• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Laporan Keuangan - PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Esta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Laporan Keuangan - PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Esta"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori

2.1.1. Laporan Keuangan

Menurut Baridwan (1997) dalam Sulistyo (2010) laporan keuangan

merupakan ringkasan dari proses pencatatan, yang merupakan ringkasan dari

transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan

keuangan ini dibuat oleh pihak manajemen dengan tujuan untuk

mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik

perusahaan. Menurut Munawir (2001) dalam Purwandari (2012) mengatakan

bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun

oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah

daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau rugi-laba.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas

perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas

komponen-komponen berikut ini: (1) Neraca; (2) laporan laba rugi; (3) laporan perubahan

ekuitas; (4) laporan arus kas; dan (5) catatan atas laporan keuangan. Perusahaan

(2)

utama yang mempengaruhi kinerja keuangan, posisi keuangan perusahaan dan

kondisi ketidakpastian (IAI, 2007) dalam Sulistyo (2010).

2.1.2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan

Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi

keuangan suatu perusahaan baik pada saat tertentu maupun periode

tertentu.Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan

perushaan aupun secara berkala. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu

memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang

memiliki kepentingan terhadap perusahaan (Kasmir, 2011).

Berikut ini beberapa tujuan penyusunan laporan keuangan, yaitu :

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki

peruasahaan pada saat ini;

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang

dimiliki perusahaan pada saat ini;

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh

pada suatu periode tertentu;

4. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap

aktiva, pasiva, dan modal perusahaan;

5. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan

(3)

6. Memberika informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu

periode;

7. Memberikan informasi tentang tentang catatan-catatan atas laporan keuangan;

8. Informasi keuangan lainnya.

Menurut Soemarsono (2003) dalam Ginting (2012) pengungkapan laporan

keuangan oleh perusahaan bermanfaat untuk :

1. Kepentingan perusahaan, yaitu dapat diperolehnya biaya modal yang lebih

rendah yang berkaitan dengan berkurangnya resiko informasi bagi investor

dan kreditur yang menyebabkan investor dan kreditur bersedia membeli

sekuritas dengan harga tinggi.

2. Investor, yaitu dapat mengurangi resiko kesalahan pembuatan keputusan

investasi sehingga investor menjadi lebih percaya kepada perusahaan yang

berakibat pada naiknya harga sekuritas perusahaan.

3. Kepentingan nasional, yaitu dengan diperolehnya biaya modal yang lebih

rendah oleh perusahaan, maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat dan

kesempatan kerja akan meluas, sehingga pada akhirnya standar kehidupan

secara nasional akan meningkat pula. Dengan berkurangnya resiko informasi

yang dihadapi investor,pasar modal juga dapat menjadi lebih liquid.

Likuiditas pasar ini diperlukan oleh perekonomian nasional karena dapat

(4)

2.1.3. Pihak-pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan

Ada beberapa pihak yang dianggap memerlukan laporan keuangan

perusahaan, diantaranya yaitu (Fahmi, 2011) :

1. Pemilik

Pemilik ini adalah mereka yang memiliki usaha tersebut. Hal ini tercermin

dari kepemilikan saham yang dimilikinya. Kepentingan bagi para pemegang

saham yang merupakan pemillik perusahaan terhadap hasil laporan keuangan

yang elah dibuat adalah untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini,

untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu periode

dan untuk menilai kinerja manajememen atas target yang telah ditetapkan.

2. Kreditur

Kreditur adalah pihak yang memberikan pinjaman baik dalam bentuk uang,

barang maupun dalam bentuk jasa. Pada saat pihak debitur mengajukan

permohonan untuk meminjam sejumlah dana kepada kreditur, maka sudah

menjadi kewajiban bagi pihak kreditur untuk melakukan pengecekan terhadap

laporan keuangan pihak debitur untuk menjadi bahan rekomendasi apakah

(5)

3. Investor

Seorang investor berkewajiban untuk mengetahui kondisi perusahaan dimana

ia akan berinvestasi atau pada saat sudah berinvestasi, karena dengan

memahami laporan keuangan perusahaan tersebut artinya ia akan mengetahui

berbagai informasi keuangan perusahaan.

4. Pemerintah

Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang dibuat

perusahaan. Bahkan pemerintah melalui Departemen Keuangan mewajibkan

kepada setiap perusahaan untuk menyusun dan melaporkan keuangan

perusahaan secara periodik. Arti penting laporan keuangan bagi pihak

pmerintah adalah untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan

seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya dan untuk mengetahui

kewajiban perusahaan terhadap neraca dari hasil laporan keuangan yang

dilaporkan.

2.1.4. Luas Pengungkapan

Salah satu indikator kualitas pengungkapan ditunjukkan dengan tingkat

keluasan pengungkapan. Semakin luas tingkat pengungkapan informasi keuangan

suatu perusahaan, maka menunjukkan semakin valid informasi tersebut. Informasi

yang diungkapkan perusahaan dalam laporan tahunan harus memadai dan relevan

dengan kebutuhan informasi, agar pengambilan keputusan dapat dilakukan

(6)

Hendriksen dan Breda (1991) dalam Ginting (2012) membagi konsep

pengungkapan menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Pengungkapan memadai (adequate), yaitu tingkat pengungkapan

minimum yang dilakukan oleh perusahaan agar laporan yang disajikan

tidak menyesatkan.

2. Pengungkapan wajar (fair), yaitu tingkat pengungkapan yang ditujukan

untuk memenuhi tujuan etis dengan memberikan perlakuan yang sama

kepada semua pemakai informasi.

3. Pengungkapan penuh (full), yaitu tingkat pengungkapan diamana seluruh

informasi yang relevan disajikan oleh perusahaan. Tetapi dalam

penyajiannya, perusahaan harus tetap memperhatikan agar informasi yang

diungkapkan tidak berlebihan. Pengungkapan ini bagi beberapa pihak

disebut tidak layak karena justru akan menyulitkan para pengguna

informasi dalam menginterpretasikan inti dari informasi yang disajikan.

2.1.5. Perusahaan Property dan Real Estate

Industri property dan real estate pada umunya merupakan dua hal yang

berbeda. Menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia, pengertian

mengenai industri real estate tercantum dalam PMDN No.5 Tahun 1974 yang

mengatur tentang industri real estate. Dalam peraturan ini pengertian industri real

estate adalah perusahaan property yang bergerak dalam penyediaan, pengadaan,

serta pematangan tanah bagi keperluan usaha-usaha industry, termasuk

(7)

no. 05/KPTS/BKP4N/1995 property adalah tanah hak atau bangunan permanen

yang menjadi objek pemilik dan pembangunan. Dengan kata lain, property adalah

industry real estate ditambah dengan hukum-hukum seperti sewa dan

kepemilikan.

Produk yang dihasilkan dari industri real estate dan property sangatlah

beragam. Produk tersebut dapat berupa perumahan, apartment, rumah toko (ruko),

rumah kantor (rukan), gedung perkantoran (office building), pusat perbelanjaan

berupa mall, plaza, atau trade center. Perumahan, apartment, rumah toko (ruko),

rumah kantor (rukan), dan gedung perkantoran (office building) termasuk dalam

landed property. Sedangkan mall, plaza, atau trade center termasuk dalam

commercial building.

Perusahaan real estate dan property merupakan salah satu sektor industri

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan industri real estate

dan property begitu pesat saat ini dan akan semakin besar di masa yang akan

datang. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk

sedangkan supply tanah bersifat tetap. Diawal tahun 1968, industri real estate dan

property mulai bermunculan dan mulai tahun 80-an, industri real estate dan

property sudah mulai terdaftar di BEI. Mengingat perusahaan yang bergerak pada

sektor real estate dan property tersebut adalah perusahaan yang sangat peka

terhadap pasang surut perekonomian, maka seiring perkembangannya sektor real

estate dan property dianggap menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan dari

(8)

sektor real estate dan property yang memperluas landbank (aset berupa tanah),

melakukan ekspansi bisnis.

2.1.6. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas dari

suatu perusahaan, sebagai penentuan sebuah perusahaan besar atau kecil dapat

dilihat dari nilai total aktiva, penjualan bersih dan kapitalisasi pasar (Maryam,dkk

,2012). Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin tinggi tingkat

pengungkapan karena perusahaan besar harus memenuhi publik demand atas

pengungkapan yang lebih luas (Halim et al, 2005 dalam Prasetya 2011). Hal ini

mengindikasikan bahwa perusahaan besar cenderung akan mengungkapkan lebih

banyak informasi daripada perusahaan kecil.

Perusahaan besar memiliki biaya agency (agency cost) yang lebih besar

karena semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka semakin tinggi atau

semakin luas pula rantai komando dalam perusahaan tersebut, sehingga biaya

pengawasan yang timbul juga akan semakin besar. Untuk mengurangi biaya

agensi (agency cost) tersebut, perusahaan akan mengungkapkan lebih banyak

informasi atau akan melakukan pengungkapan yang lebih luas.

Perusahaan yang besar memiliki sumber daya yang besar pula. Dengan

sumber daya yang besar tersebut, perusahaan perlu dan mampu membiayai

penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi itu sekaligus menjadi

(9)

tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan

yang lebih luas. Sebaliknya, perusahaan kecil dengan sumber daya yang relatif

kecil mungkin tidak memiliki informasi siap saji sebagaimana perusahaan besar,

sehingga untuk menyajikan informasi yang lebih luas dibutuhkan biaya yang

besar.

2.1.7. Kepemilikan Saham Publik

Secara umum ada tiga jenis istilah terkait dengan penerbitan saham biasa oleh

perusahaan yaitu :

1. Saham biasa yang terotorisasi (authorized common stock) adalah jumlah

saham biasa yang tercantum di dalam anggaran dasar (AD) dan anggaran

rumah tangga (ART) perusahaan. Saham biasa yang terotorisasi ini

mencerminkan batas jumlah saham biasa yang dapat diterbitkan oleh

perusahaan.

2. Saham biasa yang diterbitkan (issued common stock) adalah jumlah saham

biasa yang telah diterbitkan oleh perusahaan ke masyarakat melalui pasar

modal.

3. Saham biasa yang beredar (outstanding common stock) adalah jumlah

saham biasa yang masih beredar di masyarakat.

Struktur kepemilikan saham oleh publik menggambarkan tingkat kepemilikan

(10)

saham yang dimiliki oleh publik yang dihitung dengan cara membandingkan

antara jumlah saham yang dimiliki oleh masyarakat (publik) dengan total saham

perusahaan yang beredar.

Ainun dan Fuad (2000) dalam Purwandari (2012) mengemukakan bahwa

adanya perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor luar dapat

mempengaruhi kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. hal ini karena

semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan,

semakin banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka dan dengan

demikian pengungkapan perusahaan semakin luas.

Dengan adanya pengawasan dari pihak luar perusahaan maka pihak

manajemen dituntut harus mampu untuk menunjukkan kinerja yang baik, karena

jika kinerja pihak manajemen baik maka pemegang saham akan mendukung

keberadaan manajemen. Manajemen sebagai penyedia informasi dituntut untuk

menyajikan informasi secara relevan dan tepat waktu. Dengan adanya konsentrasi

kepemilikan publik maka pihak manajemen akan lebih mendapat tekanan dari

pihak luar perusahaan atau shareholder untuk lebih tepat waktu dalam

(11)

2.1.8. Leverage

Leverage atau solvabilitas merupakan istilah yang sering digunakan

perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan didalam memenuhi seluruh

kewajiban finansialnya apabila perusahaan didalam memenuhi seluruh kewajiban

finansialnya apabila perusahaan dilikuidasi, secara umum solvabilitas dapat

dihitung dengan membagi total asset dengan total hutang.

Leverage atau solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa

besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.

Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio leverage digunakan untuk mengukur

kemampuan perushaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka

pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).

Leverage menunjukkan seberapa besar ekuitas yang tersedia untuk memberikan

jaminan terhadap hutang. Hutang disni meliputi hutang lancer dan hutang jangka

panjang. Untuk mengukur leverage dapat digunakan Debt To Equity Ratio

(Kasmir, 2011).

Rumusnya adalah :

(12)

2.1.9. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba

melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan,

kas, modal dan sebagainya.

Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah

memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal lainnya.

Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan,

perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta

meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. Rasio profitabilitas

merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari

keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen

(13)

2.2.Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian terdahulu.

Adapun beberapa penelitian tersebut antara lain :

Pada penelitian Ayuningtyas dan Zees (2013) menunjukkan bahwa variabel

profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

pengungkapan laporan keuangan, sedangkan variabel likuiditas tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan laporan keuangan. Namun berbeda dengan penelitian Devi

dan Suardana (2014) yang mengungkapkan bahwa variabel ukuran perusahaan

berpengaruh positif, variabel leverage berpengaruh negatif pada kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan, sedangkan variabel likuiditas dan status perusahaan

tidak berpengaruh positif pada kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Dalam

penelitian Mujiyono dan Nany (2010) menunjukkan bahwa variabel leverage, saham

publik dan komite audit berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap luas

pengungkapan sukarela, sedangkan variabel size berpengaruh positif signifikan

terhadap luas pengungkapan sukarela. Sedangkan dalam penelitian Adi Priguno dan

Hadiprajitno (2013) menunjukkan bahwa leverage, likuiditas dan umur perusahaan

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan sukarela pada

laporan tahunan, sedangkan variabel kepemilikan saham dan profitabilitas

berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan sukarela pada laporan

tahunan. Penelitian yang dilakukan Maryam, dkk (2012) menunjukkan bahwa

(14)

terhadap keberadaan pengungkapan laporan tahunan pada perusahaan. Adapun

penelitian yang dilakukan Rofika dan Apsari (2011) yang menunjukkan hasil bahwa

variabel ukuran perusahaan dan leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan, sedangkan variabel basis

perusahaan, profitabilitas, proporsi kepemilikan saham oleh publik, reputasi KAP dan

likuiditas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan

laporan keuangan perusahaan. Dan dalam penelitian Agustina (2011), menunjukkan

bahwa variabel likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan saham publik tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan laporan tahunan, sedangkan variabel ukuran

(15)

2.3.Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai pengaruh ukuran

perusahaan, kepemilikan saham publik, leverage dan profitabilitas terhadap

kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Berikut ini kerangka pemikiran

teoritis :

H1

H2

H3

H4

2.4.Hipotesis

2.3.1. Ukuran perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan

Ukuran perusahaan menggambarkan seberapa besar ukuran perusahaan

yang diukur melalui total asset. Perusahaan yang berukuran besar, cenderung

lebih banyak mengungkapkan butir-butir laporan keuangannya karena mereka

memiliki banyak informasi yang dapat diungkapkan. Ukuran Perusahaan

Kepemilikan Saham Publik

Leverage

Profitabilitas

(16)

Pada penelitian Devi dan Suardana (2014) menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh positif pada kelengkapan pengungkapan laporan

keuangan. Pada penelitian Ayuningtyas dan Zees (2013) menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan laporan keuangan.

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

2.3.2. Kepemilikan saham publik terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan

Kepemilikan saham adalah saham yang dimiliki oleh masyarakat publik

yang berada di luar lingkar manajemen dan tidak memiliki hubungan istimewa

dengan manajemen perusahaan. Semakin besar porsi saham publik, semakin

banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan. Semakin banyak

pihak yang membutuhkan informasi akan mendorong manajemen untuk

melakukan pengungkapan laporan yang semakin luas.

Pada penelitian Priguno dan Hadiprajitno menunjukkan hasil bahwa

kepemilikan saham publik berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan

laporan tahunan. Penelitian Maryam,dkk juga mengatakan bahwa struktur

kepemilikan berpengaruh terhadap keberadaan pengungkapan laporan tahunan.

H2 : Kepemilikan saham publik berpengaruh positif terhadap

(17)

2.3.3. Leverage terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan Leverage menunjukkan seberapa besar ekuitas yang tersedia untuk

memberikan jaminan terhadap hutang. Penggunaan hutang yang berhasil akan

meningkatkan pendapatan perusahaan atau meningkatkan ekuitas perusahaan.

Semakin besar leverage menunjukkan besarnya risiko dalam pembayaran hutang

perusahaan, sehingga akan semakin sempit dalam pengungkapan laporan

keuangan. Sebaliknya, semakin kecil leverage menunjukkan rendahnya tingkat

hutang perusahaan, maka akan semakin luas dalam pengungkapan laporan

keuangan (Arum, 2012).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Devi dan Suardana (2014)

menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif pada kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

H3 : Leverage berpengaruh negatf terhadap kelengkapan pengungkapan

laporan keuangan.

2.3.4. Profitabilitas terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh

keuntungan (profit). Variabel ini bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas

perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Semakin

tinggi profitabilitas perusahaan, menunjukkan semakin tingginya kemampuan

perusahaan dalam memperoleh laba dan semakin baik kinerja perusahaannya.

(18)

mengungkapkan laporan dan akan semakin tinggi kelengkapan pengungkapan

laporan keuangannya (Rofika & Mustika, 2011).

Dalam penelitian Maryam, dkk menunjukkan bahwa profitabilitas secara

parsial berpengaruh terhadap keberadaan pengungkapan laporan tahunan. Dan

dalam penelitian Priguno dan Hadiprajitno menunjukkan pula bahwa profitabilitas

memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan.

H4 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kelengkapan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil wawancara yang telah dilakukan penulis, diketahui keluhan-keluhan yang dirasakan operator, yaitu: mereka seringkali merasa terburu-buru menginput data jika kendaraan

PEPERIKSAAN PERCUBAAN 2017 SKEMA BIOLOGI KERTAS

Konsep dari Reposisioning Green Valley Hotel dan Resort di Bandungan melalui Media Promosi adalah strategi positioning dengan mereposisikan Green Valley melalui

dengan melihat setiap permasalahan dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang berlaku dan akhirnya mencapai tujuan perusahaan.. 3) Hasil analisis data

Setelah didapatkan momen-momen di tiap panelnya, maka dicari momen terbesar berdasarkan sumbu global x. Berikut adalah momen-momen maksimalnya setelah di sort di tabel

Pada periode akhir anak-anak, rasa takut timbul akibat fantasi yang dibentuk oleh anak itu sendiri yang menyebabkan harga dirinya terancam oleh lingkungannya (misalnya takut

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1) Apakah sistem pemberian kredit yang dilakukan oleh PT. BPR Puspa Kencana sudah sesuai dengan teori yang ada. 2)Apakah sistem

Kondisi pemanfaatan lahan sempadan sungai dikelurahan pangkabinanga yang berada dikawasan garis sempadan sungai besar tidak bertangul diluar kawasan perkotaan pada jarak 100 meter