HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA, KESELAMATAN KERJA DAN INTERAKSI SOSIAL
DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Studi Kasus pada Karyawan Bagian Produksi PT Usman Jaya Mekar Textile Industry Magelang
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Sanata Dharma
Oleh:
Paulina Risca Febrilia NIM: 052214104
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA, KESELAMATAN KERJA DAN INTERAKSI SOSIAL
DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Studi Kasus pada Karyawan Bagian Produksi PT Usman Jaya Mekar Textile Industry Magelang
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Sanata Dharma
Oleh:
Paulina Risca Febrilia NIM: 052214104
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
MOTTO
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya”
(Pengkotbah 3: II)
Kau mungkin saja kecewa jika percobaanmu gagal, tetapi kau pasti tidak
berhasil jika tidak mencoba
(Beverly Sills)
Bersukacitalah Dalam Pengharapan, Sabarlah Dalam Kesesakan, dan
Bertekunlah Dalam Doa
( Roma 12:12 )
v
PESEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini kepada:
Allah Bapa di Surga yang senantiasa memberkati, melindungi dan
sahabat sejati dalam suka-dukaku
Ayahku “Antonius Tugiarso” dan Ibuku “Vistina Endang Dwi Ratna
Wati” Tercinta, Serta Adik-adikku “Andreas”, “Selviana”, “Listin”
Terimakasih atas Semua Perhatian dan Dukungannya
Mas Ecko Budi Prastiyo yang tidak Bosan memberikan, Cinta,
Perhatian, dan Dukungannya…I Love You so Much deh..muachh
Almamaterku tercinta yang telah memberi kesempatan bagiku untuk
berkembang.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 14 Juli 2010
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Paulina Risca Febrilia Nomor Mahasiswa : 052214104
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA, KESELAMATAN KERJA DAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN
Studi Kasus pada karyawan Bagian Produksi PT Usman Jaya Mekar Textile Industry Magelang.
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan kata, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 14 Juli 2010 Penulis
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyusun skripsi dengan judul “ Hubungan antara Lingkungan Kerja, Keselamatan Kerja dan Interaksi Sosial dengan Kepuasan Kerja Karyawan” studi kasus pada PT Usman Jaya Mekar Textile Industry Magelang.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Prodi Studi Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingi mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Y. P. Supardiyono, M.Si.,Akt.,QIA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S. E., M. B. A., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M. S., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberi waktu, bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
ix
5. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup selama penulis menempuh kuliah.
6. Bapak dan Ibu karyawan PT Usman Jaya Mekar Textile Industry Magelang yang telah meluangkan waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
7. Ayahku “Antonius Tugiarso” dan Ibuku “Vistina Endang Dwi Ratna Wati” tercinta yang selalu memberikan dorongan moril maupun meteriil, semangat, doa, dukungan serta kasih sayang yang tak terhingga dalam kehidupanku.
8. Adik-adikku tercinta “Andre”, “Selvi” dan “Listin” makasih buat doa, semangat dan perhatiannya.
9. Ecko Budi Prastiyo tersayang, makasih ya atas semua dukungan, semangat, doa dan semua yang telah mas berikan buat aku, walaupun kita jauh tapi mas tetep setia memberikan motivasi buat aku sehingga hidupku lebih berwarna dan bermakna selama ini. Thanks you for loving me…..semua ini aku persembahkan buat kamu.
10.My best friends Army………….makasih atas doa, semangat, dan makasih atas persahabatan yang indah ini.
11.Teman-teman seperjuangan Man 05…Ana, Bayu, Yani, Lia,
Guruh………semangat ya……..and makasih buat
x
12.Teman-teman kos lama………vivi (sibabi), Ana, Ajeng….. walaupun kita udah ga sama-sama kita masih tetep temenan dan makasih buat hari-hari indah kita dulu selama bersama……GBU 13.Buat temen-temen yang sudi aku ganggu buat bertanya…………..
Ririn, Sari, Tangguh, weebee (kreebo), Indah, Ana……makasihnya buat semua, maaf kalau aku sangat merepotkan……
14.Serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan yang sedang menyusun skripsi.
Yogyakarta, 14 Juli 2010 Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ... xi
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
HALAMAN ABSTRAK ... xvii
HALAMAN ABSTRACT ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... . 4
C. Pembatasan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian ... .. 6
E. Manfaat Penelitian ... .. 7
F. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Landasan Teori ... ... 10
1. Pengertian Manajemen ... 10
2. pengertian Manajemen Sumberdaya Manusia ... 12
3. Lingkungan Kerja ... 12
4. Keselamatan Kerja ... 16
5. Interaksi Sosial ... 18
6. Kepuasan Kerja ... 21
B. Penelitian Sebelumnya ... 30
C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 32
D. Hipotesis ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
xii
B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 35
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 35
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 36
E. Skala Pengukuran ... 37
F. Populasi dan Sampel ... 38
G. Teknik Pengambilan Sampel ... 39
H. Sumber Data ... 40
I. Teknik Pengumpulan Data ... 40
J. Teknik Pengujian instrumen ... 41
K. Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 52
A. Sejarah Perusahaan ... 52
B. Lokasi Perusahaan ... 53
C. Struktur Organisasi ... 54
D. Fasilitas Pendukung/Sarana Penunjang ... 58
E. Distribusi dan Pemasaran Produk ... 59
F. Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Karyawan ... 60
G. Sistem Produksi ... 66
H. Urutan Proses Produksi ... 73
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 80
A. Pengujian Instrument Penelitian ... 80
B. Analisis Deskriptif ... 82
C. Uji Hipotesis ... 86
D. Pembahasan ... 91
BAB VI KESIMPULAN SARAN DAN KETERBATASAN ... 94
A. Kesimpulan ... 94
B. Saran ... 94
C. Keterbatasan ... 96 DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel V.1 Uji Validitas ... 81
Tabel V.2 Uji Reliabilitas Instrument ... 82
Tabel V.3 Hasil Perhitungan Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 83
Tabel V.4 Hasil Perhitungan Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 83
Tabel V.5 Hasil Perhitungan Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 84
Tabel V.6 Hasil Perhitungan Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja 84 Tabel V.7 Hasil Perhitungan Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 85
Tabel V.8 Hasil Perhitungan Karakteristik Responden Berdasarkan pendapatan ... 85
Tabel V.9 Uji Hipotesis 1 ... 85
Tabel V.10 Uji Hipotesis 2 ... 88
Tabel V.11 Uji Hipotesis 3 ... 89
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Selesai Penelitian ... 98
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 99
Lampiran 3 Output Hasil Olah Data Kuesioner Penelitian ... 100
Lampiran 4 Output Validitas dan Reliabilitas ... 101
Lampiran 5 Output Karakteristik Responden ... 102
Lampiran 6 Output Uji Hipotesis ... 103
Lampiran 7 Tabel-tabel Statistik ... 104
Lampiran 8 Denah Lokasi PT Usman Jaya Mekar Magelang ... 105
Lampiran 9 Tata Letak Fasilitas PT Usman Jaya Mekar Magelang ... 106
xvi ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA, KESELAMATAN
KERJA DAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN
Studi Kasus pada Karyawan Bagian Produksi PT Usman Jaya Mekar Textile Industry
Magelang
Paulina Risca Febrilia Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkungan kerja, keselamatan kerja dan interaksi sosial dengan kepuasan kerja karyawan baik secara parsial maupun secara simultan pada PT Usman Jaya Mekar Textile Industry Magelang. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini, jumlah sampel sebanyak 122 responden yang ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data primer diperoleh melalui kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen perusahaan dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi parsial dan korelasi ganda. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan baik secara parsial maupun simultan antara lingkungan kerja, keselamatan kerja, dan interaksi sosial dengan kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada PT Usman Jaya Mekar Textile Industry Magelang.
xvii ABSTRACT
THE RELATIONSHIP AMONG THE WORK ENVIRONMENT, WORK SAFETY, SOCIAL INTERACTION AND THE JOB
SATISFACTION OF THE EMPLOYEES A Case Study on the Production Division Employees of
PT. Usman Jaya Mekar Textile Industry Magelang
Paulina Risca Febrilia Faculty of Economics Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
This research aimed to know the relationship among the work environment, work safety, social interaction and the job satisfaction of the employees, both partially and simultaneously, at PT. Usman Jaya Mekar Textile Industry of Magelang. The writer employed a case study research. In this research, the total of the sample was 122 respondents which were determined by employing the Slovin formula. The sampling procedure was a purposive sampling. The primary data were obtained through questionnaires, whereas the secondary data were gained from the company document and interview. The data analysis was done by using partial correlation and double correlation analysis. The result of the data analysis showed that there was a significant relationship both partially and simultaneously among the work environment, work safety, social interaction and the job satisfaction of the Production Division Employees of PT. Usman Jaya Mekar Textile Industry of Magelang.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam masyarakat yang selalu berkembang, sumber daya manusia mempunyai kedudukan yang penting, karena faktor produksi manusia bukan hanya bekerja secara fisik saja akan tetapi juga bekerja secara fikir. Oleh karena itu kita tidak boleh mengabaikan manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Hal tersebut menunjukkan sernakin kuatnya permintaan untuk memperhatikan aspek manusia, bukan hanya aspek teknologi dan ekonomi dalam setiap usaha.
Begitupun perusahaan-perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya untuk memperoleh laba yang maksimal, memerlukan berbagai sumber daya yang harus dikelola sebaik-baiknya agar dapat tercapai hasil yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Oleh sebab itu banyak perusahaan yang selalu berusaha meningkatkan kualitas sumberdayanya agar mampu menjalankan aktivitasnya dengan maksimal.
macam faktor dalam pekerjaannya (Effendi, 2005:291). Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan, ada tiga faktor yang harus diperhatikan, karena pekerja tidak hanya sekedar melakukan pekerjaan, tetapi terkait juga dengan aspek lain seperti:
1. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, lingkungan kerja yang baik akan sangat mempengaruhi motivasi kerja (Nitisemito, 1996:109).
Lingkungan kerja di sekitar karyawan sangat perlu diperhatikan oleh pihak badan usaha, sebab hal tersebut di tempuh untuk menjamin agar karyawan dapat melaksanakan tugasnya tanpa mengalami gangguan atau berusaha menciptakan lingkungan kerja yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan karyawan sebagai pelaksana kerja pada tempat kerja tersebut, dengan itu karyawan akan merasa puas dengan tempat kerja mereka dan dapat bekerja dengan baik.
2. Keselamatan Kerja
manusia yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Secara sosial pekerja merupakan aset masyarakat sebagai subjek dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat, oleh karena itu perusahaan berkewajiban melakukan peningkatan keselamatan kerja baik yang diharuskan oleh undang-undang maupun yang tidak diharuskan undang-undang secara tegas. Apabila keselamatan kerja terjamin, maka karyawan akan merasa puas dalam bekerja pada perusahaan.
3. Interaksi Sosial
Jadi apabila perusahaan mampu meningkatkan kepuasan kerja karyawan, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan. Dengan meningkatnya kepuasan kerja maka pekerjaan akan diselesaikan dengan cepat karena karyawan lebih semangat untuk bekerja dengan baik. Dengan demikian, diharapkan akan cepat mencapai tujuan perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA, KESELAMATAN KERJA DAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN”: Studi kasus PT Usman Jaya Mekar Textile Industry Jl Raya Magelang-Purworejo Km 10 Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mencoba merumuskan permasalahan sebagai berikut:
a. Apakah ada hubungan antara lingkungan kerja dengan kepuasaan kerja karyawan pada PT Usman Jaya Mekar Textile Industry Magelang ?
b. Apakah ada hubungan antara keselamatan kerja dengan kepuasan kerja karyawan pada PT Usman Jaya Mekar Textile Industry Magelang ?
d. Apakah ada hubungan secara simultan antara lingkungan kerja, keselamatan kerja dan interaksi sosial dengan kepuasan kerja karyawan pada PT Usman Jaya Mekar Textile Industry Magelang ? C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dengan tujuannya, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam ruang lingkup terhadap masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada karyawan tetap bagian
penenunan PT Usman Jaya Mekar Textile Industry Magelang. 2. Penelitian hanya meneliti faktor-faktor berupa :
a. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Dalam penelitian ini unsur lingkungan kerja yang diteliti ada dua yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja psikis.
b. Keselamatan kerja
diteliti adalah kondisi pekerjaan, dan kondisi fasilitas perusahaan.
c. Interaksi sosial
Menurut Gillin and Gillin, (dalam Anoraga, 1995:21) interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia maupun antara orang-orang perorangan maupun kelompok-kelompok manusia. Dalam penelitian ini unsur interaksi sosial yang diteliti adalah kontak sosial antara karyawan dengan pimpinan dan kontak sosial dengan sesama karyawan.
d. Kepuasan kerja
Menurut Strauss dan Sayles, (dalam Anoraga, 1995:78), kepuasan kerja penting untuk aktualisasi diri. Pegawai yang tidak memperoleh kepuasan kerja, tidak akan pernah mencapai kematangan psikologi dan pada akhirnya akan menjadi stress dan frustasi (Anoraga, 1995:78). Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapinya dalam lingkungan kerjanya. Kepuasan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepuasan menurut hierarki kebutuhan dari Maslow.
D. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan pada PT Usman Jaya Mekar Textile Industry Magelang.
b. Untuk mengetahui hubungan antara keselamatan kerja dengan kepuasan kerja karyawan pada PT Usman Jaya Mekar Textile Industry Magelang.
c. Untuk mengetahui hubungan antara interaksi sosial dengan kepuasan kerja karyawan pada PT Usman Jaya Mekar Textile Industry Magelang.
d. Untuk mengetahui hubungan secara simultan antara lingkungan kerja, keselamatan kerja dan interaksi sosial dengan kepuasan kerja karyawan pada PT Usman Jaya Mekar Textile Industry Magelang.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu referensi bagi mahasiswa sekaligus sebagai salah satu bahan penelitian lebih lanjut di masa depan.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini sebagai sarana untuk menerapkan dan mengembangkan lebih lanjut pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Berisi tentang landasan teori, penelitian sebelumnya, kerangka konseptual penelitian dan hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Berisi tentang sejarah perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi, fasilitas perusahaan/ sara penunjang, distribusi dan pemasaran produk, ketenagakerjaan dan kesejahteraan karyawan, sistem produksi, urutan proses produksi.
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang gambaran umum penelitian, uji instrumen penelitian, data karakteristik responden, dan pembahasan.
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Latin yaitu dari asal kata “manus” yang berarti tangan dan “agree” yang berarti melakukan. Kata-kata tersebut digabung menjadi managere yang berarti menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan. Kemudian management diterjemahkan ke bahasa Indonesia yaitu pengelolaan. Menurut Mary Parker Follett (dalam Handoko, 2003:8) manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dapat diartikan bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan atau berarti dengan tidak melakukan tugas-tugas itu sendiri.
Gulick (dalam Handoko, 2003:11), manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi manusia. Proses kegiatan-kegiatan manajemen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (Handoko, 1995:9):
a. Perencanaan
Perencanaan berarti bahwa para manajer memikirkan kegiatan-kegiatan mereka sebelum dilaksanakan.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian berarti bahwa para manajer mengorganisasikan sumber daya-sumber daya manusia dan material organisasi.
c. Pengarahan
Pengarahan berarti bahwa para manajer mengarahkan, memimpin dan mempengaruhi para bawahan.
d. Pengawasan
Pengawasan berarti para manajer berupaya untuk menjamin bahwa organisasi bergerak ke arah tujuan-tujuannya.
Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen (Handoko, 2003:6) : a. Untuk mencapai tujuan, manajer dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi dan pribadi.
c. Untuk menjaga efisiensi dan efektivitas. 2. Pengertian Manajemen Sumberdaya Manusia
Menurut Flippo (dalam Handoko, 2000:3) manajemen personalia adalah perencanaan pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat. Sedangkan French (dalam Handoko, 2000:4) mendefinisikan manajemen personalia sebagai penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan, dan pemeliharaan sumberdaya manusia oleh organisasi.
Jadi manajemen sumberdaya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi. Sedangkan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah tugas-tugas yang dilakukan oleh manajemen sumber daya manusia dalam rangka menunjang tugas manajemen (perusahaan) menjalankan roda organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya (Saydam, 2005:31).
3. Lingkungan Kerja
a. Pengertian Lingkungan kerja
Nitisemito (1982:183) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
b. Unsur Lingkungan Kerja
Menurut Nitisemito lingkungan kerja mencakup dua unsur utama, yaitu unsur fisik dan unsur psikis sebagai berikut (Nitisemito, 1996:112):
1) Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah lingkungan kerja berupa kebendaan yang dapat mempengarui secara langsung maupun tidak langsung dari pekerja pada saat bekerja. Termasuk dalam lingkungan fisik adalah:
a) Penerangan
Penerangan yang dimaksudkan disini adalah penerangan lampu listrik atau sinar matahari yang berfungsi untuk menerangi ruangan para pekerja saat bekerja.
b) Ketenangan
c) Ventilasi
Ventilasi yang dimaksudkan disini adalah pertukaran udara yang cukup, terutama di dalam ruang kerja apalagi jika ruang kerja penuh dengan pekerja. Pertukaran udara yang cukup akan menyebabkan kesegaran fisik bagi para pekerja, sebaliknya jika pertukaran udara kurang baik akan menimbulkan kelelahan bagi para karyawan.
d) Tata Ruang
Pengaturan tata ruang harus disesuaikan dengan kondisi ruangan yang ada, sehingga para pekerja lebih leluasa beraktivitas dalam melakukan pekerjaannya.
e) Pewarnaan Ruang
Dalam hal ini bukan saja warna yang diperhatikan, melainkan komposisi warna juga perlu diperhatikan karena komposisi warna yang salah akan dapat mengganggu pemandangan para pekerja. Dengan pemberian warna yang sesuai dan serasi, maka karyawan akan merasa nyaman, bersemangat, dan bergairah dalam melakukan pekerjaannya.
2) Lingkungan Kerja Psikis
a) Hubungan pekerja dengan pimpinan
Hubungan yang terjalin baik antara karyawan dan pimpinan di dalam perusahaan dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Hubungan yang baik dapat mengindikasikan adanya saling pengertian dan saling menghormati antara kedua belah pihak.
b) Hubungan dengan rekan kerja
Apabila hubungan dengan rekan kerja baik, maka karyawan akan merasa puas karena dapat bekerja dengan tenang dalam suasana yang saling mendukung, sehingga pekerjaan akan lebih ringan dan cepat selesai.
c) Keamanan kerja
Keamanan kerja adalah kondisi dimana seseorang merasa aman, tenang, dan tidak khawatir dalam menjalankan pekerjaannya.
d) Kecocokan pekerja dengan pekerjaannya
4. Keselamatan Kerja
a. Pengertian Keselamatan Kerja
Menurut Effendi (2005:312) keselamatan kerja tentu saja mudah dipahami sebagai suatu aspek dalam usaha meningkatkan kesejahteraan, sehingga menjadi suatu kewajiban dari perusahaan untuk meningkatkannya. Sebab bila dilihat dari sasaran manajemen sumber daya manusia (MSDM) yaitu sasaran organisasi, individu, sosial, dan fungsional, peningkatan keselamatan kerja dari aspek organisasi akan dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya-biaya akibat kecelakaan kerja, dan mengurangi kesalahan. Dilihat dari individu sebagaimana dikatakan Maslow, keselamatan kerja merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Secara sosial, pekerja merupakan aset masyarakat sebagai subjek dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan kerja : Menurut Mangkunegara, (dalam Google:kumpulblogger.com) :
Keselamatan kerja adalah usaha untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani para pekerja.
Menurut Suma’mur, (dalam Google:kumpulblogger.com) :
para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Simanjuntak, (dalam Google:kumpulblogger.com) :
Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan di mana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.
Menurut Maltis (2006:487) :
keselamatan kerja adalah perlindungan terhadap kesejahteraan fisik orang-orang.
b. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dapat dilihat dari berbagai sudut (Sjafri, 2007:130):
1) Kebijakan Pemerintah
(a) Undang-undang ketenagakerjaan khususnya tentang keselamatan kerja belum ada.
(b) Peraturan pemerintah tentang pelaksanaan keselamatan kerja karyawan belum ada.
2) Kondisi Pekerjaan
(a) Standart kerja yang kurang tepat dan pelaksanaannya juga kurang tepat.
(c) Kenyamanan kerja yang kurang.
(d) Tidak tersedianya prosedur manual petunjuk kerja.
(e) Kurangnya kontrol, evaluasi, dan pemeliharaan alat-alat kerja.
3) Kondisi Karyawan
(a) Keterampilan karyawan dalam hal keselamatan kerja rendah. (b) Kondisi kesehatan fisik karyawan yang tidak prima.
(c) Kondisi kesehatan mental, rendahnya motivasi, serta tingginya derajat stress dan depresi.
(d) Kecanduan merokok, narkoba, dan minuman keras. 4) Kondisi Fasilitas Perusahaan
(a) Fasilitas yang kurang cukup (jumlah dan mutu). (b) Kondisi ruangan kerja yang kurang nyaman.
(c) Tidak tersedia fasilitas kesehatan dan klinik perusahaan. (d) Kurangnya pelatihan dan sosialisasi tentang pentingnya
keselamatan kerja di kalangan karyawan. 5. Interaksi Sosial
a. Pengertian Interaksi Sosial
b. Syarat Interaksi Sosial
Menurut Soekanto (dalam Anonaga, 1995:22) suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu:
1) Adanya kontak sosial
Kontak sosial terjadi apabila ada hubungan dengan pihak lain. Hubungan ini bisa terjadi bila kita berbicara dengan pihak lain secara berhadapan langsung maupun tidak langsung misalnya melalui telepon, radio, surat dan yang lainnya.
Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu: (a) Antara orang perorangan
Misalnya, seorang anak yang mempelajari kebiasaan dalam keluarganya.
(b)Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya.
Misalnya, seseorang yang masuk dalam suatu kelompok, maka dia akan menyesuaikan dengan program-program dari kelompok tersebut.
(c) Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
2) Adanya komunikasi
Komunikasi merupakan bagian dari psikologis sosial, merupakan proses penyampaian pesan (yang berwujud pembicaraan, gerak badan atau sikap) dari slah seorang individu kepada individu yang lain sehingga orang tersebut kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
c. Faktor Pendorong Interaksi Sosial
Kelangsungan interaksi sosial ini sekalipun dalam bentuknya yang sederhana, tetapi merupakan proses yang kompleks. Kita dapat melihat beberapa faktor yang mendasarinya ( Anoraga, 1992:28) :
1) Faktor Imitasi
Faktor Imitasi merupakan suatu cara belajar dengan mengikuti contoh orang lain, atau disebut sebagai peniruan secara lahiriah. Peniruan ini dilakukan dengan sadar dan sisitematis. Contohnya adalah seorang anak yang belajar berbahasa dari lingkungannya. 2) Faktor Sugesti
3) Faktor Identifikasi
Faktor Identifikasi adalah dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain. Dalam hal ini yang ditiru adalah hal-hal yang bersifat mental. Contohnya adalah seorang anak laki-laki yang meniru ayahnya atau seorang anak perempuan yang meniru ibunya.
4) Faktor Simpati
Faktor Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis, rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti pada proses identifikasi. Contonya adalah saat kita merasa iba melihat seseorang tertabrak kendaraan, walaupun kita tidak mengenalnya sama sekali.
6. Kepuasan Kerja
a. Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam organisasi. Hal ini disebabkan karena kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja seperti malas, rajin, produktif dan lain-lain. Kepuasan kerja didefinisikan dengan hingga sejauh mana individu merasakan secara positif atau negatif dimensi dari tugas-tugas dalam pekerjaannya (Effendi, 2005:290).
Ada beberapa pegertian mengenai kepuasan kerja : Wexley dan Yukl, (dalam Moh. As’ad, 1991 :104) :
Kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya
Tiffin, (dalam Moh. As’ad, 1991 :104) :
Kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dengan sesama karyawan.
Blum, (dalam Moh. As’ad, 1991:104) :
Kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri, dan hubungan sosial individu di luar kerja. Moh. As’ad menyimpulkan :
Kepuasan kerja merupakan sikap yang positif yang menyangkut penyesuaian diri yang sehat dari para karyawan terhadap kondisi dan situasi kerja, termasuk di dalamnya masalah upah, kondisi sosial, kondisi fisik dan kondisi psikologis.
individu, karena kepuasan kerja bersifat kompleks dan peka terhadap pengaruh lingkungan.
b. Faktor-faktor Kepuasan Kerja
Menurut Moh As’ad (1991 : 115) faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja antara lain :
1)Faktor Psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi minat dan bakat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja dan keterampilan.
2)Faktor Sosial
Faktor sosial merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antar karyawan, karyawan dengan atasan, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya.
3)Faktor Fisik
Faktor fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, keselamatan kerja, umur dan sebagainya.
4)Faktor Finansial
besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan dan promosi.
Menurut Effendi, (291: 2005) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah :
1)Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil.
2)Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan.
3)Rekan sekerja, yaitu kepada siapa seseorang senantiasa berinteraksi dalam melaksanakan pekerjaan. Seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat menyenangkan atau tidak menyenangkan.
4)Atasan, seseorang yang senantiasa memberi perintah atau petunjuk dalam pelaksanaan kerja. Cara-cara atasan dapat tidak menyenangkan bagi seseorang atau menyenangkan dalam hal ini dapat mempengaruhi kepuasan kerja.
c. Teori-teori Tentang Kepuasan Kerja
Menurut Wexley dan Yukl, (dalam Moh As’ad, 1991 :104) teori-teori tentang kepuasan kerja ada tiga macam yang umum dikenal yaitu :
1)Discrepancy Theory
Teori ini pertama kali dipelopori oleh Porter (1961). Porter mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Kemudian Locke (1969) menerangkan bahwa kepuasan kerja tergantung pada discrepancy antara should be ( expectation, needs, atau values ) dengan apa yang menurut perasaannya atau persepsinya telah diperoleh atau dicapai melalui pekerjaan. Dengan demikian, orang akan merasa puas bila tidak ada perbedaan antara yang diinginkan dengan persepsinya atas kenyataan, karena batas minimum yang diinginkan telah terpenuhi.
2)Equity Theory
tempat lain. Menurut teori ini, elemen-elemen dari keadilan ada tiga macam :
a) Input
Input adalah segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai sumbangan terhadap pekerjaan. Dalam hal ini misalnya : pendidikan, pengalaman, keterampilan, dan jumlah jam kerja.
b) Outcomes
Outcomes adalah segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai “hasil” dari pekerjaannya. Misalnya : upah, keuntungan atau kompensasi lain ( pensiun, cuti, dan pemberhentian lain ), aktualisasi diri dan perhatian.
c) Comparison Person
3)Two Factor Theory
Prinsip dari teori ini adalah bahwa kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang berbeda. Artinya, kepuasan atau ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu tidak merupakan suatu variabel kontinyu. Dalam kelompok ini dikemukakan adanya dua kelompok yaitu kelompok satisfier atau motivator dan kelompok dissatisfier atau hygiene factors.Satisfier adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikan sebagai sumber kepuasan kerja, sedang dissatisfier adalah faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan kerja.
d. Manfaat Kepuasan Kerja
Dalam menciptakan iklim kerja yang baik, kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam meningkatkan produktivitas karyawan, dengan demikian kepuasan kerja dapat menimbulkan kegairahan kerja, mendorong tenaga kerja meningkatkan aktivitas kerja,dan motivasi kerja serta prestasi kerja. memberikan motivasi agar tercapainya kepuasan kerja bagi karyawan adalah merupakan tanggungjawab dan kewajiban pemimpin perusahaan, karena kepuasan kerja merupakan faktor yang dapat berpengaruh terhadap tingkat semangat kerja karyawan, seperti yang diungkapkan oleh Wexley dan Yuki (dalam Moh, As’ad, 1991:45).
Di mana saja, manusia hidup harus selalu berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bila kebutuhan terpenuhi maka manusia tersebut akan merasa puas dan sebaliknya. Sehubungan dengan hal tersebut, Maslow (dalam As’ad, 1978:68) menggolongkan kebutuhan menjadi lima tingkatan (five hierarchy of needs).
Kelima tingkatan itu harus diketahui oleh pimpinan organisasi dan berusaha untuk memuaskan para bawahannya. Adapun kelima tingkat itu adalah :
a. Physiological needs (kebutuhan bersifat fisiologis)
Kebutuhan ini menyangkut sandang, pangan, dan tempat berlindung.
b. Safety needs (kebutuhan keamanan)
Kebutuhan ini menyangkut kebutuhan akan keamanan jiwa bagi para karyawan. Pentingnya pemuasan kebutuhan ini, jelas terlihat dan amat terasa pada organisasi modern yang mana pimpinan organisasi harus selalu mengutamakan keamanan dan mengecek alat-alat yang digunakan. Bentuk dari pemuasan kebutuhan ini adalah memberikan perlindungan asuransi pada para karyawan. c. Social needs (kebutuhan sosial)
Manusia adalah makhluk sosial, sudah jelas ia mempunyai kebutuhan sosial:
1) Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di mana mereka hidup dan bekerja.
2) Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya penting.
3) Kebutuhan akan perasaan maju atau berprestasi. 4) Kebutuhan akan perasaan “ikut serta” (partisipasi). d. Esteem needs (kebutuhan akan prestise)
diri, keyakinan, kemandirian, prestasi, kompetisi dan pengetahuan.
e. Self actualization (kebutuhan aktualisasi diri)
Setiap manusia pasti ingin mengembangkan kapasitas mental dan kapasitas kerjanya. Maka dapat diartikan bahwa kebutuhan ini adalah kebutuhan akan job training, seminar, konfrensi, pendidikan akademis, dll.
B. Penelitian Sebelumnya
C. Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka pemikiran merupakan model konseptual yang disesuaikan atau dibentuk sesuai dengan kebutuhan penelitian untuk mempermudah dalam memahami.
Gambar II.1 Kerangka Konsep Penelitian
Menurut Effendi (2005:290-291), kepuasan kerja merupakan salah satu elemen penting dalam organisasi. Hal tersebut disebabkan karena kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja seperti malas, rajin, produktif, atau mempunyai hubungan dengan beberapa jenis perilaku yang sangat penting dalam organisasi. Sedang menurut Handoko (1985:143), kepuasan kerja (job Satisfaction) merupakan keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini akan nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapinya dalam lingkungan kerja atau didefinisikan dengan hingga sejauh mana
Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
Lingkungan Kerja (X1)
Keselamatan Kerja (X2)
individu merasakan secara positif atau negatif berbagai macam faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam pekerjaannya.
Untuk mewujudkan kepuasan kerja karyawan, dibutuhkan faktor-faktor seperti lingkungan kerja yang nyaman, keselamatan kerja yang terjamin, dan adanya interaksi sosial yang baik dalam hubungannya dengan kontak sosial antara bawahan dan atasan sehingga membantu tercapainya kepuasan kerja karyawan. Apabila lingkungan kerja karyawan tidak nyaman, maka akan menyebabkan karyawan malas untuk bekerja, hal ini akan mempengaruhi kepuasan kerja para karyawan. Namun sebaliknya apabila lingkungan kerja karyawan nyaman untuk bekerja, maka karyawan akan merasa senang dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan, dengan begitu kepuasan kerja akan tercapai.
Keselamatan kerja juga dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, karena pastilah karyawan mendambakan tempat kerja yang aman dari bahaya kecelakaan kerja. Apabila karyawan merasa aman saat bekerja maka mereka akan merasa bersemangat dalam melakukan pekerjaan tanpa adanya kekhawatiran akan adanya kecelakaan kerja sehingga kepuasan kerja akan terwujud, namun sebaliknya apabila keselamatan kerja tidak terjamin, maka karyawan akan merasa was-was dalam melakukan pekerjaannya sehingga mereka akan kurang produktif.
antara sesama bawahan ataupun antara bawahan dan atasan. Apabila interaksi sosial tidak terjalin dengan baik, maka kinerja karyawan akan menurun dan karyawan tidak mendapatkan kepuasan dalam pekerjaannya, namun sebaliknya apabila interaksi sosial dapat terwujud dengan baik maka pastilah akan tercipta suasana kerja yang selaras sehingga kepuasan kerja karyawan akan terwujud.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan mengenai hal yang harus di uji kebenarannya (Salamah, 2006:32). Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara dari penelitian ini sampai dibuktikan kebenaranya.
Berdasarkan uraian pada kerangka konseptual penelitian, diduga bahwa lingkungan kerja, keselamatan kerja, dan interaksi sosial berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan. Maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1: Ada hubungan anatara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan
H2: Ada hubungan antara keselamatan kerja dengan kepuasan kerja karyawan
H3: Ada hubungan antara interaksi sosial dengan kepuasan kerja karyawan H4: Ada hubungan secara simultan antara lingkungan kerja, keselamatan
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian
dengan menggunakan studi kasus yaitu penelitian yang memusatkan
pada suatu objek tertentu secara langsung. Penelitian ini bertujuan
untuk mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan dalam
analisis. Kesimpulan yang diperolah dari hasil analisis hanya berlaku
pada kasus yang diteliti.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan tetap bagian produksi
divisi penenunan pada PT Usman Jaya Mekar Textile Industry
Magelang, sedangkan objek dari penelitian ini adalah lingkungan
kerja, keselamatan kerja, interaksi sosial dan kepuasan kerja
karyawan.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Lokasi dalam penelitian ini adalah PT Usman Jaya Mekar Textile
Industry Jl Raya Magelang-Purworejo Km. 10. Desa Tempurejo,
2. Waktu penelitian dalam penelitian ini adalah dari bulan April
sampai dengan Mei 2010.
D. Variabel penelitian dan Definisi operasional Variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, lingkungan kerja yang
baik akan sangat mempengaruhi kepuasan kerja (Nitisemito,
1996:109). Lingkungan kerja disini adalah lingkungan kerja fisik
dan lingkungan kerja psikis.
b. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah kondisi dimana kesejahteraan fisik
orang-orang dilindungi dan tujuan utama dari keselamatan kerja
yang efektif dalam organisasi adalah mencegah luka-luka atau
kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan (Maltis,
2006:487).
c. Interaksi Sosial
Menurut Gillin and Gillin, (dalam Anoraga, 1995:21) interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang
manusia maupun antara orang-orang perorangan maupun
kelompok-kelompok manusia.
d. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja didefinisikan hingga sejauh mana individu merasakan
secara positif atau negatif berbagai macam faktor dalam pekerjaannya
(Effendi, 2005:291). Faktor-faktor dalam pekerjaan misalnya berupa
penghasilan, interaksi sosial, fasilitas perusahaan, prosedur,
kebijakan, keamanan, peluang untuk mengembangkan potensi.
E. Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan pada kuesioner adalah
skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial (Sugiyono, 2009:132). Dalam penelitian fenomena sosial ini
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut
sebagai variabel. Kuesioner dalam penelitian terdiri dari 5 jawaban
yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat
tidak setuju. Skala pengukuran untuk variabel lingkungan kerja,
keselamatan kerja, interaksi sosial, dan kepuasan kerja karyawan
yaitu:
Skor 5 = Sangat Setuju (SS)
Skor 4 = Setuju (S)
Skor 2 = Tidak Setuju (TS)
Skor 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
F. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan objek yang karakteristiknya
hendak diduga (Salamah, 2006:69). Populasi terdiri atas objek dan
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasinya adalah
karyawan tetap sub produksi bagian penenunan pada PT Usman
Jaya Mekar Textile Industry Magelang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Salamah, 2006:70). Pada
penelitian ini, peneliti menyebarkan sebanyak 150 kuesioner pada
perusahaan, yang diterima kembali sebanyak 135 kuesioner, yang
lengkap menjawab terdapat 125 kuesioner. Berdasarkan rumus
Slovin (Prasetyo, 2008:173-138) jumlah sampel yang ditentukan
dalam penelitian ini adalah sebanyak:
2
1
N
eN
n
+
=
2
% 5 . 176 1
176
+ =
44 , 1 176
=
n
222 , 122
=
n atau 122
Keterangan :
n= Besaran Sampel
N=Besaran Populasi
e = Nilai Kritis (batasan ketelitian)
jadi, sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 122 orang
responden.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik Non Random Sampling dengan Purposive Sampling.
Teknik non Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang
tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,
2008:66). Purposive Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2001:78). Pertimbangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan tetap bagian
produksi divisi penenunan pada PT Usman Jaya Mekar Textile
H. Sumber Data
Dalam penelitian ini data bersumber pada data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang berasal dari sumber yang asli
dan dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan
penelitian (Cooper dan William, 1996:256). Data sekunder adalah
studi yang dilakukan oleh pihak lain untuk sasaran mereka sendiri
(Cooper dan William, 1996:256).
I. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara
tanya jawab secara langsung kepada pihak yang berwenang
terhadap masalah yang diteliti (Salamah, 2006:85).
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah meneliti dokumen yaitu memperoleh data
dari apa yang telah tersedia di perusahaan.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara tertulis, yang diajukan kepada responden
(Salamah, 2006:89) dalam hal ini karyawan tetap bagian produksi
divisi penenunan, yang menjadi subjek penelitian mengenai
hubungan antara lingkungan kerja, keselamatan kerja, dan
J. Teknik Pengujian Instrumen 1. Analisis Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana
suatu instrumen atau alat penelitian mampu mencerminkan
variabel yang diukur. Uji validitas dilakukan dengan
menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson
(Priyatno, 2008 :18), yaitu:
xy
r =
[
∑
(
∑
)
[
∑
(
∑
)
]
]
∑
∑ ∑
−
−
−
2 2 2 2)
(
)
(
Y
Y
N
X
X
N
Y
X
XY
N
keterangan :
xy
r : Koefisien korelasi tiap item (r hitung)
X : Jumlah alternatif jawaban yang dipilih setiap responden
Y : Jumlah total seluruh alternatif jawaban pada seluruh
pertanyaan yang dipilih oleh responden
N : Jumlah sampel
Dalam penelitian ini, apabila nilai korelasi product
moment rhitung≥rtabel dengan taraf signifikansi (α) 5% yang
digunakan, maka kuesioner dikatakan valid atau sahih, namun
2. Analisis Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat kestabilan dan keandalan alat
ukur dalam mengukur gejala. Tujuan dari reliabilitas adalah untuk
mengetahui sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten
apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih.
Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan
rumus Cronbach’s Alpha. Rumus Cronbach’s Alpha sangat cocok
digunakan pada skor berbentuk skala (misal 1-4,1-5) atau skor
rentangan (misal 0-20). Metode Alpa juga dapat digunakan pada
skor dikotomi yang skornya 1 dan 0, misalnya kuesioner atau soal
bentuk uraian. Rumus Cronbach’s Alpha (Priyatno, 2008:25):
(
)
⎭
⎬
⎫
⎩
⎨
⎧
−
⎭
⎬
⎫
⎩
⎨
⎧
−
=
∑
21 2 11
1
1
σ
σ
bk
k
r
keterangan : 11r = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan
∑
2b
σ = Jumlah varian butir
2 1
σ = Varian total
Pada taraf signifikansi (α)=0,05% apabila rhitung ≥rtabelmaka
kuesioner dapat dikatakan reliabel, namun jika rhitung <rtabel
dengan taraf signifikansi sama maka kuesioner tidak dapat
seperti 0,6 menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2008:26),
reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7
dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.
K. Teknik Analisis Data
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang rasional dan dapat
dipertanggung jawabkan maka dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Korelasi Parsial
Analisis korelasi parsial (partial correlation) digunakan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel di mana variabel
lainnya yang dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap
(sebagai variabel kontrol). Nilai korelasi ( r ) berkisar antara 1
sampai dengan -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti
hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai
mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah
(Priyatno, 2008:60).
Untuk menguji apakah lingkungan kerja, keselamatan
kerja dan interaksi sosial secara parsial berhubungan dengan
kepuasan kerja karyawan maka digunakan analisis korelasi
parsial (Sunyoto, 2007:65).
(
) ( )( )
( )
2(
2( )
2)
2
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
−
−
−
=
Y
Y
n
X
X
n
Y
X
XY
n
r
xy Keterangan : xyr = koefisien kolerasi antara X dan Y
X = nilai dari suatu variabel X
=
1
X Lingkungan Kerja
=
2
X Keselamatan Kerja
=
3
X Interaksi Sosial
Y = nilai dari suatu variabel Y, yaitu Kepuasan Kerja
n = banyaknya objek yang diteliti
Taraf nyata α: 5%
Menurut Sugiyono 2007 (dalam Priyatno, 2009:54)
pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
sebagai berikut:
0,00 – 0,199 = sangat rendah
0,20 – 0,399 = rendah
0,40 – 0,599 = sedang
0,60 – 0,799 = kuat
0,80 – 1,000 = sangat kuat
Uji signifikansi analisis kolerasi parsial menggunakan SPSS.
a. Untuk menjawab rumusan masalah pertama : apakah ada hubungan
antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan ?
1) Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara lingkungan
kerja dengan kepuasan kerja karyawan.
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara lingkungan kerja
dengan kepuasan kerja karyawan.
2) Menghitung nilai ttabel dengan menggunakan rumus:
Taraf nyata 5%, df = n – 3 dengan pegujian 2 sisi
3) Menghitung nilai thitung dengan menggunakan rumus :
2
1
3
r
n
r
t
−
−
=
Keterangan :
r = koefisien korelasi antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan
n = jumlah data
4) Kriteria Penerimaan Hipotesis
Ho diterima jika -tα/2tabel < thitung <α/2tabel atau p>0,05
Ho ditolak jika thitung ≤-tα/2tabel atau thitung ≥ tα/2tabel atau p≤0,05
5) Kesimpulan
Bila Ho diterima berarti bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja
Bila Ho ditolak berarti bahwa ada hubungan yang signifikan
antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan.
b. Untuk menjawab rumusan masalah kedua : apakah ada hubungan
antara keselamatan kerja dengan kepuasan kerja karyawan ?
1) Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara keselamatan
kerja dengan kepuasan kerja karyawan.
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara keselamatan kerja
dengan kepuasan kerja karyawan.
2) Menghitung nilai ttabel dengan menggunakan rumus:
Taraf nyata 5%, df = n – 3 dengan pegujian 2 sisi
3) Menghitung nilai thitung dengan menggunakan rumus :
2
1
3
r
n
r
t
−
−
=
Keterangan :
r = koefisien korelasi antara keselamatan kerja dengan kepuasan kerja karyawan
n = jumlah data
4) Kriteria Penerimaan Hipotesis
Ho diterima jika -tα/2tabel < thitung <α/2tabel atau p>0,05
5) Kesimpulan
Bila Ho diterima berarti bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara keselamatan kerja kerja dengan kepuasan kerja
karyawan.
Bila Ho ditolak berarti bahwa ada hubungan yang signifikan
antara keselamatan kerja dengan kepuasan kerja karyawan.
c. Untuk menjawab rumusan masalah ketiga : apakah ada hubungan
antara interaksi sosial dengan kepuasan kerja karyawan ?
1) Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara interaksi sosial
dengan kepuasan kerja karyawan.
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara interaksi sosial
dengan kepuasan kerja karyawan.
2) Menghitung nilai ttabel dengan menggunakan rumus:
Taraf nyata 5%, df = n – 3 dengan pegujian 2 sisi
3) Menghitung nilai thitung dengan menggunakan rumus :
2
1
3
r
n
r
t
−
−
=
Keterangan :
r = koefisien korelasi antara interaksi sosial dengan kepuasan kerja karyawan
n = jumlah data
4) Kriteria Penerimaan Hipotesis
Ho ditolak jika thitung ≤-tα/2tabel atau thitung ≥ tα/2tabel atau p≤0,05
5) Kesimpulan
Bila Ho diterima berarti bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara interaksi sosial kerja dengan kepuasan kerja
karyawan.
Bila Ho ditolak berarti bahwa ada hubungan yang signifikan
antara interaksi sosial dengan kepuasan kerja karyawan.
2. Analisis Kolerasi Berganda
Korelasi berganda merupakan alat untuk mengukur
hubungan atau tingkat asosiasi antara variabel-variabel bebas (X1,
X2, X3,…., Xn) terhadap variabel terikat (Y) secara simultan
(Sunyoto, 2007:69). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar
hubungan yang terjadi antara variabel independen (X1,
X2,…..Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). nilai
R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti
hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin
mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah
(Priyatno, 2008:78).
Koefisien korelasi berganda, yang diberi notasi
k Y
(X1,X2,…….Xk) yakni yang berupa Regresi Linear Berganda k kX b X b X b a
Y' = + 1 1+ 2 2 +...+ .
Berdasarkan adanya regresi linear berganda tersebut,
untuk menguji apakah lingkungan kerja, keselamatan kerja, dan
interaksi sosial berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan
maka koefisien korelasi berganda dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Djarwanto, 1993:350) :
∑
∑
+
∑
+
+
∑
=
1 1 2 2 2 ... 2 , 1 ,...
y
y
x
b
y
x
b
y
x
b
r
Y n n nKeterangan :
r = koefisien korelasi berganda
1
b = koefisien regresi antara x1 dengan y
2
b = koefisien regresi antara x2dengan y
n
b = koefisien regresi antara x dengan y
y = nilai dari suatu variabel dependen
x = nilai dari suatu variabel independen
Taraf nyata a = 5%
Uji signifikan analisis kolerasi berganda. Penghitungan
menggunakan SPSS.
Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut (Priyatno, 2009:
a. Menentukan Hipotesis
Ho : lingkungan kerja, keselamatan kerja dan interaksi sosial
secara simultan tidak mempunyai hubungan dengan
kepuasan kerja karyawan.
Ha : lingkungan kerja, keselamatan kerja dan interaksi sosial
secara simultan mempunyai hubungan dengan kepuasan
kerja karyawan.
b. Menghitung nilai Fhitung dengan menggunakan rumus :
(
1
)
/
(
1
)
/
2 2
−
−
−
=
k
n
R
k
R
F
hitungKeterangan :
R2 = koefisien determinasi k = jumlah variabel independen
n = jumlah sampel
c. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel
Ho diterima bila Fhitung < Ftabel ; probabilitas (p) > 0,05
Ho ditolak bila Fhitung ≥ Ftabel ; probabilitas (p) ≤ 0,05
d. Menentukan F tabel:
Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a=5%
df 1= ( jumlah variabel-1)
e. Kesimpulan
Bila Ho diterima berarti secara simultan tidak ada hubungan
antara lingkungan kerja, keselamatan kerja dan interaksi
sosial dengan kepuasan kerja karyawan.
Bila Ho ditolak berarti secara simultan ada hubungan antara
lingkungan kerja, keselamatan kerja dan interaksi sosial
dengan kepuasan kerja karyawan.
52
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT Usman Jaya Mekar merupakan perusahaan tekstil yang berdiri pada tahun 1990 yang didirikan oleh beberapa orang dengan penanaman modal berupa saham. Perusahaan ini didirikan berdasarkan Akta Notaris Liliana Tedjosaputra, SH, notaris di Semarang dengan nomor 67 tertanggal 8 Juni 1990 dengan nama PT USMAN JAYA MEKAR TEXTILE INDUSTRY yang berkedudukan di Magelang. Kemudian mengalami perubahan pada tanggal 1 April 1991 dengan nomor akta 20 dengan notaris yang sama. Perusahaan ini telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan nomor: C. 21252 HT. 01 tahun 1992 pada tanggal 8 Februari 1992 kemudian diubah dengan nomor 59 dan nomor 64 pada tanggal 7 Oktober 1992, dibuat oleh Liliana Tedjosaputra di Semarang. Perubahan akta yang terakhir dilakukan tanggal 6 Desember 1995 dengan nomor 163 dengan notaris yang sama.
B.Lokasi Perusahaan
Suatu perusahaan sebelum memulai proses produksinya sangat perlu untuk memilih lokasi sebagai tempat berdirinya perusahaan. Perusahaan perlu diletakkan dan dibangun di daerah yang relatif baik bagi kepentingan perusahaan yang bertujuan memaksimalkan keuntungan, serta meminimumkan biaya. Penempatan pabrik yang baik akan memaksimalkan keuntungan , karena pemilik dapat mencurahkan lebih banyak waktunya pada usaha-usaha perencanaan di bidang lain karena pemilihan tempat sudah tepat.
PT Usman Jaya Mekar Textile Industry berlokasi di Magelang, dengan alamat Jl. Raya Magelang-Purworejo Km.10 Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Telp. (0293) 364558. PT Usman Jaya Mekar menempati tanah seluas 2,7 hektar.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi akan memberikan tanggung jawab dan wewenang yang jelas dalam menyelenggarakan suatu kegiatan perencanaan dengan orang-orang dalam lingkungan perusahaan. Di dalam struktur organisasi ini setiap orang mempunyai tugas-tugas tersendiri mrenurut bagiannya masing-masing.
Struktur organisasi PT Usman Jaya Mekar Textile Industry dan bagian-bagiannya adalah sebagai berikut :
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Rapat umum pemegang saham merupakan kekuasaan tertinggi dalam perseroan, bertugas dan berkewajiban menetapkan landasan dasar bagi perseroan yang dituangkan dalam Anggaran Dasar Perseroan. 2. Presiden Komisaris
Presiden komisaris adalah pengawas perseroan, yang bertugas untuk mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan umum yang telah digariskan dan berlandaskan pada Anggaran Dasar Perseroan serta penetapan Rapat Umum Pemegang Saham.
3. Direktur Utama
Tugas umumnya adalah menetapakan rapat-rapat, pertemuan dan pembicaraan ritin formal dan informal maupun pembicaraan dan rapat luar biasa sesuai kebutuhan.
4. Direktur dan Wakil Direktur
Bertugas dan bertanggung jawab untuk mengatur, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan dan hal-hal penting sehari-hari di dalam perusahaan yang dilakukan oleh para manejer dan bawahan lainnya. 5. Manajer Keuangan
Bertugas dan bertanggung jawab untuk perencanaan keuangan termasuk menganalisis keuangan dan statistik, penetapan harga pokok, penagihan piutang, pembayaran hutang, pemegang kas dalam perusahaan.
6. Manajer Perpajakan
Bertugas dan bertanggung jawab untuk administrasi, perpajakan, pembukuan perusahaan secara umum.
7. Manajer Personalia
Bertugas dan bertanggung jawab untuk pengupahan, penarikan tenaga kerja, pendidikan karyawan, kesejahteraan karyawan, perburuhan dalam perusahaan.
8. Manajer Produksi
Bertugas dan bertanggung jawab untuk : a. Mengawasi seluruh proses produksi.
b. Mengawasi pekerja bagian pemeliharaan mesin, yaitu pekerja untuk pembersih mesin.
9. Manajer Pemasaran
Bertugas dan bertanggung jawab untuk pendistribusian dan penjualan barang jadi.
10.Kepala Gudang
Bertugas dan bertanggung jawab untuk mengawasi operator mesin dan bengkel, mengawasi gudang bahan mentah dan bahan jadi, mengawasi pemeliharaan inventaris perusahaan (truk, alat pengangkut,dll).
D. Fasilitas Pendukung / Sarana Penunjang
PT Usman Jaya Mekar Textile Industry terletak di lokasi perindustrian untuk kabupaten Magelang Jawa Tengah sehingga bagi perekrutan karyawan menjadi lebih mudah. PT Usman Jaya Mekar Textile Industry mempunyai fasilitas penyediaan atau berlangganan bahan baku yang diperoleh dari PT Lucky Abadi, PT Indo Prastika, Batamtex, SPD Tex, Patal Cilacap, PT Asaco, dan CV Duniatex Solo. Sebagian bahan baku diperoleh dari produsen yang berlokasi di Ungaran Jawa Tengah sehingga lebih menghemat biaya pemesanan dan lebih cepat.
Sarana yang digunakan untuk pengiriman kain-kain grey tersebut adalah truk pengangkut yang berjumlah 3 buah truk. Dengan adanya truk tersebut, maka pengiriman barang menjadi lebih lancar, sedangkan sarana yang dimiliki oleh PT Usman Jaya Mekar Textile Industry untuk alat bantu di dalam lokasi adalah sbb :
1. Tote Box
Alat untuk tempat palet-palet setelah digulung di mesin palet, serta untuk mengelompokkan tipe benang.
2. Four Wheeler (berukuran kecil)
Alat untuk mengangkut Tote Box, untuk diangkut ke lokasi tenun. 3. Pallet Jack
4. Four-Wheel Factory Floor Truck
Alat untuk mengangkut kain-kain grey yang telah selesai dilipat di lokasi mesin lipat ke tempat penyimpanan atau gudang.
5. Portable Attacking Machine
Alat untuk mengangkut bahan-bahan kanji yang akan dimasak di dalam tabung pemasak yang terletak di bagian yang tinggi.
E. Disribusi dan Pemasaran Produk
Dalam melaksanakan usaha-usaha pemasaran secara menyeluruh terhadap hasil produksinya, PT Usman Jaya Mekar Textile Industry memasarkan melalui permintaan konsumen (perusahaan finising) sebelumnya karena hasil produksi dari PT Usman Jaya Mekar Textile Industry ini harus diproses lagi oleh konsumen (perusahaan finishing), baik untuk pasar dalam negeri ataupun luar negeri (diekspor). Negara tujuan dari pemasaran ekspor adalah Negara Amerika yaitu sebesar 65% dari total produksi, sedangkan sisanya yang 35% hasil produksinya dipasarkan ke seluruh daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat, antara lain : Semarang, Pekalongan, Surakarta, Bandung, dan Jakarta.