22 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Adapun beberapa hasil temuan penelitian terhadulu yang membahas membahas tentang dampak peristiwa dan dapat dijadikan sebagai refesensi untuk pengetahuan yang lebih luas terhadap variable-variabel terkait, diantaranya adalah :
Stella Tri Anana (2020) melalui penelitiannya yang membahas tentang analisis pengaruh inflasi, investasi, dan tenaga kerja terhadap produk domestik regional bruto sektor industri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh inflasi, investasi, dan tenaga kerja terhadap PDRB sektor industri provinsi Sumatera Utara. Hasil estimasi OLS menunjukkan bahwa Variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap PDRB di Sumatera Utara., variabel investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB di Sumatera Utara dan variabel tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap PDRB di Sumatera Utara.
Dewi Maharani (2016) melalui penelitiannya yang membahas tentang analisis pengaruh investasi, tenaga kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Sumatera Utara. Penelitian ini merupakan studi kasus observasional dengan 9 Sektor Ekonomi di Provinsi Sumatera Utara, dengan jangka waktu 5 tahun (2003-2014).
Obyek penelitian terdiri dari 3 variabel, yaitu: Investasi Domestik, Investasi Asing dan Tenaga Kerja. Hipotesis, diharapkan tiga variabel yang secara kolektif mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Sumatera Utara. Data sekunder diperoleh dari publikasi hasil survei terkait dengan Statistik Indonesia (BPS) dengan time series 2003-2014, sehingga membentuk data neraca dikumpulkan, karena variabel data di seluruh waktu dan di berbagai tersedia dengan total 108 penampang Data. Analisis data menggunakan regresi linier log dengan bantuan uji statistik program aplikasi E-views 6.0 menggunakan metode regresi Fixed Effect Model terpilih. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari tiga variabel diduga
23
mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Sumatera Utara, dengan asumsi kondisi ceteris paribus bahwa: Investasi, Tenaga Kerja berpengaruh positif terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Sumatera Utara. Persentase Investasi Domestik, Investasi Asing dan Tenaga Kerja berpengaruh positif terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Sumatera Utara.
Arman Arifin (2016) melalui penelitiannya yang membahas tentang analisis pengaruh investasi, inflasi, dan upah minimum terhadap produk domestik regional bruto. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh investasi, inflasi dan upah minimum provinsi terhadap Produk Domestik Regonal Bruto Di Pulau Sulawesi periode 2010-2019. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan analisis data panel dengan menggunakan program Eviews 9. Hasil penelitian ni menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh negatif dan ignifikan terhadap tingkat PDRB di pulau Sulawesi.
Mursalam Salim (2005) melalui penelitiannya yang membahas tentang pengaruh investasi dan tenaga kerja terhadap produk domestik regional bruto Provinsi Papua”.Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh investasi dan jumlah tenga kerja baik secara parsial maupun simultan terhadap PDRB Propinsi Papua tahun 2006-2010. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan data sekunder menggunakan analisa regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh penanaman modal, baik dalam negeri (PMDN) maupun asing (PMA) terhadap pertumbuhan ekonomi diukur dengan nilai PDRB. Hasil dari penelitian in menunjukkan variabel investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB.
Dan variabel tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB di Provinsi Papua.
Patric Rarung (2016) melalui penelitiannya yang membahas tentang analisis pengaruh pendapatan asli daerah dan DAU terhadap produk domestik regional brutodi Kota Manado. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap PDRB di Kota Manado, Untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap PDRB di Kota Manado, Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh PAD dan
24
DAU terhadap PDRB di Kota Manado. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama sama pengaruh PAD dan DAU memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap perkembangan PDRB ADHK 2000 di Kota Manado.
Perkembangan PAD secara parsial mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap perkembangan PDRB ADHK 2000 di Kota Manado selama periode tahun 2005 – 2014.
Maria Diah Krisnandari (2019) melalui penelitiannya yang membahas tentang pengaruh pendapatan asli daerah, investasi, dan angkatan kerja terhadap produk domestik regional bruto. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji dan menganalisis pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), investasi, dan angkatan kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009-2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Linear Berganda..
Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) PAD berpengaruh positif terhadap PDRB Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009-2016; (2) investasi berpengaruh positif terhadap PDRB Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009- 2016; (3) angkatan kerja berpengaruh negatif terhadap PDRB Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009-2016;
dan (4) PAD, investasi, dan angkatan kerja merupakan prediktor PDRB Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009-2016.
Toni Kussetiyono Irawan (2013) melalui penelitiannya yang membahas tentang analisis pengaruh pendapatan asli daerah, investasi, dan angkatan kerja terhadap produk domestik regional bruto. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana PAD, investasi dan angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi data panel dengan menggunakan bantuan program komputer Eviews 6.0 dengan menggunakan data panel (time series dan cross section). hasil analisis data menunjukan bahwa 1) variabel PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar 0,149816, 2) variabel investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar 0,127815, 3)
25
variabel angkatan kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar 0,388708.
Desak Ayu Sriary (2018) melalui penelitiannya yang membahas tentang pengaruh pendapatan asli daerah, investasi total, dan laju inflasi terhadap produk domestik regional bruto. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui signifikansinya pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Investasi Total, dan Laju Inflasi terhadap Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Bali menggunakan periode tahun 2003-2017, baik secara parsial maupun simultan. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan tingkat keyakinan 95 persen. Hasil analisis data dengan menggunakan program SPSS versi 19. Hasil analisis diketahui bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB, dengan nilai thitung (9,309)>t-tabel (1,782). Investasi Total tidak berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap PDRB, dengan nilai t-hitung (-2,003)<t-tabel (1,782). Laju Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB, dengan nilai t-hitung (2,566)>t-tabel (1,782) dan variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap Produk Domestik Regional Bruto adalah Pendapatan Asli Daerah dengan nilai standardized coefficients sebesar 1,190.
Bintang Tri Putri Siregar (2019) melalui penelitiannya yang membahas tentang pengaruh pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan belanja modal terhadap produk domestik regional bruto. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Belanja Modal terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Kota Pematangsiantar. data digunakan model regresi liner berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square) dan dioleh menggunakan Eviews. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PAD berpengaruh positif tetapi signifikan terhadap PDRB, Dana perimbangan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PDRB dan Belanja Modal berpengaruh signifikan positif terhadap PDRB.
Puji Ratna Sari (2019) melalui penelitiannya yang membahas tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
26
Jumlah Penduduk, dan Inflasi Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten dan Kota se-Eks Karesidenan Surakarta. Metode pengumpulan sampel menggunakan teknik proposive sampling. Alat analisis yang digunakan meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, analisis regresi linier berganda, uji F, koefisien determinasi R2, dan uji t. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa variabel produk domestik regional bruto, jumlah penduduk dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah secara simultan maupun parsial.
Relevansi dari 10 penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan sekarang yaitu sama-sama meneliti pengaruh inflasi, investasi, dan pendapatan asli daerah terhadap produk domestik regional bruto. Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu terdapaat perbedaan pada variabel yang diteliti, metode yang diteliti dan juga objek yang diteliti.
B. Landasan Teori
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Menurut Todaro (2002) PDRB adalah nilai total atas segenap output akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian di tingkat daerah ( baik itu yang dilakukan oleh penduduk daerah maupun penduduk dari daerah lain yang bermukim di daerah tersebut). PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.
PDRB atas harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang di hitung menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas harga konstan menunujukan nilai tambah barang dan jasa yang di hitung menggunakan harga pada tahun tertentu.
PDRB atas harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengeahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun (BPS, 2007:2). Angka-angka PDRB dapat di hitung dengan tiga pendekatan yaitu :
27 1 PDRB Pendekatan Produksi
PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi yang berada di suatu wilayah /provinsi dalam periode tertentu (biasanya satu tahun).
Unit-unit tersebut dikelompokan menjadi 9 lapangan usaha yaitu:
a. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, b. Pertambangan dan penggalian
c. Industri pengelolaan d. Kontruksi
e. Perdagangan, hotel, dan restoran f. Pengankutan dan komunikasi
g. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, h. Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah.
2 PDRB Pendekatan Pendapatan
PDRB menurut pendapatan merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam prose produksi di suatu region dalam jangka waktu tertentu yaitu satu tahun.
Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung dan lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tak langsung neto sedangkan jumlah semua komponen pendapatan ini pers sektor disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral. Oleh karena itu, PDRB merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor (lapangan usaha).
3 PDRB Pendekatan Pengeluaran
Salah satu cara/pendekatan untuk mengetahui nilai PDRB dengan melihat sisi pengeluaran. Pos pendapatan nasional membagi GDP menjadi 4 kelompok pengeluaran (Mankiw. 2000 ; 24)
28
 Konsumsi
 Investasi
 Pembelian pemerintah
 Ekspor bersih (NX)
Jadi dengan menggunakan symbol Y untuk GDP menjadi : Y = (C + I +G +NX).
Persamaan ini disebut national income account adentity. Persamaan ini menegaskan bahwa PDRB merupakan total pengeluaran dari konsumsi rumah tangga (C) Investasi perusahaan (I) pembelian pemerintah (G) dan Ekspor Neto (NX).
Konsumsi terdiri dari barang dan jasa yang di beli rumah tangga. Konsumsi di bagi menjadi 3 kelompok yaitu : antara lain barang tidak tahan lama dan barang tahan lama dan jasa (service). Konsumsi dalam perekonomian memegang peranan penting dalam pembentukan GDP, karena hampir 70% GDP berasal dari konsumsi.
Investasi terdiri dari barang-barang yang di beli untuk penggunaan masa depan.
Investasi juga di bagi 3 kelompok 1.)investasi tetap bisnis (Bussines Fixed Investment) 2.) investasi tetap residensi (Residential Fixed Investment) 3.) dan investasi persediaan (Inventory Investmen). Investasi tetap bisnis adalah peralatan dan struktur yang di beli perusahaan untuk penggunaan dalam produksi mendatang. Misalnya pembelian pabrik. Investasi tetap residensi adalah perumahan yang baru yang di beli seseorang untuk di tinggali atau untuk disewakan.sedangkan investasi persediaan adalah perubahan dalam kuantitas barang yang disimpan perusahaan di gudang termasuk bahan baku dan perlengkapan barang jadi dan barang setengah jadi. Investasi persediaan ini akan meningkatkan persedian barang perusahaan.
Pembelian pemerintah (government purchases) adalah barang dan jasa yang di beli oleh pemerintah pusat, negara bagian, dan daerah.
Ekspor bersih adalah nilai barang dan jasa yang di ekspor ke negara lain di kurangi nilai barang dan jasa yang diimpor dari negara lain yang merupakan cerminan neraca perdagangan suatu negara.
29 b. Inflasi
1 Pengertian Inflasi
Menurut William A. McEachern (2000:133) , inflasi adalah kenaikan terus menerus dalam rata-rata tingkat harga. Jika tingkat harga berfluktuasi, bulan ini naik dan bulan depan turun, setiap danya kenaikan kerja tidak berarti sebagai inflasi. Kita bisa engukur inflasi atas dasar waktu tahunan. Tingkat inflasi tahunan adalah presentase kenaikan rata-rata tingkat harga dari suatu tahun ke tahun berikutnya.
Salah satu akibat yaitu inflasi cenderung menurunkan kesejahteraan individu dan masyarakat. Para pelaku ekonomi seperti para pekerja yang bergaji tetap.
Inflasi biasanya berjalan lebih cepat dari pada kenaikan upah para pekerja. Upah riil para pekerja akan merosot disebabkan oleh inflasi, dan ini berarti tingkat kesejahteraan/kemakmuran sebagian besar masyarakat dengan sendirinya akan turut merosot. Jadi, dampak buruk inflasi tersebut terhadap individu dan masyarakat yaitu :
a. Menurunkan penapatan riil bagi orang-orang yang berpendapatan tetap;
b. Mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang;
c. Memperburuk pembagian kekayaan atau memperlebar jurang distribusi antargolongan pendapatan
Laju inflasi adalah tingkat perubahan harga umum yang diukur sebagai berikut : Laju inflasi tahun t = (𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡)−(𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡−1)
(𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡−1) x 100 2 Dua Sumber Inflasi
a. Demand Pull Inflation
Inflasi karena kenaikan permintaan agregat. Dalam inflasi jenis tersebut, kenaikan kurva permintaan agregat menarik tingkat arga ke atas. Agar demandpull inflation dapat terus terjadi, maka kurva permintaan agregat harus terus bergeser ke atas sepanjang kurvapenawaran agregat. (William A.
McEachern, 2000:133).
30 b. Cost-Push Inflation
Inflasi yang terjadi karena penurunan penawaran agregat. Kenaikan biaya produksi “mendorong” tingkat harga ke atas. Penurunan penawaran agregat biasanya tidak hanya menyebabkan kenaiakn tingkat harga, tetapi juga penurunan tingkat output, yaitu kombinasi yang disebut sebagai Staglasi. Agar cost-push inflation dapat terjadi maka kerva penawaran agregat harus terus bergeser ke kiri sepanjang kurva penawaran agregat. (William A. McEachern, 2000:133)
c. Investasi
1 Pengertian Investasi
Teori ekonomi mendifinisikan investasi sebagai pengeluran- pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk menggantikan dan terutama menambah barang- barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa yang akan datang. Dengan kata lain, dalam teori ekonomi investasi berarti kegiatan pembelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam suatu perekonomian.
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.
Menurut samuelson, investasi meliputi penambahan stok modal atau barang di suatu negara, seperti bangunan peralatan produksi, dan barang- barang inventaris dalam waktu satu tahun. investasi merupakan langkah mengorbankan konsumsi di waktu mendatang.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwaannya investasi atau penanaman modal merupakan pengeluaran atau pembelanjaan yang dapat berupa jenis barang modal, bangunan, peralatan modal, dan barang- barang inventaris yang digunakan untuk menambah kemampuan memproduksi
31
barang dan jasa untuk meningkatkan produktivitas kerja sehingga terjadi peningkatan output yang dihasilkan dan tersedia untuk masyarakat.
Bagi suatu negara tidak hanya untuk memaksimalkan output, tetapi untuk menentukan distribusi tenaga kerja dan juga distribusi pendapatan, pertumbuhan dan kualitas penduduk serta teknologi. Tingkat investasi yang tinggi akan meningkatkan kapasitas produksi yang pada akhirnya berujung pada pembukaan lapangan baru. Adanya investasi juga memungkinkan terjadinya transfer teknologi dan pengetahuan dari negara maju ke negara berkembang.
2 Teori Investasi
Dalam jangka panjang pertumbuhan investasi berpengaruh pada bertambahnya stok capital dan selanjutnya menaikan produktivitas. Dibawah ini adalah teori- teori tentang investasi :
1) Teori Klasik
Pada ahli ekonom klasik berpendapat bahwa investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga maka keinginan untuk melakukan investasi akan semakin kecil. Makin rendah tingkat bunga maka pengusaha akan terodorng untuk melakukan investasi sebab biaya penggunakaan dana juga semakin kecil.
Menurut Adam Smith investasi dilakukan karena para pemilik modal mengharapkan untung dan harapan masa depan keuntungan bergantung pada iklim investasi pada hari ini dan pada keuntungan nyata. Smith yakin keuntungan cenderung menurun dengan adanya kemajuan ekonomi. Pada waktu laju pemupukan modal meningkat, persaingan antar pemilik modal akan meningkat. Upah akan dinaikkan dan keuntungan yang diperoleh akan menurun.
Investasi juga sebagai sarana dan motivasi dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi khususnya dalam upaya memperluas penggunaan tenaga kerja dalam meningkatkan produksi. Kaum klasik menganggap akumulasi kapital sebagai suatu syarat mutlak bagi pembangunan ekonomi.
32
Adanya pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan. Jadi secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa dengan melakukan penananaman modal maka dapat meningkatkan pendapatan.
2) Teori Marginal Efficiency of Capital an Keynes
Menurut Keynes tingkat bunga bukanlah satu satunya yang menyebabkan naik turunnya investasi melainkan juga adalah kemungkinan keuntungan yang diharapkan dari sejumlah investasi yang menurut Keynes disebut sebagai marginal efficiency of capital (MEC). Yang dimaksud harapan keuntungan adalah berapa besarnya persentase kemungkinan untung yang akan diperoleh dibandingkan dengan suku bunga yang berlaku saat itu. Maka secara rasional keputusan pengusaha untuk melakukan investasi kemungkinan terjadi antara lain jika keuntungan yang diharapkan (MEC) lebih besar dari pada tingkat bunga, maka investasi di laksanakan.
Dengan demikian investasi akan naik atau menjadi besar. Jika keuntungan yang di harapkan (MEC) lebih kecil dari pada tingkat bunga maka investasi tidak dilaksanakan. Ini menyebabkan investasi akan turun atau semakin rendah. Jika keuntungan yang diharapkan (MEC) sama dengan tingkat bunga maka investasi bisa di laksanakan dan bisa juga tidak. Bila perusahaan berorientasi sosial maka investasi layak dilakukan, sedangkan bila perusahaan berorientasi profit, maka investasi tidak akan dilakukan.
Berdasarkan pendapat Keynes maka dapat diketahui bahwa fungsi investasi Keynes berslope negatif, artinya semakin rendah tingkat suku bunga maka investasi semakin besar. Akan tetapi mengingat sekecil apapun suku bunga, bila investasi yang dilakukan akan mendatangkan keuntungan yang lebih kecil dari suku bunga tersebut, maka investasi tetap saja rendah atau terbatas.
3) Teori Neo-Klasik
Teori neoklasik tentang investasi (neoclassical theory of investment) ini merupakan akumulasi kapital optimal. Menurut teori ini, stok kapital yang
33
diinginkan ditentukan oleh output dan harga dari jasa kapital relatif terhadap harga output. Harga jasa kapital pada gilirannya bergantung pada harga barang-barang modal, tingkat bunga, dan perlakuan pajak atas perusahaan.
Jadi, menurut teori ini perubahan didalam output akan mengubah atau mempengaruhi, baik stok kapital maupun investasi yang diinginkan.
Teori neo-klasik didasarkan pada pemikiran ahli-ahli ekonomi klasik mengenai penentuan keseimbangan faktor-faktor produksi oleh perusahaan- perusahaan. Untuk memaksimumkan keuntungannya, setiap perusahaan akan menggunakan suatu faktor produksi hingga pada suatu tingkat dimana nilai produksi marginalnya sama dengan biaya yang dibelanjakan untuk memperoleh satu unit faktor produksi tersebut. Hukum ini bila diaplikasikan pada tenaga kerja berarti nilai produksi marginal seorang tenaga kerja ( dinamakan hasil penjualan produksi tenaga kerja atau marginal revenue product of labour) adalah sama dengan upah tenaga kerja tersebut. Apabila hukum tersebut diaplikasikan pada modal, keadaan yang akan memaksimumkan keuntungan modal adalah sama dengan biaya untuk memperoleh satu unit tambahan modal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan untuk memperoleh modal dan melakukan investasi adalah suku bunga, depresiasi, pendapatan nasional, kebijakan pemerintah.
4) Teori Akselerator
Teori akselerator ini memusatkan perhatianya pada hubungan antara permintaan akan barang modal (capital goods) dan permintaan akan produk akhir (final product), dimana permintaan akan barang modal dilihat sebagai permintaan turunan (derived demand) dari permintaan akan barang atau produk akhir.
Menurut prinsip akselerator pertumbuhan output yang cepat merangsang investasi. Dan sebaliknya, investasi yang tinggi akan merangsang pertumbuhan output lebih besar dan proses akan berlanjut
34
hingga kapasitas ekonomi telah tercapai yaitu dititik mana lajupertumbuhan ekonomi melambat. Pertumbuhan ekonomi yang lebih pelan mengurangi pengeluaran investasi dan akumulasi inventaris, yang cenderung mengakibatkan resesi.
Pertumbuhan ekonomi akan mendorong pertambahan pendapatan masyarakat. Bila terjadi pertambahan pendapatan dalam masyarakat secara langsung akan menyebabkan naiknya konsumsi. Dengan bertambahnya pengeluaran konsumsi masyarakat ini tentu perusahaan akan menaikkan produksinya. Untuk perluasan inilah diperlukan pertambahan barang modal dan investasi baru. Untuk lebih jelasnya pertambahan investasi ini terjadi akibat adanya pertambahan permintaan efektif masyarakat. Pertambahan investasi disebabkan adanya pertambahan konsumsi ini sangat bergantung pada koefisien akselerasi (percepatan) yaitu perbandingan antara pertambahan pertambahan investasi dengan pertambahan konsumsi.
5) Teori Harro-omar
Teori Harrod-Domar yaitu mempertahankan pendapat dari para ahli ekonomi sebelumnya yang merupakan gabungan dari pendapat kaum klasik dan Keynes, dimana beliau menekankan peranan pertumbuhan modal dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Teori Harrod-Domar memandang bahwa pembentukan modal dianggap sebagai pengeluaran yang akan menambah kemampuan suatu perekonomian untuk mengahasilkan barang dan jasa, maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah permintaan efektif seluruh masyarakat. Dimana apabila pada suatu masa tertentu dilakukan sejumlah pembentukan modal, maka pada masa berikutnya perekonomian tersebut mempunyai kemampuan untuk menghasilkan barang-barang atau jasa yang lebih besar.
3 Jenis Investasi
Berdasarkan Jenisnya investasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu pertama investasi pemerintah, adalah investasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat
35
maupun pemerintah daerah. Pada umumnya investasi yang dilakukan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan; kedua investasi swasta adalah yang dilakukan oleh sektor swasta nasional yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ataupun investasi yang dilakukan oleh swasta asing atau disebut Penanaman Modal Asing (PMA). Investasi yang dilakukan swasta bertujuan untuk mencari keuntungan dan memperoleh pendapatan serta didorong oleh adanya pertambahan pendapatan. Jika pendapatan bertambah konsumsipun bertamabah dan bertambah pula effective demand. Investasi timbul diakibatkan oleh bertambhanya permintaan yang sumbernya terletak pada penambahan pendapatan disebut induced investment.
Dalam Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, penanaman modal dibagi menjadi dua yaitu Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). PMA adalah kegiatan menanam modal untuk mmelakukan usaha wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanaman modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanaman modal dalam negeri.
Penanaman Modal Asing (PMA) adalah salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah modal untuk pembangunan ekonomi yang bersumber dari luar negeri.
PMA terdiri atas :
1 Investasi portofolio (portfolio investment), yakni investasi yang melibatkan hanya aset-aset finansial saja, seperti obligasi dan saham, yang didenominasikan atau ternilai dalam mata uang nasional. Kegiatankegiatan investasi portofolio atau finansial ini biasanya berlangsung melalui lembaga- lembaga keuangan seperti bank, perusahaan dana investasi, yayasan pensiun, dan sebagainya.
2 Investasi asing langsung (Foreign Direct Investment), merupakan PMA yang meliputi investasi ke dalam aset-aset secara nyata berupa pembangunan pabrik-pabrik, pengadaan berbagai macam barang modal, pembelian tanah untuk keperluan produksi, dan sebagainya. Investasi asing secara langsung dapat dianggap sebagai salah satu sumber modal pembangunan ekonomi yang
36
penting. Semua negara yang menganut sistem ekonomi terbuka, pada umumnya memerlukan investasi asing, terutama perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa untuk kepentingan ekspor. Di negara maju seperti Amerika, modal asing (khususnya dari Jepang dan Eropa Barat) tetap dibutuhkan guna memacu pertumbuhan ekonomi domestik, menghindari kelesuan pasar dan penciptaan kesempatan kerja. Apalagi di negara berkembang seperti Indonesia, modal asing sangat diperlukan terutama sebagai akibat dari modal dalam negeri yang tidak mencukupi. Untuk itu berbagai kebijakan di bidang penanaman modal perlu diciptakan dalam upaya menarik pihak luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Dalam upaya untuk menarik minat investor asing menanamkan modalnya di Indonesia, pemerintah terus meningkatkan kegiatan promosi, baik melalui pengiriman utusan ke luar negeri maupun peningkatan kerjasama antara pihak swasta nasional dengan swasta asing. Sementara itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai badan yang bertanggung jawab dalam kegiatan penanaman modal terus mengembangkan perannya dalam menumbuhkan investasi.
Sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.
Penggolongan investasi berdasarkan pembentukan modal terdiri dari 2 jenis investasi yaitu: investasi bruto, adalah investasi yang dilakukan oleh pemerintah yang belum dikurangi depresiasi. Investasi neto adalah investasi bruto dikurangi depresiasi (jumlah perkiraan sejauh mana barang modal telah digunakan dalam periode yang bersangkutan).
Investasi berdasarkan timbulnya: (1) investasi otonomi berarti pembentukan modal yang tidak dipengaruhi pendapatan nasional; (2) investasi terpengaruh (induced investment) investasi yang dipengaruhi oleh pendapatan nasional.
37
Investasi secara luas bahwa dalam perhitungan pendapatan nasional, pengertian investasi meliputi: (1) seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barang- barang dan modal dalam pembelanjaan untuk mendirikan industriindustri; (2) pengeluaran masyarakat untuk mendirikan rumah tempat tinggal dan (3) pertumbuhan dalam nilai stok barang perusahaan berupa bahan mentah, barang yang belum selesai diproses dan barang jadi.
4 Pendekatan dalm Berinvestasi
Ada beberapa pendekatan yang sering dapat digunakan untuk melakukan keputusan berinvestasi dalam perekonomian. Beberapa pendekatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Penekatan nilai sekarang (Present Value)
Berdasarkan pendekatan ini, proyek investasi dianggap menguntungkan dan dapat diterima jika nilai sekarang dari proyek investasi tersebut lebih besar daripada besarnya modal yang ditanam. Dengan kata lain proyek investasi diterima jika nilai sekarang bersih mempunyai nilai lebih besar daripada nol.
2) Pendekatan Marginal Efficiency of Capital (MEC)
Pendekatan ini lebih banyak digunakan literature ekonomi makro.
Marginal Efficiency of Capital (MEC) dapat diartikan sebagai tingkat diskonto yang menyamakn nilai sekarang sebuah proyek investasi dengan besarnya modal yang diperlukan untuk ditanam dalam proyek investasi tersebut.
3) Pendekatan Investasi di Pasar Uang
Sebuah investasi juga dapat dilakukan di pasar uang. Keputusan ingin melakukan investasi domestic dan melakukan pinjaman keluar negeri atau pinjam di domestik untuk di investasikan di mata uang asing juga dapat dilakukan.
38
5 Komponen-Komponen Pengeluaran Investasi
Pengeluaran investasi dapat dibedakan menjadi empat komponen, diantaranya :
1) Investasi perusahaan-perusahaan swasta
Investasi perusahaan-perusahaan merupakan komponen yang tersebar dari investasi dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu. Pengeluaran investasi ini yang terutam diperhatikan oleh ahli-ahli ekonomi dalam membuat analisi mengenai investasi. Pengeluaran investasi tersebut terutama meliputi mendirikan bangunan industri, membeli mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya, dan pengeluaran untuk menyediakan bahan mentah. Tujuan para pengusaha melakukan investasi ini adalah untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan produksi yang dilakukan di masa depan.
2) Investasi yang dilakukan oleh pemerintah
Pemerintah juga melakukan investasi. Berbeda dengan investasi perushaan yang bertujuan untuk mencari keuntungan, investasi pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, investasi pemerintah dinamakan juga investasi sosial. Investasi-investasi tersebut meliputi pembangunan jalan raya, pelabuhan dan irigasi, mendirikan sekolah, rumah sakit, dan bendungan. Analisis untuk investasi tersebut bukan lah aspek yang dibahas secara mendalam dalam teori makro ekonomi.
3) Investasi untuk mendirikan tempat tinggal
Pembangunan rumah-rumah tempat tinggal juga merupakan pembelanjaan yang digolongkan sebagai investasi. Hal ini dikarenakan rumah mempunyai sifat yang mendekati peralatan produksi perusahaan, yaitu memakan waktu lama sebelum nilainya susut sama sekali, dan banguna tersebut secara terus menerus menghasilkan jasa bagi pemilik atau penyewanya.
39 4) Investasi atas barang-barang inventaris
Komponen yang paling kecil dari investasi adalah investasi atas iventaris, yaitu stok barang simpanan perusahaan. Barang-barang yang digolongkan sebagai inventory meliputi bahan mentah yang belum diproses, barang setengah jadi yang sedang di proses, dan barang yang sudah dihasilakan oleh perusahaan tetapi masih dalam simpanan dan belum dijual ke pasaran.
6 Tujuan Penyelenggaraan Investasi
1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional 2) Menciptakan lapangan kerja
3) Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan
4) Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional 5) Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional 6) Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan
7) Mengolah eknomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri
8) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat d. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan asli daerah (PAD) sebagai salah satu sumber keuangan daerah, pada hakekatnya menempati posisi yang paling strategis bila dibandingkan dengan sumber keuangan daerah lainnya, meskipun bila dilihat dari hasil yang diperolehnya masih menunjukkan hasil yang lebih rendah bila dibandingkan dari pendapatan daerah yang berasal dari pembagian dana hasil perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. Dikatakan menempati posisi paling strategis, karena dari sumber keuangan daerah yang berasal dari pendapatan asli daerah inilah yang dapat membuat daerah mempunyai keleluasaan yang lebih besar dan didasarkan kreatifitas masing-masing daerah untuk semaksimal mungkin memperoleh sumber
40
pendapatannya sendiri berdasarkan kewenangan yang ada padanya, dan selain itu secara bebas pula dapat menggunakan hasil-hasil sumber keuangan daerah dari sektor ini guna membiayai jalannya pemerintahan dan pembangunan daerah yang telah menjadi tugas pokoknya menurut Nasution (2009:123).
Salah satu tujuan pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal adalah untuk meningkatkan kemandirian daerah dan mengurangi ketergantungan fiskal terhadap pemerintah pusat. Peningkatan kemandirian daerah sangat erat kaitannya dengan kemampuan daerah dalam mengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dengan kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah di era otonomi daerah, maka daerah juga berwenang untuk membuat kebijakan daerah guna menciptakan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka pendapatan asli daerah juga harus mampu menopang kebutuhan kebutuhan daerah (belanja daerah) bahkan diharapkan tiap tahunnya akan selalu meningkat. Dan tiap daerah diberi keleluasaan dalam menggali potensi pendapatan asli daerahnya sebagai wujud asas desentralisasi. Semakin tinggi kemampuan daerah dalam menghasilkan Pendapatan Asli Daerah maka akan semakin besar pula kemampuan daerah untuk menggunakan Pendapatan Asli Daerah tersebut sesuai dengan aspirasi, kebutuhan, dan prioritas pembangunan daerah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah salah satu sumber dana pembiayaan pembangunan daerah pada kenyataannya belum cukup memberikan sumbangan bagi pertumbuhan daerah, hal ini mengharuskan pemerintah daerah menggali dan meningkatkan pendapatan daerah terutama sumber pendapatan asli daerah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai mewujudan asas desentralisasi (Penjelasan UU No. 33 Tahun 2004).
41
Pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sumbersumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang terdiri atas:
1 Hasil pajak daerah yaitu pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah kepada semua objek pajak, seperti orang/badan, benda bergerak/tidak bergerak.
2 Hasil retribusi daerah, yaitu pungutan yang dilakukan sehubungan dengan suatu jasa / fasilitas yang berlaku oleh Pemda secara langsung dan nyata.
3 Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan antara lain laba deviden, penjualan saham milik daerah.
4 Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah antara lain hasil penjualan asset tetap dan jasa giro.
Peningkatan Pendapatan asli daerah dapat dilaksanakan melalui langkahlangkah sebagai berikut:
1) Intensifikasi melalui upaya:
o Pendataan dan peremajaan objek dan sumber pajak dan retribusi daerah.
o Mempelajari kembali pajak daerah yang dipangkas guna mencari kemungkinan untuk dialihkan untuk menjadi retribusi
o Mengintensifikasikan penerimaan daerah yang ada.
o Memperbaiki sarana dan prasarana retribusi daerah yang ada.
2) Penggalian sumber-sumber penerimaan baru (ekstensifikasi). Penggalian sumber-sumber pendapatan daerah tersebut harus ditekankan agar tidak menimbulkan ekonomi biaya yang tinggi. Sebab pada dasarnya tujuan meningkatkan pendapatan daerah melalui ekstensifikasi adalah untuk meningkatkan kegiatan ekonomi di masyarakat. Dengan demikian, upaya ekstensifikasi lebih diarahkan pada upaya untk mempertahankan potensi daerah sehingga potensi tersebut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
3) Peningkatan pelayanan pada masyarakat. Peningkatan pelayanan ini merupakan unsur yang penting mengingat bahwa paradigma yang berkembang dalam masyarakat saat ini adalah bahwa pembayaran pajak dan
42
retribusi daerah merupakan hak daripada kewajiban masyarakat terhadap negara, untuk itu perlu dikaji kembali pengertian wujud layanan yang dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat.
e. Permintaan dn Penawaran (Demand and Supply) 1. Teori Permintaan (Demand)
Pada prinsipnya, teori permintaan menjelaskan mengenai ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Apabila hubungan antara permintaan dan harga tersebut kita gambarkan dalam sebuah grafik maka grafik tersebut kita kenal dengan kurva permintaan. Kurva permintaan secara umum berlereng positif, sedangkan kurva penawaran secara umum berlereng positif.
Permintaan terhadap suatu barang ditentukan oleh banyak faktor. Di antara faktor-faktor tersebut yang dominan berpengaruh antara lain adalah :
 Harga barang itu sendiri
 Harga barang lain yang terkait erat dengan barang tersebut
 Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat
 Corak distribusi pendapatan di masyarakat
 Citarasa masyarakat
 Jumlah penduduk
 Ramalan / ekspektasi mengenai keadaan di masa yang akan datang.
Merupakan hal yang relatif sulit apabila kita menganalisis pengaruh berbagai faktor tersebut terhadap permintaan suatu barang. Oleh karena itu, dalam menganalisis teori permintaan perlu untuk dibuat analisis yang lebih sederhana. Yang perlu menjadi pertimbangan penting adalah dalam analisis ekonomi dianggap bahwa permintaan suatu barang terutama dipengaruhi oleh harganya, sehingga dengan kata lain dalam teori permintaan yang utama dianalisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu barang terhadap harga barang tersebut. Hal tersebut diasumsikan bahwa faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan atau ceteris paribus. Tetapi asumsi ini tidak berarti bahwa kita dapat mengabaikan faktor-faktor yang dianggap tetap tersebut.
43
Setelah menganalisis hubungan antara jumlah permintaan dengan tingkat harga maka selanjutnya boleh mengasumsikan bahwa harga adalah tetap dan kemudian menganalisis mengenai permintaan suatu barang yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya atau faktor selain harga. Dengan demikian dapat diketahui mengenai bagaimana permintaan terhadap suatu barang akan berubah apabila harga barang lain yang sejenis atau pendapatan masyarakat misalnya mengalami perubahan.
Pada hakekatnya hukum permintaan merupakan suatu pernyataan yang menyatakan bahwa makin rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan akan barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi hargasuatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Penyebabnya antara lain :
 Kenaikan harga akan menyebabkan pera pembeli mencari barang lain yang sejenis yang dapat digunakan sebagai pengganti terhadap barang yang mengalami kenaikan. Demikian pula sebaliknya, apabila harga turun maka orang akan mengurangi pembelian terhadap barang lain yang sama jenisnya dan menambah pembelian terhadap barang yang mengalami penurunan harga tersebut.
 Kenaikan harga akan menyebabkan pendapatan riil berkurang atau merosot.
Pendapatan yang merosot tersebut memaksa para pembeli untuk mengurangi pembeliannya terhadap berbagai jenis barang, terutama barang yang mengalami kenaikan harga.
2. Teori Penawaran (Supply)
Suatu permintaan belum merupakan syarat yang cukup untuk mewujudkan transaksi di dalam pasar. Permintaan yang ada hanya dapat dipenuhi apabila para penjual dapat menyediakan barang-barang yang dibutuhkan. Bagaimana tingkah laku penjual dalam menyediakan atau menawarkan barang yang dibutuhkan masyarakat di pasar itu sendiri serta faktor- faktor apakah yang mempengaruhi produksi dan penawaran barang yang akan
44
dijual. Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai sifat hubungan antara harga dan penawaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tersebut.
Perilaku penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara umum faktor-faktor tersebut antara lain adalah :
1) Harga barang itu sendiri
2) Harga barang lain (yang sejenis) 3) Biaya produksi
4) Teknologi
Untuk menganalisis penawaran, cara yang digunakan relatif sama dengan cara dalam menganalisis permintaan. Misalnya faktor-faktor yang lain tidak berubah (cateris paribus), maka terlebih dahulu diperhatikan pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang ditawarkan penjual. Demikian pula selanjutnya untuk menganalisis faktor-faktor selain harga terhadap penawaran.
Harga barang selalu dipandang sebagai faktor yang sangat penting dalam menentukan penawaran sehingga teori penawaran lebih terfokus pada hubungan antara harga dengan jumlah barang yang ditawarkan. Untuk jelasnya maka perlu kiranya untuk dikupas hubungan antara harga dengan penawaran seperti yang telah dinyatakan dalam hukum penawaran.
Hukum penawaran merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan mengenai sifat hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah barang yang ditawarkan. Dalam hukum ini prinsipnya adalah bagaimana keinginan para penjual untuk menawarkan barangnya apabila harganya tinggi dan bagaimana pula keinginan penjual untuk menawarkan barangnya apabila harganya rendah.
Hukum penawaran menyatakan bahwa semakin tinggi harga suatu barang maka semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan. Sebaliknya semakin rendah suatu barang maka akan semakin sedikit jumlah barang yang ditawarkan.
Seperti telah dijelaskan di depan bahwa penawaran terhadap suatu barang selain ditentukan oleh barang itu sendiri juga ditentukan oleh beberapa faktor yang lain selain harga. Untuk melengkapi analisis mengenai faktor-faktor yang
45
mempengaruhi penawaran maka perlu pula diteliti peran faktor-faktor yang lain selain harga tersebut.
3. Hubungan Demand dan Supply dengan Masing-masing Variabel a. Hubungan Demand dan Supply dengan PDRB
Dalam beberapa buku referensi ditegaskan bahwa pembangunan dan pertumbuhan ekonomi lebih ditentukan oleh faktor permintaan (demand) daripada penyediaan (supply). Perkembangan yang terjadi sebagai akibat dari perubahan gaya hidup dan perilaku konsumsi dari sebagian besar masyarakat modern telah mendorong para produsen untuk meningkatkan produknya baik secara kuantitas maupun kualitas, yang pada gilirannya juga akan mendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Hubungan antara penyediaan produk di satu sisi serta penggunaan (permintaan) di sisi lainnya ini disebut sebagai titik keseimbangan umum (general equilibrium) antara penyediaan (supply) dan permintaan (Demand).
Pada proses ini produsen berfungsi sebagai penghasil produk sedangkan konsumen sebagai pemakai produk akhir. Dari perubahan-perubahan yang terjadi, pertumbuhan ekonomi maupun beberapa data agregat lainnya.
b. Hubungan Demand dan Supply dengan Inflasi
Menurut Demand-supply theori of inflation, terjadinya inflasi disebabkan karena adanya peningkatan agregate demand (AD) yang menyebabkan harga naik, kemudian diikuti oleh pergeseran agregate supply (AS) sehingga harga naik lebih tinggi. Interaksi agregate demand dan agregate supply yang menekan harga untuk naik sebagai akibat adanya harapan harga dan tingkat upah akan meningkat (inersia dari inflasi masa lalu). Menurut Teori ekspektasi, harapan merupakan suatu hal yang amat mendasar dalam perekonomian, karena setiap keputusan yang diambil oleh pelaku ekonomi baik sebagai produsen maupun sebagai konsumen, terutama yang berhubungan dengan ketidak pastian, selalu mendasarkan pada ekspektasi pelaku ekonomi tersebut.
46
c. Hubungan Demand dan Supply dengan Investasi
Harrod Domar menyatakan bahwa investasi memiliki dua karakter. Di salah satu sisi, investasi memberikan kontribasi pada aggregate demand sehingga membantu untuk menuju full employment dan full capacity dalam jangka pendek. Sedangkan sisi lainnya pada jangka panjang adalah, investasi terlibat dalam peningkatan stock of capital sehingga berkontribusi pada output dari supply sehingga ekonomi mampu melakukan produksi. Pembiayaan investasi berasal dari tabungan yang tersedia (saving) dengan tingkat suku bunga tertentu. Keynes yakin bahwa determinan utama dari belanja konsumsi adalah current income, sedangkan saving hanya berperilaku sebagai residual.
Sedangkan aliran klasik menyatakan bahwa saving sangat bergantung pada suku bunga, dengan konsumsi sebagai residual.
d. Hubungan Demand dan Supply dengan Pendapatan Asli Daerah
Teori Keynes menjelaskan bahwa volume pendapatan daerah maupun nasional ditentukan oleh keseimbangan antara Agregat Demand (AD) dan Agregat Supply (AS). Agregat Demand (AD) adalah keseluruhan permintaan terhadap barang konsumsi dan barang investasi pada suatu volume pendapatan daerah maupun nasional tertentu. Agregat Supply (AS) adalah keseluruhan produksi pada suatu volume pendapatan daerah maupun nasional tertentu.
Jika Agregat Demand (AD) lebih besar dari Agregat Supply (AS), maka ada rangsangan bagi para produsen memperbesar produksinya pada volume kesempatan kerja yang lebih tinggi yang menghasilkan pendapatan nasional yang lebih tinggi. Jika Agregat Demand (AD) lebih besar dari Agregat Supply (AS). maka produsen akan menurunkan produksinya sehingga volume kesempatan kerja dan pendapatan nasional menurun. Pada saat Agregat Demand (AD) sama dengan Agregat Supply (AS). terjadi keseimbangan dan keseimbangan tersebut belum tentu berada pada volume kesempatan kerja penuh.
47 C. Hubungan Antar Variabel
1 Hubungan antara inflasi dengan PDRB
PDRB akan tidak meningkat apabila terjadi gelojak pada angka inflasi, inflasi yang semakin tinggi membuat pertumbuhan ekonomi tidak mendapatkan pendapatan yang semestinya. PDRB akan tidak meningkat apabila terjadi gelojak pada angka inflasi, inflasi yang semakin tinggi membuat pertumbuhan ekonomi tidak mendapatkan pendapatan yang semestinya.
2 Hubungan antara investasi dengan PDRB
Investasi sangat berperan dalam menyumbang PDRB termasuk juga di sektor industri, dengan menjaga suku bunga tetap baik maka investor akan semakin giat untuk berinvestasi dan masyarakat yang menabung juga akan tetap menyimpan tabungannya .
3 Hubungan antara Pendapatan asli daerah dengan PDRB
Selama ini PAD memiliki peran untuk menbiayai pelaksanaan otonomi daerah yang ingin meningkatkan pelayanan publik dengan memajukan perekonomian daerah (Mardiasmo 2002:46). Bermula dari kemungkinan untuk mewujudkan harapan tersebut, PEMDA melakukan berbagai cara dalam meningkatkan pelayanan public, yang salah satunya dilakukan dengan melakukan belanja untuk kepentingan investasi yang direalisasikan melalui belanja modal pun akan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan PP No 58 Tahun 2005 tentang pengeluaran keuangan daerah yang menyatakan bahwa APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggara pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah. Besar kecilnya belanja modal akan ditentukan dari besar kecilnya PAD. Sehingga jika PEMDA ingin meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat dengan jalan meningkatkan belanja modal, maka PEMDA harus menggali sebesar- besarnya.
48 D. Kerangka Pikir
Guna mempermudah pemahaman mengenai keseluruhan rangkaian penelitian ini, maka akan disusun kerangka berpikir dengan harapan agar mempermudah pembaca dalam memahami tujuan dan maksud dibuat penelitian ini.
Dengan adanya perubahan ini maka lembaga bisnis harus terbiasa dengan konsep value proposition yang merupakan kombinasi dari manfaat, upaya/biaya akuisisi dan harga yang ditawarkan kepada pelanggan) dan sistem bisnis yaitu konfigurasi dari berbagai aktivitas yang diperlukan untuk menciptakan, menghasilkan dan menyampaikan value proposition kepada pelanggan, yang kemudian berkembang mengarah kepada Supply Chain Management. Dari pengertian Supply Chain Management ini terlihat adanya sebuah rantai kegiatan yang berbeda dari lembaga bisnis yang berbeda juga yang bertujuan menyampaikan value kepada pelanggannya, di mana inti Supply Chain Management adalah pada integrasi arus material dan informasi antara konsumen sampai pemasok.
Saat ini konsumen dan pelanggan semakin menuntut dan terdiferensiasi keinginannya dan hal ini menjadikan demand konsumen menjadi semakin kompleks, beragam dan dinamis, yang mengakibatkan sistem bisnis yang ada mau tidak mau menjadi semakin kompleks, fleksibel dan dinamis dibandingkan sebelumnya.
Kondisi ini menyadarkan perusahaan (lembaga) bisnis - terutama berkenaan dengan keterbatasannya - untuk berbagi kompetensinya dengan perusahaan (lembaga) bisnis lainnya guna membentuk a system of upstream and downstream linkages yang akhirnya membentuk sebuah rantai, karena tidak ada satupun perusahaan di dunia yang mampu sukses mengatasi persaingan yang semakin tajam sendirian.
Inflasi dalah proses kenaikan harga umum secara terus menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang ini tidak naik dengan persentase yang sama. Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga. Dengan meningkatnya aktivitas penduduk akan menyebabkan terjadinya kenaikan terhadap permintaan (demand) barang dan jasa, sehingga permintaan yang berlebihan ini akan memicu terjadinya inflasi. Adanya inflasi di suatu daerah menggambarkan adanya gejolak ekonomi, apabila inflasi tersebut dibiarkan begitu saja tanpa dikendalikan
49
akan berdampak pada perekonomian, karena inflasi yang baik kurang dari 10%
apabila inflasi melebihi dari 25% akan mengakibatkan nilai barang tinggi dan berdampak pada nilai tukar rupiah yang akan semakin menurun
Investasi Modal asing merupakan suatu permintaan barang dan jasa dengan tujuan menciptakan atau menambah kapasitas produksi serta pendapatan pada periode yang akan datang. Semakin besar Penanaman Modal Asing maka nantinya akan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan kemudian akan dapat mengalokasikan sumber daya di daerah tersebut dengan baik, sehingga akhirnya akan meningkatkan PDRB Indonesia. Penanaman modal dalam negeri merupakan suatu hal yang penting bagi suatu daerah khususnya dalam melakukan pembangunan ekonominya guna mengurangi konsumsi masyarakat terhadap produk-produk asing yang dapat mengurangi tingkat tabungan yang tercipta pada masa yang akan datang.
Karena investasi atau pembentukan modal ini merupakan hal yang sangat penting untuk dapat menggerakkan perekonomian suatu daerah, dimana dengan adanya investasi PMDN maka akan mengatasi kekurangan modal di suatu provinsi dan dengan semakin tingginya nilai investasi PMDN akan mendorong serta memperlancar proses pertumbuhan ekonomi disuatu daerah. Dengan demikian, semakin naik investasi di suatu daerah maka akan semakin tinggi Produk Domestik Regional Brutonya.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber pembelanjaan daerah. Dengan adanya inisiatif dari pemerintah dalam menggali potensi-potensi daerah maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Jika Pendapatan Asli Daerah (PAD meningkat, maka dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah akan lebih tinggi dan tingkat kemandirian daerah akan meningkat pula. Dengan demikian, semakin naik Pendapatan Asli Daerahnya maka semakin tinggi Produk Domestik Regional Brutonya.
Terdapat gambaran kurva permintaan serta penawaran yang mana Kurva permintaan merupakan suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah barang tersebut yang diminta. Sedangkan Kurva
50
penawaran merupakan suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Perlu adanya kerangka pemikiran teoritis untuk mengetahui masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.2 Kurva Permintaan
Pada sumbu tegak digambarkan berbagai tingkat harga (P), sedangkan pada sumbu mendatar digambarkan sebagai jumlah (Q) yang diminta. Pada Gambar 2 di atas,
PDRB
Inflasi
Investasi
PAD
51
kurva permintaan (Demand) terdapat dua buah titik yaitu A, dan B. Masing masing titik tersebut menggambarkan keadaan yang berbeda-beda. Dalam ilmu ekonomi, utamanya dalam hal analisis permintaan, perlu dipahami perbedaan antara
“permintaan dengan jumlah barang yang diminta”. Yang dimaksud dengan
“permintaan” adalah gambaran mengenai keseluruhan dari hubungan antara harga dan jumlah permintaan, sedangkan “jumlah barang yang diminta” diartikan sebagai banyaknya permintaan atas suatu barang pada tingkat tertentu.
Gambar 2.3 Kurva Penawaran
Gambar 3 menjelaskan bahwa pada harga P1 produsen mau menawarkan barangnya sebesar Q1. Apabila masyarakat menghendaki produsen menambah produknya menjadi Q2 (misalkan karena pertambahan penduduk) ,maka produsen harus meningkatkan jumlah faktor produksi untuk meningkatkan produksi. Semakin banyak faktor produksi digunakan maka produktivitas faktor produksi semakin menurun.
Dengan semakin menurunnya produktivitas maka produsen harus menambah faktor produksi dengan tambahan lebih besar dari pada tambahan sebelumnya(untuk memproduksi satu-satuan produk). Kondisi ini akan mengakibatkan meningkatnya tambahan biaya atau marginal cost-nya. Oleh karenanya produsen hanya bersedia menambah produksinya apabila masyarakat mau membayar dengan harga yang lebih tinggi.
52
Seperti analisis permintaan, maka dalam analisis penawaran perlu kita bedakan antara penawaran dengan jumlah barang yang ditawarkan. Penawaran berarti jumlah keseluruhan secara kuantitas dari setiap tingkat harga pada sebuah kurva penawaran, sedangkan jumlah barang yang ditawarkan berarti jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang dikemukakan dan masih lemah kebenarannya. Hipotesis merupakan pernyataan peneliti mengenai hubungan anatara variabel yang mempengaruhi dengan variabel yang dipengaruhi didalam penelitian.
Maka dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
Berdasarkan dari kerangka pikir diatas, maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :
H1 : Terdapat Pengaruh Inflasi terhadap produk domestic regional bruto (PDRB).
H2 : Terdapat Pengaruh Investasi terhadap produk domestic regional bruto (PDRB).
H3 : Terdapat Pengaruh Pendapatan asli daerah terhadap produk domestik regional bruto (PDRB).
H4 : Terdapat Pengaruh secara bersama-sama antara Inflasi , Investasi, dan Pendapatan asli daerah terhadap produk domestik regional bruto (PDRB).