• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pengertian Belajar - Nur Abidin BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pengertian Belajar - Nur Abidin BAB II"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Menurut Slameto (2002:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sehingga hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Winkel (1996:53) belajar merupakan suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkahlaku pada manusia yang telah berinteraksi dengan lingkungannya.

B. Hakekat Pembelajaran

(2)

pengembangan pikiran tentang materi bahan ajar dilakukan dengan melakukan dan mengkominikasikannya agar menjadi bermakna (Peter Sheal, 1989). Belajar yang sesungguhnya tidak menerima begitu saja konsep yang sudah jadi, akan tetapi siswa harus memahami bagaimana dan dari mana konsep tersebut terbentuk melalui kegiatan mencoba dan menemukan. Karena belajar berkonotasi pada aktivitas siswa, sedangkan aktivitas individu dapat berpengaruh oleh kondisi emosional, maka sepantasnya suasana pembelajaran yang konduksif dalam keadaan nyaman dan menyenangkan (De porter, 1992) inilah tugas seorang guru sebagai pendidik.

C. Hakekat Belajar Matematika

Belajar matematika merupakan proses psikologis, yaitu berupa kegiatan aktif dalam upaya memahami dan menguasai konsep matematika. Kegiatan aktif dimaksudkan adalah pengalaman belajar matematika yang diperoleh siswa melalui intraksi dengan matematika dalam konteks belajar mengajar dilembaga pendidikan formal.

Dalam dunia pendidikan sekarang ini menganggap bahwa belajar sebagai suatu proses dimana menyebabkan perubahan-perubahan tingkahlaku berkat pengalaman dan latihan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dimukakan oleh beberapa ahli psikologi, yang dikutip oleh Purwanto dalam Tati Andriyati (2006:8), sebagai berikut:

(3)

2) Morgan mengemukakan, belajar adalah setiap yang relative menetap dalam tingkahlaku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Matematika adalah merupakan ilmu yang berhubungan dengan penelaah bentuk-bentuk atau struktur yang abstrak dan hubungan antara hal-hal tersebut. Untuk dapat memahami struktur dan hubungan-hubungannya diperlukan penguasaan tentang konsep-konsep yang terdapat dalam matematika. Hal ini berarti matematika merupakan belajar konsep dan struktur yang terdapat dalam bahan yang sedang dipelajari, serta mencari hubungan antara konsep dan struktur (Karso, 1998:40).

Dalam mempelajari matematika perlu diketahui karakteristik matematika. Menurut Hudoyo (dalam Roslina 2005:15) karakteristik yang dimaksud antara lain: (1) dalam matematika banyak kesepakatan dan penalaran; (2) sangat mempertahankan adanya konsistensi atau taat asas; (3) obyek matematika bersifat abstrak; (4) susunan atau struktur matematika bersifat hirarkis; (5) penalaran pada matematika bersifat deduktif atau aksiomatik.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah merupakan kegiatan psikologis, yakni kegiatan aktif dalam memahami dan menguasai serta mengkaji berbagai hubungan antara obyek-obyek matematika sehingga diperoleh pengetahuan baru atau peningkatan pengetahuan.

D. Model Pembelajaran Konvensional

(4)

belajar berorientasi pada kegiatan guru dengan mengutamakan proses mengajar dan siswa kebanyakan bersifat pasif.

Menurut Nasution (1984:209) dalam pembelajaran konvensional penyajian bahan pelajaran disajikan kepada kelompok kepada kelas sebagai keseluruhan tanpa memperhatikan siswa secara individual.

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam menggunakan model pembelajaran konvensional sebagai berikut:

1) Menyampaikan tujuan

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut. 2) Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa kepada siswa secara tahap demi tahap dengan metode ceramah.

3) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Guru mengecek keberhasilan siswa dan memberikan umpan balik. 4) Memberi kesempatan latihan

Guru memberikan tugas tambahan untuk dikerjakan dirumah.

Menurut Nasution (1984:209-211) kelebihan dan kekurangan pembelajaran konvensional adalah:

a. Kelebihan pembelajaran konvensional antara lain:

1. Pembelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah, maka dapat menampung kelas yang cukup besar dan target pencapaian kurikulum dapat tercapai.

(5)

3. Guru dapat memberikan tekanan pada hal-hal yang penting dalam pembelajaran. b. Kekurangan pembelajaran konvensional antara lain:

1. Pembelajaran berjalan membosankan karena siswa kurang aktif, akibatnya tidak ada kesempatan siswa untuk menemukan sendiri konsep yang sedang dipelajari.

2. Pengetahuan yang diperoleh siswa melalui ceramah dari guru menyebabkan siswa cenderung menghafal tanpa pengertian-pengertian akibatnya pengetahuan siswa tidak bertahan lama dan cepat lupa.

3. Kepadatan konsep yang diberikan oleh guru dapat menimbulkan interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa menjadi kurang, akibatnya siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran.

E. Model Pembelajaran Mind Mapping 1. Pengertian

Mind Mapping adalah model pembelajaran yang mempelajari konsep, ditemukan

oleh Tony Buzan. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam bentuk kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang bercabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon.

Menurut Buzan (2007 : 4) Mind Mapping adalah cara yang paling mudah untuk memasukkan informasi ke dalam otak dan untuk mengambil informasi ke luar dari otak. Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan

(6)

menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya.

Menurut Buzan (2007 : 96) otak manusia terdiri dari dua bagian yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak kanan bekerja untuk hal-hal yang lebih bersifat emosional seperti irama/ seni, imajinasi dan lain-lain dan otak kiri bekerja untuk hal-hal yang bersifat rasional seperti angka, logika dan lain-lain. Dengan kombinasi warna, gambar dan cabang-cabang melengkung, Mind Map lebih merangsang secara visual daripada metode pencatatan tradisional.

Dengan bantuan gambar dan warna, maka kedua bagian otak manusia dapat digunakan secara maksimal. Dengan memanfaatkan gambar dan teks pendek (kata kunci) ketika mengungkapkan ide yang ada dalam pikiran kita, maka kita telah menggunakan kedua otak secara sinergis apalagi jika kita menambahkan warna-warna cerah untuk kata kunci dalam Mind Map kita. Menurut penelitian, otak kita lebih mudah menerima teks pendek (kata kunci), gambar, warna daripada rangkaian kata-kata panjang.

Menurut Eric Jensen (dalam Rostikawati, 2008) pemetaan pikiran merupakan teknik visualisasi verbal ke dalam gambar. Peta pikiran sangat bermanfaat untuk memahami materi, terutama meteri yang diberikan secara verbal. Peta pikiran bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari.

Berikut disajikan perbedaan antara catatan biasa dengan catatan Mind Mapping disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel. 1

(7)

No Catatan Biasa Catatan Mind Mapping 1 Hanya berupa tulisan saja Berupa tulisan, simbol dan gambar 2 Hanya dalam satu warna Berwarna-warni

3 Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang lama.

Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek

4 Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama

Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif

5 Statis Membuat individu/ siswa lebih kreatif Sumber: Iwan Sugiarto (dalam Roestikawati, 2008)

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan Mind Mapping adalah suatu model pembelajaran yang mempelajari konsep atau teknik mengingat sesuatu dengan bantuan Mind Map (yang terdiri dari gabungan antara gambar dan warna yang berisi rangkuman

materi) sehingga kedua bagian otak manusia dapat digunakan secara seimbang dan maksimal.

2. Langkah-langkah

(8)

3. Kelebihan dan Kelemahan

Menurut Olivia (2008 : 13) mind mapping memiliki keunggulan, diantaranya: a) Cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak.

b) Dapat digunakan sebagai jembatan diskusi, artinya kita dapat mengembangkan mind map yang telah kita buat dengan mind map anggota kelompok lain untuk didiskusikan. c) Cara baru untuk belajar dan berlatih dengan cepat dan efisien.

d) Cara membuat catatan agar tidak membosankan.

e) Cara terbaik untuk mendapatkan ide baru dan melatih kemampuan merencana.

f) Alat berpikir yang mengasyikkan karena membantu berpikir 2 kali lebih baik, 2 kali lebih cepat, 2 kali lebih jernih dan dengan lebih menyenangkan.

Sedangkan kelemahan model pembelajaran Mind Mapping adalah: a) Hanya siswa yang aktif yang terlibat.

b) Tidak sepenuhnya siswa belajar.

F. Koneksi Matematika

Kemampuan koneksi matematik adalah kemampuan seseorang dalam memperhatikan hubungan internal dan eksternal matematika. Koneksi matematis (mathematical connections) koneksi matematis merupakan pengaitan matematika dengan

(9)

Pembelajaran matematika kini telah berpindah dari pandangan mekanistik (masalah) kepada pemecahan masalah, meningkatkan pemahaman, dan kemampuan berkomunikasi secara matematika dengan orang lain. Pada pengajaran matematika di masa lalu siswa diharapkan bekerja secara mandiri dan dapat menguasai algoritma matematika melalui latihan secara intensif. Selanjutnya kurikulum yang sekarang, matematika didesain dan dikembangkan untuk mengembangkan daya matematika siswa, melalui inovasi dan implementasi berbagai pendekatan dan metode. Dalam hal tersebut digunakan untuk membangun kepercayaan dari atas kemampuan matematika siswa melalui proses: memecahkan masalah; memberikan alasan induktif maupun deduktif untuk membuat, mempertahankan, dan mengevaluasi argument secara matematis; berkominikasi, menyampaikan ide/gagasan secara sistematis; mengapresiasi matematika karena berkaitan dengan disiplin ilmu lain, aplikasinya pada dunia nyata.

G. Pokok Bahasan Lingkaran

Sesuai dengan silabus kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), pokok bahasan lingkaran diajarkan dikelas VIII SMP Semester 2. Pokok bahasan lingkaran meliputi:

1) Menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran. 2) Menghitung keliling dan luas lingkaran.

3) Menggunakan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring dalam pemecahan masalah.

H. Kerangka Pikiran

(10)

memahami representasi ekuivalen konsep yang sama, mencari koneksi satu prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen, menggunakan koneksi antar topik matematika, dan antar topik matematika dengan topik lain.

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui kemampuan koneksi matematika siswa menggunakan tes kemampuan koneksi matematika. Untuk mencapai kemampuan koneksi matematika yang sebaik-baiknya, diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai. Dari berbagai model pembelajaran yang ada, dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran mind mapping pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol.

Mind Mapping adalah teknik mencatat informasi baru dengan menggunakan

bantuan gambar dan warna, dimana tiap gambar dan warna mempunyai makna yang berbeda. Melalui Mind Mapping akan terbentuk sebuah konsep pemikiran yang tersusun secara sistematis. Mind Mapping menuntun untuk membentuk sebuah kerangka pemecahan masalah yang dimulai dari inti permasalahan, gagasan pendukung, dan solusi pemecahannya. Alur dari pemecahan masalah tersebut dituangkan dalam wujud gambar, garis, dan warna. Peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan sebuah Mind Mapping sangat sederhana, antara lain : kertas kosong tak bergaris, pensil atau spidol warna, otak, imajinasi.

(11)

mengajar materi pelajaran kurang memikirkan dan mempersoalkan tujuan yang hendak dicapai, akibatnya sangat memungkinkan siswa kesulitan dalam menerima konsep yang tidak berasosiasi dengan pengalaman sebelumnya.

I. Hipotesis

Gambar

Tabel. 1

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang dalam pengumpulan data penelitian hingga penafsirannya banyak menggunakan angka, Pengumpulan data dalam

Berdasar pada Berita Acara Pembuktian kualifikasi Nomor : 125/ULP-Pokja-II- JK/APBD/2015 tanggal 11 Mei 2015 Pekerjaan Ded Dataran Irigasi Ataran Sungai Nibung

Dalam konteks Kantin Kejujuran, permasalahannya adalah bagaimana menghitung jumlah masing-masing dari aneka obyek makanan secara real time berdasarkan input berupa citra hasil

Menurut Indra Lesmana Karim, upaya penanggulangan terhadap pengulangan tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh anak adalah melalui lingkungan yang terkecil

No BidangdanSubbidang Keg. Bidang dan Subbidang Keg. Bidang dan Subbidang Keg.. PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN INDIVIDUAL KULIAH KERJA NYATA REGULER UNIVERSITAS AHMAD

Indonesia merupakan negara agraris, namun ironisnya Indonesia masih mengimpor beras dari negara lain. Salah satu alasan dilakukannya impor beras adalah tak lain

Khusus untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan II tahun 2009 yang tumbuh sebesar positif 7,67 persen lebih lambat dibanding periode sebelumnya, lebih

sahnya jual beli telah terpenuhi, untuk menjual kepada Pihak Kedua, yang --- berjanji dan mengikat diri untuk membeli dari Pihak Pertama: --- Sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor