VOLUME IV, NOMOR 1, JULI 2015
JURNAL FARMASI UDAYANA
VOLUME IV NOMOR 1 HALAMAN 1 - 103 EDISI JULI 2015
PENERBIT JURUSAN FARMASI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN - BALI
INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2015 i
JURNAL FARMASI UDAYANA
INFORMASI BAGI PENULIS DAFTAR ISI
 Deskripsi
 Pembaca
 Editor
 Petunjuk Penulisan
DESKRIPSI
Jurnal Farmasi Udayana merupakan jurnal elektronik yang dikelola oleh jurusan Farmasi FMIPA Udayana. Jurnal ini yang merupakan media publikasi penelitian dan review article pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif , kreatif, original dan didasarkan pada scientific. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini meliputi penemuan obat, sistem penghantaran obat serta pengembangan obat.
Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia medisinal, farmakologi, farmakokinetika, farmakodinamika, analisis farmasi, sistem penghantaran obat, teknologi farmasi, bioteknolofi farmasi, obat herbal dan komponen aktif tanaman serta evaluasi klinik obat.
PEMBACA
Ilmuwan di bidang kimia medisinal, farmasetika dan biofarmasetika, farmakologi, kimia analisis, farmakologi klinik, mikrobiologi, bioteknologi, kimia dan statistika
EDITOR
Penanggungjawab : Dr.rer.nat. I M.A.G. Wirasuta, M.Si., Apt Ketua Dewan Redaksi : Cokorda Istri Sri Arisanti, S.Farm, M.Si., Apt Wakil Dewan Redaksi : Ni Kadek Warditiani, S.Farm., M.Sc., Apt Anggota
Ni Nyoman Wahyu Udayani, S.Farm., M.Sc., Apt Ni Made Widi Astuti, S.Farm., M.Si.
Mitra Bestari:
Ketua : Drs. I N.K. Widjaja , M.Si., Apt
Wakil Ketua : Luh Putu Febryana Larasanty, S.Farm.,M.Sc., Apt Anggota:
a. Ni PutuAriantari, S.Farm., M.Farm., Apt (Biologi Farmasi)
b. Ni Putu Ayu Dewi Wijayanti, S.Farm., M.Si., Apt (Teknologi Farmasi) c. I G. N. Agung Dewantara, S.Farm., M.Sc., Apt (Teknologi Farmasi) d. Rasmaya Niruri, S.Si., M.Farm.Klin., Apt (Biomedik dan Farmakologi) e. Ni Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi)
INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2015 ii PETUNJUK PENULISAN
PENDAHULUAN
Naskah yang diajukan ke jurnal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) topik artikel akan melewati proses review terlebih dahulu oleh editor, dan (2) artikel belum dipublikasikan atau akan dipublikasikan seluruhnya atau sebagian di jurnal lain atau media publikasi yang lain.
Tipe artikel
Artikel hasil penelitian Review article
Naskah review article harus memuat: judul, abstrak dan kata kunci (3-6 kata), pendahuluan, pembahasan khusus oleh penulis, kesimpulan, ucapan terima kasih, daftar pustaka, gambar dan tabel. Tiap pokok bahasan dari pendahuluan sampai kesimpulan harus diberi nomor. Sub pokok bahasan juga harus dinomori dengan 1.1., 1.2., 1.3., dan seterusnya. Setiap halaman harus diberi nomor dan judul harus diberi halaman 1.
FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN Conflict of interest
Semua penulis wajib menghindari terjadinya Conflict of interest yang meliputi pembiayaan atau hubungan dengan orang lain atau badan paling lama tiga tahun sebelum pengajuan artikel ke jurnal yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung penelitian yang bersangkutan
Contoh hal yang potensial menyebabkan Conflict of interest antara lain pekerja, konsultan, kepemilikan bahan, honor, pengajuan registrasi/paten, hibah atau sumber dana yang lain.
Verifikasi Artikel
Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak dalam posisi akan diterbitkan pada jurnal lain, artikel telah mendapat persetujuan semua penulis yang tercantum di dalam artikel yang bersangkutan dan secara eksplisit telah mendapat persetujuan dari tempat dimana penulis melakukan penelitian dan jika diterima, artikel tidak dipublikasikan di tempat lain dalam bentuk yang sama dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya untuk menghindari plagiarisme
Konstribusi
Semua penulis harus berpartisipasi di dalam penelitian dan atau penyipan naskah, sehingga fungsi dari masing-masing penulis harus didefinisikan.
INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2015 iii Kepemilikan artikel
Semua penulis harus memiliki peran penting pada setiap tahap pengajuan artikel yang meliputi: (1) konsep dan desain penelitian, pengolahan data atau menganalisis atau menginterpretasi data, (2) memperbaiki naskah, (3) menyetujui draf akhir yang akan dipublikasikan
Perubahan penulis
Pada jurnal ini dimungkingkan untuk menambahkan, pengurangi, mengubah urutan penulis untuk naskah yang diterima. Hal-hal yang perlu dilakukan antara lain: membuat permintaan untuk dapat menambahkan, mengurangi atau mengubah urutan penulis kepada pengelola jurnal yang diajukan oleh corresponding author yang dicantumkan di dalam naskah yang diajukan dan meliputi: (a) alasan mengapa nama penulis harus ditambahkan, dikurangi atau diubah susunannya (b) konfirmasi tertulis (e-mail, fax, surat) dari semua penulis yang menyatakan persetujuan dengan perubahan tersebut di atas
Bahasa
Penulisan menggunakan bahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan.
PERSIAPAN
Penggunaan program miscrosoft word. File dibuat dalam format asli menggunakan program miscrosoft word. Teks harus dibuat dalam format satu kolom, huruf font Times new roman 11, 1 spasi, ditulis dalam kertas ukuran A4.
Struktur Artikel
Sub pokok bahasan-penomoran
Artikel dibagi menjadi pokok bahasan dengan penomoran yang jelas. Sub pokok bahasan harus diberi nomor 1.1 (kemudian 1.1.1, 1.1.2,...), 1.2 dan seterusnya.
Abstrak tidak dimasukkan dalam sistem penomoran.
Pendahuluan
Nyatakan tujuan dan landasan penelitian, hindari tinjauan pustaka yang terperinci atau kesimpulan dari hasil penelitian
Bahan dan metode
Ungkapkan bahan dan metode secara terperinci untuk kemungkinan keterulangan penelitian. Metode yang umum digunakan cukup menunjukkan sumber pustaka, hanya modifikasi yang relevan yang harus dideskripsikan
Hasil
Pengungkapan hasil harus jelas dan ringkas Pembahasan
Bagian ini harus merupakan kajian mendalam dari hasil penelitian, jangan mengulang pengungkapan hasil. Hindari kutipan dan pembahasan yang berlebihan dari penelitian sebelumnya
INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2015 iv Kesimpulan
Kesimpulan utama dari penelitian sebaiknya ditampilkan dalam kalimat yang singkat dan jelas, yang dapat menjadi bagian tersendiri di dalam pokok bahasan kesimpulan atau menjadi bagian dari pembahasan atau hasil
Appendik
Jika apendik lebih dari satu maka harus dibuat sebagai A, B dan seterusnya.
Persamaan matematika harus diberi nomor terpisah: Pers. (A.1), Pers. (A.2) dan seterusnya. Hal yang sama juga berlaku untuk tabel dan gambar: Tabel A.1;
Gambar. A.1
Informasi penting dalam struktur artikel Judul
Ringkas, jelas dan informatif. Jika dimungkinkan hindari pencantuman persamaan matematika dan singkatan
Nama penulis dan institusi
Ungkapkan institusi tempat bekerja (tempat dimana penelitian dilakukan) di bawah nama penulis. Tunjukkan institusi penulis dengan supercript di belakang nama penulis dan didepan nama institusi. Tuliskan alamat lengkap termasuk kode pos dan nama kota, jika perlu disertakan alamat email masing-masing penulis
Alamat korespondensi
Tunjukkan dengan jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap korespondensi semua tahap dari pengajuan, revisi, publikasi maupun sampai pasca publikasi.
Cantumkan nomor telepon disamping alamat email, kode pos. Kontak terperinci harus tetap diperbaharui oleh korespondensi penulis
Alamat penulis
Jika alamat penulis berbeda dibandingkan dengan tempat penelitian semula, maka alamat terbaru atau tetap penulis sebagai catatan kaki dari nama penulis. Alamat dimana penelitian semula dilakukan oleh penulis tetap digunakan sebagai alamat utama. Penulisan catatan kaki untuk alamat terbaru maupun alamat tetap menggunakan supercrip dengan penomoran Arabic
Abstrak
Dibutuhkan abstrak yang jelas, ringkas dan sesuai fakta penelitian. Abstrak harus menunjukan tujuan penelitian secara tegas, hasil yang penting dan kesimpulan umum. Untuk memenuhi persyaratan abstrak ini, disarankan untuk tidak menyertakan tinjauan pustaka, tetapi jika sangat diperlukan wajib mengutip nama penulis dan tahun. Disamping itu dihindari pencantuman singkatan yang tidak umum tetapi jika sangat diperlukan maka harus dijelaskan pada awal abstrak itu sendiri
Gambar
Gambar harus dibuat untuk menyimpulkan isi dari artikel secara jelas untuk dapat menarik perhatian pembaca yang berasal dari berbagai bidang yang berhubungan
INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2015 v dengan farmasi. Gambar harus dibuat dalam bagian terpisah dari artikel. Ukuran gambar: sediakan gambar dengan minimal setara 531x1328 pixel atau lebih, tetapi dapat tetap terbaca pada layar 200x500 pixel (pada 91 dpi yang sama dengan 5 x13 cm). Program yang digunakan dapat berupa pdfatau MS Word
Kata kunci
Kata kunci maksimal 6 kata diletakkan langsung di bawah abstrak, hindari penggunaan frase dan penghubung (dan, dari dan sebagainya)
Singkatan
Deskripsikan singkatan yang tidak umum sebagai catatan kaki pada halaman pertama artikel. Singkatan yang menjadi keharusan untuk diungkapkan pada abstrak diwajibkan didefinisikan pada bagian sebelum singkatan tersebut ditulis.
Penulisan singkatan harus konsisten pada seluruh artikel.
Ucapan terima kasih
Cantumkan ucapan terima kasih pada bagian terpisah di bagian akhir artikel sebelum daftar pustaka, hindari penyertaan ucapan terima kasih pada judul, sebagai catatan kaki judul atau bagian artikel lainnya. Buatlah rincian orang yang berkontribusi di dalam penelitian (penerjemah, pengetik atau pembaca dan lain sebagainya)
Unit
Gunakan satuan internasional (SI). Jika satuan diungkapkan dalam unit yang berbeda, sebaikknya diungkapkan kesetaraan dengan SI
Tabel
Penomoran tabel diurut berdasarkan urutan munculnya di dalam artikel. Tabel dibuat dengan tiga garis horisontal, hindari penggunaan garis vertikal dan data yang diungkapkan di dalam tabel tidak diungkapkan berulang pada bagian lain dari artikel
Daftar pustaka
Pastikan daftar pustaka tercantum di dalam artikel. Hasil yang belum dipublikasikan dan personal communication tidak direkomendasikan dimasukkan di dalam daftar pustaka. Pustaka yang ditandai dengan In Press menunjukan bahwa artikel tersebut telah disetujui untuk dipublikasikan dan dapat digunakan sebagai sumber pustaka. Penulisan pustaka mengikuti aturan penulisan pustakan jurnal ini.
Aturan penulisan pustaka
Daftar pustaka harus diurut berdasarkan alfabetis dan kronologi. Jika terdapat lebih dari satu sumber yang berasal dari penulis yang sama pada tahun yang sama, maka harus ditambahkan a, b, c dan seterusnya di belakang tahun terbit.
Penulisan buku
Penulis, A.A., Penulis, B.B., & Penulis, C.C. (tahun terbit). judul buku: sub judul.
(Edisi [jika bukan edisi pertama}). tempat terbit: penerbit
INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2015 vi Contoh:
Buku dengan satu penulis
Nama penulis (tanpa singkatan). (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit Reynords Hadi. (2000). Black pioners. Ringwood,Vic: Penguin
Buku dengan banyak penulis Dua-enam penulis
Dua penulis: kedua penulis. (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit Gilbert, R., & Gilbert, P. (1998). Maculinity goes to school. St. Leonards, N.S.W.:
Allen & Unwin Lebih dari 6 penulis
Setelah nama dan singkatan nama penulis ke-enam gunakan dkk Buku yang memiliki editor
Broinowski, A. (Ed.) (1990). ASEAN into 1990s. London: Macmillan
Nugent, S.L., Shore, C. (Eds.). (1997). Anthropologyband cultural study. London:
Pluto Press
Buku yang memiliki penulis dan editor
Valery, P. (1957). Oeuvres (J. Hytier, Ed). Paris: Gallimard Bab yang terdapat di dalam buku
Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul bab:sub judul. editor. judul buku. (hal. x-y). tempat terbit: penerbit
Artikel jurnal
Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul artikel. singkatan jurnal, volume (issue), halaman
Skipsi/Tesis/Disertasi
Nama penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul. skrispi/tesis/disertasi.
Universitas, kota
Sumber penulisan singkatan jurnal
Index Medicus journal abbreviations: http//www.nlm.nih.gov/tsd/serials/lji.html List of titlle word abbreviations: http//www.issn.org/2-22661-LTWA-online.php CAS (Chemical Abstract Service): http//www.cas.org/sent.html
Submission checklist
Daftar isian di bawah ini dapat digunakan untuk memudahkan pemeriksaan akhir sebelum artikel dikaji oleh editor.
Satu orang penulis ditunjuk sebagai corresponding author:
 alamat email
 kode pos
 nomor telepon atau fax
Semua file yang dibutuhkan telah diupload
 Kata kunci
 Gambar
INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2015 vii
 Tabel (termasuk judul, deskrispi, catatan kaki) Hal selanjutnya yang harus diperhatikan
 Gunakan penomoran baris (tiap 5 baris) untuk memudahkan pengkajian naskah
 Naskah telah dicek tata bahasa dan pengucapannya
 Pustaka telah ditulis sesuao format di dalam jurnal ini
 Semua pustaka yang ditulis di dalam daftar pustaka disinggung di dalam teks
 Izin telah didapat dari untuk materi yang memiliki hak cipta yang berasal dari sumber lain (termasuk web)
SETELAH ARTIKEL DITERIMA Perbaikan
Naskah yang telah dikoreksi akan dikirimkan kembali dalam bentuk pdf kepada corresponding author (melalui alamat email) sehingga penulis dapat mengunduh untuk keperluan pribadi. Gunakan perbaikan ini untuk mengecek urutan penulisan, mengedit, menyempurnakan dan memperbaiki tulisan, tabel dan gambar. Pengiriman naskah yang telah diperbaiki menyertakan koreksi pertama dari editor ini. Perubahan signifikan dari artikel yang disetujui untuk dipublikasikan dalam jurnal ini harus mendapat persetujuan dari penerbit. Kami akan berusaha untuk mempublikasikan artikel anda akurat dan cepat sehingga diharapkan kami menerima hasil koreksi anda paling lambat 5 hari kerja. Sangat penting koreksi artikel dilakukan dalam satu kali komunikasi sehingga cermati hal-hal yang harus dikoreksi sebelum dikirimkan kembali ke editor jurnal.
Naskah yang dipublikasikan
Artikel akan diberikan kepada corresponding author dalam bentuk pdf melalui email. Penulis akan menerima artikel sesuai format yang terbit di dalam jurnal dan disertai dengan cover jurnal.
INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2015 viii DAFTAR ISI
hal Halaman Judul ………...
Deskripsi Jurnal Farmasi Udayana ...
Petunjuk Penulisan ...
Daftar Isi ………..
Lembar Abstrak ……….
i i ii viii
ix
1 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Pada Teh Kombucha Lokal Bali ……… 1 2 Pengaruh Waktu Sentrifugasi Krim Santan Terhadap Kualitas Virgin Coconut Oil
(VCO) ……… 4
3 Anti Aterosklerosis Andrografolid dari Sambiloto melalui Mekanisme Antiinflamasi
secara In Silico………. 8
4 Uji Aktivitas Chelating Logam Ion Besi Minuman Gambir Kombucha Lokal Bali Secara In Vitro yang Berpotensi Untuk Pengobatan Alzheimer ……… 13 5 Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Kacang Tanah Dengan Metode Maserasi
Terhadap Profil Lipid Pada Tikus Sprague Dawley Diet Lemak Tinggi ……… 18 6 Pengaruh Madu Jamur Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan … 26 7 Data Tanaman Dan Pengobatan Pada Lontar Usada Rare ……… 29 8 Uji Aktivitas Vermisidal Ekstrak Etanol Biji Lamtoro (Leucaena leucocephala
(Lam.) de Wit) Pada Cacing Gelang Babi (Ascaris suum Goeze) Secara In Vitro …… 33 9 Pengaruh Karakteristik Responden Terhadap Minat Beli Produk Sampo Anjing
Pengunjung Pet Shop Wilayah Badung ………. 38 10 Uji Iritasi Gelling Agent Semi Sintetik HPMC pada Kelinci ……… 42 11 Pengaruh Kombinasi Asam Oleat dan Minyak Atsiri Bunga Kamboja Cendana
(Plumeria alba) sebagai Permeation Enhancer terhadap Karakter Fisik dan Pelepasan Ketoprofen dari Matriks Patch Transdermal ………. 46 12 Suplementasi Probiotik Terhadap Konsistensi Feses, Frekuensi dan Durasi Diare
Akut pada Anak di RSUP Sanglah ………. 55 13 Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Daun Singkong (Manihot utilissima Pohl)
terhadap Kadar Gula Darah Mencit Jantan Galur Balb/C yang Diinduksi Aloksan … 61 14 Pemberian Ekstrak Etanol Daun Kedondong Hutan Meningkatkan Berat Ginjal
Mencit Jantan Galur Balb/c ……… 65 15 Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Spondias pinnata terhadap Berat Badan
Mencit Betina Galur Balb/c selama Kebuntingan ……… 68 16 Angka Kejadian Anemia pada Pasien Anak Penderita HIV/AIDS di RSUP Sanglah
Denpasar ………..
72 17 Potensi lactobacillus sp. yang Diisolasi dari Susu Kuda Sumbawa dalam Mengontrol
Candida albicans Penyebab Kandidiasis ………. 78 18 Uji Aktivitas Vermisidal Ekstrak Etanol Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala
(Lam.) de Wit) Pada Cacing Gelang Babi ……….. 83 19 Hasil Skor Indeks Iritasi Primer Natrium Lauril Sulfat 1% sebagai Bahan Baku
Deterjen Sintetik ……… 87
20 Identifikasi Mutasi Gen rpoB Pada Daerah Hulu RRDR Mycobacterium Tuberculosis Multidrug Resistent Isolat P10 ……… 90 21 Uji Aktivitas Anti Cacing dengan Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda
citrifolia linn.) pada Cacing Gelang Babi ……… 95 22 Profil Stabilitas Fisika Kimia Masker Gel Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.)……… 99
Uji Iritasi Gelling Agent Semi Sintetik HPMC pada Kelinci (Trisnayanti, N. K. A., Dewantara, I. G. N.
A., Prasetia, I. G. N. J. A.,)
42
Uji Iritasi Gelling Agent Semi Sintetik HPMC pada Kelinci
Trisnayanti, N. K. A.1, Dewantara, I. G. N. A. 1, Prasetia, I. G. N. J. A. 1,
1Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
Korespondensi: Ni Komang Ayu Trisnayanti
Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 703837
Email: [email protected] ABSTRAK
Gel merupakan sistem semi padat yang terdiri dari suspensi partikel organik maupun anorganik yang berukuran besar ataupun kecil, terpenetrasi dalam suatu cairan. Bahan utama dalam pembuatan gel adalah gelling agent. Sebelumnya telah dilakukan penelitian formulasi gel menggunakan gelling agent HPMC yang optimum secara fisika dan kimia diproleh pada konsentrasi 15%. Namun, penggunaan HPMC pada konsentrasi di atas 5% dapat menimbulkan masalah iritasi kulit serta menimbulkan ketidaknyamanan yaitu rasa lengket selama penggunaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah gelling agent semi sintetik HPMC yang optimum secara fisik dan kimia pada konsentrasi 15%
menimbulkan iritasi pada kulit kelinci.
Pengujian ini di lakukan secara in vivo pada enam kelinci albino dewasa berkelamin jantan yang bulu di bagian punggungnya telah dicukur. Pencukuran ini dilakukan 24 jam sebelum diberi perlakuan.
Setelah 24 jam, perban dibuka dan area uji dibersihkan dengan air untuk menghilangkan sisa bahan uji.
Pada waktu 24, 48 dan 72 jam setelah pemberian bahan uji, kedua area uji diperiksa dan diamati perubahannya sebagai reaksi kulit terhadap bahan uji dan dinilai dengan cara memberi skor 0 sampai 4 tergantung tingkat keparahan reaksi kulit yang dilihat. Hasil penelitian menunjukkan gelling agent HPMC menghasilkan tingkat iritasi sedikit mengiritasi (0,41-1,9).
Kata Kunci: gelling agent, iritasi, HPMC.
1. PENDAHULUAN
Bahan pembentuk gel atau gelling agent adalah komponen polimer berberat molekul tinggi yang merupakan gabungan molekul- molekul dan lilitan-lilitan dari polimer molekul yang akan memberikan sifat kental pada gel.
Molekul-molekul polimernya berikatan melalui ikatan silang membentuk struktur jaringan tiga dimensi dengan molekul pelarut terperangkap dalam jaringan ini (Karsheva et al., 2007).
Gelling agent merupakan sejumlah polimer yang digunakan dalam pembentukan struktur berbentuk jaringan yang merupakan bagian penting dari sistem gel.Gelling agent juga merupakan bahan non terapetik yang berfungsi untuk mengatur atau mengontrol viskositas dari sediaan yang dibuat. Viskositas
larutan semakin meningkat dengan bertambahnya konsentrasi hidrokoloid, polimer yang bermuatan mempunyai kekentalan yang lebih tinggi (Ansel, 2008).
Hidroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC) merupakan gelling agent semi sintetik turunan selulosa yang tahan terhadap fenol dan umum digunakan sebagai eksipien dalam sediaan- sediaan farmasi. HPMC stabil pada pH 3 hingga 11.Sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh Arikumalasari (2013) tentang formulasi gel menggunakan gelling agent HPMC pada rentang konsentrasi 5-15% untuk memperoleh formula gel dengan sifat fisika dan kimia yang optimum.
Dari hasil penelitian formula HPMC yang optimum secara fisika dan kimia diproleh pada konsentrasi 15%. Namun, penggunaan HPMC pada konsentrasi di atas 5% dapat menimbulkan
Uji Iritasi Gelling Agent Semi Sintetik HPMC pada Kelinci (Trisnayanti, N. K. A., Dewantara, I. G. N.
A., Prasetia, I. G. N. J. A.,)
43 masalah iritasi kulit serta menimbulkan ketidaknyamanan yaitu rasa lengket selama penggunaan (Rowe 2009, Herdiana, 2007).
Iritasi merupakan gejala inflamasi yang terjadi pada kulit atau membrane mukosa segera setelah perlakuan berkepanjangan atau berulang dengan menggunakan bahan kimia atau bahan lain. Iritasi disebabkan oleh suatu bahan dapat terjadi pada setiap orang, tidak melibatkan system imun tubuh dan ada beberapa faktor- faktor yang memegang peranan seperti keadaan permukaan kulit, lamanya bahan bersentuhan dengan kulit dan konsentrasi dari bahan.
Gejala umum yang dapat terjadi jika terjadi iritasi seperti panas, disebabkan karena dilatasi pembuluh darahpada daerah yang terkena yang dapat dilihat dengan timbulnya kemerahan pada daerah kulit tersebut (eritema).
Selain itu dapat juga menyebabkan terjadinya edema, yang dapat diamati dengan terjadinya pembesaran plasma yang membeku pada daerah yang terluka, dan dipercepat dengan adanya jaringan fibrosa yang menutupi daerah tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, maka harus dilakukan uji iritasi sebelum pemakaian pada manusia sehingga mencegah reaksi hipersensitivitas. Adanya tanda-tanda iritasi pada kulit hewan coba, maka ada kemungkinan terjadi iritasi pada kulit manusia.
Pada penelitian ini, telah dilakukan uji iritasi pada gelling agent semi sintetik HPMC.
Permasalahan yang timbul, apakah gelling agent semi sintetik HPMC menimbulkan iritasi pada kulit hewan coba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah gelling agent semi sintetik HPMC yang optimum secara fisik dan kimia pada konsentrasi 15% menimbulkan iritasi pada kulit kelinci.
2. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah alat cukur, cawan porselen, gelas ukur, labu erlenmeyer, penangas air, Stuart Scientific, thermometer, timbangan analitik.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain HPMC, propilen glikol, metil paraben, propil paraben dan akuades.
2.2 Uji Iritasi Pada Kulit Kelinci
Uji iritasilakukan secara in vivo pada enam kelinci dengan metode Draize.Kelinci yang digunakan adalah kelinci albino dewasa berkelamin jantan yang bulu di bagian punggungnya telah dicukur. Pencukuran ini dilakukan 24 jam sebelum diberi perlakuan.
Sebelum dioleskan sediaan uji, setiap kelinci menerima epidermal abrasi paralel dengan menggunakan jarum steril. Bahan uji diberikan dengan cara dioleskan pada area uji. Setelah dioleskan bahan uji, area uji lalu ditutup dengan perban yang tidak reaktif.
Setelah 24 jam, perban dibuka dan area uji dibersihkan dengan air untuk menghilangkan sisa bahan uji. Pada waktu 24, 48 dan 72 jam setelah pemberian bahan uji, area uji diperiksa dan diamati perubahannya sebagai reaksi kulit terhadap bahan uji dan dinilai dengan cara memberi skor 0 sampai 4 tergantung tingkat keparahan reaksi kulit yang dilihat (Draize, 1959).
Tabel 1 Skor Derajat Eritema
REAKSI KULIT SKOR
Tanpa edema 0
Sangat sedikit edema (hampir tidak terlihat)
1 Edema tepi berbatas jelas 2 Edema sedang (tepi naik ± 1 mm) 3 Edema berat (tepi naik lebih dari 1 mm dan meluas keluar daerah pejanan)
4
Tabel 2. Skor Derajat Edema
Masing-masing sediaan uji di hitung jumlah dari indeks eritema dan indeks edema kemudian dihitung indeks iritasi dengan cara seperti berikut :
REAKSI KULIT SKOR
Tanpa eritema 0
Sangat sedikit eritema (nyaris tidak tidak terlihat)
1
Eritema berbatas jelas 2
Eritema sedang sampai berat 3 Eritema berat (merah bit) sampai sedikit membentuk kerak
4
Uji Iritasi Gelling Agent Semi Sintetik HPMC pada Kelinci (Trisnayanti, N. K. A., Dewantara, I. G. N.
A., Prasetia, I. G. N. J. A.,)
44 Derajat iritasi diperoleh dengan cara membandingkan indeks iritasi yang diperoleh dengan skor sebagai berikut:
Tabel 3. Skor Derajat Iritasi
EVALUASI SKOR
Tidak mengiritasi 0,0
Sangat sedikit iritasi 0,1-0,4
Sedikit iritasi 0,41-1,9
Iritasi sedang 2,0-4,9
Iritasi parah 5,0-8,0
(Sani dan Lukmayani, 2010).
3. HASIL
Tabel 4. Hasil Uji Iritasi
4. PEMBAHASAN
Iritasi adalah gejala inflamasi yang terjadi pada kulit atau membran mukosa segera setelah perlakuan berkepanjangan atau berulang dengan menggunakan bahan kimia atau bahan lain (Irsan dkk., 2013). Uji iritasi dilakukan pada sediaan kosmetik sebelum dijual ke masyarakat umum. Menurut Wasitaatmadja (1997), uji iritasi dilakukan untuk mencegah terjadinya efek samping terhadap kulit.
Uji iritasi dilakukan secara in vivo pada kelinci percobaan. Pengamatan untuk uji iritasi dilakukan pada 0 jam dan 24, 48 dan 72 jam setelah diberikan sediaan uji dengan cara mengamati reaksi kulit yang timbul dengan 2 parameter pengamatan, yaitu tingkat eritema (reaksi kemerahan) dan tingkat edema (bengkak) yang timbul. Pengamatan dilakukan pada jam 24, 48 dan 72 jam setelah perban dilepaskan bertujuan untuk mengetahui kemungkinan munculnya reaksi iritasi yang tertunda (Sulaksmono, 2001). Kemudian hasil pengamatan tersebut diberi skor 0 sampai dengan 4 sesuai dengan tingkat keparahannya.
Tingkat iritasi dihitung berdasarkan pada perhitungan skor pengamatan.
Nilai indeks iritasi yang ditunjukkan oleh gelling agent HPMC pada konsentrasi 15%
adalah sedikit mengiritasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Rowe (2009) yang menyatakan bahwa penggunaan HPMC pada konsentrasi di atas 5%
dapat menimbulkan masalah iritasi kulit. Hasil ini tidak tergolong membahayakan karena pada dasarnya sentivitas kulit hewan coba sedikit berbeda dengan kulit manusia.
5. KESIMPULAN
Hasil uji iritasi pada kelinci putih galur NewZealand menunjukkan bahwa gelling agent HPMC pada konsentasri 15% menunjukkan indeks sedikit mengiritasi (0,41-1,9).
UCAPAN TERIMA KASIH
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi atas dukungan dan dana penelitian yang telah diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Penerjemah: Farida Ibrahim. Jakarta: UI Press. Hal. 390-391.
Anwar, Effionora. 2012. Eksipien dalam Sediaan Farmasi. Jakarta : Penerbit Dian Rakyat.
Arikumalasari, J. 2013. Optimasi HPMC Sebagai Gelling Agent Dalam Formula Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Jimbaran : Universitas Udayana.
NO KELI NCI
24 JAM 42 JAM 72 JAM
ERITE MA
UDE MA
ERIT EMA
UDE MA
ERIT EMA
UDE MA
1 1 0 1 0 0 1
2 1 1 0 0 1 0
3 1 0 1 1 0 0
4 1 0 0 1 1 0
5 1 0 1 1 0 0
6 1 0 1 1 0 0
TOTAL 6 1 4 4 2 1
Indeks Iritasi Primer 0,46 KESIMPULAN Sedikit Iritasi
Indeks iritasi Primer =
Jumlah eritrema 24/48/72 jam + jumlah edema 24/48/72jam Jumlah kelinci
Uji Iritasi Gelling Agent Semi Sintetik HPMC pada Kelinci (Trisnayanti, N. K. A., Dewantara, I. G. N.
A., Prasetia, I. G. N. J. A.,)
45 Draize, J.H. 1959. Dermal Toxicity. Pages 46-59
in Appraisal of the Safety of Chemicals in Food, Drugs and Cosmetics. The Association of Food and Drug Officials of the United States, Bureau of Food and Drugs, Austin, TX.
Herdiana. Y. 2007. Formulasi Gel Undesilenil Fenilalanin Dalam Aktifitas Sebagai Pencerah Kulit. Universitas Padjadjaran.
Karsheva, M., S. Georgieva dan G. Birov. 2007.
Flow Behavior Of Two Industrially Made Shampoos. Journal of the University of Chemical Technology and Metallurgy, 40, 4, P.323-328.
Rowe, R.C., P. J. Sheskey, dan M. E. Quinn.
2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Sixth Edition. USA:
Pharmaceutical Press. Pp. 326-329; 441- 444; 592-594; 596-598.
Sani, E. P. dan Lukmayani Y. 2010. Sabun Transparan Berbahan Dasar Minyak Jelantah serta Hasil Uji Iritasinya pada Kelinci. Jurusan Farmasi, Universitas Islam Bandung.
Sulaksmono. 2001. Keuntungan dan Kerugian Patch Test (Uji Tempel) Dalam Upaya Menegakkan Diagnosa Penyakit Kulit Akibat Kerja (Occupational Dermatosis).
Surabaya: Universitas Airlangga.