• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH

SIDANG PARIPURNA KE-2

MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2016-2017

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

I. KETERANGAN

1. Hari : Selasa

2. Tanggal : 25 Oktober 2016

3. Waktu : 09.50 WIB – 12.45 WIB

4. Tempat : R. Rapat Nusantara V

5. Pimpinan Sidang : 1. H. Mohammad Saleh, SE (Ketua DPD RI) 2. GKR Hemas (Wakil Ketua DPD RI)

3. Prof. Dr. Farouk Muhammad (Wakil Ketua DPD RI) 6. Sekretaris Sidang : 1. Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto (Sekretaris Jenderal

DPD RI)

7. Panitera : 1. Ir. Sefti Ramsiaty, MM. (Kepala Biro Persidangan I) 2. Adam Bachtiar, S.H., M.H. (Kepala Biro Persidangan II) 8. Acara : 1. Laporan Pelaksanaan Tugas Alat Kelengkapan;

2. Pengesahan Keputusan DPD RI;

3. Pidato penutupan pada akhir MS I TS 2016 - 2017

9. Hadir : 97 Orang

10. Tidak hadir : 34 Orang

(2)

II. JALANNYA SIDANG:

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)

Bismillahirahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita sekalian.

Om swastiastu.

Sebelum memulai Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia marilah kita menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kepada para Anggota DPD serta seluruh hadirin di mohon untuk berdiri dan bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.

PEMBICARA: PADUAN SUARA

Hiduplah Indonesia raya…

Indonesia tanah airku.

Tanah tumpah darahku.

Disanalah aku berdiri.

Jadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku.

Bangsa dan Tanah Airku.

Marilah kita berseru.

Indonesia bersatu.

Hiduplah tanahku.

Hiduplah negriku.

Bangsaku Rakyatku semuanya.

Bangunlah jiwanya.

Bangunlah badannya.

Untuk Indonesia Raya.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Hiduplah Indonesia Raya.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Hiduplah Indonesia Raya.

SIDANG DIBUKA PUKUL 09.50 WIB

(3)

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Hadirin mohon duduk kembali.

Berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan oleh Sekretariat Jenderal sampai saat ini telah hadir 35 orang Anggota DPD dan telah menandatangani daftar hadir. Karena belum memenuhi kuorum maka sidang kami skors 10 menit. Setuju.

KETOK 1X

Bapak ibu anggota yang saya hormati, berdasarkan catatan hadir terakhir 55 orang dan memang kita belum mencapai kuorum untuk itu skors saya cabut.

KETOK 1X

Bapak ibu yang terhormat, kita lanjutkan sidang pada pagi hari ini kita akan dahulukan agenda-agenda yang tidak mengambil keputusan sehingga Sidang Paripurna ini dapat kita lanjutkan. Dengan mengucapkan Bismillahirrahmannirrahim, Sidang Paripurna Ke-3 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

KETOK 1X

Sidang dewan yang mulia, sesuai dengan jadwal acara Sidang Paripurna hari ini mempunyai 3 agenda pokok yaitu:

1. Laporan pelaksanaan tugas alat kelengkapan.

2. Pengesahan keputusan DPD RI.

3. Pidato penutupan pada masa akhir sidang pertama tahun sidang 2016-2017.

Sidang dewan yang mulia, sebelum memasuki agenda laporan perkembangan pelaksanaan tugas alat kelengkapan, kami informasikan bahwa Rapat Panmus juga telah mengesahkan jadwal masa sidang kedua tahun sidang 2016 - 2017. Garis besar jadwal masa sidang kedua sebagai berikut pertama sidang atau rapat di Jakarta yaitu tanggal 16 November sampai dengan 20 Desember 2016. Kegiatan reses 21 Desember 2016 sampai dengan 15 Januari 2017 terdiri dari 20 hari kerja dengan 9 kegiatan.

Disamping itu perlu kami sampaikan bahwa seiring dengan telah ditetapkannya penggantian Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia maka keanggotaan Panitia Musyawarah Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Tahun Sidang 2016-2017 perlu disesuaikan dengan perubahan sebagai berikut pertama perwakilan Provinsi Bengkulu dalam keanggotaan Panmus yang semula ditempati oleh Saudara H. Ahmad Kanedi saat ini digantikan oleh saya H. Muhammad Saleh sebagai Ketua Panmus. Yang kedua, disamping itu perubahan diatas berdampak terhadap kekosongan keanggotaan Panmus dari Provinsi Sumatera Barat dan untuk mengisi kekosongan tersebut ditetapkan Saudara Hj. Emma Yohana sebagai anggota Panmus dari Provinsi Sumatera Barat. Apakah dapat kita tetapkan

SKORS DICABUT PUKUL 10.10 WIB SIDANG DISKORS PUKUL 10.00 WIB

(4)

perubahan keanggotaan Panitia Musyawarah Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Tahun Sidang 2016 – 2017.

KETOK 1X

Selanjutnya mari kita masuki agenda laporan perkembangan pelaksanaan tugas alat kelengkapan DPD dan pengesahan keputusan DPD untuk urutan penyampaiannya dimulai dari alat kelengkapan yang tidak mengambil, belum apa, belum mengambil keputusan untuk itu kami persilakan dari ini ada permohonan khusus dari Pak Fatwa karena beliau akan berangkat ke Surabaya acara MPR, kami persilakan kepada Badan Kehormatan yang pertama.

PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI)

Bismillahirahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saudara Ketua, Pimpinan DPD RI, Rekan-rekan para senator dari seluruh tanah air.

Sekretariat Jenderal khususnya Pak Sekjen dan para wartawan. Terima kasih atas kehormatan yang diberikan kepada Badan Kehormatan mengisi waktu sebagai pelapor pertama karena ada keperluan saya harus keluar kota tapi apa yang atau pointer yang kami akan sampaikan ini karena kita karena materi yang akan saya sampaikan itu sama sebenarnya karena kita masih berada pada sidang pada sidang pertama tahun sidang 2016 sebagian besarnya sudah kami laporkan kepada paripurna yang lalu. Oleh karena itu kami lampaui saja dan hanya kami laporkan adanya perubahan keanggotaan Badan Kehormatan yang lebih banyak sekarang yang anggota baru dari yang lama dan satu hal yang menarik bahwa sebagaimana saya kemukakan di Panmus kemarin ini banyak tokoh-tokoh penting yang biasanya menjadi floor leader di sini menjadi anggota Badan Kehormatan. Jadi entah apa yang menarik sebenarnya untuk masa-masa terakhir ini sehingga berduyun-duyun tokoh- tokoh, politisi-politisi terkenal masuk di dalam Badan Kehormatan.

Satu hal yang sedikit memang terjadi perbedaan antara Pimpinan DPD dan Pimpinan Badan Kehormatan mengenai masalah undangan pada waktu ke rapat pleno yang pertama.

Maksud saya rapat pleno untuk memilih pimpinan karena kami dari Badan Kehormatan yang lama khususnya dua pimpinan yang masih ada yaitu Pak Lalu Suhaimi dan saya berpendapat bahwa berdasarkan Tatib yang baru kami ini masih tetap sebagai Pimpinan Badan Kehormatan. Oleh karena itu kami mengundang langsung mengundang rapat pleno tetapi Sekjen tentunya atas arahan dari Pimpinan DPD juga melakukan undangan tapi untuk tidak memperpanjang masalah kami berdua Pak Lalu Suhaimi dan saya itu mengalah pada waktu itu untuk dapat Wakil Ketua yang terhormat Ibu Ratu Hemas memimpin pemilihan itu dan Alhamdulillah berjalan lancar berlangsung secara mufakat, secara mufakat meskipun keliatannya ketika Pak Lalu Suhaimi ancang-ancang mengundurkan diri terbaca ada reaksi yang kira-kira akan memperpanjang masalah sehingga beliau berbesar hati untuk tetap bertahan sebagai wakil ketua dan karena itu juga saya mengikuti saja kepada Pak Lalu Suahimi untuk juga ya sudahlah saya juga ya bertahan bersama Pak Lalu Suhaimi yang saya sudah merasa sangat cocok, bukan berarti selalu seia sekata tetapi cocok di dalam saling mengisi di dalam perbedaan-perbedaan itu ya. Jadi bolehlah kita cerita sedikit bahwa ini unik ini sebenarnya, ini unik Pak Lalu Suhaimi ini sebenarnya sudah tidak ingin di BK tapi di dorong-dorong harus masuk. Harus masuk. Karena kelihatannya itu arahnya itu meragukan di minta mundur lagi. Di minta mundur lagi nah akhirnya ditekan-tekan dan dia berteriak biarlah saya jadi diri saya sendiri. Saya kira keluar, saya pernah tinggal di kampungnya

(5)

keluar sasaknya dia itu. Nah ini saya kira ini barangkali sedikit anekdot tapi ini mengandung makna, makna politik di dalam permusyawaratan politik.

Demikian juga atas hal-hal yang terjadi pada diri saya karena sudah berlalu saya maafkan saja semuanya karena cukup banyak tekanan-tekanan pada saya untuk tidak lagi berada di BK dan tapi termasuk, saya mendapat tekanan juga dari berbagai pihak untuk harus tetap berada di sana. Ya tegasnya dari provinsi saya sendiri ya. Saya kira dengan peristiwa ini menandai sesuatu fenomena politik dan dengan ditutupnya tadi malam itu suatu ramah tamah yang di inisiasi oleh ketua kita yang baru maka saya menganggap itu telah terbit fajar menyingsing untuk kemajuan masa depan DPD ini yang akan lebih cerah. Mungkin paling tidak untuk sementara waktu ini trik-trik politik yang terjadi antara pimpinan dan anggota itu akan berakhir dan saya kira saya akan berhenti marah-marah tapi marah politik itu jangan disimpan di hati itu, itu harus, itu ada trik-trik orang-orang dan sebenarnya inilah yang membawa saya ke penjara tempo hari baik di masa Soekarno maupun di masa Soeharto tapi cara ini juga yang membawa saya masuk ke parlemen ini sudah 17 tahun. Jadi saya sudah masuk ke penjara belasan tahun dan ke parlemen 17 tahun entah ini suatu pribadi yang jelek atau suatu pribadi yang bagus saya serahkan kepada Allah SWT. Jadi itulah kira-kira sedikit tapi pokoknya kemajuan itu tidak akan diperoleh tanpa pembaruan dan pembaruan itu telah dicanangkan oleh ketua kita yang baru terpilih.

Saya kira itu tapi disini saya laporkan juga karena telah menjadi pembicaraan di masyarakat, pers terutama adanya tuntutan gugatan perdata dari Saudara Irman Gusman mantan ketua kita kepada Badan Kehormatan. Itu telah ya dibicarakan di dalam rapat pleno itu menjadi perdebatan kita mendatangkan seorang praktisi hukum yang sejak tahun 58 menjadi hakim tapi 25 tahun menjadi anggota DPR dan dia berpendapat menyimpulkan bahwa tuntutan perdata itu kepada perorangan tetapi sementara itu di kalangan anggota Badan Kehormatan ada berbagai pendapat ini kepada lembaga. Kalau kepada lembaga itu harus diwakili oleh Pimpinan DPD RI itu di dalam Undang-Undang MD3 pasal berapa itu lupa tapi 17 barangkali itu itu harus diwakili oleh pimpinan tapi karena ini disebutkan nama.

Disebutkan nama, pertama nama saya lalu Lalu Suhaimi, yang ketiga Pak Dedi Iskandar Batubara yang maafkan saya lupa tadi sebutkan laporkan bahwa Pak Dedi Iskandar Batubara ini terpilih dari wilayah barat. Maafkan saya lupa tadi ya. Maafkan saya lupa itu Pak Dedi Batubara. Sedangkan Pak Dedi Batubara ini tidak ikut bertandatangan di dalam keputusan pemberhentian Saudara Irman Gusman dari jabatan Ketua DPD RI dan ini memang bisa menjadi pembicaraan atau yang bisa menimbulkan perbedaan pendapat bahwa inikan tempo hari sudah dinyatakan bahwa keputusan BK itu final dan mengikat tetapi adanya ketokan palu Sidang Paripurna tentang pemberhentian itu nah itu dia sudah menjadi tanggung jawab paripurna tapi biarlah ini menjadi perdebatan ahli hukum dan praktisi hukum. Yang jelas sekarang gugatan Saudara Irman Gusman itu kalau menurut internet itu dicabut. Dicabut itu bisa dia akan memperbaiki tapi bisa juga merasa bahwa posisinya lemah di dalam gugatan itu. Jadi kita serahkan saja bagaimana perkembangan selanjutnya tetapi pihak Badan Kehormatan dengan koordinasi dengan Sekretaris Jenderal itu sudah mempersiapkan tim pengacara untuk itu. Sudah siap bahkan sudah membuat suatu konsep jawaban kepada pengadilan karena memang sudah resmi dimasukkan dalam pengadilan.

Saya kira itulah laporan singkat saya dan ada Ibu Hemas di sini secara khusus tadi malam sudah saya minta maaf. Pak Farouk belum sempat tapi Pak Farouk itu saya pernah tinggal di kampungnya jadi saya kenal pribadinya, dia juga kenal saya ya apalagi dia seorang sayid. Sayid ya apa namanya kalau di kampung saya itu saya keturunan arab itu dianggap keturunan nabi sehingga dihormati sebagai bangsawan begitu jadi jarang yang ada turunan jahiliyah kalau pokoknya sayid itu, pokoknya dia turunan nabi.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(6)

Mohon maaf.

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)

Baik, selanjutnya kita akan mendengarkan laporan pelaksanaan tugas dari Komite II.

PEMBICARA: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II DPD RI)

Baik, terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita.

Om swastiastu. Namo budaya.

Horas.

Nun Sewu.

Tabik Pun.

Yang saya hormati dan selamat kepada Pak Ketua, Pak Saleh. Pak Saleh saya ngomong. Selamat sebagai ketua dan kepada pimpinan yang telah menyelesaikan pemilihan untuk berjalan dengan baik.

Ijinkan pada kesempatan ini kami melaporkan Laporan pelaksaan Komite II DPD RI.

Sesuai dengan ketentuan bahwa Komite II memiliki tugas melaksankan fungsi legislasi fungsi pengawasan terkait pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi.

Perkembangan pelaksanaan tugas pertama perkembangan pelaksanaan tugas yang dilaporkan Komite II pada Sidang Paripurna ke-2 hari ini mengenai pertama penyusunan RUU Usul Inisiatif DPD RI, kedua dan lain-lain. Penyusunan RUU Usul Inisiatif DPD RI. Tugas Komite II dalam menyusun RUU Inisiatif pada hari ini antara lain penyusunan RUU tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Yang kedua, penyusunan RUU tentang perubahan atas Undang-Undang 29 Tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman. Pada masa sidang ke-2 tahun sidang 2016 - 2017 ini Komite II DPD telah melaksanakan finalisasi terhadap rancangan undang-undang tentang perubahan atas Undang-Undang 23 Tahun 2000 tentang varietas tanaman sebagai salah satu tahap penyusunan RUU Inisiatif DPD. Sesuai dengan Tatib Komite II sudah mengirim surat kepada PPUU untuk dilakukan proses harmonisasi.

Selanjutnya penyusunan RUU tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup akan dilaksanakan kegiatan uji sahih pada masa sidang yang akan datang. Komite II DPD RI itu berada pada masa sidang berikutnya dapat menyelesaikan 2 RUU usul inisiatif tersebut sudah disahkan menjadi RUU usul inisiatif DPD.

Yang kedua, pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Perlu kami sampaikan bahwa Komite II saat ini sedang menyusun pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang 24 2007 tentang penanggulangan bencana. Dalam pembahasan pengawasan Komite II itu mengadakan rapat dengar pendapat dengan beberapa pihak terkait antara lain Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kementerian Sosial dan Badan Restorasi Gambut. Komite II mendorong agar kegiatan penanggulangan pecah dapat melibatkan pemerintah daerah melalui mekanisme tugas pembantuan maupun dekonsentrasi. Kemudian Komite II meminta BNPB untuk segera mewujudkan pembentukan pembangunan sistem peringatan bencana alam sebagai upaya untuk mewujudkan penanggulangan bencana secara sistematis baik oleh pemerintah pusat dan maupun daerah. Komite II juga meminta pemerintah untuk mempercepat pembentukan peraturan presiden tentang level penanganan bencana dan

(7)

pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah dalam penanggulangan bencana Perlu kami sampaikan kepada Bapak Ketua dan Ibu Wakil Ketua bahwa kemudian kepada kita sekalian Perpres tentang level penanggulangan bencana ini sampai saat ini belum ada sehingga masih ada hal-hal yang belum berjalan dengan baik seperti penanganan Sinabung yang sudah 6 tahun sampai sana ada 9000 orang masih dipenampungan.

Komite II DPD RI dari pada masa sidang ke-2 ini juga telah mengadakan rapat kerja dengan kementrian dalam rapat dengar pendapat dengan beberapa pihak terkait dengan tugas dan fungsi Komite II DPD dalam menyelesaikan berbagai permasalahan daerah. Rapat kerja yang telah diadakan atau dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian dan, Kementrian Kelautan dan Perikanan. Komite II telah membuat kesepakatan dengan Kementerian terkait dengan paket kebijakan ekonomi hal ini sangat penting karena Komite II mendorong implementasi kebijakan ekonomi dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah dengan juga melibatkan pemerintah daerah. Komite II DPD RI mendorong kementerian untuk selalu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam menerapkan suatu kebijakan. Pada prinsipnya Komite II menilai bahwa suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah seharusnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah sekaligus mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Perlu juga kami sampaikan, kami laporkan pada kesempatan ini beberapa kegiatan terkait dengan aspirasi Komite II telah mengadakan pertemuan dengan Menteri Perekonomian terkait dengan masalah Pulau Batam yaitu terkait dengan adanya dualisme antara Pemkot dengan Badan Pengelolaan Batam pada saat itu dihadiri oleh Bapak Wakil Ketua, Bapak Farouk Muhammad yang pada intinya adalah supaya diinventalisir masalah- masalah beberapa tahun terakhir yang menyebabkan semakin menurunnya perekonomian di Kota Batam. Komite II juga meminta ketegasan pemerintah dalam menyikapi kewenangan BP Batam dan pemerintah Kota Batam, pada saat itu ada kesepakatan bahwa Menteri Perekonomian akan menyelesaikan dalam 1 bulan. Selanjutnya Komite II juga mengadakan rapat koordinasi dengan mengundang teman-teman dari Sumatera terkait dengan hasil kunjungan Bapak Presiden Jokowi ke Nias dimana pada saat itu disampaikan bahwa untuk memajukan Nias dengan mengembangkan pariwisata dan perikanan. Kami mengundang para bupati datang Komite II dan di situ disampaikan komitmen untuk memajukan Kepulauan Nias supaya dibentuk blue print master plan rencana bisnis di bidang perikanan dan kelautan guna mendukung perekonomian masyakarat di Kepulauan Nias dan juga kami sampaikan beberapa saat yang lalu menanggapi masalah pasca bencana banjir di Jawa Barat kami juga telah mengadakan pertemuan dengan Pemda Jawa Barat dan kepala daerah terkait itu dihadiri oleh Ibu Kanjeng Ratu Hemas. Terima kasih pada kesempatan itu dan juga kami dari Komite II telah menugaskan wakil pimpinan untuk berangkat ke Bali untuk melihat Jembatan Kuning di Kabupaten Klungkung yang jatuh pada saat itu. Pada saat itu kita juga melibatkan kementerian terkait dan secara khusus saya ingin atas nama Sumatera Utara untuk terima kasih Ibu Kanjeng Ratu Hemas yang telah berkunjung ke Medan dalam rangka Hari Ulos karena kita dari masyarakat Sumatera Utara sedang mengusulkan agar Ulos menjadi Badan Heritage Nasional untuk disampaikan ke Badan Dunia.

Bapak, ibu dan kami laporkan habis acara ini Komite II dengan teman-teman dari DPD RI asal Sumatera Utara akan mengadakan pertemuan terkait penanganan banjir di Kota Medan Kami berterima kasih kepada Pak Ketua ya nanti jam 2 akan menjadi tuan rumah, kita akan bertemu dengan gubernur dengan walikota, dengan Kementerian PU yang menangani masalah banjir di Kota Medan. Bapak, ibu itu beberapa hal yang sempat kami laporkan masih ada beberapa lagi yang belum tapi pada intinya pada kesempatan ini kami dari Komite II DPD RI sangat terbuka untuk mengadakan advokasi-advokasi langsung berkaitan dengan pembangunan di daerah. Jadi mungkin mekanismenya dibuatkan oleh DPD asal provinsi

(8)

semua menyampaikan kepada Komite II dan Komite II nanti menyampaikan kepada pimpinan dan pimpinan akan mengadakan rapat dan dilanjutkan oleh Komite II.

Ini beberapa hal yang kita coba menangani dan juga termasuk bencana yang terjadi di Aceh kami sebelumnya pak secara langsung. Jadi perlu kami sampaikan apabila ada masalah bencana langsung Komite II sebelumnya langsung berkomunikasi dengan BNPB pak walaupun tidak kami sampaikan itu menjadi standard operating procedure daripada Komite II untuk terlebih dahulu berkomunikasi dengan BNPB dengan kemitraan yang ada di pemerintah.

Saya pikir ini yang dapat saya sampaikan pada laporan ini. Sekali lagi terima kasih dan juga pada kesempatan saya ingin menyampaikan terima kasih atas ucapan selamat ulang tahun karena tanggal 22 kemarin saya ulang tahun yang ke-53. Terima kasih atas sms doa dan lain-lain. Nah pertanyaan itu yang susah dijawab. Sekali lagi terima kasih kepada pimpinan Pak Ketua, Pak Saleh, iIu Kanjeng Ratu Hemas dan Pak Farouk. Kami menginginkan supaya pimpinan ini kompak dan memberikan perhatian kami ke daerah.

Begitu Bu Eni ya. Saya pikir ini dapat sampaikan sekali lagi terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita.

Om swastiastu. Namo budaya.

Horas.

Nuwun Sewu.

Tabik Pun.

Wilujeng sumping.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Terima kasih Pak Parlin dari Komite II.

Sidang dewan yang saya muliakan, berdasarkan catatan hadir sekarang sudah 69 orang dan kita sudah mencapai kuorum maka untuk selanjutnya pada kesempatan ini kita lanjutkan dengan laporan perkembangan tugas dari alat kelengkapan yang mengambil untuk mengambil keputusan. Untuk kesempatan yang pertama ini kami persilakan dari PPUU untuk menyampaikan. Terima kasih.

PEMBICARA: Drs. H. BAHAR NGITUNG, M.B.A. (KETUA BKSP DPD RI)

Interupsi pimpinan kalau bisa setelah PPUU, BKSP. Terima kasih.

PEMBICARA: Drs. MUHAMMAD AFNAN HADIKUSUMO (KETUA PPUU DPD RI) Yang terhormat Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, yang terhormat Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, hadirin yang berbahagia.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om swastiastu.

Hadirin yang kami hormati. Puji sukur dan senantiasa kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga sidang pada hari ini dapat kita laksanakan sesuai dengan agenda sidang paripurna hari ini ijinkan kami atas nama anggota dan pimpinan Panitia Perancang Undang-Undang menyampaikan hasil pelaksanaan

(9)

tugas Panitia Perancang Undang-Undang selama masa sidang pertama tahun sidang 2016 2017 sebagai berikut:

1. Penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang pembentukan undang-undang.

2. Harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi terhadap rancangan undang-undang dari komite.

Sidang paripurna yang berbahagia, sehubungan dengan penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang pembentukan Undang-Undang yang merupakan usul inisiatif dari Panitia Perancang Undang-Undang kami telah melakukan finalisasi pada tanggal 12 sampai 13 Oktober 2016 yang lalu dalam kaitan materi muatan dapat kami sampaikan diantaranya seperti berikut :

1. Amanat Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 22A menyebutkan ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembentukan Undang-Undang diatur dengan Undang-Undang. Oleh karena itu Panitia Perancang Undang-Undang menginisiasi harus ada aturan tersendiri mengenai proses pembentukan Undang-Undang.

2. Ruang lingkup rancangan Undang-Undang ini mengatur tahapan pembentukan Undang- Undang mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan sampai dengan pengundangan.

3. Sebagai implikasi dengan adanya ketentuan yang khusus mengatur tentang pembentukan Undang-Undang maka RUU ini mengamanatkan agar mencabut norma yang mengatur tentang pembentukan Undang-Undang yang sebelumnya telah diatur dalam Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Dengan telah selesainya pembahasan dan penyusunan rancangan Undang-Undang tentang pembentukan Undang-Undang maka dalam Sidang Paripurna yang mulia ini kami mohon agar ruu tentang pembentukan Undang-Undang dapat disahkan menjadi RUU dari DPD.

Terkait dengan pembahasan RUU Inisiatif dari PPUU yang lain yaitu Rancangan Undang-Undang tentang Sistem Perekonomian Nasional namun dikarenakan konsen waktu yang pendek dan padatnya kegiatan maka kami rencanakan selesai pada Masa Sidang II Tahun Sidang 2016-2017 nanti.

Sidang paripurna yang mulia, selain pelaksana tugas PPUU dalam penyusunan RUU sebagai mana permintaan dari komite kami juga telah melakukan kegiatan harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi terhadap yang pertama RUU tentang sistem perencanaan dan pembangunan dari komite 4. Sebagaimana surat dari Pimpinan Komite 4 Nomor DN.130/30/DPDRI VII/2016 tanggal 10 Agustus 2016 perihal harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi RUU tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional maka PPUU telah melakukan harmonisasi membulatkan dan pemantapan konsepsi RUU tentang sistem perencanaan pembangunan pada tanggal 21 dan 22 september 2016.

RUU tersebut akan kami ajukan ke dalam Prolegnas prioritas tahun 2017 sebagai salah satu Rancangan Undang-Undang usulan DPD RI kami meyakini bahwa RUU tentang sistem perencanaan pembangunan ini dapat menjadi jembatan secara hukum dimana dimensi penganggaran masuk ke dalam RUU ini sehingga diharapkan nantinya antara perencanaan dan penganggaran menjadi satu kesatuan dalam pembangunan ke depan. Yang kedua, Rancangan Undang-Undang tentang Pengelolaan Kawasan Perbatasan dari Komite I sebagaimana surat dari Pimpinan Komite I Nomor DN.100/13/ DPDRI/VII/2016 tanggal 15 Agustus 2016 perihal harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi RUU tentang Pengelolaan Kawasan Perbatasan maka PPUU telah melakukan harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi terhadap Ruu Pengelolaan Kawasan Perbatasan pada tanggal 28 dan 29 September 2016. Adapun pokok yang utama dalam RUU ini adalah meningkatkan peran dan

(10)

fungsi Badan Pengelola Perbatasan sehingga nantinya daerah perbatasan dapat terkelola dalam satu manajemen di bawah koordinasi Badan Pengelola Perbatasan. Tiga, RUU tentang Penghapusan Kekerasan Seksual dari Komite III. Terkait dengan surat dari Komite III dengan Nomor DN120/ 45/DPD/XI/2016 tanggal 28 September 2016 perihal penyampaian draf naskah akademik dan RUU tentang penghapusan kekerasan seksual untuk dilakukan harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi oleh PPUU maka PPUU telah melakukan harmonisasi pada tanggal 19 dan 20 Oktober 2016 dan disahkan pada tanggal 24 Oktober 2016. Mengingat RUU tentang penghapusan kekerasan seksual memiliki jumlah pasal sampai dengan 184 pasal sehingga memerlukan pembahasan yang cukup lama.

Adapun ketiga konsepsi RUU tersebut di atas telah kami sesuaikan dengan nilai-nilai dalam Pancasila, UUD 45, tujuan nasional dan memuat kesesuai unsur filosofis, yuridis, sosiologis dan politis namun ada catatan penting dari hasil kegiatan harmonisasi RUU dimana hal ini sebagaimana amanat Pasal 205 ayat (5) Tatib DPD RI bahwa dalam hal PPUU menemukan permasalahnya berkaitan dengan substansi maka PPUU membahas permasalahan tersebut dengan komite yang bersangkutan catatan tersebut adalah yang pertama, nomenklatur atau judul RUU dalam hal kewenangan DPD dalam mengajukan suatu ruu sebaiknya RUU yang akan dibahas dikaji terlebih dahulu agar RUU yang disusun benar- benar sesuai dengan kewenangan DPD yang terdapat dalam pasal 22D ayat (1) Undang Undang Dasar 1945. Yang kedua, format Rancangan Undang-Undang diharapkan ke depan untuk setiap RUU yang akan disusun oleh komite menyesuaikan dengan kaidah pembentukan perundang-undangan yang baik dan format RUU sesuai lampiran 2 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dan yang ketiga untuk efektivitas pembahasan dan produk RUU dari komite. Sesuai maksud tersebut di atas PPUU dengan Pimpinan Komite III dan Pimpinan Komite IV menyepakati bahwa perlu diadakan kegiatan praharmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi terhadap RUU usul inisiatif dari DPD RI.

Oleh karena itu kami mohon dalam Sidang Paripurna yang mulia ini, dengan dialokasikan anggaran tambahan untuk kegiatan praharmonisasi di tahun anggaran 2017 nanti. Demikian laporan yang dapat kami sampaikan pada Sidang Paripurna hari ini.

Atas perhatian Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Shalom.

Om shanti shanti shanti om.

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Terima kasih Pak Afnan dari PPUU.

Setelah kita bersama-sama mendengarkan laporan dari Pimpinan PPUU tadi, apakah kita dapat menyetujui Ruu Usul Inisiatif DPD RI tentang Pembentukan Undang-Undang?

Setuju?

KETOK 2X Terima kasih.

Selanjutnya kami persilakan kepada Komite I, setelah itu nanti baru BKSP. Silakan Ketua Komite I.

(11)

PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (KETUA KOMITE I DPD RI)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

Shalom.

Om swastiastu.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Yang kami hormati Pimpinan dan Anggota DPD RI, Sekjen beserta jajarannya, hadirin sekalian, para undangan yang kami hormat, pertama-tama mari kita bersyukur pada Tuhan yang Maha Kuasa yang atas limpahan karunia dan nikmatnya sehingga kita bisa hadir dalam Sidang Paripurna DPD pada hari ini dalam keadaan sehat walafiat.

Kami laporkan bahwa dinamika politik nasional erat kaitannya dengan kepentingan status daerah. Oleh karena Komite I senantiasa berkomitmen terhadap aspirasi masyarakat daerah dan mendorong kebijakan strategis yang lebih memihak kepada daerah. Upaya-upaya tersebut dilakukan dalam koridor kewenangan kontitusional yang melekat pada DPD, baik dalam kewenangan legislasi maupun kewenangan pengawasan atas pelaksanaan Undang- undang.

Berbagai dinamika dan tugas Komite I kami laporkan pada akhir Masa Sidang pertama Tahun Sidang 2016 – 2017.

A. RUU usul lnisiatif.

1. Rancangan Undang Undang tentang Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara.

Saya kira kami tidak akan memberikan penjelasan lebih lanjut karena PPUU sudah memberikan penjelasan secara panjang lebar terhadap rancangan undang undang ini. Melalui perjalanan panjang selama lebih satu tahun Komite I pada Masa Sidang 2015 – 2016 telah berhasil menyusun RUU tersebut dan pada sidang ini telah dilakuakan harmonisasi sinkronisasi dan pemantapan konsepsi oleh PPUU.

2. Kajian Komite I terhadap implementasi otsus papua dan revisi Undang-undang 21 tahun 2001 tentang Pelaksanaan Otonomi Khusus Bagi Papua.

Papua senyata-nyatanya adalah bagian dari NKRI oleh karenanya derita Papua sebagaimana ketidakadilan di wilayah lain di republik ini adalah bagian dari tanggung jawab bersama untuk diperjuangkan secara bersama-sama oleh Dewan Perwakilan Daerah. Pelaksanaan otsus di Papua sebagaimana pandangan Komite I hingga saat ini, pemerintah belum secara serius melaksanakan undang undang 21 tahun 2001 tentang Otsus Papua.

Hal ini setidaknya terlihat dari terabaikannya melebihi penyusunan peraturan pelaksanaan undang-undang tersebut meskipun sudah berjalan lebih dari 15 tahun.

Bahkan pemerintah, bahkan peraturan pemerintah atas pelaksanaan undang-undang tersebut tereduksi pada persoalan dana otsus sehingga sering mengaburkan substansi otsus itu sendiri.

Menyikapi desakan asprasi masyarakat dan daerah terhadap perubahan undang-undang otsus Papua, Komite I telah melakukan kajian komperhensif di provinsi Papua dan Papua Barat. Pelaksanaan kajian tersebut dimaksudkan sebagai respon adanya aspirasi yang untuk merevisi undang-undang otsus Papua termasuk Papua Barat, hal ini juga dimaksudkan untuk memastikan pelaksanaan undang- undang otsus dan menemukan berbagai problematika yang menjadi kendala atas pelaksanaan undang-undang tersebut.

Mengingat begitu sensitifnya isu terkait papua dan luas kajian tentang otsus Papua maka Komite I membutuhkan waktu lebih lama dalam melakukan kajian terhadap pelaksanaan otsus Papua dan diharapkan pada sidang mendatang dari hasil

(12)

kajian tersebut dapat disusun naskah akademis dan draf RUU terhadap Perubahan Undang-Undang 21 Tahun 2001 tersebut.

B. Pelaksanaan pengawasan pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak tahun 2017.

Sebagaimana diketahui bersama bahwa 9 desember 2015 untuk pertama kali dalam sejarah NKRI. Pelaksanaan Pilkada dilaksanakan serentak di 269 daerah yang meliputi 9 Provinsi, 224 kabupaten dan 36 Kota di indonesia. Dalam rangka menyempurnakan berbagai keterbatasan dan kelemahan dari aturan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati Dan Walikota menjadi Undang-undang maka pemerintah dan Komite I, Komisi II DPR RI telah melakukan revisi terhadap undang-undang sebagai pedoman dalam pelaksanaan pilkada serentak tahun 2017.

Pada bulan februari 2017 terdapat 101 daerah yang akan melaksanakan Pilkada serentak yang terdiri 7 provinsi, 76 Kabupaten dan 18 kota. Ke-7 provinsi tersebut adalah Aceh, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Baten, Gorontalo, Sulawesi Barat dan Papua Barat.

Salah satu yang menjadi calon gubernur adalah Anggota Komite I DPD RI, Ibu Hana Hasanah.

Dalam rangka mengetahui lebih lanjut persiapan pelaksanaan Pilkada 2017 maka Komite I melakukan rapat kerja dengan mendagri, kapolri, BIN, KPU, dan Bawaslu pada 19 September yang lalu, yang menghasilkan kesimpulan. Pertama adalah meminta mendagri lengkapi untuk memastikan data pemilih agar tidak menjadi pemicu permasalahan dalam pelaksanaan Pilkada serentak 2017. Kedua, mengapresiasi langkah antisipasi prediksi terhadap berbagai kerawanan. Kemudian ketiga, mendesak pemerintah dan atau pemda melalui kemendagri agar pelaksanaan Pilkada 2017 mendapat anggaran yang pasti dalam APBN. Saya kira, Ibu dan Bapak sekalian, saya kira sampai pada rapat September yang lalu secara keseluruhan masih ada beberapa daerah yang belum mendapatkan anggaran dalam pelaksanaan pilkada 2017.

Kemudian Komite I mendorong Pilkada 17 untuk menjamin hak konstitusi warga negara berlangsung tertib baik dari regulasi dan tahapan Pilkada. Kemudian sesuai tugas wewenang Komite I akan berkoordinasi dengan kemendagri, kapolri, BIN, KPU dan Bawaslu dalam melakukan pengawasan pelaksanaan Pilkada 2017. Sebagai tidak lanjut dari tugas konstitusional tersebut maka pada masa reses mendatang Komite I akan mengangkat tema pengawasan terhadap pelaksanaan pilkada serentak menjadi salah satu tema kunjungan.

C. Pembahasan pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Program Kementrian PAN RB.

Pertama kami sepakat dengan kemenpan untuk memastikan pelaksanaan program kerja menpan dan RB. Meminta menpan dan RB melaksanakan monitor evaluasi secara ketat dalam rangka pengawasan program kerja reformasi dan pelayanan publik.

Kemudian terhadap, saya kira isu yang ada dihadapan kita semua adalah mengenai honorer K2. Komite I meminta solusi yang konsultif dan berkeadilan terhadap masalah penyelesaian tenaga honorer kategori 2 sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang memberikan rasa keadilan tanpa mengabaikan kondisi keuangan negara.

Ibu dan Bapak sekalian, hari ini masih ada 439 K2 yang masih menjadi pr pemerintah untuk menuntut mereka menjadi pegawai negeri. Saya kira kami mendiskusikan banyak hal, termasuk data-data mulai tahun 2003 samapai 2016. Yang aneh Ketua, salah satunya adalah ketika hari ini tahun 2016 ada usia PNS tersebut adalah usia 27 tahun. Jadi artinya, kalau kita flashback 14 tahun yang lalu, 13 tahun yang lalu, usia mereka baru 14 tahun. Jadi 47,7% usianya 27 sampai dengan 34. Kalau maksimal 34

(13)

maka 47% usia demikian kalau kita kembalikan ke-13 tahun yang lalu, usia mereka baru 23 tahun. Jadi saya kira apakah data itu benar atau tidak, tapi itu fakta, kita temukan di lapangan. Usia mereka ada 13 tahun sekarang untuk menjadi PNS. Ini salah satu teman dari kami.

D. Mengenai pengawasan terhadap Undang-Undang Nomor 6

Kami sudah raker dengan kemendes. Salah satu yang saya sampaikan ibu dan Bapak sekalian adalah sikap kemendes yang ngotot menggunakan dana asing untuk PLD ya. Jadi pendamping lokal desa hari ini didanai oleh bank dunia dan kemarin Pak Wakil Ketua, Pak Farouk sampaikan akan mengundang kemendes untuk memastikan 8 juta dolar digunakan untuk PLD seluruh Indonesia. Jadi kami sikapnya adalah menolak, jadi kami menolak terhadap itu menjadi bagian dari ini.

Komite I mendesak mendes untuk tidak melanjutkan penganggaran kebijakan program pembangunan desa yang dananya bersumber dari luar negeri atau lembaga donor internasional, namun dengan demikian komite yang menghormati kementerian untuk melakukan evaluasi penggunaan dana sampai pada saat ini. Jadi itu yang saya kira menjadi poin penting untuk diketahui oleh kita semua bahwa PLD akan didanai oleh bantuan dari pinjaman dari berbagai funding internasional.

E. Pembentukan daerah otonom baru.

Ibu dan Bapak sekalian, di ruangan ini tanggal 4 oktober yang lalu kita sudah undang pemda, provinsi, kabupaten, kota induk se-indonesia dan yang hadir ada 4 gubernur, 5 wakil gubernur, 67 bupati, kemudian ada 7 walikota dan utusan dari berbagai daerah yang intinya adalah agar meminta segera dari daerah otonom baru, 172 kabupaten induk. Jadi kami mendesak pemerintah agar itu dilaksanakan paling lambat tahun 2017.

Kemarin pada waktu rapat di Panmus kami sampaikan, kami mohon kepada Pimpinan dan forum agar apa-apa yang menjadi data Komite I kemarin di rapat konsolidasi dengan gubernur, bupati, walikota itu kita publish.

Informasi yang kami sampaikan adalah kita 172, sedangkan kemendagri yang diajukan 213, sedangkan dari Komisi II DPR RI ini saya kira lebih dari 210. Jadi artinya kita Komite I dalam posisi lebih konservatif dan sudah barang pasti itu menjadi core kompetensi Komite I untuk melaporkan didalam Rapat Paripurna sekarang ini.

Demikian laporan tugas Komite I pada Masa Sidang I Tahun Sidang 2016 – 2017.

Sebelum mengakhiri laporan ini, izinkan kami atas nama Komite I mengucapkan selamat kepada Bapak Haji Muhammad Saleh, S.E yang terpilih menjadi ketua DPD RI 2014 – 2019.

Atas perhatian Pimpinan dan seluruh Anggota DPD kami ucapkan terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Terima kasih Pak Muqowam.

Sidang dewan yang saya muliakan, setelah mendengarkan secara komprehensif laporan dari Komite I tadi, apakah usul inisiatif DPD RI tentang pengelolaan kawasan perbatasan negara dapat disetujui?

KETOK 2X

Sidang dewan yang saya muliakan, selanjutnya kami persilakan kepada BKSP untuk menyampaikan laporan.

(14)

PEMBICARA: Drs. H. BAHAR NGITUNG, M.B.A (KETUA BKSP DPD RI)

Bismillahirrohmanirrohim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om swastiastu.

Yang saya hormati Pimpinan DPD RI, Saudara-saudaraku Anggota DPD RI, alhamdulillah pada hari ini kita patut bersyukur masih diberikan kekuatan, kesehatan, kenikmatan sehingga kita masih dapat bersama-sama ditempat yang mulia ini.

Perkenankan saya atas nama Pimpinan dan Anggota BKSP menyampaikan laporan yang sebenarnya laporan ini, Ketua kita sudah mengetahui banyak dan tentu saja saya harus awali bahwa BKSP patut berbangga karena satu-satunya yang pernah memimpin sebagai Ketua Alat Kelengkapan menjadi Ketua DPD adalah BKSP. Tidak ada alat kelengkapan yang pernah memimpin menjadi ketua, baru ketua BKSP artinya, artinya ketua BKSP sekarang juga kira-kira punya kesempatan, hahaha.

Bapak Pimpinan dan Anggota DPD yang saya hormati, di tengah-tengah kesibukan kita ada 1 hal yang mendasar tentang permasalahan yang ada di BKSP karena Undang- Undang MD3 Nomor 17 Tahun 2014 yang telah dirubah menjadi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD. Pasal 116 hanya mengamanatkan kepada DPR RI yang punya kekuasaan untuk mengadakan diplomasi parlemen, ini yang menjadi masalah sehingga kami mencoba membangun kerja sama dan hubungan saling pengertian antara BKSAP DPR dan BKSP DPD.

Alhamdulillah, baru-baru ini tanggal 20 Oktober kami diterima beraudien sama-sama dengan ketua BKSAP DPR RI dan terjadi komunikasi yang baik dan saling pengertian, bahwa seluruh kegiatan parlemen di tingkat dunia APPF, AIPA, GOPAC dan lain-lain itu akan bersama sama dengan BKSP DPD RI. Khusus mengenai IPU, International Parliament Union ini ada permasalahan sedikit karena yang terdaftar di IPU adalah DPR RI. Oleh karena itu, agar BKSP atau DPD RI dapat ikut serta dalam kegitan IPU, itu harus didasarkan pada memory of understanding atau kerja sama antara Pimpinan DPR dan Pimpinan DPD. Seperti yang pernah dilakukan pada periode yang lalu itu ada nota kesepahaman antara Pak Irman dan Pak Marzuki Ali sehingga beberapa kali kita pernah mengikuti IPU di Genewa, namun dalam kapasitas sebagai observer. Ini pun bisa kita lakukan sekarang apabila, surat ini, Pimpinan yang sekarang itu dapat memperbaharui surat tersebut.

Ini hal yang sangat penting dan insya Allah ada kegiatan AIPA dan beberapa undangan dari parlemen senat seperti Cekoslowakia, itu permasalahannya yang ada adalah karena minimnya anggaran. Namun hal ini kami serahkan kepada Pimpinan, atas kebijakan Pimpinan tentang permasalahan ini, apakah kegiatan ini dapat diikuti atau tidak, yang saya Pimpinan dan Anggota yang saya hormati, inilah kegiatan BKSP yang dapat kami sampaikan dan saya kira Pimpinan, Pak ketua sudah banyak mengetahui tentang BKSP. Saya pikir BKSP tidak akan banyak terlalu menjelaskan dan insya Allah Pak Ketua akan lebih mengerti dan biasanya Pak Ketua membiayai dulu, membiayai dulu dan saya tahu hati dan denyut jantungnya Pak Ketua bahwa sebenarnya Pak Ketua juga merindukan BKSP untuk maju.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Om Shanti Shanti Shanti Om.

(15)

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)

Terima kasih Pak Bahar. Kalau Pak Bahar sudah pidato ini kayanya dunia terasa indah semuanya.

Baik, Sidang Dewan yang saya muliakan, selanjutnya kami persilakan kepada Komite III untuk menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas. Kepada Komite III kami persilakan.

PEMBICARA : FAHIRA IDRIS, S.E., M.H. (WAKIL KETUA KOMITE III DPD RI)

Bismillahirrohmanirrohim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om Swastiastu.

Yang terhormat Pimpinan DPD RI, yang terhormat Pimpinan Alat Kelengkapan DPD RI, yang terhormat Saudara-Saudaraku Anggota DPD RI, serta tim Sekretariat Jenderal dan wartawan, serta hadirin yang berbahagia.

Pada Sidang Paripurna yang mulia ini perkenankanlah kami dari Komite III menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite III DPD RI.

Dalam rentang pembahasan prioritas beberapa materi Komite III yang sangat penting dan menjadi perhatian Komite III adalah tindak lanjut penyusunan RUU tentang Penghapusan Kekerasan Seksual yang terikat RUU PKS yang telah diselesaikan dan disampaikan kepada PPUU untuk dilakukan harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi atas RUU dimaksud.

Kemarin alhamdulillah pada tanggal 24 Oktober 2016, PPUU juga telah menyelesaikan kegiatan harmonisasi terhadap RUU PKS ini sebagaimana draf dimaksud telah berada ditangan Bapak, Ibu sekalian. Komite III sangat mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada PPUU yang telah berupaya keras untuk menyelesaikan proses harmonisasi atas RUU tersebut sehingga sesuai dengan harapan Komite III agar dapat diajukan pada Sidang Paripurna kali ini untuk disahkan menjadi produk DPD RI.

Beberapa hal substansi materi yang penting diatur dalam RUU PKS ini antara lain:

1. Jenis-jenis tidak pidana kekerasan seksual.

2. Pencegahan kekerasan seksual.

3. Hukum acara pidana kekerasan seksual.

4. Hak korban keluarga dan saksi.

Nah, terkait dengan kelemahan KUHP, selama ini hak-hak korban, keluarga korban, dan saksi juga belum terlindungi dengan baik dalam KUHP. RUU PKS ini mengatasi hal ini dengan memasukan secara rinci hak-hak tersebut. Misalnya hak atas penanganan yang memadai serta hak atas perlindungan dan pemulihan korban.

5. Pemidanaan dalam RUU PKS ini juga secara tegas, pemidanaan penjara minimal dan maksimal untuk sebagian besar tidak ada kekerasan seksual.

Disamping itu juga ada faktor-faktor pemberatan pidana, serta pidana tambahan terhadap terpidana seperti restitusi, kerja sosial, pencabutan hak asuh, pencabutan hak menjalankan pekerjaan.

Pimpinan, Bapak, Ibu Anggota DPD yang kami hormati, Sidang Dewan yang kami muliakan, selanjutnya mengenai penyusunan RUU sebagai usul inisiatif Komite III DPD RI, Komite III telah memutuskan dan menyepakati substansi materi dalam draf RUU dengan merubah judul RUU yang semula RUU tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan menjadi

(16)

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan disingkat RUU TJSL. Saat ini tim ahli masih melakukan proses penyempurnaan.

Mengenai pengawasan dan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji berkenaan dengan pelaksanaan ibadah haji tahun 2016 diantaranya kami memberikan rekomendasi, menetapkan BPIH dalam jangka waktu 30 hari setelah pemerintah menyampaikan laporan pelaksanaan penyelenggara ibadah haji pada tahun sebelumnya.

Yang kedua, menuntaskan permasalahan kuota internasional di forum organisasi konferensi Islam dalam rangka menambah kuota jemaah haji indonesia. Ketiga memperioritaskan penetapan kuota haji daerah yang didasarkan pada daftar tunggu yang panjang secara proporsional dan berkeadilan. Yang keempat melakukan perbaikan tingkat kepatuhan kuantitas maupun kualitas manasik haji dan melengkapi sarana prasarana pendukung manasik haji. Selanjutnya melakukan diplomasi dan mendesak pemerintah Arab Saudi agar menggunakan bahasa Indonesia didalam rambu dan tanda-tanda pada sarana dan prasarana di Arab Saudi sebagai konsekuensi mayoritas jumlah jemaah haji Indonesia dan mempercepat santunan bagi jemaah Indonesia korban jatuhnya crane di tahun 2015 yang sampai hari ini belum diberikan. Yang terakhir mempercepat sistem e-haj Indonesia agar terkoneksi dengan e-haj Arab saudi dan melakukan pencegahan serta penindakan bagi pelanggaran penyalahgunaan visa.

Selanjutnya, mengenai pertimbangan DPD RI terhadap RUU Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh. Garis besar substansi materi adalah sebagai berikut. Yang pertama gagasan pembentukan BPIH, Badan Penyelenggaran Haji Indonesia sebagai badan baru penyelenggara ibadah haji perlu didukung prasyarat berikut yaitu tidak membebani anggaran negara, kemudian memiliki alur dan mekanisme desain di bawah kementerian agama.

Selanjutnya terdapat kejelasan pengaturan masa transisi peralihan aset dan barang kelembagaan dari kementerian agama Republik Indonesia kepada BPHI. Pengaturan tentang tim pembimbing ibadah haji harus menegaskan prasyarat yang dapat memastikan kompetensi yang spesifik yang ditujukan dengan sertifikat kompetensi. Selanjutnya yang paling penting adalah peran DPD RI didalam pengawasan penyelenggaraan ibadah haji merupakan kewenangan konstitusonal yang didasarkan pada Pasal 22D Ayat (3) Undang- Undang Dasar 1945. Dengan demikian, ketentuan pasal 18 RUU Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh harus menambahkan ketentuan bahwa DPD RI merupakan bagian dari unsur pengawas dalam penyelenggaraan ibadah haji.

Selanjutnya, ketentuan yang mengatur majelis amanah haji perlu diperluas kewenangannya, yaitu tidak hanya pengawasan penyelengaraan haji saja, melainkan juga termasuk umroh. Perumusan ketentuan Pasal 154 dan Pasal 155 perlu ditambahkan sanksi bagi penyelenggara ibadah haji khusus, maupun penyelenggara perjalanan ibadah umroh yang melakukan perbuatan yang dilarang berupa sanksi administrasi, khususnya sanksi pelarangan melakukan usaha jasa penyelenggara ibadah haji dan umroh dalam jangka waktu 5 tahun.

Selanjutnya mengenai pandangan DPD RI terhadap rancangan undang-undang pada masa sidang ini, Komite III telah memprioritaskan pembahasan pandangan atas 2 RUU.

Yaitu RUU Sistem Perbukuan, tentang sistem perbukuan garis besar substansi materi adalah perlindungan hukum terhadap penulis harus diatur dalam RUU Sistem Perbukuan paling sedikit meliputi jaminan royalti dan honorarium yang layak, terdapat penghargaan secara nasional, perlindungan terhadap pembajakan serta pembebasan pajak oleh pemerintah bagi usaha di bidang perbukuan.

Selanjutnya penguatan minat baca dan tulis dimasyarakat harus diintegrasikan dengan kurikulum pendidikan disetiap satuan pendidikan dan yang terakhir dewan perbukuan perlu

(17)

ditambahkan kewenangannya untuk melakukan sensor atau seleksi pada buku yang berkonten atau bermuatan pornografi, SARA, radikalisme dan hal lain lain yang bertentangan terhadap norma hukum agama dan kesusilaan.

Kemudian selanjutnya, kepada Pimpinan, Bapak, Ibu Anggota Komite III yang kami hormati, berkenan dengan penyusunan pandangan DPD RI tentang RUU Kewirausahan Nasional hingga saat ini kami masih dalam tahap inventarisasi materi. Kami akan menargetkannya pada masa sidang ke-II.

Pimpinan, Bapak, Ibu Anggota DPD yang kami hormati, Sidang Dewan yang kami muliakan, berdasarkan laporan yang telah kami sampaikan di atas, melalui Sidang Paripurna yang mulia ini, sekali lagi Komite III DPD RI meminta kepada Pimpinan dan seluruh Anggota DPD RI yang terhormat untuk dapat memutuskan dan mengesahkan beberapa materi Komite III.

