PENGADILAN MILITER II-10 S E M A R A N G
P U T U S A N
Nomor : PUT /75– K / PM.II-10 / AD / XII / 2009
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
Pengadilan Militer II-10 Semarang yang bersidang di Semarang dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum dibawah ini dalam perkara Terdakwa :
Nama lengkap : Budi Santoso
Pangkat / NRP : Serka / 21970039790175 Jabatan : Ba Wat Kesum Kima Kesatuan : Yonkav 2 / Tank
Tempat , tanggl lahir : Boyolali, 20 Januari 1975 Jenias kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Asrama Yonkav 2 / Tank Ambarawa
Terdakwa dalam perkara ini tidak ditahan.
Pengadilan Militer tersebut di atas ;
Membaca : Berita acara pemeriksaan permulaan dalam perkara ini.
Memperhatikan : 1. Surat Keputusan Penyerahan perkara dari Pangdam IV/
Diponegoro selaku Papera Nomor Kep/ 169 / VIII / 2009 tanggal 19 Agustus 2009.
2. Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor Dak / 54 / VIII /2009, tanggal 31 Agustus 2009.
3. Surat Penetapan dari :
a. Kadilmil II-10 Semarang tentang Penunjukan Hakim Nomor : Tap/84/PM.II-10/AD/IX/2009 tanggal 7 September 2009.
b. Hakim Ketua Sidang tentang Hari Sidang Nomor : Tap/
84/PM.II-10/AD/IX/2009, tanggal 8 September 2009.
4. Relas Penerimaan Surat Panggilan untuk menghadap sidang kepada Terdakwa dan para Saksi.
5. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.
Mendengar : 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Dak / 54 / VII /2009, tanggal 31 Agustus 2009, didepan persidangan yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini.
2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di persidangan serta keterangan para saksi dibawah sumpah.
Memperhatikan : I. Tuntutan Pidana (Requisitoir) Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis yang pada pokoknya Odiur Militer menyatakan bahwa Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana : “PENIPUAN” Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam pasal 378 KUHP.
Dan oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi pidana sebagai berikut :
a. Pidana penjara selama 5 (lima) bulan.
b. Menetapkan barang bukti berupa :
Surat-surat :
- Satu lembar surat pernyataan tanggal 6 Pebruari 2009 sebagai ganti tanda terima uang sebesar Rp 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah) dari Sdr. Arsy Dewayanto diberikan kepada Terdakwa Serka Budi Santoso NRP 21970039790175.
Barang-barang : Nihil
c. Membayar biaya perkara sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)
II. Pembelaan (Pleidooi) yang diajukan oleh Penasihat Hukum Terdakwa yang pada pokoknya :
1. Penyidik dengan sengaja tidak mengadakan pemeriksaan terhadap Saksi-Saksi lain yang berkaitan dengan perbuatan pidana yang disangkakan kepada Terdakwa, adapun Saksi-Saksi yang diperiksa hanyalah Saksi-1 (Arsy Dewanyanto) dan Saksi-2 (Tuti Pujihastuti), sedangkan orang-orang lain yang yang terlibat dalam perkara tersebut yaitu Sdr. Muslih, Sdr. A’an, Sdr. Hendro dan Sdri. Jamilah tidak pernah diperiksa dalam kapasitas sebagai Saksi dalam perkara ini.
2. Dengan tidak adanya Berita Acara Pemeriksaan Saksi-Saksi Sdr. Muslih, Sdr. A’an, Sdr. Hendro dan Sdri.
Jamilah dalam berkas perkara Terdakwa, maka secara hukum berkas perkara tersebut tidak lengkap.
Dengan tidak lengkapnya berkas perkara dari Penyidik, maka Oditur telah membuat dakwaan dengan uraian fakta tidak secara cermat dan tidak lengkap sebagaimana yang dikehendaki dalam pasal 130 ayat (2) Undang-undang No. 31 tahun 1997, sehingga dakwaan tersebut batal demi hukum.
III. Tanggapan atas pembelaan (replik) yang diajukan oleh Oditur Militer secara lisan pada tanggal 26 Nopember 2009 yang pada pokoknya sebagai berikut :
1. Bahwa Dakwaan Oditur sudah lengkap dan jelas sebagai mana yang dikehendaki dalam pasal 130 ayat (2) Undang-undang Nomor 31 tahun 1997.
2. Bahwa mengenai tidak disidiknya Saksi-Saksi tambahan yang dimintakan oleh Penasihat Hukum bukan merupakan batalnya dakwaan Oditur, karena dalam berkas perkara Terdakwa tersebut sudah dianggap cukup untuk membuktikan kesalahan Terdakwa.
IV. Tanggapan atas pembelaan (Duplik) yang diajukan Penasihat Hukum Terdakwa secara lisan pada tanggal 1 Agustus 2009 yang pada pokoknya tetap pada pledoinya.
V. Permohonan Terdakwa yang dinyatakan bahwa ia merasa bersalah dan sangat menyesal serta berjanji tidak akan berbuat lagi dan oleh karenanya memohon supaya dijatuhi pidana seringan-ringannya.
Menimbang : Bahwa menurut Surat Dakwaan Oditur diatas, Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut :
Alternatif kesatu :
Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat sebagaimana tersebut di bawah ini Yaitu pada hari Jum’at tanggal 6 bulan Pebruari tahun dua ribu sembilan setidak-tidaknya dalam tahun 2009 di Salatiga, setidak tidaknya di tempat-tempat lain yang termasuk wewenang Pengadilan Militer II-10 Semarang telah melakukan tindak pidana :
“Barang siapa dengan maksud untuk memguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu atau martabat palsu dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan sesuatu kepadanya atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang “.
Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Bahwa Terdakwa menjadi Prajurit TNI AD sejak tahun 1997 melalui pendidikan Secaba di Dodik Rindam IV / Diponegoro di Magelang selama 6 (enam) bulan setelah lulus di lantik dengan pangkat Serda selanjutnya ditugaskan di Yonkav-2/ Tank sampai dengan melakukan tindak pidana yang menjadi perkara ini dengan pangkat Serka NRP 21970039790175.
2. Bahwa pada hari Jum’at tanggal 6 Pebruari 2009 sekira pukul 10.00 WIB sewaktu Terdakwa berada di Asrama di telepon oleh Sdri. Jamilah alamat Ungaran Kab. Semarang untuk minta tolong menggadaikan mobil jenis Avanza sebesar Rp 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah) kemudin Terdakwa menghubungan tante Arsy alias Tuti Pujiastuti (Saksi-2) alamat Perum Kota Baru Salatiga melalui telepon dengan tujuan ingin menggadaikan mobil tersebut, agar saksi-2 percaya maka Terdakwa memberi alasan
bahwa mobil tersebut milik pak Edi anggota Polisi yang pindah dari Jakarta ke SPN Banyubiru memerlukan ung sebesar Rp 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah) tetapi Saksi-2 dan suaminya Sdr. Arsy Dewayanto (Saksi-1) belum menynggupi karena persyaratan yang Saksi-1 diajukan belum disetujui Terdakwa.
3. Bahwa sekira pukul 13.00 Wib tiba-tiba Terdakwa datang ke warung makan bakso keju milik Saksi-1 di Jl. Osa Maliki Salatiga dengan membawa Mobil Toyota Avanza warna silver Nopol lupa untuk menemui Saksi-1 dan Saksi-2 dengan tujuan menggadaikan mobil tersebut sebesar Rp 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah) sesuai kesepakatan sebelumnya, setelah ada kesepakatan antara Terdakwa dengan Saksi-1 dan Saksi-2 mobil tersebut digadaikan sebesar Rp 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) dengan dipotong bunga sebesar Rp 5 % dan DP 5 % kemudian Saksi-1 memberi uang sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sedangkan kekurangan dibayar pada hari Senin.
4. Bahwa pada hari Senin tanggal 16 Pebruari 2009 sekira pukul 15.00 Wib Terdakwa datang ke warung Saksi-1 untuk meminta sisa uang dari mobil yang digadaikan tersebut dan Saksi hanya memberi uang sebesar Rp 5.000.000,- (Lima juta Rupiah) sedangkan kekurangannya lagi di bayar pada hari Kamis 19 Pebruari 2009 hanya sebesar Rp 8.500.000,- (Delapan juta lima ratus ribu rupiah) karena sudah dapat DP 5 % dan bungan 5 % sebesar 2.500.000,- (Dua juta lima ratus ribu rupiah).
5. Bahwa kemudian Terdakwa membuat kesepakatan lagi kepada Saksi-1 bahwa mobil tersebut di rentalkan, dan Saksi-1 percaya dan menyetujuinya, selanjutnya Terdakwa membawa mobil tersebut dibawa kembali karena akan di sewa oleh Serda Suhadi selama 2 (dua) hari ke Cilacap.
6. Bahwa kemudian pada hari Senin tanggal 16 Pebruari 2009 sekira pukul 15.30 Wib mobil yang disewa Serda Suhadi dikembalikan kepada Terdakwa, selanjutnya pukul 15.30 Wib mobil yang disewa Serda Suhadi di kembalikan kepada Terdakwa selanjutnya pukul 20.00 Wib mobil tersebut disewa lagi oleh Sdr
Hendro alamat Klereo Kab. Semarang selama 4 (empat) hari dengan uang sewa per hari sebesar Rp 250.000,- (Dua ratus lima puluh ribu rupiah) dan Sdr Hendro langsung membayar sebesar Rp 1.000.000,- (Satu juta rupiah) kepada Terdakwa, kemudian Tedakwa menyerahkan kepada Saksi-1 sebesar Rp 800.000,- ( Delapan ratus ribu rupiah ) sedangkan yang Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) untuk komisi Terdakwa.
7. Bahwa mobil yang disewa Hendro telah jatuh tempo kemudian Sdr Hendro menemui Terdakwa untuk perpanjang sewa lagi selama 3 (tiga) hari dan langsung membayar Rp 750.000,- (Tujuh ratus lima puluh ribu rupiah), kemudian pada saat mobil tersebut jatuh tempo ternyata mobil tersebut belum dikembalikan dan Terdakwa belum juga menyerahkan mobil tersebut kepada Saksi-1, sehingga Saksi-1 mengejar-ngejar Terdakwa untuk minta penjelasan dan Terdakwa menjelaskan bahwa mobil tersebut di
bawa temannya kecelakaan di Yogyakarta, tetapi Saksi-1 tidak percaya begitu saja.
8. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 21 Maret 2009 sekira pukul 17.00 Wib Saksi-1 dan Saksi-2 dipertemukan dengan Danki Terdakwa Kapten Jamian dan Saksi-1 baru mengetahui bahwa mobil tersebut sebenarnya berasal dari Sdri. Jamilah alamat Ungaran, Kab. Semarang dan Terdakwa berjanji akan mengembalikan uang Saksi-1 paling lambat akhir bulan Maret 2009 tetapi setelah jatuh tempo Terdakwa tidak juga mengembalikan, dan Terdakwa juga tidak bisa mengembalikan mobil Toyota Avanza kepada Saksi-1, selanjutnya Saksi-1 meminta jaminan kepada Terdakwa dan oleh Terdakwa diberi mobil kreditan jenis Honda Blade Nopol H 2197 GV sehingga akibat perbuatan Terdakwa, saksi-1 dan Saksi-2, istri Saksi-1 dirugikan Rp. 22.500.000,- dan kecewa maka Saksi-1 dan Saksi-2 mohon mohon agar kasus ini di proses sesuai hukum yang berlaku.
9. Bahwa sebelum perkara ini Terdakwa pernah mendapat hukuman disiplin selama 20 (dua puluh) hari dari Ankum dalam kasus Asusila dengan Sdri. Listiyoningsih yang sekarang menjadi isteri Terdakwa.
Atau
Alternatif kedua :
Bahwa Terdakwa pada waktu waktu dan di tempat-tempat sebagaimana tersebut di bawah ini Yaitu pada hari Jum’at tanggal enam bulan Pebruari tahun dua ribu sembilan setidak- tidaknya dalam tahun dua ribu sembilan di Salatiga, setidak tidaknya di tempat-tempat lain yang termasuk wewenang Penga- dilan Militer II-10 Semarang telah melakukan tindak pidana :
“Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum mengaku sebagai milik sendiri barang sesutu yang seluruhnya atau sbagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan”.
Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Bahwa Terdakwa menjadi Prajurit TNI AD sejak tahun 1997 melalui pendidikan Secaba di Dodik Rundam IV / Diponegoro di Magelang selama 6 (enam) bulan setelah lulus di lantik dengan pangkat Serda selanjutnya ditugaskan di Yonkav-2/ Tank sampai dengan melakukan tindak pidana yang menjadi perkara ini dengan pangkat Serka NRP 21970039790175.
2. Bahwa pada hari Jum’at tanggal 6 Pebruari 2009 sekira pukul 10.00 WIB sewaktu Terdakwa berada di Asrama di telepon oleh Sdri. Jamilah alamat Ungaran Kab. Semarang untuk minta tolong menggadaikan mobil jenis Avanza sebesar Rp 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah) kemudin Terdakwa menghubungan tante Arsy alias Tuti Pujiastuti (Saksi-2) alamat Perum Kota Baru Salatiga melalui telepon dengan tujuan ingin mnggadaikan mobil
tersebut, agar Saksi-2 percaya maka Terdakwa memberi alasan bahwa mobil tersebut milik pak Edi anggota Polisi yang pindah dari Jakarta ke SPN Banyubiru memerlukan uang sebesr Rp 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah) tetapi Saksi-2 dan suaminya Sdr. Arsy Dewayanto (Saksi-1) belum menynggupi karena persyaratan yang Saksi-1 ajukan ajukan belum disetujui Terdakwa.
3. Bahwa sekira pukul 13.00 Wib tiba-tiba Terdakwa datang ke warung makan bakso keju milik Saksi-1 di Jl. Osa Maliki Salatiga dengan membawa Mobil Toyota Avanza warna silver Nopol lupa untuk menemui Saksi-1 dan Saksi-2 dengan tujuan menggadaikan mobil tersebut sebesar Rp 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah) sesuai kesepakatan sebelumnya, setelah ada kesepakatan antara Terdakwa dengan Saksi-1 dan Saksi-2 mobil tersebut digadaikan sebesar Rp 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) dengan dipotong bunga sebesar Rp 5 % dan DP 5 % kemudian Saksi-1 memberi uang sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sedangkan kekurangan dibayar pada hari Senin.
4. Bahwa pada hari Senin tanggal 16 Pebruari 2009 sekira pukul 15.00 Wib Terdakwa datang ke warung Saksi-1 untuk meminta sisa uang dari mobil yang digadaikan tersebut dan Saksi- 1 hanya memberi uang sebesar Rp 5.000.000,- (Lima juta Rupiah) sedangkan kekurangannya lagi di bayar pada hari Kamis 19 Pebruari 2009 hanya sebesar Rp 8.500.000,- (Delapan juta lima ratus ribu rupiah) karena sudah dapat DP 5 % dan bungan 5 % sebesar Rp. 2.500.000,- (Dua juta lima ratus ribu rupiah).
5. Bahwa kemudian Terdakwa membuat kesepakatan lagi kepada Saksi-1 bahwa mobil tersebut di rentalkan, dan Saksi-1 percaya dan menyetujuinya, selanjutnya Terdakwa membawa mobil tersebut dibawa kembali karena akan di sewa oleh Serda Suhadi selama 2 (dua) hari ke Cilacap.
6. Bahwa masih pada hari Senin tanggal 16 Pebruari 2009 sekira pukul 15.30 Wib mobil yang disewa Serda Suhadi dikembalikan kepada Terdakwa, selanjutnya pukul 20.00 Wib mobil tersebut disewa lagi oleh Sdr Hendro alamat Klereo Kab.
Semarang selama 4 (empat) hari dengan uang sewa per hari sebesar Rp 250.000,- (Dua ratus lima puluh ribu rupiah) dan Sdr.
Hendro langsung membayar sebesar Rp 1.000.000,- (Satu juta rupiah) kepada Terdakwa, kemudian Tedakwa menyerahkan uang sewa kepada Saksi-1 sebesar Rp 800.000,- ( Delapan ratus ribu rupiah ) sedangkan yang Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) untuk komisi Terdakwa.
7. Bahwa mobil yang disewa Hendro telah jatuh tempo kemudian Sdr Hendro menemui Terdakwa untuk perpanjang sewa lagi selama 3 (tiga) hari dan langsung membayar Rp 750.000,- (Tujuh ratus lima puluh ribu rupiah), kemudian pada saat mobil tersebut jatuh tempo ternyata mobil tersebut belum dikembalikan dan Terdakwa belum juga menyerahkan mobil tersebut kepada Saksi-1, sehingga Saksi-1 mengejar-ngejar Terdakwa untuk minta penjelasan dan Terdakwa menjelaskan bahwa mobil tersebut di bawa temannya kecelakaan di Yogyakarta, tetapi Saksi-1 tidak percaya begitu saja.
8. Bahwa kemudian pada hari Sabtu tanggal 21 Maret 2009 sekira pukul 17.00 Wib Saksi-1 dan Saksi-2 dipertemukan dengan Danki Terdakwa Kapten Jamian dan Saksi-1 baru mengetahui bahwa mobil tersebut sebenarnya berasal dari Jamilah alamat Ungaran Kab. Semarang dan Terdakwa berjanji akan mengembalikan uang Saksi-1 pada tanggal 20 Pebruari 2009 atau sebelum tanggal 20 Pebruari 2009 sesuai Surat Pernyataan yang dibuat oleh Terdakwa tanggal 6 Pebruari 2009 tetapi setelah jatuh tempo Terdakwa tidak juga mengembalikan, Terdakwa juga tidak bisa mengembalikan mobil Toyota Avanza kepada Saksi-1.
9. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa Saksi-1 dan saksi-2 merasa dirugikan uang sebesar Rp 22.500.000,- (dua puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) kemudian Saksi-1 pada tanggal 16 April 2009 melaporkan Terdakwa ke Denpom IV/3 Salatiga.
10. Bahwa sebelum perkara ini Terdakwa pernah mendapat hukuman disiplin selama 20 (dua puluh) hari dari Ankum dalam kasus Asusila dengan Sdri. Listiyoningsih yang sekarang menjadi isteri Terdakwa.
Berpendapat bahwa perbuatan terdakwa tersebut telah cukup memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana berdasarkan :
Alternatif kesatu : Pasal 378 KUHP.
Atau
Alternatif kedua : Pasal 372 KUHP.
Menimbang : Bahwa atas dakwaan tersebut Terdakwa menerangkan tidak melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan oleh Oditur Militer atas dirinya, dengan memberikan keterangan yang disertai dengan uraian yang cukup jelas untuk menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut.
Menimbang : Bahwa dipersidangan Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukumnya, yaitu Mayor Chk Winarjo, SH Nrp. 548444 dan Kapten Chk M. Yanu Wiryatmo, SH Nrp. 11010002530172 berdasarkan Surat Perintah dari Kakumdam IV/Diponegoro Nomor : Sprin/127/IX/2009 tanggal 30 September 2009 dan Surat Kuasa Khusus dari Terdakwa kepada Penasihat Hukumnya tersebut tertanggal 30 September 2009.
Menimbang : Bahwa atas dakwaan tersebut Penasihat Hukum Terdakwa tidak mengajukan eksepsi.
Menimbang : Bahwa para Saksi yang dihadapkan dipersidangan menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut :
Saksi-1 :
Nama Lengkap : Arsy Dewayanto
Pekerjaan : Swasta
Tempat/tanggal lahir : Semarang, 24 Januari 1967
Jenis kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia A g a m a : Islam
Tempat tinggal : Perum Kota Baru RT 12 RW-07. Kel Sidorejo Lor, Kec. Sidorejo Kota Salatiga.
Keterangan Saksi-1 dalam persidangan pada pokoknya sebagai berikut :
1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sebelum tahun 2009 tepatnya lupa (kurang lebih sebulan sebelum kejadian ini) di Bawen Kab. Semarang dikenalkan oleh Sdri Ambar dan tidak ada hubungan keluarga / famili.
2. Bahwa Saksi dan Saksi-2 adalah sebagai suami istri.
3. Bahwa pada Bulan Pebruari 2009 Terdakwa menghubungi Saksi-1 melalui HP dengan maksud menggadaikan mobil Toyota Avanza warna Silver Nopol lupa sebesar Rp 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah), karena sebelumnya sudah ada kesepakatan antara Terdakwa dan Saksi-1 : “bahwa bila ada mobil yang akan digadaikan Saksi-1/Saksi-2 bersedia untuk menggadainya”, akan tetapi mobil yang digadaikan harus ada surat-suratnya STNK dan BPKB), bila masih kridit Saksi-1 dan Saksi-2 minta bukti kreditnya, paling tdk difoto copy.
4. Bahwa pada saat Terdakwa menawarkan mobil yang akan digadaikan, Terdakwa menerangkan kalau mobil yang akan digadaikan adalah milik seorang Anggota Polisi bernama pak Edi berpangkat Letnan Kolonel yang dipindahkan dari Jakarta ke SPN Banyubiru memerlukan dana sebesar Rp 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah).
5. Bahwa pada hari Jum’at tanggal 13 Pebruari 2009 sekira pukul 11.00 Wib, ketika Saksi-1 dan Saksi-2 sedang berada di warung makan miliknya di Jalan Osa Maliki No. 45.A Salatiga, Terdakwa datang dengan berpakaian dinas loreng ( PDL) menunjukkan mobil Toyota Avanza warna Silver Nopol lupa yang akan digadaikan.
6. Bahwa baik Saksi-1 maupun Saksi-2 setelah melihat mobil yang akan digadaikan, Saksi-1 dan Saksi-2 menyetujuinya, akan tetapi setelah Saksi-1 dan Saksi-2 menyerahkan uang gadai sebesar Rp. 10.000.000,-, mobil dibawa kembali oleh Terdakwa karena akan dipinjam oleh temannya selama 2 (dua) hari, atas dasar saling percaya Saksi-1 mengjinkan mobil tersebut dibawa kembali oleh Terdakwa.
7. Bahwa setelah selesai yaitu 2 (dua) hari Terdakwa tidak menyerahkan mobilnya kpd Saksi-1/Saksi-2 melainkan direntalkan lagi oleh Terdakwa kepada temannya selama 4 hari, setelah jatuh tempo Terdakwa tidak menyerahkan mobil tersebut kepada Saksi- 1/Saksi-2, sehingga Saksi-1/Saksi-2 mengejar-ngejar Terdakwa untuk minta penjelasan mengenai mobil, dan Terdakwa menjelaskan bahwa mobil mengalami kecelakaan di Yogyakarta, namun Saksi-1 tidak percaya dan terus mengejar Terdakwa.
8. Bahwa cara Saksi-1 membayar mobil yang digadaikan dengan cara dicicil sebanyak 3 kali, cicilan pertama sejumlah Rp.
10.000.000,- diserahkan kepada Terdakwa, yang kedua dan ke tiga Saksi tidak ingat lagi langsung ditransfer ke rekening Saksi-3 (Sdri Jamilah), yang jumlah keseluruhannya Rp. 22.500.000,- karena dipotong DP dan bunga masing-masing 5 %.
9. Bahwa atas desakan Saksi-1 dan Saksi-2 Terdakwa pada hari Sabtu tanggal 21 Maret 2009 sekira pukul 17.00 Wib mempertemukan antara Saksi-1/Saksi-2 dengan Danki Terdakwa (Kapten Jamian) utk meyakinkan niat baik Terdakwa untuk mengembalikan uang Saksi-1/Saksi-2.
10. Bahwa Saksi-1 baru mengetahui kalau mobil tersebut adalah milik Sdri Jamilah dengan alamat Ungaran Kab. Semarang bukan milim anggota polisi, dan ketika didepan Danki Terdakwa berjanji akan mengembalikan uang Saksi-1 paling lambat akhir bulan Maret 2009 tetapi setelah jatuh tempo terdakwa tidak juga mengembalikan mobil tersebut.
11. Bahwa karena Saksi membutuhkan uang, sehingga Saksi menekan Terdakwa dan Terdakwa menyerahkan sepeda motornya merek Honda sebagai jaminan.
12. Bahwa pada waktu Saksi-1 menyerahkan uang sebesar Rp 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah) kepada Terdakwa tidak dibuatkan tanda terima / kwitansi tetapi dibuatkan surat pernyataan yang isinya sebagai ganti tanda terima uang, dan pada saat penyerahan uang tersebut yang mengatahui hanya Saksi-2 Sdri.
Tuti Pujiastuti (istri Saksi-1).
Atas keterangan Saksi-1 tersebut Terdakwa menyangkal sebagaian, adapun hal-hal yang disangkal oleh Terdakwa adalah sebagai berikut :
1. Bahwa jaminan Sepeda motor, oleh Saksi telah digadaikan kepada orang lain tanpa seijin Terdakwa dan sampai saat ini tidak diketahuio keberadaannya.
2. Bahwa direntalkannya mobil baik kepada Suhadi maupun kepada Hendro, sudah ada kesepakantan terlebih dahulu antara Terdakwa dan Saksi-1 maupun Saksi-2 : “nanti kalau ada mobil digadaikan kita rentalkan, perhari Rp. 250.000,-, komisi Terdakwa sebesar Rp. 50.000,- perhari.
3. Bahwa uang rental yang dari Serda Suhadi selama 2 hari dibayar didepan langsung diserahkan kepada Saksi-1/Saksi-2 sebesar Rp. 400.000,- yang Rp. 100.000,- sebagai komisi Terdakwa. Uang rental yang dari Sdr. Hendro yang pertama selama 4 hari dibayar didepan sebesar Rp. 800.000,- langsung diserahkan kepada Saksi-1/Saksi-2 dan Terdakwa mengambil komisi sebesar Rp. 200.000,- dan yang kedua (perpanjangan) selama 3 hari sebesar Rp. 600.000,- langsung diserahkan kepada Saksi-1/Saksi-2, Terdakwa mendapat komisi Rp. 150.000,-.
Atas sangkalan Terdakwa tersebut Saksi-1 membenarkan.
Saksi-2 :
Nama Lengkap : Tuti Pujiastuti Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Tempat/tanggal lahir : Surabaya, 23 Juni 1967 Jenis kelamin : Perempuan.
Kewarganegaraan : Indonesia A g a m a : Islam
Tempat tinggal : Perum Kota Baru RT-12 RW-07. Kel Sidorejo Lor, Kec. Sidorejo Kota Salatiga.
Keterangan Saksi-2 dalam persidangan pada pokoknya sebagai berikut :
1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak bulan Januari 2009 di Bawen Kab. Semarang dan tidak ada hubungan keluarga / famili.
2. Bahwa pada bulan Pebruari 2009 Terdakwa menghubungi Saksi-2 dan Saksi-1 melalui HP dengan maksud akan menggandaikan mobil Toyoya Avanza warna Silver Nopol lupa sebesar Rp 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah), adapun mobil yang akan digadaikan milik seorang Polisi pangkat Letkol bernama pan Edi yang dipindahkan dari Jakarta ke SPN Banyubiru yang memerlukan dana sebesar Rp 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah).
3. Bahwa atas tawaran Terdakwa, baik Saksi-1 maupun Saksi- 2 belum menyanggupi krn belum melihat surat-suratnya, karena Saksi-1/Saksi-2 mau menerima gadai bila surat-suratnya lengkap.
4. Bahwa pada hari Jum’at tanggal 13 Pebruari 2009 sekira pukul 11.00 Wib, ketika Saksi-1 dan Saksi-2 sedang berada di warung makan miliknya di Jalan Osa Maliki No. 45.A Salatiga, Terdakwa datang ke warung Saksi dengan berpakaian dinas PDL loreng menunjukkan mobil Toyota Avanza warna Silver Nopol lupa yang akan digadaikan.
5. Bahwa baik Saksi-1 maupun Saksi-2 setelah melihat mobil yang akan digadaikan menyetujuinya, dan pada saat itu juga Saksi menyerahkan uang gadai sebesar Rp. 10.000.000,-, yang disaksikan oleh Saksi-1, namun mobil dibawa kembali oleh Terdakwa karena akan dipinjam oleh temannya selama 2 (dua) hari, atas dasar saling percaya Saksi-2 mengjinkan mobil tersebut dibawa kembali oleh Terdakwa.
6. Bahwa setelah jatuh tempo Terdakwa tidak menyerahkan mobilnya kepada Saksi-1/Saksi-2, sehingga Saksi-1/Saksi-2 mengejar-ngejar Terdakwa untuk minta penjelasan mengenai mobil, dan Terdakwa menjelaskan bahwa mobil mengalami kecelakaan di Yogyakarta, namun Saksi-2 tidak percaya dan terus mengejar Terdakwa.
7. Bahwa cara Saksi-2 membayar mobil yang digadaikan dengan cara dicicil sebanyak 3 kali, cicilan pertama sejumlah Rp.
10.000.000,- diserahkan kepada Terdakwa, yang kedua sebesar Rp. 5.000.000,- dan cicilan ke tiga sebesar Rp. 8.500.000,-, cicilan ke dua dan ke tiga ditransfer langsung oleh Saksi ke rekening Saksi-3.
8. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 21 Maret 2009 sekira pukul 17.00 Wib Terdakwa mempertemukan Saksi-1 dan Saksi-2 dengan Dankinya (Kapten Jamian) untuk meyakinkan niat baik Terdakwa untuk mengembalikan uang Saksi-1/Saksi-2 dan Terdakwa berjanji akan mengembalikan uang Saksi-1 paling lambat akhir bulan Maret 2009 tetapi setelah jatuh tempo mobil terdakwa tidak juga dikembalikan demikian pula uang Saksi juga tidak dikembalikan.
9. Bahwa pada waktu Saksi-2 menyerahkan uang sebesar Rp 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah) kepada Terdakwa tidak dibuatkan tanda terima / kwitansi tetapi dibuatkan surat pernyataan yang isinya sebagai ganti tanda terima uang, dan pada saat penyerahan uang tersebut yang mengatahui hanya Saksi dan Saksi-1 (suami Saksi-2).
Atas keterangan Saksi-2 tersebut Terdakwa membenarkan sebagain dan menyangkal sebagain, adapun yang disangkal Terdakwa adalah sebagai berikut :
1. Bahwa direntalkannya mobil kepada Sdr. Suhadi maupun kepada Sdr. Hendro sebelumnya sudah ada persetujuan dari Saksi-2 maupun Saksi-1, uang sewa diserahkan langsung oleh Terdakwa kepada Saksi-2 dan selalu dibayar didepan
2. Bahwa Ketika Saksi-2 menggadaikan sepeda motor Terdakwa tidak pernah memberitahu terlebih dahulu, Saksi-2 memberitahukan kalau sepeda motor digadaikan setelah digadaikan. Sampai saat ini sepeda motor Terdakwa tidak diketahui keberadaannya.
3. Mobil tersebut bukan mobil rental, akan tetapi milik Sdri.
Jamilah dan mobil digadaikan oleh Sdr. Hendro.
Atas sangkalan Terdakwa, Saksi-2 menanggapi sebagai berikut :
1. Terhadap sangkalan no. 1 Saksi-2 membenarkannya.
2. Terhadap sangkalan no. 2 karena Terdakwa tidak dapat mengembalikan uang Saksi-2 dan Saksi-2 sangat memerlukan uang maka motor Saksi- gadaikan untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Sangkalan no. 3 Saksi-2 tetap pada keterangannya.
Menimbang : Bahwa didalam persidangan Penasihat Hukum mengajukan permohonan untuk dihadirkannya sebagai Saksi tambahan, yaitu Sdri. Jamilah dan Sdr. Muslih.
Menimbang : Bahwa didalam persidangan dibawah sumpah Saksi Jamilah memberikan keterangan sebagai berikut :
Saksi-3
Nama lengkap : Jamilah
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 9 Agustus 1975 Jenis kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Tempat tinggal : Jl. Brigjen Katamso III RT-05 RW-05 No.
24 Ungaran timur Kab. Semarang.
Dipersidangan di bawah sumpah saksi memberikan keterangan dengan pokok-pokok sebagai berikut :
1. Bahwa Saksi kenal denga Terdakwa di Ambarawa pada saat diperkenalkan oleh Pak Muslih (Saksi-4) dan Pak Bowo tetapi tidak ada hubungan keluarga.
2. Bahwa Saksi minta tolong ke Terdakwa lewat telepon untuk menggadaikan mobil Toyota Avanza warna Silver milik Saksi sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) selama 1 (satu) bulan.
3. Bahwa Saksi mendengar mobil tersebut akan digadaikan Terdakwa ke lingkungan Tentara yang ada di Ambarawa.
4. Bahwa setelah mobil Saksi kurang lebih selama 2 minggu digadaikan, Saksi menyuruh Saksi-4 untuk menebus mobilnya yang digadaikan melalui Terdakwa sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah), walaupun belum jatuh tempo.
5. Bahwa Saksi awalnya mendengar dari Terdakwa mobil akan digadaikan di lingkungan Tentara yang di Ambarawa, tapi apabila mobil akan digadaikan ke Yogyakarta Saksi tak mau.
6. Bahwa Saksi tidak tahu mobil yang digadaikan lewat Terdakwa tersebut, telah digadaikan lagi oleh orang lain.
Atas keterangan Saksi-3 tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya.
Saksi-4 :
Nama Lengkap : Muslih
Pekerjaan : Swasta
Tempat/tanggal lahir : Ungaran, 10 Agustus 1964.
Jenis kelamin : Laki-laki.
Kewarganegaraan : Indonesia A g a m a : Islam
Tempat tinggal : Branten Rt. 03 / 08 No. 24 Kel.
Nyatnyono kec. Ungaran Barat.
Keterangan Saksi-3 dalam persidangan pada pokoknya sebagai berikut :
1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak satu tahun yang lalu, perkenalan Terdakwa dengan Saksi masalah mobil dan
dikenalkan oleh kawan Saksi, tidak ada hubungan darah dengan Terdakwa.
2. Bahwa perkenalan Saksi dengan Saksi-3 berawal dari adanya hubungan usaha gas elpiji, namun usaha tersebut tidak gagal, namun Saksi dengan Saksi-3 masih akrab dan sering dimintai tolong oleh Saksi-3.
3. Bahwa Saksi-3 menggadaikan mobilnya yaitu Toyota Avanza warna Silver karena memerlukan biaya untuk operasional usahanya.
4. Bahwa Saksi mengetahui akan digaikannya mobil Saksi-3 melalui Terdakwa, karena Saksi mendengar percakapan antara Saksi-3 dengan Terdakwa melalui telepon.
5. Bahwa sesuai yang Saksi dengan dari pembicaraan Terdakwa dan Saksi-3, mobil Saksi-3 akan digadaikan sebesar Rp.
25.000.000,- selama 1 (satu) bulan.
6. Bahwa setelah ada kesepakan antara Ibu Jamilah dengan Terdakwa, Saksi diminta oleh Jamilah untuk mengantarkan mobil kepada Terdakwa dan untuk menerima uang tanda jadi gadainya sebesar Rp. 10.000.000,- dan oleh Saksi uang tersebut diserahakan kepada Saksi-3, adapun sisanya akan ditransfer langsung oleh Terdakwa kepada Ibu Jamilah.
7. Bahwa kurang lebih setelah 2 (dua) minggu, Saksi beberi uang Saksi-3 sebesar Rp. 25.000.000,- untuk menebus/
mengambil mobilnya yang digadaiakan melalui Terdakwa, setelah Saksi bertemu dengan Terdakwa, Saksi menyampaikan akan mengambil mobil Saksi-3, namun mobil tersebut tidak berada di Terdakwa, kemudian menghubungi temannya yang bernama Aan melalui telepon dari pembicaraannya, bahwa mobil Saksi-3 berada di yogyakarta.
8. Bahwa setelah Terdakwa mendapat informasi kalau mobil berada di Yogyakarta, Terdakwa mengajak Saksi untuk menemui Sdr. Aan dan setelah bertemu Saksi diantar Sdr. Aan ke Yogyakarta untuk mengambil mobil Saksi-3.
9. Bahwa setelah bertemu dengan orang yang memegang gadai, Saksi menyerahkan uang Rp. 25.000.000,- tersebut dan mobil diambil oleh Saksi serta mobil dibawa pulang ke rumah Saksi-3.
10. Bahwa Saksi tidak mengetahui mobil tersebut digadaikan kepada orang Yogyakarta, karena antara Saksi dan Terdakwa sudah tidak ada pembicaraan, adapun Saksi mengetahui mobil digadaikan di Yogyakarta adalah dari Terdakwa.
11. Bahwa dalam hal ini tugas Saksi hanya mengantar mobil kepada Terdakwa dan menerima uang tandajadi yang pertama serta menebus mobil ke Yogyakarta.
Atas keterangan Saksi-3 Terdakwa membenarkan semua.
Menimbang : Bahwa didalam persidangan Terdakwa menerangkan sebagai berikut :
1. Bahwa Terdakwa menjadi Prajurit TNI AD sejak tahun 1997 melalui pendidikan Secaba di Dodik Rindam IV / Diponegoro di Magelang selama 6 (enam) bulan setelah lulus di lantik dengan pangkat Serda selanjutnya ditugaskan di Yonkav-2/ Tank sampai dengan melakukan tindak pidana yang menjadi perkara ini dengan pangkat Serka NRP 21970039790175.
2. Bahwa pada bulan Pebruari 2009 sekira pukul 10.00 Wib sewaktu Terdakwa berada di asrama ditelephone oleh Sdri Jamilah (Saksi-3) alamat Ungaran Kab. Semarang untuk minta tolong menggadaikan mobil Avanza sebesar Rp 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah).
3. Bahwa sebelum Terdakwa menggadaikan mobil kepada Saksi-2/Saksi-1, sebelumnya sudah ada pembicaraan apabila ada orang mau menggadaikan mobil, Saksi-1/Saksi-2 mau menggadainya asal surat-suratnya lengkap, sehingga Terdakwa setelah mendapat informasi dari Saksi-3, kalau mobilnya akan digadaikan, Terdakwa langsung menghubungi Saksi-2 menawarkan kalau ada mobil akan digadaikan.
4. Bahwa pada saat Terdakwa menawarkan mobil kepada Saksi-2, Terdakwa mengatakan : “Terdakwa dimintai tolong oleh seorang Letkol Polisi yang dipindahkan ke SPN Banyubiru memerlukan dana sebesar Rp 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah) akan menggadaikan mobil Toyota Avanza warna silver Nopol lupa sebesar Rp. 25.000.000,-.
5. Bahwa pada hari Jum’at tanggal lupa di bulan Pebruari 2009 kurang lebih pukul 11.00 Wib Terdakwa datang ke warung Saksi-1/
Saksi-2 di Jl. Osa Maliki Salatiga mengendarai mobil Toyota Avanza warna silver Nopol lupa untuk ditunjukkan kepada Saksi- 2/Saksi-1.
6. Bahwa setelah ada kesepakatan antara Terdakwa dengan Saksi-1/Saksi-2 mobil tersebut digadaikan sebesar Rp 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) dipotong bunga sebesar Rp 5 % dan DP 5 %, kemudian Saksi-2 menyerahkan uang gadai sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sedangkan kekurangannya akan dibayar pada hari Senin.
7. Bahwa pada saat itu juga antara Terdakwa dan Saksi- 1/Saksi-2 telah sepakat mobil tersebut untuk direntalkan dengan harga Rp. 250.000,- per hari, komisi Terdakwa sebesar Rp.
50.000,-, karena sudah ada yang akan menyewa mobil yaitu Serda Suhadi selama 2 hari, sehingga Terdakwa membawa mobil kembali setelah ditunjukkan Saksi-1/Saksi-2 kemudian diserahkan kepada Serda Suhadi.
8. Bahwa uang sewa dari Serda Suhadi sebesar Rp. 500.000,- diserahkan langsung oleh kepada Saksi-2 sebesar Rp. 400.000,- dan yang Rp. 100.000,- sebagai komisi Terdakwa.
9. Bahwa pada hari Senin tanggal 16 Pebruari 2009 sekira pukul 15.00 Wib Terdakwa datang ke warung Saksi-1 untuk minta kekurangan pembayaran mobil yang digadaikan, namun oleh Saksi-2 sudah ditransfer langsung ke Saksi-3 sebanyak Rp 5.000.000,- (Lima juta rupiah), adapun kekurangannya sebesar Rp 8.500.000,- (Delapan juta lima ratus rupiah) akan di bayar pada hari Kamis tanggal 19 Pebruari 2009.
10. Bahwa jumlah uang gadai yang dibayarkan kepada Saksi-3 sebanyak Rp. 22.500.000,- karena dipotong langsung Bunga 5 % dan DP 5 %, sebesar Rp 2.500.000,- (Dua juta lima ratus rupiah).
11. Bahwa pada hari Senin tanggal 16 Pebruari 2009 kurang lebih pukul 15.30 mobil dikembalikan oleh Serda Suhadi, akan tetapi kurang lebih pukul 20.00 Wib mobil tersebut disewa lagi oleh Sdr. Hendro yang beralamat Klereo Kab. Semarang selama 4 (empat ) hari dengan uang sewa sebesar Rp 1.000.000,- (Satu juta rupiah) dan oleh Terdakwa langsung diserahakan kepada Saksi-1 sebesar Rp 800.000,- (Delapan ratus ribu rupiah) sedangkan yang Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) untuk komisi Terdakwa.
12. Bahwa setelah jatuh tempo Sdr. Hendro memperpanjang lagi masa sewanya selama 3 (tiga) hari dan langsung membayar Rp 750.000,- (Tujuh ratus lima puluh ribu rupiah), uang tersebut pada saat itu juga Terdakwa serahkan kepada Saksi-2 sebesar Rp.
650.000,- adapun yang Rp. 150.000,- sebagai komisi Terdakwa, akan tetapi setelah jatuh tempo Sdr. Hendro tidak segera mengembalikan mobilnya kepada Terdakwa, kemudian Terdakwa menghubungi Sdr Hendro dengan HP, ternyata mobil tersebut telah digadaikan oleh Sdr Hendro di daerah Yogyakarta sebesar Rp 30.000.000,- (Tiga puluh juta rupiah).
13. Bahwa setelah 2 (dua) minggu, Saksi-3 menelepon Terdakwa untuk menebus/mengambil mobilnya yang digadaikan melalui Terdakwa, namun yang akan mengambilnya Saksi-4 Sdr.
Muslih (sopir Saksi-3) dengan membawa uang sebesar Rp.
25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah).
14. Bahwa setelah Saksi-4 bertemu dengan Tedakwa di daerah Secang Kab Magelang, Terdakwa tidak dapat menunjukkan mobil Saksi-3, sehingga Terdakwa menghubungi Sdr. Aan untuk menanyakan keberadaan mobil Saksi-3 yang digadaikan oleh Sdr.
Hendro, karena Sdr. Aan yang mengetahui / mengantarkan waktu menggadaiakan mobil. Kemudian Saksi-4 dan Terdakwa mendatangi Sdr. Aan di Yogyakarta.
15. Bahwa setelah Terdakwa bertemu dengan Sdr. Aan Saksi-4 dan Sdr. Aan pergi ke tempat dimana mobil Saksi-3 digadaikan adapun Terdakwa tidak ikut.
16. Bahwa karena Terdakwa belum dapat mengembalikan uang Saksi-1/Saksi-2 dan tidak dapat menyerahkan mobil Toyota Avanza yang digadai, maka Saksi-1 minta jaminan dan oleh Terdakwa diberi motor kreditan jenis Honda Blade Nopol H 2197 GV, yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya, karena digadaikan oleh Saksi-2.
17. Bahwa sampai saat ini Terdakwa belum dapat mengembalikan uang Saksi-1/Saksi-2.
18. Bahwa Terdakwa menyesal atas perbuatan yang menjadiklan perkara ini dan tidak akan mengulangi lagi.
Menimbang : Bahwa dari barang-barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer kepersidangan berupa:
Surat-surat :
- Satu lembar surat pernyataan tanggal 6 Pebruari 2009 yang ditanda tangani oleh Terdakwa, yang menyatakan bahwa Saksi-1 menitipkan uang tunai kepada Terdakwa yang akan dikembalikan kepada Saksi-1 pada tanggal 20 Pebruari 2009 telah diperlihatkan dan dibacakan kepada Terdakwa dan para Saksi serta telah diterangkan, namun tidak sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap dalam kepersidangan. Oleh karena itu barang bukti tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat bukti dalam perkara Terdakwa.
Menimbang : Bahwa terhadap barang bukti surat pernyataan tersebut di atas yang ditanda tangani oleh Terdakwa, namun pada waktu Terdakwa menanda tangani surat pernyataan tersebut masih berupa kertas kosong, adapun isi surat tersebut merupakan bukti penitipan uang dan tidak sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, yakni sebagai pembayaran gadai.
Menimbang : Bahwa sehubungan dengan sangkalan Terdakwa tersebut terhadap keterangan Saksi-1 dan Saksi-2 tersebut di atas, Mejelis Hakim memandang perlu untuk menanggapi sebagai berikut :
Sangkalan Terdakwa terhadap keterangan Saksi-1, yaitu sebagai berikut :
1. Bahwa jaminan Sepeda motor dari Terdakwa, oleh Saksi- 1/Saksi-2 telah digadaikan kepada orang lain tanpa seijin Terdakwa dan sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya.
2. Bahwa direntalkannya mobil baik kepada Suhadi maupun kepada Hendro, sudah ada kesepakantan terlebih dahulu antara Terdakwa dan Saksi-1 maupun Saksi-2 : “nanti kalau ada mobil digadaikan kita rentalkan, perhari Rp. 250.000,-, komisi Terdakwa sebesar Rp. 50.000,- perhari.
3. Bahwa uang rental yang dari Serda Suhadi selama 2 hari dibayar didepan langsung diserahkan kepada Saksi-1/Saksi-2 sebesar Rp. 400.000,- yang Rp. 100.000,- sebagai komisi Terdakwa. Uang rental yang dari Sdr. Hendro yang pertama selama 4 hari dibayar didepan sebesar Rp. 800.000,- langsung diserahkan kepada Saksi-1/Saksi-2 dan Terdakwa mengambil komisi sebesar Rp. 200.000,- dan yang kedua (perpanjangan) selama 3 hari sebesar Rp. 600.000,- langsung diserahkan kepada Saksi-1/Saksi-2, Terdakwa mendapat komisi Rp. 150.000,-.
Atas sangkalan Terdakwa tersebut Saksi-1 membenarkan- nya, sehingga Majelis tidak perlu memberikan tanggapannya.
Sangkalan Terdakwa terhadap keterangan Saksi-2, yaitu sebagai berikut :
1. Bahwa direntalkannya mobil kepada Sdr. Suhadi maupun kepada Sdr. Hendro sebelumnya sudah ada persetujuan dari Saksi-2 maupun Saksi-1, uang sewa diserahkan langsung oleh Terdakwa kepada Saksi-2 dan selalu dibayar didepan
2. Bahwa Ketika Saksi-2 menggadaikan sepeda motor Terdakwa tidak pernah memberitahu terlebih dahulu, Saksi-2 memberitahukan kalau sepeda motor digadaikan setelah digadaikan. Sampai saat ini sepeda motor Terdakwa tidak diketahui keberadaannya.
3. Mobil tersebut bukan mobil rental, akan tetapi milik Sdri.
Jamilah dan mobil digadaikan oleh Sdr. Hendro.
Atas sangkalan Terdakwa, Saksi-2 menanggapi sebagai berikut :
1. Terhadap sangkalan no. 1 Majelis tidak akan menanggapi, karena dibenarkan oleh Saksi.
2. Terhadap sangkalan no. 2 karena bukan merupakan pokok perkara, oleh karena itu Majelis tidak perlu memberikan pendapatnya.
3. Terhadap sangkalan no. 3 Majelis akan memberikan tanggapan sekaligus dalam pembuktian unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan kepada Terdakwa.
Menimbang : Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa, keterangan para Saksi dibawah sumpah dan bukti-bukti serta petunjuk lain setelah menghubungkan satu dengan yang lainnya maka diperoleh fakta- fakta hukum sebagai berikut :
1. Bahwa benar Terdakwa menjadi Prajurit TNI AD sejak tahun 1997 melalui pendidikan Secaba di Dodik Rindam IV / Diponegoro di Magelang selama 6 (enam) bulan setelah lulus di lantik dengan pangkat Serda selanjutnya ditugaskan di Yonkav-2/
Tank sampai dengan melakukan tindak pidana yang menjadi perkara ini dengan pangkat Serka NRP 21970039790175.
