ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DITINJAU DARI USIA, PENGALAMAN KERJA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI
Studi Empiris pada Guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: Agustina Susanti
041334065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
PERSEMBAHAN
Kupersembahkann karyaku ini untuk:
Bapa di Surga tempat aku berlindung dan memohon
Kedua orang tuaku Mikael Suprapto dan Margaretha Indarwati
Kakakku Emilintiana Retnoningtyas
Motto
Untuk segala sesuatu ada masanya,
Untuk apapun di bawah langit ada waktunya;
Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal,
Ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang
ditanam;
Ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan;
Ada waktu untuk merrombak, ada waktu membangun;
Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa;
Ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari;
Ada watu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu;
Ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari
memeluk;
Ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi;
Ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;
Ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit;
Ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;
Ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci;
Ada waktu untuk perang, ada waktu untuk perang; ada waktu
untuk damai...
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan ia
memberikan kekekalan dalam hati mereka.
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesunguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 November 2008 Penulis
Kata Pengantar
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul: ” Analisis Kompetensi Guru Ditinjau dari Usia, Pengalaman Kerja, dan Status Sosial Ekonomi”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memeperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, bantuan, dorongan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu di kesempatan ini sudah selayaknyabagi penulis untuk menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta beserta stafnya, yang telah memberikan berbagai fasilitas serta kemudahan selama penulis mengikuti pendidikan.
2. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si., selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
4. Bapak L. Saptono, S. Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Orang tuaku tercinta Bapak Mikael Suprapto dan Ibu Margaretha Indarwati, kakakku Emilintiana Retnoningtyas dan Agus Hariyanto, adikku Riki Hakrisnowo, dan ponakanku Bimandaru yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Leonardus Bayu Ari Primantoro terima kasih untuk segala doa dan
dukungannya.
8. Alfonsa Ika Andriani dan Putri Kurnia Jati terima kasih untuk kerja samanya, akhirnya kita berhasil...he3x...
9. Terima kasih untuk Agung dan Mas Regar serta semua pihak yang telah membantu dalam penelitian.
10. Teman-teman mitra perpustakaan Mrican terima kasih selalu memberiku semangat dan hiburan.
11. Teman-teman kos Trembuku 1, jangan malas semangat....cayoo...!!!
12. Teman-teman PAK’04, buruan nyusul ya jangan males, semangat...!!!!! 13. Teman-temanku serta pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Yogyakarta, November 2008 Penulis
ABSTRAK
ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DITINJAU DARI USIA, PENGALAMAN KERJA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI
Agustina Susanti
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia, (2) perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari pengalaman kerja, (3) perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari status sosial ekonomi.
Populasi penelitian ini adalah guru-guru SMA se Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan sampelnya sebanyak 359 guru yang diambil secara proportionate stratified random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang berisi angket pertanyaan tertutup. Teknik analisis datanya dengan menggunakanChi-Squaredengan taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tidak terdapat perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia, (Chi-Square hitung = 7,721 lebih kecil daripada
Chi-Square tabel = 12,6). (2) tidak terdapat perbedaan kompetensi kepribadian guru
ditinjau dari pengalaman kerja, (Chi-Square hitung = 9,22 lebih kecil daripada
Chi-Square tabel = 12,6). (3) tidak terdapat perbedaan kompetensi kepribadian guru
ditinjau dari status sosial ekonomi (Chi-Square hitung = 4,676 lebih kecil daripada
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF TEACHERS’ PERSONALITY COMPETENCY PERCEIVED FROM THE AGE, WORKING EXPERIENCE, AND
SOCIO-ECONOMICAL STATUS
Agustina Susanti
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
2008
This research purposes to know: (1) the difference of teachers’ personality competency perceived from the age, (2) the difference of teachers’ personality competency perceived from the working experience, (3) the difference of teachers’ personality competency perceived from the socio-economical status.
The population of this research are Senior High School teachers in Yogyakarta Special Region. There were 359 samples of the theachers taken by proportionate stratified random sampling. The data gathering method was questionnaire that contains closed questions. The data analysis method was Chi-Squarewith 5% significance.
The result of the research shows that (1) there are no difference in personality competency of the teachers perceived from the age ( Chi-Square count = 7,721 is
smaller than Chi-Squaretable = 12,6), (2) there are no difference in personality
competency of the teachers perceived from the working experience ( Chi-Square count
= 9,22 is smaller than Chi-Squaretable= 12,6), (3) there are no difference in
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iii
MOTTO... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
KATA PENGANTAR... .... vi
ABSTRAK... viii
ABSTRACT... ix
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Batasan Masalah... 4
C. Rumusan Masalah... 5
D. Tujuan penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian... 6
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Landasan Teori... 7
B. Kerangka Berpikir... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 23
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel... 24
E. Operasionalisasi Varisbel... 26
F. Teknik Pengumpulan Data... 37
G. Teknik Pengujian Instrumen... 38
H. Teknik Analisis Data... 40
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 47
B. Analisis Data... 51
C. Pembahasan... 60
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan... 68
B. Saran... 68
C. Keterbatasan... 69
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Kompetensi Kepribadian... 9
Tabel 3.1. Jumlah sampel... 26
Tabel 3.2. Variabel kompetensi kepribadian... 27
Tabel 3.3. Variabel usia... 28
Tabel 3.4. Variabel pengalaman kerja... 28
Tabel 3.5. Variabel status sosial ekonomi... 29
Tabel 3.6. Kriteria Kompetensi Kepribadian... 29
Tabel 3.7. Penilaian Acuan Normal tipe II... 30
Tabel 3.8. Kriteria Usia... 30
Tabel 3.9. Kriteria masa kerja... 31
Tabel 3.10. Pendapatan keluarga per bulan... 32
Tabel 3.11. Jumlah Anggota Keluarga... 32
Tabel 3.12. Jumlah Tanggungan Keluarga...32
Tabel 3.13. Kriteria Rumah Tinggal...32
Tabel 3.14. Fasilitas Khusus Barang Yang Dimiliki... 33
Tabel 3.15. Sumber Air Yang Digunakan... 33
Tabel 3.16. Jumlah Kamar Mandi... 33
Tabel 3.17. Sawah Yang Dimiliki... 34
Tabel 3.18. Kebun Yang Dimiliki... 34
Tabel 3.19. Pangkat Guru... 34
Tabel 3.21. Jabatan Dalam Keorganisasian... 35
Tabel 3.22. Keaktifan Dalam Kegiatan Keagamaan... 35
Tabel 3.23. Keaktifan Dalam kegiatan Pertemuan Kemasyarakatan... 36
Tabel 3.24. Pendidikan Terakhir Guru... 36
Tabel 3.25. Penilaian Acuan Norma tipe II... 37
Tabel 3.26. Item-Total Statistics... 38
Tabel 3.27. Hasil pengujian validitas... 39
Tabel 3.28. Reliability Statistics... 40
Tabel 4.1. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia... 48
Tabel 4.2. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja... 49
Tabel 4.3. Deskripsi Responden Berdasarkan Status Sosial Ekonomi... 49
Tabel 4.4. Deskripsi Kompetensi Kepribadian Guru... 50
Tabel 4.5. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 51
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Homogenitas... 52
Tabel 4.7. Kompetensi kepribadian dan usia... 53
Tabel 4.8. Chi-SquareUsia... 54
Tabel 4.9. Kompetensi kepribadian dan pengalaman kerja... 56
Tabel 4.10. Chi-SquarePengalaman Kerja... 56
Tabel 4.11. Kompetensi kepribadian dan status sosial ekonomi... 58
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner... 70
Lampiran 2. Uji validitas dan reliabilitas... 71
Lampiran 3. Uji normalitas dan homogenitas... 72
Lampiran 4. Uji hipotesis... 73
Lampiran 5. Daftar nama-nama sekolah ... 74
Lampiran 6. Surat ijin penelitian... 75
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan itu. Cara yang dilakukan oleh pemerintah tersebut yang digalakkan pada saat ini adalah program sertifikasi guru dan tunjangan profesi. Program tersebut menjadi prioritas tahun 2008 oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK). Dalam program sertifikasi ini guru diwajibkan untuk menjadi seorang yang profesional dimana untuk menentukan guru yang profesional tersebut adalah dengan uji sertifikasi. Uji sertifikasi ini meliputi proses penyusunan portofolio, penyusunan portofolio tersebut bertujuan agar guru mendapatkan point, jika point sudah mencukupi maka dapat dikatakan bahwa guru tersebut lulus uji sertifikasi dan berhak mendapat tunjangan profesi.
Program pemerintah tersebut tentu sangat bagus dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional, akan tetapi dalam kenyataan yang terjadi untuk kuota program sertifikasi guru tahun 2006/2007 menunjukkan bahwa dari 20.000 guru yang mengikuti uji sertifikasi ternyata hanya 8.839 guru saja yang lulus uji atau separuh lebih peserta tidak lulus uji sertifikasi (kedaulatan Rakyat, 01/09/2007).
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru yang profesional adalah guru yang mengenal dirinya yaitu bahwa dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik dalam belajar. Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 pasal 28 Peraturan Pemerintah tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan dikatakan bahwa guru profesional adalah guru yang memiliki empat jenis kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dari pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus dimiliki oleh guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
kepribadian. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian guru yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, dapat menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi ini berkaitan dengan idealisme dan kemampuan seorang guru untuk dapat memahami dirinya sendiri dalam kapasitas sebagai pendidik. Setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian yang memadai karena kompetensi ini akan melandasi atau menjadi landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran saja, akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana dia menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik.
Masyarakat sering menduga bahwa guru yang usianya lebih tua cenderung mempunyai kepribadian yang lebih baik dari pada guru yang berusia lebih muda hal tersebut disebabkan karena di usia tua emosi seseorang cenderung lebih stabil dibandingkan di usia muda yang merupakan masa pencarian jati diri. Begitu juga dengan faktor pengalaman kerja, masyarakat sering menilai bahwa guru yang sudah lama bekerja cenderung lebih berkompeten dari pada guru baru karena dengan semakin lama guru bekerja maka ia sudah mendapatkan pengalaman yang lebih banyak dalam bekerja termasuk dalam menangani permasalahan-permasalahan siswa. Selain kedua faktor di atas, masyarakat juga sering menduga bahwa guru yang mempunyai latar belakang status sosial ekonomi tinggi di masyarakat, juga mempunyai kompetensi kepribadian yang baik dibandingkan dengan guru yang berasal dari status sosial ekonomi rendah karena seseorang dengan status sosial ekonomi yang tinggi cenderung mempunyai reaksi mental yang lebih baik dalam memandang hidup yaitu dengan adanya bekal kekayaan, ilmu pengetahuan, dan kehormatan dalam diri mereka.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul penelitian “Analisis Kompetensi Kepribadian Guru Ditinjau dari Usia, Pengalaman Kerja, dan Status Sosial Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta.
B. Batasan Masalah
kompetensi kepribadian guru. Analisis kompetensi kepribadian guru tersebut dapat ditinjau dari berbagai faktor, akan tetapi dalam penelitian ini peneliti membatasi pada faktor usia, pengalaman kerja, dan status sosial ekonomi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia? 2. Apakah ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari pengalaman
kerja?
3. Apakah ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari status sosial ekonomi?
D. Tujuan Penelitian
Dengan melihat rumusan masalah di atas, tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia. 2. Untuk mengetahui perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari
pengalaman kerja.
E. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Dinas Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi dinas pendidikan khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru yaitu mengenai kompetensi kepribadian. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi Universitas Sanata Dharma untuk membantu memajukan fakultas keguruannya sehingga Universitas Sanata Dharma mampu mencetak calon guru yang profesional. 3. Bagi Penulis
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kompetensi
Undang-Undang guru dan dosen no 14 tahun 2005 pasal 8 menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Mengacu substansi pasal 8 tersebut, jelas bahwa kepemilikan kompetensi itu hukumnya wajib, artinya bagi guru yang tidak mampu memiliki kompetensi akan gugur keguruannya. Pada dasarnya kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang. Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen no 14 tahun 2005 pasal 1, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.
Menurut Ellis (1984) secara garis besar kompetensi terdiri dari tiga hal sebagai berikut.
a. Standar atau kriteria yang harus dimiliki oleh seorang guru, sehingga ia dapat mengajar dengan memuaskan.
b. Keterampilan yang diperlukan oleh seorang guru.
Pasal 10 Undang-Undang Guru dan Dosen no 14 tahun 2005 menyebutkan bahwa kompetensi guru sebagaimana di maksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi para guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dari pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus dimiliki oleh guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
2. Kompetensi Kepribadian
kemampuan kepribadian guru yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, dapat menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru menyebutkan bahwa kompetensi kepribadian seorang guru meliputi:
Tabel 2.1 Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bertindak sesuai dengan norma
agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
- Menghargai peserta didik tanpa membedaan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender. - Bersikap sesuai dengan norma agama yang
dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.
Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
- Berperilaku jujur, tegas, dan manusia. - Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan
dan akhlak mulia.
- Berperilaku yang dapat diteladan oleh masyarakat disekitarnya.
Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
- Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantab dan stabil.
- Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
- Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinngi.
- Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.
- Bekerja mandiri secara profesional. Menjujung tinggi kode etik
profesi guru.
- Memahami kode etik profesi guru. - Menerapkan kode etik profesi guru.
Analisis kompetensi kepribadian guru tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.
Dalam kompetensi ini, seorang guru dituntut untuk bisa menjadi seorang pribadi yang berdasarkan prinsip Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu jua), yaitu menghargai setiap per(berbeda-bedaan yang ada. b. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia.
1) Bertindak sesuai norma agama
Norma agama disebut juga dengan norma religi atau kepercayaan yang ditujukan kepada kehidupan beriman dan kewajiban manusia kepada Tuhan (Dwi Winarno, 2006). Contoh perilaku yang bertindak sesuai norma agama adalah; percaya kepada Tuhan, menghargai ajaran agama, menerapkan ajaran agama, menghargai peserta didik yang beragama lain.
2) Bertindak sesuai norma hukum
norma hukum adalah, mentaati peraturan perundang-undangan, menunjukkan perilaku disiplin, dll.
3) Bertindak sesuai norma sosial
Norma ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam terhadap sesama, misalnya dengan bertutur kata secara santun, berpenampilan sopan, berperilaku santun, menampilkan saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling mencintai, dan tolong-menolong di antara sesama manusia dan anak bangsa.
4) Bertindak sesuai norma kebudayaan nasional Indonesia
Norma ini dimaksudkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kembali kehidupan berbangsa yang berbudaya tinggi dengan menggugah, menghargai, mengembangkan budaya lokal dan nasional serta menyiapkan budaya yang dimaksud untuk melakukan adaptasi dan tindakan proaksi sejalan dengan tuntutan globalisasi. Sehingga sasaran utama tugas guru dalam pengembangan kebudayaan nasional itu adalah:
a.) Memelihara dan meningkatkan persatuan dan kesatuan nasional dalam masyarakat Indonesia yang beraneka ragam dalam suku bangsa, agama, dan kepercayaan.
b.) Membina integritas nasional.
c. Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi
Jujur dapat diartikan sebagai kelurusan atau ketulusan hati, jadi seorang guru dituntut utuk selalu berperilaku sesuai dengan ketulusan hati.
d. Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia
e. Pribadi yang dapat menjadi teladan
Guru merupakan teladan bagi peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang. Menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau menerima ataupun menggunakannya secara konstruktif maka telah mengurangi keefektifan pembelajaran. Peran dan fungsi ini patut dipahami dan tidak perlu menjadi beban yang memberatkan. Teladan seorang guru misalnya tercermin dalam; sikap dasar, gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap terhadap adanya kesalahan dan pengalaman, cara berpakaian, hubungan kemanusiaan, proses berpikir, dll. Contoh perilaku guru yang dapat diteladani peserta didik adalah; bertutur kata sopan, berperilaku terpuji, disiplin, tepat waktu, dll.
f. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil
Pribadi yang mantap dan stabil dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam menjaga kestabilan emosinya. Kestabilan emosi guru tersebut misalnya kemampuan guru dalam menahan marah (marah yang berlebihan). Guru yang mudah marah akan membuat peserta didik takut, dan ketakutan mengakibatkan minat dan konsentrasi belajar siswa berkurang.
yang dewasa, arif, dan berwibawa misalnya menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, disiplin, bekerja secara profesional, dll.
h. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi
Tanggung jawab dapat diartikan sebagai kondisi yang mewajibkan seseorang harus menanggung sesuatu. Contoh guru yang menunjukkan etos kerja dan tanggung yang tinggi adalah bekerja secara profesional, menggunakan waktu mengajar dengan sebaik mungkin, tepat waktu, menyampaikan materi yang benar dan tidak menyesatkan peserta didik. i. Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri
Bangga menjadi guru dapat diartikan sebagai sikap mensyukuri pekerjaan sebagai guru misalnya dengan bekerja sebaik mungkin, berusaha menjaga agar tetap menjadi guru yang profesional.
j. Bekerja mandiri secara profesional
Mandiri dapat diartikan sebagai sikap yang tidak tergantung pada yang lain. Seorang guru harus berperilaku secara mandiri. Contoh perilaku guru yang bekerja secara mandiri misalnya;mencari bahan ajar sendiri tanpa tergantung dari pihak sekolah atau pemerintah, bekerja dengan baik meskipun tidak ada penilaian dari kepala sekolah, dll.
k. Memahami kode etik profesi guru
pantas dilakukan oleh guru tersebut tertulis dalam rumusan Kode Etik Guru Indonesia , yang berbunyi:
“Persatuan Guru Republik Indonesia menyadari bahwa pendidikan merupakan suatu bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan tanah air serta kemanusiaan pada umumnya dan guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 merasa turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai Guru dengan mempedomani dasar-dasar sebagai berikut:
1) Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
2) Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
3) Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindari diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4) Guru menciptakan suasana sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5) Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
7) Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.
8) Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya. 9) Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan.” l. Menerapkan kode etik profesi guru
Guru yang mampu menerapkan kode etik profesi guru adalah guru yang berperilaku dengan mendasarkan diri pada kode etik profesi guru yaitu dengan berperilaku apa yang boleh dan tidak boleh atau yang pantas dan tidak pantas dilakukan oleh guru. Contoh perilaku guru yang dapat menerapkan kode etik profesi adalah; mentaati peraturan sekolah dan pemerintah, disiplin, menyampaikan materi sesuai kurikulum, dll.
m. Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi
Perilaku yang sesuai dengan kode etik guru adalah perilaku yang sesuai atau pantas yang dilakukan oleh seorang guru. Contoh perilaku guru yang sesuai dengan kode etik profesi guru adalah bekerja keras, melaksanakan tugas secara bertanggung jawab, mengembangkan diri secara terus menerus sebagai pendidik.
3. Usia
waktu keberadaan suatu benda/ makhluk, baik yang hidup maupun yang mati misalnya umur manusia.
4. Pengalaman Kerja
Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, kerja adalah perbuatan melakukan sesuatu yang dilakukan (diperbuat). Pengalaman dapat diartikan sebagai barang apa yang telah dirasai (diketahui, dikerjakan, dst.), sehingga pengalaman kerja adalah suatu kegiatan yang pernah dilakukan seseorang. Pengalaman kerja dalam penelitian ini lebih berkaitan dengan lama bekerja seseorang atau lamanya waktu seseorang bekerja.
5. Status Sosial Ekonomi
Status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok. Status sosial ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan ekonomi yang dimiliki seseorang dalam suatu kelompok. Status sosial ekonomi adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, status tersebut merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah manusia (Astrid Susanto, 1977: 99).
Menurut Soerjono Soekamto (1990) status sosial ekonomi adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasi, hak-hak serta kewajibannya. Adapun kriteria-kriteria untuk menggolongkan status sosial ekonomi masyarakat yang satu dengan yang lain, yaitu:
Ukuran kekayaan dapat diukur melalui beberapa indikator antara lain pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, harta benda yang dimiliki, serta fasilitas yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Ukuran Kekuasaan
Barang siapa memiliki kekuasaan atau mempunyai wewenang dalam masyarakat, maka ia menempati lapisan tertinggi dalam masyarakat. 3) Ukuran Kehormatan
Orang yang paling disegani dan paling dihormati dalam masyarakat mendapat tempat teratas statusnya.
4) Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dipakai pada masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Masyarakat sering menggunakan tingkatan pendidikan sebagai indikator penggolongan status sosial ekonomi, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ia mempunyai status sosial ekonomi yang tinggi dalam masyarakat.
6. Guru
seseorang (guru) yang membuat orang lain (siswa) belajar dalam arti mengubah seluruh dimensi perilaku.
B. Kerangka Berpikir
1. Analisis Kompetensi Kepribadian Guru Ditinjau dari Usia
Usia merupakan faktor penting dalam kehidupan seseorang karena usia tersebut selain menunjukkan waktu hidup seseorang, juga digunakan sebagai indikator kedewasaan seseorang. Sering dikatakan bahwa orang yang berumur lebih matang lebih baik kepribadiaannya dari pada orang yang usianya lebih muda. Pada usia muda keadaan emosional seseorang cenderung belum stabil hal tersebut dikarenakan usia muda merupakan tahap pencarian jati diri sehingga perkembangan pribadinya belum mantap. Mappiare (1982, 25) mengatakan bahwa masa dewasa awal adalah masa ketegangan emosi, banyak di antara dewasa muda mengalami ketegangan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti jabatan, perkawinan, keuangan dsb. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu kedewasaan seseorang akan bertumbuh dan diantara dewasa muda ini akan memperoleh ketenangan atau kepuasan. Karena pada usia yang lebih matang, keadaan emosional seseorang sudah lebih stabil yang ditandai dengan kemampuannya mengendalikan emosi, serta kemantapan dalam hal kepercayaan, sikap, dan perilaku religius dikalangan orang dewasa
tinggi dari pada guru yang berusia lebih muda hal tersebut disebabkan karena di usia yang lebih matang keadaan emosi guru sudah lebih stabil sehingga kemampuan guru dalam mengendalikan emosi, memecahkan masalah, dan sikap dalam menghadapi permasalahan sudah lebih dewasa seiring dengan perkembangan usianya.
Berdasarkan kerangka di atas, maka peneliti menurunkan hipotesis sebagai berikut:
Ha1 = Ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia
2. Analisis Kompetensi Kepribadian Guru Ditinjau dari Pengalaman
Kerja
Banyak orang meyakini bahwa kinerja masa lalu di pekerjaan yang serupa dapat dijadikan indikator terbaik dari kinerja di masa yang akan datang, selain itu orang sering menganggap pengalaman sebagai indikator yang tepat dari kemampuan dan sikap yang berhubungan dengan pekerjaan. Alasannya adalah semakin lama orang bekerja tentulah ia menggemari pekerjaannya tersebut dan mampu bekerja dengan baik karena lebih kompeten di pekerjaannya ( Henry Simamora, 2003:206).
tinggi dari pada guru baru. Berdasarkan kerangka di atas, maka peneliti menurunkan hipotesis sebagai berikut:
Ha2 = Ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari pengalaman kerja
3. Analisis kompetensi kepribadian guru ditinjau dari status sosial
ekonomi
Manusia dilahirkan dari lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat yang mempunyai struktur dan tata nilai tertentu. Dengan adanya struktur inilah dalam masyarakat terbentuk suatu status sosial ekonomi. Status sosial ekonomi merupakan kombinasi antara status sosial dengan staus ekonomi, jadi antara status sosial dengan status ekonomi akan terus berkaitan. Ukuran status sosial ekonomi tersebut terlihat dari kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan tingkat pendidikan. Masyarakat sering menggolongkan status sosial ekonomi seseorang kedalam beberapa golongan misalnya status sosial ekonomi tinggi, status sosial ekonomi menengah, dan status sosial ekonomi rendah. Antara status tersebut biasanya terdapat perbedaan yaitu dalam hal penampilan, reaksi mental, dan sikap sosial yang pada akhirnya mempengaruhi kepribadian seorang individu.
meningkatkan profesionalismenya sehingga proses belajar mengajar terlaksana dengan baik.
Berdasarkan kerangka di atas, maka peneliti menurunkan hipotesis sebagai berikut:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif komparatif. Penelitian deskriptif komparatif merupakan suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan membandingkan perbedaan-perbedaan dalam variabel. Jadi tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan membandingkan kompetensi kepribadian guru di Daerah Istimewa Yogyakarta ditinjau dari usia, pengalaman kerja, dan status sosial ekonomi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu penelitian adalah dari bulan Juli sampai dengan Agustus 2008.
C. Subjek dan objek penelitian
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas (Maman Rachman, 1993: 57).
Populasi dalam penelitian ini adalah para guru Sekolah Menengah Atas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut perhitungan Badan Pusat Statistis 2007 jumlah guru sekolah menengah atas di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 5.618 guru yang terdiri dari kabupaten Sleman sebanyak 1.476 guru, Kulon Progo sebanyak 382 guru, Gunung Kidul sebanyak 783 guru, Bantul sebanyak 1.280 guru, dan kotamadya Yogyakarta sebanyak guru 1697. Sehingga jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 5.618 guru.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang diteliti (Sugiono, 1999). Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi tersebut, peneliti menggunakan rumus Slovin (1960), yaitu sebagai berikut:
2 Ne 1
N n
Keterangan:
e = Nilai kritis yang diinginkan
Dalam penelitian ini, ditentukan nilai kritis sebesar 5%.
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan sebuah propinsi yang mempunyai 4 kabupaten (yaitu; Bantul, Sleman, Kulon Progo, dan Gunung Kidul) dan 1 kota madya (yaitu Kota Jogja). Oleh sebab itu penarikan sampel dilakukan dengan berdasarkan pada proporsi jumlah guru untuk setiap kabupaten dan kotamadya. Perhitungan jumlah sampel tersebut adalah sebagai berikut:
N = 5.618 guru e = 5 %
n = 2
1e
=
205 , 0 618 . 5 1 618 . 5 =
0025 , 0 618 . 5 1 618 . 5 = 045 , 14 1 618 . 5 = 045 . 15 618 . 5= 373,41dibulatkan menjadi 373
Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 373 guru Sekolah Menengah Atas di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan rincian pengambilan sampel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah sampel
Keterangan Jumlah
sekolah
Jumlah guru
Sleman 8 89
Bantul 9 85
Kulon Progo 6 25
Gunung Kidul 8 49
Kotamadya Yogyakarta
10 125
Jumlah 373
3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling, dimana populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Oleh sebab itu dalam penelitian ini jumlah guru yang diambil sebagai sampel dihitung berdasarkan proporsi untuk setiap kabupaten/ kotamadya.
E. Operasionalisasi Variabel
1. Variabel
a. Variabel kompetensi kepribadian guru
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian guru yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, dapat menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
b. Variabel usia
Usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu seseorang (guru) dalam menjalani hidupnya.
c. Variabel pengalaman Kerja
Pengalaman kerja disini berkaitan dengan masa kerja seorang guru berkaitan dengan kegiatan mengajarnya.
d. Variabel status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi adalah tempat atau posisi guru baik dalam lingkungan masyarakat maupun lingkungan sekolah.
2. Indikator Penelitian
a. Variabel kompetensi kepribadian guru Tabel 3.2
Variabel kompetensi kepribadian Kompetensi kepribadian Indikator No. Butir Jumlah Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia
1.menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.
2.Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan social yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.
1, 3, 9,10
4
Menampilkan diri sebagai pribadi yang
1. Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
2. Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. 3. Berperilaku yang dapat diteladan
oleh peserta didik dan anggota masyarakat disekitarnya.
Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabill
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
3, 10 2
Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
1. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.
2. Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.
3. Bekerja mandiri secara profesional.
4, 5, 6, 7, 8
5
Menjujung tinggi kode etik profesi guru.
1. Memahami kode etik profesi guru. 2. Menerapkan kode etik profesi guru. 3. Berperilaku sesuai dengan kode etik
profesi guru. 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10 6
b. Variabel usia
Tabel 3.3 Variabel usia
Variabel Indikator
Usia - Sangat muda
- Muda - Tua - Lanjut
c. Variabel pengalaman kerja
Tabel 3.4
Variabel pengalaman kerja
Variabel Indikator
Pengalaman Kerja - Baru
d. Variabel status sosial ekonomi
Tabel 3.5
Variabel status sosial ekonomi
Variabel Indikator
Status Sosial Ekonomi - Rendah - Menengah - Tinggi
3. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian seorang guru meliputi kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Untuk mengukur kompetensi kepribadian tersebut digunakan skala Likert.
Tabel 3.6
Kriteria Kompetensi Kepribadian
No Frekuensi Skor
1 2 3
Selalu Kadang-kadang
Tidak pernah
3 2 1
Tabel 3.7
Penilaian Acuan Norma tipe II
Skor Frekuensi Nilai
> M + 2S Sangat Tinggi 5
M+1S dan M+2S Tinggi 4
M – 1S dan M + 1S Cukup 3
M-2S dan M-1S Rendah 2
< M – 1S Sangat Rendah 1
Rumus Mean (M) dan Standar deviasi sebagai berikut (Masidjo 1995 : 164) : N X
1 2 2
N N
Keterangan : X = jumlah skor dari kompetensi kepribadian N = jumlah responden
= standar deviasi
Dalam hal ini perhitungan mean dan standar deviasi akan dilaksanakan dengan bantuan program SPSS versi 12.
b. Usia
Untuk mengukur variabel usia peneliti menggunakan skala Likert, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.8 kriteria usia
Kriteria Jawaban Skor Keterangan
c. Pengalaman Kerja
Variabel pengalaman kerja dalam penelitian ini berkaitan dengan masa kerja seorang guru. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert.
Tabel 3.9 Kriteria masa kerja
Kriteria Jawaban Skor Keterangan
<5 th 5-14 th 15-24 th >24 th
1 2 3 4
Baru Cukup Lama Sangat lama
d. Status Sosial Ekonomi
Pengukuran status sosial ekonomi dalam penelitian ini berdasarkan pada pendapat Soerjono Soekamto (1990), dimana status sosial ekonomi diukur berdasarkan ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan. Untuk mempermudah pengukurannya maka digunakan rating scale dimana data yang diperoleh berupa angka ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
1) Ukuran Kekayaan
a) Pendapatan keluarga
Tabel 3.10
Pendapatan keluarga per bulan
No Pendapatan Skor
1. 2. 3. 4.
<Rp 2.000.000
Rp 2.000.000– Rp. 2. 600.000 Rp 2.700.000 – Rp. 3. 400.000 >Rp 3. 400.000
1 2 3 4 b) Jumlah anggota keluarga
Tabel 3.11
Jumlah Anggota Keluarga
No Jumlah Skor
1. 2. 3. 4. 3 orang 4 orang 5 orang
Lebih dari 5 orang
4 3 2 1 c) Jumlah tanggungan keluarga
Tabel 3.12
Jumlah Tanggungan Keluarga
No Jumlah tanggungan Skor
1. 2. 3.
1-2 3-4
Lebih dari 4
3 2 1
d) Rumah
Tabel 3.13 Kriteria Rumah Tinggal
No Rumah Skor
1. 2. 3. 4. Rumah sendiri Rumah sewa Rumah dinas
e) Fasilitas khusus barang yang dimiliki Tabel 3.14
Fasilitas Khusus Barang Yang Dimiliki
No Fasilitas Skor
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Mobil Motor Video TV berwarna TV hitam putih Tape recorder Radio Kulkas Mesin cuci Pesawat telepon Telepon genggam Pager Komputer Laptop
Langganan surat kabar Langganan majalah 5 4 2 3 1 1 1 4 4 2 3 1 4 5 3 3 f) Sumber air
Tabel 3.15
Sumber Air Yang Digunakan
No Jenis sumber Skor
1. 2. 3. 4. 5. Sungai/mata air Sumur umum
Sumur timba milik sendiri Sumur pompa PAM 1 2 3 4 5 g) Kamar mandi
Tabel 3.16 Jumlah Kamar Mandi
No Jumlah Skor
1. 2. 3.
1 kamar mandi 2 kamar mandi
Lebih dari 2 kamar mandi
h) Sawah
Tabel 3.17 Sawah Yang Dimiliki
No Jumlah Skor
1. 2. 3. 4. 5. Tidak mempunyai kurang dari ¼ ha. Antara ¼ ha – ½ ha Lebih dari ½ ha – 1 ha Lebih dari 1 ha
0 1 2 3 4 i) Kebun Tabel 3.18 Kebun Yang Dimiliki
No Jumlah tanggungan Skor
1. 2. 3. 4. 5. Tidak mempunyai Kurang dari ¼ ha. Antara ¼ ha – ½ ha
Lebih dari ½ ha – 1 ha Lebih dari 1 ha
0 1 2 3 4
2) Ukuran Kekuasaan
Seseorang yang memiliki kekuasaan atau mempunyai wewenang dalam masyarakat, maka ia menempati lapisan tertinggi statusnya dalam masyarakat.
a) Pangkat guru
Tabel 3.19 Pangkat Guru
No pangkat Skor
1. 2. 3. 4.
Penata Muda, Penata Muda Tingkat I Penata, Penata Tingkat I
Pembina, Pembina Tingkat I Pembina Utama Muda, Pembina Utama Madya, Pembina Utama
b) Ruang golongan guru
Tabel 3.20 Ruang Golongan Guru
No Golongan Skor
1. 2. 3. 4. III/a, III/b III/c, III/d IV/a, IV/b IV/c, IV/d, IV/e
1 2 3 4 3) Ukuran Kehormatan
Orang yang disegani dan dihormati dalam masyarakat merupakan orang yang mempunyai status sosial ekonomi tinggi dalam masyarakat.
a) Jabatan dalam keorganisasian
Tabel 3.21
Jabatan Dalam Keorganisasian
No Jabatan Skor
1. 2. 3. 4. 5. Anggota Pengurus seksi Bendahara Sekretaris Ketua 1 2 3 4 5
b) Keaktifan dalam kegiatan keagamaan Tabel 3.22
Keaktifan Dalam Kegiatan Keagamaan
No Keaktifan Skor
1. 2. 3. 4. Sangat Aktif Aktif Kurang Aktif
Tidak Aktif sama sekali
c) Keaktifan dalam kegiatan pertemuan kemasyarakatan Tabel 3.23
Keaktifan Dalam kegiatan Pertemuan Kemasyarakatan
No Keaktifan Skor
1. 2. 3. 4. Sangat Aktif Aktif Kurang Aktif
Tidak Aktif sama sekali
4 3 2 1
4) Ukuran Ilmu Pengetahuan
Masyarakat sering menggunakan tingkatan pendidikan sebagai indikator penggolongan status sosial ekonomi, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ia mempunyai status sosial ekonomi yang tinggi dalam masyarakat. Dalam penelitian ini indikator pendidikan terakhir guru yang berhubungan dengan bidang kerja profesi guru dijadikan kriteria dalam mengukur status sosial ekonomi.
Tabel 3.24
Pendidikan Terakhir Guru
No Pendidikan terakhir Skor
1. 2. 3. 4. Non keguruan < S1 S1 > S1 1 2 3 4
Tabel 3.25
Penilaian Acuan Norma tipe II
Skor Nilai
> M + S Tinggi
M-1S dan M+1S Menengah
<M-1S Rendah
Rumus Mean (M) dan Standar deviasi sebagai berikut (Masidjo 1995 : 164) :
N X
1 2 2
N N
Keterangan : X = jumlah skor dari kompetensi kepribadian N = jumlah responden
= standar deviasi
Dalam hal ini perhitungan mean dan standar deviasi dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 12.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner (angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono, 1999:135).
G. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini untuk menguji validitas instrumen penelitian digunakan rumus Product Moment, yaitu sebagai berikut:
)} y ( y N { )} x ( x N { ) y )( x ( xy N r 2 2 2 2 xy Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan
N = Jumlah responden
x = Jumlah kuadrat skor x
y = Jumlah skor x
x2= Jumlah kuadrat skor y
y2 = Jumlah kuadrat skor y
Tabel 3.26
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item
Deleted 1 25,37 10,585 ,950 . ,911 2 25,37 10,585 ,950 . ,911 3 25,53 10,395 ,590 . ,920 4 25,37 10,585 ,950 . ,911 5 25,50 9,155 ,828 . ,907 6 25,60 9,214 ,732 . ,915 7 25,37 10,585 ,950 . ,911 8 25,73 9,030 ,557 . ,941 9 25,43 9,082 ,941 . ,900 10 25,43 10,599 ,666 . ,917
Untuk mengintepretasikan validitas butir soal dilakukan dengan cara membandingkan r hitung dengan r tabel, r hitung diperoleh dengan cara melihat scor Corrected Item-Total Correlation. Sedangkan r tabel diperoleh dengan cara: df = n – 2, taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh r tabel 0,239. Berikut ini data kevalitan butir soal:
Tabel 3.27
Hasil pengujian validitas kompetensi kepribadian guru:
No Nilai Keterangan
1 0,950 Valid
2 0,950 Valid
3 0,590 Valid
4 0,950 Valid
5 0,828 Valid
6 0,732 Valid
7 0,950 Valid
8 0,557 Valid
9 0,941 Valid
10 0,666 Valid
2. Reliabilitas
instrumen tersebut sudah baik. Untuk menguji reliabilitas intrumen penelitian digunakan rumusalpha, yaitu sebagai berikut:
r11 =
22 1 1 t b k k
Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen
K = jumlah item
2 b
= jumlah variasi butir
2
t
= variasi total
Jika nilai alpha lebih dari 0,60 maka instrument penelitian dinyatakan reliabel sebaliknya jika nilai alpha kurang dari 0,60 maka instrument penelitian dinyatakan tidak reliabel Nunnaly (1978) dalam Iman Gozhali (2001)
Tabel 3.28 Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
,922 ,961 10
Berdasarkan tabel diatas nilai Alpha Cronbach sebesar 0,922 lebih besar dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner reliabel.
H. Teknik Pengujian Hipotesis
1. Statistis Deskriptif
Statistis deskriptif adalah statistis yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono,1998:112). Deskripsi data penelitian ini dilakukan dengan berdasarkan Pedoman Acuan Normal (PAN) tipe II dan dilengkapi perhitungan mean, median, modus, dan standar deviasi.
2. Uji prasyarat analisis
a. Uji normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut dalam penelitian ini digunakan rumusone sample Kolmogorov-Smirnovyang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
D = Maksimum [Fo (x)-Sn(x)]
Keterangan:
D = deviasi atau penyimpangan
Fo (x) = distribusi frekuensi kumulatif teoritis Sn(x) = distribusi frekuensi yang diobservasi
probabilitas (α) yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikansi 5% maka data tidak signifikan, artinya tidak ada perbedaan antara distribusi data yang dianalis dengan data teoritis sehingga sebaran data variabel adalah normal pada taraf signifikansi 5%.
b. Uji homogenitas
Selain uji normalitas, penelitian ini juga membutuhkan uji homogenitas, yaitu untuk menentukan apakah data tersebut homogen atau tidak. Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah varians sample yang akan dikomparasikan tersebut homogen atau tidak. Varians adalah standar deviasi yang dikuadratkan. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji F.
F = Varians terbesar/Varians terkecil
Harga F besar terhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang na-1 dan dk penyebut nc-1. Dalam hal
ini berlaku ketentuan, bila harga F hitung lebih kecil atau = F tabel (Fh≤Ff), maka dapat disimpulkan bahwa varians data yang akan dianalisis
homogen.
Dalam hal ini untuk perhitungan normalitas dan homogenitas meskipun dicantumkan rumus manual namun dalam perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 12.
3. Teknik analisis data
Daerah penolakan Ha
(0,05 , (k-1), (b-1) 0
perhitungan anova, karena hipotesis dalam penelitian ini merupakan hipotesis komparatif lebih dari dua sampel maka pengujiannya dilakukan dengan menggunakan analisis varian satu jalan (one way anova).
Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut : a. Merumuskan Ho dan Ha
Ho:µ1= µ2= µ3
Tidak ada perbedaan kompetensi kepribadian guru Ha:µ1≠ µ2≠ µ3
Ada perbedaan kompetensi kepribadian guru
b. Menentukan daerah penerimaan Ho dan penolakan Ha
Pengujian dengan anova menggunakan distribusi F, titik kritis diperoleh dengan bantuan tabel F dimana titik kritis ditentukan oleh :
1) Taraf nyata atau signifikan (α) = 5%
2) Derajat bebas ataudegree of freedom(df) yang terdiri dari : Numerator = k – 1
Denominator = N – k
Daerah
Ha diterima apabilaχ2hitung >χ2tabel Ha ditolak apabilaχ2hitung < χ2tabel
c. Menentukan uji statistis
Uji statistis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji F ditentukan cara menghitung :
1) JKtotal =
N Xtot totX
2 2
2) JKantar =
N X n X nX
tot
2 2 2 1 2 13) JKdalam= JKtotal-JKantar
4) MKantar=
dalam antar
MK MK
5) MKdalam=
m N JKdalam
6) Fhitung =
dalam antar
MK MK
Keterangan:
N = Jumlah seluruh sampel m = Jumlah kelompok
d. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel yaitu : Haditerima jika Fhitung > Ftabel
Daerah penolakan Ha
(0,05 , (k-1), (b-1) 0
Apabila distribusi data tidak normal dan tidak homogen maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Perhitungan Chi Square(χ2), dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merumuskan Ho dan Ha Ho:µ1= µ2= µ3
Tidak ada perbedaan kompetensi kepribadian guru Ha:µ1≠ µ2≠ µ3
Ada perbedaan kompetensi kepribadian guru
b. Menentukan daerah penerimaan Ho dan penolakan Ha
Pengujian dengan analisis menggunakan distribusi harga chi kuadrat, titik kritis diperoleh dengan bantuan tabel chi kuadrat dimana titik kritis ditentukan oleh :
1) Taraf nyata atau signifikan (α) = 5%
2) Derajat bebas ataudegree of freedom(df) yang terdiri dari : Numerator = k – 1
Denominator = N – k
Ha diterima apabilaχ2hitung >χ2tabel Ha ditolak apabilaχ2hitung <χ2tabel
Daerah
c. PerhitunganChi Square(χ2)
fh fh fo
2 2 keterangan: χ2 = Chi Square
Fo = frekuensi yang diobservasi (usia/ pengalaman kerja/ status sosial ekonomi)
Fh = frekuensi yang diharapkan (kompetensi sosial) Untuk memperoleh frekuensi yang diharapkan (fh) digunakan rumus;
Fh =
mdanbaris jumlahkolo s jumlahbari x m jumlahkolo fh
d. Untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya, digunakan koefisien kontingensi dengan rumus (I Nyoman Susila, 1986:216) :
N C
2 2
Keterangan : C = koefisien kontigensi
2
= hargaChi-kuadratyang diperoleh N = jumlah total
Nilai C di atas disebut koefisien kemungkinan. Semakin besar nilai C, semakin tinggi taraf hubungannya. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya, maka perlu membandingkan C dengan Cmaks. rumus
pembanding tersebut adalah :
k
k Cmaks 1 /Keterangan Cmaks = harga C paling besar
Cmaksmerupakan batasan taraf signifikan yang paling besar, semakin
dekat jumlah C mendekati Cmaks semakin besar tingkat pengaruh yang
terjadi yang telah dihitung dengan Chi-kuadrat. Untuk menginterpretasikan hubungan antara C dengan Cmaks dilakukan
dengan dengan cara membagi antara C dengan Cmaks kemudian
diinterpretasikan dengan tabel berikut ini:
Tabel 3.26
Interpretasi Derajat Hubungan
No Harga Nilai
koefisien
Tingkat Keterhandalan 1 C maks ≥0,80 Sangat tinggi 2 C maks 0,60 < 0,80 Tinggi 3 C maks 0,40 < 0,60 Sedang 4 C maks 0,20 < 0,40 Rendah 5 C maks < 0,20 Sangat rendah
e. Membandingkan nilai chi kuadrat hitung (H hitung) dengan chi kuadrat tabel (H tabel) yaitu :
Haditerima jika H hitung > H tabel
f. Membuat kesimpulan
1) Berdasarkan pada perbandingan Chi Square (χ2) hitung dengan Chi Square(χ2) tabel:
a) Apabilaχ2hitung<χ2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b) Apabilaχ2hitung>χ2tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2) Berdasarkan pada probabilitas (signifikansi): a) Ha diterima apabilaα> 0,05
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 373 guru. Subjek penelitian tersebar di 4 kabupaten dan 1 kotamadya di Propinsi Dearah Istimewa Yogyakarta. Jumlah responden yang mengisi kuesioner penelitian secara lengkap sebanyak 359 guru. (response rate = 96,25%). Berikut ini disajikan deskripsi data penelitiannya.
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1
Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
No Usia Frekuensi (guru)
Frekuensi Relatif (%)
kategori
< 20 th 2 0,6 Sangat muda
2 20-39 th 109 30,36 Muda
3 40-59 th 243 67,68 Tua
4 >59 5 1,4 Lanjut
Jumlah 359 100%
Sumber: Data Primer
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Tabel 4.2
Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
No Pengalaman Kerja Frekuensi (guru)
Frekuensi Relatif (%)
Kategori
1 <5 th 49 13,65 Baru
2 5-14 th 103 28,69 Cukup
3 15-24 th 148 41,23 Lama
4 >24 th 59 16,44 Sangat lama
JUMLAH 100%
Sumber: Data Primer
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa guru yang mempunyai kriteria masa kerja baru adalah sebanyak 49 guru, cukup sebanyak 103 guru, masa kerja lama sebanyak 148 guru dan masa kerja sangat lama sebanyak 59 guru.
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Status sosial Ekonomi
Kriteria status sosial ekonomi dihitung dari skor kuesioner tiap-tiap responden kemudian ditafsirkan dengan menggunakan perhitungan PAN II. Dengan nilai mean = 32,64 dan standar deviasi 5,727, berikut ini hasil perhitungan status sosial ekonomi:
Tabel 4.3
Deskripsi Responden Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Perhitungan Kelas Interval Frekuensi (guru) Frekuensi Relatif (%) Kategori
32,64 + 5,727 > 38 63 17,5 Tinggi 32,64 – 1(5,727) dan 32,64 +
5,727
27 – 38 239 66,6 Menengah
32,64 – 5,727 < 26 57 15,9 Rendah
Jumlah 359 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa guru yang mempunyai status sosial ekonomi tinggi sebanyak 63 guru, menengah 239 guru, sedangkan guru dengan status sosial ekonomi rendah sebanyak 57 guru. 4. Deskripsi Kompetensi Kepribadian Guru
Kriteria kompetensi kepribadian guru dihitung dengan menggunakan perhitungan PAN II. Dengan nilai mean = 29,07 dan standar deviasi 1,257., berikut ini hasil perhitungan kompetensi kepribadian guru:
Tabel 4.4
Deskripsi Kompetensi Kepribadian Guru
Perhitungan Kelas Interval
Frekuensi Frekuesi Relatif
Klasifikasi
29,07 + 2(1,257) > 31,58 0 0 Sangat tinggi 29,07 + 1(1,257) , 29,07 +
2(1,257)
30,33 – 31,58 0 0 Tinggi
29,07 – 1(1,257), 29,07 + 1(1,257)
27,81 – 30,33 332 92 Cukup
29,07 – 2(1,257), 29,07 – 1(1,257)
26,56 – 27,82 13 3,6 Rendah
29,07 – 2(1,257) < 26,56 14 3,9 Sangat rendah
Jumlah 359 100%
Sumber: Data Primer
B. Analisis Data
1. Pengujian Persyaratan Analisis Data
a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas kompetensi kepribadian dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dan dikerjakan dengan bantuan SPSS 12. for Windows. Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas data penelitian.
Tabel 4.5
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Usia masker sossek Komp. Kepri
N 359 359 359 359
Normal Parameter s(a,b)
Mean
2,70 2,60 1,99 29,07
Std. Deviatio n
,500 ,918 ,598 1,257
Most Extreme Difference s
Absolute
,417 ,243 ,323 ,297
Positive ,260 ,169 ,321 ,230
Negativ
e -,417 -,243 -,323 -,297 Kolmogorov-Smirnov
Z 7,903 4,610 6,114 5,626 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
sehingga dalam pengujian hipotesis tidak dapat menggunakan statistis parametrik akan tetapi menggunakan statistis nonparametrik.
b. Pengujian Homogenitas
Pengujian homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan rumus uji F dan dikerjakan dengan bantuan SPSS 12.0 for Windows. Berikut ini disajikan hasil pengujian homogenitas.
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Homogenitas
No Variabel Levene Statistic df1 df2 Sig.
1 Usia 0,646 3 355 0,586
2 Pengalaman
kerja 1,783 3 355 0,150 3 Status sosial
ekonomi 0,314 2 356 0,731
Dari tabel di atas diketahui Levene Test untuk variabel usia adalah 0,646 dengan nilai probabilitas 0,586 sehingga nilai probabilitas tersebut > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa varians data homogen.Levene Test
Daerah penolakan H0
12,6 0
2. Pengujian Hipotesis
a. Analisis kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia
Langkah-langkah pengujian hipotesis menggunakan Chi Square adalah sebagai berikut:
1) Menentukan formulasi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) Ho : tidak ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari
usia
Ha : ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia 2) Memilihlevel of significanceyaitu 0,05 dandegree of freedomyaitu:
db = (b-1) (k-1) db = (4-1) (3-1) db = 6
3) Kriteria pengujian
Ha diterima apabila χ2> 12,6 Ha ditolak apabila χ2 < 12,6
Daerah
4) PerhitunganChi Square.
Tabel 4.7
Kompetensi kepribadian dan usia
Kompetensi kepribadian guru
Total Usia
(tahun)
Sangat
tinggi Tinggi Cukup Rendah
Sangat rendah
<20 0 0 1 1 0 2
20-39 0 0 86 18 5 109
40-59 0 0 212 24 7 243
>59 0 0 5 0 0 5
Total 304 43 12 359
Dari tabel di atas dapat diperoleh nilaiChi Squaresebagai berikut: Tabel 4.8
Chi-SquareUsia
No Fo Fh (fo-fh)2 (fo-fh)2 Fh
1 0 0,07 0,0049 0,07
2 5 4 1 0,25
3 7 8 1 0,125
4 0 0,17 0,0289 0,17
5 1 0,24 0,5776 2,41
6 18 13 25 1,92
7 24 29 25 0,86
8 20 0,6 0,36 0,6
9 1 2 1 0,5
10 86 92 36 0,39
11 212 206 36 0,17
12 5 4 1 0,25
NilaiChi-Square = 7,721
5) Perhitungan koefisien kontigensi
359 721 , 7 721 , 7 C = 0,145
41
/4 maks
= 0,866
Ratio = 866 , 0
145 , 0
= 0,167
6) Membuat kesimpulan
Hasil pengujian statistis menunjukkan nilaiChi-Square hitung adalah 7,721. Chi-Square tabel diperoleh dari = 0,05 dan df =
(4-1) (3-(4-1) = 6. Maka nilai 2 kritis berdasarkan tabel 2 (0,05;6)
=12,6. Karena Chi-Square hitung = 7,721 lebih kecil dari Chi-Squaretabel = 12,6 maka dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak atau tidak ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia. Sedangkan nilai C = 0,145 dan Cmaks = 0,866 dan menghasilkan nilai perbandingan sebesar 0,167 maka dapat disimpulkan bahwa derajat hubungan antara usia dengan kompetensi kepribadian adalah sangat rendah.
b. Kompetensi kepribadian guru ditinjau dari pengalaman kerja
1) Menentukan formulasi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) Ho : tidak ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari
pengalaman kerja
Ha : ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari pengalaman kerja
Daerah penolakan H0
12,6 0
db = (4-1) (3-1) db = 6
3) Kriteria pengujian
Ha diterima apabilaχ2> 12,6 Ha ditolak apabilaχ2 < 12,6 4) PerhitunganChi Square
Tabel 4.9
Kompetensi kepribadian dan pengalaman kerja
Kompetensi kepribadian guru Pengalaman kerja (tahun) Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Total
<5 0 0 36 9 4 49
5-14 0 0 87 14 2 103
15-24 0 0 132 11 5 148
>24 0 0 49 9 1 59
Total 0 0 304 43 12 359
Dari tabel di atas dapat diperoleh nilaiChi Squaresebagai berikut: Tabel 4.10
Chi-SquarePengalaman Kerja
No Fo Fh (fo-fh)2 (fo-fh)2 Fh
1 4 2 4 2
2 2 3 1 0,33
3 5 5 0 0
4 1 2 1 0,5
5 9 6 9 1,5
6 14 12 4 0,33
Daerah
7 11 18 49 2,72
8 9 7 4 0,57
9 36 42 36 0,86
10 87 87 0 0
11 132 125 49 0,392
12 49 50 1 0,02
NilaiChi-Square = 9,22 5) Perhitungan koefisien kontigensi
158 , 0 359 22 , 9 22 , 9 C
41
/4 maks C = 0,866 Ratio = 866 , 0 158 , 0 = 0,182 6) Membuat kesimpulan:Hasil pengujian statistis menunjukkan nilaiChi-Square hitung adalah 9,22. Chi-Square tabel diperoleh dari = 0,05 dan df = (4-1)
(3-1) = 6. Maka nilai 2 kritis berdasarkan tabel 2 (0,05;6 =6) =
Daerah penolakan H0
9,49 0
c. Kompetensi kepribadian guru ditinjau dari status sosial ekonomi
1) Menentukan formulasi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) Ho : tidak ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari
status sosial ekonomi
Ha : ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari status sosial ekonomi
2) Memilihlevel of significanceyaitu 0,05 dandegree of freedomyaitu: db = (b-1) (k-1)
db = (3-1) (3-1) db = 4
3) Kriteria pengujian
Ha diterima apabilaχ2> 9,49 Ha ditolak apabila χ2< 9,49 4) PerhitunganChi Square
Tabel 4.11
Kompetensi kepribadian dan status sosial ekonomi
Kompetensi sosial guru
Status sosial ekonomi Sangat tinggi Tinggi cukup Rendah Sangat rendah Total
Rendah 0 0 50 11 4 65
Cukup 0 0 198 26 7 231
Tinggi 0 0 56 6 1 63
Total 0 0 304 43 12 359
Daerah
Dari tabel di atas dapat diperoleh nilaiChi Squaresebagai berikut: Tabel 4.12
Chi-SquareStatus Sosial Ekonomi
No Fo fh (fo-fh)2 (fo-fh)2 Fh
1 4 2 4 2
2 7 8 1 0,125
3 1 2 1 0,5
4 11 8 9 1,125
5 26 28 4 0,143
6 6 7 1 0,143
7 50 55 25 0,45
8 198 196 4 0,02
9 56 53 9 0,17
NilaiChi-Square = 4,676
5) Perhitungan koefisien kontigensi
113 , 0 359 676 , 4 676 , 4 C
31
/3 maks C = 0,82 Ratio = 82 , 0 113 , 0 = 0,1386) Membuat kesimpulan:
Hasil pengujian statistis menunjukkan nilaiChi-Square hitung adalah 4,676.Chi-Squaretabel diperoleh dari = 0,05 dan df = (3-1)
(3-1) = 4. Maka nilai 2 kritis berdasarkan tabel 2 (0,05;4)
perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari status sosial ekonomi. Sedangkan nilai C = 0,113 dengan Cmaks sebesar 0,82 dan menghasilkan nilai perbandingan sebesar 0,138 maka dapat disimpulkan bahwa derajat hubungan antara status sosial ekonomi dengan kompetensi kepribadian adalah sangat rendah.
C. Pembahasan
1. Kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia
Dalam kerangka berpikir dikatakan bahwa seseorang yang berusia lebih tua cenderung lebih dewasa/lebih matang kepribadiannya dari pada seseorang yang berusia lebih muda. Oleh sebab itu dirumuskan terdapat perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia. Akan tetapi berdasarkan hasil pengujian statistis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia. Kesimpulan ini didukung oleh hasil perhitungan nilai Chi-Square hitung adalah 7,721 dan nilai Chi-Squaretabel = 12,6. Sedangkan berdasarkan perhitungan koefisien kontingensi diperoleh hasil sebagai berikut: