• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA DI SMA NEGERI 1 KARANGKOBAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA DI SMA NEGERI 1 KARANGKOBAR"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH

SISWA DI SMA NEGERI 1 KARANGKOBAR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto untuk

Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh : KHOIRUL ANAM

NIM. 1817402277

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TAYBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

PROFESOR KIAI HAJI SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO

2023

(2)

i

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini, saya :

Nama : Khoirul Anam NIM : 1817402277 Jenjang : S-1

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Menyatakan bahwa Naskah Skripsi berjudul “Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga terhadap Kedisiplinan beragama siswa di SMA Negeri 1 Karangkobar” ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, bukan dibuatkan orang lain, bukan saduran, juga bukan terjemahan. Hal-hal yang bukan karya saya yang dikutip dalam skripsi ini, diberi tanda sitasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar akademik yang telah saya peroleh

Purwokerto, 31 Agustus 2022 Saya yang menyatakan,

Khoirul Anam NIM. 1817402277

(3)

ii

PENGESAHAN

(4)

iii

(5)

iv ABSTRAK

PENGARUH PAI DALAM KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA DI SMA NEGERI 1 KARANGKOBAR

KHOIRUL ANAM 1817402277

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap kedisiplinan beragama siswa di SMA Negeri 1 Karangkobar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik analisis regresi sederhana. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode angket, metode angket digunakan untuk mengambil data tentang kedua variable, yakni untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan agama dalam keluarga siswa dan kedisplinan beragama siswa. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana. Variable penelitian ini yaitu Pendidikan Agama Islam dalam keluarga sebagai variabel bebas dan kedisiplinan beribadah siswa sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket untuk mengukur pengaruh pendidikan agama Islam terhadap kedisiplinan beribadah siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendidikan agama Islam dalam keluarga berpengaruh dengan representasi sebesar 45,2%. Sedangkan sisanya 54,8% dipengaruhi oleh variabel lain.

Kata kunci: pengaruh pendidikan agama Islam, keluarga, kedisiplinan beribadah

(6)

v ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION IN THE FAMILY ON STUDENTS’ RELIGIOUS EDUCATION IN THE FAMILY

ON STUDENT RELIGIOUS DISCIPLINE AT SMA NEGERI 1 KARANGKOBAR

KHOIRUL ANAM 1817402277

This study aims to determine whether or not there is an influence of religious education in the family on the religious discipline of students at SMA Negeri 1 Karangkobar. This research is a quantitative research with a simple regression analysis technique. The data collection technique was carried out using the questionnaire method. The questionnaire method was used to collect data about the two variables, namely to find out the implementation of religious education in the student's family and the student's religious discipline. Testing the research hypothesis using simple regression analysis. The variables of this research are Islamic religious education in the family as the independent variable and the discipline of students' worship as the dependent variable. The data collection technique used was a questionnaire to measure the effect of Islamic religious education on students' worship discipline. The results of the study show that Islamic religious education in the family is influential with a representation of 45.2%. While the remaining 54.8% is influenced by other variables.

Keywords: influence of Islamic religious education, family, religious discipline

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia, nikmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi penerang umat Islam.

Skripsi berjudul pengaruh pendidikan agama islam dalam keluarga terhadap kedisplinan beragama siswa di SMA N 1 Karangkobar tahun ajaran 2022-2023 ini disusun guna memenuhi tugas dan persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto.

Ucapan terimakasih dan doa atas selesainya penulisan skripsi penulis sampaikan kepada.

1. Prof. Dr. H. M. Roqib, M.Ag., selaku Rektor UIN Prof. Saifuddin Zuhri Purwokerto

2. Prof. H. Suwito, M.A., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

3. Dr. Suparjo, M.A., selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

4. Prof. Subur, M.Ag., selaku Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

5. Dr. Sumiarti, M.Ag., Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

6. Dr. H. M. Slamet Yahya, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

7. H. Rahman Affandi, M.Si., selaku Koordinator Prodi Pendidikan Agama Islam UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

8. Mohammad Sholeh M.Pd.I, selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama menempuh kuliah di UIN Prof. K.H.

Saifuddin Zuhri Purwokerto

9. Abu Dharin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan, serta motivasi demi terselesaikannya skripsi dengan baik.

(8)

vii

10. Segenap dosen dan seluruh civitas akademik UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto yang telah memberikan bekal ilmu kepada saya selama menempuh pendidikan di UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto. Semoga ilmu yang saya himpun dari para guru berguna bagi segenap dunia dan akhirat.

11. Keluarga besar SMA Negeri 1 Karangkobar, Khususnya bapak Ibnu Rohmadi.

S.Pd. M.Eng. selaku kepala sekolah, Ibu Fatimah, S.Pd., dan Bapak Tris S.Pd, selaku Guru PAI, yang telah membantu penulis dalam proses penelitian.

12. Kedua orang tua tercinta, Bapak Akhmad Kosim dan Ibu Sunarti, yang selalu memberikan doa serta dukungannya baik moral, material, dan spiritual.

13. Adik saya tersayang Auffa Fauziatun Nahar yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada saya.

14. Nenek saya nenek Muhromi yang selalu memberikan dukungan serta doa kepada saya.

15. Rekan-rekan seperjuangan PAI G angkatan 2018

16. Semua pihak yang terlibat yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pada akhirnya, penulis menyadari tidak ada yang dapat penulis sampaikan kecuali ucapan terima kasih dan hanya doa semoga semua pihak yang terlibat demi terselesaikannya skripsi ini dibalas oleh Allah segala kebaikan dengan limpahan pahala dan kebaikan di dunia dan akhirat. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan, karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan yang dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Purwokerto, 8 September 2022 Penulis

Khoirul Anam NIM. 1817402277

(9)

viii DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN ... i

PENGESAHAN ... ii

Skripsi berjudul ... Error! Bookmark not defined. NOTA DINAS PEMBIMBING ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Definisi Operasional ... 4

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian... 8

E. Sistematika Pembahasan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI... 10

A. Pendidikan Agama dalam Keluarga ... 10

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 10

2. Pengertian Keluarga ... 13

3. Pengertian Kedisiplinan Beribadah ... 15

B. Penelitian terkait ... 21

C. Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Variabel dan Indikator ... 25

C. Konteks Penelitian ... 27

D. Metode Pengumpulan Data ... 28

E. Metode Analis Data ... 29

Bab IV HASIL PENELITIAN ... 38

A. Penyajian Data ... 38

(10)

ix

B. Analisis Data ... 41

C. Pembahasan ... 54

BAB V PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... XXIV

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Variabel dan Indikator ...26

Tabel 2 2 Sampel Penelitian ...28

Tabel 2 3 Rumus Uji Kolmogorov ...30

Tabel 2 4 Skor Jawaban Responden...40

Tabel 2 5 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov ...42

Tabel 2 6 Uji Linearitas ...43

Tabel 2 7 Hasil Uji Homogenitas ...44

Tabel 2 8 Hasil Uji Statistik...45

Tabel 2 9 Uji statistik ...46

Tabel 2 10 uji analisis ...47

Tabel 2 11 Koefisien Regresi ...48

Tabel 2 12 Uji hipotesis dalam analisis regresi linier sederhana ...49

Tabel 2 13 Uji T ...50

Tabel 2 14 Uji R Square...51

Tabel 2 15 Uji F ...52

Tabel 2 16 Uji Hipotesis ...53

Tabel 2 17 Model Summary ...54

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian Sebelum Uji Normalitas ... I Lampiran 2 Hasil Uji Normalitas ... IV Lampiran 3 Skor Angket Pengaruh PAI dalam Keluarga... V Lampiran 4 Skor Angket Kedisplinan Beribadah ... VII Lampiran 5 Hasil Analisis Data ... IX Lampiran 6 Surat Izin Penenlitian Observasi ...XIII Lampiran 7 Surat Keterangan Observasi ... XIV Lampiran 8 Surat Izin Riset Individu ... XV Lampiran 9 Surat Keterangan Riset Individu ... XVI Lampiran 10 Surat Telah Seminar Proposal ... XVII Lampiran 11 Surat Keterangan Ujian Komprehensif ...XVIII Lampiran 12 Sertifikat BTA PPI ... XIX Lampiran 13 Sertifikat Bahasa Arab ... XX Lampiran 14 Seritifkat Bahasa Inggris ... XXI Lampiran 15 Sertifikat KKN ... XXII Lampiran 16 Sertifikat PPL II ...XXIII

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tenang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pendidikan adalah peganganyang sangat penting di masa sekarang. Dengan pendidikan kita dapat menata masa depan yang lebih baik. Dengan pendidikan kita juga bisa menghadapi tatanan sosial yang semakin mengancam. Di era globalisasi seperti sekarang ini keluar masuknya budaya dari luar negeri sudah tidak dapat dicegah lagi, dimana banyak dampak positif dan negatifnya. Dengan pendidikan inilah kita akan mampu menghadapinya.

Peserta didik juga harus memiliki kekuatan spiritual keagamaan, disini dimaksudkan bahwa seorang peserta didik tidak hanya mempelajari ilmu umum, tetapi dengan pendidikan juga bisa menambah spiritual keagamaan pada diri seseorang.2 Kekuatan spiritual dalam pendidikan bisa di dapatkan dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada setiap sekolah. Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kita akan diberitahu bagaimana menjadi muslim muslimah yang baik, yang mampu hidup berdampingan dengan siapapun dan menganut agama apapun. Dengan belajar Pendidikan Agama Islam kita akan semakin tahu apa saja perintah dan larangan yang ada dalam agama yang kita anut.

Selain dengan pendidikan formal pada umumnya, pendidikan agama juga sangat diperlukan sebagai bekal. Dengan pendidikan agama, seseorang akan semakin ingat dengan Tuhan dan tentunya akan membuat mereka mampu

1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2 Saiful Ibad, Jurnal Tahdzibi Manajemen Pendidikan Islam Pengembangan Karakter Spiritual, (Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta, Mei 2018). volume 3 no 1 hlm 20

(14)

bertindak positif. Pendidikan formal memberikan kita pengetahuan agar bisa hidup berdampingan dengan orang lain, tetapi dengan dukungan pendidikan nonformal seperti pendidikan di pesantren mampu menjadi pendukung atau penunjang serta bekal bagi seseorang.3

Keluarga memiliki peran besar dalam hal pendidikan, entah menjadi pengaruh dalam pemahaman tentang keagamaan ataupun sebagai contoh implementasi dari pembelajaran yang didapatkan. Oleh karena itu keluarga merupakan faktor pendorong dari pendidikan setiap siswa. Secara normatif, keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang terikat oleh suatu ikatan perkawinan, lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai suatu gabungan yang khas dan Bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk kebahagiaan, kesejahteraan, dan ketentraman semua anggota yang ada di dalam keluarga tersebut.4

Menurut Zakiyah Daradjat, faktor kerusakan akhlak ialah kurangnya perhatian orang tua terhadap anak-anaknya mengenai pendidikan agama, tidak terlaksananya pendidikan akhlak sejak kecil (baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat), kurang terjaminnya kerukunan hidup antara ayah dan ibu dalam keluarga, kurangnya bimbingan serta pengarahan terhadap anak kedalam hal positif. Keluarga juga sebagai system yang saling berhubungan dan saling ketergantungan, saling memperngaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya.

Menurut Megawangi dalam Sochib, “keluarga sebagai sistem diartikan sebagai unit social dimana individu terlibat secara intim di dalamnya, dibatasi oleh aturan keluarga setiap waktu”.5 Pendidikan keluarga menempati posisi yang strategis dalam upaya membangun generasi yang baik. Baik buruk perilaku anak di masa yang akan dating banyak ditentukan oleh pendidikan dan bimbingan

3 Kiromim Baroroh, Pendidikan Formal Di Lingkungan Pesantren Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Jurnal Ekonomi & Pendidikan UNY, 2006) Hlm 43

4 Maulana M Ali, Islamologi (Din al-Islam) terj. Kaelani dan Bahrun (Jakarta: Ikhtiar Baru, 1980) hlm. 406.

5 Megawangi sochib, Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri (Jakarta Cipta, 1998)

(15)

orang tua, karena pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang pertama diterima anak. Orang tua harus memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anaknya dengan menanamkan ajaran agama dan akhlakul karimah.6

Sementara itu tujuan pendidikan Islam secara garis besarnya adalah membina manusia agar menjadi hamba Allah yang baik dalam seluruh aspek kehidupan, perbuatan, pikiran dan perasaannya.7 Pendidikan berarti proses penyampaian nilai-nilai baik social maupun moral keagamaan yang kemudian dilanjutkan dengan proses pemahaman, penghayatan dan pengalaman terhadap nilai-nilai tersebut, sebagaimana yang telah diterima sehingga dapat mencapai kecakapan social dan mengembangkan pribadinya semaksimal mungkin.

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal anak. Di dalam keluarga seorang anak mengenal dan mengetahui bahwa ada individu lain selain dirinya. M. Ngalim Purwanto mengatakan bahwa “hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di sekolah maupun dalam masyarakat”.8 Waktu yang digunakan anak lebih banyak di rumah dari pada di sekolah, sehingga suasana keluarga yang di dalamnya terdapat orang tua secara langsung mapun tidak langsung dapat mewarnai pendidikan agama Islam pada anak.9 Thamrin Nasution mengatakan bahwa “orang tua harus dapat bertindak seperti seorang guru di sekolah yang memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anaknya”10

Menurut salah satu guru Pendidikan Agama Islam di SMA N 1 Karangkobar yaitu Ibu Fatimah, S.Pd. berdasarkan hasil wawancara pada observasi pendahuluan, beliau menyampaikan bahwa terjadi banyak permasalahan tentang ketertarikan siswa terhadap pembelajaran agama Islam, salah satunya yaitu terkait dengan mengamalkan apa yang sudah diajarkan dalam

6 Hasbi Wahy, Keluarga Sebagai Basis Pendidikan Pertama dan Utama, (Aceh: Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA IAIN Ar-Raniy, 2012), hlm. 246

7 Zakiyah Darojat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, hlm 35.

8 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), hlm. 79

9 Observasi Pendahuluan, hasil wawancara dengan Ibu Fatimah, S.Pd. selaku Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Karangkobar, 20 April 2022.

10 Thamrin Nasution dan Nurhulijah Nasution, Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak, (Jakarta: Gunung Mulia, 1989), hlm. 7.

(16)

pembelajaran seperti disiplin dalam beragama terlebih beribadah. Masalah ini tidak terjadi dalam lingkungan sekolah saja namun juga di luar sekolah. Seperti contoh masih banyak siswa yang dengan sengaja bersembunyi saat waktu sholat dhuhur, atau bahkan memanfaatkan waktu istirahat sholat dhuhur untuk hal lain, seperti ke kantin ataupun sekedar bermain di dalam kelas, begitupun pada kegiatan lain seperti terlambat waktu masuk kelas, kurang displin dalam pembelajaran. Di era sudah berkembangnya zaman tentunya diimbangi dengan cara untuk memberikan pembelajaran kepada siswa, seperti banyaknya kegiatan praktik agar ketertarikan siswa mulai muncul, meskipun masih banyak yang terkesan terpaksa untuk mengikuti kegiatan, setidaknya kedisplinan bisa terimplementasikan dengan awal yang bisa dikatakan menjadi sebuah keharusan bagi siswa.11

Berdasarkan latar belakang di atas dan mengingat pentingnya kedisplinan siswa sangat penting untuk kehidupan saat sekolah maupun setelah lulus sekolah, maka peneliti mengkaji lebih lanjut mengenai bagaimana pengaruh Pendidikan Agama Islam, dan merumuskan masalah yang berjudul

“Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga terhadap Kedisiplinan Beribadah Siswa di SMA N 1 Karangkobar”

B. Definisi Operasional 1. Pengertian Pendidikan

Kebutuhan manusia dalam berpendidikan merupakan suatu yang sangat mutlak dalam hidup ini. Menurut Jhon Dewey dalam buku yang berjudul kiai Bisri Musthafa pendidikan keluarga berbasis pesantren karangan Mahfud Junaedi, pendidikan merupakan “kebutuhan hidup asasi (anecessity of life). Fungsi social (social function), pengarah, pengendali dan pembimbing (direction control and guidance),konservatif (mewariskan dan mempertahankan cita-cita suatu kelompok), dan progresif (membekali dan mengembangkan pengetahuan nilai dan ketrampilan sehingga mampu

11 Observasi Pendahuluan, hasil wawancara…., 20 April 2022.

(17)

menghadapi tantangan hidup)”.12 Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.13

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang di dalam dirinya diberi kelengkapan-kelengkapan psikologis dan fisik yang memiliki kecenderungan kea rah yang baik dan buruk.14 Beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan secara terencana dan sistematik untuk mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran, latihan keterampilan, bimbingan dan peneladanan oleh diri sendiri dan orang lain agar memiliki kecerdasan intelektual, spiritual, berketerampilan dan berkepribadian.

2. Pengertian Agama

Kata agama dalam al-Qur’an disebut ad-din yang mengandung makna bahwa agama sebagai pedoman aturan hidup yang akan memberikan petunjuk kepada manusia sehingga dapat menjalani kehidupan ini dengan baik, teratur, aman dan tidak terjadi kekacauan yang berujung pada tindak anarkis.

Ada bermacam-macam pengertian agama, yaitu:

a. Agama berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu a berarti tidak dan gama berarti kacau. Jadi kata agama berarti tidak kacau atau teratur. Dengan demikian agama adalah aturan yang mengatur manusia agar kehidupannya menjadi teratur dan tidak kacau.15

12 Mahfud Junaedi, Kiai Bisri Musthofa Pendidikan Keluarga Berbasis Pesantren, (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm 7.

13 Soemadi tjiptoyuwono, Mengungkap Keberhasilan Pendidikan Dalam Keluarga;

Anasilis tentang Mendidik Putra-Putri, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1995), hlm. 1.

14 Siti Khasinah Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam Dan Barat, (Banda Aceh:

Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA IAIN Ar-Raniry 2013) Hlm, 299

15 Rohidin, Penddikan Agama Islam Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: FH UII Press 2018) Hlm. 45

(18)

b. Di dalam bahasa Inggris, agama disebut religion, dalam bahasa Belanda disebut religie berasal dari bahasa latin relegere berarti mengikat, mengatur atau menghubungkan. Jadi, religion atau religie dapat diartikan sebagai aturan hidup yang mengikat manusia dan yang menghubungkan manusia dengan Tuhan.

Menurut Muhammad Alim pengertian agama adalah peraturan Allah yang diberikan kepada manusia yang berisi system kepercayaan, system pendidikan dan system kehidupan manusia dengan tujuan mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak (human happiness).16

Berdasarkan definisi pendidikan dan agama yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa yang dimaksud pendidikan agama disini adalah pendidikan agama Islam. Sebagaimana pendapat H. M. Arifin bahwa pendidikan agama Islam diartikan sebagai rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadi perubahan di dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan social serta dalam hubungannya dengan alam sekitarnya dimana ia hidup. Proses tersebut senantiasa berada di dalam nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syariat Islam dan akhlakul karimah.

Peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan agama adalah usaha yang sadar yang dilakukan secara terencana serta sistematik untuk mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran, latiham keterampilan, bimbingan dan peneladanan oleh diri sendiri dan orang lain agar memiliki kecerdasan intelektual, spiritual, berketerampilan dan berkepribadian yang sesuai dengan ajaran agama Islam.

3. Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan kelompok terkecil dalam kehidupan social serta kelompok pertama dalam masyarakat. Dalam keluarga pulalah awal terbentuknya proses sosialisasi dan perkembangan individu mulai terbentuk.

16 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim (Bandung: Remaja Rosdakarya 2006) hlm 90

(19)

Berkaitan dengan itu, Jalaludin dalam bukunya Psikologi Agama mengatakan bahwa keluarga memiliki peran pendidikan yaitu dalam menanamkan rasa dan sikap keberagaman pada anak. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam usaha menanamkan rasa keagamaan pada anak.17

Pengertian keluarga secara umum merupakan Lembaga terkecil dalam masyarakat terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang mana hubungan sosialnya relative tetap didasarkan atas ikatan darah, perkawinan atau adopsi dan dijiwai dengan tanggungjawab.

Pendidikan agama dalam keluarga adalah proses mendidik dan membina anak menjadi manusia dewasa yang memiliki mentalitas dan moralitas luhur, bertanggung jawab secara moral, agama maupun social kemasyarakatan.

4. Pengertian Disiplin

Disiplin adalah rasa ketaatan dan kepatuhan terhadap nilai-nilai yang dipercaya dan menjadi tanggung jawabnya. Dengan kata lain, disiplin adalah rasa kepatuhan terhadap aturan atau pengawasan dan pengendalian18 C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti menarik rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisplinan beribadah siswa di SMA Negeri 1 Karangkobar?

2. Seberapa besar pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisplinan beribadah siswa di SMA Negeri 1 Karangkobar?

17 Jalaludin, Psikologi Agama, Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip- prinsip Psikologi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016) hlm. 120

18 Kbbi.kemendikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2021

(20)

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai peneliti berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang permasalahan yaitu untuk mendeskripsikan:

1. Adakah pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisplinan beribadah siswa di SMA Negeri 1 Karangkobar

2. Seberapa besar pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisplinan beribadah siswa di SMA Negeri 1 Karangkobar Adapun manfaat penelitian ini ada dua, yaitu: a). Secara Teoritis yaitu hasil dari penelitian diharapkan mampu digunakan sebagai wacana dan memperbanyak khasanah keilmuan serta bisa digunakan sebagai bahan masukan mahasiswa untuk penelitian terkait serta dapat digunakan sebagai contoh penelitian di masa yang akan datang. b). Secara Praktis bagi sekolah penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan untuk evaluasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Sedangkan bagi penulis melatih peneliti dalam melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beribadah di SMA N 1 Karangkobar. c). Bagi pembaca dengan adanya hasil dari penelitian ini bisa digunakan sebagai informasi tambahan mengenai kegiatan yang bisa menunjang pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

E. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan kerangka skripsi yang ditujukan untuk mengetahui pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas oleh peneliti.

Dengan demikian, berikut penggambaran sistematika pembahasan yang akan dibahas meliputi lima bab, yaitu:

Bab I berisi tentang PENDAHULUAN yang meliputi Latar Belakang Masalah, Definisi Operasional, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, serta Sistematika Pembahasan.

Bab II berisi tentang LANDASAN TEORI yaitu sesuatu yang menjadi landasan dalam penelitian ini yang akan menjelaskan tentang pengaruh

(21)

Pendidikan Agama Islam terhadapat kesidiplinan beribadah baik pengertian maupun macamnya serta penjelasan tentang penunjang pembelajaran.

Bab III berisi tentang METODE PENELITIAN yang meliputi: jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, Teknik pengumpulan data serta Teknik analisis data.

Bab IV berisi tentang HASIL PENELITIAN yaitu penyajian data terkait pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beribadah yang bisa menunjang pembelajaran di SMA N 1 Karangkobar Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara.

Bab V berisi tentang PENUTUP yang meliputi: kesimpulan, saran-saran dan penutup.

(22)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Agama dalam Keluarga 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Istilah pendidikan berasal dari kata didik dengan memberinya awalan “Pe” dan akhiran “Kan” yang mengandung arti “Perbuatan” (hal, cara, dan sebagainya). Sedangkan menurut ketentuan umum. Bab 1 Pasal 1 Undang-Undang Sistem Nasional Nomor 2 tahun 1989, menjelaskan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang” dalam pembelajaran kurikulum 2013 Revisi 2018 tercantum bahwa siswa mampu belajar dengan baik sekaligus mencapai kompetensi sesuai harapan tentu ada sebuah proses perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru secara terencana dan terstruktur.19 Setiap perencanaan selalu berkenaan dengan apapun yang dilakukan, untuk membuat perencanaan pembelajaran yang baik pertama, guru harus mampu mengidentifikasi kebutuhan siswa, kedua, merumuskan tujuan yang akan dicapai, ketiga menentukan skenario yang sesuai dan memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran, keempat, menentukan kriteria penilaian atau evaluasi.

Secara terminologis, para ahli pendidikan mendefinisikan kata pendidikan dari berbagai tinjauan. Hasan Langgulung melihat arti pendidikan dari sisi fungsi pendidikan, yaitu: pertama, dari segi pandangan masyarakat, dimana pendidikan merupakan upaya pewarisan kebudayaan yang dilakukan oleh generasi tua kepada generasi muda agar kehidupan masyarakat tetap berkelanjutan. Kedua, dari segi kepentingan individu, pendidikan diartikan sebagai upaya pengembangan potensi-potensi yang tersembunyi dan dimiliki

19 Machrus Salim, Penerapan Kurikulum 2013 Revisi 2018 Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, (Gresik: UIN Maulana Malik Malang Al-Idaroh, 2020), hlm. 88

(23)

manusia.20 Pendidikan anak yang pertama dan paling utama dalam Islam adalah pendidikan dalam keluarga yang berspektif Islam.

Pendidikan dalam keluarga yang berspektif Islam pendidikan yang didasarkan pada tuntunan agama Islam yang diterapkan dalam keluarga yang dimaksud untuk membentuk anak agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia yang mencakup etika, moral, budi pekerti, spiritual atau pemahaman dan pengalaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Yang nantinya hal itu merupakan sumbangan penting bagi pembangunan bangsa dan negara.21 Sedangkan definisi pendidikan yang disandarkan pada makna dan aspek serta ruang lingkungannya, dapat dilihat apa yang dikemukakan oleh Ahmad D. Marimba, bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian utama.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat diketahui bahwa pendidikan merupakan aktifitas yang disengaja dan bertujuan yang didalamnya terlibat berbagai factor yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya, sehingga membentuk satu system yang saling mempengaruhi.22

Adapun definisi pendidikan agama Islam menurut pendapat beberapa pakar adalah sebagai berikut:

a. Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani dalam buku Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi bahwa Pendidikan Agama Islam adalah menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi

20 Hasan Langgunung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al- Ma’arif, 2001) hlm 46

21 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: Kumudasmoro Grafindo, 1994)

22 Elihami, Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Pribadi Yang Islami, (Enrekang: STKIP Muhammadiyah Enrekang, Edumaspul-Jurnal Pendidikan, hlm. 80

(24)

dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan anatar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. 23 Dalam hal ini, pendidikan agama Islam merupakan suatu aktivitas yang disengaja untuk membimbing manusia dalam memahami dan menghayati ajaran agama Islam serta dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain.24

b. Menurut zakiyah Daradjat yang disisir oleh Badul Majid dan Dian Andayani bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu mengahayati tujuan, yang pada akhirnya mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.25

c. Menurut azizy yang dikutip oleh Abdul Majid dan Dian Andayani mengemukanan bahwa esensi pendidikan yaitu adanya proses transfer nilai, pengetahuan, dan ketrampilan dari generasi tua kepada generasi muda agar generasi muda mampu hidup. Oleh karena itu ketika kita menyebut pendidikan agama Islam, maka akan mencakup dua hal (a) mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam; (b) mendidik siswa-siswi untuk mempelajari materi ajaran Islam subjek berupa pengetahuan tentang ajaran Islam.26

d. Menurut Ahmad Supardi yang dikutip oleh Ahmad Tafsir, dkk bahwa pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang berdasarkan Islam atau tuntutnan agama Islam dalam membina dan membentuk pribadi muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, cinta kasih saying pada orang tuanya dan sesame hidupnya dan juga

23 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004) (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), hlm. 130

24 Elihami, Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Pribadi Yang Islami…, hlm. 84

25 Ibid.

26 Ibid., h.131.

(25)

kepada tanah airnya sebagai karunia yang diberikan oleh Allah SWT.27 Dalam hal ini pendidikan Islam adalah suatu bimbingan yang dilakukan untuk membentuk pribadi muslim yang cinta kepada tanah air dan sesama hidup.

Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan guru dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamlkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

2. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah suatu institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan. Di dalamnya hidup bersama pasangan suami istri secara sah karena pernikahan. Keluarga dapat dipahami dari dimensi hubungan darah dan hubungan social. Jika dipahami dari hubungan darah, keluarga merupakan satu kesatuan yang diikat oleh hubungan darah satu dengan yang lainnya.28 Berdasarkan dimensi ini keluarga dapat di bedakan menjadi keluarga inti dan keluarga besar, sementara dari dimensi hubungan sosial, keluarga merupakan satu kesatuan yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling memperngaruhi antara satu dengan yang lainnya, walaupun diantara mereka tidak terdapat hubungan darah. Hubungan keluarga adalah sebuah ikatan yang memungkinkan untuk saling mengisi satu sama lain sehingga dapat menjadi pembentuk awal sebuah system social terkecil.

Keluarga memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk mengembangkan bagian-bagian penting dalam kehidupannya untuk saling mengisi satu sama lain, dan dengan demikian dapat menjadi nilai tambah tersendiri dalam membangun sebuah kerangka kehidupan

27 Ahmad Tafsir, dkk, op. cit., hlm 285.

28Joni Adison, Peranan Keluarga Dalam Membentuk Kedisiplinan, (Sumatera Barat:

Jurnal Inovasi Penelitian 2020) Vol 1 No 6

(26)

bermasyarakat dalam konteks yang lebih luas. 29Oleh karena itu pengabdian salah satu anggota keluarga sangat berpengaruh besar bagi terciptanya keluarga yang harmonis serta memiliki peran besar bagi perkembangan kehidupan yang lebih baik. Pengabdian dapat memberikan nilai tambah bagi proses pendekatan dalam kehidupan keayah bundaan yang dikembangkan dalam keluarga. Keluarga sebagai satuan sosial terkecil dalam kehidupan bermasyarakat, diharapkan dapat membantu membentuk karakter yang lebih baik bagi perkembangan system social di tengah masyarakat. Pengembangan kualitas keluarga diharapkan dapat menjadi salah satu pendorong utama dalam peningkatan daya saing, di tengah gempuran budaya asing dan semakin masifnya penetrasi budaya asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.30

Keluarga sangat erat kaitannya dengan proses pendidikan, terutama pendidikan yang melibatkan anak. Hal ini disebabkan karena sesungguhnya keluarga dan proses pendidikan pada anak saling berkaitan. Salah satu kewajiban orang tua yang tidak dapat dinafikan terhadap anaknya adalah mendidik31. Hal ini sudah tertuang dalam Al- Qur’an Surat Attahrim ayat 6 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintah”. Pendidikan dalam keluarga menjadi salah satu tonggak utama pencetak kepribadian anak. Peran keluarga dalam pendidikan bagi anak yang paling utama ialah dalam penanaman sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat, serta pembinaan

29 Ade Sadikin, Program Parenting Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Keluarga, (Sumedang: Abdimas, IKIP Siliwangi Abdimas januari 2018), hlm. 3

30 Ade Sadikin, Program Parenting Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Keluarga..., hlm 6

31 Nur Syamsiyah, Problematika Pendidikan Anak Dalam Keluarga DI Masa Pandemi Covid-19, (Jakarta: Media Komunikasi Gerder, UIN Syarif Hidayatullah 2021), hlm 41-48

(27)

kepribadian. Adapun yang bertindak sebagai pendidik dalam pendidikan agama dalam keluarga ialah orang tua yaitu ayah dan ibu serta semua orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak itu seperti kakek, nenek, paman, bibi dan kakak. Namun yang paling utama ialah ayah dan ibu.32 Oleh karena itu, keluarga diharapkan mampu menjadi wadah pembentuk kerpibadian agar tercipta generasi insan kamil.

Keluarga yang dimaksudkan dalam hal ini adalah sekelompok komunitas yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Untuk dapat mengimplementasikan pendidikan anak dalam keluarga maka tiap komponen keluarga harus saling bekerja sama dalam menjalankan fungsi sesuai dengan kapasitasnya. Orang tua menjalankan peran sebagai pembuat perencanaan, kebijakan, serta memberikan kontroling dan evaluasi. Sementara itu, anak menjalankan peran sesuai dengan kapasitas usia. Keluarga dapat dikatakan sebagai suatu lembaga, maka keluarga memiliki beberapa fungsi dalam menjalankannya. Keluarga memiliki 8 fungsi yaitu: fungsi keagamaan, fungsi social budaya, fungsi cinta dan kasih saying, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi social dan pendidikan, fungsi ekonomi, serta fungsi pembinaan lingkungan33.

3. Pengertian Kedisiplinan Beribadah

Disiplin berasal dan Bahasa dalam Latin disciplina yang berarti pengajaran atau latihan. Ada juga yang mengatakan berasal dari kata disciple yang berarti pengikut setia, penganut terhadap seorang guru, dan ajaran atasi aliran seni. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya. Termasuk didalamnya adalah melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawab.

Good’s dalam dictionary of Education mengartikan disiplin sebagai berikut:

32 Ali Abdul Halim Mahmud, Pendidikan Ruhani (Jakarta: Gema Insani, 2000) 46

33 Nur Syamsiyah, Problematika Pendidikan Anak Dalam Keluarga DI Masa Pandemi Covid-19…., hlm 44-48

(28)

a. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan atau kepentingan guna mencapai maksud atau untuk mencapai tindakan yang lebih efektif.

b. Mencari tindakan terpilih dengan ulet, aktif dan diarahkan sendiri, meskipun menghadapi rintangan.

c. Pengendalian perilaku secara langsung dan otoriter dengan hukuman atau hadiah.

d. Pengekangan dorongan dengan cara yang tak nyaman bahkan menyakitkan.

Pengertian disiplin menurut pendapat beberapa ahli ialah sebagai berikut:

a. Disiplin menurut W.J.S. Poerwadarminta adalah latihan batin dan watak dengan maksud segala perbuatannya selalu menaati tata tertib34

b. Disiplin menurut Soegeng Priodarminto merupakan sebuah kondisi yang terbentuk lewat proses dan berbagai perilaku yang menunjukan berbagai nilai kesetiaan, keteraturan, kepatuhan juga ketertiban.35

c. Disiplin menurut Maman Rahman adalah upaya dalam mengendalikan diri juga sikap mental setiap individu maupun masyarakat dalam mengembangkan berbagai peraturan serta tata tertib yang berdasarkan dorongan sarat kesadaran dari dalam hati.36

Disiplin adalah kesadaran untuk melakukan suatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapapun.

Kedisiplinan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan disiplin seseorang mempunyai keyakinan bahwa

34 W.J.S. Poerwadaminta, op.cit., hlm 10

35 Soegeng Priodarminto, op.cit., hlm 15

36 Moch. Shohib, Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). Hlm 3

(29)

dalam mencapai sesuatu kesuksesan sangat ditentukan oleh disiplin yang dimilikinya serta memberi manfaat yang dapat dibuktikan, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Agoes Soejanto, disiplin adalah kunci sukses, sebab dengan disiplin orang menjadi berkeyakinan bahwa disiplin membawa manfaat yang dibuktikan dengan tindakannya sendiri. Sesuatu yang dilakukan dengan disiplin maka seseorang akan dapat merasakan bahwa disiplin itu pahit, tetapi buahnya manis.

Disamping mengandung arti taat dan patuh terhadap peraturan, disiplin juga mengandung arti kepatuhan kepada pemimpin, perhatian dan control yang kuat terhadap penggunaan waktu, tanggung jawab atas tugas yang diamanahkan, serta kesungguhan terhadap bidang keahlian yang ditekuni. Islam mengajarkan agar benar-benar memerhatikan dan mengaplikasikan niali-nilai kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik.37 Sebab kesanggupan berbuat disiplin adalah takaran keimanan seseorang. Dengan disiplin yang kuat, orang itulah yang pada dirinya akan tumbuh iman yang kuat pula. Islam memerintahkan umatnya untuk selalu konsisten terhadap peraturan Allah yang telah ditetapkan.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Huud ayat 112:

ري ِصَب َنوُل َمْعَت اَمِب ُهَّنِإ ۚ ا ْوَغْطَت َلَ َو َكَعَم َباَت ْنَم َو َت ْرِمُأ اَمَك ْمِقَتْساَف

Artinya: maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.

Dari ayat di atas menunjukan bahwa, disiplin bukan hanya tepat waktu saja, tetapi juga patuh pada peraturan-peraturan yang ada.

Melaksanakan yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.

37 Ngaimun Naim, Character Building, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012), hlm. 142

(30)

Ibadah dari Bahasa Arab abidaya’budu-‘abdan-‘ibaadatan yang berarti taat, tunduk, patuh dan merendahkan diri. Taimiyah menyampaikan mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah Swt. Berupa perkataan atau perbuatan baik amalan batin ataupun yang dhahir (nyata).38 Ibadah juga berarti segala usaha lahir dan batin yang sesuai dengan perintah agama yang harus dituruti oleh pemeluknya. Secara umum, ibadah juga dapat diartikan sebagai upacara yang berhubungan dengan agama. Pengertian ibadah didasari oleh kesadaran beragama pada manusia yang membawa konsekuensi manusia itu melakukan penghambaan pada Tuhannya. Manusia yang menjalani hidup beribadah adalah manusia yang menjalani hidupnya sesuai dengan pegangan yang teguh kepada apa yang dipercayainya diwahyukan Allah. Secara etimologis ibadah berarti merendahkan diri serta tunduk.39 Sedangkan menurut syar’a, ibadah memunyai beberapa pengertian yang mencakup taat kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya, merendahkan diri kepada Allah SWT dengan ketundukan yang disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi, serta segala perilaku yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah SWT, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhamir maupun yang bathin. Upaya menanamkan nilai disiplin beribadah di sekolah mencakup setiap macam pengaruh yang ditujukan kepada peserta didik untuk membantu mereka agar dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan. Disamping itu disiplin juga penting sebagai cara dalam menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditunjukan peserta didik terhadap lingkungannya. Disiplin merupakan cara yang tepat untuk membantu peserta didik belajar hidup dengan

38 Wahyu Begja Sulfemi, Jurnal penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, Pengaruh disiplin ibadah, (Bogor: Edukasi Program Administrasi Pendidikan STKIP Muhammadiyah Bogor, 2018). Hlm. 168-169

39 Aliah B. Purwakania Hasan, Disiplin beribadah: Alat Penenang Ketika Dukungan Sosial Tidak Membantu Stres Akademik …., hlm 138

(31)

pembiasaan yang baik, dan bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungan.40

Selain ibadah sebagai penghambaan seseorang terhadap Tuhannya sebagai tujuan hidupnya, yakni Allah, ibadah juga mengandung makna instrumental, karena ibadah dilihat sebagai usaha pendidikan pribadi dan kelompok kearah pengikatan batin kepada tingkah laku bermoral. Asumsinya adalah melalui ibadah seorang yang beriman memupuk dan menumbuhkan kesadaran individu dan sekaligus koektifnya akan tugas-tugas pribadi dan sosialnya mewujudkan kehidupan social bersama-sama dengan sebaik-baiknya. Ibadah juga dapat dikatakan sebagai salah satu kelanjutan dari adanya iman. Kalau tidak ada ibadah iman hanyalah rumusan-rumusan abstrak tanpa ada kemampuan yang memberi dorongan-dorongan batin kepada individu untuk berbuat sesuatu dengan ketulusan hati. Karena itu, iman harus dilembagakan dalam bentuk peribadahan sebagai ekspresi penghambaan seseorang kepada pusat makna dan tujuan hidupnya, yaitu Allah41. Disiplin ibadah yaitu menjalankan ajaran agama juga menjadi parameter utama dalam kehidupan sehari-hari. Menjalankan ibadah adalah hal yang sangat penting bagi setiap insan sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Ketaatan seseorang terhadap Tuhannya dapat dilihat dari seberapa besar ketaatan mereka dalam menjalankan ibadah. Pengertian ibadah menurut Islam juga tidak hanya terbatas pada ibadah pokok atau ibadah mahdhah saja, melainkan seluas aspek kehidupan yang ada selama wahyu Allah memberikan pegangan dalam persoalan itu.

Namun, dalam penelitian ini ibadah dibatasi dengan ibadah pokok, yang berkaitan langsung dengan tata cara yang berhubungan langsung dengan penghambaan pada Tuhannya. Ibadah terbagi menjadi ibadah kalbu (qalbiyah) mencakup rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah

40 Ono Sutra, Jurnal Problematika Kedisiplinan Beribadah, (Bengkulu: al-Bahtsu vol 4 2019). Hlm. 243

41 Ahmad Bangun Nasution, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 89

(32)

(cinta), tawakkal (menggantungkan diri), raghbah (senang), dan rahbah (takut). Ibadah lisan yang dilandasi kalbu (lisaniyah qolbiyah) meliputi tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati, ibadah lisan yang dilandasi kalbu (badaniyah qalbiyah) meliputi shalat, zakat, haji, dan jihad. Selain itu, masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan. Ibadah ini yang menjadi tujuan penciptaan manusia.42

Berdasarkan uraian di atas, disiplin beribadah adalah perasaan taat dan patuh terhadap perbuatan atau pernyataan bakti terhadap Allah yang didasari oleh peraturan agama. Secara khusus, disiplin beribadah akan dibagi atas tanggung jawab pelaksanaan ibadah, kepatuhan pada tata cara ibadah dan ketepatan waktu ibadah. Tanggung jawab pelaksanaan ibadah adalah kesiapan untuk melaksanakan kewajiban yang harus dilakukan. Kepatuhan kepada tata cara ibadah adalah kesempurnaan pelaksanaan ibadah sesuai dengan prosedur yang ditentukan oleh agama yang bersangkutan. Ketepatan waktu ibadah adalah kesesuaian antara waktu yang ditentukan dengan waktu pelaksanaan ibadah. 43 Penulis menyimpulkan bahwa kedisiplinan beribadah yaitu ketaatan seseorang dalam memeluk dan menjalani syariat agama yang diyakininya dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya baik hubungannya dengan dengan Allah maupun dengan sesama manusia. Menurut Patlov dalam kutipan Ade Hikmat, perilaku manusia dapat dibentuk melalui pembiasaan. Suatu perilaku jika dilakukan secara berulang-ulang maka akan membentuk perilaku pada diri seseorang.44 Jadi penulis dapat simpulkan bahwa apabila seuatu dikerjakan dengan baik melalui pembiasaan yang tepat

42 Aliah B. Purwakania Hasan, Disiplin beribadah: Alat Penenang Ketika Dukungan Sosial Tidak Membantu Stres Akademik, (Jurnal Al-Azhar Indonesia seri Humaniora. Vol 1 No 3 Maret 2012) hlm 138

43 Aliah B. Purwakania Hasan, Disiplin beribadah: Alat Penenang Ketika Dukungan Sosial Tidak Membantu Stres Akademik., hlm 139

44 Ade Hikmat, Kreatifitas, Kemampuan Membaca, dan Kemampuan Apresiasi Cerpen (Jakarta: Uhamka Press, 2014), hlm 13

(33)

maka hasil yang diinginkan pun memuaskan. Maka, apabila kedisiplinan beribadah siswa di sekolah terlaksana dengan baik maka kedisiplinan beribadah siswa di luar lingkungan sekolah seharusnya juga baik.

B. Penelitian terkait

Penulis menggunakan referensi yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan, diantaranya:

Skripsi yang ditulis oleh Ria Khoiriyah mahasiswa UIN Walisongo Semarang, dengan judul “Pengaruh Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Kedisiplinan Beragama Siswa Kelas VIII Di SMP N 2 Patebon Kendal Tahun Ajaran 2014-2015” skripsi ini membahas tentang pendidikan moral yang dilakukan melalui pembiasaan kedisplinan beribadah di keluarga.

Perbedaan dengan skripsi yang penulis buat adalah pada nilai yang dikaji, dimana skripsi ini mengkaji tentang nilai moral yang dilakukan melalui pembiasaan kedisplinan, sedangkan skripsi yang penulis buat mengkaji tentang implementasi pengaruh pendidikan agama Islam dalam keluarga yang berkaitan dengan kedisplinan beribadah. Persamaannya ada pada nilai religious dari pengaruh Pendidikan Agama Islam.

Hasriani Universitas Muhammadiyah Makassar dengan judul

“Pengaruh pendidikan Agama Islam dalam Keluarga terhadap Kedisiplinan Beribadah Siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar” skripsi ini membahas tentang pengaruh pendidikan agama pada keluarga terhadap kedisplinan beribadah dan hanya focus di SD Inpres Bertingkat Labuan Baju Makassar.

Sedangkan bedanya dengan skripsi yang ingin peneliti lakukan adalah melalui kedisplinan tidak hanya terfokus pada peribadahan individu namun juga bersifat social seperti acara keagamaan yang ada di lingkungan.

Muhammad Fazrih UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul

“Disiplin Beribadah Siswa SMP Islam Assa’adah Pondok Kelapa Jakarta

(34)

Timur” skripsi ini membahas tentang kedisplinan dalam kegiatan-kegiatan ibadah yang dilakukan di SMP Islam As-Sa’adah seperti shalat jamaah dan tadarus al-Aqur’an.

Sedangkan bedanya dengan skripsi yang ingin peneliti lakukan adalah melalui kegiatan religi tapi di spesifikasikan pada kegiatan di sekolah dan di lingkungan rumah dan tujuannya adalah penerapan pendidikan agama Islam di sekolah serta di luar sekolah.

Persamaan dari penelitian ketiga skripsi diatas dengan skripsi yang penulis buat memiliki persamaan meneliti tentang kedisplinan beribadah.

Sedangkan perbedaanya terletak pada, skripsi pertama terfokus pada nilai moral melalui kedisplinan beribadah di lingkungan sekolah, sedangkan skripsi penulis tidak terfokus pada nilai moral melainkan dampak dari pendidikan agama Islam dalam hal kedisiplinan beribadah. Skripsi kedua lebih kepada kedisplinan ibadah yang dilakukan secara individu atau kurang berkaitan dengan social. Skripsi ketiga di spesifikasikan pada kegiatan ibadah di sekolah seperti sholat jamaah dan tadarus al-Qur’an. Sedangkan skripsi yang penulis buat kedisplinan ibadah tidak di lingkungan sekolah saja namun berkaitan juga dengan ibadah di lingkungan rumah atau social seperti acara tahlil, rotibul hadad atau acara rutin yang ada di lingkungan masing-masing yang bisa menunjang implementasi pengaruh Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Karangkobar.

C. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu dugaan sementara terhadap beberapa rumusan permasalahan dalam penelitian. Rumusan permasalahan dalam penelitian dinyatakan berupa pertanyaan. Hipotesis merupakan perolehan sementara sebab data yang diperoleh hanya didasarkan pada teori yang relevan, sehingga belum di dasarkan melalui fakta yang empiris dilaksanakan dengan pengumpulan data45

45 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm 96)

(35)

Dalam memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian yang dibuat maka penulis menggunakan langkah-langkah diantaranya:

Hipotesis yang peneliti gunakan penelitian ini yaitu:

1. Ho: Tidak ada hubungan antara Pendidikan Agama Islam dengan kedisplinan beragama siswa.

Ha: Ada hubungan antara Pendidikan Agama Islam dengan kedisiplinan beragama siswa.

(36)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif untuk menyusun hasil penelitian. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dapat memberikan hasil berupa temuan-temuan baru yang diperoleh melalui data statistik maupun cara lainnya dari suatu pengukuran. Penelitiam dengan menggunakan metode kuantitatif lebih berpusat pada perhatian terhadap tanda-tanda dengan kriteria khusus dalam lingkungan keidupan manusia atau yang dikenal dengan variabel.46

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yakni mengadakan pengamatan langsung dengan objek yang diteliti dan dilakukan pengumpulan data yang ditemukan di lapangan yang berarti peilitian akan dilakukan langsung ke responder dan objek penelitiannya adalah semua objek yang ada pada lapangan yang mampu memberikan data-data untuk menunjang penelitian.

Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif untuk menyusun hasil penelitian. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dapat memberikan hasil berupa temuan-temuan baru yang diperoleh melalui data statistik maupun cara lainnya dari suatu pengukuran. Penilitian dengan menggunakan metode kuantitatif lebih berpusat pada perhatian terhadap tanda-tanda dengan kriteria khusus dalam lingkup kehidupan manusia atau yang dikenal dengan variabel47.

Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan penelitian korelasi dengan tujuan agar dapat memberikan pandangan tentang korelasi antara variabel terikat dengan variabel bebas.

46 I made Laut Mertha Jaya, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta:

Anak Hebat Indonesia, 2020), hlm. 12

47 I made Laut Mertha Jaya, Metode penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta:

Anak Hebat Indonesia, 2020), hlm. 12

(37)

B. Variabel dan Indikator

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.48 Jenis variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Pendidikan Agama Islam dalam keluarga sebagai variabel independen (X) dan kedisiplinan beribadah siswa sebagai variable dependen (Y).

1. Variabel Bebas (Independent)

Variabel independent disebut sebagai variabel bebas, variabel bebas independen adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendidikan agama dalam keluarga,

2. Variabel Terikat (Dependent)

Variabel dependent disebut sebagai variabel output, respon kreteria, konsuken dan variabel terikat merupakan variabel bebas.49 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kedisiplinan beribadah.

Angket digunakan untuk mengungkapkan data pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beragama siswa SMA Negeri 1 Karangkobar dengan responden Siswa SMA Negeri 1 Karangkobar dengan 2 alternatif jawaban Ya, bernilai 1 (satu) dan Tidak, bernilai 0 (nol), adapun Variabel dan indicator angket sebagai berikut:

48 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfa Beta, 2010), hlm 38.

49 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…., hlm 61.

(38)

Tabel 2 1 Variabel dan Indikator VARIABEL

BEBAS

VARIABEL TERIKAT

INDIKATOR

Pendidikan Agama dalam keluarga

Kedisiplinan beribadah

A. Pendidikan ibadah dalam keluarga mencakup semua ibadah yaitu:

1. Ibadah khusus yang hubungannya dengan Allah (shalat, puasa, zakat)

2. Ibadah umumnya yang hubungan dengan manusia B. Ruang lingkup

disiplin beribadah antara lain:

1. Melaksanakan shalat dan puasa pada waktunya tanpa paksaan dengan tata caranya

2. Membaca Al-Quran dengan tata caranya tanpa paksaan.

3. Berdoa dengan tata caranya tanpa paksaan.

(39)

C. Konteks Penelitian

1) Tempat dan waktu penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian yang dilaksanakan di SMA N 1 Karangkobar Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara dengan pertimbangan sebagai berikut: sekolah tersebut memiliki banyak prestasi akademik ataupun non-akademik dan output lulusannya baik secara intelektual maupun pengaruh terhadap masyarakat. Oleh karena itu, hal tersebut menarik peneliti untuk melakukan penelitian terkait pengaruh Pendidikan Agama Islam pada siswa di SMA Negeri 1 Karangkobar untuk mengetahui upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam sehingga outputnya menghasilkan lulusan yang baik, dimana penelitian akan dilaksanakan pada bulan September tahun 2022.

2) Populasi dan Sampel penelitian

Populasi dalam penelitian kuantitatif adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang digunakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.50

Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Sedangkan sampel adalah sebuah kelompok anggota yang menjadi bagian populasi yang diteliti.

Menurut Sugiyono “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak mungkin mengambil sampel dari semua siswa yang berjumlah 310 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan probably sampling dengan simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dari populasi karena populasi dianggap homogen. Adapun menurut Arikunto “apabila jumlah subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik

50 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 117

(40)

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi apabila jumlahnya lebih besar maka diambil sebanyak 10-15 % atau 20-25 % atau lebih”.

Oleh karena itu, jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 10% dari populasi. Jumlah seluruhnya adalah 10/100 x 310 = 31. Jadi sampel penelitian ini sebanyak 31 orang siswa dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2 2 Sampel Penelitian

Kelas Jumlah Sampel

X 20

XI 5

XII-IPA 3 6

Jumlah 31

D. Metode Pengumpulan Data

Angket atau yang dikenal dengan istilah kuesioner adalah suatu teknik untuk mengumpulkan data yang dilakukan melalui pemberian rangkaian pertanyaan maupun pernyataan secara tertulis terhadap responder agar dapat dijawab sesuai kondisinya. Kuesioner yaitu suatu Teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data secara efisien apabila peneliti mengetahui secara pasti tentang variabel yang akan dilakukan pengukuran serta memahami apa yang dapat diharapkan responder. Kuesioner terdiri dari pernyataan ataupun pertanyaan baik tertutup maupun terbuka., diserahkan terhadap subjek penelitian baik secara langsung atau tidak langsung (melalui media). Secara umum, angket terdiri dari bagian pendahuluan yang berisi tentang tata cara atau peraturan dalam mengisi angket yang terdiri dari identitas dan data-data yang dimaksud untuk didapatkan dari responder. Angket ini nantinya akan dibagikan kepada siswa SMA Negeri 1 Karangkobar. Sementara suharsimi mengatakan angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang pada kolom atau tempat yang sesuai. Angket atau kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup dengan alasan agar jawaban tidak meluas dan akan terfokus pada tujuan

(41)

pengkuruan dan memudahkan pelaksanaan penelitian yaitu tentang pengaruh pendidikan agama Islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beribadah siswa SMA Negeri 1 Karangkobar.

E. Metode Analis Data

Diakhir sebuah penelitian akan dilakukan analisis data. Proses ini sangat bermanfaat untuk menerjemahkan hasil dari penelitian agar mudah dipahami oleh masyarakat umum. Teknik dalam menganalisis data pada penelitian kuantitatif yaitu aktifitas sesudah data semua subjek ataupun sumber yang lain terhimpun. Proses menganalisis data merupakan kegiatan mengumpulkan dan mengumpulkan berdasarkan variabel dan jenis responden, membuat table hasil penelitian berdasarkan variabel dan seluruh responden, menampilkan hasil mengumpulan data setiap variabel penelitian, menghitung jawaban dari rumusan masalah, serta menghitung untuk melakukan uji hipotesis yang telah dibuat.51 Adapun Teknik analisis data yang peneliti gunakan yaitu:

a. Uji Prasyarat

Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, uji prasyarat yang digunakan peneliti yaitu uji linearitas dan uji normalitas.

1) Uji Normalitas

Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap data yaitu agar dapat memahami kenormalan distribusi data. Penelitian yang akan dilakukan bertujuan agar dapat mengetahui pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisplinan beragama siswa. Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Metode klasik dalam pengujian normalitas suatu data tidak begitu rumit. Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai sampel besar. Namun untuk

51 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm 207

(42)

memberikan kepastian, data yang dimiliki berdistribusi normal atau tidak, sebaiknya digunakan uji normalitas. Karena belum tentu data yang lebih dari 30 bisa dipastikan berdistribusi normal, demikian sebaliknya data yang banyaknya kurang dari 30 belum tentu tidak berdistribusi normal, untuk itu perlu suatu pembuktian. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggagnggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak.52 Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov diolah dengan SPSS versi 21. Dengan rumus sebagai berikut:

Tabel 2 3 Rumus Uji Kolmogorov

Keterangan:

Xi = Angka pada data

Z = Tranformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal FT = Probabilitas komulatif normal.

FS = Probabilitas komulatif empiris.

Adapun langkah-langkah pengujian normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah dalam menghitung normalitas suatu data menggunakan SPSS:

a) Langkah 1: aktifkan program SPSS.

b) Langkah 2: buat data pada variable view.

c) Langkah 3: masukan data pada Data view.

d) Langkah 4: klik Analyze-Regeression-Linear

e) Langkah 5: masukan variable X ke kolom Independent dan variable Y ke Dependent kemudian klik save

52 Satria Artha Pratama, Jurnal Ilmiah M-progress, Vol.11, No 1 Januari 2021 hlm 43

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswa mengalami kesalahan pemahaman tentang materi sifat-sifat cahaya adalah: 1 cahaya merambat lurus tidak dipengaruhi arah datangnya

Dengan diketahui bahwa terdapat pengaruh motif menonton program berita Warta Riau terhadap kepuasan informasi yang diperoleh oleh Masyarakat di Kelurahan Labuhbaru

Anak-anak merupakan penentu masa depan suatu bangsa, maju atau tidaknya masa depan suatu bangsa tergantung pada baik atau tidaknya pendidikan yang diberikan kepada

Penelitian difokuskan pada ruang lingkup penerimaan permohonan kerja sama dari Institusi, penerimaan permohonan Co – Ass, penunjukan pembimbing yang dilakukan oleh Unit Kerja,

Asesmen perkembangan persepsi ditujukan untuk menghimpun informasi tentang tahap perkembangan persepsi anak yang dapat membantu guru dalam memahami kemampuan persepsi anak

Teknik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan adalah Dalam penelitian tindakan kelas ini data yang hendak dikumpulkan antara lain: (1) Lembar observasi guru data ini

Dioda merupakan suatu piranti dua elektroda dengan arah arus yang tertentu, dapat juga dikatakan dioda bekerja sebagai penghantar bila tegangan listrik diberikan dalam arah

kepentingan fungsi dari ruang tersebut. Dalam perancangan interior tata pamer Museum Morotai ini perancang mengambil tema yang sesuai dengan lokasi serta pendekatan