2. Bahwa benar pada awal bulan Pebruari 2009 sekira pukul 10.00 Wib ketika Terdakwa sedang berada di asrama ditelephone oleh Saksi-3 (Sdri Jamilah) yang pada pokoknya minta tolong menggadaikan mobilnya Janis Avanza sebesar Rp 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah).
3. Bahwa benar setelah Terdakwa mendapat informasi dari Saksi-3, yang berkeinginan untuk menggadaikan mobilnya Terdakwa menghubungi Saksi-2 dan Saksi-1 melalui HP menawarkan mobil Toyoya Avanza warna Silver Nopol lupa sebesar Rp 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah) milik Saksi-3 akan digadaikan.
4. Bahwa benar ketika Terdakwa menawarkan mobil tersebut, Terdakwa mengatakan mobil tersebut adalah milik Pak Edi seorang Anggota Polisi berpangkat Letnan Kolonel yang dipindahkan dari Jakarta ke SPN Banyubiru karena memerlukan biaya sebesar Rp 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah).
5. Bahwa benar pada saat Terdakwa menawarkan mobil yang akan digadaikan kepada Saksi-2, Saksi-2 bersedia menerima gadai apabila mobil tersebut bukan mobil yang bermasalah, melainkan surat-suratnya lengkap seperti STNK maupun BPKB walaupun foto copynya, bila masih kridit Saksi-1 dan Saksi-2 minta bukti kreditnya.
6. Bahwa benar sesuai kesepakatan antara Terdakwa dan Saksi-3 maupun Saksi-2, dalam gadai menggadai tersebut dipotong langsung DP dan bungannya dibayar didepan masing- masing sebesar 5 %.
7. Bahwa benar pada hari Jum’at tanggal 13 Pebruari 2009 sekira pukul 11.00 Wib, ketika Saksi-1 dan Saksi-2 sedang berada di warung makan miliknya di Jalan Osa Maliki No. 45.A Salatiga, Terdakwa datang ke warung Saksi dengan berpakaian dinas PDL loreng menunjukkan mobil Toyota Avanza warna Silver Nopol lupa yang akan digadaikan.
8. Bahwa benar baik Saksi-1 maupun Saksi-2 setelah melihat mobil yang akan digadaikan menyetujuinya, dan pada saat itu juga Saksi menyerahkan uang gadai sebesar Rp. 10.000.000,-, yang disaksikan oleh Saksi-1, namun mobil dibawa kembali oleh Terdakwa karena akan dipinjam oleh temannya selama 2 (dua) hari, atas dasar saling percaya Saksi-2 mengjinkan mobil tersebut dibawa kembali oleh Terdakwa.
9. Bahwa benar pada saat itu juga terjadi kesepakatan antara Terdakwa dan Saksi-1 maupun Saksi-2 mobil tersebut untuk direntalka, selanjutnyua Terdakwa membawa mobil tersebut kembali untuk direntalkan kepada teman Terdakwa yang bernama Serda Suhadi selama 2 (dua) hari ke Cilacap sebesar Rp.
500.000,- (lima ratus ribu rupiah), setelah selesai Terdakwa menyerahkan uang rental kepada Saksi-1 sebesar Rp. 400.000,- adapun yang Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) sebagai komisi Terdakwa sesuai perjanjian.
10. Bahwa benar pada hari Senin tanggal 16 Pebruari 2009 sekira pukul 15.00 Wib Terdakwa datang ke warung Saksi-1 untuk minta kekurangan pembayaran mobil yang digadaikan, namun oleh Saksi-2 sudah ditransfer langsung ke Saksi-3 sebanyak Rp 5.000.000,- (Lima juta rupiah), adapun kekurangannya sebesar Rp 8.500.000,- (Delapan juta lima ratus rupiah) akan di bayar pada hari Kamis tanggal 19 Pebruari 2009.
11. Bahwa benar jumlah uang gadai yang dibayarkan kepada Saksi-3 sebanyak Rp. 22.500.000,- karena dipotong langsung, yaitu Bunga 5 % dan DP 5 %, sebesar Rp 2.500.000,- (Dua juta lima ratus rupiah).
12. Bahwa benar setelah mobil dikembalikan oleh Serda Suhadi, mobil disewa lagi oleh Sdr. Hendro yang beralamat Klereo Kab.
Semarang selama 4 (empat) hari sebesar Rp. 1.000.000,-, (Satu juta rupiah), kemudian Terdakwa menyerahkan langsung uang rental tersebut kepada Saksi-1 sebesar Rp. 800.000,- (Delapan ratus ribu rupiah) sedangkan yang Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) untuk komisi Terdakwa sesuai perjanjian.
13. Bahwa benar setelah selesai 4 (empat) hari Sdr. Hendro menemui Terdakwa untuk memperpanjang sewa mobil tersebut selama 3 (tiga) hari, dan Sdr. Hendro langsung membayar Rp 750.000,- (Tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) kepada Terdakwa, dan Terdakwa langsung menyerahkan uang rental tersebut kepada Saksi-1 dan Saksi-2 sebesar Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) adapun yang Rp. 150.000,- sebagai komisi Terdakwa.
14. Bahwa benar setelah jatuh tempo Sdr. Hendro tidak menyerahkan mobil kepada Terdakwa, sehingga Terdakwa menghubungi Sdr. Hendro menanyakan keberadaan mobil yang direntalnya, dari pengakuan Sdr. Hendro mobil tersebut telah digadaikan di daerah Yogyakarta sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).
15. Bahwa benar atas kejadian tersebut, Terdakwa melaporkan Sdr. Hendro ke Polisi Banyubiru.
16. Bahwa benar karena Terdakwa tidak segera menyerahkan mobil kepada Saksi-1/Saksi-2, sehingga Saksi-1/Saksi-2 mengejar-ngejar Terdakwa minta agar mobil yang dirental oleh teman Terdakwa segera dikembalikan, atas permintaan Saksi-1/
Saksi-2 Terdakwa menjelaskan kalau mobil tersebut mengalami kecelakaan di Yogyakarta, akan tetapi Saksi-1 dan Saksi-2 tidak percaya dengan alasan Terdakwa, sehingga Saksi-1 dan Saksi-2 selalu menanyakan kepada Terdakwa mengenai keberadaan mobil tersebut.
17. Bahwa benar pada hari Sabtu tanggal 21 Maret 2009 sekira pukul 17.00 Wib Terdakwa mempertemukan Saksi-1 dan Saksi-2 dengan Dankinya (Kapten Jamian) untuk meyakinkan niat baik Terdakwa untuk mengembalikan uang Saksi-1/Saksi-2 dan Terdakwa berjanji akan mengembalikan uang Saksi-1 paling lambat akhir bulan Maret 2009 tetapi setelah jatuh tempo mobil terdakwa tidak juga dikembalikan demikian pula uang Saksi juga tidak dikembalikan.
18. Bahwa benar sesuai waktu yang dijanjikan oleh Terdakwa, yaitu akhir Maret 2009, Terdakwa juga belum dapat mengembalikan uangnya kepada Saksi-1/Saksi-2.
19. Bahwa benar setelah kurang lebih 2 (dua) minggu mobil digadaikan oleh Sdr Hendro, Saksi-3 menelpon Terdakwa memberitahu kalau mobil yang digadaikan tersebut akan ditebus, tidak berapa lama datang Sopir Saksi-3 yang bernama Sdr. Muslih (Saksi-4) datang menemui Terdakwa dengan membawa uang sebesar Rp 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) menemui Tedakwa di daerah Secang Kab Magelang karena Terdakwa untuk mengambil mobil gadaian.
20. Bahwa benar karena Terdakwa tidak dapat mengembalikan dan menunjukkan keberadaan mobil, kemudian Terdakwa mempertemukan Saksi-4 dengan Sdr Aan yang beralamat di Sraten Salatiga yang mengetahui keberadaan mobil karena ketika Sdr. Hendro menggadaikan mobil, Sdr. Aan mengetahuinya, sedangkan Terdakwa tidak ikut karena menunggu tamu.
21. Bahwa benar setelah Saksi-4 dan Sdr. Aan bertemu dengan orang yang menerima gadai mobil milik Saksi-3, Saksi-4 menebusnya dengan menyerahkan uang sejumlah Rp.
25.000.000,- dan meminta mobil Toyota Avanza milik Saksi-3 yang digadaikan oleh Sdr. Hendro selanjutnya menyerahkan kepada Saksi-3.
22. Bahwa benar karena Terdakwa belum dapat mengembalikan uang milik Saksi-1, Terdakwa menjaminkan sepeda motornya jenis Honda Blade Nopol H 2197 GV kepada Saksi-1 / Saksi-2.
23. Bahwa benar karena Saksi-1/Saksi-2 membutuhkan uang sehungga motor Terdakwa digadaikannya tanpa memberitahukan kepada Terdakwa, dan sampai saat ini motor Terdakwa yang digadaikan oleh Saksi-1 / Saksi-2 tidak diketahui keberadaannya.
24. Bahwa benar Terdakwa menyesali perbuatannya dan tidak akan mengulangi lagi.
Menimbang : Bahwa lebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut :
1. Bahwa mengenai keterbuktian unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer, Majelis Hakim akan membuktikan sendiri dalam putusannya.
2. Bahwa mengenai pidana yang dijatuhkan terhadap diri Terdakwa, Majelis Hakim akan mempertimbangkan sendiri dalam putusannya.
Menimbang : Bahwa selanjutnya Majelis menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Tim Penasehat Hukum Terdakwa dalam Pledoinya dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut :
Bahwa pledoi Penasihat Hukum yang menyatakan dengan tidak disidiknya Sdr. Muslih, Sdr. A’an, Sdr. Hendro dan Sdri.
Jamilah sebagai Saksi dalam perkara Terdakwa ini, maka secara hukum berkas perkara tersebut tidak lengkap. Dengan tidak lengkapnya berkas perkara dari Penyidik maka Oditur telah membuat Surat Dakwaan tidak secara cermat dan tidak lengkap sebagaimana yang dikehendaki dalam pasal 130 ayat (2) Undang- undang Nomor 31 tahun 1997, sehingga dakwaan tersebut batal demi hukum.
Bahwa terhadap pledoi Penasihat Hukum tersebut Majelis memberikan pendapatnya sebagai berikut :
Bahwa sesuai sesuai pasal 130 ayat (2) Undang-undang Nomor 31 tahun 1997 dakwaan dapat dinyatakan batal demi hukum, bilamana dakwaan :
a. Dakwaan tidak diberi tanggal dan tidak ditandatangani oleh Oditur.
b. Dakwaan tidak memuat/berisi nama lengkap, pangkat, Nrp, jabatan, kesatuan, tempat dan tanggal lahir / umur, jenis kelamin, kewarganegaraan, agarma dan tempat tinggal Terdakwa.
c. Uraian fakta tidak cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana dilakukan.
2. Bahwa dakwaan Oditur Militer telah diberi tanggal dan ditandatangani oleh Oditur Militer.
3. Bahwa dakwaan Oditur telah memuat/berisi nama lengkap, pangkat, Nrp, jabatan, kesatuan, tempat dan tanggal lahir / umur, jenis kelamin, kewarganegaraan, agarma dan tempat tinggal Terdakwa.
4. Bahwa dakwaan Oditur telah memuat uraian fakta tidak cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana dilakukan.
5. Bahwa sesuai permohonan Penasihat Hukum, telah dihadirkan 2 (dua) orang Saksi tambahan yaitu Saksi 3 dan Saksi-4, sehingga menjadikan lebih terang dan jelas perkara Terdakwa.
Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pledoi Penasihat Hukum tidak dapat diterima dan haruslah dikesampingkan.
Bahwa terhadap pledoi Penasihat Hukum yang bersifat clemenstie yakni berupa permohonan keringanan hukuman yang akan dijatuhkan kepada diri Terdakwa. Majelis Hakim akan mempertimbangkan sekaligus dalam pertimbangan tentang berat ringannya pidana yang akan dijatuhkan kepada diri Terdakwa.
Menimbang : Bahwa selanjutnya Majelis akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam Repliknya, dan yang dikemukakan Penasehat Hukum Terdakwa dalam Dupliknya Majelis memberikan pendapatnya sebagai berikut :
Bahwa oleh karena Replik Oditur Militer bersifat menguatkan tuntutan yang sebelumnya, yakni keterbuktian dakwaan yang didakwakan. Demikian juga Duplik Penasihat Hukum Terdakwa hanya menguatkan pada pembelaan yang dibacakan sebelumnya, maka Majelis tidak perlu untuk memberikan pendapatnya secara khusus.
Menimbang : Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam Surat Dakwaannya adalah dakwaan alternatif ke satu atau ke dua.
Menimbang : Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam surat dakwaannya adalah dakwaan alternatif yakni alternati ke satu :
“penipuan” dan alternatif ke dua : “penggelapan”.
Menimbang : Bahwa Terdakwa hanya dapat dinyatakan terbukti bersalah apabila perbuatan Terdakwa telah memenuhi semua unsur dari pasal tindak pidana yang didakwakan, serta kepada Terdakwa dapat pula dipertanggung jawabkan atas segala perbuatannya.
Menimbang : Bahwa Terdakwa berdasarkan Surat Dakwaan Oditur Militer dihadapkan kepersidangan dengan dakwaan alternatif yakni alternatif ke satu pasal 378 KUHP dan alternatif ke dua pasal 372 KUHP.
Menimbang : Bahwa untuk tertib hukum Majelis akan membuktikan terlebih dahulu dakwaan alternatif ke satu sebagaimana yang telah dibuktikan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya.
Menimbang : Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam surat dakwaannya mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
Unsur ke-1 : Barang siapa.
Unsur ke-2 : Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum Unsur ke-3 : Dengan memakai nama palsu atau martabat
palsu dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan sesuatu kepadanya atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang.
Menimbang : Bahwa mengenai unsur ke-1 “Barang siapa” tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
Bahwa yang dimaksud dengan “Barang siapa” dalam pengertian KUHP adalah seorang atau badan hukum. Bahwa yang dimaksud dengan orang yaitu sebagaimana diatur dalam pasal 2 sampai pasal 9 KUHP, dalam rumusan pasal tersebut adalah semua warga Negara Indonesia termasuk warga Negara Asing yang memenuhi persyaratan yang diatur dalam pasal 2 sampai dengan pasal 9 KUHP tersebut, dalam hal ini termasuk pula anggota angkatan perang (Anggota TNI).
Bahwa untuk dapat menjatuhkan hukuman (pidana) kepada pelaku atau subyek, maka ia harus mampu bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya itu. Dengan kata lain bahwa pelaku sebagai subjek hukum pada waktu melakukan tindak pidana tidaklah diliputi oleh keadaan-keadaan sebagaimana diatur dalam pasal 44 KUHP yakni jiwa cacat dalam pertumbuhannya atau jiwanya terganggu karena penyakit.
Bahwa berdasarkan keterangannya para Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa dan alat bukti surat yang terungkap dalam persidangan, terungkap fakta-fakta sebagai berikut :
1. Bahwa benar Terdakwa menjadi Prajurit TNI AD sejak tahun 1997 melalui pendidikan Secaba di Dodik Rindam IV / Diponegoro di Magelang selama 6 (enam) bulan setelah lulus di lantik dengan pangkat Serda selanjutnya ditugaskan di Yonkav-2/ Tank sampai dengan melakukan tindak pidana yang menjadi perkara ini dengan pangkat Serka NRP 21970039790175.
2. Bahwa benar Terdakwa pada waktu datang dipersidangan menggunakan pakaian seragam TNI-AD lengkap dengan atributnya dengan pangkat Serka selayaknya seorang TNI- AD.
3. Bahwa benar Terdakwa belum mengakhiri maupun diakhiri ikatan dinasnya melainkan masih menjadi Prajurit TNI-AD aktif dengan pangkat Serka.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis berpendapat bahwa unsur kesatu “Barang siapa”, telah terpenuhi.
Menimbang : Bahwa mengenai unsur kedua “Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum”, Majelis akan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
Bahwa unsur kesalahan dalam rumusan delik tersebut di rumuskan dengan kata “ Dengan maksud”. Pengertian kata dengan maksud adalah mengandung makna sebagai bentuk kesengajaan, dalam hal ini terdapat unsur kesengajaan pada diri si pelaku.
Yang dimaksud dengan sengaja adalah adanya kesadaran dan keinsyafan pada diri sipelaku dalam melakukan suatu tindakan.
Dengan kata lain bahwa pelaku menyadari dan menghendaki tindakan yang dilakukannya itu, termasuk akibat yang ditimbulkan dan perbuatannya tersebut.
Menurut Memori Van Toelichting (MVT) yang dimaksud
“Dengan sengaja” adalah menghendaki dan menginsyafi terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya. Bahwa pelaku yang melakukan suatu tindakan dengan sengaja adalah menghendaki terjadinya perbuatan tersebut dan menginsyafi tindakan beserta akibat yang terjadi dari tindakannya itu.
Bahwa yang dimaksud dengan “Melawan hukum” artinya bahwa seseorang telah melakukan suatu perbuatan yang bertentangan atau melanggar suatu ketentuan yang ada, atau perbuatan seseorang tersebut telah bertentangan dengan petunjuk yang diberikan kepadanya atau bahwa seseorang tersebut secara juridis tidak memiliki hak atau wewenang untuk melakukan suatu perbuatan tersebut.
Bahwa yang dimaksud dengan menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum adalah dengan menambah kekayaan pada dirinya atau orang lain dengan cara bertentangan dengan hukum.
Bahwa berdasarkan keterangannya para Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa dan alat bukti surat yang terungkap dalam persidangan, terungkap fakta-fakta sebagai berikut :
1. Bahwa benar sesuai kesepakatan antara Terdakwa dan Saksi-1 maupun Saksi-2 beserta Saksi-3 dalam menggadai mobil tersebut dipotong dengan DP dan bunga didepan/dipotong langsung masing- masing sebesar 5 %.
2. Bahwa benar pada hari Jum’at tanggal 13 Pebruari 2009 sekitar pukul 13.00 Wib Terdakwa datang ke warung makan milik Saksi-1 dan Saksi-2 di Jl. Osa Maliki Salatiga dengan membawa mobil Toyota Avanza warna silver Nopol lupa yang akan digadaikan untuk ditunjukkan kepada Saksi-1 dan Saksi-2, setelah ada kesepakatan antara Terdakwa dan Saksi-1 maupun Saksi-2, Saksi-1 dan Saksi-2 sepakat menerima gadai mobil tersebut. Kemudian Saksi-1 memberi uang sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sedangkan kekurangannya ditransfer langsung oleh Saksi-1/Saksi-2 kepada Saksi-3.
3. Bahwa benar pada saat itu juga terjadi kesepakatan antara Terdakwa dan Saksi-1 maupun Saksi-2 mobil tersebut untuk direntalkan dengan harga sewa Rp. 250.000,- perhari komisi sebesar Rp. 50.000,-, selanjutnyua Terdakwa membawa mobil tersebut kembali untuk direntalkan kepada teman Terdakwa yang bernama Serda Suhadi selama 2 (dua) hari ke Cilacap sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah), setelah selesai Terdakwa menyerahkan uang rental kepada Saksi-1 sebesar Rp. 400.000,- adapun yang Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) sebagai komisi Terdakwa sesuai perjanjian.
4. Bahwa benar pada hari Senin tanggal 16 Pebruari 2009 sekira pukul 15.00 Wib Terdakwa datang ke warung Saksi-1 minta kekurangan pembayaran uang gadai mobil, namun Saksi-2 hanya membayar Rp 5.000.000,- (Lima juta rupiah), sedangkan kekurangannya sebesar Rp 8.500.000,- (Delapan juta lima ratus rupiah) akan di bayar pada hari Kamis tanggal 19 Pebruari 2009, dan uang tersebut oleh Saksi-2 ditransfer langsung ke rekening Saksi-3.
5. Bahwa benar pembayaran uang gadai tersebut, oleh Saksi-2 dipotong langsung bunga sebesar Rp 5 % dan DP 5 %, sebesar Rp 2.500.000,- (Dua juta lima ratus rupiah).
6. Bahwa benar setelah mobil dikembalikan oleh Serda Suhadi, mobil disewa lagi oleh Sdr. Hendro yang beralamat Klereo Kab.
Semarang selama 4 (empat) hari sebesar Rp. 1.000.000,-, (Satu juta rupiah), kemudian Terdakwa menyerahkan langsung uang rental tersebut kepada Saksi-1 sebesar Rp. 800.000,- (Delapan ratus ribu rupiah) sedangkan yang Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) untuk komisi Terdakwa sesuai perjanjian.
7. Bahwa benar setelah selesai 4 (empat) hari Sdr. Hendro menemui Terdakwa untuk memperpanjang sewa mobil tersebut selama 3 (tiga) hari, dan Sdr. Hendro langsung membayar Rp 750.000,- (Tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) kepada Terdakwa, dan Terdakwa langsung menyerahkan uang rental tersebut kepada Saksi-1 dan Saksi-2 sebesar Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) adapun yang Rp. 150.000,- sebagai komisi Terdakwa.
8. Bahwa benar setelah jatuh tempo Sdr. Hendro tidak menyerahkan mobil kepada Terdakwa, sehingga Terdakwa
menghubungi Sdr. Hendro mengenai keberadaan mobil yang direntalnya.
9. Bahwa benar dari pengakuan Sdr. Hendro mobil telah digadaikan di daerah Yogyakarta sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).
10. Bahwa benar atas kejadian tersebut, Terdakwa melaporkan Sdr.
Hendro ke Polisi Banyubiru.
11. Bahwa benar setelah 2 (dua) minggu mobil Saksi-3 berada dalam gadaian, Saksi-3 menebusnya dengan cara memerintahkan Saksi-4 mendatangi rumah Terdakwa untuk mengambil mobil dengan membawa uang sebesar Rp. 25.000.000,-
12. Bahwa benar karena Terdakwa tidak dapat mengembalikan dan menunjukkan keberadaan mobil, kemudian Terdakwa mempertemu- kan Saksi-4 dengan Sdr Aan yang beralamat di Sraten Salatiga yang mengetahui keberadaan mobil karena ketika Sdr. Hendro menggadaikan mobil, Sdr. Aan mengetahuinya.
13. Bahwa benar Saksi-1/Saksi-2 karena Terdakwa tidak dapat menyerahkan mobil kepadanya, maka Saksi-1/Saksi-2 tetap meminta mobil yang digadaikan.
14. Bahwa benar disewakannya mobil tersebut kepada Serda Suhadi maupun Sdr. Hendro atas seijin / kesepakatan antara Terdakwa dan Saksi-1/Saksi-2 dan dari uang sewa yang diperoleh oleh Terdakwa diserahkan kepada Saksi-1 dan Saksi-2.
15. Bahwa benar digadaikannya mobil tersebut ke Yogyakarta bukan Terdakwa yang menggadaikan namun Sdr. Hendro yang menggadaikan, dengan kata lain mobil tersebut digadaikan tidak ada campur tangan dari Terdakwa, melainkan kehendak Sdr. Hendro sendiri.
16. Bahwa benar antara Terdakwa dan Saksi-1/Saksi-2 terjadi ikatan kerja sama menyewakan mobil, seharusnya Saksi-1 / Saksi-2 juga ikut bertanggung jawab, dan tidak dapat menekan Terdakwa.
Dari uraian tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat, bahwa dari kejadian ini tidak terdapat perbuatan Terdakwa yang melanggar hukum. Dengan demikian mengenai unsur “melawan hukum” tidak terbukti secara sah dan meyakinkan.
Menimbang : Bahwa oleh karena salah satu unsur dalam dakwaan alternatif kesatu tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, maka Majelis tidak perlu membuktikan unsur berikutnya, oleh karenanya Terdakwa harus dibebaskan dari dakwaan alternatif kesatu.
Menimbang : Bahwa karena dakwaan alternatif kesatu tidak terbukti maka Majelis akan membuktikan dakwaan alternatif kedua
Menimbang : Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam surat dakwaannya mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
Unsur kesatu : “Barang siapa”
Unsur kedua : “dengan sengaja dan melawan hukum”
Unsur ketiga : “memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain”
Unsur keempat : “yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan”
Menimbang : Bahwa mengenai unsur ke-1 “Barang siapa” tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
Bahwa yang dimaksud dengan “Barang siapa” dalam pengertian KUHP adalah seorang atau badan hukum. Bahwa yang dimaksud dengan orang yaitu sebagaimana diatur dalam pasal 2 sampai pasal 9 KUHP, dalam rumusan pasal tersebut adalah semua warga Negara Indonesia termasuk warga Negara Asing yang memenuhi persyaratan yang diatur dalam pasal 2 sampai dengan pasal 9 KUHP tersebut, dalam hal ini termasuk pula anggota angkatan perang (Anggota TNI).
Bahwa untuk dapat menjatuhkan hukuman (pidana) kepada pelaku atau subyek, maka ia harus mampu bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya itu. Dengan kata lain bahwa pelaku sebagai subjek hukum pada waktu melakukan tindak pidana tidaklah diliputi oleh keadaan-keadaan sebagaimana diatur dalam pasal 44 KUHP yakni jiwa cacat dalam pertumbuhannya atau jiwanya terganggu karena penyakit.
Bahwa berdasarkan keterangannya para Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa dan alat bukti surat yang terungkap dalam persidangan, terungkap fakta-fakta sebagai berikut :
1. Bahwa benar Terdakwa menjadi Prajurit TNI AD sejak tahun 1997 melalui pendidikan Secaba di Dodik Rindam IV / Diponegoro di Magelang selama 6 (enam) bulan setelah lulus di lantik dengan pangkat Serda selanjutnya ditugaskan di Yonkav-2/ Tank sampai dengan melakukan tindak pidana yang menjadi perkara ini dengan pangkat Serka NRP 21970039790175.
2. Bahwa benar Terdakwa pada waktu datang dipersidangan menggunakan pakaian seragam TNI-AD lengkap dengan atributnya dengan pangkat Serka selayaknya seorang TNI- AD.
3. Bahwa benar Terdakwa belum mengakhiri maupun diakhiri ikatan dinasnya melainkan masih menjadi Prajurit TNI-AD aktif dengan pangkat Serka.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis berpendapat bahwa unsur kesatu “Barang siapa”, telah terpenuhi.
Menimbang : Bahwa mengenai unsur ke-2 “dengan sengaja dan melawan hukum” tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
Menurut M.V.T yang dimaksud dengan sengaja (kesengajaan)adalah “menghendaki dan menginsyafi terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya.”
Ditinjau dari sifatnya “kesengajaan” terbagi :
1. Dolus Molus yaitu dalam hal seseorang melakukan suatu tindakan (tindak pidana), tidak saja ia hanya menghendakui tindakannya, tetapi juga ia menginsyafi bahwa tindakanya itu dilarang oleh UU dan diancam pidana.
2. Kleurloos begrip, kesengajaan yang tidak mempunyai sifat tertentu, yaitu dalam hal seseorang melakukan suatu tindakan (tindak pidana) tertentu cukuplah jika (hanya) menghendaki tindakannya.
3. Gradasi kesengajaan terdiri dari tiga diantaranya adalah kesengajaan sebagai maksud yang berarti terjadinya suatu tindakan atau akibat tertentu itu betul-betul sebagai perwujudan dari maksud atau tujuan dan pengetahuan dari si Pelaku/petindak (Terdakwa).
Yang dimaksud dengan melawan hukum menurut asas HR tanggal 31 Desember 1919 tentang pasal 1364 BW mengenai pengertian “Tindakan yang tidak sesuai dengan hukum berintikan :
a. Merusak hak subyektif seseorang menurut UU.
b. Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban (hukum/si Pelaku/Petindak menurut UU.
c. Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kepatutan masyarakat.
Dalam hal ini pelaku telah melakukan tindakan/perbuatan yang merusak hak subyektif seseorang (yaitu hak milik atas sesuatu barang), yang bertentangan dengan kewajiban hukum si Pelaku dan yang bertentangan dengan kepatutan masyarakat.
Bahwa berdasarkan keterangannya para Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa dan alat bukti surat yang terungkap dalam persidangan, terungkap fakta-fakta sebagai berikut :
1. Bahwa benar sesuai kesepakatan antara Terdakwa dan Saksi-1 maupun Saksi-2 beserta Saksi-3 dalam menggadai mobil tersebut dipotong dengan DP dan bunga didepan/dipotong langsung masing- masing sebesar 5 %.
2. Bahwa benar pada hari jum’at tanggal 13 Pebruari 2009 sekitar pukul 13.00 Wib Terdakwa datang ke warung makan milik Saksi-1 dan Saksi-2 di Jl. Osa Maliki Salatiga dengan membawa mobil Toyota Avanza warna silver Nopol lupa yang akan digadaikan untuk ditunjukkan kepada Saksi-1 dan Saksi-2, setelah ada kesepakatan antara Terdakwa dan Saksi-1 maupun Saksi-2, Saksi-1 dan Saksi-2 sepekat menerima gadai mobil tersebut. Kemudian Saksi-1 membri uang sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sedangkan kekurangannya akan dibayar pada hari Senin, adapun uang tersebut oleh Terdakwa diserahkan kepada Saksi-4 untuk diserahkan kepada Saksi-3.
3. Bahwa benar pada saat itu juga terjadi kesepakatan antara Terdakwa dan Saksi-1 maupun Saksi-2 mobil tersebut untuk direntalkan dengan harga sewa Rp. 250.000,- perhari komisi sebesar