• Tidak ada hasil yang ditemukan

Higiene Sanitasi Penjualan Makanan Jajanan dan Perilaku Konsumsi Jajan Siswa Serta Kejadian Diare di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Higiene Sanitasi Penjualan Makanan Jajanan dan Perilaku Konsumsi Jajan Siswa Serta Kejadian Diare di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya (Santoso, 1999). Makanan-makanan tersebut sangat mungkin sekali menjadi penyebab terjadinya gangguan dalam tubuh kita sehingga kita jatuh sakit. Salah satu cara untuk memelihara kesehatan adalah dengan mengkonsumsi makanan yang aman, yaitu dengan memastikan bahwa makanan tersebut dalam keadaan bersih dan terhindar dari wholesomeness (penyakit). Banyak sekali hal yang dapat menyebabkan suatu makanan menjadi tidak aman, Salah satu di antaranya dikarenakan terkontaminasi (Thaheer, 2005).

(2)

Negara berkembang diserang oleh beragam jenis penyakit bawaan makanan. Penyakit kolera, kampilobakteriosis, gastroenteritis E.coli, salmonellosis, shigelosis, demam tifoid dan paratifoid, bruselosis, amoebiosis, dan poliomyelitis merupakan beberapa contoh saja. Dengan sistem pelaporan yang buruk atau tidak ada sama sekali pada kebanyakan Negara berkembang, data statitik yang bisa diandalkan tentang penyakit ini tidak tersedia sehingga besaran insidensinya tidak dapat diperkirakan. Akan tetapi, beratnya situasi ini dapat dipahami dengan melihat angka prevalensi penyakit diare yang tinggi di kalangan bayi dan anak-anak. Setiap tahun, terdapat sekitar 1500 juta kejadian diare pada balita, dan sebagai akibat langsungnya lebih dari 3 juta anak meninggal. Sebelumnya ada dugaan bahwa persediaan air yang terkontaminasi merupakan sumber utama patogen yang menyebabkan diare tetapi saat ini diketahui bahwa makanan memainkan peranan yang sama pentingnya. Menurut perkiraan, sekitar 70% kasus penyakit diare terjadi karena makanan yang terkontaminasi (WHO, 2006).

Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel ( Kepmenkes RI, 2003)

(3)

untuk mengolah makanan tidak bersih, orang yang menjual atau yang membuatnya tidak sehat, makanan yang terkontamisi bakteri, hingga penggunaan bahan-bahan berbahaya seperti boraks, formalin, rhodamin B, dan methanol yellow (BPOM, 2014)

Anak usia sekolah merupakan suatu kelompok generasi penerus bangsa yang mempunyai potensi dalam memajukan pembangunan di masa yang akan datang. Pembentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dimulai sejak pada masa sekolah sangat berpengaruh terhadap kualitas saat mencapai usia yang produktif. Mengingat anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa, salah satu hal penting yang menjadi perhatian serius saat ini adalah Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS) (BPOM RI, 2011).

Keamanan pangan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya perhatian terhadap hal ini, telah sering mengakibatkan terjadinya dampak berupa penurunan kesehatan konsumennya, mulai dari keracunan akibat tidak higienisnya proses penyimpanan dan penyajian sampai risiko munculnya penyakit kanker akibat penggunaan bahan tambahan pangan (food additive) yang berbahaya (Syahrul, 2005).

(4)

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan, terdapat beberapa aspek yang diatur dalam penanganan makanan jajanan, yaitu penjamah makanan, peralatan, air, bahan makanan, bahan tambahan makanan, penyajian dan sarana penjaja. Beberapa aspek tersebut sangat mempengaruhi kualitas makanan.

Perilaku jajan anak dalam memilih makanan yang dibelinya mempunyai dampak positif maupun negatif bagi kesehatan anak tersebut. Dari aspek kesehatan akan positif bila anak dapat memilih makanan jajanan yang cukup nilai gizi dan terjamin akan kebersihannya. Namun dari aspek negatif sendiri bila makanan jajanan dibeli sembarang tempat, maka tidak mustahil akan menimbulkan beberapa kerugian (Sihadi, 2004).

Perilaku jajan anak akan dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan tindakan anak mengenai pemilihan makanan jajanan sehat. Apabila pengetahuan, sikap, dan tindaka anak masih kurang memadai, maka pemilihan makanan jajanan menjadi kurang tepat (Hartono dan Widyastuti, 2005).

(5)

19,35% dan 2010 yaitu 18,73%. Rendahnya IR dikhawatirkan bukan merefleksikan menurunnya kejadian penyakit diare pada masyarakat tetapi lebih dikarenakan banyakny kasus yang tidak terdata (under- reporting cases) (Depkes Sumut, 2013)

Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Utara (2013) masih rendahnya kesadaran terhadap hygiene sanitasi, dari 15.861 Tempat- tempat Umum (TTU) yang ada, yang memenuhi syarat kesehatan hanya 7.451 buah (47%). Sedangkan TPM, dari 15.910 buah yang ada di Sumatera Utara, yang memenuhi syarat hygiene sanitasi sebanyak 10.246 buah (64,4%)

Berdasarkan data Puskesmas Patumbak Kecamatan Patumbak tercatat adanya 147 kasus diare periode Januari 2016- Februari 2017 pada umur sekolah dengan frekuensi kejadian yang tetap ada di setiap bulannya. Berdasarkan keterangan dari petugas di Poli Anak bahwa, kejadian diare yang terus ada di tiap bulannya di Puskesmas Patumbak Kecamatan Patumbak dimungkinkan penyebabnya adalah karena pola makan yang tidak baik, kebersihan yang kurang, dan makan sembarangan.

(6)

tepat di pinggir jalan yang banyak dilalui oleh kendaraan bermotor selain itu tempat berjualan yang tidak tertutup rapat dan terlihan adanya lalat yang hinggap pada makanan jajanan. Sedangkan keadaan siswa di beberapa sekolah dasar sangat terbiasa jajan di sekolah, siswa membeli saja makanan jajanan yang terlihat menarik dan kurang memperhatikan kualitasnya.

Higiene perorangan siswa juga terlihat kurang, mereka tidak terbiasa dengan praktek cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan pihak sekolah juga tidak menyediakan sabun untuuk cuci tangan.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui higiene sanitasi penjualan makanan jajanan dan perilaku konsumsi jajan siswa serta kejadian diare pada anak sekolah dasar di beberapa sekolah dasar di desa Marindal I.

1.2 Rumusan Masalah

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui higiene sanitasi penjualan makanan jajanan dan perilaku konsumsi jajan siswa serta kejadian diare pada anak sekolah dasar di beberapa sekolah dasar di desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui higiene sanitasi penjualan makanan jajanan di beberapa sekolah dasar di Desa Marindal I Kecamatan Patumbak tahun 2017

2. Mengetahui perilaku konsumsi jajan siswa sekolah dasar di beberapa sekolah dasar di Desa Marindal I Kecamatan Patumbak tahun 2017

3. Mengetahui karakteristik siswa sekolah dasar meliputi umur, jenis kelamin, tempat memilih jajan, jumlah uang saku, dan frekuensi jajan siswa di beberapa sekolah dasar di Desa Maridal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017. 4. Mengetahui kejadian diare yang terjadi pada anak sekolah dasar di Desa

Maridal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017. 1.4 Manfaat Penelitian

(8)

2. Sebagai informasi kepada instansi pengambil kebijakan dan keputusan untuk dapat melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap makanan jajanan. 3. Sebagai bahan informasi untuk masyarakat agar lebih mengetahui tentang

hal-hal yang berhubungan dengan kejadian diare.

Referensi

Dokumen terkait

 Umpan balik adalah jenis tertentu dari aliran pesan komunikasi, bahwa informasi yang disampaikan menggambarkan kinerja sistem pada titik sebelumnya dalam waktu untuk

[r]

• Secara berkelompok mencari dan mengumpulkan peristiwa /kasus shalat berjamaah di masjid di lingkungannya termasuk makmum masbuk • Diskusi tentang tata cara shalat berjamaah.. •

Pertumbuhan didefenisikan sebagai perubahan panjang atau berat yang terjadi pada suatu individu atau populasi yang merupakan tanggapan atau respon terhadap

• Checked exception hanya dapat ditangani dalam try block atau method yang didesain untuk melempar.. block atau method yang didesain untuk

Ikan Kembung, terutama di Perairan Selat Malaka Belawan Sumatera Utara. Pengelolaan yang sesuai ditujukan agar sumberdaya Ikan Kembung

Ibu Treesia Sujana, MN selaku Wali studi selama ± 1 tahun, Kemudian Ibu Natalia Ratna Yulianti, S.Kep, Ns, MAN selaku Wali studi selama ±2 tahun yang sudah

• Terjadi ketika kita berusaha melewatkan suatu nilai variabel sebagai argumen suatu method dimana tipe data variabel method tersebut argumen suatu method, dimana tipe data