MEMBANGUN PROXY SERVER DAN MANAJEMEN BANDWIDTH PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN WINBOX MENGGUNAKAN ROUTER
MIKROTIK
Jumar Wanto
Pembimbing I : Asep Nurhuda, S.Kom., M.kom Pembimbing II : Bartolomius Harpad, S.Kom., M.Kom
Teknik Informatika, STMIK Widya Cipta Dharma Jl. M. Yamin No.25, Samarinda, 75123
E-mail : wawan210591@gmail.com.
ABSTRAK
Dalam sebuah jaringan komputer dan traffic data diperlukan pengaturan jaringan yang sangat kompleks agar tidak terjadi traffic data yang padat pada jaringan komputer.
Kata Kunci: Proxy Server, Manajemen Bandwidth, Router Mikrotik, Winbox.
1. PENDAHULUAN
Kebutuhan komunikasi saat ini sangat penting seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi komunikasi data yang semakin canggih. Teknologi komunikasi data yang berkembang dari waktu ke waktu sangat pesat. Oleh sebab itu, diperlukan perancangan yang tepat dan handal dalam membangun kualitas jaringan.
Pada saat ini banyak jaringan komputer yang memiliki permasalahan tentang traffic data. Bagaimana sebuah jaringan yang memiliki kepadatan jalur data karena banyaknya pengguna yang menggunakan jaringan tersebut tetapi jaringan itu sendiri tidak termanajemen dengan baik.
Kualitas internet juga merupakan salah satu kunci yang biasa dikeluhkan oleh pengguna jaringan baik dalam skala kecil, menengah atau besar. Kecepatan internet sendiri pada saat ini sudah memiliki cukup besar bandwidth yang ditawarkan dengan harga terjangkau oleh pihak ketiga seperti PT. Telkom Indonesia yang menawarkan paket 10 Mbps, 20 Mbps, hingga 50 Mbps Share atau Dedicated.
Pihak ketiga lainnya yaitu Global Extreme yaitu provider penyedia jasa internet di kota Samarinda dengan banyak paket mulai dari paket share hingga paket dedicated.
Dalam lalu lintas suatu jaringan server mempunyai peran yang sangat penting untuk mengoptimalkan lalu lintas data. Proxy Server dan Manajemen Bandwidth sangat penting untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Proxy dapat berguna untuk menutup situs – situs yang tidak perlu di akses oleh pengguna seperti situs yang menggunakan bandwidth yang cukup besar untuk mengaksesnya seperti youtube.com, detik.com, facebook.com, indoxxi.com, layarkaca21.com dan lain sebagainya. Untuk para pengguna ditutupnya akses untuk membuka situs – situs tersebut antara lain agar lalu lintas data pada jaringan menjadi tidak terlalu padat, karena dengan kepadatan lalu lintas yang sering terjadi akan mengakibatkan transaksi data akan melambat.
Sedangkan pembagian bandwidth berfungsi sebagai pengatur kecepatan atau kapasitas bandwidth dalam menggunakan jaringan yang telah disediakan. Salah satu solusi praktis dan tepat yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan melakukan pembagian bandwidth dan menutup situs – situs yang mengakibatkan lalu lintas data menjadi padat kepada tiap jaringan yang ada.
Selama ini masih banyak kantor dan perusahaan yang membebaskan penggunaan internet tanpa membatasi penggunaan internet tersebut kepada karyawan dan staff sehingga dapat membuat jalur internet melambat karena padatnya lalu lintas karena penggunaan internet yang tidak di manajemen dengan baik sehingga karyawan dapat membuka situs apa saja yang mereka inginkan serta tidak memikirkan resiko kepadatan data yang akan terjadi jika para karyawan membuka situs yang menggunakan data cukup besar secara bersamaan.
Ketentuan yang ditetapkan di PT. PP. Rusianto Bersaudara yaitu para karyawan hanya boleh membuka program kantor yang telah disediakan dan email kantor yang sudah ditetapkan selama waktu kerja, maka dengan alasan ini cukup dibutuhkannya pengaturan jaringan yang sangat komplek agar tidak terjadi traffic data yang padat pada jaringan tersebut. Karena dengan keadaan saat ini karyawan dapat dengan mudah mengakses situs – situs dengan kebutuhan data yang sangat besar dan juga dapat mengganggu efektifitas kelangsungan pekerjaan selama jam kerja. Maka dengan adanya permasalahan tersebut pihak perusahaan meminta untuk mengatur jaringan serta menutup situs – situs yang ditetapkna oleh perusahaan agar tidak bisa di akses oleh para karyawan agar tidak mengganggu berjalannya proses pekerjaan.
Dengan munculnya berbagai alat dan teknologi terbaru untuk memudahkan teciptanya manajemen bandwidth yang baik sehingga jalur data pada suatu perusahaan dan kantor dapat lebih stabil maka mikrotik merupakan salah
satu alat dan teknologi yang cukup baik dalam memanajemen bandwidth. Mikrotik memiliki kemampuan yang lebih dari cukup untuk memanajemen bandwidth pada suatu perusahaan dan kantor, selain interface yang berbasis GUI ( Grafic User Interface ) mikrotik juga mudah dipelajari. Oleh karena itu, dalam skripsi ini dilakukan penelitian tentang Membangun Proxy Server dan Pembagian bandwidth pada jaringan komputer dengan menggunakan Router Mikrotik di PT. PP. Rusianto Bersaudara. Diharapkan dengan adanya manajemen bandwidth ini jalur lalu lintas data pada perusahaan tersebut dapat lebih stabil.
2. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Cakupan permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah di bahas, yang menjadi rumusan masalah adalah “Bagaimana membangun proxy server dan manajemen bandwidth pada jaringan komputer dengan winbox menggunakan router mikrotik RB750Gr3?”.
2. Batasan-batasan penelitian
Adapun yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini akan digunakan router mikrotik RB750Gr3 untuk mengoptimalkan jalur data dan internet karena dengan router ini memiliki memori dan penyimpanan yang mencukupi.
2. Banyaknya situs yang akan ditutup atas persetujuan dan permintaan perusahaan serta pembagian bandwith akan dilakukan secara merata.
3. Metode penelitian yang digunakan adalah Network Development Life Cycle ( NDLC ).
4. Dalam penelitian ini pengujian yang dilakukan adalah menggunakan metode Black Box.
3. BAHAN DAN METODE
Adapun bahan dan metode yang digunakan dalam membangun aplikasi ini yaitu:
3.1 Analisis (Analysis)
Tahap analisis merupakan tahap penelitian jaringan internet PT. PP. Rusianto Bersaudara dengan cara wawancara, observasi dan studi pustaka dalam hal yang berkaitan dengan jaringan internet. Dalam kegiatan analisis ini peneliti mengumpulkan data serta tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan kegiatan analisis diantaranya, yaitu :
3.1.1 Analisa Sistem yang Berjalan
Pada tahap ini penelitian melakukan analisis terhadap system jaringan internet yang sedang berjalan pada PT. PP. Rusianto Bersaudara.
3.1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada tahapan analisa system yang sedang berjalan bahwa jaringan internet pada perusahaan PT. PP. Rusianto Bersaudara dibebaskan tanpa ada penutupan situs – situs yang menyebabkan jalur lalu lintas data padat.
3.1.3 Analisa Teknologi yang Digunakan
Tahap ini bertujuan untuk pemilihan penggunaan ISP (Internet Service Provider) yang stabil dan mencukupi untuk perusahaan PT. PP. Rusianto Bersaudara.
3.1.4 Analisa Kebutuhan
Tujuannya untuk mengetahui keuntungan dan kekurangan dalam melakukan perancangan proxy server dan pembagian bandwith pada lokasi perancangan.
1. Perangkat keras (Hardware) yang digunakan
Tujuannya untuk menganilisis peralatan apa saja yang akan digunakan dalam melakukan perancangan proxy server dan pembagian bandwith sehingga memberikan hasil yang optimal.
2. Perangkat lunak (software) yang digunakan
Tujuannya untuk menganalisis perangkat lunak apa saja yang akan digunakan dalam melakukan penelitian ini sehingga diketahui dan dipahami fungsi dari tiap- tiap perangkat lunak yang digunakan.
3.1.5 Analisis User
Tujuannya untuk mengetahui kegiatan yang sering dilakukan user dalam menggunakan internet, beberapa tugas administrator dan kapasitas seseorang pengguna dalam jaringan internet di PT. PP. Rusianto Bersaudara.
Dari analisis yang dilakukan oleh peneliti bisa menemukan permasalahan yang dihadapi dan memberikan solusi dalam melakukan perancangan proxy server. Sehingga bisa memberikan hasil yang optimal dan memberikan masukan kepada PT. PP. Rusianto Bersaudara.
3.2 Perancangan (Design)
Tahap perancangan merupakan tahapan yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Dari data-data yang didapatkan dari tahap analisis, penelitian merancang struktur jaringan menggunakan tools Microsoft visio untuk merancang layout topologi komponen system jaringan. Dalam hal ini penelitian melakukan perancangan fisik berupa gambaran kebutuhan peralatan jaringan dan perancangan logic berupa addressing, traffic manajemen, dan proxy.
3.3 Simulasi Prototipe (simulation Prototype)
Sebelum melakukan tahap implementasi secara utuh penelitian melakukan tahap simulasi atau uji coba terhadap system yang telah dirancang, pada tahap ini pembuatan prototype dengan membangun system jaringan komputer dan proxy server menggunakan router mikrotik RB750
3.4 Penerapan (Implementation)
Dalam tahap penerapan atau implementasi penelitian akan mengimplementasikan spesifikasi hasil perancangan dan simulasi proxy server dan manajemen bandwith pada jaringan komputer, berupa implementasi topologi fisik jaringan dan implementasi client dalam jaringan PT. PP. Rusianto Bersaudara
3.5 Pengawasan (Monitoring)
Pada tahap ini penelitian melakukan monitoring pada server mikrotik dengan menggunakan software
winbox. Monitoring dilakukan sebagai tolak ukur kinerja system yang telah dirancang. Aktivitas pada fase ini terdiri dari pengujian koneksi jaringan dengan cara monitor lalu lintas data dengan membuat grafik dan meng-capture untuk mengukur parameter. Kemudian membandingkan dengan system sebelum dan sesudah implementasi secara umum.
3.6 Pengaturan (Management)
Tahap managemen atau pengaturan adalah tahap dimana kebijakan perlu dibuat untuk membuat/mengatur agar system yang telah dibangun dapat berjalan dengan baik dan berlangsung lama serta unsur Reliability terjaga.
Pada tahap ini seorang admin mempunyai otoritas penuh dalam melakukan modifikasi baik pada struktur jaringan internet ataupun pada system yang telah ada.
3.7 Pengujian Black Box
Tujuan dari metode BlackBox Testing adalah untuk mendapatkan kesalahan output yang dihasilkan program sebanyak-banyaknya.
Metode ini dilakukan dengan cara menjalankan atau mengeksekusi program yang dihasilkan. Kemudian diamati apakah hasil dari program tersebut sesuai dengan hasil yang diinginkan. Jika masih terdapat kesalahan atau terdapat hasil yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, maka kesalahan ataupun ketidaksesuaian tersebut dicatat untuk selanjutnya dicek satu per satu dan diperbaiki.
4. RANCANGAN SISTEM
Berikut ini adalah rancangan sistem yang digunakan dalam membangun Proxy Server ini : 4.1 Jaringan yang sedang berjalan sebelumnya
Pada gambar tersebut dijelaskan bahwa dari Modem dengan alamat IP Address 192.168.1.1 diteruskan menuju Switch untuk dibagi ke client dan Client mendapatkan IP Address secara dinamis dari Modem. Jumlah client disini ada beberapa unit pada masing – masing departemen.
Berikut data untuk jumlah computer pada tiap departemen:
1. General Affair : 2 Unit 2. Sertifikasi : 9 Unit
3. Kasir : 5 Unit
4. Pembelian : 3 Unit
5. ISO : 3 Unit
6. Legalitas : 3 Unit
7. HRD : 5 Unit
8. Finance : 9 Unit
9.
Accounting : 9 Unit4.2 Jaringan yang berjalan setelah implementasi
Berikut ini gambaran rancangan IP Address jaringan PT. PP Rusianto Bersaudara :
Terdapat 2 interface yang digunakan pada sisi Router yaitu dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Interface Port 1 Inet
Merupakan interface yang terkoneksi dengan modem yang akan menghubungkan mikrotik dengan Modem yang memiliki IP Address 192.168.1.206/24 pada port 1 mikrotik dengan gateway 192.168.1.1 selaku IP Address Modem.
2. Interface Port 2 Lokal
Merupakan Interface yang terkoneksi dengan jaringan yang menuju ke client yang memiliki IP Address 192.168.2.1 dan client akan mendapatkan IP Address secara dinamis yang telah di konfigurasi pada mikrotik dengan jangkauan mulai dari 192.168.2.10 hingga 192.168.2.200.
4.3 Implementasi (implementation)
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa mikrotik akan memungkinkan untuk membagi lalu lintas ke aliran yang sama dengan kemampuan untuk menyimpan paket-paket dengan pilihan yang spesifik dalam satu aliran tertentu.
Mikrotik
Interface Ip Address gateway Port 1 (
Inet ) 192.168.1.206 192.168.1.1 Port 2 (
Lokal ) 192.168.2.1 192.168.2.1
4.3.1 Inisialisasi Interface Router
Inisialisasi Interface berguna untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengembangan sistem dengan cara memberikan nama pada masing – masing interface sebagai fungsinya, langkah – langkahnya sebagai berikut :
/Interface Ethernet
Set 0 comment=”Inet”disable=no name=”ether1”
Set 1 comment=”Lokal”disable=no name=”ether2”
Perintah “set 0” merupakan perintah untuk mengkonfigurasi ether 0 yang terdapat pada router dengan perintah untuk menghidupkan Interface dan memberi nama Interface yaitu ether1. Begitu pula keterangan untuk perintah- perintah selanjutnya. Keterangan lainnya sebagai berikut :
Gambar 4.7 Interface Router
4.3.2 Pemberian alamat IP address 1. Pada Router
Untuk melakukan pemberian IP Address pada Router dengan menggunakan perintah sebagai berikut :
/ip address
Add address=192.168.1.206/24
network=192.168.1.0 interface=ether1
Add address=192.168.2.1/24
network=192.168.2.0 interface=ether2
Baris pertama memerintahkan untuk memberikan alamat IP Address kepada Interface
“ether1” dengan IP 192.168.1.206 dengan subnetting /24. Begitu pula dengan keterangan perintah-perintah selanjutnya. Keterangan lainnya seperti gambar berikut :
Gambar 4.8 IP Address Router
2. Pada Ether 1 dan Ether 2 1) Ether 1
Ether 1 menggunakan koneksi indihomme 10 Mbps.
2) Ether2
Ether 2 digunakan sebagai koneksi dari client ke router dan internet.
4.3.3 Kebijakan Mangle
Mangle adalah tahapan dimana paket data yang datang dari suatu Interface tertentu akan diproses. Fungsi dari aturan yang ada di mangle adalah untuk me-marking paket agar dapat di arahkan sesuai dengan rule routing yang ada.
Sebelumnya peneliti akan menjelaskan tentang perintah – perintah yang ada pada perintah mangle antara lain :
1. Chain Prerouting : Proses dimana Router bisa memanipulasi paket data sebelum paket memasuki kebijakan routing.
2. Chain Input : Proses dimana Router melakukan pemeriksaan terhadap paket data yang akan masuk ke dalam Router.
3. Chain Output : Proses dimana Router melakukan pemeriksaan terhadap paket yang dihasilkan Router yang akan keluar sebelum masuk ke dalam kebijakan Routing.
4.3.4 Monitoring
NDLC mengkategorikan proses pengujian pada fase monitoring (pengawasan).
Hal ini dikarenakan pengawasan sistem yang sudah dibangun hanya dapat dilakukan jika sistem sudah dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan. Proses pengujian (testing) dibutuhkan untuk menjamin dan memastikan bahwa system yang dibangun sudah memenuhi spesifikasi rancangan.
Pada tahap ini peneliti akan melakukan
monitoring dan pengujian sejauh mana system
yang dibangun berjalan dalam lingkungan jaringan yang menerapkan jaringan proxy server dan manajemen bandwidth pada jaringan komputer dengan winbox menggunakan router mikrotik. Untuk melakukan monitoring system ini, peneliti menggunakan beberapa tools, baik yang terdapat pada winbox maupun aplikasi online seperti speedtest.net untuk mengetahui grade koneksi sampai pengujian penggunaan aplikasi untuk mengetahui efektifitas dari sistem yang telah dibangun.
Pengujian dilakukan sebanyak 2 fase yaitu pada sistem yang sedang berjalan dan pada sistem setelah diimplementasikannya sistem tersebut. Pengujian ini peneliti lakukan di ruang server PT.PP Rusianto Bersaudara.
4.3.5 Perbandingan sebelum Implementasi (system berjalan)
Pada fase ini dilakukan 2 pengujian, yaitu : 1. Pengujian Bandwidth
Pada tahap ini peneliti mencoba memonitoring system jaringan dengan menggunakan winbox dan software network untuk mengetahui beban koneksi. Adapun hasil monitoringnya pada gambar berikut :
Gambar 4.9 Monitorig Bandwidth Pada gambar 4.10 Parameter yang dilihat dalam proses monitoring ini adalah besar traffic dari ISP yang dapat terlibat dari besar paket dan byte. Hasil dari monitoring banyaknya paket yang terpakai dalam proses browsing dan download dalam hal ini habis dipakai hanya dengan 1 client karena belum adanya
management bandwidth di server akibatnya client yang lain mengalami koneksi yang lambat. Pengujian bandwidth pada client yang terdapat pada gambar 4.10 Bandwidth hanya mencapai 115. Kbps dan upload 13 kbps.
2. Pengujian grade link menggunakan pingtest.net
Pada tahap ini peneliti akan menguji kualitas dari koneksi sistem yang dibangun dengan menggunakan aplikasi pengukur koneksi online www.speedtes.net. Dengan pengujian ini pula akan diketahui grade kualitas dari koneksi sistem yang dibangun dimana grade tersebut memberikan keterangan bagaimana kualitas koneksi tersebut apabila digunakan untuk menjelaskan aplikasi real time.
4.3.6 Perbandingan Setelah Implementasi Sistem
Pengujian dilakukan dengan cara mengamati traffic bandwidth pada router dan aktifitas – aktifitas dari beberapa client yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengamatan sehingga dapat dilihat kriteria-kriteria untuk metode ini. Yang dijadikan sebagai parameter dalam pengamatan ini adalah trafik bandwidth untuk download dan upload, serta pembebanan seperti apa yang terjadi. sebagai berikut :
1. Perbandingan Pemerataan Beban Traffic
pada tahap ini penguji (dalam hal ini peneliti) me-monitoring sistem jaringan dengan menggunakan winbox untuk mengetahui sejauh mana beban koneksi bias terbagi pada tiap gateway.
Parameter yang dilihat dalam proses
monitoring ini adalah besar traffic dari ISP yang
dapat terlihat dari besar paket dan byte yang
besar. Hasil dari monitoring tersebut lalu peneliti
masukan kedalam table lalu di konversi menjadi
grafik untuk membandingkan besar nilai masing-
masing agar terlihat lebih signifikan.
Gambar 4.10 Pengujian Beban Trafic
Dari pengujian yang dilakukan dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada metode ini, client diprioritaskan untuk diarahkan hanya pada salah satu jalur. Paket data yang keluar masuk router akan dicatat pada mangle yang telah dibuat.
Gambar 4.11 Traffic Pada Mangle
Pada gambar 4.11 pembebanan yang terjadi tidaklah begitu merata pada masing- masing koneksi. Ini disebapkan yang menjadi prioritas utama adalah mengingat alamat sumber dan tujuan pada saat melakukan hubungan terhadap jaringan luar. Dan kemudian baru melakukan penyeimbangan beban pada masing- masing jalur internet. Sehingga semakin lama beban pada dua jalur akan semakin merata seperti yang terlihat pada gambar 4.11.
1. Pengujian grade link menggunakan speedtest
Tahap ini peneliti akan me-monitoring efektifitas dari koneksi sistem yang di bangun dengan menggunakan aplikasi pengukur koneksi online speedtest. Pada tahap ini peneliti melakukan lima kali uji coba pada server yang sama, Dari hasil pengujian menggunakan aplikasi Speedtest didapatkan hasil sebagai berikut :
Gambar 4.12 Pengujian Menggunakan Speedtest.net
Dari hasil monitoring diatas di dapat hasil yang lebih baik. dibandingkan dengan sistem yang sebelumnya
6. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan tahapan – tahapan pada penelitian adalah sebagai berikut :
1. Penerapan proxy server dan manajemen bandwidth pada jaringan komputer dengan winbox menggunakan router mikrotik memberikan kestabilan data serta pembagian traffic yang merata pada PT. PP. Rusianto Bersaudara.
2. Hubungan client server terjalin utuh karena selalu pada jalur yang sama karena mengingat IP address sumber dan tujuan selalu sama sehingga internet yang di dapat bisa lebih cepat dan stabil.
3. Penggunaan proxy server memberikan optimasi pada jaringan internet PT. PP. Rusianto Bersaudara dengan jaringan internet yang stabil serta penerapan Management bandwidth pada PT. PP. Rusianto Bersaudara dapat membagi trafik kepada setiap client yang merata dan memiliki kecepatan trafik yang stabil
7. SARAN
Dari hasil kesimpulan yang penulis utarakan diatas proxy server dan manajemen bandwidth pada jaringan komputer dengan winbox menggunakan router mikrotik memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangan menjadi lebih baik dan lebih lengkap lagi oleh karena itu maka penulis mencoba memberikan saran yang kiranya dapat berguna bagi PT. PP. Rusianto Bersaudara terutama sistem ini antara lain adalah:
1. Proxy server dapat dikembangkan untuk lebih dari menutup situs – situs melalui Layer 7 saja bisa juga menggunakan squid dan web proxy, mungkin dalam pelaksanaannya diperlukan penelitian lebih lanjut.
2. Gunakan ISP yang memiliki Bandwith dedicated dan bukan internet dengan kecepatan share untuk mendapatkan hasil yang optimal.
3. Bisa menggunakan alat khusus pembagi bandwidth seperti Allot Bandwidth Manager..
8. DAFTAR PUSTAKA
Athailah, 2013. Panduan Singkat menguasai Router Mikrotik Untuk Pemula, Jakarta : Media Kita Dimas Ginanjar, 2008, Koneksi Internet ganda dengan
load balancing menggunakan unix mikrotik pada
PT. marina buana asia.
Guntur Putra, 2010, Rancang Bangun & Implementasi PC Router Dengan Konsep Load Balancing Berbasis Mikrotik, Program Studi Teknik Informatika, Samarinda : Poloteknik Negeri Samarinda.
Hendra Towidjojo, 2012, Mikrotik Kungfu Kitab 1, Jakarta : Jasakom.
Hendra Towidjojo, 2013, Mikrotik Kungfu Kitab 2, Jakarta : Jasakom.
Hendra Towidjojo, 2014, Mikrotik Kungfu Kitab 3, Jakarta : Jasakom.
Maulana Yusup, 2010, Implementasi Load balancing dengan metode Per connection classifier (PCC) untuk optimasi penggunaan aplikasi real time.
Puspita Sari, 2009. Membuat proxy server berbasis mikrotik di smk negeri 1 Baureno.
Purbo, 2005, Buku Pegangan Internet Wireless dan Hotspot, Jakarta : Elex Media Komputindo.
Sofana, 2012, Cisco CCNA & Jaringan Komputer, Bandung : Informatika.
Wahidin, 2007, Jaringan Komputer Untuk Orang Awam, Palebang : Maxikom