• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BAHAN RUJUKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II BAHAN RUJUKAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

BAHAN RUJUKAN

2.1. Aset Tetap

2.1.1 Definisi Aset Tetap

Aktiva tetap dalam akuntansi adalah aktiva yang relatif permanen dan mempunyai nilai manfaat lebih dari satu tahun seperti tanah, gedung, bangunan, peralatan yan g merupakan aktiva tetap berwujud.

Pengertian Aktiva Tetap menurut Haryono Yusuf (2001:153), menjelaskan: “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan”.

Menurut Slamet Sugiri (2009;137) Aset tetap adalah aset berwujud yang :

a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penydiaan barang atau jasa, untuk direntalkan pada pihak lain, atau untuk tujuan administratif b. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Pengertian aktiva tetap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16 (2011:2) adalah:

“Aset tetap adalah aset berwujud yang:

a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk administratif;

b. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode”.

Dari beberapa pengertian aktiva tetap diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aktiva tetap memiliki ciri-ciri ,yaitu :

1. Aktiva merupakan barang-barang yang ada secara fisik (berwujud) yang diperoleh dan digunakan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan perasi perusahaan atau memperoduksi barang-barang atau memberikan jasa pada perusahaan lain atau pelanggannya dalam usaha bisnis yang normal

(2)

2. Aktiva tetap dapat digunakan secara berulang-ulang dan memiliki masa manfaat yang lama ,akan tetapi manfaat yang diberikan aktiva tetap umumnya semakin lama semakin menurun dan diakhir masa manfaat nya harus diganti atau dibuang, kecali manfaat yang diberikan oleh tanah 3. Akiva ini bersifat nonmonetary. Dalam artian manfaat yang dihasilkan

oleh akyiva , dari penggunaannya atau penjualan jasa yang dihasilkan dan bukan dari mengkonversi aset ini ke dalam sejumlah uang tertentu.

4. Pada umumnya jasa yang diterima dari aktiva tetap meliputi suatu periode yang lebih panjang dari satu tahun atau lebih dari siklus operasi perusahaan.

2.1.2 Klasifikasi Aktiva Tetap 1. Aset Tetap Berwujud

Menurut David P.Arda , aktiva tetap berwujud dapat dibedakan menurut:

1. Umur 2. Jenis 3. Sifat

- Bila dibedakan menurut umur, maka aktiva tetap berwujud digolongkan atas:

a. Aktiva Tetap Berwujud yang memiliki umur terbatas ( Limited Life Plant Equipment). Merupakan aktiva tetap berwujud yang memiliki umur/masa penggunaan yang terbatas dari segi waktu. Seperti n: Bangunan , mesin , peralatan , kendaraan. Karena itu, untuk aktiva tetap berwujud memiliki umur terbatas, maka setiap akhir periode atau pada waktu penutupan buku , harus dihitung penyusutannya (depresiasi)

b. Aktiva tetap berwujud yang memiliki umur tak terbatas (Unlimited Life Plant Equipment ). Aktiva tetap berwujud yang memiliki waktu yang tidak terbatas dari segi umur penggunaannya . Sebagaimana

(3)

diketahi bahwa tanah dapat dipakai dalam jangka waktu tidak terbatas, oleh karena itu tidak perlu disusutkan.

- Bila dibedakan menurut jenisnya, maka aktiva tetap berwuud dapat dibagi atas :

a. Bangunan (Building), baik bangunan kantor, bangunan pabrik toko , gudang.

b. Peralatan (Equipment), baik untuk kantor, toko ,pabrik, ataupun gudang.

c. Mesin-mesin d. Kendaraan e. Tanah f. Dll

- Bila dibedakan menurut sifatnya , maka aktiba tetap berwujud dapat dibagi 2 jenis :

a. Aktiva tetap berwujud , yang ,memiliki tenaga penggerak. Seperti : Mobil, mesin

b. Aktiva tetap berwujud, yang tidak memiliki tenaga penggerak. Seperti : Tanah, peralatan , bangunan.

Jenis-jenis aktiva tetap menurut Suharli (2006; 265), terdiri dari: a. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi, apabila ada lahan yang didirikan bangunan di atasnya, maka pencatatan antara bangunan dan lahan harus dipisahkan. Khusus untuk bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan atau konstruksi yang dapat meningkatkan nilai lahan itu sendiri, maka pencatatannya dapat digabungkan dengan nilai lahan.

b. Gedung, adalah bangunan yang berdiri di atas lahan baik yang berdiri di atas tanah maupun di atas air. Tidak seperti tanah yang tidak pernah disusutkan, maka gedung mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya akan berkurang tiap periodenya.

