• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI BARAT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 30/05/76 Th.X, 4 Mei 2016

INDEKS

TENDENSI

KONSUMEN

SULAWESI

BARAT

TRIWULANITAHUN2016

A. Penjelasan Umum

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang. ITK <100 menunjukkan kondisi ekonomi konsumen mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya; =100 menunjukkan kondisi ekonomi konsumen sama dengan triwulan sebelumnya sedangkan >100 kondisi ekonomi konsumen lebih baik dari triwulan sebelumnya.

Jumlah sampel STK di Provinsi Sulawesi Barat sebanyak 120 rumah tangga sebagai responden yang tersebar di semua kabupaten di Sulawesi Barat. Responden STK mulai triwulan I tahun 2015 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan. Pemilihan sampel secara panel antar triwulan dimaksudkan agar diperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen dari waktu ke waktu. Pada triwulan I tahun 2015 juga telah dilakukan penyempurnaan baik kuesioner maupun metode penghitungan indeksnya.

B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan I Tahun 2016

 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Sulawesi Barat pada triwulan I tahun 2016 sebesar 105,58, artinya kondisi ekonomi konsumen meningkat dari triwulan sebelumnya. Membaiknya kondisi ekonomi konsumen terutama karena tidak adanya pengaruh inflasi terhadap konsumsi rumah tangga (nilai indeks 107,37).

 Jika dibandingkan dengan provinsi lain di Sulampua, perolehan ITK Sulawesi Barat berada pada urutan ke-3. ITK tertinggi sebesar 109,96 di Provinsi Maluku dan terendah terjadi Provinsi Sulawesi Utara 96,08.

 Posisi ITK Sulawesi Barat berada di atas capaian nasional yang sebesar 102,89.

C. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan II Tahun 2016

 Optimisme konsumen di Sulawesi Barat pada triwulan II tahun 2016 dalam menyongsong perekonomian diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 2,13 poin menjadi 107,71.

 Optimisme konsumen Sulawesi Barat dalam menyambut kondisi perekonomian triwulan II tahun 2016 berada pada urutan kelima se Sulampua. Perkiraan tendensi konsumen tertinggi di Provinsi Maluku (nilai indeks 115,53) dan terendah di Provinsi Papua (nilai indeks 100,97).

(2)

1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan I Tahun 2015

Indeks tendensi konsumen (ITK) merupakan indeks komposit persepsi rumah tangga yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen dan perilaku konsumsen terhadap situasi perekonomian pada trwulan berjalan. ITK dibentuk dari beberapa variabel diantaranya adalah pendapatan rumah tangga, pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan dan tingkat konsumsi makanan dan non makanan.

Memasuki triwulan I tahun 2016 terlihat bahwa konsumen Sulawesi Barat tetap optimis menghadapi perkeonomian Sulawesi Barat. Hal ini tercermin dari realisasi ITK sebesar 105,58. Kondisi ini sedikit mengalami penurunan jika dibanding dengan triwulan IV tahun 2015 (nilai indeks 109,15). Penurunan optimisme perekonomian dari sudut pandang konsumen pada triwulan ini dikarenakan oleh penurunan pendapatan dan tingkat konsumsi rumah tangga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Menurunnya pendapatan dan konsumsi rumah tangga pada triwulan I tahun 2016 disebabkan tidak adanya momen natal dan akhir tahun seperti pada triwulan IV tahun 2015. Pegawai/karyawan umumnya mendapatkan tambahan pendapatan berupa tunjangan pada triwulan IV tahun 2015 tersebut. Di sisi lain konsumsi rumah tangga terhadap beberapa komoditi makanan dan non makanan juga lebih banyak pada triwulan yang lalu karena perayaan tersebut. Pada triwulan ini konsumsi rumah tangga lebih banyak untuk keperluan makanan berupa bahan makanan maupun makanan jadi daripada nonmakanan.

Tabel 1

Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV Tahun 2015 dan Triwulan I Tahun 2016 Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk Trw IV Tahun

2015

Trw I Tahun 2016

(1) (2) (3)

Pendapatan rumah tangga 109,41 104,03

Pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi 107,91 107,37

Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan non makanan 110,08 107,01

Indeks Tendensi Konsumen 109,15 105,58

Optimisme konsumen Sulawesi Barat terhadap kondisi perekonomian Sulawesi Barat pada triwulan I tahun 2016, ditopang oleh tidak adanya pengaruh inflasi terhadap konsumsi rumah tangga dengan nilai indeks 107,37. Deflasi terjadi di Kota Mamuju sepanjang triwulan I, sehingga kondisi tersebut tidak berpengaruh terhadap penurunan pengeluaran konsumsi rumah tangga secara keseluruhan. Aktivitas

(3)

ekonomi pada triwulan I tahun 2016 belum banyak bergerak, sehingga indeks pendapatan rumah tangga bernilai 104,03 dengan optimisme yang lebih rendah dibandingkan triwulan IV tahun 2015. Selain itu pertanian tanaman padi sawah terjadi pergeseran pola panen raya ke Bulan April-Mei yang turut mempengaruhi pendapatan penduduk pada triwulan ini. Pada triwulan I tahun 2016 tidak ada faktor penggerak yang akan meningkatkan konsumsi seperti hari raya, liburan, atau perayaan lainnya sehingga konsumsi pada triwulan ini relatif lebih rendah dibandingkan triwulan IV tahun 2015 dimana pada triwulan tersebut terdapat perayaan natal, tahun baru, dan liburan. Situasi/kondisi persepsi perekonomian konsumen Sulawesi Barat tergambar pada Tabel 1.

Optimisme konsumen terhadap kinerja perekonomian triwulan I tahun 2016 tidak hanya tergambar di Sulawesi Barat. Ada enam provinsi lainnya yang ada di Kawasan Sulampua juga memiliki optimisme terhadap kinerja perekonomian daerah. Selebihnya ada sebanyak tiga provinsi yang pesimis. Provinsi dengan tingkat optimisme yang paling tinggi adalah Maluku dengan indeks sebesar 109,96. Sedangkan konsumen Sulawesi Utara memiliki tingkat optimisme yang paling rendah sebesar 96,08. Jika dibandingkan dengan ITK nasional, terdapat tiga provinsi yang berada di atas nasional (nilai indeks 102,89), sedangkan tujuh daerah lainnya berada di bawah rata-rata nasional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan I Tahun 2016 di Kawasan Sulampua dan Nasional

2. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan II Tahun 2016

Konsumen di Sulawesi Barat dalam menyongsong perekonomian pada triwulan II tahun 2016 terlihat sangat optimis (nilai indeks 107,71). Kondisi ini menunjukkan jika konsumen yakin akan mengalami peningkatan perkonomian pada triwulan II tahun 2016. Tingkat optimis konsumen ini lebih tinggi dari optimisme konsumen pada triwulan IV tahun 2015 yang memprediksi perbaikan konsumen pada triwulan I tahun 2016 yang sebesar 102,46.

96.08 107.58 101.91 100.57 101.14 105.58 109.96 100.45 98.53 99.78 85 90 95 100 105 110

Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar Maluku Malut Papua Barat Papua

Sulampua 102,16 Indonesia 102,89

(4)

Optimisme konsumen yang cukup tinggi untuk melakoni aktivitas perekonomian mereka pada triwulan II tahun 2016 mendatang tercermin dari adanya keyakinan akan adanya peningkatan pendapatan rumah tangga pada triwulan mendatang (nilai indeks 111,22). Peningkatan pendapatan rumah tangga ini antara lain dapat dikaitkan dengan adanya pembayaran gaji ke-13 beberapa instansi pemerintah dan adanya panen raya sekitar Bulan April. Dengan peningkatan pendapatan tersebut, memicu konsumen di Sulawesi Barat untuk berencana melakukan pembelian barang tahan lama (TV, VCD/DVD player, Radio, Tape/Compo, Komputer, Hp, mebelair, kompor/tabung gas, kulkas, mesin cuci, oven/microwave, AC, perhiasan berharga, kendaraan bermotor, mengadakan pesta/hajatan maupun rekreasi) dengan nilai indeks 101,56. Perkiraan ekonomi konsumen Sulawesi Barat triwulan II tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Perkiraan dan Realisasi Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Tahun 2016, dan Perkiraan ITK Triwulan II Tahun 2016 menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk Trw I Tahun 2016 Trw II Tahun 2016

(1) (2) (3)

Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang 106,42 111,22

Rencana Pembelian Barang Tahan Lama, Kegiatan Pesta/Hajatan,

dan Rekreasi 95,49 101,56

Perkiraan*) Indeks Tendensi Konsumen 102,46 107,71

Realisasi Indeks Tendensi Konsumen 105,58 XX

Membaiknya kondisi perekonomian pada triwulan II tahun 2016 tidak hanya diyakini oleh konsumen Sulawesi Barat. Konsumen di Kawasan Sulampua terlihat sangat optimis dalam perekonomian di triwulan II tahun 2016 ini. Diperkirakan bahwa konsumen Maluku memiliki tingkat optimisme yang paling tinggi pada triwulan II sebesar 115,53. Kondisi ini diatas perkiraan rata nasional yang sebesar 106,56 dan rata-rata sulampua sebesar 107,20.

Menyambut perekonomian triwulan II tahun 2016, mayoritas provinsi di Sulampua merasa lebih optimis dibanding rata-rata nasional yaitu sebanyak enam provinsi. Sedangkan empat provinsi lainnya berada di bawah nasional dengan kisaran 100,97 – 105,27. Perkiraan ITK terendah di Provinsi Papua.

(5)

Tabel 3

Perkiraan Capaian ITK Provinsi se Sulawesi Triwulan II Tahun 2016 mendatang menurut Variabel Pembentuknya

Provinsi Perkiraan Pendapatan Rumah Tangga Mendatang Rencana Pembelian Barang-Barang Tahan Lama Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (1) (2) (3) (4) Maluku 112,03 121,67 115,53 Gorontalo 117,99 98,55 110,93 Sulawesi Utara 104,40 119,85 110,02 Sulawesi Tengah 111,12 104,41 108,69 Sulawesi Barat 111,22 101,56 107,71 Sulawesi Selatan 105,86 110,65 107,60 Maluku Utara 103,08 109,12 105,27 Papua Barat 108,06 97,04 104,06 Sulawesi Tenggara 100,08 103,12 101,19 Papua 101,57 99,92 100,97 Sulampua 107,54 106,59 107,20 Nasional 108,72 102,78 106,56

(6)

Informasi lebih lanjut hubungi: M. La’bi, S.Si

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik e-mail: mlabi@bps.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI SULAWESI BARAT

Referensi

Dokumen terkait

3 1. Jerami jagung 33. Jerami kedelai 34. Jerami kacang tanah 35. Jerami kacang hijau 36.. PENGGUNAAN LIMBAH PERTANIAN SEBAGA1 PAKAN. Jenis Limbah/Pakan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Xu (2010) menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses belajar akan dapat mendukung self regulated learning

Pembangunan merupakan keinginan untuk memperbaiki nasib suatu bangsa dengan berpedoman pada indikator yang ditetapkan  modernisasi (proses yang sebelumnya sebagai nasib,

Penelitian yang relevan dengan pembahasan kali ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mega Zenita Mufatir (2013) dengan judul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan petunjuk, kekuatan, dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Hasil analisa dengan Amos 6.0 menunjukkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah memiliki nilai estimasi yang positif tidak signifikan terhadap kesejahteraan

Dongkelsari Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan Kabupaten bupaten Sleman Provinsi DIY adalah stres sedang yaitu 30 responden (69,8 %) dan kejadian. hipertensi 20 responden

Ini berarti variabel Current Ratio (X1) memberikan pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang termasuk dalam Jakarta