• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN AIR KELAPA HIJAU (Cocos nucifera) SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli LAPORAN TUGAS AKHIR FITRIANI WARIHTA S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMANFAATAN AIR KELAPA HIJAU (Cocos nucifera) SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli LAPORAN TUGAS AKHIR FITRIANI WARIHTA S"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN AIR KELAPA HIJAU (Cocos nucifera) SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI

Escherichia coli

LAPORAN TUGAS AKHIR

FITRIANI WARIHTA S 152401072

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PEMANFAATAN AIR KELAPA HIJAU (Cocos nucifera) SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI

Escherichia coli

LAPORAN TUGAS AKHIR

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT MEMPEROLEH AHLI MADYA

FITRIANI WARIHTA S 152401072

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERNYATAAN ORISINALITAS

PEMANFAATAN AIR KELAPA HIJAU (Cocos nucifera) SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI

Escherichia coli

LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan bahwalaporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2018

FITRIANI WARIHTA S 152401072

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(5)

ii

PEMANFAATAN AIR KELAPA HIJAU (Cocos nucifera) SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI

Escherichia coli

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian Pemanfaatan Air Kelapa Hijau (Cocos nucifera) Sebagai Media Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjadikan air kelapa hijau sebagai media alternatif pertumbuhan bakteri Escherichia coli, media dibuat dengan memanaskan campuran air kelapa dan bubuk agar-agar pada kompor listrik suhu 121ºC selama 15 menit, lalu diinokulasikan biakan Escherichia coli pada media yang telah memadat dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Dilanjutkan dengan uji reaksi biokimia (RBK) serta pewarnaan gram. Hasil yang diperoleh bahwa bakteri yang tumbuh pada media air kelapa hijau positif Escherichia coli.

Kata kunci : Air Kelapa Hijau, Escherichia coli, Media, Pewarnaan gram, Reaksi Biokimia.

.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(6)

iii

UTILIZATION OF GREEN COCONUT WATER (Cocos nucifera) AS A MEDIUM of BACTERIA Escherichia coli GROWTH

ABSTRACT

Research about the Utilization Of Green Coconut Water (Cocos nucifera) As A Medium of Bacteria Escherichia coli Growth has been done in Laboratory of Kesehatan Daerah Medan. The purpose of this research is to make green coconut water as an alternative media of bacteria Escherichia coli growth, the medium was prepared by heating a mixture of coconut water and agar powder on electric stove at a temperature of 121ºC for 15 minutes, then inoculated Escherichia coli culture in a medium that has been solidified and incubated at a temperature of 37ºC for 24 hours. Followed by biochemichal reaction (BCR) test and Gram Staining. Results obtained that bacteria that grows on green coconut water media positive Escherichia coli.

Keywords: Biochemichal Reaction, Escherichia coli, Gram Staining, Green Coconut Water, Medium.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(7)

iv

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapai syarat dan juga menyelesaikan Program Diploma (III) Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini penulis banyak mengalami berbagai rintangan atau masalah, namun berkat bantuan, bimbingan, nasehat dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih atas apa yang telah diberikan selama proses awal hingga akhir penyelesaian tugas akhir ini. Ucapan terimakasih ini penulis tujukan kepada:

Secara khusus penulis menyampaikan rasa terimakasih, hormat dan kasih sayang yang tidak terhingga kepada ibu saya tercinta, atas segala dukungan secara moral dan materi yang tidak akan bisa tergantikan oleh apapun yang telah membesarkan, menyayangi, dan mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas akhir ini. .

Kepada rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan dukungan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

Bapak Dr. Amir Hamzah,M,Si selaku dosen pembimbing saya, yang telah membimbing saya dan membantu saya dalam bentuk motivasi dan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS.

Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra, S.si, M.Si selaku ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universtas Sumatera Utara.

Bapak Dr. Minto Supeno, MS selaku ketua Prgram studi D - 3 Kimia Industri Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Bapak Dr. Sahat Hasiholan Pasaribu, M.Kes selaku Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah (LABKESDA) Provinsi Sumatera Utara, yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

Kepada seluruh pembimbing laboratorium mikrobiologi LABKESDA, Ibu Rina, Ibu Mai, dan Bapak Sarmidi yang telah membantu saya baik dari ilmu pengetahuan dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

Untuk Venny A Siregar, Seri Ulina Ginting dan Herman F Tambunan yang telah bekerja sama selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan. Untuk sahabat penulis Sheren Thessalonika, Seri Ulina, Venny Siregar, Otha Yolla, Nabila Aliva, Lisza Wardani dan seluruh teman D-III Kimia Kelas B serta seluruh mahasiswa D-III Kimia stambuk 2015 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa isi dan cara penulisan laporan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(8)

v mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk tambahan pengetahuan dan kesempurnaan laporan tugas akhir ini. Segala bentuk masukan yang diberikan akan penulis terima dengan senang hati dan penulis ucapkan terima kasih. Harapan penulis, semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Medan, Agustus 2018

FITRIANI WARIHTA S

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(9)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN TUGAS AKHIR i

ABSTRAK ii

ABSTRACT iii

PENGHARGAAN iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

DAFTAR SINGKATAN xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Masalah 2 1.3. Tujuan Penelitian 2 1.4. Manfaat Penelitian 2 1.5. Lokasi Penelitian 3 1.6. Metodologi Penelitian 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Media 4 2.2. Kelapa Hijau 8 2.3. Escherihia coli 9

2.4. Manfaat dan Patogenitas Escherichia coli 10

2.5. Prinsip Pewarnaan Gram 12

2.6. Uji Reaksi Biokimia 14

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN 3.1. Alat 19

3.2. Bahan 20

3.3. Prosedur Percobaan 20

3.3.1. Pembuatan Media 20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(10)

vii

3.3.2. Penanaman Escherichia coli 22

3.3.3. Uji Reaksi Biokimia 22

3.3.4. Pewarnaan Gram 22

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 24

4.2. Pembahasan 25

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 30

5.2. Saran 30

DAFTAR PUSTAKA 31

LAMPIRAN 33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

4.1. Hasil Pengujian Menggunakan Metode Reaksi Biokimia 24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

4.1. Hasil inkubasi bakteri pada uji Reaksi Biokimia 24 4.2. Identifikasi E. coli dengan Pewarnaan Gram 26

4.3. Rantai reaksi uji indol 27

4.4. Reaksi kimia uji sitrat 28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lamp

Lampiran 1. Tepung agar-agar yang digunakan 33 Lampiran 2. Pereaksi yang digunakan dalam pewarnaan gram 34 Lampiran 3. Hasil uji reaksi biokimia dan pengamatan pewarnaan 35

gram

Lampiran 4. Koloni E. coli pada permukaan media air kelapa 36 setelah di inkubasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(14)

xi

DAFTAR SINGKATAN

E. coli = Escherichia coli RBK = Reaksi Biokimia TSIA = Tripel Sugar Iron Agar SIM = Sulfite Indole Motility SCA = Simmons Citrate Agar PDA = Potato Dextrose Agar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(15)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis penghasil kelapa dengan produksi air kelapa mencapai 15,5 miliar butir per tahun. Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar sebagai produsen kelapa. Kelapa merupakan tanaman dengan multifungsional pada seluruh tanamannya. Khusus pada buah kelapa, daging, tempurung, dan sabut telah di manfaatkan secara luas oleh masyarakat.

Sayangnya, air kelapa sebagai salah satu komponen utama buah kelapa belum banyak dimanfaatkan secara luas. (Simanihuruk, 2013).

Pada dua dekade belakangan ini, air kelapa sudah mulai dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kepentingan kehidupan masyarakat. Penggunaan air kelapa terbanyak digunakan masyarakat sebagai bahan dasar pembuatan nata de coco.

Air kelapa memiliki kemampuan menghasilkan nata yang disebabkan oleh kandungan nutrisi yang kaya dan relatif lengkap serta sesuai dengan pertumbuhan bakteri. Air kelapa kaya dengan nutrisi, seperti kalium, gula (1,7-2,6%), protein(0,07-0,55%). Air kelapa memiliki rasa manis dan empat jenis asam amino (Arginin 133 mg/ mL; Alanin 312 mg/mL; Cystin 1,17 mg/mL dan serin 111 mg/mL). (Simanihuruk, 2013)

Dalam bidang mikrobiologi untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat- sifat mikroorganisme diperlukan suatu media sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme. Media pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang dibutuhkan oleh suatu mikroorganisme. (Atlas, 2004). Nutrisi yang dibutuhkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(16)

2

mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi. Nutrisi yang terkandung dalam air kepala juga cukup memenuhi syarat untuk pertumbuhan mikroorganisme, salah satunya adalah bakteri gram negatif E. coli. Untuk mengetahui kualitas medium pertumbuhan E. coli dilakukan pengamatan tentang pertumbuhan pada medium yang meliputi uji reaksi biokimia dan pewarnaan gram. (Cappucino, 2014)

1.2 Rumusan Masalah

Apakah bakteri E. coli dapat tumbuh pada media air kelapa hijau?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menjadikan air kelapa hijau sebagai media alternatif pertumbuhan bakteri E. coli

1.4 Manfaat Penelitian

Dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang adanya media alternatif yang dapat digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri E. coli, serta menambah wawasan dan pengalaman penulis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(17)

3

1.5 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium mikrobiologi Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Sumatera Utara (LABKESDASU)

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian dilakukan dengan pembuatan media menggunakan air kelapa hijau dan bubuk agar-agar, dilanjutkan dengan penanaman bakteri pada media lalu dilakukan identifikasi yang meliputi uji reaksi biokimia dan pewarnaan gram

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(18)

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media

Media dalam mikrobiologi merupakan substrat pertumbuhan mikroorganisme yang mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan dalam proporsi yang sebanding.

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. (Lay, 1994)

Jenis- jenis media:

1. Berdasarkan sifat fisiknya

a. Media padat (solid) yaitu media yang mengandung agar 15%

sehingga setelah dingin media menjadi padat

b. Media setengah padat (semi solid) yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, dan tidak begitu cair

c. Media cair (liquid) yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactosa Broth)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(19)

5

2. Berdasarkan komposisinya

a. Media sintetis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya glucose agar dan Mac conkey agar.

b. Media semi sintetis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti misalnya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstros dan ekstrak kentang.

c. Media non-sintetis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya tomato juice agar, brain heart infusion agar, dan pancreatic agar.

3. Berdasarkan tujuan/kegunaannya

a. Media untuk isolasi, media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth dan Blooth Agar

b. Media selektif/penghambat, media yang selain mengandung nutrisi juga ditambahkan suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan

c. Media diperkaya, media ini mengandung komponen kompleks seperti darah, serum, dan kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(20)

6

berkembang baik, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blooth Agar dan Serum Agar

d. Media untuk karakterisasi bakteri, media ini digunakan untuk mengetahui kemampuan spesifik suatu mikroba

e. Media diferensial, media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasarkan karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA yang mampu memilih entrobakteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni. (Lay, 1994) Media yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada media yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan suatu media yang sangat kompleks yaitu berupa medium yang di tambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya. Memformulasikan suatu media atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagai macam ketentuan seperti saat kita ingin membuat media untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan media agar padat, digunakan agar-agar, gelatin, atau silika gel yang merupakan media tumbuh ideal yang diperkenalkan melalui bakteriaological.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(21)

7

Supaya mikroba dapat tumbuh dengan baik, dalam suatu media diperlukan syarat- syarat sebagai berikut:

- Media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunkan oleh mikroba - Media harus mempunyai tekanan osmosis

- Media tidak mengandung zat-zat yang menghambat pertumbuhan mikroba - Media harus steril, tidak ada kontaminan dari mikroorganisme yang tidak

diinginkan (Ratna, 1990)

Bahan-bahan media pertumbuhan mikroba meliputi:

a. Air (H2O) sebagai pelarut

b. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45ºC

c. Gelatin juga mempunyai fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannya adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar d. Silika gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga

sebagai pemadat media. Silika gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof obligat

Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yang berupa unsure makro seperti Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), dan unsur mikro seperti Fe, Mg, dan unsur pelikan/ trace elemen. Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon organik antara lain karbohidrat, lemak, protein, dan asam organik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(22)

8

Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain.

Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.

Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke media dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikatror perubahan keasaman akibat produksi asam organik hasil metabolisme.

Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba non-target/

kontaminan (Kusnadi, 2003).

2.2 Kelapa Hijau

Kelapa (Cocos nucifera) termasuk jenis tanaman palma yang mempunyai buah berukuran cukup besar. Batang pohon kelapa umumnya berdiri tegak dan tidak bercabang, dapat mencapai 10-14 meter lebih. Daunnya berpelepah, panjangnya dapat mencapai 3-4 meter lebih dari sirip-sirip lidi yang menopang tiap helaian. Buahnya terbungkus dengan serabut dan batok yang cukup kuat sehingga untuk memperoleh buah kelapa harus dikuliti terlebih dahulu (Palungkun, 2004)

Buah kelapa yang sudah tua mengandung kalori yang tinggi sebesar 68 kal per 100 gram. Sedangkan nilai kalori rata-rata yang terdapat pada air kelapa berkisar 17 kal per 100 gram. Air kelapa hijau, dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak mengandung tanindan antidotum (anti racun) yang paling tinggi.

Kandungan zat kimia lain yang menonjol yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun. Komposisi kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau vitamin C, protein, lemak, hidrat arang,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(23)

9

kalsium, dan lain-lain. Mineral yang terkandung pada air kelapa adalah zat besi, fosfor dan gula yang terdiri dari glukosa, fruktosa dan sukrosa. Kadar air yang terdapat pada buah kelapa sejumlah 95,5 gram dari setiap 100 gram (Direktorat Gizi Depkes RI, 1981)

Klasifikasi tanaman kelapa

- Kingdom : Plantae

- Divisi : Spermatophyta - Sub Divisi : Angiospermae - Kelas : Monocotyledoneae - Ordo : Palmales

- Family : Palmae (Arecaceae) - Genus : Cocos

- Spesies : Cocus nucifera L. (Suhardiman, 1999)

2.3 Escherichia coli

Escherichia coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman, Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi hewan.

Pada 1885, beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri coli dengan membangun segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Nama “Bacterium coli” sering digunakan sampai pada tahun 1991.

Ketika Castellani dan Chalames menemukan genus Escherichia dan menyusun tipe spesies E. coli.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(24)

10

Klasifikasi Escherichia coli

Superdomain : Phylogenetica Filum : Proterobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria Ordo : Enterobacteriales Family : Enterobacteriaceae Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli

(Pelczar, 1988) E. coli merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang pendek yang memiliki panjang sekitar 2 µm, diameter 0,7 µm, lebar 0,4-0,7 µmdan halus dengan tepi yang nyata (Jawetz, 1995).

2.4 Manfaat dan Patogenitas Escherichia coli

Escherichia coli adalah anggota flora normal usus, berperan penting dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen-pigmen empedu, asam-asam empedu dan penyerapan zat-zat makanan. E. coli termasuk kedalam bakteri heterotrof yang memperoleh makanan berupa zat organik dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa organisme lain. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O, energi, dan mineral. Didalam lingkungan bakteri pembusuk ini berfungsi sebagai pengurai dan penyedia nutrisi bagi tumbuhan (Ganiswarna, 1995).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(25)

11

E. coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada diluar usus. E. coli menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare, bakteri ini dapat berasosiasi dengan enteropatogenik menghasilkan enterotoksin pada sel epitel (Jawetz, 1995).

Manifestasi klinik infeksi oleh E. coli bergantung pada tempat infeksi dan tidak dapat dibedakan dengan gejala infeksi yang disebabkan oleh bakteri lain.

Penyakit yang disebabkan oleh E. coli adalah:

- Infeksi saluran kemih

E. coli merupakan penyebab infeksi saluran kemih pada kira-kira 90% wanita muda. Gejalanya antara lain sering buang air kecil, disuria, hematuria, dan piuria. Nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas.

- Diare

E. coli yang menyebabkan diare banyak ditemukan diseluruh dunia, E. coli diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya, dan setia kelompok menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda. Ada 5 kelompok E. coli yang patogen, yaitu:

a) E. coli Enteropatogenik (EPEC)

EPEC penyebab penting diare pada bayi, khususnya dinegara berkembang EPEC sebelumnya dikaitkan dengan wabah diare pada anak-anak di negara maju, EPEC melekat pada sel mukosa usus kecil.

b) E. coli Enterotoksigenik (ETEC)

ETEC merupakan penyebab “diare wisatawan” dan diare pada bayi di negara berkembang. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk manusia menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel usus kecil.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(26)

12

c) E. coli Enteroinvasif (EIEC)

EIEC menimbulkan penyakit yang sangat mirip dengan shigelosis.

Penyakit yang paling sering di derita oleh anak-anak di negara berkambang dan para wisatawan yang menuju ke negara tersebut.

Galur EIEC bersifat non-laktosa atau melakukan fermentasi laktosa dengan lambat serta bersifat tidak dapat bergerak.

d) E. coli Enterohemoragik (EHEK)

EHEK menghasilkan verotoksin, dinamai sesuai efek sitotoksisnya pada sel vero, suatu ginjal dari monyet hijau Afrika.

e) E. coli Enteroagregatif (EAEC)

EAEC menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat di negara berkembang.

- Sepsis

Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, E. coli dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan sepsis.

- Meningitis

E. coli dan Streptococcus adalah penyebab utama meningitis pada bayi, E. coli merupakan penyebab pada sekitar 40% kasus meningitis

(Jawetz, 1995)

2.5 Prinsip Pewarnaan Gram

Saat bakteri diwarnai dengan zat pewarna primer (Kristal violet), bakteri gram positif akan menyerap zat warna tersebut sehingga berwarna ungu.

Sedangkan bakteri gram negatif akan melepas zat warna (Kristal violet) setelah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(27)

13

dicuci dengan alkohol dan kemudian akan menyerap zat warna terakhir yang diberikan yaitu safranin atau fuchsin sehingga berwarna merah.

Pewarnaan Gram ini pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli histologi Christian Gram (1884). Dengan pewarnaan Gram, bakteri-bakteri dapat dibagi atas 2 golongan yaitu Gram positif dan Gram negatif. Gram positif warnanya violet (ungu) karena mengikat zat warna utama “Kristal violet”.

Sedangkan Gram negatif berwarna merah muda karena melepas zat warna utama dan menangkap zat warna penutup “safranin/fuchsin”.

Prinsip atau pokok pewarnaan Gram meliputi 4 tingkatan, yaitu:

1) Pewarnaan dengan zat warna utama (Kristal gentian violet yang berwarna violet/ungu)

2) Merekatkan (mengintensifkan) dengan suatu larutan mordant, yaitu larutan lugol (J-KJ)

3) Menambahkan zat dekolorisasi (bahan peluntur) misalnya alkohol atau alkohol-asam

4) Pemberian zat warna penutup (counter stain), misalnya : larutan fuchsin dan safranin

Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya, sangat membutuhkan energi dan bahan-bahan untuk membangun pertumbuhannya, seperti dalam sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrient, untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel memerlukan sejumlah kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua reaksi yang terarah yang berlangsung di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(28)

14

dalam sel ini disebut metabolise. Metabolisme yang melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut hanya dapat berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut katalisator organik atau biasa disebut biokatalisator yang dinamakan enzim. Untuk dapat memahami tentang nutrisi dan metabolisme ini, pengetahuan dasar biokimia sangat dibutuhkan (Natsir dan Sartini, 2006)

2.6 Uji Reaksi Biokimia (RBK)

Pengamatan aktivitas biokimia atau metabolisme mikroorganisme yang diketahui dari kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks seperti karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat.

Selain itu dilakukan pula pengamatan pada molekul-molekul sederhana seperti asam amino dan monosakarida. Dan hasil dari berbagai uji ini digunakan untuk perincian dan identifikasi mikroorganisme. Penggunaan zat hara tergantung dari aktivitas metabolisme mikroba (Maisyah, 2009)

Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui apakah bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob obligat. Bakteri yang memerlukan oksigen menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) yang sebenarnya beracun bagi bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap hidup dengan adanya antimetabolit tersebut karena mereka menghasilkan enzim katalase yang dapat mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen (Volk and Wheeler, 1993)

Bakteri memiliki berbagai aktivitas biokimia dengan menggunakan raw material yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya. Transformasi biokimia dapat timbul di dalam dan di luar dari bakteri yang di atur oleh katalis biologis yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(29)

15

dikenal sebagai enzim. Setiap bakteri memiliki kemampuan dalam menggunakan enzim yang dimilikinya untuk degradasi karbohidrat, lemak, protein, dan asam amino. Metabolisme atau penggunaan dari molekul organik ini biasanya menghasilkan produk yang dapat digunakan untuk identifikasi dan karakterisasi bakteri (Maisyah, 2009).

E. coli adalah suatu bakteri gram negatif berbentuk batang, bersifat anaerob fakultatif dan mempunyai flagella peritrikat. E. coli dibedakan atas sifat serologinya berdasarkan antigen O (somatik), K (kapsul), dan H (flagella). Media selektif yang dapat digunakan untuk mengisolasi E. coli misalnya DHL (Desoxycholate Hydrogen Sulfide Lactose) Agar atau MacConkey Agar. Koloni E. coli pada DHL dan MacConkey Agar berwarna merah dan keliling oleh areal yang menunjukkan pengendapan bile E. coli akan memfermentasi laktosa di dalam media menjadi asam. Sehingga mengakibatkan terjadinya pengendapan bile dan penyerapan indikator merah netral (Waluyo, 2004)

Uji-uji biokimia yang dilakukan terhadap E. coli termasuk karakteristik pertumbuhan pada Agar TSI (Tripel Sugar Iron) dan Agar SIM (Sulfite Indole Motility) atau LIM (Lysine Indole Motility). Uji-uji biokimia ditujukan untuk menunjukkan E. coli dan bakteri-bakteri lainnya yang mempunyai sifat hampir sama, yaitu Klebsiella dan Enterobacter. Pembentukan gas positif ini hasil dari fermentasi H2 dan CO2 dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya agar (Guli, 2011)

Berikut beberapa uji Biokimia yang digunakan untuk identifikasi bakteri antara lain:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(30)

16

 Indol

Media ini biasanya digunakan dalam identifikasi yang cepat. Hasil uji indol yang diperoleh karena terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda pada permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari tryiptofan sebagia sumber karbon yang dapat ketahui dengan menambahkan larutan kovacs. Asam amino tryiptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein (Guli, 2011)

 MR-VP

- Uji MR

Hasil positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna menjadi merah setelah ditambhakan methyl red. Artinya, bakteri ini menghasilkan asam campuran dari proses fermentasi glukosa yang terkandung dalam media MR-VP. Terbentuknya asam campuran pada media akan menurunkan keasaman sampai 5,0 atau kurang, oleh karena itu bila indikator metal ditambahkan pada biakan tersebut dengan nilai keasaman sederhana maka indikator tersebut menjadi merah. Hal ini menandakan bahwa bakteri ini peragi asam campuran (Guli, 2011).

- Uji VP

Hasil positif ditandai dengan terbentuknya warna merah setelah ditambahkan α-napthol dan KOH, hal ini berarti hasil akhir dari fermentasi bakteri adalah asetil karbinol (asetolin) (Guli, 2011).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(31)

17

 SIM (Sulfite Indole Motility)

Hasil positif pada uji ini ditandai dengan adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar di sekitar inokulat. Hal ini menunjukkan adanya pergerakan dari bakteri yang diinokulasikan, yang berarti bahwa bakteri memiliki flagella. Dan akan terlihat adanya warna hitam pada media yang menandakan bahwa bakteri tersebut mrnghasilkan Hidrogen (H2S) (Guli, 2011)

 Simmons Citrate

Hasil positif pada uji ini ditandai dengan terjadiya perubahan warna media dari hijau menjadi biru, artinya bakteri mempunyai enzim sitrat permiase yaitu enzim spesifik yang membawa sitrat ke dalam (Guli, 2011)

 TSIA (Tripel Sugar Iron Agar)

Uji ini dilakukan untuk melihat kemampuan bakteri memfermentasi glukosa, laktosa, dan sukrosa. Hal ini ditandai dengan perubahan warna akibat timbulnya suasana asam, serta terbentuknya H2S yang ditandai dengan perubahan warna media dari orange menjadi hitam, karena bakteri mampu mendesulfurasi asam amino dan metion yang akan menghasilkan H2S, dan H2S akan bereaksi dengan Fe2+ yang terdapat pada media yang menghasilkan endapan hitam. Hasil fermentasi diamati pada 2 tempat, yaitu bagian miring dan bagian dasar (Guli, 2011)

 Uji gula-gula

Uji ini dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri yang mampu memfermentasi karbohidrat. Larutan gula yang dipakai adalah glukosa,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(32)

18

laktosa, maltose, manitol, dan sukrosa, ditandai dengan perubahan warna dari biru menjadi kuning (Guli, 2011)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(33)

19

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat

1. Tabung reaksi Pyrex

2. Tissue Paseo

3. Batang pengaduk 4. Bunsen

5. Inkubator 37˚C Panasonic

6. Jarum ose cincin 7. Korek api

8. Gelas ukur 100 ml Pyrex

9. Rak tabung reaksi 10. Laminar flow

11. Neraca analitik VnS

12. Erlenmeyer 250 ml Pyrex

13. Kompor listrik Q-one

14. Mikroskop A-faith

15. Pipet tetes 16. Objek glass 17. Cover glass 18. Jarum ose lurus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(34)

20

3.2. Bahan

1. Aquadest steril 2. Air kelapa hijau steril 3. Agar-agar

4. Alkohol 96%

5. Indol 6. Lugol 7. Safranin 8. Media TSIA

9. Media Simmons Citrate 10. Media SIM

11. Kovac’s

3.3. Prosedur Percobaan

3.3.1 Pembuatan Media

A. Media TSIA (Tripel Sugar Iron Agar) 1. Ditimbang 6,5 gram media TSIA 2. Dilarutkan dalam 100 ml aquadest

3. Dimasak diatas kompor listrik selama 15 menit pada suhu 121ºC 4. Dibagi ke dalam beberapa tabung reaksi dan ditutup dengan kapas

steril

5. Dimiringkan sekitar 45º lalu dibiarkan memadat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(35)

21

B. Media SIM (Sulfite Indole Motility) Agar 1. Ditimbang 3,6 gram media SIM 2. Dilarutkan dalam 100 ml aquadest

3. Dimasak diatas kompor listrik selama 15 menit pada suhu 121ºC 4. Dibagi ke dalam beberapa tabung reaksi dan ditutup dengan kapas

steril

5. Dibiarkan memadat C. Media Simmons Citrate Agar

1. Ditimbang 2,4 gram media SCA 2. Dilarutkan dalam 100 ml aquadest

3. Dimasak diatas kompor listrik selama 15 menit pada suhu 121ºC 4. Dibagi ke dalam beberapa tabung reaksi dan ditutup dengan kapas

steril

5. Dibiarkan memadat D. Media Air Kelapa Hijau

1. Ditimbang 6,5 gram agar-agar

2. Dilarutkan dalam 100 ml air kelapa hijau

3. Dimasak diatas kompor listrik selama 15 menit pada suhu 121ºC 4. Dibagi ke dalam beberapa tabung reaksi dan ditutup dengan kapas

steril

5. Dibiarkan memadat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(36)

22

3.3.2 Penanaman Bakteri Escherichia coli

1. Disterilisasi terlebih dahulu tangan dan laminar flow (tempat kerja) menggunakan alkohol 97% dan gunakan sarung tangan dan masker 2. Diinokulasikan biakan E. coli pada permukaan media air kelapa

dengan ose bengkok secara aseptis

3. Diinkubasi dengan inkubator 37ºC selama 48 jam

3.3.3 Uji Reaksi Biokimia

1. Disiapkan biakan E. coli yang telah diinkubasi 2. Diambil 1 ose biakan E. coli dengan jarum ose lurus

3. Diinokulasikan ke dalam media TSIA (ditusukkan vertikal), SIM (ditusukkan vertikal), dan Simmons Citrate (digoreskan pada permukaan media) dengan menggunakan jarum ose lurus

4. Diinkubasi dengan inkubator 37ºC selama 48 jam 5. Diamati apa yang terjadi

3.3.4 Pewarnaan Gram

1. Disediakan objek glass steril dan bebas lemak 2. Diteteskan aquadest steril pada objek glass

3. Diinokulasikan 1 ose koloni dengan jarum ose cincin dan disebarkan pada objek glass secara merata

4. Diteteskan larutan indol (Kristal violet) merata pada objek glass 5. Diamkan selama 5 menit, lalu cuci dengan aquadest

6. Diteteskan larutan lugol merata pada objek glass

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(37)

23

7. Diamkan selama 3 menit, lalu cuci dengan aquadest 8. Diteteskan alkohol 97% merata pada objek glass 9. Diamkan selama 1 menit, lalu cuci dengan aquadest 10. Diteteskan safranin merata pada objek glass

11. Diamkan selama 2 menit, lalu cuci dengan aquadest

12. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x dan 100x (tambahkan 1 tetes immersion oil pada permukaan objek glass)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(38)

24

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Data dari pemanfaatan air kelapa hijau (Cocos nucifera) sebagai media pertumbuhan bakteri Escherichia coli pada tanggal 19 Februari 2018 yang dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Menggunakan Metode Reaksi Biokomia

Media Keadaan Media Setelah Inkubasi Hasil Pengamatan TSIA Media menghitam dan terbentuk H2S Positif SIM Pada inokulat terbentuk seperti serabut putih Positif

SCA Media berubah menjadi biru Positif

Gambar 4.1. Hasil inkubasi bakteri pada uji Reaksi Biokimia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(39)

25

4.2 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk menjadikan air kelapa hijau sebagai media alternatif pertumbuhan bakteri Escherichia coli mengingat harga media instan cukup mahal. Selain bahannya mudah ditemukan, ketersediaannya di alam juga cukup mendukung sehingga sangat tepat untuk dijadikan media alternatif pengganti media instan.

Pada identifikasi E. coli dengan uji reaksi biokimia terjadi perubahan pada media. Untuk TSIA, uji positif ditandai dengan perubahan media dari orange menjadi hitam karena bakteri mampu mendesulfurasi asam amino yang akan menghasilkan H2S, dan H2S akan bereaksi dengan Fe2+ yang terdapat pada media menghasilkan endapan hitam. Untuk SIM, uji positif ditandai dengan adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar di sekitar inokulat. Hal ini menunjukkan adanya pergerakan dari bakteri yang diinokulasi, yang berarti bahwa bakteri memiliki flagella. Untuk SCA, uji positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna media dari hijau menjadi biru, artinya bakteri memiliki enzim sitrat permiase yaitu enzim spesifik yang membawa sitrat masuk kedalam.

Identifikasi E. coli dengan pewarnaan gram, dimulai dengan zat pewarna primer (Kristal violet), bakteri gram positif akan menyerap zat warna sedangkan bakteri gram negatif akan melepas zat warna, lalu dilanjutkan dengan mengintensifkan zat warna menggunakan larutan lugol, dicuci dengan alkohol yang kemudian akan menyerap zat warna terakhir yaitu safranin sehingga berwarna merah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(40)

26

Gambar 4.2. Identifikasi E. coli dengan Pewarnaan Gram

E. coli merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang, bersifat anaerob fakultatif dan mempunyai flagella peritrikat. E. coli debedakan atas sifat serologinya berdasarkan antigen O (somatik), K (kapsul), dan H (flagella).

(Waluyo, 2004)

Pewarnaan gram pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli histology Christian Gram (1884). Dengan pewarnaan gram, bakteri dapat dibagi atas 2 golongan yaitu gram positif yang warnanya ungu karena mengikat zat warna utama “Kristal violet” dan gram negatif yang warnanya merah muda karena melepas zat warna utama dan menangkap zat warna penutup “safranin”. (Natsir dan Sartini, 2006)

Bakteri memiliki berbagai aktivitas biokimia menggunakan raw material yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya. Transformasi biokimia dapat timbul di dalam dan di luar bakteri yang diatur oleh katalis biologis dikenal sebagai enzim.

Setiap bakteri memiliki kemampuan dalam menggunkan enzim yang dimilikinya umtuk degradari karbohidrat, lemak, protein, dan asam amino. Metabolisme atau pengunnaan dari molekul organik biasanya menghasilkan produk yang dapat digunkan untuk identifikasi dan karakterisasi bakteri. (Maisyah,2009)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(41)

27

Uji-uji biokimia yang dilakukan terhadap E. coli termasuk karakteristik pertumbuhan pada Agar TSIA dan Agar SIM atau LIM (Lysine Indole Motility).

Uji-uji biokimia ditujukan untuk menunjukkan E. coli dan bakteri-bakteri lainnya yang mempunyai sifat hampir sama, yaitu Klebsiella dan Enterobacter.

Pembentukan gas positif ini hasil dari fermentasi H2 dan CO2 dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya agar (Guli, 2011)

Uji indol bertujuan mengidentifikasi kemampuan bakteri menghasilkan indol dengan menggunakan enzim tryptophanase. Produksi indol di dalam media dimungkinkan karena adanya tryptophan, menjadi indol , piruvat dan ammonia.

(Hemraj, 2013)

Gambar 4.3. Rantai reaksi uji indol (Hemraj, 2013)

Tryptophan adalah asam amino esensial yang teroksidasi oleh beberapa bakteri yang mengakibatkan pembentukan indol, asam piruvat dan ammonia.

Indol yang dihasilkan dengan menambahkan reagen Kovac’s ini yang menghasilkan cincin berwarna merah (Sridhar, 2006). Hasil uji indol pada isolate bakteri E. coli adalah positif yang ditunjukkan adanya cincin merah pada bagian atas.

Uji sitrat bertujuan mendeteksi kemampuan suatu mikroorganisme untuk memanfaatkan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Pemanfaatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(42)

28

sitrat melibatkan enzim citrate permease, yang memecah sitrat menjadi oksaloasetat dan asetat. Oksaloasetat lebih lanjut dipecah menjadi piruvat dan CO2. Produksi Na2CO3 serta NH3 dari pemanfaatan natrium sitrat dan garam amonium masing-masing menghasilkan pH basa. Hal ini menyebabkan perubahan warna medium dari hijau menjadi biru (Hemraj, 2013)

Citrate Oxalocetate + Acetate

Oxalocetate Pyruvate + CO2

CO2 + Na + H2O Na2CO3

Gambar 4.4. Reaksi kimia uji sitrat (Hemraj, 2013)

TSIA agar adalah media diferensial yang digunakan dalam menentukan fermentasi karbohidrat dan produksi H2S. Selain itu, uji TSIA juga dapat mendeteksi adanya gas hasil dari metabolisme karbohidrat. Hasil dari pengamatan uji TSIA pada E. coli menunjukkan hasil A/A dengan gas positif dan H2S negatif.

Warna kuning pada keseluruhan media tersebut dikarenakan E. coli pada TSIA dapat menfermentasikan glukosa, laktosa, dan sukrosa. Gas positif dikarenakan gas yang dihasilkan oleh fermentasi karbohidrat akan muncul sebagai celah dimedia atau akan mengangkat agar dari bagian bawah tabung. (Leboffe, 2011) Media uji motilitas digunakan untuk menentukan motilitas dari suatu mikroorganisme. Hasil pengamatan uji motilitas pada E. coli adalah positif. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan bakteri di sekitar area penusukan.

Pergerakan dari bakteri tersebut dikarenakan media semisolid dirancang dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(43)

29

mengurangi konsentrasi agar pada media yaitu sekitar 0,4 % pada media yang hanya cukup untuk mempertahankan bentuknya sementara memungkinkan pergerakan bakteri bergerak. (Leboffe, 2011)

Fermentasi karbohidrat adalah proses metabolisme oleh molekul organik yang bertindak memberikan donor elektron serta satu atau lebih produk organik yang bertindak sebagai penerima elektron. Fermentasi glukosa dimulai dengan memproduksi piruvat. Produk akhir fermentasi piruvat meliputi berbagai asam, alkohol, dan H2 atau gas CO2. Produk akhir yang spesifik tergantung pada organisme tertentu. (Hemraj, 2013)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(44)

30

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil dari penelitian yang dilakukan bahwa bakteri yang tumbuh pada media air kelapa hijau positif E. coli, karena hasil identifikasi pada pewarnaan gram dan reaksi biokimia menunjukkan ciri yang sama pada karakteristik E. coli.

5.2. Saran

Diharapakan supaya penggunaan media alternatif bakteri seperti air kelapa hijau lebih ditingkatkan pengaplikasiannya agar dapat meminimalisir dana untuk pembuatan media terutama dalam skala industri atau institusi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(45)

31

DAFTAR PUSTAKA

Atlas, R.M. 2004. Handbook of Microbiological Media. Third Edition. CRC Press. USA

Cappucino, J.G. 2014. Manual Laboratorium Mikrobiologi. Edisi 8. EGC. Jakarta Direktorat Gizi Depkes RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bratara

Karya Aksara. Jakarta

Ganiswarna, S. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. UI Press. Jakarta

Guli, M.M. 2011. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Kesehatan. Universitas Tadulako. Palu

Hemraj, V. 2013. A Review on Commonly Used Biochemical Test For Bacteria.Inovare Journal of Life. India

Jawets. 1995. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta Kusnadi. 2003. Mikrobiologi, Common Textbook. UPI. Bandung

Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Rajawali Press. Jakarta Leboffe, M.J. A Photographic Atlas for The Microbiology Laboratory. Morton

Publishing Company. America

Maisyah. 2009. Aktivitas Biokimia Mikroba. Erlangga. Jakarta

Natsir dan Sartini. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin.

Makasar

Palungkun, R. 2004. Aneka Produk Olahan Kelapa. Swadaya. Bogor Pelczar. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Volume 2, UI Press : Jakarta Ratna, H. 1990. Mikrobiologi Dalam Praktek. Gramedia. Jakarta

Simanihuruk. 2013. Pengolahan Limbah Kelapa. Andi Offset. Yogyakarta

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(46)

32

Sridhar. 2006. IMViC Reaction. JJMMC. United States of America

Suhardiman, P. 1999. Bertanam Kelapa Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta Volk dan Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Edisi kelima, Erlangga : Jakarta Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang Press. Malang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(47)

33

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tepung agar-agar yang digunakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(48)

34

Lampiran 2. Pereaksi yang digunakan dalam pewarnaan gram

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(49)

35

Lampiran 3. Hasil uji reaksi biokimia dan pengamatan pewarnaan gram

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(50)

36

Lampiran 4. Koloni E. coli pada permukaan media air kelapa setelah di inkubasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(51)

37

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang dapat dirumuskan adalah: “Apakah ekstrak buah kurma (Phoenix dactylifera) memiliki daya antimikroba terhadap bakteri Escherichia coli ?”1. 1.3

Uji Simmons Citrateakan menunjukan hasil positif bila media berubah menjadi warna biru dan negatif bila media tetap berwarna hijau, pada bakteri Escherichia coli mediaakan

Bahan yang digunakan adalah akuades, ekstrak kunyit, kunyit putih, temulawak, temuireng, bakteri Escherichia coli dan media uji1. antibakteri Mueller Hinton Agar

Kemudian memasukkan 3 buah blank disc yang sudah ditetesi dengan air kelapa uji (kelapa hijau, kelapa coklat, kelapa obat hijau, kelapa obat coklat) dari jenis

4.1 Diameter Zona Hambat Campuran Metanol-Air terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia. coli

yang tumbuh pada media TSA ( Tripple Sitrat Agar ) dan Bakteri Escherichia Coli. yang tumbuh pada media EMBA( Eosin Methylen Blue

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bakteri Escherichia coli , air murni (aquades steril) untuk percobaan larutan artifisial, sampel air sumur kawasan

Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada Minuman Cincau Hijau yang Dijual di Pasar Raya Kota Padang Tahun 2009.. Skripsi,