0 37 33,9 36 33,0 5 4,6 90

(82,6%) 0,022 -0,220

Eksternal 8 7,3 6 5,5 4 3,7 1 0.9 19

(17,4%)

Jumlah 20 18,3 43 39,4 40 36,7 6 5,5 109

Berdasarkan tabel 4.3, diketahui dari 90 orang (82,6%) yang memiliki locus of control internal didapatkan 12 orang (11,0%) yang memiliki prestasi belajar kurang memuaskan, 37 orang (33,9%) yang memiliki prestasi belajar memuaskan, 36 orang (33,0%) yang memiliki prestasi belajar sangat memuaskan, dan 5 orang (4,6%) yang memiliki prestasi belajar dengan pujian, sedangkan dari 19 orang (17,4%) yang memiliki locus of control eksternal didapatkan 8 orang (7,3%) yang memiliki prestasi belajar kurang memuaskan, 6 orang (5,5%) yang memiliki prestasi belajar memuaskan, 4 orang (3,7%) yang memiliki prestasi belajar sangat memuaskan dan 1 orang (0,9%) yang memiliki prestasi belajar dengan pujian.

Dari hasil uji statistik didapatkan P Value = 0,022 (P<0,05), dengan nilai r = -0,220 (0,20-0,399 = rendah) yang menandakan ada hubungan locus Of Control dengan prestasi belajar mahasiswa tingkat II Program Studi Ners Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2015, dengan pola hubungan antara Locus Of Control dengan prestasi belajar yang didapat termasuk rendah, dan selain itu didapatkan arah hubungan antar variabel berlawanan yang artinya semakin rendah nilai locus of control maka nilai prestasi belajar akan semakin tinggi dimana nilai locus of control yang rendah menunjuk pada locus of control internal.

Pembahasan Locus Of Control

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruangan kelas mahasiswa tingkat II Program Studi Ners Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2015 didapatkan bahwa dari 109 responden, mayoritas 90 (82,6%) responden memiliki locus of control internal.

Locus of control adalah konsep yang menjelaskan apakah seseorang merasa bahwa pengendalian hidup mereka berada dalam genggaman tangan mereka sendiri (internal locus of control) ataukah berada pada genggaman tangan orang atau hal lainnya (external locus of control). (Rotter, 1966). Menurut Lefcourt (1966, dalam

Smet, 1994) menjelaskan bahwa locus of control mengacu pada derajat dimana individu memandang peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya sebagai konsekuensi perbuatan-perbuatannya, dengan demikian dapat dikontrol (control internal), atau sebagai sesuatu yang tidak berhubungan dengan perilakunya sehingga diluar control peribadinya (control eksternal).

(7)

dengan locus of control internal memiliki kemampuan dan usaha serta

bertanggungjawab dengan yang

dilakukannya dan mempunyai kontrol dengan hasil yang akan dicapainya sedangkan responden dengan locus of control eksternal mereka mengandalkan oranglain dalam berusaha, tidak mempunyai kemampuan serta lebih mengandalkan nasib dalam setiap usahanya.

Menurut asumsi peneliti, bahwasanya hasil penelitian yang didapat sejalan dengan pernyataan yang ada, dimana mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki locus of control internal. Berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar responden percaya pada kemampuan diri dan percaya pada usaha mereka sendiri. Hal tersebut menyebabkan mayoritas dari responden memiliki locus of control internal, sedangkan minoritas responden dengan locus of control eksternal mereka tidak percaya pada kemampuan yang mereka miliki, mereka lebih percaya pada usaha oranglain dan mengandalkan nasib dalam setiap usahanya.

Prestasi Belajar

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruangan kelas mahasiswa tingkat II Program Studi Ners Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2015 didapatkan bahwa dari 109 responden, mayoritas responden sebanyak 43 orang (39,4%) memiliki prestasi belajar memuaskan.

Prestasi Belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap mahasiswa dalam periode tertentu. Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi

merupakan hasil dari proses belajar. Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu ‘prestasi’ dan ‘belajar’. Dalam proses pendidikan, prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu (Tirtonegoro, 2001;Abdullah, 2008).

Hasil Penelitian ini didukung oleh Syahputra (2009) dalam penelitian yang berjudul hubungan konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa, didapatkan responden dengan prestasi belajar memuaskan sebanyak 24 orang (48%), responden dengan prestasi belajar sangat memuaskan sebanyak 22 orang (44%), dan responden dengan prestasi belajar tidak memuaskan sebanyak 4 orang (8%).

Menurut asumsi peneliti, bahwasanya hasil penelitian yang didapat sejalan dengan pernyataan yang ada, dimana mayoritas dari responden dalam penelitian ini memiliki prestasi belajar memuaskan, hal ini dibuktikan dimana mayoritas responden memiliki Indeks Prestasi dengan kategori memuaskan yang berkisar antara 2,75-3,0.

Hubungan Locus Of Control Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Tingkat II Program Studi Ners Fakultas

Keperawatan Dan Kebidanan

Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2015

(8)

memiliki locus of control eksternal didapatkan 8 orang (7,3%) yang memiliki prestasi belajar kurang memuaskan, 6 orang (5,5%) yang memiliki prestasi belajar memuaskan, 4 orang (3,7%) yang memiliki prestasi belajar sangat memuaskan dan 1 orang (0,9%) yang memiliki prestasi belajar dengan pujian.

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa masih ada mahasiswa yang masih memiliki prestasi belajar yang kurang memuaskan meskipun mereka sudah memiliki locus of control internal, hal ini bisa saja terjadi karena responden tersebut memiliki konsep diri yang negatif. Dimana konsep diri merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah individu yang tahu betul tentang dirinya, dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya, sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima keberadaan orang lain. Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai serta mampu menghadapi kehidupan didepannya dan menganggap hidup adalah suatu proses penemuan, dan demikian sebaliknya dengan individu yang memiliki memiliki konsep diri yang negatif.

Dari hasil uji statistik didapatkan P Value = 0,022 (P<0,05), dengan nilai r = -0,220 (0,20-0,399 = rendah) yang menandakan ada hubungan Locus Of Control dengan prestasi belajar mahasiswa tingkat II Program Studi Ners Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2015, dengan pola hubungan antara Locus Of Control dengan prestasi belajar yang didapat termasuk rendah, dan selain itu didapatkan arah hubungan antar variabel berlawanan yang artinya semakin rendah nilai locus of control maka nilai prestasi belajar akan semakin tinggi

dimana nilai locus of control yang rendah menunjuk pada locus of control internal.

Menurut Azwar (2005) bahwa individu yang cenderung memiliki locus of control internal memiliki karakteristik yaitu : suka bekerja keras, memiliki inisiatif yang tinggi, Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah, selalu mencoba untuk berpikir seefektif mungkin, dan selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil. Sedangkan ciri individu yang cenderung memiliki locus of control eksternal, yaitu kurang memiliki inisiatif, mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan, kurang suka individu yang memiliki kecenderung locus of control internal lebih mengutamakan usahanya sendiri dalam menghadapi sesuatu. Mereka memandang tinggi kemampuan mereka sendiri. Selain itu, orang dengan locus of control internal yang tinggi cenderung akan bekerja keras dan memiliki pandangan bahwa usaha yang dilakukannya akan berhasil. Sementara itu, jika ciri-ciri individu dengan locus of control internal dikaitkan dengan konsep motivasi, akan terlihat jelas bahwa individu dengan locus of control internal yang tinggi cenderung memiliki motivasi intrinsik yang tinggi pula.

(9)

menganggap bahwa apa yang terjadi dalam hidupnya karena adanya faktor dari luar dirinya, seperti keberuntungan, nasib atau disebabkan oleh tindakan orang lain. Inilah yang dikhawatirkan jika mereka tetap menganggap bahwa segala hal yang terjadi dalam hidupnya karena adanya faktor dari luar, mereka juga akan mengalami putus asa, karena mereka menganggap bahwa diri mereka tidak memiliki kontrol atas lingkungannya (Azwar, 2005).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasan dan Khalid (2014) dengan judul hubungan akademik locus of control dengan indeks prestasi mahasiswa yang telah membuktikan bahwa locus of control memberikan sumbangan efektif Dengan prestasi belajar mahasiswa dengan nilai p value = 0,02 (p<0,05). Mahasiswa yang memiliki locus of control internal mereka memiliki indeks prestasi yang lebih tinggi dibanding dengan mahasiswa yang memiliki locus of control eksternal, dimana mahasiswa dengan locus of control eksternal mereka cenderung memperoleh indeks prestasi yang rendah.

Menurut asumsi peneliti tentang hubungan locus of control dengan prestasi belajar mahasiswa yang didapatkan sesuai dengan penelitian bahwa mayoritas dari responden memiliki locus of control internal dengan prestasi belajar yang memuaskan. Dimana dari hasil penelitian terlihat bahwa locus of control sangat mempengaruhi prestasi belajar dari mahasiswa. Hal ini disebabkan karena mahasiswa dengan locus of control internal memiliki karakteristik yaitu dapat mengendalikan dirinya dan lingkungan, merasa bertanggungjawab dengan hasil perbuatannya, lebih percaya pada kemampuan diri sendiri dan kurang percaya pada nasib. Dengan kata lain bahwa mahasiswa dengan locus of control internal menggantungkan diri pada keterampilan, kemampuan, dan usaha dalam mengerjakan tugasnya. Berdasarkan

pemikiran tersebut terdapat gambaran bahwa mahasiswa dengan locus of control internal memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil dan berprestasi.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan locus of control dengan prestasi belajar mahasiswa tingkat II program studi ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2015, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki locus of control internal, mayoritas responden memiliki prestasi belajar memuaskan, dan dari hasil uji statistik didapatkan p value = 0,022 (P<0,05), dengan nilai r = -0,220 (2,0-3,99 = rendah) yang menandakan ada hubungan Locus Of Control dengan prestasi belajar mahasiswa tingkat II Program Studi Ners Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2015, dengan pola hubungan antara Locus Of Control dengan prestasi belajar yang didapat termasuk rendah, dan selain itu didapatkan arah hubungan antar variabel berlawanan yang artinya semakin rendah nilai locus of control maka nilai prestasi belajar akan semakin tinggi.

(10)

diharapkan juga dapat membimbing mahasiswa yang memiliki locus of control internal agar mahasiswa dapat mempertahankan locus of control yang dimiliki.

Di harapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan hasil penelitian ini dengan menambahkan variabel lain seperti konsep diri dengan prestasi belajar dan menambahkan jumlah sampel agar hasil penelitian lebih maksimal.

Diharapkan agar mahasiswa yang memiliki locus of control internal dapat mempertahankan locus of control yang dimiliki dan bagi mahasiswa yang memiliki locus of control eksternal agar dapat mengubah locus of control yang dimiliki dengan tidak bergantung pada nasib, untung-untungan ataupun orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, M. (2013). Hubungan Locus Of

Control Dengan Motivasi

Berprestasi Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Bogor Tahun Ajaran 2012/2013.

Diakses pada situs

http://www.eprints.uny.ac.id. Di buka pada tanggal 30 Maret 2015.

Azwar, S. (2005). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiman, A. (2006). Kebebasan, Negara, Pembangunan, Kumpulan Tulisan 1965-2005 Jakarta : Pustaka Alvabet. Daldiyono. (2009). How to Be a Real and Successful Student. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Dalyono, M. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Daryanto. (2007). Evaluasi Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Feist, J & Feist G. (2008). Theories Of Personality. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fiedman, H & Schustack, M. (2008). Kepribadian Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Erlangga.

Hasan, S & Khalid, R. (2014). Academic Locus of Control of High and Low Achieving Students. Diakses pada situs http://www.ue.edu.pk/jrre. Di buka pada tanggal 21Maret 2015.

Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Hurlock, B. (1999). Psikologi

Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Alih Bahasa oleh Istiwidayati & Zarkasih. Jakarta: Erlangga.

Larsen, R & Buss, D. (2002). Personality Psychology: Domain of Knowledge About Human Nature. America, Newyork: Mc Graw Hill Companies. Latipun. (2008). Psikologi Konseling.

Malang : UMM Press.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nugrasanti, Reni. (2006). Jurnal Provitae:Locus Of Control. Vol. 2 No. 1, hal. 28. Di akses pada situs

https://books.google.co.id/books? id=OVODLXSI4RoC. Di buka pada tanggal 20 Februari 2015.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Papalia, E. (2008). Human Development, 10thed., Boston: McGraw-Hill Petri, L. (1981). Motivation: Theory and

Research. California: Wadsworth Publishing Company.

Phares, J. (1976). Locus of Control In Personality. New Jersey: General Learning Press.

(11)

dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Rotter. (1996). Generalized Expectancies For Internal Versus External Control Of Reinforcement. Di akses pada

situs : http://

www.soc.iastate.edu/sapp/soc512Rot ter.pdf. Dibuka pada tanggal 2 Maret 2015.

Sardiman, M. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Siagian, P. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta. Slameto. (2003). Belajar dan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Soemanto, W. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukmadinata, N. (2006). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tirtonegoro, S. (2001). Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Syah, M. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syahputra, N. (2009). Hubungan Konsep Diri Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa S1 Keperawatan Semester III Kelas Ekstensi PSIK FK USU. Diakses pada situs

hhtp://ejournal-S1.repository.usu.ac.id/index.php/j nursing. Di buka pada tanggal 25 April 2015.

Trice, A (1985). Trice Academic Locus of Control Scale Key and Explanation.

Di akses pada situs

http://apexed.webstarts.com/uploads/ TriceAcademic

LocusofControlScaleKeyandExplana

Referensi

Dokumen terkait

BAB III : PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENGGAJIAN PADA AJB BUMIPUTERA 1912 KANTOR CABANG SETIA BUDI

Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Kebutuhan Bimbingan Pribadi dengan Konsep Diri siswa SMK Teknologi dan Industri Kristen Salatiga, dari hasil korelasi

[r]

c.' S eleksi protokorm setelah transform asi, dan d. P em buktian transform an dan transgenik anggrek. M etode transform asi genetik ke tanam an anggrek P. amabilis sesuai klaim 1,

Penyuluhan dan pelatihan perawatan kesehatan gigi dan mulut kepada orang tua/pendamping sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf a dan huruf b

Hal ini disebabkan karena pendekatan saintifik melalui model discovery learning dengan permainan dapat menjadikan pelajaran matematika yang identik dengan konsep angka,

Berdasarkan Berita Acara Hasil Evaluasi File 1 (Penawaran Administrasi dan Teknis) Nomor : pp-05/11/BAHE.File1/Konsultan/2012 dan Berita Acara Hasil Evaluasi File 2 (Kombinasi

Menurut Permen Negpan RB nomor 16 tahun 2009 aspek yang dinilai dalam PKGURU adalah sebagai berikut: Guru sebagai pendidik profesional mempunyai tugas utama mendidik,