• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Efektifitas Media Sosial Instagram Dengan Minat Beli Sepatu Sneaker (Survei Pada Mahasiswa FISIP Pengguna Media Sosial Instagram di Follower Account Official BEM FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan Antara Efektifitas Media Sosial Instagram Dengan Minat Beli Sepatu Sneaker (Survei Pada Mahasiswa FISIP Pengguna Media Sosial Instagram di Follower Account Official BEM FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) - FISIP Untirta Repository"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Antara Efektifitas Media Sosial Instagram Dengan Minat Beli Sepatu Sneaker

(Survei Pada Mahasiswa FISIP Pengguna Media Sosial Instagram di Follower Account Official BEM FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian Sarjana (S-1) pada program studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Oleh :

MUHAMMAD FANDI SEPTIAWAN NIM. 6662102728

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

“LIVE AS IF YOU WERE TO DIE TOMORROW. LEARN

AS IF YOU WERE TO LIVE FOREVER”

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT yang maha Agung pemilik alam semesta yang menggenggam jiwa raga semua mahluk-Nya, karena atas ridho dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan strata (S1) pada program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang dapat membantu perbaikan

skripsi yang berjudul ―Hubungan Antara Efektifitas Media Soial Instagram Dengan

Minat Beli Sepatu Sneaker‖ sangat penulis harapkan. Pada kesempatan ini penulis

juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas segala dukungan, bantuan dan bimbingannya dalam proses penelitian serta penyusunan skrisi ini kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.PD selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(7)

5. Ibu Naniek Afrilla F, M. Si selaku dosen pembimbing I skripsi yang membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Iman Mukhroman, M. Si selaku dosen pembimbing II skripsi yang membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini. 7. Kedua orang tua saya Bapak Fahrudin, dan Ibu Mas Ulfah, terimakasih atas

do‘a dan dukungan yang tak pernah putus, juga untuk kesabaran memberi

dukungan moril dan materil.

8. Seluruh kakak dan adik-adik saya yang senantiasa selalu melimpahkan kasih sayang kalian untukku, Muhammad Fahrul Gustiadi, Muhammad Ibnu Mutaqien, Dea Ulfiani, Adinda Novitasari, dan Muhammad Rizky Satria terima kasih atas dukungan dan doa-doanya.

9. Untuk Pejaka Tangguh sahabat-sahabat terbaik saya, Akhmad Dian Prakoso, Ade Fachry Rahman, Derby Aditiya, Dymas Pamungkas, Mokhamad Barru, Hadid Rahman, Muhamad Rosyd Ridho, Erwin Saputra, Arjuno Budi Utomo, Cendy Antonio, dan Muhammad Rizky Hasan, yang setia menjadi sahabat terbai sampai berhasil menjadi sarjana, terimakasih.

(8)

11.Keluarga besar mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA angkatan 2010 juga mahasiswa UNTIRTA lainnya yang mau menerima penulis sebagai teman, terima kasih atas perkenalan, persahabatan dan pengalaman yang berkesan selama perkuliahan, khususnya kepada teman-teman I G dan Humas 2010 serta Jurnalistik 2010.

12.Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari Allah SWT, terimakasih untuk segalanya. Kesempurnaan hanya milik-Nya dan kebenaran datang dari-Nya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua, khususnya bagi penulis dan pihak yang berkepentingan.

Serang, 30 Mei 2016

(9)

ABSTRAK

Muhammad Fandi Septiawan, NIM 6662102728. Skripsi. Hubungan Antara Efektifitas Media Sosial Instagram Dengan Minat Beli Sepatu Sneaker (Survei Pada Mahasiswa FISIP Pengguna Media Sosial Instagram di Follower Account Official BEM FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa). Pembimbing I Naniek Afrilla F, M. Si., dan Pembimbing II Iman Mukhroman, M. Si.

Situs jejaring sosial adalah salah satu jenis komunikasi virtual yang membantu individu terhubung dengan orang lain. Salah satu situs jejaring sosial yang paling populer dan memiliki pengguna paling banyak di seluruh dunia adalah Instagram. Instagram yang dulunya hanya digunakan penggunanya untuk berbagi foto-foto pribadi kini telah berubah menjadi sarana berjualan online. Selain untuk berkomunikasi dengan orang-orang terdekat, Instagram juga menjadi pilihan untuk lapak berjualan. Seiring dengan meningkatnya pengguna instagram dalam beberapa tahun terakhir, banyak pengguna Instagram yang memanfaatkannya untuk belanja secara online, Mahasiswa sebagai pengguna Instagram banyak berbelanja online seperti baju, celana, sepatu dan barang-barang yang lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Seberapa besar Hubungan Antara Efektifitas media sosial Instagram dengan minat beli sepatu Sneaker survei pada mahasiswa Fisip pengguna media sosial Instagram di Account Official BEM FISIP UNTIRTA. Didalam teori Uses and Effect menunjukan sebuah pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode yang digunakan adalah survei, dengan menggunakan teknik nonprobability sampling. Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling, dimana teknik sampling ini memberikan peluang yang sama bagi seluruh anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, dari 70 responden dengan menyebarkan kuesioner pada mahasiswa Fisip pengguna media sosial Instagram di Account Official BEM FISIP UNTIRTA. Penelitian menunjukan hipotesis bahwa terdapat hubungan antara variabel efektifitas media sosial Instagram dengan minat beli sepatu Sneaker survei pada mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA sebesar 0,614 yang berarti bahwa hubungan antara kedua variabel bernilai kuat.

(10)

ABSTRACT

Muhammad Fandi Septiawan, NIM 6662102728. Thesis. Relationship Between Social Media Effectiveness Instagram With Interests Buy Sneaker Shoes (Survey of Student Social Media User FISIP Follower Instagram in the Official Account of Social BEM Universitas Sultan Ageng Tirtayasa). Supervisor I Naniek Afrilla F, M. Si., And Advisor II Faith Mukhroman, M. Si.

Social networking sites are one type of virtual communication that helps individuals connect with others. One of the social networking site's most popular and has the most users across the world is Instagram. Instagram that were once only used for users to share personal photographs has now turned into a means of selling online. In addition to communicating with people nearby, Instagram also be an option for a stall selling. Along with the increase instagram users in recent years, many Instagram users who use it for shopping online, students as many Instagram users shop online as shirts, pants, shoes and other items. This study was conducted to determine the effectiveness of the Relationship Between How big is the Instagram social media with the buying interest on student surveys Sneaker shoes Fisip Instagram users of social media in the Official Account of Social BEM UNTIRTA. In theory Uses and Effects shows a knowledge of the use of media and its causes, will provide avenues for understanding and predictions about the outcome of a process of mass communication. The approach in this study is quantitative. The method used was a survey, using sampling techniques nonprobability. This study used a technique nonprobability sampling, where sampling techniques provide the same opportunities for all members of the population to be elected as members of the sample, from 70 respondents by distributing questionnaires to students Fisip Instagram users of social media in the Official Account of Social BEM UNTIRTA. Research shows the hypothesis that there is a relationship between variables Instagram effectiveness of social media with the buying interest Sneaker shoes surveys on communication science students UNTIRTA amounted to 0.614, which means that the relationship between the two variables powerful value.

(11)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN ORISINALITAS ... Error! Bookmark not defined.

MOTTO ... iv

2.2 Tinjauan Konsep ... 12

2.2.1 Efektivitas ... 12

2.3 Internet ... 15

2.3.1. Pengertian Internet ... 15

(12)

2.3.3. Media Baru (New Media) ... 16

2.3.4. Layanan Jaringan Sosial ... 19

2.3.5. Media Sosial ... 19

2.3.6. Instagram ... 20

2.4 Minat Beli ... 21

2.5 Sneaker ... 24

2.6 Kerangka Berfikir ... 26

2.7 Hipotesis Penelitian ... 28

2.8 Operasional Variabel ... 29

2.9 Penelitian Terdahulu ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ... 34

3.2 Teknik Penelitian ... 34

3.3 Instrumen Penelitian ... 35

3.4 Populasi dan Sampel ... 36

3.4.1 Populasi ... 36

3.4.2 Sampel ... 38

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 39

3.5.1 Teknik Pengolahan ... 39

3.5.2 Uji Validitas ... 41

3.5.3 Uji Reliabilitas ... 42

3.6 Teknik Analisis Data ... 43

3.6.1 Analisis Deskriptif ... 43

3.6.2 Hasil Uji Validitas Data ... 44

3.6.3 Hasil Uji Reabilitas ... 47

3.6.4 Pearson‘s Correllation (Product Moment)... 48

3.6.5 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 50

3.6.7 Uji Hipotesis ... 50

BAB IV Hasil Penelitian ... 52

(13)

4.1.1 Karakteristik Responden ... 52

4.1.2 Jenis Kelamin ... 53

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 54

4.2.1 Deskripsi Variabel EfektifitasMedia Sosial Instagram (Variabel X) ... 54

4.2.2 Deskripsi Variabel Minat beli sepatu Sneaker (Variabel Y) ... 83

4.3 Hasil Analisis Deskriptif ... 110

4.4 Hasil Uji Korelasi ... 111

4.5 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ... 113

4.6 Hasil Uji Hipotesis ... 114

4.7 Interpretasi Hasil Penelitian ... 116

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian ... 117

4.8.1 Efektivitas Media Sosial Instagram... 117

4.8.2 Minat Beli Sepatu Sneaker survei pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA 2012-2015 ... 121

4.8.3 Hubungan Efektivitas Media Sosial Instagram Terhadap Minat Beli Sepatu Sneaker survei pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA ... 123

BAB V PENUTUP ... 130

5.1 Kesimpulan ... 130

5.2 Saran ... 131

5.2.1 Praktis ... 131

5.2.2 Akademis ... 133

Daftar Pustaka ... 134

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Jawaban Kuesoner ... 40

Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ... 42

Tabel 3.3 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase ... 44

Tabel 3.4 Case Processing Summary Efektifitas Media Sosial Instagram ... 44

Tabel 3.5 Item-Total Statistics Efektifitas Media Sosial Instagram ... 45

Tabel 3.6 Case Processing Summary Minat Beli Sepatu Sneaker ... 46

Tabel 3.7 Item-Total Statistics Minat Beli Sepatu Sneaker ... 46

Tabel 3.8 Reliability Statistics Efektifitas Media Sosial Instagram ... 47

Tabel 3.9 Reliability Statistics Minat Beli Sepatu Sneaker ... 48

Tabel 3.10 Interpretasi Koefisien Korelasi... 49

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 53

Tabel 4.2 Indikator Kuantitas 1 ... 55

Tabel 4.3 Indikator Kuantitas 2 ... 57

Tabel 4.4 Indikator Kuantitas 3 ... 59

Tabel 4.5 Indikator Kuantitas 4 ... 61

Tabel 4.6 Indikator Kualitas 1 ... 64

(15)

Tabel 4.8 Indikator Kualitas 3 ... 67

Tabel 4.9 Indikator Kualitas 4 ... 69

Tabel 4.10 Indikator Kualitas 5 ... 70

Tabel 4.11 Indikator Kualitas 6 ... 72

Tabel 4.12 Indikator Kualitas 7 ... 74

Tabel 4.13 Indikator Kualitas 8 ... 75

Tabel 4.14 Indikator Waktu 1... 77

Tabel 4.15 Indikator Waktu 2... 79

Tabel 4.16 Indikator Waktu 3... 80

Tabel 4.17 Indikator Waktu 4... 82

Tabel 4.18 Indikator Faktor Internal 1 ... 83

Tabel 4.19 Indikator Faktor Internal 2 ... 85

Tabel 4.20 Indikator Faktor Internal 3 ... 88

Tabel 4.21 Indikator Faktor Internal 4 ... 89

Tabel 4.22 Indikator Faktor Internal 5 ... 91

Tabel 4.23 Indikator Faktor Internal 6 ... 93

(16)

Tabel 4.25 Indikator Faktor Internal 8 ... 96

Tabel 4.26 Indikator Faktor Eksternal 1 ... 99

Tabel 4.27 Indikator Faktor Eksternal 2 ... 101

Tabel 4.28 Indikator Faktor Eksternal 3 ... 102

Tabel 4.29 Indikator Faktor Eksternal 4 ... 104

Tabel 4.30 Indikator Faktor Eksternal 5 ... 106

Tabel 4.31 Indikator Faktor Eksternal 6 ... 108

Tabel 4.32 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase ... 111

Tabel 4.33 Pearson Correlation ... 112

(17)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 54

Diagram 4.2 Indikator Kuantitas 1 ... 55

Diagram 4.3 Indikator Kuantitas 2 ... 57

Diagram 4.4 Indikator Kuantitas 3 ... 59

Diagram 4.5 Indikator Kuantitas 4 ... 61

Diagram 4.6 Indikator Kualitas 1 ... 64

Diagram 4.7 Indikator Kualitas 2 ... 66

Diagram 4.8 Indikator Kualitas 3 ... 67

Diagram 4.9 Indikator Kualitas 4 ... 69

Diagram 4.10 Indikator Kualitas 5 ... 71

Diagram 4.11 Indikator Kualitas 6 ... 72

Diagram 4.12 Indikator Kualitas 7 ... 74

Diagram 4.13 Indikator Kualitas 8 ... 75

Diagram 4.14 Indikator Waktu 1 ... 77

(18)

Diagram 4.16 Indikator Waktu 3 ... 80

Diagram 4.17 Indikator Waktu 4 ... 82

Diagram 4.18 Indikator Faktor Internal 1 ... 84

Diagram 4.19 Indikator Faktor Internal 2 ... 86

Diagram 4.20 Indikator Faktor Internal 3 ... 88

Diagram 4.21 Indikator Faktor Internal 4 ... 90

Diagram 4.22 Indikator Faktor Internal 5 ... 91

Diagram 4.23 Indikator Faktor Internal 6 ... 93

Diagram 4.24 Indikator Faktor Internal 7 ... 94

Diagram 4.25 Indikator Faktor Internal 8 ... 96

Diagram 4.26 Indikator Faktor Eksternal 1 ... 99

Diagram 4.27 Indikator Faktor Eksternal 2 ... 101

Diagram 4.28 Indikator Faktor Eksternal 3 ... 103

Diagram 4.29 Indikator Faktor Eksternal 4 ... 104

Diagram 4.30 Indikator Faktor Eksternal 5 ... 106

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Gerafik pengguna Instagram yang meningkat di Indonesia ... 2

Gambar 2.1 Sepatu Sneaker ... 25

Gambar 2.2 Krangka Berfikir ... 27

Gambar 2.3 Oprasional Variabel ... 30

(20)

1

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini perkembangan teknologi dan komunikasi mengalami perkembangan yang cukup menakjubkan. Khususnya pada perkembangan media massa, yang diawali dengan munculnya surat kabar, radio dan televisi. Dan hingga pada hari ini, terbentuklah sebuah bentuk media massa baru yang dikenal dengan sebutan new media, yang mencakup teknologi informasi dan teknologi telekomunikasi dimana keduanya membentuk suatu mata rantai yang tak dapat terpisahkan. New media yang dimaksud disini adalah jaringan internet yang dapat menghubungkan seluruh pengguna internet di seluruh dunia di dalam suatu jaringan dimanapun dan kapanpun mereka berada.

Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat internet terus berkembang dan tersebar ke segenap elemen lapisan masyarakat (Winarto, 2012). Berdasarkan data theultralinx.com, pengguna internet di seluruh dunia meningkat hingga tujuh persen atau 2,1 miliar dalam satu dasawarsa terakhir (Setiawan, 2012).

(21)

pengguna internet (Aquino, 2011). Situs jejaring sosial adalah salah satu jenis komunikasi virtual yang membantu individu terhubung dengan orang lain. Salah satu situs jejaring sosial yang paling populer dan memiliki pengguna paling banyak di seluruh dunia adalah Instagram (Das & Sahoo, 2011: 222).

Instagram merupakan sebuah aplikasi untuk berbagi foto yang dapat dilihat oleh followers dari pengunggah foto tersebut dan dapat saling memberikan komentar antara sesamanya. Layanan berbagi foto Instagram, merupakan salah satu saluran jejaring sosial yang populer di Indonesia. Penggunaannya pun kian tersebar Menurut data (Socialbakers,2013), pengguna Instagram di seluruh dunia sebanyak 334.101.800 pengguna. 30.583.320 pengguna dan sebagian besar penggunanya adalah usia remaja. Rentang usia 16-24 tahun merupakan rentang usia yang paling banyak menggunakan Instagram yaitu 57% (15.830.300) dari pengguna Instagram di Indonesia. Disusul rentang usia 25-34 dengan 22% pengguna dan rentang usia 13-15 tahun sebanyak 10% pengguna. Usia di atas 35 tahun memiliki pengguna sebanyak 10% dari total pengguna Instagran di Indonesia.

(22)

Sumber:http://m.gopego.com/news_details.php?url=instagram-capai-30-juta-pengguna

(diakses pada tanggal 30 september 2015).

Berdasarkan data yang telah dipaparkan, sebagian besar pengguna situs jejaring sosial (Instagram) berusia remaja. Menurut data Comscore (Aquino, 2011), penggunaan situs jejaring sosial di kalangan remaja mengalami peningkatan terbesar dibandingkan rentang usia lainnya yaitu sebesar 84,4%.

Menurut penelitian Kuss & Griffiths (2011: 3531), aktivitas yang sering dilakukan oleh remaja (mahasiswa) dalam situs jejaring sosial antara lain: membaca atau merespon komentar yang terdapat pada akun remaja (mahasiswa) atau menulis sesuatu pada akun orang lain, mengirim atau merespons pesan atau undangan dari orang lain, membuka profil orang lain, chatting dengan orang lain (Young, 2007: 672).

Media sosial saat ini berperan penting dalam komunikasi pemasaran. Dengan promosi melalui media sosial, perusahaan dapat mengetahui respon langsung atas promosinya tersebut yang juga dapat menimbulkan aktifitas yang dikenal dengan belanja online.

(23)

Belanja online merupakan salah satu kemudahan dalam gaya hidup masyarakat modern yang bisa dicapai melalui internet. Perusahaan/distributor maupun konsumen merasa sangat diuntungkan dengan belanja online. Bagi perusahaan/distributor akan mempermudah dalam melakukan pemasaran terhadap produk yang ingin di perjual belikan, mempermudah komunikasi dengan pelanggan serta menurunkan biaya operasional perusahaan. Sedangkan keuntungan bagi konsumen dapat mempermudah mereka dalam memenuhi kebutuhan, seperti membeli produk-produk yang sulit di dapat di wilayahnya, lebih fleksibel karena dapat bertransaksi dimanapun konsumen berada, dan banyak keuntungan lainnya.

Berbelanja secara online telah menjadi alternatif cara melakukan pembelian barang ataupun jasa bagi para shopper cara pembelian barang ataupun jasa, penjualan secara online telah berkembang baik dari segi pelayanan, efektifitas, keamanan, dan juga popularitas (Laohapensang, 2009).

(24)

kita harus memasang software jika ingin upload foto yang menarik. Hal ini yang membuat media sosial Instagram mempunyai kelebihan dalam berbelanja online, karena instagram adalah aplikasi berbagi foto. Kita tahu bahwa manusia adalah makhluk yang sangat suka dengan visualitas sehingga setiap foto yang kita upload bisa menimbulkan ketertarikan oleh pengguna Instagram. Selain itu fitur yang diberikan media sosial Instagram juga cukup mudah digunakan. Pada Instagram ada fitur hashtags, sehingga foto kita akan dengan mudah di temukan oleh pengguna lainnya, selain itu Instagram bisa dihubungkan dengan akun media sosial lainnya sehingga dengan satu kali post di Instagram foto tersebut bisa kita bagikan ke media sosial lain seperti facebook. Untuk itulah

Instagram yang dulunya hanya digunakan penggunanya untuk berbagi foto-foto pribadi kini telah berubah menjadi sarana berjualan online. Instagram saat ini memiliki fungsi lain bagi sebagian orang. Selain untuk berkomunikasi dengan orang-orang terdekat, Instagram juga menjadi pilihan untuk lapak berjualan. Alasan mengapa banyak orang mulai menggunakan Instagram sebagai 2 sarana belanja online yaitu mudah untuk digunakan dan pengguna media social tidak terbatas jumlahnya (Mediabisnisonline.com, 2015).

(25)

banyak pengikut. Instagram yang kini digunakan sebagai sarana belanja online dapat memudahkan pengguna jasa belanja online, karena Instagram yang biasanya hanya digunakan sebagai media sosial untuk berbagi foto kini dapat digunakan sebagai sarana belanja online pula.

Seiring dengan meningkatnya pengguna instagram dalam beberapa tahun terakhir, banyak pengguna Instagram yang memanfaatkannya untuk belanja secara online, demikian halnya dengan mahasiswa yang banyak menggunakan media Instagram untuk berbelanja online. Mahasiswa sebagai pengguna Instagram banyak berbelanja online seperti baju, celana, sepatu dan barang-barang yang lainnya.

Sepatu sejatinya adalah alas kaki, yang melindungi bagian tubuh terbawah ketika beraktivitas sehari-hari. Namun seiring perkembangan zaman, sepatu pun berevolusi menjadi bermacam-macam jenis. Dan kini, sepatu juga menjadi identitas sendiri yang menggambarkan pemakainya. Salah satu sepatu yang digemari sejak dulu hingga sekarang, terutama di kalangan muda-mudi (mahasiswa), adalah sneaker. Secara harfiah, sneaker bisa di definisikan sebagai sepatu atletik yang digunakan untuk berolahraga. Namun kini sneaker juga punya fungsi kasual dan dipakai untuk aktivitas harian. ( http://finance.detik.com/read/2015/10/9/100430/2504382/4/ini-dia-sneaker-sepatu-yang-bisa-dikoleksi)

(26)

dengan gambar serta harapan mereka, maka mereka akan merasa senang dan puas. Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (hasil) terhadap ekspektasi mereka (Kotler dan Keller, 2009). Setelah rasa puas muncul, maka dengan sendirinya akan timbul rasa loyal dalam diri konsumen untuk setia pada produk yang telah ia beli sehingga menciptakan minat untuk melakukan pembelian kembali pada waktu yang akan datang (Bentler dan Spencer, 1999).

Berdasarkan dari uraian diatas penulis meneliti keefektifitasan media Instagram sebagai pemenuhan informasi sepatu sneaker di kalangan mahasiswa, dan

peneliti mengangkat judul ―Hubungan Antara Efektifitas Media Sosial Instagram

Dengan Minat Beli Sepatu Sneaker (Survei Pada Mahasiswa FISIP Pengguna Media Sosial Instagram di Follower Account Official BEM FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)

1.2 Rumusan Masalah

(27)

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti mengidentifikasi permasalahan yang akan di teliti ke dalam identifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana efektifitas media sosial Instagram dalam kegiatan jual-beli sepatu sneaker ?

2. Bagaimana minat beli sepatu sneaker pada mahasiswa Fisip pengguna media sosial Instagram di FollowerAccount Official BEM FISIP UNTIRTA ?

3. Seberapa Besar Hubungan Antara Efektifitas Media Sosial Instagram Dengan Minat Beli Sepatu Sneaker ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan dan identifikasi masalah, maka penelitian ini di lakukan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas media sosial Instagram dalam jual-beli sepatu sneaker

2. Untuk mengetahui bagaimana minat beli sepatu sneaker pada mahasiswa Fisip pengguna media sosial Instagram di Follower Account Official BEM FISIP UNTIRTA

(28)

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi tentang data empiris mengenai hal-hal yang berkaitan dengan studi ilmu komunikasi khususnya dalam bidang komunikasi massa yang mengkaji media online, baik bagi akademisi maupun sebagai bahan perbandingan peneliti yang hendak melaksanakan penelitian lanjutan.

1.5.2 Praktis

Data yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi masukan dan sebagai

bahan pertimbangan bagi mahasiswa Fisip khususnya untuk mahasiswa ilmu

komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam pembelian sepatu sneaker

(29)

10

BAB II

TINJAUAN TEORI

Pada Tinjauan pustaka ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang penulis angkat yaitu tentang Hubungan Antara Efektifitas Media Sosial Instagram Dengan Minat Beli Sepatu Sneaker (Survei Pada Mahasiswa FISIP Pengguna Media Sosial Instagram di Follower Account Official BEM FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa). Berikut penjelasan terkait teori-teori yang menjadi dasar dalam penelitian ini.

2.1 Tinjauan Teori

Teori merupakan seperangkat preposisi yang terintegrasi secara sintaksis yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis atau dengan lainnya dengan data dasar yang dapat diamati dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati, (Moleong, 2002 : 34-35).

Definisi teori menurut para ahli yang lain teori ialah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan preposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep, (Singarimbun dan Effendi, 1998 : 37).

2.1.1 Teori Uses and Effect

(30)

tradisional mengenai efek. Konsep ‖use‖ (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa, (Sendjaja, 2004:41).

Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti

exposure‖ yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam

konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu, untuk memenuhi fungsi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi. Fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua, (Sendjaja, 2004:41).

Dalam uses and gratification, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu. Sementara pada uses and effect, kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses terhadap media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa, (Sendjaja, 2004: 41-42).

(31)

Sultan Ageng Tirtayasa berupa minat beli. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses terhadap media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media masaa. Jadi faktor-faktor dalam minat beli menjadi alas an mahasiswa menggunakan media sosial Instagram.

2.2 Tinjauan Konsep

Pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai cirri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk kata, (Bahri, 2008 : 30).

Menurut ahli yang lain konsep merupakan ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata, (Soedjadi, 2000 : 14).

2.2.1 Efektivitas

(32)

Menurut Hasan Syadily dalam Ensiklopedi Indonesia, secara teminologi efektivitas berarti menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan. Suatu usaha dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuannya.

Pada dasarnya pengertian efektivitas berbeda dengan efisiensi. Efektivitas umumnya menunjuk pada taraf tercapainya hasil, sedangkan efisiensi berbicara pada cara yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut dengan membandingkan antara input dan outputnya. Miller, (dalam Tangkilisan, 2005:38) menjelaskan pengertian efektivitas dan efisiensi sebagai berikut :

―Efektivitas dimaksud sebagai tingkat seberapa jauh suatu sistem sosial

mencapai tujuannya. Sedangkan efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara

biaya dan hasil.‖

The Liang Gie (dalam Halim, 2004:167) berpendapat bahwa efektivitas adalah suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat yang dikehendaki jika seorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang dikehendakinya. Orang dikatakan efektif bila menimbulkan akibat atas maksud yang dikehendakinya.

(33)

Menurut Ravianto (1989), pengertian efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif, (Ravianto,1989:113)

―Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa target (kuantitas,

kualitas, waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.‖(Hidayat, 1986)

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.

(34)

2.3 Internet

2.3.1. Pengertian Internet

Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol).

Internet adalah salah satu media yang paling efektif untuk media komunikasi pada masa sekarang. Peralatan seperti Facebook, MSN, dan lain sebagainya, membuat orang-orang menjadi lebih mudah untuk saling berhubungan dan membentuk komunitas secara online. Internet pada dasarnya merupakan sebuah jaringan antar-komputer yang saling berkaitan. Jaringan ini tersedia secara terus menerus sebagai pesan-pesan elektronik, termasuk email, transmisi file, dan komunikasi dua arah antar-individu atau computer, (Severin & Tankard, 2005 : 6).

2.3.2. Fungsi Internet

Internet merupakan jaringan komputer utama dan terbesar yang berada di bumi, berikut adalah tiga fungsi dari internet secara umum:

1. Internet sebagai sumber informasi

Internet merupakan sarana untuk menyediakan sumber informasi dan mencari informasi.

(35)

Internet juga merupakan jaringan komunikasi, melalui berbagai aplikasi seperti email, forum, chat, video conference, sampai dengan aplikasi telepon berbasis jaringan internet (Voice Over IP).

3. Internet sebagai media pertukaran data

Internet merupakan media untuk saling bertukar data dalam bentuk digital.

2.3.3. Media Baru (New Media)

Media baru belakangan ini, membuat khalayak mengembangkan bisnis, ataupun informasi, melalui media berteknologi canggih. Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi kepada khalayak dengan menggunakan saluran-saluran komunikasi ini.

Walaupun komunikasi massa biasanya merujuk pada surat kabar, video, Cassette Display, ROM, dan radio dan melebar kepada media baru (new media). New Media yang terdiri atas teknologi berbasis komputer. Teknologi komunikasi ini termasuk e-mail, internet, televisi kabel digital, teknologi video seperti DVD, pesan instan, (instan messaging- IM) dan telepon genggam (West dan Turner, 2009:41).

Media baru (new media) bisa dikatakan sebagai media ―generasi

ketiga‖ setelah media cetak (printed media) dan media elektronik (electronic

(36)

New Media adalah sebuah istilah yang muncul di akhir abad ke-20 untuk menandai bergabungnya media tradisional seperti film, foto, musik, rekaman dan tulisan, dengan kekuatan komputerisasi dan teknologi komunikasi, peralatan konsumen berbasis komputer dan yang paling penting, internet. Media baru memungkinkan akses tanpa batas, kapan saja, dimana saja dan dengan perangkat digital apapun. Perangkat yang mendukung untuk menyediakan fasilitas umpan balik secara langsung, berbagai partisipasi kreatif, dan terbentuknya berbagai komunitas yang mengiringi konten-konten media.

Definisi lain mengemukakan, media baru merupakan digitalisasi yang mana sebuah konsep pemahaman dari perkembangan zaman mengenai teknologi dan sains, dari semua yang bersifat manual menjadi otomatis dan dari semua yang bersifat rumit menjadi ringkas. Digital adalah sebuah metode yang complex dan fleksibel yang membuatnya menjadi sesuatu yang pokok dalam kehidupan manusia. Digital ini juga selalu berhubungan dengan media karena media ini adalah sesuatu yang terus selalu berkembang dari media zaman dahulu (old media) sampai sekarang yang sudah menggunakan digital (modern media/new media).

(37)

merupakan jaringan global dari komputer-komputer yang saling terhubungkan dimana satu jaringan yang terhubung dengan sebuah jaringan, dari ribuan komputer lain, dan terhubungkan dengan berbagai jaringan.

Hal yang paling mendasari munculnya media baru ini bukanlah karena bentuk kontennya yang berupa konten digital, melainkan siklus kedinamisan dari konten media baru dan hubungannya yang interaktif dengan pengguna. Siklus media baru yang dinamis ini, diibaratkan seperti berupa pergerakan, pernafasan, dan aliran dengan gairah yang berdetak di satu waktu (real time).

Hal lain yang tidak kalah penting, bahwa media baru merupakan ajang demokrasi dari hak cipta, penerbitan, distribusi serta penggunaan berbagai konten media. Sebagai contoh, siaran televisi berkualitas tinggi yang dilihat dengan televisi digital plasma terbaru adalah salah satu contoh dari media tradisional. Sedangkan poster sederhana dari grup musik lokal yang melampirkan alamat website dimana penggemar bisa mencari informasi dan mengunduh musik digital, adalah contoh dari komunikasi media baru.

(38)

2.3.4. Layanan Jaringan Sosial

Sebuah layanan jaringan sosial adalah sebuah layanan online, sebuah platform (antar muka), atau situs yang memusatkan layanannya pada pembangunan media sosial atau hubungan sosial diantara orang-orang yang berbagi ketertarikan dan atau aktivitas. Sebuah layanan jaringan sosial pada umumnya terdiri dari representasi masing-masing pengguna, sebagai contoh profil, link sosial dan berbagai aplikasi tambahan yang bisa pengguna terapkan. Jaringan sosial memungkinkan pengguna untuk berbagi ide, aktivitas, kegiatan, dan berbagai ketertarikan pada jaringan mereka masing-masing.

2.3.5. Media Sosial

Media sosial adalah media yang digunakan dalam kegiatan interaksi sosial yang memakai teknik dan Daya Akses tinggi. Media sosial memakai teknologi berbasis web dan mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.

“a group of Internet-based applications that build on the ideological

and technological foundations of Web 2.0, which allows the creation and

exchange of user-generated content.” (Kaplan, Andreas M., Michael Haenlein,

2010).

Diterjemahkan menjadi, ―sebuah kumpulan aplikasi berbasis internet

yang dibuat berdasarkan pondasi ide dan teknologi dari Web 2.0, yang

memungkinkan pembuatan dan pertukaran konten pengguna.‖ Melihat literatur

(39)

berbagai aplikasi tentunya, yang tergabung dalam satu wadah induk aplikasi yang kita kenal dengan nama media sosial.

Media sosial dirasakan relatif lebih murah dan lebih mudah untuk diakses (aksesibel) untuk siapa saja untuk menyampaikan serta mendapat informasi, dibanding dengan media tradisional yang memerlukan biaya yang lebih mahal serta sulit untuk menyampaikan pemberitaan atau informasi.

2.3.6. Instagram

Instagram berdiri pada tahun 2010 perusahaan Burbn, Inc. merupakan sebuah teknologi startup yang hanya berfokus kepada pengembangan aplikasi untuk telepon genggam. Pada awalnya Burbn, Inc. sendiri memiliki fokus yang terlalu banyak di dalam HTML 5 mobile ( hiper text markup language 5 ), namun kedua CEO ( Chief Executive Officer ) Kevin Systrom dan juga Mike Krieger, memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja. Setelah satu minggu mereka mencoba untuk membuat sebuah ide yang bagus, pada akhirnya mereka membuat sebuah versi pertama dari Burbn, namun di dalamnya masih ada beberapa hal yang belum sempurna.

(40)

menyukai sebuah foto, itulah yang akhirnya menjadi awal mulai munculnya media sosial Instagram Nama Instagram berasal dari pengertian dari

keseluruhan fungsi aplikasiini. Kata ‖insta‟ berasal dari kata ―instan‟, seperti

kamera Polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan ―foto

instan‟.

Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti

Polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata ―gram‟ berasal dari kata

―telegram‟, dimana cara kerja telegram sendiri adalah untuk mengirimkan

informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat ( itunes.apples.com).

2.4 Minat Beli

Minat (Interest), adalah keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada sesuatu, situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya (statisfiers). Slameto (2010:180) mendefenisikan, ―Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang

menyuruh‖.

(41)

menimbulkan kesenangan. Minat dalam hal ini berarti adanya perhatian serta daya tarik khusus terhadap objek, kegiatan atau tindakan yang akan dilakukan sehingga sampai memperoleh suatu kepuasan.

Di dalam menumbuhkan minat, seseorang harus membangkitkan perhatian agar tumbuh rasa minat tersebut. Menurut Gazali (Slameto, 2010:56), perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Dengan begitu apabila perhatian telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat. Minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, lalu dilanjutkan dengan timbulnya keputusan, yakni keputusan untuk melakukan kegiatan atau tindakan.

Komponen ini semua yang menjadi serangkaian unsur yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sehingga minat tersebut memiliki ciri-ciri tersendiri, dan mempunyai pengaruh dari beberapa faktor. Menurut Widjaja (2004:45), secara teori minat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Minat tidak dibawa sejak lahir

2. Dapat berubah-ubah

(42)

4. Objek tersebut dapat merupakan sesuatu hal tertentu, tapi dapat juga merupakan dari hal-hal tersebut.

Menurut Reber (Muhibbin Syah, 1995:136), faktor-faktor yang mempengaruhi minat individu, antara lain :

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah sesuatu yang membuat individu berminat yang datangnya dari dalam diri sendiri. Faktor internal ini terdiri dari empat unsur yaitu :

a. Pemusatan perhatian, yaitu suatu keadaan kreativitas jiwa yang dipertinggi yang semata-mata tertuju pada suatu objek, hal ataupun benda.

b. Keingintahuan, yaitu timbulnya inisiatif untuk mengumpulkan informasi agar dapat memperjelas perhatian yang hendak dituju.

c. Motivasi, yaitu dorongan dari dalam diri untuk menetapkan tujuan dan mengambil tindakan terhadap suatu hal setelah mendapatkan informasi.

d. Kebutuhan, yaitu bagian dari dalam diri yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan.

2. Faktor Eksternal

(43)

a. Dorongan dari teman (orang lain), yaitu adanya suatu dorongan maupun dukungan yang lebih mengarah terhadap suatu tujuan.

b. Fasilitas yang memadai, yaitu adanya sarana dan prasarana yang memadai atau menunjang keinginan individu untuk melakukan suatu tindakan.

c. Keadaan lingkungan, yaitu bagian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan individu terfokus melakukan suatu kegiatan.

2.5 Sneaker

Sepatu sejatinya adalah alas kaki, yang melindungi bagian tubuh terbawah ketika beraktivita sehari-hari. Namun seiring perkembangan zaman, sepatu pun berevolusi menjadi bermacam-macam jenis. Dan kini, sepatu juga menjadi identitas sendiri yang menggambarkan pemakainya.

Salah satu sepatu yang digemari sejak dulu hingga sekarang, terutama di kalangan muda-mudi, adalah sneaker. Secara harfiah, sneaker bisa didefinisikan sebagai sepatu atletik yang digunakan untuk berolahraga. Namun kini sneaker juga punya fungsi kasual dan dipakai untuk aktivitas harian.

(44)

music seperti hip hop dan rock. Bahkan sejumlah band macam Metallica sampai Coldplay bekerja sama dengan pabrikan sneaker untuk membuat varian eksklusif.

(45)

2.6 Kerangka Berfikir

Penelitian ini menggunakan teori Uses and effect, dalam teori ini kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses terhadap media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa. Kaitannya dengan keefektifitasan Instagram media sosial dengan sepatu sneaker dan mendapat feedback dari mahasiswa Fisip Universitas Sultan Ageng Tirtayasa berupa minat beli. Penggunaan media sosial Instagram oleh mahasiswa Fisip Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam memenuhi kebutuhannya yaitu sepatu sneaker di dasari oleh faktor-faktor dalam minat beli yaitu faktor Internal dan faktor eksternal, hal ini menimbulkan minat beli dari mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan juga menjadi alasan bagi mereka menggunakan media sosial Instagram dalam mencari informasi dan memenuhi kebutuhan mereka terhadap sepatu sneaker..

(46)

Gambar 2.2 Krangka Berfikir

Teori Uses and Effect

Pemikiran ini pertama kali dikemukakan oleh Sven Windhal (1979) ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification dan teori tradisional mengenai efek. Konsep ‖use‖ (penggunaan) merupakan

bagian yang sangat penting atau pokok pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagi pemahaman

dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa, (Sendjaja, 2004:41)..

Variabel Bebas (X)

Efektivitas Media Sosial Instagram

Variabel Terikat(Y)

Minat Beli Sepatu Sneaker pada mahasiswa Ilmu Komunikasi

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Hubungan Antara Efektifitas Media Sosial Instagram dalam Dengan Beli Sepatu Sneaker (Survei Pada Mahasiswa FISIP Pengguna Media Sosial Instagram di FollowerAccount Official BEM FISIP

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)

 Kuantitas

 Kualitas

 Waktu

Sumber: Ravianto, Produktivitas dan Seni Usaha, PT. Binaman Teknika Aksara, hal. 113

 Dorongan dari teman (orang lain)

 Fasilitas yang memadai

 Keadaan lingkungan

(47)

2.7 Hipotesis Penelitian

Setelah peneliti mengadakan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis itu jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.

Dalam model tradisional ilmu, kita melihat bagaimana dari kasus-kasus observasi kita simpulkan sebuah teori melalui proses induksi. Selanjutnya, dari teori kita dapat menjabarkan proposisi-proposisi baru melalui proses deduksi. Teori tidak dapat diuji. Supaya dapat diuji, teori harus dirinci menjadi proposisi-proposisi. Proposisi seperti ini disebut hipotesis. Hipotesis sering disebut statement of theory in testable for, atau tentative statements about reality (Champion, 1981:125).

Ada 2 jenis hipotesis yang sering digunakan dalam penelitian, yaitu :

1. Hipotesis Nol (H0)

Hipotesis nol merepresentasikan pendekatan tradisional: ia membuat suatu prediksi yang menyatakan tidak ada satu pun hubungan atau perbedaan signifikan antara kelompok-kelompok dalam variabel penelitian. Hipotesis ini mempunyai bentuk dasar yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y yang akan diteliti.

(48)

survei pada mahasiswa FISIP pengguna media sosial Instagram di Follower

Account Official BEM FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

2. Hipotesis Kerja (Ha)

Hipotesis kerja (Ha) merupakan lawan dari Hipotesis nol (H0). Peneliti membuat suatu prediksi atas hasil yang diharapkan. Prediksi ini biasanya berasal dari literatur-literatur atau penelitian-penelitian sebelumnya yang pernah menyatakan kemungkinan hasil tersebut. Hipotesis kerja (Ha) dapat langsung dirumuskan apabila ternyata Hipotesis nol (H0) ditolak.

Hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini ialah, Ada hubungan antara efektifitas media sosial Instagram dengan minat beli sepatu sneaker

survei pada mahasiswa FISIP pengguna media sosial Instagram di Follower

Account Official BEM FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

2.8 Operasional Variabel

Penelitian mencari sebab dan akibat dalam suatu gejala atau mencari hubungan di antara berbagai faktor. Variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain disebut variabel bebas. Variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya disebut variabel tak bebas. Jika

kita menyatakan, ―Bila X, maka Y‖, X adalah variabel bebas dan Y variabel tak bebas.

(49)

Gambar 2.3 Oprasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Alat Ukur Skala

Efektivitas

Kuantitas a. Jumlah postingan b. Kelengkapan

informasi postingan

Ordinal

Kualitas a. Aktual dan faktual b. Kejelasan

(50)

2.9 Penelitian Terdahulu

Nama Penelitian

Citra Ivana Malumbot Maulana Yusuf Muhammad Fandi Septiawan

Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif

Kesimpulan

Penelitian Hasil penelitian ini memaparkan semua

(51)
(52)
(53)

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan, dengan demikian penelitian ini tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis (Rachmat Kriyantono, 2008 : 82). Dalam penelitian kuantitatif ini, peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data.

Dalam penelitian ini, dimana media sosial Instagram sebagai sumber informasi dimana individu memproses dan memahami informasi dan membuat perubahan sikap yaitu timbulnya minat beli terhadap sepatu sneaker.

3.2 Teknik Penelitian

(54)

khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan ( Rachmat Kriyantono, 2006 :93).

Metode survei sebagai penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta tentang gejala atau permasalahan yang timbul. Kajiannya tidak perlu mendalam sampai menyelidiki kenapa gejala-gejala tersebut atau sampai menganalisa hubungan atas gejala-gejala. Fakta-fakta yang ada lebih digunakan untuk pemecahan masalah.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan perangkat lunak dari seluruh proses pengumpulan datadilapangan. Instrumen penelitian digunakan untuk menangkap atau menghimpun data sebanyak dan sevalid mungkin. Oleh karena itu instrumen penelitian benar-benar harus mementingkan aspek reliabilitas dan validitas.

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah Kuesioner : 1. Kuesioner

(55)

Kuesioner disusun dengan menggunakan skala likert. Jenis data ini jika di nyatakan dalam sjkala, maka jarak satu data dengan data lain tidak sama. Skala ordinal dapat digunakan untuk mengukur sikap, kepentingan dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan menggunakan skala ini, variable yang diukur dijabarkan menjadi konsep-konsep yang akan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusus item-item instrument angket kuesioner (Kriyantono : 134).

Jawaban dari setiap instrumen yang menggunakan skala ordinal mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk mengukur hubungan antara efektifitas media sosial Instagram dengan minat beli sepatu Sneaker, dan menggunakan skala ordinal.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

(56)

Gambar 3.1 Account Official BEM FISIP UNTIRTA

(57)

3.4.2 Sampel

Definisi mengenai sampel adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian ( Narbuko dan Cholid Abu Achmad, 2005 : 2007 ). Sedangkan menurut Nasution dan Usman ―sampel adalah bagian dari

populasi yang diteliti‖ ( Nasution, Mustafa Edwin dan Hardius Usman, :107 ).

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi ( Sugyono, 2007 : 62).

Ketika menentukan berapa sampel yang akan diambil, maka kita dapat menggunakan beberapa teknik sampling atau teknik pengambilan sampel. Ada dua teknik pengambilan sampel, yaitu teknik probability sampling dan nonpropability sampling. Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling, dimana teknik sampling ini tidak memberikan peluang yang sama bagi seluruh anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2007), dengan tingkat derajat kesalahan sebesar 10%. Maka dapat dilihat rumusnya sebagai berikut :

n =

Keterangan:

(58)

D = Kelonggaran ketidakpastian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat di tolerir (10%)

n

=

n =

n =

n =

n = 69.9

Maka dari perhitungan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sampel yang akan digunakan peneliti untuk penelitian ini sebesar 70 mahasiswa Fisip UNTIRTA yang menggunakan dan mengikuti account official Isntagram BEM FISIP, yang tentunya sudah peneliti pilih yang termasuk kedalam kriteria-kriteria yang sudah ditentukan.

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 3.5.1 Teknik Pengolahan

Setelah jumlah data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini terkumpul, peneliti kemudian melakukan teknik analisa data. Adapun tahap-tahap dalam pengumpulan data tersebut sebagai berikut:

(59)

Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperlukan terhadap data penelitian, yaitu untuk memudahkan proses pemberian kode dan pemrosesan data melalui teknik statistik. Editing adalah upaya untuk menghindari kesalahan, pengecekan, keterbacaan tulisan, dan kejelasan makna serta menelaah kesiapan dalam suatu proses pencatatan.

2. Pemberian Kode

Koding adalah proses identifikasi dan klarifikasi data penelitian ke dalam skor numerik atau karakter simbol-simbol tertentu. Adapun kuesioner akan diukur dengan menggunakan skala likert. Skor untuk tiap-tiap item adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Skor Jawaban Kuesoner

Alternatif Jawaban Skor

Pertanyaan

Sangat Setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

(Sugiyono, 2014 : 93)

3. Mentabulasi Data

(60)

mengubah jenis data, dan memberikan kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan komputer.

3.5.2 Uji Validitas

Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur.

Peneliti menggunakan SPSS versi 18.00 dengan mengolah data yang diperoleh di lapangan kedalam program tersebut untuk mengukur validitas instrument dalam penelitian ini. Untuk menilai kevalidan masing-masing butir pertanyaan, dapat Peneliti menggunakan SPSS versi 18.00 dengan mengolah data yang diperoleh di lapangan kedalam program tersebut untuk mengukur validitas instrument dalam penelitian ini. Untuk menilai kevalidan masing-masing butir pertanyaan, dapat Cara analisisnya dengan cara menghitung koefisien korelasi antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor pertanyaan tersebut. Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh r masih harus diuji signifikansinya dengan cara membandingkannya dengan r tabel dengan nilai korelasinya pada alpha = 0,1. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

(61)

Untuk dapat menganalisis validitas dan realibilitas maka dalam penelitian ini uji coba diberikan kepada 30 responden, karena dengan jumlah minimum 30 orang maka distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal.

3.5.3 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesesuaian alat ukur dengan apa yang diukur, sehingga alat ukur itu dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Alat ukur dikatakan dapat memiliki ketepatan apabila alat ukur tersebut jelas, mudah dimengerti dan terperinci. Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsitensi hasil pengukuran variabel. Pengukuran yang reliabel akan menunjukan instrumen yang sudah dipercaya dan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Instrumen yang digunakan dalam variabel tersebut dikatakan andal (reliabel) apabila memilki cronbach alpha lebih dari atau sama dengan 0,6. Dengan membandingkan r hitung dengan tingkat signifikansi 10%.

Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 s/d 0,20 Kurang Reliabel > 0,20 s/d 0,40 Agak Reliabel

(62)

3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel, yaitu variabel efektifitas media sosial Instagram (X) dan minat beli sepatu Sneaker (Y). Dalam analisis deskriptif ini, perhitungan yang digunakan untuk mengetahui tingkat presentase skor jawaban dari masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut :

%=

x100%

Keterangan :

n = skor empirik (skor yang diperoleh)

N = jumlah seluruh skor atau nilai (skor ideal)

Untuk menentukan jenis deskriptif persentase yang diperoleh masing-masing indikator dalam variabel, dan perhitungan deskriptif persentase kemudian ditafsirkan kedalamkalimat.

1. Cara menentukan tingkat kriteria adalah sebagai berikut: a. Menentukan angka persentase tertinggi

(63)

b. Menentukan angka persentase terendah Skor minimal x l00%

Skor maksimal

Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptifpersentase dikonsultasikan dengan tabel kriteria:

Tabel 3.4 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase

3.6.2 Hasil Uji Validitas Data

a. Hasil Uji Validitas Variabel X (Efektifitas Media Sosial Instagram) Tabel 3.5 Case Processing Summary Efektifitas Media Sosial

Instagram Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

No Rentang Presentase Kriteria

1 84% - 100% Sangat Baik

2 82% - 63% Baik

3 62% – 54% Cukup Baik

4 53% - 34% Tidak Baik

(64)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Tabel 3.6 Item-Total Statistics Efektifitas Media Sosial Instagram Item

Tabel-tabel diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

(65)

(N=30) dan semua data tidak ada yang dikeluarkan dari analisa (exclude).

2. Tabel 3.6 Item-Total Statistics digunakan untuk mengetahui Validitas butir pernyataan, caranya adalah dengan membandingkan skor r hitung pada kolom Corrected Item-Total Correlation dengan r tabel, r tabel dilihat pada signifikasi 10% dengan derajat bebas (df) = 28 sehingga didapat r tabel sebesar 0,3061. Jika r hitung > r tabel maka butir tersebut valid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan pada variable X adalah valid.

b. HasilUji Validitas Instrumen Minat Beli Sepatu Sneaker

Tabel 3.7 Case Processing Summary Minat Beli Sepatu Sneaker Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

(66)

Pernyataan 6 0,721 0,3061 Valid

Pernyataan 7 0,673 0,3061 Valid

Pernyataan 8 0,680 0,3061 Valid

Pernyataan 9 0,734 0,3061 Valid

Pernyataan 10 0,741 0,3061 Valid

Pernyataan 11 0,697 0,3061 Valid

Pernyataan 12 0,687 0,3061 Valid

Pernyataan 13 0,787 0,3061 Valid

Pernyataan 14 0,737 0,3061 Valid

Tabel-tabel diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Tabel 3.7 Case Processing Summary menjelaskan bahwa responden yang terlibat dalam uji instrument kuesioner berjumlah 30 orang (N=30) dan semua data tidak ada yang dikeluarkan dari analisa (exclude).

2. Tabel 3.8 Item-Total Statistics digunakan untuk mengetahui Validitas butir pernyataan, caranya adalah dengan membandingkan skor r hitung pada kolom Corrected Item-Total Correlation dengan r tabel, r tabel dilihat pada signifikasi 10% dengan derajat bebas (df) = 28 sehingga didapat r tabel sebesar 0,3061. Jika r hitung > r tabel maka butir tersebut valid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa butir pernyataan pada variabel Y adalah Valid.

3.6.3 Hasil Uji Reabilitas

a. Hasil Uji Reliabilitas Efektifitas Media Sosial Instagram

(67)

Reliability Statistics

CroSnbach's

Alpha N of Items

,873 16

Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai Cronbach's Alpha dari Instrumen Efektifitas Media Sosail Instagram adalah sebesar 0,873. Berdasarkan tabel reliabilitas cronbach alpha, nilai ini berada diantara 0,80 s/d 1,00 yang berarti instrument variabel Efektifitas Media Sosail Instagram Sangat Reliabel. b. Hasil Uji Reliabilitas Minat Beli Sepatu Sneaker

Tabel 3.10 Reliability Statistics Minat Beli Sepatu Sneaker

Cronbach's

Alpha N of Items

.864 14

Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai Cronbach's Alpha dari Minat Beli Sepatu Sneaker adalah sebesar 0,864. Berdasarkan tabel reliabilitas cronbach alpha, nilai ini berada diantara 0,80 s/d 1,00 yang berarti instrument variabel Minat Beli Sepatu Sneaker Sangat Reliabel.

3.6.4 Pearson’s Correllation (Product Moment)

(68)

terkumpul melalui kuisioner dan telah diberi bobot dengan menggunakan skala ordinal dan dihitung skor dari masing-masing responden berdasarkan total jumlah dari total jawaban.

Kemudian diolah menjadi uji statistik dengan alat ukur analisis korelasi Pearson’ Correlation (Product Moment) yang akan menghasilkan koefisien

korelasi, untuk mengetahui tingkat hubungan di antara kedua variabel, digunakan rumus sebagai berikut :

(Sumber: Sugiyono, 2009 : 228)

Untuk dapat memberikan penafsiran pada koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.11 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

(69)

3.6.5 Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut: Y = a + bX Keterangan:

Y = Nilai variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = angka arah koefisiensi regresi, yaitu menunjukkan angka

peningkatan atau penurunan variabel dependen yang di dasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila b (-) maka terjadi penurunan

X = Nilai variabel independen

3.6.7 Uji Hipotesis

Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan uji t dengan criteria pengujian hipotesis sebagai berikut :

(70)

2. thitung < ttabel = H0 diterima dan Ha ditolak

(Sumber: Ruslan, 2008 : 206)

Nilai t tabel didapat dari tabel distribusi t dengan derajat bebas (degree of freedom) = n-2 dan nilai α yang digunakan 0.10 kemudian pengujian yang dilakukan adalah dua pihak. Rumus uji t adalah sebagai berikut:

√ √

Keterangan:

r = Besarnya korelasi n = Besarnya sampel

(Sumber: Sugiyono, 2009 : 230)

(71)

52 BAB IV

Hasil Penelitian 4.1 Deskripsi Data

4.1.1 Karakteristik Responden

(72)

4.1.2 Jenis Kelamin

Penulis mengelompokan responden kedalam karaktersitik jenis kelamin responden pada 2 (dua) kriteria, yaitu responden yang masuk dalam kriteria jenis kelamin pria dan responden yang masuk dalam kriteria jenis kelamin wanita.

Hasil sebaran segi karakteristik Jenis Kelamin yang telah didapat dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

Dari Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa dari 70 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, jumlah responden Perempuan lebih banyak daripada jumlah responden Laki-Laki. Dengan komposisi jumlah responden Laki-laki sebanyak 48,6 % sedangkan responden Perempuan sebanyak 51,4%.

Jika karakteristik jenis kelamin responden tersebut dilihat melalui diagram maka akan terlihat pada diagram 4.1 berikut:

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 34 48.6 48.6 48.6

Perempuan 36 51.4 51.4 100.0

(73)

Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi data hasil penelitian yang diperoleh, data tersebut kemudian dianalsis berdasarkan perhitungan frekuensi dan persentase yang disajikan dalam bentuk tabel oleh penulis. Penulis melakukan pembahasan berdasarkan indikator pada operasional variabel.

4.2.1 Deskripsi Variabel EfektifitasMedia Sosial Instagram (Variabel X) Penilaian mengenai efektivitas media sosial Instagram terdiri dari 3 indikator yaitu Kuantitas, Kualitas, dan Waktu. Ketiga indikator tersebut dikembangkan lagi menjadi 8 pernyataan dengan rincian sebagai berikut: indikator Kuantitas memiliki 2 pernyataan, Kualitas memeiliki 4 Pernyataan, dan Waktu memiliki 2 pernyataan.

33 33.5 34 34.5 35 35.5 36 36.5

Laki-laki Perempuan

Laki-laki

(74)

4.2.1.1 Tanggapan Responden Atas Pernyataan Media sosial Instagram memberikan banyak informasi tentang sepatu Sneaker kepada mahasiswa (Indikator Kuantitas)

Indikator Kuantitas memiliki distribusi pernyataan ―Media

sosial Instagram memberikan banyak informasi tentang sepatu Sneaker kepada mahasiswa‖. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini :

Tabel 4.2 Indikator Kuantitas

(Media sosial Instagram memberikan banyak informasi tentang sepatu Sneaker kepada mahasiswa)

Pernyataan1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

setuju 42 60.0 60.0 61.4

sangat setuju 27 38.6 38.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

Gambar

Gambar 1.1 Grafik pengguna Instagram yang meningkat di Indonesia
Gambar 2.1 Sepatu Sneaker
Gambar 2.2 Krangka Berfikir
Gambar 2.3 Oprasional Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sama halnya dengan penggunaan media social Instagram di atas yang telah dibahas pada kesimpulan, presentasi diri yang terjadi pada mahasiswa ilmu komunikasi Untirta juga memiliki

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara intensitas penggunaan media sosial instagram dengan harga diri, subjek penelitian memiliki intensitas penggunaan

Sedangkan penelitian terdahulu yang kedua dilakukan oleh Permatasari Gita (2016). Efektivitas Media Sosial Instagram Sebagai Media Promosi Produk Olahan Pertanian

EFEKTIVITAS IKLAN HEROINE MALANG PADA MEDIA SOSIAL INSTAGRAM (studi pada Followers Clothing Heroine Malang di Instagram) Selama proses penyusunan skripsi ini, banyak

Kemudian pada indikator Collaboration juga termasuk rendah, sehingga penulis menyarankan agar pengelola media sosial instagram @wisatadakwahokura lebih memperhatikan

69 BAB V HASIL PENELITIAN Pada bab ini penulis akan menyampaikan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan Tingkat Pengetahuan Remaja

Perencanaan Pemanfaatan Media Sosial Instagram Sebagai Sarana Manajemen Hubungan Masyarakat Di Madrasah Aliyah Bustanul Ulum Bulugading Bangsalsari Jember Berdasarkan hasil

vi PENGESAHAN Skripsi a.n Afif Muhammad Iryadi, NIM: 191510098, Judul Skripsi: Analisis Konten Meme Pada Media Sosial Instagram Studi Analisis Isi Pesan Meme Pada Konten Instagram