• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN MATERI SIFAT - SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD NEGERI BANGUNREJO 1 SEMESTER 2 TAHUN 2011 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN MATERI SIFAT - SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD NEGERI BANGUNREJO 1 SEMESTER 2 TAHUN 2011 SKRIPSI"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN MATERI SIFAT - SIFAT CAHAYA SISWA

KELAS V SD NEGERI BANGUNREJO 1 SEMESTER 2 TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

MUH ARDIAN PRASETYO EDI 091134156

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

Kedua orang tua ku yang telah memberikan dukungan,

nasehat serta do’anya sepannjang masa demi kelancaran,

kesuksesan dan keberhasilan dalam penelitian.

Istriku tercinta yang telah memberikan semangat yang besar

demi terselesaikannya sekripsi ini, dan setia menemaniku

saat senang dan susah.

Adik

adikku tercinta yang selalu senantiasa memberikan

semangat, nasehat serta saran yang membangun demi

kelancaran perkuliahanku.

Bapak dan ibu dosen yang yang telah mendidik saya banyak

hal tentang pendidikan, khususnya pendidikan guru SD

sehingga saya menjadi pandai.

(5)

v

MOTO

1.

Di manapun kamu berada jadilah manusia yang berguna.

2.

Sesuatu yang bisa dikerjakan sekarang, mengapa harus ditunda.

3.

Pendidikan adalah bekal yang paling baik untuk hari tua kita.

4.

Sebodoh-bodohnya orang adalah orang yang menganggap remeh

pendidikan.

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA

KELAS V SD NEGERI BANGUNREJO 1 SEMESTER 2 TAHUN 2011

Muh Ardian Prasetyo Edi Universitas Sanata Dharma

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Sekolah Dasar pada mata pelajaran IPA kelas V di SD Negeri Bangunrejo 1 semester genap tahun 2011.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Sobyek dalam penelitian ini adalah siswa SD kelas V SD Negeri Bangunrejo 1 yang berjumlah 15 siswa. obyek penelitian ini adalah prestasi belajar pada mata pelajaran IPA. Pelaksanaan penelitian pada bulan April 2011. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus, satu siklus ada dua pertemuan. Pertemuan pertama dua jam pelajaran (2x35 menit) dan pertemuan ke dua satu jam pertemuan (1x35 menit). Proses penelitian meliputi empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pengukuran keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari presentase jumlah siswa yang lulus KKM sebesar 80% dan nilai rata-rata siswa adalah ≥ 70. Instruman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes untuk siswa dan rubrik pengamatan terhadap aktivitas siswa selama eksperimen berlangsung. Validitas dan reabilitas dikonsultasikan pada dosen pembimbing.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen pada pelajaran IPA materi mendeskripsikan sifat-sifat cahaya siswa kelas V meningkat. Pada siklus I siswa yang lulus KKM hanya 20% dengan nilai rata-rata 61,96. Di siklus I masih banyak kelemahan kemudian dapat diatasi pada siklus II. Target penelitian dapat dicapai pada siklus II, karena pada siklus II siswa yang lulus KKM mencapai 86,66% dengan nilai rata-rata 82,67. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan metode eksperimen pada pelajaran IPA materi mendeskripsikan sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri Bangunrejo 1 tahun 2011 meningkat.

(9)

ix ABSTRACT

SCIENCE PERFORMANCE ENHANCING LEARNING THROUGH EXPERIMENTS METHODS TOPIC CHARACTERISTICS OF LIGHT

STUDENT IN GRADE FIVE SD NEGERI BANGUNREJO 1 SEMESTER 2 OF 2011

Muh Ardian Prasetyo Edi Sanata Dharma University

2011

This study aims to determine whether the experimental method can improve students achievement in Elementary School in grade five SD Negeri Bangunrejo 1 in the science subjects at the second semester of 2011.

This research belongs to the classroom action research. The subject of this study is student in grade five SD Negeri Bangunrejo 1 which consist of 15 students. The experiment is about learning achievement in science Implementation research on April 2011. The research was conducted in two cycles, one cycle second meetings. The first meeting took two-hour (2x35 minutes) and the scond took an hour (1x35 minutes). The research process includes four phases, they are action planning, implementation, observation, and reflection. Measurement test of this research came from the results of the students evaluation who passed the minimum criteria which is 80% and the average score is higher than 70. The instrument used in this study is an answer sheet for the students and rubrics observation of student activity during the experiment. The validity and reability are consulted to the supervisor.

The results of this study indicate that the use of experimental methods in the science object with the topic “characteristics of light” is increasing. In the first cycle the student who passed the minimum criteria the test was 20% with average score 61,96. In the first cycle, there are still many weakness, but it can be solvedin the scond cycle. The target can be soved the second, because in the second cycle the student who passed the minimum criteria which is 86,66% with average score 82,67. The conclusion of this study is tha the use of experimental methods in

science subject with the topic ”characteristics of light” to the student in grade five

SD Negeri Bangunrejo 1 in 2011 is increasing.

(10)
(11)
(12)

xii

LEMBAR PERYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK ... viii

(13)

xiii

2. Hal-hal yang Diperhatikan dalam Pelaksanaan Eksperimen ... 19

3. Prosedur Pemakaian Metode Eksperimen ... 20

4. Kebaikan dan Kelemahan Metode Eksperimen ... 21

5. Tujuan Pemakaian Metode Eksperimen ... 22

E. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Sifat-sifat Cahaya ... 22

1. Pengertian Cahaya ... 22

2. Macam-macam Sifat-sifat Cahaya ... 23

3. Kaitan Metode Eksperimen dengan materi Sifat-sifat cahaya ... 26

F. Penelitian yang Relevan ... 28

G. Kerangka Pikir... 28

H. Hipotesis ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Setting Penelitian ... 30

B. Rencana Tindakan ... 31

1. Persiapan ... 31

2. Rencana Tindakan Siklus I ... 32

3. Rencana Tindakan Siklus II ... 34

C. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 36

D. Kisi-kisi Soal dan Rubrik Penilaian Aktivitas ... 37

E. Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Hasil Penelitian ... 47

1. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan 1 dan 2 ... 47

(14)

xiv

B. Pembahasan ... 65

BAB V PENUTUP ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA Materi Sifat-

sifat Cahaya ... 27

Tabel 3.1 Pengumpulan Data dan Instrumen ... 36

Tabel 3.2 Kisi-kisi soal Akhir Siklus I ... 37

Tabel 3.3 Kisi-kisi soal Akhir Siklus II ... 40

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa ... 43

Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan dalam Penelitian ... 44

Tabel 4.1 Tabulasi Hasil Nilai LKS Siklus I ... 52

Tabel 4.2 Pengamatan Kinerja Siswa SD Negeri Bangunrejo 1 Pada Materi Sifat-sifat Cahaya Semester 2 siklus I ... 53

Tabel 4.3 Tabulasi Hasil Nilai Evaluasi siklus I ... 54

Tabel 4.4 Daftar Nilai Ulangan IPA SD Negeri Bangunrejo 1 Pada Materi Sifat-sifat Cahaya Semester 2 siklus I ... 55

Tabel 4.5 Tabulasi Hasil Nilai LKS Siklus II ... 61

Tabel 4.6 Pengamatan Kinerja Siswa SD Negeri Bangunrejo 1 Pada Materi Sifat-sifat Cahaya Semester 2 siklus II ... 62

Tabel 4.7 Tabulasi Hasil Nilai Evaluasi siklus II ... 63

Tabel 4.8 Daftar Nilai Ulangan IPA SD Negeri Bangunrejo 1 Pada Materi Sifat-sifat Cahaya Semester 2 siklus II ... 64

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1. Grafik Presentase Siswa yang Lulus KKM dengan Siswa

yang Tidak Lulus KKM pada Siklus I ... 56 Gambar 4.2. Grafik Presentase Siswa yang Lulus KKM dengan Siswa

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus ... 75

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I dan II .... 82

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Siklus I dan II ... 94

Lampiran 4. Kunci Jawab Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 107

Lampiran 5. Soal Evaluasi Siklus I dan II... 113

Lampiran 6. Kunci Jawab Soal Evaluasi siklus I dan II ... 122

Lampiran 7. Pekerjaan Siswa ... 125

Lampiran 8. Foto Proses Pembelajaran Siklus I dan II ... 156

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(19)

pembelajaran, tidak pernah masuk sekolah, tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Apabila dalam belajar siswa mengalami masalah seperti itu maka prestasi belajar siswa tentu tidak akan baik dan cenderung buruk. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa ada dua yaitu dari faktor dari dalam dan luar. Faktor dari luar yaitu kecerdasan, pertumbuhan dan kematangan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Faktor yang berasal dari luar yaitu keadaan rumah tangga, guru, alat atau media pembelajaran lingkungan dan kesempatan orang (Djamarah, 2008: 188-189). Selain faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa di atas, peran guru berkaitan erat dengan belajar siswa. Guru sebagai pendidik menggunakan suatu metode tertentu untuk mengatasi masalah itu. Melihat hal itu penulis mencoba mengatasi masalah ini dengan suatu metode yaitu metode eksperimen, karena metode eksperimen ini memberi kesempatan pada siswa untuk mencoba mengerjakan sesuatu, mengamati proses dan menulis hasil percobaan.

B. Batasan Masalah

(20)

C. Rumusan Masalah

Apakah pembelajaran dengan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang sifat-sifat cahaya kelas V SD Negeri Bangunrejo 1? D. Batasan Pengertian

1. Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat merambat. Semua benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber cahaya.

2. Metode eksperimen adalah suatu metode mengajar untuk yang mengikut sertakan siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaannya kemudian hasil pengamatannya disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru.

3. Prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran dan biasanya ditujukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan guru.

E. Pemecahan Masalah

Melihat uraian yang ada di latar belakang masalah yang tertulis rumusan masalahnya yaitu rendahnya prestasi belajar siswa tentang sifat – sifat cahaya. Masalah ini akan diatasi dengan menggunakan metode eksperimen.

F. Tujuan Penelitian

(21)

G. Manfaat Penelitian

1. Dapat menambah wawasan tentang salah satu model pembelajaran, yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA Kompetensi Dasar mendeskripsikan sifat - sifat cahaya kelas V SD Negeri Bangunrejo 1.

2. Bagi peneliti merupakan pengalaman yang berharga dalam menerapkan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA Kompetensi Dasar mendeskripsikan sifat – sifat cahaya kelas V SD Negeri Bangunrejo 1. 3. Bagi guru merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat

dikembangkan untuk materi lain, mata pelajaran lain dan kelas lain.

(22)

5 BAB II KAJIAN TEORI

A. Belajar

(23)

pola respon tingkah laku yang baru nyata dalam perubahan ketrampilan, kebiasaan, kesanggupan, dan sikap. Wawan (http://definisi - pengertian. blogspot. com/ 2009 / 11 / pengertian - belajar. html/ 23 / 02 /2011 / 4.53) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalalm interaksi dengan lingkungan. M. Sobry Sutikno (http://indramunawar. blogspot. com/ 2009/ 06/pengertian – belajar . html/23 / 02 /2011/ 04.19) menyatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan yang baru sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Mengetahui dari berbagai macam pengertian tentang pengertian dari prestasi dan belajar maka penulis mengartikan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh dari perubahan prilaku siswa yang menetap dari latihan dan pengalaman.

B. Prestasi

1. Pengertian Prestasi

(24)

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Melihat dan memahami pengertian prestasi belajar di atas penulis mengartikan bahwa prestasi belajar itu merupakan bukti pencapaian keberhasilan usaha yang diperoleh dari kegiatan belajar. Prestasi belajar itu diwujudkan dengan perubahan pada diri siswa yaitu tentang penambahan dan penguasaan ilmu pengetahuan yang berupa perbuatan atau tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Djamarah, (2008:176-205) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah :

a. Faktor Internal Siswa

1) Kondisi Fisiologis (Kondisi Fisik)

(25)

tidak terhalang oleh teman yang bertubuh tinggi. Pemilihan meja dan kursi harus disesuaikan besar kecilnya, dan tinggi rendahnya, karena perangkat tempat duduk ini akan berpegaruh terhadap tingkat konsentrasi siswa. Apabila kursi dan meja sesuai maka siswa akan mudah menggunakannya sehingga siswa bisa konsetrasi belajar.

2) Kondisi Psikologis

Kondisi psikologis yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa ada 5 yaitu:

a) Prestasi

Menurut Slameto (Jamarah, 2008: 191) menyatakan bahwa prestasi adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang memerintah. b) Kecerdasan

Ruber (Syah, 2008:147) menyatakan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Tingkat kecerdasan itu akan menentukan tingkat keberhasilan yang dibuktikan dengan hasil belajarnya yang meningkat.

c) Bakat

(26)

d) Motivasi

Noehi Nasution (Jamarah, 2008:200) menyatakan bahwa motivasi adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

e) Kemampuan Kognitif

Ada 3 kemampuan yang harus dikuasai yaitu persepsi adalah proses mengaitkan pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Mengingat adalah suatu kegiatan bahwa pengetahuan berasal dari masa lampau. Abror (Jamarah, 2008:204) menyatakan bahwa berfikir adalah kelangsungan tanggapan – tanggapan yang disertai sikap pasif dari sobyek yang difikirkan.

b. Faktor Eksternal Siswa 1) Faktor Lingkungan

a) Lingkungan Alam

(27)

dan ingin keluar kelas dan daya serap terhadap belajaranya menjadi lemah yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. b) Lingkungan Sosial dan Budaya

Lingkungan soial dan budaya dari luar sekolah ternyata membawa pengaruh terhadap kehidupan anak di lingkungan sekolah. Pembangunan gedung sekolah yang dekat dengan hiruk pikuk lalulintas, pabrik, dan pasar akan menimbulkan kegaduhan di dalam kelas . Hal itu menyebabkan siswa tidak bisa konsentrasi terhadap pelajaran. Bagi siswa yang tidak dapat konsentrasi terhadap pelajaran maka prestasi belajarnya akan terganggu. 2) Faktor Insturmental (Fungsi)

Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai untuk memperlancar ke arah yang dituju. Diperlukan seperangkat alat kelengkapan berbagai bentuk dan jenis. Semua kelengkapan sekolah itu dapat digunakan sesuai fungsinya masing- masing. Kurikulum dapat dipakai guru dalam merencanakan program pembelajaran. Program sekolah dapat menjadi dasar atau patokan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Sarana dan prasarana digunakan dan dimanfaatkan sebaik – baiknya agar berdayaguna dan berhasil guna bagi proses pembelajaran siswa di sekolah.

a) Kurikulum

(28)

sehingga dapat diukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar siswa. Seorang guru memadatkan sejumlah bahan pelajaran kepada siswa dalam waktu yang sedikit untuk mengejar target kurikulum akan memaksa siswa belajar dengan keras. Padahal bagi siswa yang sudah lelah belajar apabila dipaksa terus belajar maka hasil belajarnya akan cenderung kurang dan mengecewakan. Hal itu karena proses pembelajaran siswa tidak wajar, pemadatan kurikulum tidak menggiring pelaksanaan belajar cepat dan tidak menjamin penguasaan materi bagi siswa. Target kurikulum sering dirasakan sulit bagi siswa karena sistem pendidikan sebelumnya yang kurang baik, oleh karena itu kurikulum dapat mempengaruhi pestasi belajar siswa.

b) Program

(29)

melanggar atau menyimpang akan menghambat keberhasilan program belajar siswa tersebut yang sekaligus dapat berpengaruh pada prestasi belajarnya.

c) Sarana dan Fasilitas

Sarana dan fasilitas memiliki arti penting dalam pendidikan. Syarat membentuk sekolah adalah memiliki ruang kepala sekolah, ruang kelas, dewan guru, perpustakaan, ruang BP, tata usaha, auditorium, dan halaman sekolah. Pemberian fasilitas belajar tersebut supaya belajar siswa menjadi bergairah atau bersemangat sehingga siswa mempunyai peluang untuk berprestasi. Guru harus memiliki buku pegangan dan buku penunjang agar wawasan guru menjadi luas serta guru memerlukan media pembelajaran yang sewaktu – waktu dapat digunakan sesuai dengan metode mengajar yang akan dipakai dalam menyampaikan bahan atau materi pelajaran. Sarana dan fasilitas yang lengkap dan baik dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran di sekolah sehingga masalah dalam belajar dapat

diperkecil. Hasil belajar siswa tentu akan lebih baik. d) Guru

(30)

murid, karena materi pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda. Akibatnya jumlah jam guru mengajar menjadi melebihi ketentuan jam wajib mengajar. Melihat permasalahan itu maka guru dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

C. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah Dasar 1. Pengeretian IPA

Dari segi istilah IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam berarti “ilmu”

tentang “Pengetahuan Alam”. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan

terjemahan dari Bahasa Inggris ”Natural Science” secara singkat

sering disebut “Iscience”. Natural artinya alamiah, berhubungan

dengan alam. Science artinya pengatahuan. Ilmu adalah suatu pengetahuan yang benar, maksudnya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu yaitu rasional dan obyektif. Rasional adalah masuk akal atau logis, diterima dengan akal sehat, sedangkan obyektif yaitu sesuai dengan obyeknya, kenyataan, sesuai dengan pengalaman dan pengamatan melalui pancaindra. Pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Menurut para ahli ada beberapa pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Menurut

Webster’s IPA adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya.

Menurut Purnel’s IPA adalah pengetahuan yang luas yang didapatkan

(31)

dalam bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesis (Iskandar, 2001:2).

2. IPA sebagai Pengembang Sikap Ilmiah

Pengertian sikap dalam pembahasan ini dibatasi pada sikap ilmiah terhadap alam sekitar. Menurut Wynne Harlen (Hendro, 1991:7) menyatakan ada sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada usia anak Sekolah Dasar yaitu sebagai berikut.

a. Sikap ingin tahu

Suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari obyek yang diamatinya.

b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru

Latar belakang sikap ini adalah bahwa jawaban yang diperoleh dari rasa ingin tahu itu tidaklah bersifat mutlak tetapi masih bersifat sementara. Penyebabnya adalah keterbatasan berfikir dan panca indera manusia.

c. Sikap kerjasama

Kerja sama untuk memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Pengetahuan yang dimiliki orang lain itu mungkin lebih banyak, lebih sempurna dibandingkan dengan pengetahuan yang dimilikinya, untuk itu dibutuhkan adanya kerjasama.

(32)

Seorang ilmuan menghabiskan waktu yang lama dan biaya yang besar namun belum tentu memperoleh apa yang ia cari. Para ilmuan tidak putus asa, ia tetap yakin bahwa kegagalan yang ia alami merupakan petunjuk yang berguna bagi para ilmuan lain untuk mengambil hal yang sama.

e. Sikap tidak purba sangka

Obyektifitas dalam menetapkan kebenaran menjadikan orang tidak purba sangka, sehingga anak usia Sekolah Dasar dikembangkan kegiatan eksperimen dan observasi untuk mencari kebenaran itu. f. Sikap mawas diri

Para ilmuan itu menjunjung tinggi kebenaran. Kebenaran itu tidak hanya ditujukan di luar diri namun juga terhadap dirinya sendiri. g. Sikap tanggung jawab

Tanggung jawab adalah sikap yang mulia, sikap ini bisa dilatihkan pada siswa dengan membuat dan melaporkan hasil pegamatan, hasil eksperimen.

h. Berfikir bebas

Obyek merupakan unsur yang mutlak diperlukan karena obyektifitas salah satu kebenaran ilmu, contoh: katakan merah jika bunga Mawar itu merah.

i. Sikap kedisiplinan diri

(33)

menuju tingkah laku yang dikehendaki dan dapat diterima dalam masyarakat (Hendro, 1991:10).

3. IPA sebagai Proses

Proses dalam hal ini adalah proses untuk mendapatkan IPA. IPA didapat dengan metode ilmiah . Menurut Iskandar (2001:4) ada tahapan pengembangan sesuai dengan suatu proses penelitian eksperimen. a. Observasi, merupakan ketrampilan menggunakan semua panca

indra untuk memperoleh data atau informasi.

b. Klasifikasi, ketrampilan mengolah obyek pengamatan atas dasar persamaan dan perbedaan yang dimiliki.

c. Interpretasi, merupakan ketrampilan untuk menafsirkan data.

d. Prediksi, ketrampilan untuk dapat memperkirakan atau meramalkan apa yang akan terjadi berdasarkan kecenderungan atau pola hubungan yang terdapat pada data yang diperoleh.

e. Hipotesis, suatu pernyataan berupa dugaan tentang kenyataan-kenyataan yang terdapat di alam melalui proses pemikiran.

(34)

g. eksperimen adalah benar-benar karena pengaruh variabel yang diteliti.

h. Merencanakan dan melaksanakan penelitian, tahap-tahapnya adalah menetapkan masalah penelitian, menetapkan hipotesis tindakan menetapkan bahan dan alat yang akan digunakan, menetapkan langkah-langkah percobaan serta waktu yang dibutuhkan, dan menetapkan format tabulasi data.

i. Inferensi (menyimpulkan), kemampuan untuk menarik kesimpulan dari data yang dikumpulkan.

j. Aplikasi (menerapkan), suatau penerapan dari ide dan konsep ataupun pengetahuan yang dimiliki siswa ke dalam situasi baru.

k. Komunikasi, keterampilan menyampaikan apa yang ada di dalam pikiran dan perasaan pada orang lain secara lisan atau tulisan.

4. IPA sebagai Produk

(35)

prinsip, dan teori-teori dalam IPA merupakan hasil dari kegiatan analitik.

Fakta adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada atau peristiwa-peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasikan secara obyektif. Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA atau penggabungan antara fakta-fakta yang ada hubungannya. Prinsip adalah generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep IPA. Prinsip IPA bersifat analitik sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari beberapa contoh. Menurut para ahli bahwa prinsip merupakan deskripsi paling tepat tentang obyek atau kejadian. Hukum alam adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun bersifat sementara. Hukum alam itu lebih kekal karena pengujiannya lebih sungguh-sungguh dari pada prinsip. Teori ilmiah adalah kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori ilmiah membantu kita untuk mengalami, memprediksi, dan kadang-kadang mengendalikan gejala alam.

D. Metode Eksperimen

1. Pengertian Metode Eksperimen

(36)

menyatakan bahwa metode eksperimen merupakan kegiatan guru atau siswa mencoba mengerjakan sesuatu dan mengamati proses dan hasil percobaan itu (Dimyati, 1991/1992: 77). Roestyah (2001:80) menyatakan metode eksperimen adalah suatu cara guru mengajar yang mengikutsertakan siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaannya kemudian hasil pengamatannya disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. para ahli, penulis mengartikan metode eksperimen adalah metode yang menghendaki siswa ikut dalam percobaan terhadap suatu hal dan mengamati selama proses berlangsung, menuliskan hasilnya kemudian menyimpulkan hasilnya.

2. Hal- hal yang Diperhatikan dalam Pelaksanaan Eksperimen

Menurut Roestiyah (2001:81) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan eksperimen yaitu sebagai berikut.

(37)

b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan atau hasilnya tidak membahayakan maka kondisi alat yang digunakan harus bersih dan baik.

c. Di dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian dari kebenaran teori yang dipelajari itu.

d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka harus diberi petunjuk yang jelas.

e. Tidak semua masalah dapat dieksperimenkan, karena keterbatasan alat sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

3. Prosedur Pemakaian Metode Eksperimen dalam Pengajaran

Menurut Karo (1984:36) ada beberapa langkah-langkah dalam pemakaian pembelajaran eksperimen yaitu sebagai berikut.

a. Guru menjelaskan tujuan diadakan eksperimen. b. Siswa atau guru menyediakan alat dan bahan.

c. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang urutan langkah-langkah dalam percobaan.

d. Siswa melakukan eksperimen.

(38)

4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen

Menurut Roestiyah (2001:82) ada beberapa kelebihan menggunakan metode eksperimen adalah sebagai berikut.

a. Siswa terlatih mengggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah sehingga tidak mudah percaya pada suatu yang belum pasti kebenarannya, tidak mudah percaya pada kata orang sebelum ia membuktikan kebenarannya.

b. Siswa lebih aktif berbuat dan berfikir.

c. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen disamping memperoleh ilmu pengetahuan juga menemukan pengalaman praktis serta ketrampilan menggunakan alat – alat percobaan. d. Siswa dapat membuktikan sendiri kebenaran suatu teori sehingga

akan mengubah sikap mereka yang tidak masuk akal.

e. Siswa mendapat kesempatan untuk melaksanakan langkah – langkah cara berfikir ilmiah.

Menurut Surakhmad, (1982:113) menyatakan bahwa beberapa kelemahan dari metode eksperimen, yaitu sebagai berikut.

a. Tidak cukupnya alat menyebabkan tidak setiap siswa mendapat kesempatan untuk mengadakan eksperimen.

b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, ia harus menanti untuk dapat melanjutkan pelajaran.

(39)

5. Tujuan Pemakaian Metode Eksperimen

Menurut Dimyati, (1991/1992: 78) ada beberapa tujuan dari pemakaian metode eksperimen yaitu sebagai berikut.

a. Mengajarkan kepada siswa mengenai bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai fakta, informasi, atau data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan terhadap proses eksperimen.

b. Mengajarkan kepada siswa mengenai cara menarik kesimpulan dari fakta yang terdapat pada hasil eksperimen melalui eksperimen yang sama.

c. Melatih siswa merancang, mempersiapkan, melaksanakan, dan melaporkan percobaan.

d. Melatih siswa menggunakan logika induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui percobaan.

E. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Sifat-sifat Cahaya

1. Pengertian Cahaya

(40)

Menurut Max Planck cahaya adalah pancaran energi dalam bentuk paket-paket kecil yang disebut kuanta (Hendro 1992/1993 : 283). Semua benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber cahaya. Sumber cahaya adalah semua benda yang dapat memancarkan cahaya. Sumber cahaya dapat berupa benda pijar atau benda yang memantulkan cahaya. Sumber cahaya dari benda pijar ada dua macam sebagai berikut.

a. Benda pijar alami, misalnya matahari, atau bintang

b. Benda pijar buatan misalnya logam yang dipanaskan hingga berpijar, lilin yang dinyalakan, kawat wolfram dari bolam listrik.

2. Macam-macam Sifat-sifat Cahaya

Cahaya mempunyai sifat dualistis yaitu dapat disebut gelombang karena memiliki sifat-sifat gelombang dan dapat juga disebut partikel. Sifat cahaya yang akan dijelaskan di sini adalah sifat cahaya sebagai gelombang. Sifat-sifat cahaya itu sebagai berikut.

a. Cahaya Merambat Lurus

(41)

b. Cahaya Menembus Benda Bening

Cahaya dapat menembus benda bening itu dapat dilihat ketika sinar matahari itu mengenai kaca jendela rumah. Cahaya itu tetap bisa masuk ke dalam rumah walaupun sudah mengenai kaca jendela. c. Sifat-sifat cahaya apabila mengenai cermin yang berbeda-beda

tergantung jenis cermin

1) Sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar

a) Bayangan benda tegak dan semu. Bayangan semu adalah bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul. b) Besar dan tinggi bayangan sama dengan besar dan tinggi

benda sebenarnya.

c) Jarak benda dengan cermin sama dengan jarak bayangannya.

d) Bagian kiri pada bayangan merupakan bagian kanan pada benda dan bagian kanan pada bayangan merupakan bagian kiri.

2) Sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin cekung

(42)

c) belajar Diperbesar, penulis mengartikan bahwa bayangan itu lebih besar daripada benda aslinya.

Ketika bayangan dijauhkan dari cermin cekung maka akan diperoleh sifat bayangan terbalik dan nyata. Bayangan nyata yaitu dari berkas cahaya itu sendiri.

3) Sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin cembung

a) Bayangan semu b) Tegak

c) Diperkecil, penulis mengartikan bahwa bayangan lebih kecil daripada benda aslinya.

d. Cahaya dapat dibiaskan

Pembiasan dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh sebuah tongkat dimasukkan dalam kolam maka tongkat itu akan kelihatan bengkok, gelas yang berisi air lalu dimasuki sendok atau pensil maka cendok atau pensil itu akan kelihatan bengkok. Pembiasaan terjadi karena cahaya merambat melalui medium yang berbeda kerapatannya maka cahaya akan mengalami pembiasan sehingga benda terlihat bengkok.

e. Cahaya dapat diuraikan

(43)

(2008:123) pelangi merupakan hasil penguraian (dispersi) cahaya matahari. Cahaya matahari itu di uraikan oleh titik-titik air.

3. Kaitan Metode Eksperimen dengan Materi Sifat-sifat Cahaya

Metode eksperimen baik digunakan dalam pembelajaran di SD khususnya pada pembelajaran materi sifat-sifat cahaya ini. Pembelajaran dengan metode eksperimen ini bisa dilakukan dengan cara berkelompok atau individu. Pembelajaran dengan metode eksperimen ini dilakukan dengan berkelmpok. Siswa diharuskan aktif di dalam kelompoknya selama kegiatan eksperimen berlangsung. Siswa mengamati setiap percobaan dan mencatat hasil percobaannya tersebut dalam kelompok. Masing – masing siswa akan termotivasi untuk aktif mendapatkan hasil yang baik dengan mengamati dan mencatat hasil percobaan dengan sungguh – sungguh serta menyimpulkan dari hasil percobaan.

(44)

Penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yang dipadukan dengan alat peraga materi sifat-sifat cahaya dilakukan sesuai langkah-langkah metode eksperimen yang dirinci sebagai berikut

Tabel 2.1.

Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA Materi Sifat-sifat Cahaya

No Langkah-langkah Metode

Eksperimen Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Menyampaikan tujuan pembelajaran

2 Menyediakan alat dan bahan. Guru menyiapkan alat dan bahan eksperimen

Siswa perwakilan mengambil alat dan bahan untuk eksperimen

3 Penjelasan urutan langkah-langkah dalam percobaan.

4 Melakukuan percobaan

Guru mengawasi dan mengamati jalannya proses percobaan

Siswa melakukuan percobaan

(45)

F. Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang memperkuat peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan metode eksperimen adalah penelitian yang dilakukan oleh Samsul Arif. Penelitian ini berjudul Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau Siswa Kelas V SD Negeri Dandanggendis Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar siswa, sehingga prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan tumbuhan hijau dapat meningkat (http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/penerapan-metode-eksperimen-untuk

meningkatkan-hasil-belajar-ipa-pokok-bahasan-tumbuhan-hijau-siswa-kelas-v-sdn-dandanggendis-kecamatan-nguling -kabupaten-pasuruan-samsul-arif-41122.html. diakses 25-03-2011/20.30).

G. Kerangka Pikir

(46)

pembelajaran. Selain itu, siswa dapat saling bekerjasama dalam kelompok untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan terhadap materi yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, diduga penggunaan metode pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA khususnya pada kompetensi dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

H. Hipotesis Tindakan

(47)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, karena penelitian ini dilakukan untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran di kelas. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa calon guru Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar siswa pada Kompetensi Dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya di kelas.

A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini berada di SD Negeri Bangunrejo 1.

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Bangunrejo 1. Jumlah siswa yang diteliti berjumlah 15 siswa, empat siswa yang lain berhalangan hadir ke sekolah.

3. Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA melalui metode eksperimen tentang materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri Bangunrejo 1.

4. Waktu Penelitian

(48)

B. Rencana Tindakan

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut para ahli PTK adalah sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar (Mc Niff dalam Kusumah Wijaya dan Dwitagama Dedi, 2009: 8). Penelitian ini akan dilaksanakan dengan dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 3 jam pelajaran. setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Proses penelitian masing-masing meliputi empat tahap yaitu rencana tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1. Persiapan:

a. Meminta surat izin observasi dari kampus yang diminta dari sekretariat prodi PGSD

b. Peneliti meminta izin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas V SD Negeri Bangunrejo 1 untuk mengadakan penelitian.

c. Mengidentifikasi masalah rendahnya prestasi belajar siswa dalam Kompetensi Dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

d. Mengkaji Kompetensi Dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dan materi pokok yaitu sifat- sifat cahaya.

e. Mempersiapkan sumber belajar yang akan digunakan.

f. Menyusun silabus tentang IPA pada Kompetensi Dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

(49)

h. Membuat Lemba Kerja Siswa (LKS) i. Membuat soal

j. Membuat kunci jawab soal

k. Membuat instrumen pengamatan terhadap kemampuan siswa menggunakan alat peraga pada mata pelajaran IPA mengenai Kompetensi Dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

2. Rencana Tindakan Siklus I a. Rencana Tindakan

Tindakan yang direncanakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mendeskripsikan sifat-sifat cahaya adalah:

1) Setelah ada gambaran kelas, perhatian dan aktifitas siswa maka dilakukan tindakan kelas yaitu dengan menggunakan metode eksperimen.

2) Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. 3) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang setiap kelompok terdiri

dari 5 orang.

4) Siswa mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam kegiatan belajar seperti gelas, sendok makan, air, senter,lilin yang telah disiapkan oleh guru.

5) Setiap kelompok melakukan percobaan pada materi sifat-sifat cahaya yang urutannya sebagai berikut.

a) Cahaya merambat lurus

(50)

c) Cahaya dapat dibiaskan

6) Siswa melakukan percobaan materi mendeskripsikan sifat-sifat cahaya di dalam kelas bersama dengan kelompoknya masing-masing dengan alat dan bahan yang disiapkan guru.

7) Siswa mengerjakan LKS

8) Siswa mengerjakan soal evaluasi yang dibagi oleh guru. b. Pelaksanan Tindakan

Peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan. c. Observasi

Sambil melaksanakan tindakan, peneliti melakukan penilaian terhadap hasil ulangan siswa pada materi mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Penilaian itu dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana perubahan prestasi belajar siswa sebelum menggunakan tindakan dan sesudah menggunakan tindakan. Kegiatan berikutnya adalah pengamatan yaitu untuk memperoleh data tentang ketrampilan dalam menggunakan media pembelajaran siswa yang berkaitan pada materi sifat-sifat cahaya.

d. Refleksi Tindakan

Mencari atau melihat kesulitan atau kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama mengenai materi sifat

(51)

3. Rencana Tindakan Siklus II a. Rencana Tindakan

Tindakan yang direncanakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mendeskripsikan sifat-sifat cahaya adalah:

1) Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. 2) Siswa dibagi menjadi kelompok - kelompok kecil yang setiap

kelompok terdiri dari 3 orang dan ada satu kelompok yang beranggotakan 4 orang.

3) Siswa mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam kegiatan belajar seperti alat semprot air, gelas , air putih, pulpen yang telah disiapkan guru

4) Setiap kelompok melakukan percobaan pada materi sifat-sifat cahaya yang urutannya sebagai berikut.

a) Cahaya dapat dipantulkan b) Cahaya dapat diuraikan

5) Siswa melakukan percobaan pada materi mendeskripsikan sifat-sifat cahaya di luar kelas bersama dengan kelompoknya masing-masing dengan alat dan bahan yang disiapkan guru.

6) Siswa mengerjakan LKS

(52)

b. Pelaksanan Tindakan

Peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan. c. Observasi

Sambil melaksanakan tindakan, peneliti melakukan penilaian terhadap hasil ulangan siswa pada materi mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Penilaian itu dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana perubahan prestasi belajar siswa setelah menggunakan tindakan dengan siklus pertama dibandingkan dengan menggunakan tindakan dengan siklus kedua. Kegiatan selanjutnya yaitu pengamatan siswa terhadap kertampilan menggunakan media pembelajaran pada materi sifat-sifat cahaya.

d. Refleksi Tindakan

(53)

C. Pengumpulan Data dan Instrumen

Tabel 3.1 Pengumpulan Data dan Instrumen

mata pelajaran IPA

yaitu ≥ 70. dikonsultasikan pada dosen pembimbing.

(54)

D. Kisi-kisi Soal dan Rubrik Penilaian Aktivitas

Tabel 3.2 Kisi – kisi Soal Akhir Siklus I

Indikator Bentuk Soal

(55)
(56)

dibiaskan Siswa mampu menyebutkan contoh peristiwa cahaya dapat dibiaskan

PG

(57)

Tabel 3.3 Kisi – kisi Soal Akhir Siklus II

Indikator Bentuk Soal

(58)
(59)

Siswa mampu mendeskripsi kan cahaya dapat diuraikan dan

menyebutkan contohnya

PG

5, 18, 20 19

Siswa mampu menyebutkan contoh cermin datar, cermin cekung, dan cembung

PG

(60)

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa

No

Kelom-pok

Aspek yang dinilai (1-4) Keleng-

Soal evaluasi terlampir.

(61)

E. Analisis Data

Di dalam pengumpulan data diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan yang berupa nilai tes, observasi terhadap aktivitas siswa dan nilai LKS. Teknik ini digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Tes dilaksanakan setiap selesai pembelajaran setiap siklus. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang yang tepat tentang pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Peneliti merencanakan indikator keberhasilan setiap siklusnya sebagai berikut.

Tabel 3.5 Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditetapkan seperti berikut.

memperoleh nilai

(62)

Langkah-langkah analisis 1. Nilai Evaluasi

a. Penyekoran Benar : 1 Salah : 0

b. Menghitung jumlah skor setiap siswa

c. Menghitung skor nilai evaluasi, dengan rumus : Total skor yang diperoleh siswa

Nilai evaluasi = x 100 Skor total

2. Nilai LKS a. Penyekoran

1) LKS cahaya dapat merambat lurus

Nomor 1 = 1 Nomor 3 = 1 Nomor 5 = 3 Nomor 2 = 1 Nomor 4 = 4

2) LKS cahaya dapat menembus benda bening Nomor 1-5 = 5 Nomor 7 = 2 Nomor 6 = 3

3) LKS cahaya dapat dibiaskan Nomor 1 = 4 Nomor 3 = 2 Nomor 2 = 4

4) LKS cahaya dapat dipantulkan

(63)

5) LKS cahaya dapat diuraikan Nomor 1 = 4 Nomor 2 = 4 Nomor 3 = 2

b. Menghitung jumlah skor setiap siswa

c. Menghitung skor nilai LKS, dengan rumus : Total skor yang diperoleh siswa

Skor nilai LKS = x 100

Skor total 3. Nilai pengamatan aktivitas siswa

a. Penyekoran

Kurang = 1 Baik = 3 Cukup = 2 Sangat Baik = 4 a. Menghitung jumlah skor aktivitas setiap siswa b. Menghitung skor nilai aktivitas, dengan rumus :

Total Skor aktivitas siswa Nilai pengamatan aktivitas = x 100

Skor total 4. Nilai Final

Penilaian pada akhir pembelajaran adalah:

nilai LKS + nilai evaluasi + nilai pengamatan aktivitas siswa Nilai akhir =

3

(64)

47 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan ke 1 dan 2

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Pada siklus I pertemuan ke 1 yang dilaksanakan pada hari Senin 18 April 2011. Pada tahap ini siswa diminta untuk mendeskripsikan 3 sifat cahaya yaitu cahaya merambat lurus, cahaya menembus benda bening, cahaya dapat dibiaskan. Pelaksanaan siklus I pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 April 2011. Pada tahap ini siswa diminta mengerjakan soal evaluasi siklus I. Pada pertemuan ke 2 siklus I peneliti mempersiapkan soal evaluasi.

a. Pelaksanaan siklus I pertemuan 1

1) Persiapan dan perencanaan siklus I pertemuan 1

(65)

Apabila materi sudah dipersiapkan maka kegiatan selanjutnya adalah menentukan media yang cocok dengan materi yang akan dibahas. Pada siklus ini siswa akan dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok 4 siswa. Alat peraga yang digunakan yaitu mika, papan karton, slenter, gelas, air dan pena atau pulpen. Alat- alat peraga itu akan dibagikan tiap kelompok. Pada akhir siklus I ini siswa akan mengerjakan soal evaluasi dengan jumlah 20 soal pilihan ganda.

2) Pelaksanaan

(66)

3) Observasi

Pada siklus I pertemuan ke 1 hasilobservasi yang diperoleh yaitu sebagai berikut.

a) Siswa sulit untuk dibagi kelompok.

b) Siswa kurang aktif dalalm kelompok saat percobaan berlangsung.

c) Siswa cenderung bermain-main sendiri saat eksperimen berlangsung.

d) Siswa tergesa-gesa dalam mengerjakan soal LKS. e) Siswa aktif dalam pembahasan soal LKS.

f) Siswa tidak memperhatikan saat guru menjelaskan.

g) Ketepatan dalam menjawab hasil percobaan masih kurang. h) Kelengkapan alat percobaan lengkap, dan ketrampilan melakukan percobaan serta ketepatan melakukan percobaan sudah baik.

4) Refleksi

(67)

percobaan tidak sesuai atau tidak tepat dengan apa yang diujikan sehingga salah. Guru saat membahas soal siswa tidak memperhatikan, ada siswa yang berbicara sendiri dan ada yang bermain atau menggambar di buku. Selain faktor yang tidak baik tadi ada faktor positif yang ada dalam siklus ini yaitu siswa aktif saat dipembahasan soal LKS. Pada perlengkapan alat dan bahan itu sudah baik dan lengkap. Siswa dalam melakukanpercobaan dan ketrampilan dalam percobaan sudah baik meskipun ada beberapa yang masih kurang.

b. Pelaksanaan siklus I pertemuan 2

1) Persiapan dan perencanaan siklus I pertemuan 2

Mengkaji Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pokok, dan indikator yang akan dicapai, dilanjutkan menyusun Silabus, RPP, Kisi-kisi soal, dan soal evaluasi, kunci jawab soal evaluasi.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus I pertemuan 2 ini siswa diharapkan mampu mengerjakan soal evaluasi. Pelaksanaan siklus ini pada hari Selasa tanggal 19 April 2011.

3) Observasi

Pada siklus I pertemuan ke 1 hasil observasi yang diperoleh yaitu sebagai berikut.

(68)

b) Siswa aktif ketika pembahasan soal.

c) Siswa tidak memperhatikan penjelasan dari guru. d) Siswa mengerjakan tergesa-gesa.

4) Refleksi

Siswa pada siklus I pertemuan ke 2 ini siswa mengerjaka soal evaluasi dengan tertib. Siswa mengerjakan soal itu dengan tergesa-gesa. Hal itu disebkan karena soal evaluasi itu dikerjakan sehabis istirahat dan keadaan siswa masih lelah bermain. Siswa saat membahas soal aktif, namun siswa tidak mendengar saat guru menjelaskan materi yang ada pada soal yang siswa masih dirasa sulit.

(69)

Tabel 4.1 Tabulasi Hasil Nilai LKS Siklus I

No Nama Siswa LKS 1 LKS 2 LKS 3

Rata-rata

1 LA 3 10 3 53,33

2 AAM 3 10 3 53,33

3 LBK. 4 7 4 50

4 M S P 4 10 4 60

5 EA 3 10 3 53,33

6 CAN 5 10 10 83,33

7 IH 3 10 3 53,33

8 RH 4 7 4 50

9 REP 4 10 4 60

10 IS 4 7 4 50

11 BAP 4 7 4 50

12 PLS 4 10 4 60

13 EDM. 5 10 10 83,33

14 FCS. 4 10 4 60

(70)

53

Tabel 4.2 Pengamatan Kinerja Siswa SD Negeri Bangunrejo 1 Pada siklus I Materi Sifat-sifat Cahaya Kelas V Semester 2

No Kelompok

Aspek yang dinilai (1-4)

(71)

54

Tabel 4.3 Tabulasi Hasil Nilai Evaluasi Siklus I

No Nama Siswa Nilai Evaluasi

1 LA 50

2 AAM 65

3 LBK. 60

4 M S P 65

5 EA 60

6 CAN 75

7 IH 65

8 RH 50

9 REP 60

10 IS 65

11 BAP 55

12 PLS 70

13 EDM 65

14 FCS 55

(72)

Tabel 4.4 Daftar Nilai Ulangan IPA Kelas V SD Negeri Bangunrejo 1 Pada Siklus I Materi Sifat-sifat Cahaya Semester 2

No Nama Siswa

NilaiAkhir Nilai Final

𝐿𝐾𝑆+𝐾+𝐸

Total Nilai Final 929,51

Rata-rata Nilai 61,96

(73)

Gambar 4.1 Grafik persentase siswa yang lulus KKM dengan siswa tidak lulus KKM pada siklus I.

Grafik di atas menggambarkan 80% siswa tidak lulus KKM, sedangkan 20 % siswa lulus KKM.

2. Pelaksanaan Siklus II pertemuan 1 dan 2

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, pada siklus II pertemuan ke 1 yang dilaksanakan pada hari Senin 25 April 2011. Pada tahap ini siswa diminta untuk mendeskripsikan sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan. Pelaksanaan siklus II pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26 April 2011. Pada tahap ini siswa diminta mengerjakan soal evaluasi siklus II. Pada siklus II pertemuan ke 2 siswa mengerjakan soal evaluasi.

a. Pelaksanaan siklus II pertemuan 1

1) Persiapan dan perencanaan siklus II pertemuan 1

(74)

Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pokok, dan indikator yang akan dicapai, dilanjutkan menyusun Silabus, RPP, LKS, Kisi-kisi soal, mempersiapkan LKS, kunci jawab soal LKS, membuat lembar pengamatan kinerja siswa dalam eksperimen dan menentukan skor pada LKS, kinerja siswa, dan evaluasi pada siklus II. Pada siklus ini yang akan dibahas hanya 2 sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya diuraikan. Apabila materi sudah dipersiapkan maka kegiatan selanjutnya adalah menentukan media yang cocok dengan materi yang akan dibahas. Pada siklus ini siswa akan dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok 3 siswa. Alat peraga yang digunakan yaitu cermin datar, sepion, sendok, cakram warna, alat semprot dan air. Alat- alat peraga itu akan dibagikan tiap kelompok.

2) Pelaksanaan

(75)

3) Observasi

Pada siklus II pertemuan1 hasil observasi yang diperoleh yaitu sebagai berikut.

1) Siswa kelas V mudah dibagi dalam kelompok

2) Siswa dapat bereksperimen bersama anggota kelompok dengan baik.

3) Siswa aktif dalam kegiatan eksperimen

4) Siswa memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru di depan kelas.

5) Siswa mengerjakan soal LKS dan soal evaluasi dengan sungguh-sungguh

6) Siswa aktif berpartisipasi dalam pembahasan soal

7) Kelengkapan alat, ketepatan melakukan percobaan, ketrampilan dalam percobaan, keaktifan serta ketepatan hasil adalah sudah baik.

8) Cuaca mendung, sehingga cahaya matahari tidak kelihatan. 4) Refleksi

(76)

baik tanpa bertanya-tanya berulang kali baik pada kelompok lain atau guru. Siswa dalam mengerjakan soal LKS tidak tergesa-gesa lagi, mereka meneliti kembali pekerjaan mereka sebelum dikumpulkan. Selain aktif dalam kelompok siswa jauga aktif ketika soal dibahas bersama-sama di dalam kelas. Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan materi sifat-sifat cahaya pada silus 2 ini. Kelengkapan alat dan bahan percobaan sudah baik, karena lengkap untuk setiap kelompoknya. Ketepatan dalam melakukan percobaan juga sudah baik, karena seluruh siswa mendengarkan guru tenang langkah-langkah setiap percobaan. Ketrampilan dalam melakukan percobaan siswa sudah baik, karena siswa dapat menggunakan media dengan benar. Ketepatan hasil percobaan siswa sudah baik, karena penggunaan media yang benar dapat memudahkan siswa dalam mengetahui hasil atau apa yang ditanyakan dalam eksperimen. Pada saat percobaan berlangsung cuaca mendung sehingga alat peraga yang digunakan cakram warna.

b. Pelaksanaan siklus II pertemuan ke 2

1) Persiapan dan perencanaan siklus II pertemuan 2

(77)

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus II pertemuan 2 ini siswa diharapkan mampu mengerjakan soal evaluasi. Pelaksanaan siklus ini pada hari Selasa tanggal 26 April 2011.

3) Observasi

Padasiklus II pertemuan ke 2 hasil observasi yang diperoleh yaitu sebagai berikut.

a) Siswa mengerjakan dengan tertib. b) Siswa aktif ketika pembahasan soal.

c) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. d) Siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh. 4) Refleksi

(78)

Tabel 4.5 Tabulasi Hasil Nilai LKS Siklus II

No Nama Siswa LKS 1 LKS 2 Rata-rata

1 LA 100 80 90

2 AAM 70 60 65

3 LBK. 100 80 90

4 M S P 90 20 55

5 EA 100 80 90

6 CAN 100 80 90

7 IH 90 60 75

8 RH 70 60 65

9 REP 90 60 75

10 IS 90 60 75

11 BAP 100 80 90

12 PLS 90 20 55

13 EDM 100 80 90

14 FCS 55 20 55

(79)

62

Tabel 4.6 Pengamatan Kinerja Siswa SD Negeri Bangunrejo 1 Pada Siklus II Materi Sifat-sifat Cahaya Kelas V Semester 2

No Kelompok

Aspek yang dinilai (1-4)

(80)

63

Tabel 4.7 Tabulasi Hasil Nilai Evaluasi Siklus II

No Nama Siswa Evaluasi

1 LA 80

2 AAM 100

3 LBK 80

4 M S P 80

5 EA 65

6 CAN 90

7 IH 95

8 RH 75

9 REP 100

10 IS 95

11 BAP 75

12 PLS 95

13 EDM 95

14 FCS 85

(81)

Tabel 4.8 Daftar Nilai Ulangan IPA Kelas V SD Negeri Bangunrejo 1 Pada Siklus II Materi Sifat-sifat Cahaya Semester 2

No Nama Siswa

Nilai Akhir Nilai Final LKS Kinerja

Total Nilai Final 1228,33

Rata-rata Nilai 81,88

(82)

Gambar 4.2 Grafik persentase jumlah siswa yang lulus KKM dan tidak lulus KKM pada siklus II.

Grafik di atas menggambarkan 86,66% siswa lulus KKM, sedangkan 13,34 % siswa tidak lulus KKM.

B. Pembahasan

(83)

Hasil observasi pada kondisi awal prestasi belajar siswa rendah. Hal ini disebabkan karena metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas monoton, metode yang sering digunakan hanya metode ceramah, dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran, tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Hal itu dapat diketahui pada kondisi awal siswa yang lulus KKM (13,33%) dengan nilai rata-rata 58,9 padahal target penelitian ini berhasil

jika 80% siswa lulus KKM pada materi ini adalah ≥ 70. Peneliti kemudian

(84)

bermain sendiri dengan alat peraga dan siswa tidak memperhatikan petunjuk penggunaan alat peraga, dan ada beberapa alat peraga yang rusak. Pengamatan terhadap ketrampilan siswa ini diperoleh dua kelompok mendapat nilai 3, satu kelompok mendapat nilai 2 dan satu kelompok lagi mendapat nilai 1 sehingga rata-ratanya yaitu 2,25. Ketika percobaan berlangsung siswa tidak semua aktif, ada beberapa anak hanya diam dan melihat dalam kelompoknya tidak ikut aktif dalam percobaan, sehinggga keaktifan siswa dalam melakukan percobaan menjadi rendah. Keaktifan siswa dalam percobaan ini diperoleh tiga kelompok siswa yang mendapat nilai 2 dan satu kelompok mendapat nilai 1 sehingga rata-ratanya yaitu 1,75. Siswa masih belum sungugh-sungguh dalam melakukan percobaan, ada beberapa anak yang masih bergurau tidak memperhatikan petunjuk serta kurang aktif. Beberapa faktor itu yang menyebabkan hasil percobaan banyak yang belum tepat. Pada ketepatan hasil ini diamati satu kelompok mendapat nilai 3 dan tiga kelompok lainnya mendapatkan nilai 2, sehingga nilai rata-ratanya 2,25. Kelengkapan alat percobaan siswa, setiap kelompok sudah membawa alat percobaan lengkap sehingga nilai rata-ratanya adalah 4. Pada siklus I ini diamati nilai rata-rata kinerja dari semua kelompok yaitu 65. Sebab belum mencapai jumlah target 80% siswa lulus KKM pada siklus I maka peneliti melanjutkan untuk melakukan siklus II.

(85)
(86)

membawa alat percobaan lengkap sehingga nilai rata-ratanya adalah 4. Pada siklus II ini diamati nilai rata-rata kinerja dari semua kelompok yaitu 83. Pada siklus II ini kinerja siswa meningkat, dibanding dengan siklus I. Pada siklus II target 80% siswa lulus KKM dapat tercapai, hal itu terbukti bahwa siswa yang lulus KKM pada siklus II mencapai 86,66% dengan nilai rata-rata siswa 81,88.

Berikut ini adalah tabel peningkatan prestasi belajar siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dengan metode eksperimen.

Tabel 4.9 Peningkatan Prestasi Belajar Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II dengan Metode Eksperimen

(87)

70 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilaksanakan dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari 2 siklus. Siklus I dilaksanakan 2 pertemuan. Di dalam proses pembelajarannya tiap siklus materinya berbeda namun masih dalam satu Kompetensi Dasar yaitu mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Kesimpulan yang dapat peneliti ambil dari pembelajaran materi mendeskripsikan sifat-sifat cahaya adalah sebagai berikut.

Penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi sifat-sifat cahaya kelas V SD Negeri Bangunrejo 1.

Peningkatan itu dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa. Pada saat pra siklus siswa yang lulus KKM (13,33%) dengan nilai rata-rata 58,90 meningkat pada siklus I siswa yang lulus KKM (20%) dengan nilai rata-rata 61,96. Peningkatan pada sikus I ini belum dapat mencapai target yang diinginkan karena belum mencapai nilai KKM, kemudian dilakukan siklus II. Pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh siswa meningkat 86,66% lulus KKM dengan nilai rata-rata siswa 81,88.

B. Saran

(88)

1. Bagi guru

a. Sebaiknya guru menggunakan metode eksperimen, dalam pembelajaran IPA SD kelas V semester 2 khususnya pada materi sifat-sifat cahaya.

b. Sebaiknya guru menjelaskan langkah-langkahnya apabila guru menggunakan metode ini, supaya siswa dapat bereksperimen dengan lancar tanpa ada perasaan bingung tentang apa yang akan dieksperimenkan.

c. Sebaiknya guru menggunakan metode eksperimen, karena metode ini dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran di sekolah.

2. Bagi Sekolah

Sekolah sebaiknya mendukung pelaksanaan metode pembelajaran eksperimen yang ada di sekolah tersebut dengan menyediakan alat-alat yang dibutuhkan dalam suatu eksperimen tertentu.

3. Bagi Peneliti

(89)

72 Daftar Pustaka

Azmiyawati Khoiril, Omegawati Hadi Wigati dan Kusumawati Rohana. 2008.

IPA Salingtemas Untuk Kelas 5 SD/ MI. Jakarta: Debdikbud

Darmodjo,Hendro dan Jenny Kaligis R.E. 1991/1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Debdiknas

Darmodjo,Hendro. 1992/1993. Pendidikan IPA I. Jakarta: Debdiknas

Dimyati, Muh dan Moedjiono.1991/1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Djamarah,S. Bahri 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta

Hikmah, Lutfatun. 2007. Pengaruh Orang tua Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Pada SD Negeri 1 Purwa Negara

Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas. Sekripsi

Disertasi Tidak Diterbitkan. Purwokerto.

Iskandar, M. Srini. 2000. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV Maulana

Karo, S. Ulihbukit dkk. 1984. Metodologi Pengajaran. Salatiga: CV Saudara Kusumah,Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: PT Indeks.

Muharom Aris dan Rosita Wati. 2008. Sengang Ilmu Pengetahuan Alam Untuk

SD Kelas V. Debdiknas : Jakarta

Nurgiantoro, Burhan. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta. BPFE

Sulistianto, Heri dan Edy Wiyono. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD

dan MI Kelas V. Jakarta: Debdiknas

(90)

Admin. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli http://belajar psikologi.com/ pengertian-belajar-menurut ahli//2011/11/.html/ (diakses 23 / 02 /2011 / 04.50)

Arif, Samsul. 2009. Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau Siswa Kelas V SDN

Dandanggendis Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan

http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/penerapan- metode-eksperimen-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-ipa-pokok-bahasan- tumbuhan-hijau-siswa-kelas-v-sdn-dandanggendis-kecamatan-nguling-kabupaten-pasuruan-samsul-arif-41122.html.( diakses 25-03-2011/20.30). Carapedia.com. Pengertian dan Definisi Belajar Menurut Para Ahli

.http://carapedia.com/pengertian_definisi_belajar_menurut_para_ahli_info 499.html (diakses 23/02/2011/04.00)

Hurrohman, Fat. Pengertian Metode Demonstrasi dan Eksperimen.

http://udhiexz.wordpress.com/2008/08/08/metode-demonstrasi-dan-eksperimen. (diakses16-03-2011/14.30)

(91)

74

(92)

75

Lampiran 1

(93)

76 SILABUS

Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran (4 x pertemuan)

Kompetensi Dasar

Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

(94)

d. Apersepsi tentang

(95)
(96)

e.Setiap kelompok melakukan percobaan pada materi sifat-sifat cahaya pada pelajaran IPA SD Negeri Bangunrejo 1 kelas V smester 2 di kelas. f.Kegiatan itu mengacu

pada sifat-sifat cahaya yang urutannya sebagai berikut. 1) Cahaya merambat

lurus

(97)

benda bening 3) Cahaya dapat

dibiaskan 4) Cahaya dapat

dipantulkan 5) Cahaya dapat

uraikan

g. Siswa mencatat hasil percobaan yang dilakukan dalam LKS yang dibagikan guru secara berkelompok 3.Kegiatan Akhir

(98)

materi b. Refleksi

(99)

Lampiran 2

(100)

Pertemuan 1

Satuan Pendidikan : SD Negeri Bangunrejo 1

Kelas : V ( Lima )

Semester : II ( Dua )

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan

Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat satu karya atau model.

B. Kompetensi Dasar

6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Siswa mampu menjelaskan pengertian cahaya.

2. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian sifat cahaya merambat lurus. 3. Siswa mampu menyebutkan 2 contoh peristiwa cahaya merambat lurus. 4. Siswa mampu mendeskripsikan cahaya menembus benda bening. 5. Siswa mampu menjelaskan pengertian benda bening.

6. Siswa mampu menyebutkan 2 contoh peristiwa cahaya menembus benda bening.

(101)

D. Metode Pembelajaran Metode eksperimen

E. Sub Materi Pokok Pembelajaran 6. Sifat - sifat cahaya

1) Cahaya dapat merambat lurus 2) Cahaya menembus benda bening 3) Cahaya dapat dibiaskan

F. Langkah –langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama 1. Kegiatan Awal

a. Memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan membuat peta konsep.

c. Menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

d. Apersepsi tentang sifat-sifat cahaya. 2. Kegiatan Inti

a. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4 orang.

Gambar

Gambar 4.2.  Grafik  Presentase  Siswa  yang  Lulus  KKM dengan Siswa
Tabel 2.1.
Tabel 3.1 Pengumpulan Data dan Instrumen
Tabel 3.2 Kisi – kisi Soal  Akhir Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dan kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.. Semoga skripsi

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengambil kasus asuhan kebidanan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum pada Ny.A umur kehamilan 10

Secara pengukuran, depresi fluks neutron termal karena penyisipan elemen bakar uji silisida ditentukan sebagai perubahan antara fluks neutron termal pada kondisi awal (  th0)

Batasan pada penelitian ini terletak pada penelitian pengaruh kualitas layanan dan kemudahan penggunaan terhadap kepuasan pelanggan dan informasi lisan pada

Indikator asam basa merupakan suatu asam atau basa organik lemah yang mempunyai warna yang berbeda pada keadaan terdisosiasi maupun tidak.Karena digunakan dalam

Sasaran dalam asuhan comtinue of care ini adalah Ny “M” GII P10001 32 minggu dengan Kurang Energi Kronis di BPM Minarti Amd.Keb Desa Trawasan Kecamatan Sumobito

Penelitian lanjutan tersebut juga bermanfaat untuk mengetahui apakah pola ketergantungan untuk semua larutan asam berbentuk sama dengan pola ketergantungan pada larutan

Aliran bit dan rekonstruksi sinyal ucapan menghasilkan sinyal rekonstruksi yang paling buruk pada kondisi kanal AWGN dengan SNR = 10 dB (plot hasil rekonstruksi