vi
ABSTRAK
GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS
DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG
PERIODE JANUARI 2009- DESEMBER 2010
Ardi P. U. Megaputra, 2011 Pembimbing I : dr Rimonta Gunanegara.,SpOG
Pembimbing II : dr David Gunawan.,M.Kes
Kanker serviks adalah suatu keganasan yang menyerang leher rahim,
merupakan penyebab kematian tertinggi pada negara-negara berkembang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik usia, jenis
histopatologi, stadium, dan pekerjaan penderita kanker serviks di Rumah Sakit
Santo Borromeus Bandung periode 1 Januari 2009 – 31 Desember 2010.
Penelitian dilakukan dengan metode observasional deskriptif dengan
rancangan penelitian observasional terhadap data dari Bagian Rekam Medis dan
Laboratorium Patologi Anatomi di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
periode 1 Januari 2009 – 31 Desember 2011.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi 46 kasus kanker serviks
dengan insidensi tertinggi terjadi pada rentang usia 45-49 tahun, yang berjumlah
11 orang atau 23,91% dari jumlah kasus. Jenis gambaran histopatologi yang
sering ditemukan adalah squamous cell carcinoma dengan jumlah penderita 35
orang atau 76,09% dari total kasus. Stadium yang paling sering ditemukan pada
diagnosis awal adalah stadium IV dengan jumlah 11 orang atau 23,91% dari total
kasus. Pekerjaan penderita kanker serviks terbanyak adalah IRT (Ibu Rumah
Tangga) dengan jumlah 26 orang atau 56,52% dari seluruh kasus. Hal ini mungkin
diakibatkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan
screening kanker servik.
vii
ABSTRACT
CHARACTERISTIC OF CERVICAL CANCER AT
SANTO BORROMEUS HOSPITAL IN PERIOD OF JANUARI
2009- 31 DESEMBER 2010
Ardi P. U. Megaputra, 2011 Tutor I : dr Rimonta Gunanegara ,SpOG
Tutor II : dr David Gunawan
Cervical cancer is a type of carcinoma that occurs in cervical region of
uterus. Cervical caner is the highest cause of death on women in developing
countries.
The objective of this studies is to review the characteristic distributions of
cervical carcinoma at Santo Borromeus Hospital in period of 1 January 2009 to
31 December 2010.
This study is a observational descriptive with retrospective method. The data
collected from the Medical record and Pathological laboratory in Santo
Borromeus Hospital period 1 January 2009 to 31 December 2010
The result of this study shows that in 1 January 2009 to 31 December 2010
there were 46 cases of cervical cancer. The highest incidence occurs in age of
45-49 with 11 patient or 23,91% of total case. The Squamous cell carcinoma is the
most frequent histopathology type with 35 patient or 76,09% of total case. The
most common stage found is IV obtained in 11 patient or 23,91%. And hthe most
frequent type of patient job is house wife with 26 patient or 56.52%
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
1.3. Maksud dan Tujuan Peneliti...4
1.3.1.Maksud Penelitian ...4
1.3.2.Tujuan Penelitian ...4
1.4. Manfaat Penelitian ...4
1.4.1.Manfaat Penelitian secara Akademis ...4
1.4.2.Manfaat Penelitian secara Praktis ...4
1.5. Dasar Teori ...5
ix
2.2.2.Gejala Kanker Serviks ...11
2.2.3.Klasifikasi Pertumbuhan Sel Kanker Serviks ...11
2.2.3.1.Sifat Pertumbuhan Karsinoma Serviks ...11
2.2.3.2.Peninjauan Perkembangan Kanker Serviks Berdasarkan Tingkat Stadium Neoplasma ...12
2.2.3.3.Peninjauan Perkembangan Kanker Serviks Berdasarkan Sitologi dan Histologi ...13
2.2.3.4.Stadium Kanker Serviks Menurut FIGO ...13
2.2.3.5.Klasifikasi Kanker Serviks Menurut WHO ...15
2.2.4.Patogenesis Kanker Serviks ...24
2.3. Penatalaksanaan Kanker Servik ...25
BAB III. BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Subjek Penelitian ...28
3.1.1.Bahan Penelitian ...28
3.1.2.Subjek Penelitian ...28
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian...28
3.3. Metode Penelitian ...28
3.3.1.Desain Penelitian ...28
3.3.2.Variabel Penelitian ...29
3.4. Prosedur Kerja... ...31
3.4.1.Pengumpulan Data ...31
3.4.2.Cara Pengumpulan Data ...31
3.4.3.Cara Pemeriksaan Data ...31
3.4.4.Pengolahan Data ...31
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...33
x BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ...37
5.2. Saran... ...37
DAFTAR PUSTAKA ...38
LAMPIRAN ...41
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Sitologi dan Histologi ... 13
Tabel 2.2 Stadium Kanker Serviks Menurut Figo ... 14
Tabel 4.1 Karakteristik Kanker Serviks Menurut Usia ... 36
Tabel 4.3 Karakteristik Kanker Serviks Menurut Gambaran Histopatologi ... 38
Tabel 4.4 Karakteristik Kanker Serviks Menurut Stadium Pertama Kali Penderita Didiagnosis ... 39
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Epitel Silindris ... 6
Gambar 2.2 Epitel Berlapis Gepeng Tidak Bertanduk ... 7
Gambar 2.3 Squamocolumnar junction ... 39
Gambar 2.4 Wilayah transformasi ... 39
Gambar 2.5 KeratinizingSquamus Cell Carcinoma ... 39
Gambar 2.6 NON Keratinizing Squamus Cell Carcinoma ... 39
Gambar 2.7 Basaloid Type Squamous Cell Carcinoma ... 39
Gambar 2.8 Verrucous Type Squamous Cell Carcinoma ... 39
Gambar 2.9 Warty Type Squamous Cell Carcinoma ... 39
Gambar 2.10 Papilary Type Squamous Cell Carcinoma ... 39
Gambar 2.11 Lymphoepithelioma ... 39
Gambar 2.12 Squamotransitional Carcinoma ... 39
Gambar 2.13 Adenocarsinoma Musinus ... 39
Gambar 2.14 Adenocarsinoma Tipe Endoserviks ... 39
Gambar 2.15 Adenocarsinoma Tipe Intestinal ... 39
Gambar 2.16 Adenocarsinoma Tipe Signet Ring Cell ... 39
41
No No preparat Usia Stadium Jenis histopatologi Pekerjaan
1 90115 70 1 Squamous Cell IRT
40 102892 52 Adenocarcinoma
42
RIWAYAT PENULIS
Nama : Ardi Prawira Utama Megaputra
NRP : 0710079
Tempat,tanggal lahir : Bandung, 17 Mei 1987
Alamat : Jl. Setiabudi 165B Bandung
Riwayat Pendidikan :
1992-1994 : TK Santo Yusup
1994-1998 : SD Aloysius
1998-2001 : SD Prof. DR. Moestopo
2001-2004 : SMP Negeri 2 Bandung
2004-2007 : SMA Negeri 2 Bandung
2007-sekarang : Mahasiswa Fakultas Kedokteran
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker serviks adalah keganasan tersering kedua yang terjadi pada wanita.
Kanker serviks menjadi pembunuh nomor satu pada wanita di negara
berkembang. Pada negara maju, kanker serviks sudah jarang ditemui. Angka
kejadian kanker serviks diAmerika terus menurun dari tahun ke tahun. Hal ini
berhubungan dengan keberhasilan diagnostik dini, sedangkan di negara
berkembang, angka kejadian kanker serviks terus bertambah(Garcia AA,2011).
Berdasarkan data yang diperoleh sedikitnya terjadi 500.000 kasus baru di seluruh
dunia (Garcia AA,2011). Pada tahun 2000, 80% kejadian kanker serviks terjadi
pada negara berkembang, di Afrika sekitar 69.000 kasus, di Amerika Latin sekitar
77.000 kasus dan di Asia sekitar 235.000 kasus (Setyarini E, 2009). Di Indonesia
terjadi 90 sampai 100 kasus baru kanker serviks per 100.000 penduduk
(Depkes,2001). Insidensi kanker serviks di Jawa Barat berdasarkan Patologi
Anatomi di Rumah Sakit Hasan Sadikin tahun 1987 sampai dengan tahun 1988
ternyata menduduki peringkat pertama, yaitu sebesar 20,09% diikuti kanker
payudara 11,26% dan kanker kulit 9,03% (Setyarini E,2009).
Berdasarkan data dari buku regitrasi kunjungan harian di Bagian Rekam
MedikRSUD Dr. Moewardi Surakarta, diketahui bahwa jumlah pasien kanker
serviks selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005
jumlah kasus kanker serviks804 kasus, tahun 2006 sebanyak1.554 kasus, dan
tahun 2007 sebanyak2.026 kasus. Menurut hasil pencatatan riwayat obstetri
kebanyakan pasien penderita kanker leher rahim sejak Januari sampai dengan
Desember 2007 mempunyai paritas lebih dari satu (66%), menikah muda (47%),
dan penderita yang menggunakan kontrasepsi oral pada jangka waktu lama
2
Profil kesehatan 2010 menyebutkan bahwa kejadian penyakit kanker serviks
adalah 19,70% per 10.000 penduduk. Berdasarkan laporan program yang berasal
dari rumah sakit dan Puskesmas di Kota Semarang pada tahun 2005, kasus
penyakit kanker ditemukan sebanyak 2.020 kasus dengan 55% diantaranya adalah
kasus penyakit kankerrahim. (Dinkes,2005).Menurut penelitian Khasbiyah (2004)
di Rumah Sakit Kariadi Semarang pada Agustus sampai dengan September 2004
menunjukkan 52% penderita kanker leher rahim memiliki paritas lebih daritiga.
Deteksi dini secara gencar mulai dilakukan di berbagai rumah sakit dan unit
kesehatan masyarakat atau klinik-klinik yang memiliki kompetensi dalam bidang
kanker.Sejak dibentuk dan dinasionalisasikannya badan kanker Indonesian
Cancer Foundation pada tahun 1977, program skrining kanker serviks segera
dimulai.Namun, program yang telah disusun tidak sistematis, menyebabkan
keuntungan yang diperoleh kecil, yang tampak dari sedikitnya penurunan
insidensi dan derajat mortalitas kanker serviks.
Metode visual menggunakan gineskopi, dengan lensa magnifikasi 2,5, setelah
aplikasi asam asetat (VIA= visual inspection after acetic acid), telah diuji oleh tim
dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Indonesian Cancer
Foundation. Uji coba khusus dilakukan Dr. Paul Blumenthal yang juga turut
terlibat dalam fase penilaian di universitas, sebelum dilakukan uji coba di
lapangan.Fase studi lapangan diorganisir oleh Puskesmas Kusuma Buana, yang
dikoordinir oleh Dr. Judo Prihartono.Evaluasi yang dilakukan Dr. Vivien Tsu
menunjukkan metode tersebut memberikan hasil yang memuaskan dan dapat
dikerjakan oleh tenaga non-dokter, seperti bidan.Sebanyak 1.554 wanita
diskrining menggunakan gineskopi dan sitologi standar.Dari jumlah tersebut, 150
kasus dinyatakan positif melalui pemeriksaan gineskopi, dan jumlah tersebut
menyusut menjadi 30 kasus setelah dikonfirmasi melalui pemeriksaan sitologi.
Tingkat sensitivitas uji adalah sebesar 76,9% dengan spesifisitas 92,0%, dengan
nilai preditif positif (PPV) yang rendah (20%) dan nilai prediktif negatif (NPV)
yang tinggi (99,4%). Kendala yang paling nyata adalah adanya hasil yang
3
gineskopi jauh lebih mudah diaplikasikan kepada dokter atau bidan/perawat.Hal
ini menunjukkan perlunya pelatihan yang lebih baik dan lebih lama untuk
memperkecil kemungkinan kesalahan melakukan gineskopi.Namun, kendala
lainnya adalah gineskopi relatif mahal bila diaplikasikan untuk skrining skala
besar.
Beberapa faktor yang diduga meningkatkan kejadian kanker serviks adalah faktor
sosiodemografis yang meliputi usia, status sosial ekonomi, dan faktor aktifitas
seksual. Faktor aktifitas seksual meliputi paritas, kurang menjaga kebersihan
genital, usia pertama kali melakukan hubungan seksual, merokok, pasangan seks
yang berganti-ganti, trauma kronis pada serviks, dan penggunaan kontrasepsi oral
dalam waktu yang lama.
Berdasarkan latar belakang tersebut dan tingginya jumlah wanita yang menderita
kanker serviks, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang karakteristik usia
penderita kanker serviks dan karakteristik kanker serviks menurut
histopatologinya.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah yang disusun adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik usia penderita
2. Bagaimana karakteristik kanker serviks menurut pekerjaan penderita
3. Bagaimana karakteristik kanker serviks menurut stadium pertama kali
didiagnosis
4. Bagaimana karakteristik kanker serviks menurut histopatologinya
4
1.3.1 Maksud Penelitian
Mengetahui karakteristik usia, histopatologi, stadium pertama kali didiagnosis,
dan pekerjaan penderita kanker serviks.
1.3.1.Tujuan Penelitian
Mengetahui karakteristik usia, histopatologi, stadium pertama kali didiagnosis,
dan pekerjaan penderita kanker serviks di Rumah Sakit Santo Borromeus,
Bandung.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu manfaat secara akademis dan
manfaat secara praktis.
1.4.1 Manfaat Penelitian Secara Akademis
Mengembangkan ilmu kedokteran, khususnya berhubungan dengan
karakteristik kanker serviks.
1.4.2 Manfaat Penelitian Secara Praktis
Meningkatkan motivasi masyarakat dan tenaga medis untuk mencegah kejadian
kanker serviks dengan melakukan skreening sejak dini dan menggunakan vaksin
HPV.
5
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal di sekitarnya(FKUI, 1990;FKKP, 1997).
Penyebab kanker serviks terbanyak adalah HPV dan banyak ditemukan pada
pasien dengan predisposisi usia, usia pertama kali melakukan hubungan seksual,
paritas, dan sosio ekonomi rendah.
Kanker serviks merupakan pembunuh nomor satu di negara berkembang, hal ini
mungkin disebabkan kurang berhasilnya pendeteksian dini menggunakan metode
pap smear. Kegagalan metode pap smear dapat disebabkan oleh banyak hal,
diantaranya biaya dan ketidaktahuan masyarakat dari ancaman kanker serviks.
Pada negara negara maju jumlah penderita kanker serviks semakin menurun, hal
ini disebabkan oleh kesadaran untuk melakukan skrining kanker serviks tinggi.
1.6 Metodologi
Desain penelitian ini adalah deskriptif yang dilakukan dengan cara
mengambil data di Bagian Laboratorium Patologi Anatomidan Bagian Rekam
Medis di RS Santo Borromeus Bandung periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31
37
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Insidensi kanker servisk di Rumah Sakit Santo Boromeus Bandung pada
periode 1 Januari 2009- 31 Desember 2010 adalah 46 kasus
2. Kejadian kanker serviks tertinggi didapatkan pada kelompok usia 45-49 tahun
yaitu 24%
3. Gambaran jenis histopatologi paling banyak ditemukan adalah squamous cell
carcinoma yaitu 76%
4. Stadium paling banyak yang ditemukan pada saat diagnosis pertama adalah
stadium IV yaitu 31.5%
dgunakan sebagai sumber pengetahuan yang akurat bagi tenaga medis dan
paramedis.
2. Meningkatkan penyuluhan tentang kanker serviks terhadap masyarakat
sehingga masyarakat dapat mengetahui gejala dini serta meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk berobat dan melakukan pemeriksaan dini
terutama pada wanita .
3. Disarankan bagi wanita dengan usia produktif sebaiknya melakukan
pemeriksaan yang rutin dan pencegah dengan vaksin sehingga menurunkan
38
DAFTAR PUSTAKA
Setyarini E.2009. Faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian kanker leher
rahim di RSUD DR.Moewardi Surakarta.
http://etd.eprints.ums.ac.id/3942/1/J410040010.pdf.
Depkes. 2001. Petunjuk Pelaksanaan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010.Jakarta
Dinkes Propinsi Jawa Tengah. 2005. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah
Tahun 2003. Diakses : 17 Desember 2010. http://www.
Dinkesjateng.org/profil 2005 / bab4. Htm
Garcia A A. 2011. Cervical cancer. Diakses: 10 Januari 2011.
http://emedicine.medscape.com/article/253513-overview.
Asccp. 2011. Histology of the Normal Serviks. Diakses : 5 Desember 2011.
http://www.asccp.org/PracticeManagement/Serviks/HistologyoftheNormalSer
viks/tabid/5842/Default.aspx.
Ramnani D M. 2011.Malignant Epithelial Tumors. Diakses 6 Desember
2001.http://www.webpathology.com/case.asp?case=543
Geneva Foundation for Medical Education and Research.Squamous cell
carcinoma of the serviks.Diakses 6 Desember 2011.
http://www.gfmer.ch/selected_images_v2/detail_list.php?cat1=4&cat2=24&c
at3=135&cat4=5&stype=n.
Robbins dan Kumar. 1995. Buku ajar patologi anatomi II.Edisi 4.,WB Saunder
Company 378-382
39
NON-KERATINIZING SQUAMOUS CELL CARCINOMA OF THE SERVIKS.6
Desember2011.
http://www.bioscience.org/atlases/tumpath/freprod/serviks/2/micro.htm
Adenocarcinoma.6Desember2011.http://www.sciencephoto.com/media/294769/e
nlarge
Mandelblatt JS, Lawrence WF, Womack SM, et al. Benefits and costs of using
HPV testing to screen for cervical cancer. JAMA 2002;287:2372-2381
ACOG Practice Bulletin.Clinical management guidelines for
obstetrician-gynecologists, no. 45, August 2003. Cervical cytology screening (replaces
committee opinion 152, March 1995). Obstet Gynecol 2003;102:417-427
Solomon D, Davey D, Kurman R, et al. The 2001 Bethesda System: terminology
for reporting results of cervical cytology. JAMA 2002;287:2114-2119
Saslow D, Runowicz CD, Solomon D, et al. American Cancer Society guideline
of the early detection of cervical neoplasia and cancer. CA Cancer J Clin
2002;52:342-362
Zaino RJ. Symposium part I: adenocarcinoma in situ, glandular dysplasia, and
early invasive adenocarcinoma of the uterine serviks. Int J Gynecol Pathol
2002;21:314-326
Sharpless KE, Schnatz PF, Mandavilli S, et al. Dysplasia associated with atypical
glandular cells on cervical cytology. Obstet Gynecol 2005; 105:494-500
Bai H, Sung CJ, Steinhoff MM. Thin-Prep Pap test promotes detection of
glandular lesions of the endoserviks. Diagn Cytopathol 2000;23:19-22
Koh WJ, Paley PJ, Comsia ND, et al. Radical management of recurrent cervical
cancer. In: Eifel PJ, Levenback c, eds. American Cancer Society atlas of
clinical oncology: neoplasms of the female genital tract. Hamilton, Ontario:
40
Rosi J. Morphologic variants of cervical adenocarcinoma. In: Rosai and
Acherman's Surgical Pathology. Ninth edition; 2004
Herzog TJ, Monk BJ. Reducing the burden of glandular carcinomas of the uterine