• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Internet competitive learning, and information technology capability on e-

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Internet competitive learning, and information technology capability on e-"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Peerawat Chailom dan Sirilak Kaiwinit (2011) ini berjudul “The effects of social network, Internet dissemination, Internet competitive learning, and information technology capability on

e-marketing strategy and success of e-commerce business in Thailand”. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk menguji efek dari strategi e-marketing pada keberhasilan bisnis e-commerce di Thailand. Studi ini menggunakan jejaring sosial, penyebaran Internet, pembelajaran kompetitif Internet, dan teknologi informasi sebagai media. Selain itu, lingkungan yang kompetitif dan penerimaan pelanggan adalah variabel penelitian. Data dikumpulkan dari bisnis e-commerce di Thailand. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi

e-marketing memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keberhasilan

e-commerce. Selain itu, pembelajaran kompetitif Internet dan kemampuan

teknologi informasi memiliki efek positif pada strategi e-marketing. Untuk efek moderasi, penerimaan pelanggan memiliki pengaruh positif yang signifikan secara statistik pada hubungan.

Kaitan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang Penulis lakukan kali ini adalah sama-sama meneliti hal mengenai pemasaran bisnis melalui Internet. Perbedaannya adalah lokasi penelitian dan fokus penelitian.

(2)

12

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Jing, Chatchai Pitsaphol, dan Rizwan Shabbir (2014). Penelitian ini berjudul The Influence of Brand Awareness, Brand Image and

Perceived Quality on Brand Loyalty: A Case Study of OPPO Brand in Thailand. Penelitian

ini bertujuan untuk memastikan bahwa untuk membangun brand loyalty yang kuat terhadap suatu produk, dibutuhkan brand awareness, perceived quality dan brand image yang kuat juga. Objek penelitian yang dijadikan studi kasus dalam penelitian ini adalah merek telepon pintar OPPO dengan target pasar adalah masyarakat Thailand. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode convenience sampling dengan jumlah 200 responden di mana seluruh responden merupakan masyarakat Thailand yang menggunakan telepon pintar OPPO. Data dikumpulkan dalam jangka waktu 2 bulan, yaitu bulan Januari hingga Februari 2012. Data diolah dengan menggunakan SPSS Ver.17. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa brand awareness, perceived quality dan brand image berhubungan dan berpengaruh terhadap brand loyalty suatu produk. Sehingga, investor dan pelaku pasar sebaiknya mempertimbangkan untuk membangun citra merek yang kuat di mata masyarakat.

Kaitan antara penelitian ini dengan penelitian yang Penulis lakukan kali ini adalah sama-sama membahas mengenai brand awareness suatu produk. Perbedaannya terletak pada produk yang diteliti, lokasi penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian.

Selanjutnya, penelitian mengenai brand awareness dilakukan oleh Yuniska Hari Pramitadewi (2009) dengan judul Pengukuran Kesadaran Merek (Brand Awareness) pada

Produk Madurasa PT Air Mancur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah merek

Madurasa telah menjadi top of mind, dan untuk mengetahui cara mengukur kesadaran merek

(brand awareness), yang didasarkan pada tingkatan top of mind, brand recall, brand

(3)

13

survei, di mana populasi yang digunakan adalah masyarakat Solo yang dibagi menjadi lima Kecamatan yaitu: Kecamatan Jebres, Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Laweyan, Kecamatan Pasar Kliwon dan Kecamatan Serengan. Sampel dari penelitian ini sebanyak 100 orang responden dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode non

probability sampling yaitu convenience sampling. Sumber data yang digunakan adalah

sumber data primer dan sekunder, sedangkan metode pengumpulan datanya adalah dengan menggunakan kuesioner dengan analisis pembahasan yang bersifat deskriptif yang berupa frekuensi, presentase, diagram dan tabel.

Berdasarkan penelitian ini menunjukan bahwa merek Madurasa telah menjadi top of

mind yaitu sebanyak 81%. dari perhitungan analisis elemen Brand Awareness didapatkan

merek Madurasa menempati posisi Top of Mind (81%), dan madu dengan merek Nusantara menempati posisi pertama pada analisis Brand Recall (57%), pada analisis Brand

Recognition didapatkan sebanyak 18% responden perlu diingatkan akan keberadaan merek

Madurasa, dan pada analisis Unaware of Brand ditemukan 1% responden yang tidak mengenal sama sekali merek Madurasa.

Kesimpulan yang dapat dikemukakan di dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran merek PT Air Mancur dengan produk Madurasa, perusahaan harus berusaha mempertahankan posisi top of mind dengan jalan melakukan pengulangan untuk meningkatkan ingatan konsumen melalui berbagai kegiatan promosi seperti: iklan, sponsor, pameran dan lain-lain.

Kaitan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang Penulis lakukan kali ini adalah sama-sama meneliti mengenai kesadaran merek atau brand awareness. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian dan objek yang diteliti.

(4)

14

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Ridha Januarti (2014) berjudul Analisis

SOSTAC Internet Marketing Web Portal UZone di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Penelitian ini adalah studi penelitian mengenai strategi Internet marketing dan situs jejaring sosial web portal UZone di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan berdasarkan analisis model perencanaan SOSTAC. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pengolahan data secara deskriptif dan menggunakan wawancara semi terstruktur. Analisis penelitian ini menggunakan analisis SOSTAC (Situation, Objective,

Strategy, Tactic, Action dan Control) komunikasi pemasaran melalui Internet marketing web

portal UZone dan situs jejaring sosial yang terdiri dari Facebook (fan pages) dan Twitter.

Hasil yang dicapai dengan analisis SOSTAC ini mengungkapkan bahwa strategi komunikasi pemasaran pada web portal UZone dan situs jejaring sosial masih belum sesuai dengan SOSTAC yang sebenarnya. Pada situs jejaring sosial hanya pada level control yang masih belum sesuai dengan SOSTAC yang sebenarnya.

Kaitan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang Penulis lakukan kali ini adalah sama-sama menganalisis pemasaran melalu media Internet. Perbedaannya dengan penelitian kali ini adalah objek atau perusahaan yang diteliti serta teknik analisis yang digunakan.

1.2Tinjauan mengenai Strategi

Menurut Pearce dan Robinson (2008: 20), strategi adalah „rencana main‟ suatu perusahaan. Strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan dan di mana dia harus bersaing menghadapi lawan dan dengan maksud dan tujuan untuk apa.

(5)

15

Sedangkan menurut Lynch seperti yang dikutip oleh Wibisono (2006: 50-51), strategi perusahaan merupakan pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama atau kebijakan perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam sebuah pernyataan yang saling mengikat. Strategi perusahaan biasanya berkaitan dengan prinsip-prinsip secara umum untuk mencapai misi yang dicanangkan perusahaan, serta bagaimana perusahaan memilih jalur yang spesifik untuk mencapai misi tersebut.

Menurut Morissey (2010: 45), strategi adalah proses untuk menentukan arah yang harus dituju oleh perusahaan agar misinya tercapai dan sebagai daya dorong yang akan membantu perusahaan dalam menentukan produk, jasa, dan pasarnya di masa depan.

1.3Tinjauan mengenai Merek

Menurut UU Merek Nomor 15 Tahun 2001, merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, angka, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Sedangkan menurut American Marketing Association dalam Rangkuti (2002:2) definisi merek adalah nama, istilah, tanda simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan pemberian merek adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang ditawarkan/dihasilkan sehingga berbeda dengan produk yang dihasilkan oleh pesaing.

Menurut Durianto (2004:2), merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Lebih jauh lagi merek merupakan nilai tangible dan intangible yang terwakili dalam sebuah merek dengan sebuah merek dagang (trade mark) yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh

(6)

16

tersendiri di pasar bila dikelola dengan tepat. Merek lebih dari sekedar jaminan kualitas karena di dalam merek tercakup enam pengertian berikut ini:

1. Atribut produk. Seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain, dan lain-lain.

2. Manfaat. Meskipun merek membawa sejumlah atribut, yang diinginkan konsumen adalah manfaat dari produk tersebut. Dalam hal ini atribut merek diberikan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional atau manfaat emosional. Sebagai gambaran, atribut ”mahal” cenderung diterjemahkan sebagai manfaat emosional. 3. Nilai. Merek juga menyatakan tentang nilai produsen. Mercedes menyatakan

produk yang berkinerja tinggi, aman, bergengsi, dan sebagainya. 4. Budaya. Merek juga mencerminkan budaya tertentu.

5. Kepribadian. Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Sering kali produk tertentu menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk mendongkrak atau menopang merek produknya.

6. Pemakai. Merek menunjukan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.

Menurut Philip Kotler dalam Rangkuti (2002:35), pengertian merek (brand) adalah sebagai a name, term, sign, symbol, or design or combination of them, intended to identify

the good or service of one seller of groupdifferentiate them from those of competitor”.

Sedangkan menurut David A. Aaker dalam Rangkuti (2002:36) merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasikan barang atau jasa yang yang dihasilkan oleh kompetitor. Kemudian ditambahkan pula oleh William J. Staton dalam Rangkuti (2002:36) bahwa merek

(7)

17

adalah nama, istilah, simbol, atau desain khusus atas beberapa kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang unntuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual.

1.4Tinjauan mengenai Brand Awareness

Menurut Durianto (2004: 54), brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali dan mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk. Dalam hal ini tentunya bisa meliputi nama, gambar, logo, serta slogan tertentu yang digunakan para pelaku pemasar untuk mempromosikan produk-produknya. Bisa dikatakan, brand awareness menjadi salah satu faktor penting yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk memperkuat merek produknya. Sebab apabila semakin banyak konsumen yang mengingat merek suatu produk, maka semakin besar pula intensitas pembelian yang akan mereka lakukan.

Menurut Aaker (1991: 184), brand awareness adalah “the ability of potential buyer to

recognize or recall that a brand is a member of certain product category.” Kemudian, David

Aaker mendefinisikan brand awareness menjadi 4 tingkatan, yaitu: Gambar 2.1

Brand Awareness Pyramid

(8)

18

a. Unaware of a brand. Pada tahap awal, konsumen sama sekali tidak mengetahui atau tidak

pernah mendengar adanya merek itu. Sebagai contoh, konsumen kemungkinan tidak mengetahui bahwa ada ponsel bermerek IMC atau HTC.

b. Brand recognition. Pada tahap ini, para konsumen sudah bisa mengidentifikasi merek

yang disebutkan setelah ada orang lain yang menyebutkan merek tersebut. Sebagai contoh dalam produk sabun mandi, konsumen baru ingat akan adanya merek Dove setelah orang lain menyebutkan merek tersebut.

c. Brand recall atau mengingatkan kembali. Kesadaran merek langsung muncul di benak

para konsumen setelah merek tertentu disebutkan. Berbeda dengan recognition yang membutuhkan alat bantu, brand recall hanya membutuhkan pengulangan atau penyebutan ulang merek sejenis untuk mengingat merek produk. Sebagai contoh adalah merek Yamaha untuk produk sepeda motor.

d. Top of mind atau puncak. Tingkat ini adalah tingkatan tertinggi dimana merek tertentu

telah mendominasi benak para konsumen. Merek tersebut akan muncul di benak konsumen ketika kategori produk tersebut diberikan. Sebagai contoh adalah merek Aqua ketika kategori air mineral disebutkan.

1.5Tinjauan mengenai Digital Marketing

Menurut Coviello (1995: 29), digital marketing adalah penggunaan Internet dan penggunaan teknologi interaktif lain untuk membuat dan menghubungkan dialog antara perusahaan dan konsumen yang telah teridentifikasi. Mereka juga berpendapat bahwa

(9)

19

Menurut Sanjaya & Josua Tarigan (2009:47), digital marketing adalah kegiatan

marketing yang termasuk branding yang menggunakan berbagai media berbasis web seperti

blog, website, e-mail, ad words, ataupun jejaring sosial.

Konsep digital marketing (pemasaran digital) adalah media digital untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen temasuk melalui Internet, radio, televisi,

mobile phone, dan lain-lain. Produk disini bermacam-macam. Produk yang dimaksud di sini

adalah barang ataupun jasa yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen. Ada tiga konsep digital marketing, yaitu content marketing, search engine marketing dan social media

strategy.

Content marketing adalah sebuah cara menjangkau, menjalin hubungan dan

mempertahankan pelanggan lewat konten-konten yang berbasis kepentingan pelanggan.

Search engine marketing (SEM) adalah sebuah cara mencari informasi produk melalui

search engine atau mesin pencari dengan mengetikkan kata atau produk yang akan dibeli.

Sedangkan social media strategy adalah sebuah cara memasarkan produk melalui media sosial, seperti blog, Facebook, Twitter, dan lain-lain.

Referensi

Dokumen terkait

Kelengkapan Dokumen penunjang ISO Tidak Sesuai Dokumen Monitoring SM, Uraian Tugas, Daftar Rekaman Mutu, Daftar Peluang Resiko & Monitoring RKT belum di update.

Mengembangkan media secara sederhana yang aman, murah, dan mudah dibuat adalah salah satu media yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan anak dan pengembangan

Ide dasar teori ini sangat relevan dengan penelitian peneliti yang menggambarkan tentang penggunaan simbol oleh komunitas Tanah Aksara dalam interaksi sosial, yang

Adalah pendapatan yang diperoleh Pelaku Usaha Pergadaian atas penyaluran pinjaman berbasis hukum fidusia yang diberikan oleh Perusahaan Pergadaian Swasta kepada nasabah

Menurut Goenadhi (2011) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan

Penanganan yang dilakukan juga terdapat kendala-kendala yang bisa menghambat tujuan tersebut, baik yang berasal dari anak jalanan, orang tuanya, serta dari

Faktor penyebab produk cacat Dek yang ada di Mondrian, antara lain kurangnya pengawasan dari pihak perusahaan sehingga dalam bekerja operator kurang memperhatikan hal kebersihan

Pada kondisi bergerak, prosedur tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan connection baik dalam sesama sistem WCDMA pada frekuensi yang sama melalui intra frequency