(4)

c. Mesin, yaitu alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatannya baik untuk dagang maupun jasa. Pencatatannya dilakukan dengan menambahkan nilai dari peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin itu.

d. Kendaraan, merupakan sarana angkutan yang dimiliki perusahaan untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Misalnya, truk, mobil dinas, kendaraan roda dua, serta jenis kendaraan lain yang dapat digunakan sebagai sarana transportasi.

e. Inventaris, perlengkapan yang melengkapi isi kantor misalnya. Termasuk perlengkapan pabrik, kantor, ataupun alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan. Contoh: inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, serta inventaris gudang.

2. Aktiva Tak Berwujud

Aset takberwujud (Intangible asset) adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Yaitu hak-hak istimewa, atau posisi yang menguntungkan guna menghasilkan pendapatan. Jenis utama aset tidak berwujud adalah hak cipta, hak eksplorasi dan eksploatasi, paten, merek dagang, rahasia dagang, dan goodwill. Aset jenis ini mempunyai umur lebih dari satu tahun (aset tidak lancar) dan dapat diamortisasi selama periode pemanfaatannya, yang biasanya tidak lebih dari 40 tahun. Berikut aktiva tetap tak berwujud antara lain:

a. Paten

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. (UU 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 1)

b. Hak Cipta

Hak Cipta adalah sebuah bentuk perlindungan hukum bagi para penulis literatur, musisi, artistic, dan pekerjaan sejenis. Pemilik hak cipta memiliki hak

(5)

ekslusif seperti hak mencetak, mencetak ulang, menyalin pekerjaan, menjual atau mendistribusikan salainan itu, dan untuk mengerjakan atau mencatat pekerjaan. Undang-undang hak cipta tahun 1978 melindungi umur hak cipta itu selama umur penulis ditambah 50 tahun. Hak cipta dapat dijual atau secara kontrakual diserahkan kepihak lainya. Biaya hak cipta diukur sesuai dengan prinsip biaya. Jika sebuah hak cipta tidak memiliki umur ekonomis untuk keseluruhan umur hukumnya, maka biaya hak cipta harus diamortisasi selama peride diharapkan menghasilkan pendapatan. Hak cipta tidak boleh diamortisasi melebihi sisa umur hukumnya atau 40 tahun, mana yang lebih singkat.

c. Merek Dagang

Merek dagang adalah tanda, kata atau logo perusahaan yang digunakan untuk merujuk ke dirinya sendiri, merek, dan produk-produknya, dan yang tidak ingin membiarkan pesaingnya untuk digunakan. Pada dasarnya, tujuan hukum merek dagang adalah untuk memungkinkan perusahaan bentuk eksklusif identifier yang mereka dan hanya dapat mereka gunakan untuk menandai produk mereka. Pesaing tidak dapat menyalin dan menggunakan merek dagang, atau, dalam keadaan tertentu, dapat mereka menggunakan kata-kata teknis yang berbeda yang secara jelas dimaksudkan untuk menyebabkan kebingungan dengan merek dagang yang sebenarnya.

d. Goodwill

Merupakan bagian dari aktiva dalam neraca, yang mencerminkan kelebihan pembayaran atas aktiva yang dibutuhkan perusahaan dibandingkan dengan nilai pasar. Atau aktiva tak berwujud yang merepresentasikan jumlah yang lebih besar dari nilai buku yang dibayar oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan perusahaan lain. Secara teoritis, merupakan nilai sekarang dari kelebihan laba suatu perusahaan pada masa yang akan datang dalam suatu industri. Nilainya sama dengan harga pembelian dikurangi nilai buku dari aktiva neto perusahaan yang diinginkan dikurangi jumlah aktiva-aktiva perusahaan yang

(6)

diinginkan yang bisa didepresiasikan, yang ditambahkan ke nilai pasar wajar. Nilai pasar yang wajar akan sama dengan harga pembelian.

2.1.3 Perolehan dan Pencatatan Aktiva Tetap

Menurut Zaki Baridwan (2004:278), cara perolehan aktiva tetap yaitu:

a. Pembelian tunai

Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku-buku dengan jumlah besar uang yang dikeluarkan. Dalam jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai, seperti biaya angkut , premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan.

Jurnal yang dibuat adalah : Dr.Fixed Asset xxx

Cr. Cash xxx

b. Pembelian angsuran

Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga. Jurnal yang dibuat adalah :

Dr. Fixed Assets xxx

Cr. Account Payable xxx

c. Ditukar dengan surat berharga

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut.

(7)

Dr. Fixed Assets xxx

Cr. Share Capital xxx

d. Ditukar dengan aktiva tetap yang lain - Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis

Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap tidak sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama seperti pertukaran tanah dengan mesin-mesin, tanah dengan gedung dan lain-lain.

Jurnal yang dibuat jika terjadi keuntungan:

Dr. Depreciation Expense – Machinery xxx

Cr. Accumulated Depreciation – Machinery xxx

Dr. Land xxx

Accumulated Deperciation – Machinery xxx

Cr. Machinery xxx

Cash xxx

Gain on exchange of machinery xxx

Jurnal yang dibuat jika terjadi kerugian:

Dr. Depreciation Expense – Machinery xxx

Cr. Accumulated Depreciation – Machinery xxx

Dr. Land xxx

Accumulated Depreciation – Machinery xxx

Loss on exchange of machinery xxx

Cr. Machinery xxx

(8)

- Pertukaran aktiva tetap yang sejenis

Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsimya sama seperti pertukaran mesin produksi merek lama dengan merek baru

Jurnal yang dibuat jika terjadi keuntunga:

Dr. Depreciation Expense – Machinery xxx

Cr. Accumulated Depreciation – Machinery xxx

Dr. Machinery new xxx

Accumulated Depreciation – Machinery xxx

Cr. Machinery old xxx

Cash xxx

Gain on exchange of machinery xxx

Jurnal yang dibuat jika terjadi kerugian:

Dr. Depreciation Expense – Machinery xxx

Cr. Accumulated Depreciation – Machinery xxx

Dr. Machinery new xxx

Accumulated Depreciation – Machinery xxx

Loss on exchange of machinery xxx

Cr. Machinery old xxx

(9)

e. Diperolehan dari hadiah

Aktiva tetap yang diperolehan dari hadiah/ donasi, pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehan. Untuk menerima hadiah, mungkin dikeluarkan biaya-biaya, tetapi biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai yang diterima.

Jurnal yang dibuat:

Dr. Fixed Assets xxx

Cr. Donated Capital xxx

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007;16:6), menerangkan bahwa: “Aset tetap yang diperoleh dari hibah pemerintah tidak boleh diakui sampai diperoleh keyakinan bahwa : entitas akan memenuhi kondisi atau prasyarat hibah tersebut, dan hibah akan diperoleh”

f. Aktiva yang dibuat sendiri

Perusahanaa mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung , alat-alat dan perabot. Dalam pembuatan aktiva , semua biaya yang dapay dibebankan kangsung seperti bahan , upah langsung dan factory overhead langsung tidak menimbulkan masalah dalam menentukan harga pokok aktiva yang dibuat. Tetapi biaya factory overhead tidak langsung menimbulkan pertanyaan, berapa besar yang harus dialokasikan kepada aktiva yang dikerjakan itu.

g. Sewa Guna Usaha

Pengertian sewa guna usaha menurut Skousen et. All (2005:13), adalah : “ Suatu kontrak dimana satu pihak (penyewa-lessee) diberikan hak utuk menggunakan aktiva yang dimiliki oleh pihak lain, yaitu pihak yang menyewakan (lessor) untuk periode waktu tertentu dan untuk suatu biaya periodik tertentu”

Perolehan dengan sewa guna usaha ini tergantung dari jenis sewa guna usaha yang digunakan. Ada dua cara sewa guna usaha, yaitu :

- Sewa Guna Usaha Operasi (operating leases)

Aktiva yang didapat dengan cara ini dicatat sebagai aktiva tetap dalam kelompok tersendiri dan harus diamortisasikan. Kewajiban sewa guna usahanya disajikan secara terpisah dari kewajiban lainnya.

(10)

Aktiva tetap yang didapat dengan cara ini maka pencatatan angsuran tiap bulan tidak dianggap sebagai aktiva tetap tetapi langsung merupakan biaya sewa aktiva yang diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna usaha.

2.1.4 Biaya Selama Masa Perolehan Aktiva Tetap

Harga perolehan aktiva tetap semua jumlah dana yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap dan membuatnya siap digunakan, menurut Skousen et. All (2005:5), adalah:

1. Tanah

Karena tanah adalah aktiva yang tidak disusutkan, maka biaya yang dikenakan pada tanah haruslah biaya yang secara langsung berhubungan dengan masa manfaat tanah yang tidak terbatas. Biaya yang terkait dalam perolehan tanah, antara lain: harga pembelian, biaya pajak, biaya pembersihan, biaya peningkatan mutu tanah, biaya yang memindahkan atau menghancurkan gedung yang tidak dibutuhkan, biaya perizinan dari badan-badan pemerintah, bea balik nama ,biaya pengaspalan jalan.

2. Bangunan

Harga perolehan bangunan termasuk biaya yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi bangunan sebelum ditempati, biaya jasa arsitek, biaya jasa insinyur, biaya asuransi selama konstruksi, bunga atas pinjaman untuk membiayai, jalan setapak ke dan sekitar bangunan perbaikan ( pembelian bangunan bekas ), modifikasi untuk penggunaan, izin dari badan-badan pemerintah.

3. Mesin dan Peralatan

Harga perolehan peralatan meliputi biaya angkut dan asuransi selama mesin dan peralatan tersebut dalam perjalanan, dan biaya yang keluar untuk uji coba dan pemasangan , harga beli, pajak, perbaikan (pembelian peralatan dan mesin bekas), restorasi (pembelian peralatan dan mesin bekas), asuransi

(11)

pengankutan ,biaya perakitan , modifikasi untuk penggunaan ,izin dari badan-badan pemerintah.

4. Perbaikan Tanah

Harga perolehan perbaikan tanah meliputi biaya-biaya sebagai berikut : biaya pemetaan tanah , pengaspalan dan pemagaran , biaya perbaikan, pepohonan dan rerumputan, penerangan halaman, pengaspalan area parkir. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007;16:2) , Biaya perolehan adalah:

“ Jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau , jika dapat diterapkan , jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.”

Biaya-biaya tersebut antara lain : 1. Reparasi dan Pemeliharaan

Suku cadang utama dan peralatan siap pakai memenuhi kriteria aset tetap ketika entitas memperkirakan akan menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu periode. Sama halnya jika suku cadang dan peralatan pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk suatu aset tetap terntu , hal ini juga dicatat sebagai aset tetap. Entitas tidak boleh mengakui biaya perawatan sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset yang bersangkutan. Biaya-biaya ini diakui dalam laporan laba rugi saat terjadimya. Biaya perawatan sehari-hari terutama terdiri atas biaya tenaga kerja dan bahan habis pakai termasuk didalamnya suku cadang kecil. Pengeluaran-pengeluaran untuk hal tersebutsering disebut “biaya pemeliharaan dan perbaikan” aset tetap.

2. Penggantian

Bagian-bagian tertentu set tetap mungkin perlu untuk diganti secara periodik. Entitas dapat juga memperoleh komponen aset tetap tertentu untuk melakukan penggantian yang tidak selalu sering dilakukan, entitas mengakui biaya penggantian komponen suatu aset tetap dalam jumlah tercatat aset saat biaya itu teradi jika pengeluaran tersebut memenuhi kriteria untuk diakui

(12)

sebagai bagian dari aset. Jumlah tercatat komponen yang diganti tersebut tidak lagi diakui apabila telah memenuhi ketentuan penghentian pengakuan. 3. Pemerikasaan

Agar aset teap daoat beroperasi secara berkelanjutan , perlu dilakukan inspeksi teratur terlepas apakah ada komponen yang diganti. Dalam setiap inspeksi yang signifikan biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Sisa jumlah tercatat biaya inspeksi yang terdahulu, jika ada (yang dibedakan dari komponen fisiknya), dihentikan pengakuannta. Hal ini terjadi terlepas apakah biaya inspeksi sejenis yang akan dilakukan dimasa depan dapat digunakan sebagai indikasi biaya inspeksi saat aset tersebut diperoleh atau dibangun.

2.2 Penyusutan Aktiva Tetap 2.2.1 Pengertian Penyusutan

Berikut ini merupakan beberapa pengertian dari penyusutan (depresiasi): Menurut Jerry J. Weygandt (2007:570) yang di alih bahasakan oleh Ali Akbar Yulianto, Wasilah, dan Rangga Handika, pengertian penyusutan (depresiasi) adalah:

“Depresiasi (penyusutan) adalah alokasi biaya dari asset tetap menjadi beban selama masa manfaatnya berdasarkan cara yang sistematis dan rasional.”

2.2.2 Sebab-sebab penyusutan

Menurut Warren, Reeve & Fess (2006:504) yang diterjemahkan oleh Aria farahmita,

Amanugrahani dan Taufik hendrawan, sebab-sebab penyusutan yaitu: 1. Penyusutan fisik

Penyusutan fisik (physical depreciation) terjadi dari kerusakan dan keausan ketika digunakan dan karena pengaruh cuaca.

2.Penyusutan fungsional

Penyusutan fungsional (functional depreciation) terjadi jika aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti

(13)

diharapkan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab penyusutan adalah faktor-faktor fisik yaitu terjadi kerusakan pada aktiva tetap dan faktor-faktor fungsional yaitu aktiva tetap tidak mampu lagi menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan.

2.2.3 Faktor-faktor dalam menentukan biaya penyusutan

Menurut Jerry J. Weygandt (2007:570) yang di alih bahasakan oleh Ali Akbar Yulianto, Wasilah, dan Rangga Handika, faktor-faktor dalam menentukan biaya penyusutan yaitu:

1.Harga perolehan 2.Masa manfaat 3.Nilai sisa.

Kesimpulan dari faktor-faktor dalam menentukan biaya penyusutan adalah: 1. Harga perolehan.

Harga perolehan mempengaruhi biaya dari aset yang dapat disusutkan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Ingat kembali bahwa aset tetap dicatat pada harga perolehan, terkait dengan prinsip biaya.

2. Masa manfaat

Masa manfaat (useful life) adalah estimasi masa produktif yang diperkirakan, yang disebut juga dengan umur manfaat (service life). Masa manfaat dapat dinyatakan dalam satuan waktu, unit aktivitas (seperti jam kerja mesin), atau jumlah unit yang dihasilkan. Masa manfaat merupakan estimasi (perkiraan), dalam membuat estimasi,

manajemen mempertimbangkan berbagai factor yang mempengaruhi seperti cara penggunaan asset, perkiraan tentang jumlah perbaikan dan perawatan, serta kecepatan tingkat keusangan. Pengalaman masa lalu dengan asset yang sama juga sering kali membantu dalam menentukan masa manfaat yang diperkiraan.

(14)

3. Nilai sisa

Nilai sisa (salvage value) adalah estimasi nilai aset pada akhir masa manfaat. Nilai ini bisa berdasarkan pada nilai asset sebagai nilai rongsokan (scrap value) atau nilai pertukaran (trade-in value). Seperti masa manfaat, nilai sisa merupakan estimasi.

Dalam membuat estimasi, manajemen mempertimbangkan bagaimana rencana mereka untuk melepaskan aset dan pengalamannya dengan aset yang sama.

2.2.4 Metode Perhitungan Penyusutan

Perubahan metode akuntansi menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 16 :11), menerangkan bahwa :

“Metode penyusutan yang digunakan untuk aset harus di-review minimum setiap akhir tahun buku dan apabila terjadi perubahan yang signifikan dalam ekpetasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut, maka metode penyusutan harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi.”

Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang disusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur manfaatnya. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 16 :11), Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode , antara lain:

1. Metode Garis lurus (straight-line method)

Berdasarkan metode garis lurus (straight-line method), depresiasi besarnya sama untuk setiap tahun masa manfaat asset. Dasar perhitungan satu-satunya adalah waktu. Supaya dapat menghitung beban depresiasi dengan metode garis lurus, adalah cukup dengan menghitung biaya yang dapat disusutkan. Biaya yang dapatdisusutkan (depreciable cost) adalah harga perolehan asset dikurangi nilai sisa. Hal ini menunjukan total jumlah nilai yang dapat disusutkan. Pada metode garis lurus, untuk menentukan beban depresiasi setiap tahun adalah membagi biaya yang dapat disusutkan dengan masa manfaat aset.

Penyusutan =

(15)

2. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the year digit method)

Menurut metode ini besarnya beban penyusutan tiap-tiap berdasarkan pada jumlah angka tahun dari umur ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan sebagai koefisien pembagi, dan berdasarkan pada sisa umur ekonomis dari aktiva tetap tersebut. Dasar metode penyusutan pada metode jumlah angka tahun adalah harga perolehan dikurangi nilai sisa, bukan nilai buku. Tarif penyusutan dalam metode ini merupakan suatu bilangan pecahan adalah angka-angka tahun yang ada selama masa manfaat aktiva tetap. Misalnya suatu aktiva tetap mempunyai umur ekonomis 5 tahun maka pembilang untuk masing-masing tahun adalah 5,4,3,2,1 dan untuk penyebutnya adalah 1=2=3=4=5=15, sehingga tariff penyusutan tiap tahun berturut-turut adalah 5/15, 4/15, 3/15, 2/15, 1/15.

Penyusutan =Tarif penyusutan x (harga perolehan-nilai sisa) 3. Metode Saldo Menurun

Metode penyusutan dengan pola beban menurun secara periodik dinyatakan dalam presentase tertentu dari nilai buku aktiva tetap oada awal periode yang bersangkutan. Nilai sisa tidak berpengaruh pada metode ini, secara umum diakui bahwa penyusutan tidak diteruskan ketika nilai buku telah menyamai nilai sisa.

Penyusutan = Nilai buku awal periode x tarif penyusutan 4. Metode Unit Produksi

Dalam metode ini penyusutan didasarkan pada jumlah unit yang diproduksi atau jumlah jam pemakaian mesin/peralatan yang dipakai selama suatu periode. Dalam metode unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dapat dihasilkan.

Tarif penyusutan =

2.2.5. Metode Pencatatan Penyusutan

Menurut Kieso et. All (2002:82), Pencatatan depresiasi umumnya dilakukan pada akhir periode akuntansi. Secara teoritis pencatatan depresiasi dapat dilakukan dengan dua cara, antara lain:

(16)

1. Metode Langsung

Dalam metode langsung depresiasi dicatat dengan cara mengkredit rekening aktiva tetap yang bersangkutan. Contoh pencatatan depresiasi dengan metode langsung (misalnya mesin):

Dr. Depreciation Expense – Machinery xxx

Cr. Fixed Assets Machinery xxx

Maka pada tiap akhir tahun rekening mesin dikredit sejumlah depresiasi tahunan untuk mesin. Dengan hal ini nilai mesin yang tercantum dalam neraca makin lama akan semakin kecil dan setelah sampai pada akhir umur produktifnya rekeninng mesin di neraca akan menunjukan nilai residunya. 2. Metode Cadangan atau Tidak Langsung

Pada metode ini pencatatan depresiasi tahunan tidak dikreditkan pada rekening aktiva yang bersangkutan , tetapi dicatat dengan mengkredit rekening akumulasi depresiasi . Jurnal pencatatan depresiasi dengan metode ini adalah sebagai berikut :

Dr. Depreciation Expense – Machinary xxx\ Cr. Accumulated Depreciation – Machinery xxx

Rekening depresiasi mesin menunjukan jumlah depresiasi yang dibebankan pada tahun tertentu dan rekening ini poada akhir periode ditutup ke rekening rugi/laba. Rekening akkuntansi depresiasi mesin adalahg merupakan rekening neraca. Rekening mencatat kumpulan dari penyusutan-penyusutan tahunan, sehingga saldo rekening akumulasi depresiasi mesin pada suatu saat tertentu menunjukan jumlah depresiasi yang telah dibebankan sampai saat itu.

Referensi

Dokumen terkait

Perumusan masalah yang menjadi dasar penelitian ini adalah dapat menentukan kondisi optimum suhu dan waktu reaksi metanolisis minyak curah, dan mengetahui hasil produk

Pemanfaatan dan pengolahan limbah ampas tahu menjadi produk olahan pelet “Pro-fishta” merupakan salah satu program pengabdian masyarakat yang memiliki tujuan untuk

Berdasarkan potensi, peluang dan tantangan terkait konservasi jenis ramin, telah dilakukan penelitian konservasi ramin melalui penyediaan bibit stek ramin pada

they allow developers to alter the look and feel of their Sugar instance to match what their users like or expect the application to look like. Up until Sugar 5.5, this has been

1 Abdullah Fitriantoro & Rekan Andhika Plasa Blok A3, Surabaya Surabaya 031 - 5473634 021 5471072 Rudi Ardiyanto, S.T.. Citra Wisata Blok

Lebih lanjut melalui Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 62/Permenhut‐II/2007 ditetapkan bahwa kawasan taman nasional sekurang‐kurangnya terdiri dari zona inti, zona rimba

Seberapa PENTING menurut Anda seorang ATASAN/PIMPINAN melaksanakan perilaku tersebut Seberapa SERING perilaku tersebut dilakukan oleh ATASAN LANGSUNG Anda Seberapa SERING

¾ Sementara itu rencana the Fed yang akan menaikkan suku bunga pada pertengahan tahun 2015 ini tidak perlu diantisipasi dengan menaikkan BI rate untuk meredam gejolak yang