iv
ABSTRAK
ANGKA KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUMEDANG
PERIODE JANUARI 2010–DESEMBER 2011
Bobby Pratama. S, 2011 Pembimbing I : Sri Nadya Saanin, J. dr., M. Kes. Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M. Kes. Kanker serviks merupakan penyakit tumor ganas. Di dunia menempati urutan kedua terbanyak setelah kanker payudara, sedangkan di indonesia menempati urutan pertama yaitu 100/100.000 penduduk. Diperkirakan setiap harinya terdapat 41 kasus baru dan 20 kematian akibat kanker serviks.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian kanker serviks di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang periode Januari 2010- Desember 2011.
Metode penelitian dilakukan secara survei deskriptif observasional retrospektif terhadap data rekam medis pasien rawat inap dan rawat jalan penderita kanker serviks di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang periode Januari 2010- Desember 2011.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah kasus, pada tahun 2010 terdapat 39 kasus dan pada tahun 2011 terdapat 66 kasus. Rentang usia terbanyak adalah 46-50 tahun, gejala klinik terbanyak adalah perdarahan spontan sebanyak 72 kasus (68,57%), pekerjaan terbanyak adalah tidak bekerja sebanyak 64 kasus sekitar (60,95%), dan jumlah paritas terbanyak adalah P3A0 sekitar (21,90%). Gambaran histopatologis paling banyak adalah Non Keratinizing squamous cell carcinoma cervix yaitu sebanyak 25 kasus (23,81%).
v ABSTRACT
THE INCIDENCE OF CERVICAL CANCER IN SUMEDANG PUBLIC GENERAL HOSPITAL FROM JANUARY 2010 TO DECEMBER 2011
Bobby Pratama. S, 2011 Supervisor I : Sri Nadya Saanin J. dr., M. Kes. Supervisor II : Sri Utami Sugeng, Dra., M. Kes.
Cervical cancer is a malignant tumor disease. in the world which occupies the second most case after breast cancer. While in Indonesia which occupies the first case which is that 100/100.000 population. It is estimated that every day there are 41 new cases and 20 of deaths resulting cervical cancer
The objection of this research was to discover the incidence of cervical cancer in Sumedang Public General Hospital from January 2010 to December 2011.
The method of this research was carried out by a retrospective observational descriptive survey way to inpatients and outpatients’ medical records suffered from cervical cancer in Sumedang Public General Hospital from January 2010 to December 2011.
The result showed that there was an escalation in the cases, in 2010 there were 39 cases and in 2011 increased to 66 cases. The age of the most patients ranged from 46 to 50 years old, the most clinical symptoms occured was spontaneus bleeding as much as 72 cases (68.57%), the most occupation was not jobs as much as 64 cases (60.95%), and the most parity was Parity for approximately 21.90%. The most histopatology picture was Non Keratinizing squamous cell carcinoma cervix much as 25 cases (23.81%).
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
SURAT PERNYATAAN... iii
ABSTRAK... iv
ABSTRACT ... .... v
KATA PENGANTAR………... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3
1.5 Metode Penelitian ... 3
1.6 Landasan teoritis ... 3
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Genitalia Wanita ... 6
2.1.1 Anatomi ... 6
2.1.2 Histologi Serviks ... 9
2.1.3 Fisiologi Serviks ... 11
2.2 Kanker Serviks ... 11
2.2.1 Epidemiologi ... 11
2.2.2 Etiologi ... ... 13
2.2.3 Faktor Risiko ... 13
ix
2.2.3.2 Merokok... 14
2.2.3.3 Jumlah Paritas ... 14
2.2.3.4 Kotrasepsi Oral ... 15
2.2.3.5 Anti Septik... 15
2.2.3.6 Riwayat Penyakit Kelamin……… ... 15
2.2.3.7 Sosioekonomi Rendah ... 15
2.2.3.8 Defisiensi Vitamin dan Nutrisi ... 16
2.2.3.9 Pendidikan ... ... 16
2.2.3.10 Pekerjaan... 16
2.2.3.11 Riwayat Keluarga... 16
2.2.3.12 Usia... 17
2.2.3.13 Infeksi HSV... 17
2.2.4 Klasifikasi... 17
2.2.5 Patogenesis dan Patofisiologi ... 23
2.2.6 Gejala klinik ... 24
2.2.7 Diagnosis dam Pemeriksaan Penunjang... 26
2.2.7.1 Pemeriksaan Sitologi . ……….….. 26
2.2.7.2 Inspeksi Visual Asam Asetat... 28
2.2.7.3 Tes Schiller………... 31
2.2.7.4 Kopolskopi... 32
2.2.7.5 Koniasi……….. 34
2.2.7.6 Pemeriksaan Servikografi………. ... 35
2.2.7.7 Pemeriksaan uji DNA-HPV………. 35
2.2.7.8 Radiologi……….. 36
2.2.8 Deteksi Dini Kanker Serviks ... .. 36
2.2.9 Penatalaksanaan ... 38
2.2.9.1 Algoritma Penatalakasanaan Berdasarkan Stadium.. 38
2.2.10 Pencegahan ... 39
x
BAB III METODE PENELITIAN ... 42
3.1 Bahan Penelitian ... 42
3.2 Rancangan Penelitian... . 42
3.3 Populasi ... 42
3.4 Teknik Pengambilan Sampel ... 42
3.5 Analisis Data... ... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN . ... 43
4.1 Distribusi Kasus Persentase Penderita Karsinoma Serviks di RSUD Sumedang Periode Januari 2010–Desember 2011…… 43
4.2 Distribusi Kasus Persentase Usia Penderita Kanker Serviks di RSUD Sumedang Periode Januari 2010–Desember 2011…… 44
4.3 Distribusi Kasus Persentase Pekerjaan Penderita Kanker Serviks .di RSUD Sumedang Periode Januari 2010–Desember 2011…… 45
4.4 Distribusi Kasus Persentase Status Ginekologis Kanker Serviks di RSUD Sumedang Periode Januari 2010–Desember 2011…… 46
4.5 Distribusi Kasus Persentase Gejala Klinik Kanker Serviks di RSUD Sumedang Periode Januari 2010–Desember 2011…… 47
4.6 Distribusi Kasus Persentase Jenis Histopatologi kanker Serviks di RSUS Sumedang Periode Januari 2010–Desember 2011….... 48
4.7 Distribusi Kasus Persentase Stadium Kanker Serviks di RSUD Sumedang Periode Januari 2010–Desember 2011... 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 51
5.1 Simpulan ... 51
5.2 Saran . ... 52
DAFTAR PUSTAKA... 53
LAMPIRAN... 57
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Stadium Kanker Serviks menurut FIGO,2000... 18
Tabel 2.2. Stadium Kanker Serviks Menurut ACS... .19
Tabel 2.3. Klasifikasi secara histologi menurut WHO………... 20
Tabel 2.4. Hubungan antara virus HPV dengan gejala klinik…………... 25
Tabel 2.5. Kategori pemeriksaan IVA……….. 30
Tabel 2.6. Perbandingan Pap Smear dan IVA……….. 31
Tabel 2.7. Index Kolposkopi REID 1985………. 33
Tabel 2.8. Pemeriksaan HPV-DNA... 35
Tabel 4.1. Distribusi Kasus Persentase Kanker Serviks di RSUD Sumedang Periode Januari 2010 –Desember 2011... . 43
Tabel 4.2. Distribusi Kasus Persentase Usia Penderita Kanker Serviks di RSUD Sumedang Periode Januari 2010 – Desember 2011... 44
Tabel 4.3. Distribusi Kasus persentase Pekerjaan Penderita Kanker Serviks di RSUD Sumedang Periode Januari 2010–Desember 2011... 45
Tabel 4.4. Distribusi Kasus Persentase jumlah paritas Kanker Serviks di RSUD Sumedang Periode Januari 2010 – Desember 201... 46
Tabel 4.5. Distribusi Kasus Persentase Gejala Klinik Kanker Serviks di RSUD Sumedang Periode Januari 2010 – Desember 2011... 47
Tabel 4.6. Distribusi Kasus Persentase Gambaran Histopatologi Kanker Serviks di RSUD Sumedang Periode Januari 2010 –Desember 2011... 48
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Organa Genitalia Externa... 6
Gambar 2.2. Organa Genitalia Interna... 6
Gambar 2.3. Uterus tampak dari depan………... ... 7
Gambar 2.4. Histologi Serviks Potongan Melintang………... ... 10
Gambar 2.5. Transformasi epitel serviks………. ... 10
Gambar 2.6. Stadium Kanker Serviks menurut FIGO,1994………….. ... 18
Gambar 2.7. Squamous Cell Carcinoma…………...……….,... ... 20
Gambar 2.8. Adenocarsinoma……… ... 21
Gambar 2.9. Cervical Intraepithelial Neoplasma………... ... 22
Gambar 2.10. Mikroskopik Cervical Intraepithelial Neoplasma yang terlihat pada pemeriksaan Pap Smear……... ... 22
Gambar 2.11. Skematik Patogenesis Kanker Serviks………. .... 24
Gambar 2.12. Konvensional Pap Smear………... .... 27
Gambar 2.13. Alur Penatalaksanaa Hasil Pemeriksaan Pap Smear…... ... 27
Gambar 2.13. Liquid Based Cytology……… .... 28
Gambar 2.14. Gambaran Portio Serviks Normal dan Stadium Kanker Serviks Melalui Pemeriksaan IVA………... ... 30
Gambar 2.15 Tes Schiller……….. ... 31
Gambar 2.16 Hasil Pemeriksaan kolposkopi………... .. 32
57
RAWAT INAP
No.
Nama
(Ny) Tahun Usia Pekerjaan Status Keluhan Utama Diagnosis Hasil PA
1 x 2010 51 IRT P5A0 pendarahan kontak (+) ca servika Iib xxx
19 x 2011 47 IRT P3A0 pendarahan spontan (+) ca serviks Ib large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
58
29 x 2010 46 xxx P2A0 xxx ca serviks adenocarsinoma cervix
30 x 2010 53 xxx P3A0 xxx ca serviks IIa xxx
31 x 2010 46 xxx P2A0 xxx ca serviks large cell, non kreatinizin squamous cell carsinoma cervix
31 x 2010 63 IRT P3A0 xxxx ca serviks IIIa xxx
32 x 2011 46 xxx P3A0 xxx ca serviks II b large cell, non kreatinizin squamous cell carsinoma cervix
59
RAWAT JALAN
No. nama (Ny) tahun usia pekerjaan status riwayat diagnosis hasil PA
1 y 2011 52 IRT P4A1 pendarahan spontan (+) ca serviks lage cell, microinvasive epidermoid carsinoma cervix
2 y 2011 48 IRT P2A0 Leukore Haemorrhage (+) ca serviks large cell, non kreatinizin squamous cell carsinoma cervix
3 y 2011 44 xxx P2A0 KONSUL PASIEN TIDAK DIBAWA ca serviks xxx
4 y 2011 41 IRT P2A3 Leukore Haemorrhage (+) ca serviks IIIb large cell, non kreatinizin squamous cell carsinoma cervix
5 y 2010 55 IRT P3A0 pendarahan spontan (+) ca serviks IIIb carsinoma cervix
6 y 2011 48 IRT P4A1 pendarahan spontan (+) ca serviks CIN 3
7 y 2010 70 IRT P3A1 pendarahan spontan (+) ca serviks IIIa large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
8 y 2011 70 IRT P2A1 (menikah usia muda), pendarahan spontan (+) ca serviks adenocarsinoma cervix, well differentiated
9 y 2010 50 xxx P3A0 pendarahan spontan (+) ca serviks Iia xxx
10 y 2010 48 IRT P5A0 pendarahan spontan (+) ca serviks IIIb large cell, epidermoid carsinoma cervix
11 y 2011 59 IRT P5A0 pendarahan spontan (+) ca serviks IIa xxx
12 y 2011 35 IRT P3A2 pendarahan spontan (+) ca serviks IIa xxx
13 y 2010 80 xxx P3A0 pendarahan spontan (+) ca serviks adenocarsinoma cervix, moderate differentiated
14 y 2011 39 IRT P2A0 pendarahan spontan (+) ca serviks adenocarsinoma cervix
15 y 2011 46 xxx P3A0 pendarahan spontan (+) ca serviks Iib xxx
16 y 2010 35 xxx P5A0 asimtomatik post myoma uteri ca serviks IIb large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
17 y 2010 45 IRT P8A0 pendarahan spontan (+) ca serviks IIIb large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
18 y 2011 42 xxx P3A0 Nyeri perut (+) bagian bawah, ca serviks large cell, non kreatinizing epidermoid carsinoma cervix, moderate
19 y 2010 50 IRT P0A0 Asimtomatik post Inspeculo ca serviks xxx
20 y 2011 58 xxx P5A0 pendarahan spontan (+) ca serviks IIIb large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
21 y 2011 47 xxx P3A5 pendarahan spontan (+) ca serviks xxx
22 y 2011 47 IRT P2A0 pendarahan spontan (+) ca serviks IIb large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
23 y 2011 55 xxx P5A0 pendarahan spontan (+) sejak 2 bulan lalu ca serviks large cell, non kreatinizing epidermoid carsinoma cervix, moderate
24 y 2011 57 xxx P3A0 post op miom, GK/ tidak ada keluhan (asimtomatik) ca serviks adenocarsinoma cervix
25 y 2011 57 xxx p3A0 pendarahan spontan (+) ca serviks large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
26 y 2011 71 xxx P4A0 pendarahan spontan (+) ca serviks xxx
60
28 y 2010 41 xxx P2A1 pendarahan spontan (+) ca serviks Ib xxx
29 y 2011 47 xxx P3A1 pendarahan spontan (+) ca serviks large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
30 y 2011 46 xxx P2A0 pendarahan spontan (+) sejak 1 bulan lalu, ca serviks xxx
31 y 2010 56 xxx P2A3 leukore Haemorrhage (+) ca serviks IIIb xxx
32 y 2011 42 xxx P5A0 pendarahan spontan (+) ca serviks Ib microinvasice squamous cell carsinoma cervix
33 y 2011 47 xxx P3A1 pendarahan spontan (+) ca serviks Iia large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
34 y 2011 49 xxx P3A0 pendarahan spontan (+) ca serviks IIa xxx
35 y 2011 41 IRT P3A5 (menikah 2x) pendarahan spontan (+) ca serviks II a xxx
36 y 2010 47 IRT P2A1 (menikah 7x) pendarahan kontak (+) ca serviks IIb large cell, keratinizing epidermoid carsinoma serviks
37 y 2010 50 xxx P4A1 pendarahan kontak (+), ca serviks IIb adenocarsinoma cervix , moderate differentiated
38 y 2011 48 IRT P4A0 pendarahan spontan (+) (+) sejak 1 tahun lalu ca serviks IIIb xxx
39 y 2011 56 IRT P3A1 pendarahan spontan (+) sejak 1 tahun lalu, ca serviks IIIb large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
40 y 2011 41 IRT P3A0 pendarahan spontan (+) ca serviks IIIb xxx
41 y 2011 46 IRT P3A2 pendarahan spontan (+) ca serviks xxx
42 y 2010 51 IRT P4A1 pendarahan spontan (+) ca serviks large cell, kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
43 y 2010 62 IRT P4A0 pendarahan spontan (+), PD: massa (+) ca serviks IIIb large cell, kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
43 y 2011 36 IRT P2A0 nyeri (+) perut bagian bawah, ca serviks IIb large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
44 y 2010 22 IRT PxA0 Leukore Haemorrhage (+) Ca serviks Ib large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
45 y 2010 58 IRT P4A1 Leukore Haemorrhage (+) sejak 6 bulan lalu ca serviks Ib xxx
46 y 2010 56 IRT P3A0 pendarahan spontan (+) ca serviks adenocarsinoma cervix, moderate differentiated
47 y 2011 40 IRT P2A0 nyeri (+) perut bagian bawah, ca serviks adenomacarsinoma cervix
48 y 2010 38 xxx P3A3 pendarahan spontan (+) ca serviks xxx
49 y 2010 40 IRT P2A0 Leukore Haemorrhage (+) ca serviks large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
50 y 2011 57 xxx P5A0 Leukore Haemorrhage (+) sejak 1 tahun lalu large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
51 y 2010 60 IRT P2A1 Leukore Haemorrhage (+) ca serviks xxx
52 y 2010 43 xxx P6A2 nyeri (+) perut bagian bawah sejak 6 bulan lalu jika men ca serviks adenocarsinoma cervix, poorly differentiated
53 y 2011 63 xxx P5A0 pendarahan spontan (+) ca serviks
54 y 2010 62 IRT P4A3 nyeri (+) perut bagian bawah, pendarahan jalan lahir (+), leukore (+) ca serviks Adenocarcinoma cervix, moderate differentiated
55 y 2010 65 IRT P3A0 nyeri (+) perut bagian bawah, leukore (+) ca serviks large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
61
57 y 2011 45 IRT P3A0 nyeri (+) perut bagian bawah ca serviks large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
58 y 2011 39 IRT P2A0 pendarahan spontan (+) ca serviks large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
59 y 2010 64 IRT P7A0 Leukore Haemorrhage (+) sejak 2 bulan lalu ca serviks Ib adenocarsinoma cervix, moderate differentiated
60 y 2010 46 IRT P2A0 pendarahan kontak (+) ca serviks xxx
61 y 2011 43 IRT P2A2 pendarahan spontan (+)sejak 1 tahun lalu ca serviks xxx
62 y 2010 63 IRT P3A0 pendarahan spontan (+) ca serviks IIIa xxx
63 y 2010 64 xxx P4A0 pendarahan spontan (+) ca serviks xxx
64 y 2010 39 xxx P4A0 pendarahan spontan (+) (+), p; massa (+) ca serviks large cell, kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
65 y 2011 47 IRT P2A1 pendarahan spontan (+), sejak 5 bulan, p; massa (+) ca serviks large cell, kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
66 y 2011 43 IRT P3A1 pendarahan spontan (+) ca serviks II b xxx
67 y 2011 63 IRT P1A0 post menopause bleeding , pendarahan spontan (+), ca serviks
large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix, moderate differentiated
68 y 2011 41 IRT P2A1 pendarahan spontan (+), massa (+) d perut bag.bawah, ca serviks large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
69 y 2011 52 IRT P2A0 nyeri (+) perut bagian bawah ca seviks large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
70 y 2011 40 IRT P2A0 Nyeri perut bagian bawah sejak 2 bulan, kadang leukore (+) ca serviks xxx
71 y 2011 54 IRT P4A0 nyeri (+) perut bagian bawah ca serviks large cell, kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
72 y 2011 47 IRT P1A1 pendarahan spontan (+) ca serviks IIIb large cell, non kreatinizing squamous cell carsinoma cervix
62
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap : Bobby Pratama Saputra
NRP : 0710215
Tempat dan tanggal lahir : Bandung 21 November 1989
Alamat : Jl. Terusan Buah Batu No. 25 A
Riwayat Pendidikan :
- SD Negeri Binaharapan Bandung : 1995-2001
- SMP Negeri 50 Bandung : 2001-2004
- SMA Negeri 24 Bandung : 2004-2007
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker serviks merupakan penyakit tumor ganas pada mulut rahim akibat dari pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal (FKUI, 1990). Banyak penyebab kanker serviks salah satunya adalah infeksi Human Papilloma virus (HPV), yang terdiri dari beberapa tipe dan yang tersering adalah
tipe 16 dan 18, sedangkan tipe lainnya antara lain adalah 31, 33, dan 45 (DEPKES RI, 2009).
Insidensi dan mortalitas kanker serviks di seluruh dunia masih menempati urutan kedua terbanyak setelah kanker payudara. Setiap tahun terdapat 500.000 kasus baru dan menyebabkan sekitar 250.000 mengalami kematian. Kematian karena kanker serviks di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2003-2008 sangat tinggi yaitu sebanyak 66,1% dari semua kasus kematian kanker ginekologi (WHO, 2007; Melva, 2008). Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC) insidensi kanker serviks di Indonesia sebesar 16 per 100.000 perempuan. Menurut WHO tahun 2007 diperkirakan 15.050 kasus baru kanker serviks muncul setiap tahunnya dan 7.566 kasus kematian terjadi akibat kanker serviks di Indonesia (WHO. 2007).
2
skrining secara teratur memiliki risiko berkembangnya kanker serviks lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang melakukan skrining secara teratur (DEPKES RI, 2008; DEPKES RI, 2009).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin mengetahui angka kejadian kanker serviks di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang selama periode Januari 2010- Desember 2011.
1.2 Identifikasi masalah
Bagaimana angka kejadian kanker serviks di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang.
Bagaimana hubungan usia penderita kanker serviks dengan usia pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang.
Bagaimana hubungan pekerjaan penderita kanker serviks di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang.
Bagaimana hubungan jumlah paritas penderita kanker serviks di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang.
Bagaimana gejala klinik penderita kanker serviks di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang.
Bagaimana gambaran histopatologi kanker serviks pada penderita kanker serviks di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang.
Bagaimana gambaran tingkat stadium kanker serviks pada saat terdiagnosis di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang.
1.3 Maksud dan tujuan
1.3.1 Maksud penelitian
3
1.3.2 Tujuan penelitian :
Mengetahui angka kejadian kanker serviks dan hubungannya dengan usia,pekerjaan, jumlah paritas, gejala klinik, gambaran histopatologis dan stadium kanker serviks.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
- Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan pengetahuan tentang angka kejadian kanker serviks dan gambaran serta informasi bagi penelitian selanjutnya
1.4.2 Manfaat Praktis
- Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bahaya kanker serviks sehingga membangun motivasi kepada para wanita yang berisiko tinggi untuk melalukan skrining sejak dini.
1.5 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah survei deskriptif observasional retrospektif terhadap kasus kanker serviks berupa data rekam medik periode Januari 2010-Desember 2011
1.6 Landasan Teoritis
Kanker serviks merupakan keganasan yang terjadi pada leher rahim dan disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan seksual dan infeksinya terjadi pada 75% wanita yang telah pernah berhubungan seksual. Kanker ini telah menyerang lebih dari 1,4 juta wanita di seluruh dunia (DEPKES RI, 2009).
4
Kahn, 2009). DNA HPV dapat ditemukan pada 99% kasus kanker serviks di seluruh dunia. Pada proses karsinogenesis, asam nukleat virus dapat bersatu ke dalam gen dan DNA manusia sehingga menyebabkan mutasi sel. HPV 18 memproduksi protein E6 dan pada HPV tipe 16 memproduksi protein E7 yang masing-masing mensupresi gen P53 dan gen Rb yang merupakan gen penghambat perkembangan tumor (Pradipta B dan Sungkar S, 2007).
Usia pertama kali menikah dan menikah pada usia kurang 20 tahun dianggap terlalu muda untuk melakukan hubungan seksual dan berisiko terkena kanker leher rahim 10-12 kali lebih besar dari pada mereka yang menikah pada usia > 20 tahun. Hal ini berkaitan dengan maturitas sel-sel mukosa pada serviks. Kanker serviks biasanya menyerang wanita usia pertengahan atau lebih tua (usia diatas 40 tahun) tetapi dapat terdiagnosis pada semua wanita usia reproduktif. Secara umum, kanker serviks mulai berkembang pada umur yang lebih muda yaitu 35-55 tahun tetapi rata-rata terdiagnosis pada umur 40-59 tahun (Prastowo M, 2007; Abeloff, 2008).
Sosioekonomi sangat berpengaruh terhadap angka kejadian kanker serviks yang mana kemiskinan dihubungkan dengan tingkat pengetahuan dan skrining yang rendah. Tingkat pengetahuan seseorang dan taraf pendidikan yang rendah selalu berhubungan dengan informasi dan pengetahuan yang terbatas. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula pemahaman seseorang terhadap informasi yang didapat. Sosioekonomi rendah memiliki faktor risiko 5 kali lebih besar, karena pada golongan sosioekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang baik dan ini mempengaruhi imunitas tubuh. Imunitas tubuh yang kurang dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi (Rasjidi, 2008; Soegiyanto, 2008).
5
berisiko terjadinya kanker serviks adalah mereka yang memiliki beberapa mitra seksual, hubungan seksual pada usia 17 tahun atau lebih muda (Anonim, 2011; Schorge et al, 2008)
Kanker serviks pada stadium dini biasanya bersifat asimtomatik sehingga sering terdiagnosis pada stadium lanjut, sedangkan pada stadium lanjut ditandai dengan fluor albus (keputihan) yang makin lama akan berbau busuk akibat proses nekrosis jaringan, pendarahan pervaginam (spontan) dan pendarahan kontak (Akram, 2011).
1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang, yang dimulai dari bulan Januari-Juli 2012.
51
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa:
- Angka kejadian kanker serviks di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang pada periode Januari 2010-Desember 2011 adalah 105 kasus.
- Kejadian dari kanker serviks yang paling banyak terdiagnosis pada kelompok rentang usia 46-50 tahun, angka tertinggi tahun 2010 banyak terdiagnosis yaitu sebanyak 10 kasus (25,65%) dan tahun 2011 didapatkan 23 kasus (34,85%)
- Pekerjaan terbanyak dari penderita kanker serviks adalah tidak bekerja yaitu 64 kasus (60,95%) sedangkan status pekerjaan yang tidak dilaporkan sebanyak 41 kasus (39,05%).
- Jumlah paritas dari penderita kanker serviks yang paling banyak didapatkan P3A0 (Partus 3 dan Abortus 0) yaitu sebanyak 23 kasus (21,90%).dan didapatkan jumlah paritas tertinggi yaitu P8A0 (Paritas 8 dan Abortus 0) sebanyak 1 kasus (0,95%).
- Gambaran gejala klinik dari penderita kanker serviks adalah pendarahan spontan yaitu sebanyak 72 kasus (68,57%) dan yang tidak dilaporkan sebanyak 7 kasus (6.66%).
- Gambaran jenis histopatologi penderita kanker serviks yang terdiagnosis paling banyak ditemukan adalah Non Keratinizing squamous cell carcinoma cervix sebanyak 29 kasus (27,62%) dan yang tidak dilaporkan sebanyak 61 kasus (58,10%).
52
5.2Saran
- Bagi tenaga kesehatan yang menangani pasien, agar melakukan anamnesis lengkap mencangkup pendidikan, usia pertama kali behubungan seksual, usia pertama kali menikah, dan riwayat skrining. Agar data pasien dibuat lebih lengkap, dan akurat sehingga meningkat profesionalisme paramedis. - Melakukan penyuluhan dan penerangan terutama kepada masyarakat
dengan latar belakang sosioekonomi rendah dan dalam usia reproduktif agar dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengetahuan tentang deteksi dini kanker serviks sehingga diharapkan dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat kanker serviks.
- Meningkatkan sistem rujukan yang efektif pada tiap tingkat pelayanan kesehatan dan edukasi bagi petugas kesehatan.
- Dihimbau pemerintah daerah setempat melakukan skrining masal di lokasi atau pada wanita yg berisiko tinggi.
53
DAFTAR PUSTAKA
Abeloff., Armitage JO., Niederhuber JE., Kastan MB., McKenna WG. 2008. Abeloff's Clinical Oncology, 4th ed. Churchill Livingstone: Elsevier. Chapter 91.
Akram.2011. Epidemiologi Kanker Serviks pada Wanita Usia Subur.
http://pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-386-487930089-bab%202.pdf. 29 Maret 2012.
Andrijono, 2007. Vaksinasi HPV Merupakan Pencegahan Primer Kanker Serviks. Majalah Kedokteran Indonesia. 57(5): 153-158.
Angie Clarisa. 2009. Respon Limfosit pada Kejadian Rekurensi Kanker Serviks di Rumah Sakit Dr. Kariadi SEMARANG.
http://eprints.undip.ac.id/7435/1/LAPORAN_HASIL.pdf. 20 Maret 2012. An Nur Fatimah. 2008. Studi Kualitatif tentang Perilaku Keterlambatan Pasien
dalam Melakukan Pemeriksaan Ulang Pap Smear di Klinik Keluarga Yayasan Kusuma Buana Tanjung Priok Jakarta Tahun 2008.
www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126271-S...Studi%20kualitatif. 1 April 2012.
Anonim. 2009. Cervix Cancer.
http://www.cancerhelps.com/seks-kanker-serviks.htm. 30 Mei 2012. Anonim. 2010. Ibu yang memeriksakan Pap Smear di Rumah Sakit.
http://www.kti-kebidanan.co. 31 Juli 2012.
Anonim. 2011. Metode Inspeksi Visual Asam Asetat pada Skrining Kanker Serviks.
http://pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-386-2094425994-bab%201.pdf. 25 Maret.2012
Anonim. 2012. Cervical Cancer Treatment.
http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/cervical/HealthProfessional/ page1. 2 Maret 2012.
Aziz MF. 2001. Masalah pada Kanker Serviks. Cermin Dunia Kedokteran: 133: 5-7.
54
Berek, JS. 2007. Berek & Novak’s Gynecology 14th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Bram P., Saleha S. 2007. Penggunaan Vaksin Human Papilloma Virus dalam Pencegahan Kanker Serviks. Majalah Kedokteran Indonesia, Volume: 57, Nomor: 11, November 2007.
Bristow RE. Cervical Cancer. 2003. In: Danforth’s Obstetric and Gynecology, 9th ed. New York: Lippincott Williams and Wilkins Publishers : 1264-78.
Brooks GF., Butel JS., Morse SA. 2007. Jawetz, Melnick, Adelberg's Medical Microbiology. 24th ed. McGraw-Hill Companies. Chapter 43.
Burghardt E., Pickel H., Girardi F., and Tammusino K. 2004. Primary Care Colposcopy. Georg Thieme Verlag. Stuttgart. Germany.
DEPKES RI. 2008. Skrining Kanker Leher Rahim dengan Metode Inspeksi Visual Asam Asetat. http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_docman&task. 23 Maret 2012.
DEPKES RI, 2009. Buku Saku Pencegahan Kanker Rahim dan Kanker Payudara. www.pppl.depkes.go.id/_asset/_download/bukusaku_kanker.pdf. 24 desember 2011.
Drake RL.,Volg W., Mitchell AWM. 2007. Gray’s Anatomy for Students. Philadelphia: Elsevier inc.
