ABSTRAK
Rendra Alexander Manalu* Rabiatul Syahriah**
Syamsul Rizal***
Munculnya Corporate Governance dapat dikatakan dilatarbelakangi dari berbagai skandal besar yang terjadi pada perusahaan-perusahaan baik di Inggris maupun Amerika Serikat pada tahun 1980an dikarenakan tindakan yang cenderung serakah dan mementingkan tujuan pihak-pihak tertentu saja.Hal ini tidak terlepas dari pertentangan kepentingan antara kebebasan pribadi dan tanggung jawab kolektif atau kepentingan bersama dari organisasi dimana hal ini menjadikannya sebagai pemicu dari kebutuhan akan corporate governance. IMFkemudian memperkenalkan dan mengintroduksi konsep Good Corporate Governance (GCG) sebagai tata cara perusahaan yang sehat. Sejak saat itulah pemerintah ataupun korporasi berusaha menerapkan prinsip GCG dalam perusahaan mereka. Permasalahannya ialah bagaimanakah aspek hukum GCG menurut UU No 40 Tahun 2007, bagaimana tinjauan umum terhadap komisaris independen, dan bagaimana penerapan prinsip kemandirian GCG terkait dengan pengangkatan struktur komisaris independen.
Adapun metode penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian Yuridis Normatif dan jenis penelitian Yuridis Empiris. Jenis penelitian Yuridis Normatif dengan mengumpulkan bahan-bahan data sekunder berupa peraturan perundang-undangan,dan pendapat para sarjana. Sedangkan jenis penelitianYuridis Empiris disini dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak PT.Angkasa Pura II.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa PT.Angkasa Pura II berusaha menerapkan 5 prinsip GCG dalam perusahaannya. Salah satunya yaitu adalah prinsip kemandirian yang diterapkan pada pengangkatan komisaris independen. Dimana setiap perusahaan BUMN wajib memiliki komisaris independen minimal 20 % dari keseluruhan dewan komisaris. Proses pengangkatan didahului dengan pemilihan bakal calon dan diseleksi menurut persyaratan formil,materiil dan persyaratan lainnya. Bagi calon yang dinyatakan memenuhi syarat dan menerima kriteria disarankan maka dapat ditetapkan menjadi komisaris independen. Setelah diseleksi, maka bagi BUMN terbuka, riwayat hidup calon anggota komisaris independen yang akan diusulkan untuk diangkat di RUPS wajib diumumkan sebelum pengambilan keputusan sebagai dewan komisaris independen. Dalam mekanisme pengawasan komisaris independen di PT.Angkasa Pura II, pengawasan yang dilakukan komisaris bersifat oversight atas strategis perusahaan dan kecukupan penyajian informasi kepada pemegang saham. Anggota komisaris independen mulai menjabat secara efektif terhitung sejak tanggal penyerahan keputusan atau tanggal ditetapkan dalam keputusan RUPS.
Kata Kunci : Prinsip Kemandirian, Good Corporate Governance, Dewan Komisaris Independen
*Mahasiswa Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara **Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara *** Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara