Satgas Randal Kab. Karangasem III-27
BAB III
ARAHAN STRATEGIS NASIONAL
BIDANG CIPTA KARYA
3.1 Arahan RTRW Nasional (PP No 26 Tahun 2008)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah
No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang
dijadikan sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM
kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kriteria:
i. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan
Satgas Randal Kab. Karangasem III-28 ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri
dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama
transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kriteria:
i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan
ekspor-impor yang mendukung PKN,
ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri
dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi
yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Kriteria:
i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan
negara tetangga,
ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga,
iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan
wilayah sekitarnya, dan/atau
iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat
mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:
i. Pertahanan dan keamanan,
a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara
berdasarkan geostrategi nasional,
b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan
amunisi dan
c) peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan,
dan/atau
d) kawasan industri sistem pertahanan, atau
e) merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang
Satgas Randal Kab. Karangasem III-29 ii. Pertumbuhan ekonomi,
a) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
b) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi
nasional,
c) memiliki potensi ekspor,
d) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,
e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
f) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan nasional,
g) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka
mewujudkan petahanan energi nasional, atau
h) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
iii. Sosial dan budaya
a) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya
nasional,
b) merupakan prioritas peningkatan kualitas social dan budaya serta jati diri bangsa,
c) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan,
d) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,
e) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
f) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
a) diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
b) pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis
nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir
c) memiliki sumber daya alam strategis nasional
d) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa
e) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau
f) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a) merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
b) merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang
c) ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah
Satgas Randal Kab. Karangasem III-30 d) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian negara,
e) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro
f) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup
g) rawan bencana alam nasional
h) sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas
terhadap
i) kelangsungan kehidupan.
3.2. Arahan RTRW Pulau
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari
RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan
RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan
pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang
terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah
mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.
c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk
bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah,
persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.
Berdasarkan Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali
tinjauan Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Pulau Jawa-Bali antara lain :
Kebijakan Penataan Ruang Pulau Jawa-Bali
a. Kebijakan untuk mewujudkan lumbung pangan utama nasional meliputi:
1) pemertahanan lahan pertanian untuk tanaman pangan, termasuk lahan pertanian
pangan berkelanjutan;
2) pengembangan dan pemertahanan jaringan prasarana sumber daya air untuk
meningkatkan luasan lahan pertanian untuk tanaman pangan; dan
3) pengembangan sentra pertanian tanaman pangan melalui peningkatan fungsi
industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan untuk
Satgas Randal Kab. Karangasem III-31 b. Kebijakan untuk mewujudkan kawasan perkotaan nasional yang kompak berbasis
mitigasi dan adaptasi bencana sebagaimana meliputi:
1) pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional yang menjalar (urban
sprawl); dan
2) pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional di kawasan rawan
bencana.
c. Kebijakan untuk mewujudkan pusat industri yang berdaya saing dan ramah
lingkungan meliputi:
1) rehabilitasi dan peningkatan fungsi kawasan industri untuk meningkatkan daya
saing kawasan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup;
2) pengembangan kawasan untuk kegiatan industri kreatif yang berdaya saing dan
ramah lingkungan di kawasan perkotaan nasional; dan
3) peningkatan keterkaitan ekonomi antarpusat industri.
d. Kebijakan untuk mewujudkan pemanfaatan potensi sumber daya mineral, minyak
dan gas bumi, serta panas bumi secara berkelanjutan meliputi:
1) pengembangan sentra pertambangan mineral, minyak dan gas bumi, serta panas
bumi secara terkendali dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan
meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup; dan
2) pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan dan
industri jasa hasil pertambangan minyak dan gas bumi yang ramah lingkungan
e. Kebijakan untuk mewujudkan pemanfaatan potensi perikanan, perkebunan, dan
kehutanan secara berkelanjutan meliputi:
1) pengembangan sentra perikanan dengan memperhatikan potensi lestari yang
didukung peningkatan fungsi industri pengolahandan industri jasa hasil perikanan; 2) peningkatan sentra perkebunan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang
didukung peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil
perkebunan; dan
3) pengembangan potensi kehutanan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan
yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil
hutan.
f. Kebijakan untuk mewujudkan pusat perdagangan dan jasa yang berskala
internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f dilakukan dengan
Satgas Randal Kab. Karangasem III-32 perdagangan dan jasa yang berskala internasional sesuai dengan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup.
g. Kebijakan untuk mewujudkan pusat pariwisata berdaya saing internasional berbasis
cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan
pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran (Meeting, Incentive,
Convention and Exhibition/MICE), meliputi:
1) rehabilitasi dan pengembangan kawasan peruntukan pariwisata cagar budaya dan
ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan
insentif, konferensi, dan pameran;
2) pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pariwisata cagar budaya
dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan,
perjalanan insentif, konferensi, dan pameran; dan
3) pengembangan keterpaduan antarpusat pariwisata yang berbasis cagar budaya dan
ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan
insentif, konferensi, dan pameran.
h. Kebijakan untuk mewujudkan Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara
yang berkembang dengan memperhatikan keberadaan kawasan lindung dan kawasan
rawan bencana meliputi:
1) percepatan pengembangan kawasan andalan di Pulau Jawa bagian selatan serta
keterkaitan Pulau Jawa bagian selatan dengan Pulau Jawa bagian tengah dan Pulau
Jawa bagian utara;
2) percepatan pengembangan kawasan andalan di Pulau Bali bagian utara serta
keterkaitan Pulau Bali bagian utara dengan Pulau Bali bagian selatan;
3) pengembangan sentra produksi di luar kawasan andalan yang berada di Pulau Jawa
bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara; dan
4) pemertahanan eksistensi 6 (enam) pulau kecil terluar di PulauJawa bagian selatan
sebagai titik-titik garis pangkal kepulauan Indonesia untuk penegasan wilayah
kedaulatan negara.
i. Kebijakan untuk mewujudkan kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup yang memadai untuk pembangunan meliputi:
1) peningkatan luasan kawasan berfungsi lindung paling sedikit 30% (tiga puluh
persen) dari luas Pulau Jawa-Bali sesuai dengan kondisi ekosistemnya; dan
2) pengembangan kawasan lindung dan kawasan budi daya untuk meningkatkan daya
Satgas Randal Kab. Karangasem III-33 j. Kebijakan untuk mewujudkan jaringan transportasi antarmoda yang dapat
meningkatkan daya saing meliputi:
1) pengembangan dan pemantapan jaringan transportasi yang terpadu untuk
meningkatkan keterkaitan antarwilayah dan efisiensi ekonomi; dan
2) pengembangan jaringan transportasi untuk meningkatkan aksesibilitas kawasan
tertinggal dan terisolasi, termasuk pulaupulau kecil.
Strategi Penataan Ruang Pulau Jawa-Bali
a. Strategi untuk pemertahanan lahan pertanian untuk tanaman pangan, termasuk lahan
pertanian pangan berkelanjutan meliputi:
1) mempertahankan luas lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan
mengendalikan kegiatan budi daya lainnya;
2) mengendalikan alih fungsi peruntukan lahan pertanian untuk tanaman pangan;
dan
3) mengendalikan perkembangan fisik kawasan perkotaan nasional untuk menjaga
keutuhan lahan pertanian tanaman pangan.
b. Strategi untuk pengembangan dan pemertahanan jaringan prasarana sumber daya air
untuk meningkatkan luasan lahan pertanian tanaman pangan meliputi:
1) mengembangkan dan memelihara bendungan beserta waduknya untuk
mempertahankan daya tampung air yang menjamin penyediaan air baku bagi
kegiatan pertanian tanaman pangan; dan
2) memelihara dan meningkatkan jaringan irigasi teknis pada daerah irigasi (DI)
untuk meningkatkan luasan lahan pertanian tanaman pangan.
c. Strategi untuk pengembangan sentra pertanian tanaman pangan melalui peningkatan
fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional meliputi:
1) mengembangkan sentra pertanian tanaman pangan untuk ketahanan pangan
nasional;
2) mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri
pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan; dan
3) mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusatpenelitian dan
pengembangan pertanian tanaman pangan.
d. Strategi untuk pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional yang
Satgas Randal Kab. Karangasem III-34 1) mengendalikan perkembangan kawasan permukiman, perdagangan, jasa, dan/atau
industri di kawasan perkotaan nasional sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup; dan
2) mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan nasional yang berdekatan
dengan kawasan lindung.
e. Strategi untuk pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional di kawasan
rawan bencana meliputi:
1) menetapkan zona-zona rawan bencana beserta ketentuan mengenai standar
bangunan gedung yang sesuai dengan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana di
kawasan perkotaan nasional;
2) mengendalikan perkembangan kawasan budi daya terbangun di kawasan perkotaan
nasional yang berpotensi terjadinya bencana;
3) mengembangkan prasarana dan sarana perkotaan yang berfungsi sebagai lokasi dan
jalur evakuasi bencana; dan
4) membangun sarana pemantauan bencana.
f. Strategi untuk rehabilitasi dan peningkatan fungsi kawasan industri untuk
meningkatkan daya saing kawasan dengan memperhatikan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup meliputi:
1) mengembangkan dan/atau meningkatkan kualitas prasarana dan sarana penunjang
kegiatan industri;
2) meningkatkan penataan lokasi kegiatan industri di dalam kawasan industri; dan
3) mengembangkan dan/atau meningkatkan kegiatan industri yang benilai tambah
tinggi dengan penggunaan teknologi tinggi dan ramah lingkungan.
g. Strategi untuk pengembangan kawasan untuk kegiatan industri kreatif yang berdaya
saing dan ramah lingkungan di kawasan perkotaan nasional meliputi:
1) mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat kegiatan industri
kreatif; dan
2) mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan industri kreatif.
h. Strategi untuk peningkatan keterkaitan ekonomi antarpusat industri dilakukan
dengan memantapkan jaringan jalan nasional, jaringan jalur kereta api nasional,
pelabuhan, dan/atau bandar udara.
i. Strategi untuk pengembangan sentra pertambangan mineral, minyak dan gas bumi,
serta panas bumi secara terkendali dengan memperhatikan kelestarian sumber daya
Satgas Randal Kab. Karangasem III-35 1) mengembangkan kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak dan gas
bumi, serta panas bumi yang ramah lingkungan dan berbasis mitigasi dan adaptasi
bencana;
2) mengendalikan perkembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak
dan gas bumi, serta panas bumi yang berpotensi merusak fungsi kawasan lindung
dan mengubah bentang alam; dan
3) mengendalikan perkembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak
dan gas bumi pada kawasan peruntukan permukiman.
j. Strategi untuk pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri
pengolahan dan industri jasa hasil pertambangan minyak dan gas bumi yang ramah
lingkungan meliputi:
1) mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan
pertambangan minyak dan gas bumi melalui peningkatan fungsi industri
pengolahan hasil pertambangan minyak dan gas bumi yang didukung oleh
pengelolaan limbah industri terpadu; dan
2) memantapkan aksesibilitas antara kawasan perkotaan nasional dan sentra
pertambangan.
k. Strategi untuk pengembangan sentra perikanan dengan memperhatikan potensi
lestari yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil
perikanan meliputi:
1) mengembangkan sentra perikanan tangkap dan perikanan budi daya yang ramah
lingkungan;
2) merehabilitasi kawasan peruntukan perikanan budi daya untuk menjaga ekosistem
sekitarnya;
3) mengembangkan kawasan minapolitan berbasis masyarakat; dan
4) mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri
pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan.
l. Strategi untuk peningkatan sentra perkebunan dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri
jasa hasil perkebunan meliputi:
1) mengembangkan sentra perkebunan berbasis bisnis yang didukung prasarana dan
sarana dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
2) merehabilitasi kawasan peruntukan pertanian untuk kegiatan perkebunan yang
Satgas Randal Kab. Karangasem III-36 3) mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri
pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan yang bernilai tambah tinggi dan
ramah lingkungan.
m. Strategi untuk pengembangan potensi kehutanan dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri
jasa hasil hutan meliputi:
1) merehabilitasi kawasan peruntukan hutan yang terdegradasi;
2) mengembangkan sentra kehutanan pada kawasan andalan dengan memperhatikan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup; dan
3) mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri
pengolahan dan industri jasa hasil hutan yang bernilai tambah tinggi dan ramah
lingkungan.
n. Strategi untuk peningkatan fungsi dan pengembangan kawasan perkotaan sebagai
pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional sesuai dengan daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup meliputi:
1) mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat perdagangan dan jasa
yang berskala internasional; dan
2) mengembangkan dan memantapkan prasarana dan sarana untuk meningkatkan
keterkaitan antarpusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional sesuai
dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
o. Strategi untuk rehabilitasi dan pengembangan kawasan peruntukan pariwisata cagar
budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan,
perjalanan insentif, konferensi, dan pameran meliputi:
1) merehabilitasi kawasan peruntukan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan,
bahari, ekowisata, serta mengembangkan penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran; dan
2) mengembangkan dan memantapkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan
pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta
penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran.
p. Strategi untuk pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pariwisata
cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan
pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran meliputi:
1) mengembangkan pusat jasa dan promosi pariwisata di kawasan perkotaan nasional;
Satgas Randal Kab. Karangasem III-37 2) memantapkan akses prasarana dan sarana untuk meningkatkan keterkaitan antara
kawasan perkotaan nasional dan kawasankawasan pariwisata cagar budaya dan
ilmu pengetahuan, bahari, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,
konferensi, dan pameran.
q. Strategi untuk pengembangan keterpaduan antarpusat pariwisata yang berbasis cagar
budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan,
perjalanan insentif, konferensi, dan pameran dilakukan dengan meningkatkan
keterkaitan antar PKN di Pulau Jawa-Bali sebagai pusat pariwisata dalam kesatuan
tujuan pariwisata.
r. Strategi untuk peningkatan luasan kawasan berfungsi lindung paling sedikit 30%
(tiga puluh persen) dari luas Pulau Jawa-Bali sesuai dengan kondisi ekosistemnya
meliputi:
1) mempertahankan luasan kawasan berfungsi lindung dan merehabilitasi kawasan
berfungsi lindung yang terdegradasi;
2) mengendalikan kegiatan budi daya yang berpotensi mengganggu kawasan
berfungsi lindung;
3) mengendalikan dan merehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) kritis;
4) mengendalikan dan merehabilitasi kawasan lindung di bagian hulu Wilayah Sungai
(WS), kawasan hutan lindung, kawasan resapan air, dan kawasan konservasi; dan
5) mengendalikan perubahan peruntukan dan/atau fungsi kawasan hutan.
s. Strategi untuk pengembangan kawasan lindung dan kawasan budi daya untuk
meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup meliputi:
1) mengembangkan kawasan lindung dan kawasan budi daya dengan menggunakan
teknologi lingkungan;
2) mengembangkan pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budi daya melalui kerja sama antardaerah untuk kelestarian pemanfaatan sumber daya alam; dan
3) mengembangkan kawasan perkotaan nasional dengan konsep kota hijau yang
hemat energi, air, lahan, dan minim limbah.
t. Strategi untuk percepatan pengembangan kawasan andalan di Pulau Jawa bagian
selatan serta keterkaitan Pulau Jawa bagian selatan dengan Pulau Jawa bagian
tengah dan Pulau Jawa bagian utara meliputi:
1) mengembangkan sentra produksi untuk kegiatan sektor unggulan berbasis mitigasi
dan adaptasi bencana serta memperhatikan keberadaan kawasan lindung;
Satgas Randal Kab. Karangasem III-38 3) meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan antar kawasanandalan di Pulau
Jawa bagian selatan, serta antara kawasan andalan di Pulau Jawa bagian selatan
dan kawasan perkotaan nasional di Pulau Jawa bagian tengah dan Pulau Jawa
bagian utara.
u. Strategi untuk percepatan pengembangan kawasan andalan di Pulau Bali bagian
utara serta keterkaitan Pulau Bali bagian utara dengan Pulau Bali bagian selatan
meliputi:
1) mengembangkan sentra produksi untuk kegiatan sektor unggulan berbasis mitigasi
dan adaptasi bencana serta memperhatikan keberadaan kawasan lindung;
2) mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan sektor unggulan; dan
3) meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan kawasan andalan di Pulau Bali
bagian utara dengan kawasan perkotaan di Pulau Bali bagian selatan.
v. Strategi untuk pengembangan sentra produksi di luar kawasan andalan yang berada
di Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara meliputi:
1) amengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan sentra produksi; dan
2) meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan sentra produksi di luar kawasan
andalan dengan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan
andalan yang berada di Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara.
w. Strategi untuk pemertahanan eksistensi 6 (enam) pulau kecil terluar yang meliputi
Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau Nusa Kambangan, Pulau Nusa Barung, Pulau Sekel,
dan Pulau Panehan di Pulau Jawa bagian selatan sebagai titik-titik garis pangkal
kepulauan Indonesia untuk penegasan wilayah kedaulatan negara meliputi:
1) mengembangkan prasarana pengamanan pantai di Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau
Nusa Kambangan, Pulau Nusa Barung, Pulau Sekel, dan Pulau Panehan;
2) membangun dan memelihara mercusuar sebagai penanda dannavigasi pelayaran di Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau Nusa Kambangan, Pulau Nusa Barung, Pulau
Sekel, dan Pulau Panehan; dan
3) menyediakan dan meningkatkan prasarana dan sarana untuk pemenuhan kebutuhan
air baku di Pulau Nusa Kambangan.
x. Strategi untuk pengembangan dan pemantapan jaringan transportasi yang terpadu
untuk meningkatkan keterkaitan antarwilayah dan efisiensi ekonomi meliputi:
1) mengembangkan dan/atau memantapkan akses prasarana dan sarana transportasi
darat, laut, dan/atau udara yang menghubungkan antarkawasan perkotaan nasional
Satgas Randal Kab. Karangasem III-39 2) memantapkan akses prasarana dan sarana transportasi darat yang meliputi jaringan
jalan, jaringan jalur kereta api, serta jaringan transportasi penyeberangan yang
menghubungkan kawasan perkotaan nasional dengan sentra produksi, pelabuhan,
dan/atau bandar udara; dan
3) mengembangkan jaringan transportasi dengan memperhatikan fungsi kawasan
pertanian pangan berkelanjutan, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana,
dan/atau penerapan prasarana dan sarana yang ramah lingkungan.
y. Strategi untuk pengembangan jaringan transportasi untuk meningkatkan aksesibilitas
kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil dilakukan dengan
mengembangkan jaringan transportasi yang menghubungkan perkotaan nasional
dengan kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil.
3.3. Arahan RTRW Provinsi
Tujuan umum penataan ruang provinsi Bali adalah mewujudkan struktur dan
pola ruang wilayah yang berkualitas, sesuai dengan daya dukung ruang wilayah yang
aman, nyaman, produktif, berjatidiri budaya Bali, dan berkelanjutan, sejalan dengan
rencana pembangunan jangka panjang daerah dan nasional.
Kebijakan penataan ruang mencakup kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang
dan pola ruang.
a. Kebijakan struktur Ruang adalah :
1) pengembangan sistem pelayanan pusat-pusat perkotaan dan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi wilayah yang proporsional, merata dan hierarkhis;
2) pengembangan sistem perdesaan yang terintegrasi dengan sistem perkotaan; dan
3) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan prasarana wilayah meliputi sistem
jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama, energi, telekomunikasi, prasarana lingkungan serta sumber daya air yang terpadu dan
merata di seluruh wilayah provinsi.
b. Strategi untuk mewujudkan kebijakan pertama adalah :
1)menterpadukan sistem wilayah pelayanan perkotaan di wilayah provinsi yang
terintegrasi dengan sistem perkotaan nasional berdasarkan fungsi dan besaran
jumlah penduduk;
2)mengembangkan 4 (empat) sistem perkotaan yang mendukung pengembangan
Satgas Randal Kab. Karangasem III-40 a) sistem perkotaan Bali Utara dengan pusat pelayanan kawasan perkotaan
Singaraja yang berfungsi sebagai PKW;
b) sistem perkotaan Bali Timur dengan pusat pelayanan Kawasan Perkotaan
Semarapura yang berfungsi sebagai PKW;
c) sistem perkotaan Bali Selatan dengan pusat pelayanan Kawasan Perkotaan
Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan (Sarbagita) yang berfungsi sebagai
PKN; dan
d) sistem perkotaan Bali Barat dengan pusat pelayanan kawasan perkotaan
Negara yang berfungsi sebagai PKW.
3)mengendalikan perkembangan Kawasan Metropolitan Sarbagita yang telah
ditetapkan sebagai (KSN) sekaligus PKN, kawasan-kawasan perkotaan yang
berfungsi sebagai PKW dan kawasan perkotaan lainnya;
4)menetapkan kawasan-kawasan perkotaan yang berfungsi PKL dan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi wilayah;
5)meningkatkan akses antar pusat-pusat perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah;
6)mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan
lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya; dan
7)mengembangkan dan memelihara keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan
wilayah di sekitarnya.
c. Strategi untuk mewujudkan kebijakan kedua adalah :
1) meningkatkan keterkaitan sistem perkotaan dengan kawasan perdesaan (
urban-rural linkage); dan
2) mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan terpadu antar desa dan kawasan agropolitan yang terintegrasi dengan sistem perkotaan.
d. Strategi untuk mewujudkan kebijakan ketiga adalah :
1) meningkatkan kualitas sistem jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan
pelayanan transportasi darat, laut dan udara;
2) meningkatkan kualitas dan keterpaduan sistem jaringan jalan nasional, jalan
provinsi, jalan kabupaten/kota dan penyeberangan;
Satgas Randal Kab. Karangasem III-41 4) membangun jaringan jalan baru untuk memperlancar arus lalu lintas dan
membuka daerah-daerah terisolir dan terpencil;
5) memantapkan tatanan kepelabuhanan dan alur pelayaran;
6) memantapkan tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan;
7) meningkatkan keterpaduan perlindungan, pemeliharaan, penyediaan sumber daya
air dan distribusi pemanfaatannya secara merata sesuai kebutuhan melalui
koordinasi antar sektor maupun antara pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota;
8) meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tak
terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan
tenaga listrik; dan
9) memantapkan pemerataan sistem jaringan telekomunikasi ke seluruh wilayah
kabupaten/kota.
3.4. Arahan TRT Kawasan Strategis Nasional
Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis Nasional (KSN)
adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan
negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah
ditetapkan sebagai warisan dunia. Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan
berdasarkan beberapa kepentingan, yaitu:
a. pertahanan dan keamanan
b. pertumbuhan ekonomi
c. sosial dan budaya
d. pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
e. fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
3.5. Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya Lainnya
3.5.1. Arahan KEK ( UU No. 29 Tahun 2009)
UU No. 29 Tahun 2009 menjelaskan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus adalah
kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan
Satgas Randal Kab. Karangasem III-42 memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung
kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi
tinggi dan daya saing internasional. Di samping zona ekonomi, KEK juga dilengkapi zona
fasilitas pendukung dan perumahan bagi Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta
Karya pekerja. Ditjen Cipta Karya dalam hal ini diharapkan dapat mendukung
infrastruktur permukiman pada kawasan tersebut sehingga menunjang kegiatan ekonomi
di KEK.
Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK
adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan
memperoleh fasilitas tertentu. KEK terdiri atas satu atau beberapa zona, antara lain
pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, energi, dan
ekonomi lainnya. Pembentukan KEK tersebut dapat melalui usulan dari Badan Usaha
yang didirikan di Indonesia, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah provinsi, yang
ditujukan kepada Dewan Nasional. Selain itu, Pemerintah Pusat juga dapat menetapkan
suatu wilayah sebagai KEK yang dilakukan berdasarkan usulan kementerian/lembaga
pemerintah non kementerian. Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan dapat merupakan
area baru maupun perluasan dari KEK yang sudah ada.
Usulan lokasi KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :
a. asesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu
kawasan lindung;
b. adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota
yang bersangkutan;
c. terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah
potensi sumber daya
d. unggulan;
e. mempunyai batas yang jelas.
3.5.4. Direktif Presiden (Perpres no 3 Tahun 2010)
Dalam Inpres No. 3 Tahun 2010, Presiden RI mengarahkan seluruh
Kementerian, Gubernur, Walikota/Bupati, untuk menjalankan program pembangunan
Satgas Randal Kab. Karangasem III-43 Pencapaian MDGs. Ditjen Cipta Karya memiliki peranan penting dalam pelaksanaan
Program Pro Rakyat terutama program air bersih untuk rakyat dan program peningkatak\n
kehidupan masyarakat perkotaan. Sedangkan dalam pencapaian MDGs, Ditjen Cipta
Karya berperan dalam peningkatan akses pelayanan air minum dan sanitasi yang layak
serta pengurangan permukiman kumuh.
Dalam rangka pelaksanaan program-program Pro rakyat, Keadilan untuk
semua dan pencapaiaan tujuan pembangunan melenium menitik beratkan pada :
1. Untuk Program Pro rakyat, memfokuskan pada :
a. Program penanganan kemiskinan berbasis keluarga;
b. Program penanganan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat;
c. Program penanganan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha mikro dan kecil.
2. Untuk Program Keadilan untuk semua, menfokuskan pada :
a. Program keadilan bagi anak;
b. Program keadilan bagi perempuan;
c. Program keadilan di bidang ketenagakerjaan;
d. Program keadilan si bidang bantuan hokum
e. Program keadilan dibidang reformasi hokum dan peradilan;
f. Program keadilan bagi kelompok miskin dan terpinggirkan.
3. Untuk Program pencapaiaan tujuan pembangunan millennium, menfokuskan pada:
a. Program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan.
b. Program pencapaiaan pendidikan dasar untuk semua
c. Program pencapaiaan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
d. Program penurunan angka kematian anak
e. Program kesehatan ibu
f. Program pengendaliaan HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lain. g. Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup