HUBUNGAN ANTARA PRESTASI MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DAN MINAT SISWA BERWIRASWASTA
DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA Studi Kasus: SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Octavia Dian Budi Astuti 041334062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
S
SSkkkrrriiipppsssiiiiiinnniiidddiiidddeeedddiiikkkaaasssiiikkkaaannnuuunnntttuuukkk:::
A
AAllllllaaahhhBBBaaapppaaa,,,YYYeeesssuuusssKKKrrriiissstttuuusssdddaaannnBBBuuunnndddaaaMMMaaarrriiiaaayyyaaannngggdddaaalllaaammmllliiinnnddduuunnngggaaannnNNNyyyaaa ssseeelllaaallluuu
m
mmeeennnyyyeeerrrtttaaaiiidddaaannnmmmeeemmmbbbeeerrrkkkaaatttiiissseeetttiiiaaappplllaaannngggkkkaaahhhkkkuuu
K
KKeeeddduuuaaaooorrraaannngggtttuuuaaakkkuuuPPPaaapppaaahhhHHHeeerrrdddaaannnMMMaaammmaaahhhEEEnnndddaaahhh
‘
‘
‘
A
A
A
s
s
s
a
a
a
S
S
S
i
i
i
l
l
l
v
v
v
e
e
e
r
r
r
W
W
W
e
e
e
d
d
d
d
d
d
i
i
i
n
n
n
g
g
g
A
A
A
n
n
n
n
n
n
i
i
i
v
v
v
e
e
e
r
r
r
s
s
s
a
a
a
r
r
r
y
y
y
G
G
G
i
i
i
f
f
f
t
t
t
’
’
’
A
v
MOT T O
Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku
(Filipi 4: 13)
Ora et Labora
Bekerja sambil berdoa
(Bunda Teresa)
hidup adalah sebuah pilihan....
setiap pilihan memiliki resikonya sendiri...
isilah hidupmu dengan hal-hal yang berguna
agar kelak kau tak pernah menyesalinya....
Ketika aku kanak-kanak...
aku berkata-kata seperti kanak-kanak...
aku merasa seperti kanak-kanak...
aku berpikir seperti kanak-kanak...
Sekarang sesudah aku menjadi dewasa...
aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu
v i
Pernyataan Keaslian Karya
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan
karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang
telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta, 15 Juli 2009
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Sanata Dharma :
Nama : Octavia Dian Budi Astuti
Nomor Mahasiswa : 041334062
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI MATA PELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN DAN MINAT SISWA BERWIRASWASTA DITINJAU
DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 15 Juli 2009
Yang menyatakan
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Bapa di Surga atas bimbingan dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir perkuliahan di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Skripsi ini berjudul “Hubungan Antara Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan
Dan Minat Siswa Berwiraswasta Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua”.
Tujuan penulisan skripsi ini untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program
Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu secara moril
maupun materiil dalam penulisan skripsi ini, sehingga pada kesempatan ini, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Romo Ir. P. Wiryono, SJ serta staf
karyawan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis
mengikuti dan menyelesaikan perkuliahan.
2. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidkan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M.Si., selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi,
ix
5. Ibu Cornelio Purwantini, S. Pd., M.SA selaku Dosen Pembimbing yang selalu
sabar memberikan bimbingan, dukungan, kritik, saran dan meluangkan waktu
untuk penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak S. Widanarto, S.Pd., M.Si dan Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd.,S.I.P., M.Pd
selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan
bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Muhammad Efendy selaku kapala sekolah SMK I Depok Sleman
yang telah memberikan ijin penelitian
8. Ibu Suwarsini selaku guru pembimbing yang telah memberikan informasi dan
data-data yang diperlukan guna penyusunan skripsi ini
9. Guru dan Staf karyawan SMK I Depok serta semua pihak yang sabar membantu
penulis dalam penelitian dan memberikan informasi dalam penyelesaian skripsi.
10. Ayah dan Mamaku tercinta yang senantiasa ada mendampingi dalam suka dan
duka ”Yah, Mah, berkat doa Ayah dan Mamah, Via bisa sampai ke titik
ini...Terima kasih ya atas segala kasih yang selalu Via terima....”
11. ”My Sister” Yovita Adining Nugraheni ”Tata item” dan Ervina Galih Pradika
Putri ”Gembrot” yang selalu memberikan doa yang tiada hentinya, dukungan,
semangat dan perhatian kepada penulis ”Makasih ya dek...kalian emang adekku
yang manis-manis...”
13. Poh Jadi dan Poh Sanah yang tidak pernah bosan untuk memberikan nasihat dan
x
14. Om Tes dan Tante Yati yang selalu mendukung dan memberikan doa yang tulus
untuk penulis ”Om, Tante...Makasih ya buat supportnya”
15. Alexander Rendra, ”My Hunny” yang senantiasa memberi perhatian, kasih,
kesetiaan serta cinta tulus kepada penulis ”Saat bersamamu semua terasa indah, I
Love U...”
16.Bapak dan Ibu yang selalu sabar dan tidak henti memberi semangat menyelesaikan
skripsi ”Matur Nuwun Nggih Bapak kaliyan Ibu pangestunipun kagem Via....”
17. Tri Ningsih ”Ning-Nong” atas bantuan, semangat, serta persahabatan yang tulus
”Ning...akirre aku iso nyusul koe he...”
18. Temen-temen kuliah Vivin ”Pipin” ”Kapan aku iso dolan meneh karo koe...?”,
Sisil ”Numpang turu neng kosmu sek yo Cil...”, Nova ”Hayo koe ketauan
bolos...”, Agnes ”Nenez” ”Nenez, Ayo kerjain tugas e jangan liat tipi mulu...”,
Anna ”Thanks yo Na, menemani dan mendorongku menyelesaikan skripsi...kapan
pitnes lagi?”, Dwi ”Wi...Lutisan lagi yuk...”, dan Emy ”Ember” ”Kamu emang
partner sejatiku....”yang selalu memberi semangat, belajar dan bermain bersama
selama kuliah.
19. Mas Adi ”Belek” ”Makasih ya mas, jadi temen seperjuanganku dari PPL sampai
pendadaran....”, Mbak Emy ”Makasiy mbak, boleh numpang tidor di kos lagi
xi
20. Rekan NgO-Pe, Mba Lian ”Tante, Ayo dolan meneh cerita-cerita lagi...” dan Mas
Andri ”Aku telat meneh yo mas...tulung jagain bentar yah....maap!!.” atas
kerjasama dan jalinan persaudaraan selama ini.
21.Teman-teman PAK seperjuangan saat pendadaran Tantri, Wibi, Mami, Susi,
Anton, dan Doni ”Akirre kita lulus bareng teman-teman hehehe...”
22. Teman-teman PAK ’04 terimakasih buat semua-muanya ...
23. Komputerku yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
24. Teman-temanku serta pihak yang telah memberikan semangat dukungan dan
membantu penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, disebabkan terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penulis. Akhir kata hanya
Bapa di Surga yang mampu membalas segala budi baik yang telah diberikan kepada
penulis. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Yogyakarta, 15 Juli 2009
Penulis
xii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI MATA PELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN DAN MINAT SISWA BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
Studi Kasus : SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta
Octavia Dian Budi Astuti Universitas Sanata Dharma
2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta; (2) hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua; (3) hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua; (4) hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Depok Sleman. Populasi penelitian adalah siswa SMK Negeri 1 Depok Sleman yang berjumlah 241 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 150 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purporsive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.
xiii
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN ENTERPRENEURSHIP COURSE ACHIEVEMENT AND STUDENTS’ INTEREST IN ENTERPRENEURSHIP PERCEIVED FROM PARENT’S
ECONOMIC SOCIAL STATUS
A Case Study on : One State Vocational High School in Depok Sleman Yogyakarta
Octavia Dian Budi Astuti Sanata Dharma University
2009
This research aims to know: (1) the relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship; (2) the relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship perceived from the parent’s job; (3) the relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship perceived from the parent’s income; (4) the relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship perceived from the parent’s educational background.
This research is a case study on 12thgrade students of One State Vocational High School in Depok Sleman. The populations of this research were 241 students of One State Vocational High School in Depok Sleman Yogyakarta. The samples of this research were 150 students. The method of collecting the samples was
purporsive sampling. The method of collecting the data was questionnaire. The method of analizing data was regression model which was developed by Chow.
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
PERSEMBAHAN... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
KATA PENGANTAR... viii
ABSTRAK ... xii
ABSTRACT ... xiii
DAFTAR ISI... xiv
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
xv
BAB II KAJIAN TEORI
A. Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan... 7
1. Pengertian Prestasi ... 7
2. Pengertian Kewirausahaan ... 8
B. Minat Berwiraswasta ... 10
1. Pengertian Minat... 10
2. Wiraswasta ... 11
C. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 16
1. Pengertian Orang Tua ... 16
2. Pengertian Status ... 17
D. Kerangka Berpikir ... 21
E. Rumusan Hipotesis ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 25
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 25
D. Populasi dan Sampel ... 26
E. Operasionalisasi Variabel... 28
F. Teknik Pengumpulan Data ... 32
G. Teknik Pengujian Instrumen ... 32
xvi
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Gambaran Umum Sekolah... 47
B. Tujuan Satuan Pendidikan ... 47
C. Personalia SMK N 1 Depok... 48
D. Kondisi dan Lingkungan SMK N 1 Depok ... 54
E. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 56
F. Hubungan Sekolah dengan Instansi Lain ... 57
G. Usaha Penempatan Lulusan... 58
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 59
B. Analisis Data ... 63
1. Pengujian Prasyarat Analisis ... 63
2. Pengujian Hipotesis... 66
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72
1. Hubungan Antara Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Minat Siswa Berwiraswasta... 70
xvii
3. Hubungan Antara Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan
dengan Minat Siswa Berwiraswasta ditinjau dari Tingkat
Pendapatan Orang Tua ... 74
4. Hubungan Antara Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Minat Siswa Berwiraswasta ditinjau dari Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 76
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 78
B. Keterbatasan Penelitian... 79
C. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel III. 1 Operasionalisasi Variabel Minat Siswa Berwiraswasta ...29
Tabel III. 2 Skoring Pernyataan Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua..31
Tabel III. 3 Rangkuman Uji Validitas Untuk Variabel Minat Siswa Berwiraswasta ...33
Tabel III. 4 Hasil Pengujian Validitas Minat Siswa Berwiraswasta ...34
Tabel III. 5 Rangkuman Uji Reliabilitas ...36
Tabel III. 6 Skoring PAP Tipe II...37
Tabel III. 7 Interval Skor Variabel Minat Siswa Berwiraswasta...38
Tabel III. 8 Interval Skor Variabel Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan ...39
Tabel III. 9 Interval Skor Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua ...40
Tabel III. 10 Interval Skor Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua ...40
Tabel III. 11 Interval Skor Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua ...41
Tabel IV. 1 Daftar Nama Wali Kelas SMK N 1 Depok...50
Tabel IV. 2 Data Siswa SMK N 1 Depok ...52
Tabel IV. 3 Daftar Pembagian Gedung SMK N 1 Depok ...54
Tabel IV. 4 Daftar Barang-Barang Pada Tiap Kelas SMK N 1 Depok...56
Tabel V. 1 Deskripsi Data Variabel Minat Siswa Berwiraswasta ...59
Tabel V. 2 Deskripsi Data Variabel Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan ...60
Tabel V. 3 Deskripsi Data Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua...61
Tabel V. 4 Deskripsi Data Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua...62
Tabel V. 5 Deskripsi Data Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua...62
Tabel V. 6 Hasil Pengujian Normalitas...63
Tabel V. 7 Hasil Pengujian Linieritas ...64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan jaman yang semakin pesat dewasa ini, menuntut kita untuk
dapat bersaing dalam memperoleh pekerjaan yang layak, sementara lapangan
pekerjaan yang tersedia semakin terbatas. Sedangkan di sisi lain, kita dihadapkan
pada pengangguran yang semakin meningkat akibat banyaknya karyawan yang
mengalami pemutusan hubungan kerja serta perusahaan yang gulung tikar. Sejalan
dengan tuntutan perubahan yang semakin cepat dan perubahan ke arah globalisasi
yang menuntut adanya keunggulan, pemerataan dan persaingan, maka dewasa ini
pembelajaran di sekolah harus disesuaikan dengan pembelajaran yang berorientasi
pada tuntutan dunia kerja dan industri atau pasar. Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang mempersiapkan
tenaga terampil tingkat menengah untuk dapat bekerja di dunia usaha atau industri,
baik regional maupun nasional. Oleh karena itu, lulusan SMK harus dibekali
keterampilan yang sesuai dengan keahlian yang diminati siswa dalam rangka
menopang kehidupannya di masyarakat kelak.
Pembelajaran di SMK diharapkan bukan berbentuk pemrosesan informasi
semata, akan tetapi dikembangkan menjadi suatu keterampilan yang dapat
diaplikasikan para lulusan SMK dalam dunia nyata sehingga mampu
saatnya keterampilan dan jiwa kewiraswastaan ditanamkan di SMK terutama
kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja sendiri (Tedjasutisna, 2004:5).
Keterampilan dan jiwa kewiraswastaan memerlukan modal kebiasaan-kebiasaan
yang positif. Kebiasaan-kebiasaan positif seorang wiraswastawan yaitu kebiasaan
berpikir kreatif, berdisiplin, menepati waktu dan janji, merasakan kebutuhan orang
lain, dapat bekerja sama dalam kelompok, mengembangkan dirinya sendiri dan
masih banyak lagi sangat diperlukan untuk dapat menghadapi tantangan dan
persaingan dalam berwirausaha (Joe Setyawan, 1993:10). Para lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan tentu saja telah dibekali dengan beberapa pengalaman salah
satunya dengan mengikuti mata pelajaran kewirausahaan yang dapat digunakan
untuk lebih menggali kebiasaan-kebiasaan positif mereka. Pelaksanaan
pembelajaran kewirausahaan di sekolah diharapkan mampu memungkinkan
tumbuhnya minat berwiraswasta yang tinggi dalam diri mereka.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat berwiraswasta.
Faktor-faktor tersebut adalah faktor dari dalam diri individu (faktor intern),
misalnya: bakat, kemampuan dan kepribadian, dan faktor yang berasal dari luar
diri individu (faktor eksternal), yaitu: sarana atau fasilitas yang tersedia, faktor
keluarga atau latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan seseorang dan
latar belakang sosial masyarakat. Tumbuhnya minat berwiraswasta dalam diri
siswa dapat dilihat pula dari prestasi belajar yang mereka peroleh selama
mengikuti pendidikan kewirausahaan. Misalnya apabila nilai mata pelajaran
kewirausahaan seseorang tinggi, maka orang tersebut akan cenderung memiliki
seseorang rendah, maka orang tersebut cenderung tidak berminat pada bidang
wirausaha.
Lingkungan keluarga juga dapat menjadi penentu kesuksesan seseorang
dalam berwiraswasta. Menurut Tim Kewirausahaan SMK (2002:3), keluarga
merupakan faktor yang paling mendorong seseorang untuk menjadi
wiraswastawan. Dukungan dan dorongan dari keluarga sangat dibutuhkan dan
akan menjadi motivasi bagi seseorang untuk berwiraswasta. Salah satu faktor
pendukung yang berasal dari lingkungan keluarga adalah status sosial ekonomi
orang tua. Status sosial ekonomi orang tua meliputi tingkat pendidikan orang tua,
jenis pekerjaan orang tua dan tingkat pendapatan orang tua.
Jenis pekerjaan orang tua sangat berpengaruh pada diri seseorang untuk
menentukan jenis pekerjaannya kelak. Misalnya orang tua yang pekerjaannya
sebagai wiraswastawan yang sukses maka dimungkinkan akan mendidik anaknya
sebagai wiraswastawan juga, sebaliknya jenis pekerjaan orang tua yang bukan
wiraswastawan dapat menyebabkan minat anak untuk berwiraswasta menjadi
rendah, sebab orang tua tidak mengetahui tentang seluk beluk berwiraswasta. Oleh
sebab itu, jenis pekerjaan orang tua diduga kuat berhubungan dengan karakter
yang membentuk diri anak.
Berdasar uraian di atas, maka penulis bermaksud menyelidiki apakah
prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua
memiliki hubungan dengan tinggi/ rendahnya minat siswa untuk berwiraswasta.
Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Minat Siswa Berwiraswasta Ditinjau dari
Status Sosial Ekonomi Orang Tua”
B. Batasan Masalah
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat berwiraswasta.
Faktor-faktor tersebut adalah faktor dari dalam diri individu (faktor internal),
antara lain: bakat, kemampuan dan kepribadian, dan faktor yang berasal dari luar
diri individu (faktor eksternal), yaitu: sarana atau fasilitas yang tersedia, faktor
keluarga atau latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan seseorang dan
latar belakang sosial masyarakat. Penelitian ini memfokuskan pada prestasi mata
pelajaran kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Apakah ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat
siswa SMK untuk berwiraswasta ?
b. Apakah ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat
siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua ?
c. Apakah ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat
d. Apakah ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat
siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua ?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan tujuan:
a. Mengetahui apakah prestasi mata pelajaran kewirausahaan mempunyai
hubungan dengan minat siswa SMK untuk berwiraswasta.
b. Mengetahui apakah prestasi mata pelajaran kewirausahaan mempunyai
hubungan dengan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari jenis
pekerjaan orang tua.
c. Mengetahui apakah prestasi mata pelajaran kewirausahaan mempunyai
hubungan dengan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat
pendapatan orang tua.
d. Mengetahui apakah prestasi mata pelajaran kewirausahaan mempunyai
hubungan dengan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan dapat bermanfaat bagi:
1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
a) Bagi Sekolah Menengah Kejuruan sebagai bahan pertimbangan untuk
berwiraswasta di kalangan siswa Sekolah Menengah Kejuruan.
b) Bagi siswa dapat dipergunakan untuk motivasi dan bahan pertimbangan dan
menambah pengetahuan akan pentingnya berwiraswasta dalam kondisi
sempitnya lapangan pekerjaan yang sesuai.
2. Bagi universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pengembangan
literatur dan penelitian dalam bidang kewiraswastaan.
3. Bagi peneliti
Dengan penelitian ini, peneliti dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan
untuk meneliti tentang pentingnya pendidikan kewirausahaan dalam rangka
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan
1. Pengertian Prestasi
Seseorang pada dasarnya mempunyai tujuan dalam hidupnya. Diantara
tujuan yang ingin dicapai tersebut antara lain adalah berprestasi. Menurut
Winkel (1989:100), prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor
yang diperoleh dari hasil tes, mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Sedangkan prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil
yang dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan). Apabila seseorang belajar
maka ia akan memperoleh hasilnya. Hasil belajar adalah perubahan dalam diri
si pelajar, dimana ia dapat mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak ia
ketahui. Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi
belajar yang diraihnya. Menurut Winkel, prestasi belajar adalah sebuah bukti
yang dapat dicapai oleh siswa. Prestasi akan tampak dalam
perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan atau pemahaman, ketrampilan, nilai dan
sikap (Winkel, 1983:161).
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, prestasi belajar dapat
terhadap suatu hal, bisa dari segi tujuan yang ingin dicapai, gagasan, cara kerja,
dan metode pemecahan. Usaha mengevaluasi hasil belajar biasanya dilakukan
dengan mengadakan pengukuran dalam bentuk ujian tertulis, lisan maupun
praktik yang kemudian diberi skor, yang biasanya berwujud angka. Hasil dari
pengukuran ini merupakan informasi-informasi atau data yang diwujudkan
dalam bentuk angka-angka yang dapat disebut prestasi belajar.
2. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan
dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana,
2006:2). Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi
terciptanya peluang. Kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh dan
nyata, yaitu terdapat teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.
Kewirausahaan mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku
seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Oleh sebab itu, objek studi
kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan seseorang yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku. Menurut Soeparman Soemahamidjaja (1997:14-15),
kemampuan seseorang yang menjadi objek kewirausahaan meliputi:
a. Kemampuan merumuskan tujuan hidup atau usaha. Dalam merumuskan
tujuan hidup atau usaha diperlukan adanya perenungan dan koreksi, yang
kemudian dibaca dan diamati berulang-ulang sampai dipahami apa yang
b. Kemampuan memotivasi diri, yaitu untuk melahirkan suatu tekad kemauan
yang besar.
c. Kemampuan berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang baik tanpa
menunggu perintah orang lain, yang dilakukan berulang-ulang sehingga
menjadi terbiasa berinisiatif.
d. Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya cipta) dan setelah
dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif
adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan atau
kombinasi baru yang dapat dijadikan perangkat dalam menyajikan barang
dan jasa bagi kemakmuran masyarakat.
e. Kemampuan membentuk modal material, sosial dan intelektual.
f. Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri, yaitu untuk selalu tepat
waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan dan tidak menunda
pekerjaan.
g. Kemampuan mental yang dilandasi agama.
h. Kemampuan membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman
yang baik maupun menyakitkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan
adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan
perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh
Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki obyek tersendiri, yaitu
kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Sejalan dengan pendapat Soeharto Prawirokusumo (1997:4), pendidikan
kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang
independen. Obyek studi kewirausahaan adalah kemampuan merumuskan
tujuan hidup, memotivasi diri, berinisiatif, membentuk modal, mengatur waktu,
dan membiasakan diri untuk belajar dari pengalaman. Dengan kata lain dapat
diasumsikan bahwa pendidikan kewirausahaan lebih mengedepankan
pendidikan siswa menjadi lebih kreatif, inovatif terhadap peluang usaha/kerja
serta mandiri atau wiraswasta. Harapannya, siswa menjadi tergugah sehingga
berminat untuk berwiraswasta.
B. Minat Berwiraswasta
1. Pengertian Minat
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan
pada seseorang, selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis yang
sangat penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang
yang mengerjakan suatu pekerjaan disertai minat sebelumnya pada umumnya
akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak berminat
sebelumnya.
Menurut W.S. Winkel (1983:30) minat adalah kecenderungan yang agak
menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan
Pada dasarnya, seseorang yang mempunyai minat yang tinggi kebanyakan
akan mencapai hasil yang maksimal. Hal tersebut disebabkan terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi minat. Faktor-faktor-faktor yang mempengaruhi minat
dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu (Kartini Kartono, 1985:62-67) :
a. Sebab endogen (dari dalam diri sendiri)
1. Biologis, misalnya kesehatan, cacat badan.
2. Psikologis, misalnya kecerdasan, minat.
b. Sebab eksogen (dari luar diri siswa)
1. Keluarga, yaitu faktor orang tua, suasana rumah.
2. Faktor sekolah, masyarakat.
2. Wiraswasta
a. PengertianWiraswasta
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian wiraswasta adalah
orang yang pandai atau berbakat mengenali produk, menentukan cara, produksi
baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta
mengatur permodalan operasinya (Departemen Pendidikan Nasional,
2002:1273). Menurut Justin G (2001:4), wiraswasta adalah seorang pembuat
keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang
bebas.
Istilah wiraswasta sendiri berasal dari kata wira = utama, gagah, luhur,
berani, teladan; swa = sendiri; sta = berdiri; dan swasta = berdiri di atas kaki
Berdasarkan istilah-istilah tersebut, maka Suparman Sumahamijaya (1979:117)
mengartikan kata wiraswasta adalah sifat-sifat keberanian, keutamaan, dan
keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.
Wiraswasta adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku
inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, dan proses dalam menghadapi tantangan hidup (Sunarya, 2001:5).
Wiraswastawan adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur
internal yang meliputi kombinasi motivasi, visi, komunikasi, optimisme,
dorongan semangat dan kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha
(Sunarya, 2001:5). Dalam berwiraswasta, seseorang harus memiliki jiwa
seorang wiraswasta yaitu kemampuan, semangat, motivasi yang tinggi agar
dapat memajukan usahanya, selain itu jiwa wiraswasta ada pada setiap orang
yang memiliki perilaku inovatif, kreatif, menyukai perubahan kemajuan dan
tantangan.
Menurut Salim Siagian dalam Sony Heru Priyanto (2002), Wiraswasta
adalah kesatuan terpadu dari semangat, nilai-nilai dan prinsip serta sikap, kiat,
seni dan tindakan nyata yang perlu, tepat, dan unggul dalam menangani dan
mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan
terbaik kepada pelanggan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan termasuk
masyarakat. Sedangkan menurut Wijadi Soesarsono (1988:21), wiraswasta
adalah salah satu upaya untuk menghimpun secara sistematis berbagai aspek
diharapkan berguna bagi pembangunan karakter bangsa.
Wiraswasta mencakup unsur-unsur penting agar dapat berkembang dalam
usahanya. Unsur-unsur ini saling berkaitan satu dengan yang lain, unsur-unsur
tersebut adalah (Kusmini Adi Putro, dkk, 1999:11-14):
1) Unsur pengetahuan
Unsur pengetahuan merujuk pada tingkat penalaran yang dimiliki oleh
seseorang. Tingkat penalaran adalah tingkat kemampuan berpikir seseorang
yang biasanya ditentukan oleh tingkat pendidikannya.
2) Unsur keterampilan
Unsur keterampilan menunjuk pada kerja fisik terutama tangan, kaki, dan
mulut (suara) untuk berkarya. Dalam unsur ini, keterampilan akan diperoleh
seseorang melalui latihan-latihan dan pengalaman kerja.
3) Unsur sikap mental
Unsur keterampilan merujuk pada respon, tanggapan, atau tingkah laku
seseorang dalam menghadapi situsi tertentu. Sikap mental menggambarkan
reaksi seseorang jika menghadapi situasi tertentu.
4) Unsur kewaspadaan
Unsur ini sangat penting dalam dunia bisnis, karena berhasil atau tidaknya
dalam usaha atau bahkan hidup matinya bisnis ditentukan oleh perkiraan
ketepatan dalam berpikir tentang apa yang akan terjadi serta tindakan apa
yang harus dilakukan.
seseorang yang memulai usaha baru, kecil dan milik sendiri serta sebagai orang
yang menerapkan konsep manajemen. Oleh karena itu, berwiraswasta
merupakan sebuah pekerjaan yang harus bersifat fleksibel, imajinatif, mampu
merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan-keputusan dan
tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan.
b. Ciri-ciri Wiraswastawan
Dalam Suryana (2006:24), M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer
(1993:6-7) mengemukakan delapan karakteristik wiraswastawan yaitu:
1) Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas
usaha-usaha yang dilakukannya.
2) Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih resiko yang moderat
artinya selalu menghindari resiko yang tinggi.
3) Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan
dirinya untuk berhasil.
4) Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang
segera.
5) High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk
mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
6) Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif, dan
berwawasan jauh ke depan.
7) Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan
8) Value of achievement over money, yaitu selalu menilai prestasi dengan uang.
Geoffrey G Meredith (1996:5-6) dalam Suryana (2006:24),
mengemukakan ciri-ciri dan watak wiraswasta sebagai berikut:
No Ciri-ciri Watak
1. Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidak
tergantungan terhadap orang lain,
individualitis.
2. Berorientasi pada tugas dan
hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi
laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja
keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan
inisiatif.
3. Berani mengambil resiko dan
menyukai tantangan
Mampu mengambil resiko yang wajar.
4. Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi
dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran
serta kritik.
5. Keorisinilan Inovatif, kreatif, dan fleksibel.
6. Berorientasi masa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa
depan.
Dalam Suryana (2006:27), Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993:37)
mengemukakan bahwa wiraswasta yang berhasil pada umumnya memiliki
sifat-sifat kepribadian sebagai berikut:
1) Memiliki kepercayaan diri untuk dapat bekerja keras secara independen
2) Memiliki kemampuan berorganisasi, dapat mengatur tujuan, berorientasi
hasil, dan tanggung jawab terhadap kerja keras.
3) Kreatif dan mampu melihat peluang yang ada dalam kewirausahaan.
4) Menikmati tantangan dan mencari kepuasan pribadi dalam memperoleh
ide.
Dengan demikian, bila seseorang memiliki minat untuk berwiraswasta, ia
mempunyai perasaan senang dan mempunyai perhatian terhadap usaha
wiraswasta, berusaha untuk mengetahui seluk beluk wiraswasta dan cenderung
menjadikan wiraswasta sebagai pilihan pekerjaannya.
C. Status Sosial Ekonomi Orang Tua
1. Pengertian Orang Tua
Definisi Orang Tua menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud
1995:706) adalah ayah ibu kandung; orang yang dianggap tua (cerdik, pandai,
ahli, dan sebagainya); orang-orang yang dihormati (disegani) di kampung; tetua.
Jadi orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam penghidupan
sehari-hari, lazim disebut dengan ayah dan ibu. Mereka inilah yang terutama
dan utama memegang peranan dalam kelangsungan hidup suatu rumah tangga
atau keluarga. Sedangkan semua anak-anaknya yang berada di bawah
penguasaan atau bimbingannya disebut sebagai anggota keluarga. Oleh sebab
itu, orang tua memiliki peranan penting dan memiliki tanggung jawab yang
besar terhadap semua anggota keluarga yang berada di bawah tanggung
2. Pengertian Status
Status adalah kedudukan dalam suatu kelompok dan hubungannya
dengan anggota lain dalam kelompok itu. Sesuatu kelompok berbanding dengan
kelompok lain yang lebih besar jumlahnya. Status sosial adalah tempat orang
secara umum di dalam masyarakat, sehubungan dengan orang lain dalam
lingkungan pergaulannya, prestise dan hak-hak serta kewajibannya. Status sosial
ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial secara ekonomi yang dimiliki
seseorang dalam kelompok masyarakat.
Status sosial ekonomi di sini menunjukkan pada kemampuan orang tua
siswa meliputi kekayaan orang tua siswa, kekuasaan yang dimiliki orang tua
siswa dan hal-hal yang bersifat prestise. Status sosial ekonomi keluarga antara
lain meliputi pendidikan orang tua, fasilitas khusus dan barang-barang berharga
yang ada di rumah seperti radio, televisi, mesin cuci, meubel, dan sebagainya
(M. Dimyati, 1990: 30). Dalam penelitian ini, status sosial ekonomi orang tua
meliputi tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua dan tingkat
pendapatan orang tua saja.
a. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat Pendidikan Orang Tua maksudnya adalah tingkat pendidikan
formal yang berhasil dicapai orang tua, dalam hal ini adalah tingkat SD, SMP,
SMA dan PT. Setiap siswa mempunyai orang tua yang tingkat pendidikannya
berbeda-beda antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Tingkat pendidikan
terhadap lingkungan sekitarnya.
Salah satu tugas dari orang tua adalah membimbing, mendidik, dan
mendampingi anak-anaknya dalam mempersiapkan masa depannya.
Kemampuan orang tua dalam membimbing, mendidik, dan mendampingi
anaknya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua. Tingkat pendidikan
yang dicapai orang tua akan membawa pengaruh pada kehidupan seseorang
yaitu bukan hanya berpengaruh pada tingkat penguasaan pengetahuan tetapi
juga berpengaruh terhadap jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan,
dan status sosial dalam masyarakat.
Kemampuan orang tua dalam menyelesaikan pendidikan formal yang
tinggi menjadi pemicu semangat anak untuk mencapai hal yang serupa. Hal ini
dikarenakan pendidikan yang tinggi akan membuat orang tua semakin
menyadari akan arti penting pendidikan, sehingga akan selalu menyadarkan dan
mendorong anak untuk rajin belajar agar menjadi orang yang berpengetahuan.
b. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Definisi jenis pekerjaan orang tua menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah yang mempunyai ciri (sifat, keturunan, dsb) yang khusus,
macam, sedangkan pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat,
dikerjakan, dsb); tugas kewajiban; hasil bekerja; perbuatan (Depdikbud, 1995:
410; 488). Jadi, yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah suatu bentuk atau
Jenis pekerjaan orang tua siswa yang satu tentu berbeda dengan jenis
pekerjaan orang tua siswa yang lain. Pekerjaan dibedakan menjadi dua jenis
yaitu :
1. Pekerjaan pokok
Pekerjaan pokok adalah pekerjaan yang dimiliki seseorang sebagai sumber
utama dari pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap.
2. Pekerjaan sampingan
Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh
seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh pendapatan tambahan guna
memenuhi kebutuhan hidup. Sifat pekerjaan sampingan ini adalah
melengkapi pekerjaan pokok.
Dalam penelitian ini, penulis membedakan pekerjaan orang tua menjadi dua
jenis yaitu:
1. Wirausaha (Petani, pedagang, pengusaha, dsb).
2. Bukan wirausaha (Pegawai negeri, guru negeri, ABRI/ POLRI, dsb).
c. Tingkat Pendapatan Orang Tua
Orang harus bekerja agar dapat hidup. Dengan bekerja, orang
memperoleh imbalan untuk memenuhi kebutuhan demi kelangsungan hidup
rumah tangga. Pada jaman sekarang ini untuk mencukupi kebutuhan hidup
Pendapatan yang didapat kemudian dibelanjakan guna membeli keperluan hidup
atau konsumsi berupa barang dan jasa.
Besar jumlah yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tergantung dari
berbagai hal (Gilarso, 1986:42) :
1. Besar pendapatan yang masuk.
2. Besar keluarga (jumlah anggota keluarga).
3. Tingkat biaya kebutuhan hidup.
4. Taraf pendidikan keluarga dan status sosial.
5. Lingkungan sosial dan ekonomi keluarga itu.
Dengan pendapatan yang dihasilkan hendaknya orang tua memperhatikan
perkembangan anak khususnya pendidikan. Tingkat pendapatan orang tua akan
mempengaruhi pendidikan anak dalam membiayai sekolah dan menyediakan
fasilitas pendidikan yang diperlukan. Orang tua yang mempunyai tingkat
pendapatan yang tinggi tidak akan kesulitan untuk menyekolahkan anak pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sedangkan orang tua dengan tingkat
pendapatan yang rendah akan sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
mengalami kesulitan untuk menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi.
Tingkat pendapatan orang tua merupakan pendapatan yang diperoleh orang tua
dari sektor formal dan informal dalam satu bulan yang diukur dengan rupiah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan status sosial
ekonomi akan mempengaruhi perbedaan nilai hidup, keyakinan, kepribadian dan
D. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa
berwiraswasta.
Prestasi seseorang dalam suatu kegiatan sangat penting bagi dirinya dan
kehidupannya. Orang yang berprestasi peluangnya lebih besar untuk
memperoleh kemajuan, baik dalam bidang pekerjaan maupun dalam kehidupan
yang akan dijalaninya. Oleh karena itu SMK merupakan pencetak sekaligus
penyedia karakter, prestasi belajar di sekolah yang baik pada umumnya
melancarkan jalan untuk mendapatkan pekerjaan yang baik pula (Dimyati
Mahmud 1989:82).
Apabila siswa memiliki prestasi belajar kewirausahaan yang tinggi,
mereka mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi dalam mengelola usaha.
Sebaliknya, apabila siswa memiliki prestasi belajar kewirausahaan yang rendah,
maka mereka cenderung mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah dalam
mengelola usaha. Modal pengetahuan wirausaha yang sudah terpenuhi dalam
diri siswa memungkinkan siswa timbulnya minat berwiraswasta dalam diri
siswa.
2. Hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa
berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.
Orang tua memiliki peranan yang sangat penting di dalam keluarga,
terutama dalam memberikan perhatian dan dukungan terhadap anak-anak,
seperti pendidikan, kesehatan, sandang, dan juga pangan. Agar dapat
melakukan itu semua, orang tua harus bekerja. Jenis pekerjaan orang tua dapat
memberikan warna dalam cara bagaimana orang tua mendidik anak. Seseorang
yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang orang-orangnya bekerja sebagai
wiraswastawan, maka anak-anak akan lebih mudah terdorong untuk menjadi
wiraswasta dibandingkan dengan mereka yang hidup di tengah-tengah
masyarakat yang cenderung menjadi pegawai negeri, guru, dosen, dan
sebagainya (Tim Kewirausahaan SMK, 2002:3). Demikian halnya bila
anak-anak hidup di tengah keluarga yang bekerja sebagai wiraswastawan dapat
melihat dan belajar bahkan dapat secara langsung terjun ikut serta ambil bagian
dalam kegiatan berwiraswasta, sedangkan anak-anak yang hidup di tengah
keluarga yang cenderung menjadi pegawai negeri, guru dan dosen mereka akan
cenderung mengikuti profesi orang tuanya yang bekerja sebagai pegawai
negeri, guru dan dosen sehingga mereka tidak terbiasa ikut ambil bagian dalam
kegiatan berwiraswasta.
3. Hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa
berwiraswasta ditinjau dari pendapatan orang tua.
Semua orang tua akan berusaha dengan baik agar semua kebutuhan
anaknya terpenuhi, termasuk di dalamnya kebutuhan akan pendidikan. Orang
tua akan berusaha agar kelak anak-anaknya mendapat suatu pekerjaan yang
dapat memberikan pendapatan yang lebih baik dibanding dengan mereka. Pola
berbeda dengan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua berpendapatan
rendah. Pola asuh orang tua dengan tingkat pendapatan tinggi cenderung
mengajarkan kepada anak-anaknya agar memiliki pendapatan yang tinggi pula
sedangkan pola asuh orang tua berpendapatan rendah cenderung mengajarkan
kepada anak-anaknya memenuhi kebutuhan hidup secara layak dengan bekerja
secara mandiri dan tidak tergantung pada orang lain atau dengan kata lain
berusaha untuk berwiraswasta secara mandiri.
4. Hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa
berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
Tingkat pendidikan yang diperoleh orang tua mempengaruhi pola berpikir
dalam mengasuh anak-anaknya. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan
yang berasal dari Perguruan Tinggi memiliki ketrampilan, pemahaman,
pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik jika dibandingkan dengan orang
tua yang tingkat pendidikannya SD, SLTP, SMU/ SMK atau yang tidak pernah
mengenyam pendidikan sama sekali. Hal ini disebabkan tingkat pendidikan atau
jenjang di Perguruan Tinggi menciptakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi
siswa untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sesuai dengan potensi
dan lingkungannya di samping memberikan latihan mengenai akhlak dan
kecerdasan jika dibandingkan dengan pendidikan di SMU/ SMK, SLTP, SD
atau yang tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali.
Orang tua yang berpendidikan tinggi akan lebih aktif dalam mendorong
orang tua untuk membantu anak dalam memahami pelajaran tertentu sehingga
anak dapat mengambil manfaat dari suatu pelajaran tertentu. Demikian juga
dengan pelajaran kewirausahaan, orang tua sebaiknya mempunyai bekal
pengetahuan minimal mengenai usaha-usaha wiraswasta atau bidang-bidang
wiraswasta (Wasty Soemanto 2006: 96) sehingga memungkinkan orang tua
untuk membantu anak dalam pemahaman terhadap mata pelajaran
kewirausahaan dan hal ini dapat memungkinkan tumbuhnya minat anak dalam
berwiraswasta.
E. Rumusan Hipotesis
1. Ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat
siswa berwiraswasta.
2. Ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat
siswa berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.
3. Ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat
siswa berwiraswasta ditinjau dari jenis pendapatan orang tua.
4. Ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian terinci tentang
seseorang atau sesuatu unit selama kurun waktu tertentu (Consuello, 1993:73).
Dengan demikian, hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku
di sekolah yang diteliti.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian : SMK I Depok Sleman, Yogyakarta.
Waktu penelitian : Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November
2008.
C.Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah siswa siswi SMK kelas III.
Pertimbangan dipilihnya kelas III sebagai subyek penelitian ini adalah:
a. Siswa kelas III adalah siswa yang sudah cukup lama berada di SMK,
sehingga mereka telah mendapatkan pengalaman belajar berkaitan dengan
b. Siswa kelas III telah memiliki kematangan mental psikologi dan fisik yang
lebih baik dari kelas II dan kelas I.
c. Dalam waktu dekat siswa kelas III akan lulus dan langsung terjun dalam
dunia industri/ usaha.
2. Obyek penelitian
Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam
penelitian. Obyek penelitian ini adalah prestasi mata pelajaran kewirausahaan,
jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan
orang tua dan minat siswa untuk berwiraswasta.
D. Populasi dan Sampel
1. Gay (1976) dalam Consuelo (1993:160) mendefinisikan populasi sebagai
kelompok dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya.
Sedangkan menurut Kerlinger (1973) mendefinisikan populasi sebagai
keseluruhan anggota, kejadian atau obyek-obyek yang ditetapkan dengan baik.
Dalam hal ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa SMK I
Depok Sleman.
2. Sampel penelitian, menurut Ferguson (1976) dalam Consuelo (1993:160),
adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi atau porsi
Sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin (Husein
Umar, 2003: 102):
2 1 Ne N n + = Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = Nilai kritis yang diinginkan
Dalam penelitian ini, ditentukan nilai kritis sebesar 5%.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
pemilihan sampel adalah para siswa yang telah mengambil mata pelajaran
kewirausahaan. Sampel penelitian ini adalah para siswa SMK I Depok Sleman
kelas III. Perhitungan jumlah sampel tersebut adalah sebagai berikut :
N = 241 siswa
E = 5%
2 1 Ne N n + =
(
)
2
6025 , 0 1
241 + =
6025 . 1
241 =
= 150, 390 dibulatkan menjadi 150
Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 150 siswa.
E. Operasionalisasi Variabel
Variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1991: 102).
Variabel prestasi mata pelajaran kewirausahaan diambil dari dokumentasi raport
siswa kelas III, sedangkan untuk variabel minat berwiraswasta diukur dengan
skala likert dengan menggunakan 5 kategori penilaian.
a. Variabel Minat Berwiraswasta
Minat berwiraswasta adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai
perasaan senang, menaruh perhatian pada kegiatan berwiraswasta dan berusaha
untuk mengetahui, melakukan pendekatan, memperhatikan dengan seksama,
Berikut ini disajikan tabel operasional:
Tabel III.1
Tabel Operasional
Variabel Dimensi Indikator No. Item
Positif No.Item Negatif Minat Berwiras wasta
1. Perasaan 1. Siswa senang berwiraswasta
karena dapat menentukan nasib
sendiri.
2. Siswa senang berwiraswasta
bukan karena dipengaruhi
pihak luar.
3. Siswa senang berwiraswasta
karena dapat mengembangkan
potensi diri sesuai dengan
keinginannya.
4. Siswa menyukai tantangan
dalam berwiraswasta.
1
3
4
2
2. Perhatian 1. Siswa mengikuti siaran televisi
yang membahas tentang
kewiraswastaan.
2. Siswa jarang membaca berita
atau artikel tentang
kewiraswastaan.
3. Siswa selalu membaca kisah
hidup seorang wiraswastawan
sukses.
5
7
6
3. Keinginan 1. Siswa setamat SMK ingin
berwiraswasta.
2. Siswa berwiraswasta agar dapat
mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki.
9
4. Harapan 1. Siswa setamat SMK dapat
menjadi wiraswastawan
2. Siswa berani mengambil resiko
dalam berwiraswasta
3. Siswa memulai usaha dengan
menggunakan modal sendiri.
4. Siswa berwiraswasta agar dapat
mengembangkan modal sendiri.
10
12
13
11
b. Variabel prestasi mata pelajaran kewirausahaan
Prestasi mata pelajaran kewirausahaan adalah hasil belajar yang telah dicapai
oleh anak didik setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam mata pelajaran
kewirausahaan. Pengukuran prestasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Prestasi tinggi, untuk siswa yang mempunyai nilai diatas 6,5
2. Prestasi rendah, untuk siswa yang mempunyai nilai dibawah 6,5
c. Variabel jenis pekerjaan orang tua
Jenis pekerjaan orang tua adalah suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Pengukuran jenis pekerjaan orang tua berdasarkan jenis pekerjaan
orang tua dan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Wirausaha, untuk orang tua siswa yang berwirausaha diberi skor 2
2. Bukan wirausaha, untuk orang tua siswa yang bukan berwirausaha diberi
d. Variabel tingkat pendapatan orang tua
Pendapatan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh
pendapatan bersih dari pekerjaan pokok ayah dan ibu selama satu bulan.
Pengukuran tingkat pendapatan orang tua berdasarkan seluruh pendapatan
bersih dari pekerjaan pokok ayah dan ibu selama satu bulan dan dinyatakan
dalam skala Likert sebagai berikut (PP RI Nomor 9 Januari 2007 tanggal 10
Januari 2007):
Tabel III.2
Tabel skor pertanyaan
Penilaian Skor
< 661.000 1
661.000 - < 834.000 2
834.000 - < 1.041.000 3
1.041.000 - < 1.229.000 4
> = 1.229.000 5
e. Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat Pendidikan orang tua siswa, yaitu tingkat pendidikan tertinggi yang
terakhir ditempuh oleh orang tua siswa yang ditunjukkan dengan ijazah.
Tingkat pendidikan ini dikelompokkan menurut tingkat pendidikan yang telah
diselesaikan:
1. Tingkat pendidikan SD
2.Tingkat pendidikan SMP
3. Tingkat pendidikan SMA
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner (angket). Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan
memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan dapat
bersifat terbuka, jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya, dan bersifat tertutup
jika alternatif-alternatif jawaban telah disediakan (Husein Umar, 2003: 67).
Data mengenai minat siswa berwiraswasta, jenis pekerjaan orang tua, tingkat
pendapatan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua diungkap berdasarkan
jawaban responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan
berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih jawaban yang
tersedia.
G. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang
ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur (Husein
Umar, 2003:72). Menguji validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi
antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total, menggunakan
rumus teknik korelasi product moment (Husein Umar, 2003:78):
[
2 2][
2 2]
Keterangan :
r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
Y = skor total item
X = skor item
n = jumlah responden
Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan
signifikansi 5%. Jika r hitung lebih besar daripada r tabel , maka butir soal tersebut
dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal tersebut dikatakan tidak valid.
Berikut ini adalah tabel hasil uji validitas:
Tabel III. 3
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
butir1 46,03 24,792 ,366 ,422 ,769
butir2 47,17 24,764 ,327 ,473 ,774
butir3 45,50 24,121 ,639 ,580 ,751
butir4 45,97 23,413 ,458 ,591 ,760
butir5 46,27 25,237 ,326 ,593 ,773
butir6 46,73 24,547 ,323 ,528 ,775
butir7 45,87 25,223 ,247 ,493 ,782
butir8 46,37 25,413 ,261 ,404 ,779
butir9 45,70 24,976 ,414 ,535 ,766
butir10 46,13 23,361 ,570 ,587 ,750
butir11 46,47 20,947 ,603 ,524 ,742
butir12 45,93 24,271 ,422 ,588 ,764
Untuk menginterpretasikan validitas butir soal dilakukan dengan cara
membandingkan r hitung dengan r tabel, r hitung diperoleh dengan cara melihat
scor Corrected Item-Total Correlation. Sedangkan r tabel diperoleh dengan
cara: df =n-2, dimana untuk df = 30 – 2 = 28 dengan taraf signifikansi 5%
sehingga diperoleh r tabel 0,239. Berikut ini data kevalitan butir soal :
Tabel III. 4
Hasil pengujian validitas minat siswa berwiraswasta
No Nilai rtabel Keterangan
1 0,366 0,239 valid
2 0,327 0,239 Valid
3 0,639 0,239 Valid
4 0,458 0,239 Valid
5 0,326 0,239 Valid
6 0,323 0,239 Valid
7 0,247 0,239 Valid
8 0,261 0,239 Valid
9 0,414 0,239 Valid
10 0,507 0,239 Valid
11 0,603 0,239 Valid
12 0,422 0,239 Valid
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat
pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Husein Umar, 2003: 80).
Uji reliabilitas menggunakan Koefisien Alpha (α) dari Cronbach (Husein Umar,
2003: 90): ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ∑ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −
= 22
11 1 1 t b k k r σ σ Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
2
t
σ = varian total
2
b
σ = jumlah varian butir
Nilai varian tiap butir menggunakan rumus sebagai berikut (Husein
Umar, 2003: 91):
(
)
n n X X 2 2 2 ∑ ∑ = σ Keterangan :n = jumlah responden
X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)
Jika nilai alpha lebih dari 0,60 maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel
dinyatakan tidak reliabel Nunnaly (1978) dalam Imam Gozhali (2001):
Tabel III. 5
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
,780 ,788 13
Berdasarkan tabel diatas nilai Alpha Cronbach sebesar 0,780 lebih besar dari 0,6
maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner reliabel.
Berikut ini interpretasi koefisien korelasi nilai r (Triton, 2005:248):
Interval Koefisiensi Tingkat Hubungan
0,00-0,20 > 0,20-0,40 > 0,40-0,60 > 0,60-0,80 > 0,80-1,00
Kurang reliabel Agak reliabel Cukup reliabel
Reliabel Sangat reliabel
Dalam hal ini untuk perhitungan validitas dan reliabilitas meskipun
dicantumkan dalam rumus manual namun dalam perhitungan dilakukan dengan
bantuan program SPSS versi 12.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif, terdiri dari tiga bagian yaitu mendeskripsikan
skor pengukuran pada analisis deskriptif pada variabel prestasi belajar dan status
sosial ekonomi orang tua menggunakan mean (nilai rata-rata), yaitu membagi
jumlah nilai data oleh banyak data (Sudjana, 1996:66). Karena mean mudah
untuk mengkategorikan skor. Pada variabel prestasi belajar dikategorikan
menjadi skor tinggi dan rendah, variabel jenis pekerjaan orang tua dikategorikan
menjadi skor berwirausaha dan bukan wirausaha, variabel tingkat pendapatan
orang tua dikategorikan menjadi skor tinggi dan rendah dan variabel tingkat
pendidikan orang tua dikategorikan menjadi skor tinggi dan rendah. Pada
variabel minat berwiraswasta menggunakan Pedoman Acuan Patokan (PAP)
tipe II karena passing score 56 pada PAP tipe II merupakan persentil minimal,
maka semakin tinggi skor minat berwiraswasta dikategorikan sangat minat dan
semakin rendah skor minat berwiraswasta maka dikategorikan sangat tidak
minat. Tabel PAP II sebagai berikut (Masidjo, 1995:153) :
Tabel III.6
PAP II
81% - 100%
66% - 80%
56% - 65%
46% - 55%
a. Minat Siswa Berwiraswasta
Kuesioner minat siswa berwiraswasta terdiri dari 13 item pertanyaan
Untuk pengukuran skala skor minat siswa berwiraswasta, perhitungannya
sebagai berikut:
81%x65 = 52,6 dibulatkan menjadi 53, maka intervalnya 53 - 65
66%x65 = 42,9 dibulatkan menjadi 43, maka intervalnya 43 - 52
56%x65 = 36.4 dibulatkan menjadi 36, maka intervalnya 36 - 42
46%x65 = 29,9 dibulatkan menjadi 30, maka intervalnya 30 - 35
< 46% maka intervalnya 13 - 29
disajikan pada tabel berikut ini
Tabel III. 7
Interval Skor Minat Siswa Berwiraswasta
Interval Skor Keterangan
53 – 65 Sangat tinggi
43 – 52 Tinggi
36 – 42 Cukup tinggi
30 – 35 Rendah
13 - 29 Sangat rendah
Apabila skor penilaian makin tinggi maka minat siswa berwiraswasta sangat
minat sedangkan skor penilaian makin rendah maka minat siswa
b. Prestasi mata pelajaran kewirausahaan
Skor data tertinggi untuk variabel prestasi mata pelajaran kewirausahaan
yang diharapkan adalah 100 dan skor data terendah adalah 0. Data
dikelompokkan menjadi 2 yaitu apabila skor diatas atau sama dengan 65
maka prestasi mata pelajaran kewirausahaan tinggi dan apabila kurang dari 65
maka prestasi mata pelajaran kewirausahaan rendah, berikut ini skala
pengukuran variabel prestasi mata pelajaran kewirausahaan yaitu:
Tabel III. 8
Interval Skor Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan
Interval Skor Keterangan
65 – 100 Tinggi
0 - 64 Rendah
c. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Kuesioner pada jenis pekerjaan orang tua ini terdiri dari 2 pertanyaan
Menurut Sudjana (1996:66) untuk mencari rata-rata dihitung dengan jalan
membagi jumlah nilai data oleh banyak data, maka rata-rata variabel jenis
pekerjaan orang tua yaitu 565/150=3,8. Data dikelompokkan menjadi dua
yaitu apabila skor diatas atau sama dengan 3 maka jenis pekerjaan orang tua
wirausaha dan apabila kurang dari 3 maka jenis pekerjaan orang tua bukan
wirausaha, berikut ini skala skor pengukuran variabel jenis pekerjaan orang
Tabel III. 9
Interval Skor Jenis Pekerjaan Orang Tua
Interval Skor Keterangan
4 Wirausaha
1 - 3 Bukan Wirausaha
c. Tingkat Pendapatan Orang Tua
Kuesioner pada tingkat pendapatan orang tua ini terdiri dari 2 pertanyaan
Menurut Sudjana (1996:66) untuk mencari rata-rata dihitung dengan jalan
membagi jumlah nilai data oleh banyak data, maka rata-rata variabel tingkat
pendapatan orang tua yaitu 409/150 = 2,72 dibulatkan menjadi 3. Data
dikelompokkan menjadi dua yaitu apabila skor diatas atau sama dengan 3
maka tingkat pendapatan orang tua tinggi dan apabila kurang dari 3 maka
tingkat pendapatan orang tua rendah, berikut ini skala skor pengukuran
variabel tingkat pendapatan orang tua yaitu:
Tabel III. 10
Interval Skor Tingkat Pendapatan Orang Tua
Interval Skor Keterangan
4 - 10 Tinggi
1 - 3 Rendah
d. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Kuesioner pada tingkat pendidikan orang tua ini terdiri dari 2 pertanyaan
membagi jumlah nilai data oleh banyak data, maka rata-rata variabel tingkat
pendidikan orang tua yaitu 548/150 = 3,65 dibulatkan menjadi 4. Data
dikelompokkan menjadi dua yaitu apabila skor diatas atau sama dengan 4
maka tingkat pendidikan orang tua tinggi dan apabila kurang dari 4 maka
tingkat pendidikan orang tua rendah, berikut ini skala skor pengukuran
variabel tingkat pendidikan orang tua yaitu:
Tabel III. 11
Interval Skor Tingkat Pendidikan Orang Tua
Interval Skor Keterangan
5 - 8 Tinggi
1 - 4 Rendah
2. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah sebaran
data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Untuk
menggunakan statistik inferensial dalam menganalisis data terlebih dahulu harus
melakukan pengujian terhadap data yang dimiliki (Suharsimi Arikunto,
2003:391-392). Untuk menguji data salah satunya dengan normalitas data.
Untuk menguji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test yang
dihitung dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS versi 12.00.
3. Uji Korelasi
Uji ini digunakan untuk menguji apakah ada hubungan antara variabel
X dan variabel Y. Apabila variabel tersebut mempunyai pengaruh tentu saja ada
hubungan antara kedua variabel tersebut maka rumus yang digunakan (Sudjana,
2002:369) sebagai berikut :
(
)(
)
(
)
{
2 2}
{
2(
)
2}
i i i i i i i n n n r ΣΥ − ΣΥ ΣΧ − ΣΧ ΣΥ ΣΧ − Υ ΣΧ = Keterangan :
n : Jumlah responden
∑X : Jumlah skor X
∑Y : Jumlah skor Y
∑XY : Jumlah perkalian skor X dan skor Y
2
ΣΧ : Jumlah kuadrat skor X
2
ΣΥ : Jumlah kuadrat skor Y
4. Uji Linearitas
Uji ini digunakan untuk menguji linearitas regresi, yakni menguji
apakah model linier yang telah diambil itu betul-betul cocok dengan
keadaannya ataukah tidak. Jika hasil pengujian mengatakan model linier kurang
cocok, maka selayaknya harus diambil model lain yang nonlinier (Sudjana,
1988:315-316). Uji linearitas ini menggunakan persamaan regresi untuk
) /( ) 1 ( / ) ( 2 2 2 k n new R m old R new R F − − − = Keterangan:
m = jumlah variabel independen yang baru masuk
n = jumlah data observasi
k = banyaknya parameter dalam persamaan yang baru
R2 new = nilai R2 dari persamaan regresi baru
R2 old = nilai R2 dari persamaan regresi awal
Selanjutnya Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan tingkat kesalahan
5%. Apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka data dikatakan linear, sedangkan
jika F hitung lebih besar dari F tabel maka data dikatakan tidak linear.
5. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis pertama menggunakan teknik analisis korelasi
sederhana, kemudian untuk pengujian hipotesis kedua sampai dengan hipotesis
keempat menggunakan regresi chow. Analisis regresi chow adalah al