Eka Setyarini. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Rahim di RSUD DR. Moewardi Surakarta.
http://etd.eprints.ums.ac.id/3942/2/J410040010.pdf. 20 Desember 2011. Fadli Firman Fauzi. 2011.
Prevalensi Karsinoma Serviks di Rumah Sakit Hasan Sadikin BANDUNG Periode 1 Januari–31 Desember 2010. Fakultas Universitas Kristen Maranatha. Gartner LP. Hiat JS. 2007. Color Textbook of Histology. 3rd ed. Sauders Elvesier. Grenhenson DM., Ramizez PT 2008. Cervical Cancer.
hhtp://www.com/mmpe.sec18.ch254/ch254g.html. 20 maret 2012. International Agency Research On Cancer (IARC). 2008
http://globocan.iarc.fr/factsheets/populations/factsheet.asp?uno=902#WOMEN. 20 Maret 2012.
55
Kahn JA. 2009. HPV: Vaccination for the Prevention of Cervical Intraepithelial Neoplasia. N Engl J Med. 361:271-278. 24 Desember 2012.
Kanayasan Prakash. 2007. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Mengenai Faktor Resiko Terjadinya Kanker Serviks di Fakultas Kedokteran Gigi USU.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21545/4/Chapter%20II.pdf. 20 Maret 2012.
Kumar V. Abbas K. Fausto N. 2004. Phatologic Basis Of Disease. 7th ed. Elsevier Saunders : chapter 22.
Kuehnel W. 2003. Color Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic Anatomy. 4th ed. Thieme Stuttgart :New York. Page 400.
Laras L. 2009. Analisa Faktor Pendidikan pada Wanita Peserta Program Penapisan Kanker Leher Rahim dengan Pendekatan “See & Treat”. FKUI
www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/122569-S09011fk. 31 Maret 2012. Laila N. 2001. Skrining Kanker Serviks dengan Metode Skrining Alternatif: IVA.
Cermin Dunia Kedokteran, 133: 22-5.
www.kalbe.co.id/files/cdk/.../cdk_133_obstetri_dan_ginekologi.pdf. 23 Maret 2012.
Leslie P.Gartner. James L. Hiat.2007.Color textbook of histology. 3rd. Edition.Sauders elvesier
Melva, 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Kanker Leher Rahim pada Penderita yang Datang Berobat di RSUP H. Adam Malik
Parkin DM., Bray F, Ferlay J, Pisani P. 2002. Global cancer statistics, CA Cancer J Clin 2005; 55:74-108.
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.3322/canjclin.55.2.74 . 25 Maret 2012. Pitaria Rebecca. 2011. Karakteristik Karsinoma Serviks di Rumah Sakit Hasan
Sadikin Bandung. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Marantha.
56
Rasjidi, 2008. Cervix. 2012
www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21524/.../Chapter%20II.pdf. University of Maryland Medical Center. 2 Maret 2012.
Rasjidi. 2009. Epidemiologi Kanker Serviks. Indonesian Journal of Cancer Vol. 3. http://indonesianjournalofcancer.org/images/stories/2009/IJoC_2009_3_103.pd f . 2 Maret 2012.
Rubin R., Strayer DS. 2008. Rubin's Pathology: Clinicopathologic Foundations of Medicine, 5th ed. Lippincott Williams & Wilkins. Chapter 18.
Sulaiman S.1983. Obstetri fisiologi. edisi 1. Bandung: Eleman. Bab 3.
Santoso S. 2010. Deteksi Dini Kanker Serviks melalui Uji Sitologi dan DNA HPV. www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_175_Kebidanan.pdf. 23 Maret 2011. Schorge JO., Schaffer JI., Halvorson LH., Hoffman BL.,Bradshaw KD.,
Cunningham FG. 2008. Cervical Cancer, In: Williams Gynecology. United States: Mc Graw Hill: Chapter 30 section 4.
Sjahrul SJ. 2011. Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Serviks. 2001.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06_PencegahandanDeteksiDini.pdf/06_P encegahandanDeteksiDini.html. 25 Maret 2012.
Sjahriar Rasad. 2005. Radiologi Diagnostik. ed 2. FKUI: Jakarta.
Tortora, GJ, Derrickson B. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 12th ed. USA: Wiley.
Youvella S. 2011. Kanker Kerviks.
www. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23320/.../Chapter%20II.pdf. 22 Maret 2012.
WHO. 2006. Comprehensive cervical cancer control: a guide to essential practice. switzerland
WHO. 2007. HPV and Cervical Cancer in The World 2007 Report.