Yaitu yang pertama Rancangan Undang-Undang tentang Penghapusan Kekerasan Seksual, yang kedua pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji berkenaan dengan pelaksanaan ibadah haji tahun 2016. Yang ketiga pertimbangan DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh, yang keempat pandangan DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Sistem Perbukuan.

Demikianlah laporan pelaksanaan tugas Komite III selama Masa Sidang I, pada akhirnya perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Pimpinan beserta seluruh Anggota DPD RI dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian materi Komite III. Semoga segala upaya dan dukungan yang diberikan mendapat balasan kebaikannya yang berlipat dari Allah SWT.

Satu pantun untuk kita semua.

Berangkat anak pergi ke kota.

Teringat kampung teluk bayur.

Ingatlah pesan Ketua kita.

Jangan menjadi ayam sayur.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Terima kasih Bu Fahira.

Sidang Dewan yang saya muliakan, setelah kita bersama mendengarkan laporan pimpinan Komite III tadi, apakah kita dapat menyetujui, yang pertama RUU Usul Inisiatif DPD RI tentang Penghapusan Kekerasan Seksual? Setuju?

KETOK 2X

Yang kedua, pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji apakah dapat disetujui?

KETOK 2X

Yang ketiga, pertimbangan DPD RI atas RUU tentang Penyelenggaraan Haji dan Umroh apakah ini juga dapat disetujui?

KETOK 2X

(18)

Yang keempat, pandangan DPD RI terhadap RUU Sistem Perbukuan, apakah dapat disetujui?

KETOK 2X

Sidang dewan yang saya muliakan, selanjutnya kami persilakan kepada Komite IV untuk menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugasnya. Kepada Komite IV saya persilakan.

PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD RI)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om Swastiastu.

Yang saya hormati Bapak Ketua DPD RI, Pimpinan Sidang, yang saya hormati Ibu Wakil Ketua DPD RI selaku Pimpinan Sidang, Bapak, Ibu Anggota DPD RI, hadirin sekalian yang sama kami hormati. Alhamdulillah wa syukurillah.Terlebih dahulu marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita sekalian sehingga dapat menghadiri Sidang Paripurna ke-3 Dewan Perwakilan Daerah.

Pertama hari ini kami menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan dan selanjutnya sesuai dengan jadwal rapat ini perkenankan kami menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Komite IV pada masa sidang pertama Tahun Sidang 2016 – 2017.

Pimpinan, Anggota dan hadirin Sidang Paripurna yang saya hormati, sebagaimana dilaporkan pada Sidang Paripurna terdahulu bahwa Komite IV telah menyelesaikan pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan sebagai usul inisiatif DPD RI yang dilaksanakan finalisasi pada tanggal 18 sampai 20 Juli 2016.

Rancangan undang-undang semula dimaksudkan sebagai RUU perubahan atas Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional namun pembahasan selanjutnya menunjukan perlunya disepakati menjadi Rancangan Undang Undang Sistem Perencanaan Pembangunan dan telah diharmonisasi, disinkronisasi bersama dengan PPUU pada tanggal 21 sampai tanggal 23 September 2016 sebagaimana juga telah disampaikan oleh Pimpinan PPUU tadi.

Rancangan Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan yang telah dibahas secara intensif oleh Komite IV yang telah diharmonisasi tersebut intinya saya tidak akan menyampaikan secara lengkap selain sudah disampaikan tadi oleh PPUU, terdiri atas landasan yuridis, sosiologis, filosofis, arah pengaturan dan pokok- pokok muatan terdiri atas kebijakan, perencanaan, penganggaran, hal yang baru dalam SPP ini adalah penegasan terhadap penganggaran, kelembagaan, peran serta masyarakat. Itu inti-inti dari bab dan pasal- pasal dalam RUU tersebut.

Akhirnya pada Sidang Paripurna yang terhormat ini, pada gilirannya sebentar kami mohon kepada Pimpinan DPD RI, Pimpinan Sidang untuk menetapkan keputusan DPD RI tentang Rancangan Undang-Undang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan.

Pimpinan, Anggota dan hadirin, serta Sidang Paripurna yang kami hormati, materi bahasan Komite IV lainnya yang dapat kami laporkan pada kesempatan ini adalah.

1. Pembahasan berupa RDPU dengan beberapa narasumber berupa ikhtisar hasil pemeriksaan BPK Semester 1 Tahun 2016.

(19)

2. Kegiatan telah dilakukan oleh tim kerja pembahasan kebijakan penundaan sebagian dana alokasi umum yang telah dibentuk oleh Komite IV pada 21 september 2016 dengan kegiatan antara lain RDP dengan Dirjen Bina Keuangan daerah Kemendagri dan Direktur Dana Perimbangan Kementerian Keuangan, FGD di 3 daerah dan;

3. Selanjutnya kegiatan Komite IV adalah pembentukan tim kerja penerimaan negara, tim kerja Penerimaan Negara bukan Pajak yang dibentuk oleh Komite IV pada tanggal 24 Oktober 2016 dan secara efektif akan melaksanakan tugas pada masa sidang berikutnya pada masa Sidang kedua 2016/2017.

4. Keempat adalah Rancangan Undang-Undang Tentang Penilai juga telah dilaksanakan finalisasi oleh Komite IV pada tanggal 10 sampai 12 Oktober 2016. Selanjutnya Komite IV akan menyampaikan kepada panitia Perancang Undang-Undang untuk dilakukan harmonisasi pemantapan dan pembulatan terhadap RUU penilai yang diharapkan dapat dilaksanakan pada masa sidang kedua Tahun Sidang 2016/2017 yang akan datang. Materi tersebut dilanjutkan diharapkan pembahasannya pada Masa Sidang akan datang.

Hadirin sekalian, khusus untuk pelaksanaan kunjungan kerja tanggal 26 Oktober sampai dengan 15 November 2016 anggota Komite IV diharapkan fokus pada antara lain pemantauan impelementasi pengalihan urusan atau wewenang pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah provinsi terkait dengan alokasi anggaran dalam RAPBD perlu kami informasikan kepada hadirin sekalian supaya ada bahan bersama khusus untuk pendidikan tingkat Sekolah Lanjutan Atas Negeri dan kejuruan yang telah dialihkan dari kabupaten ke provinsi, Dana Alokasi Umumnya telah ditambahkan kepada pemerintah provinsi tanpa mengurangi alokasi DAU kabupaten/kota tapi tujuh urusan lain antara lain di bidang pertanian, kehutanan, perkebunan, sampai minggu lalu dalam rapat Komite IV belum terkoordinasi dengan baik antara kementerian keuangan dan kementerian kementerian terkait yang berdampak pengalihan urusan kewenangan dari pemerintah kabupaten kepada pemerintah provinsi. Ini kami titipkan kepada semua anggota khususnya tentu kepada teman- teman kami di Komite IV untuk melakukan pemantauan dalam masa kunjungan kerja tersebut. Yang kedua fokusnya adalah pemantauan terhadap pelaksanaan Tax Amnesti tahap kedua yaitu Oktober sampai Desember dan lain sebagainya.

Pimpinan, Anggota, dan hadirin serta Sidang Paripurna yang kami hormati demikianlah laporan pelaksanaan tugas Komite IV yang dapat kami sampaikan dalam Sidang Paripurna ini kami atas nama pimpinan anggota Komite IV mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya dan mohon maaf apabila ada kekurangan dalam pelaksanaan tugas kami pada masa sidang pertama tersebut. Selamat kepada Bapak Ibu semua dalam melaksanakan kunjungan kerja pada masa sidang akhir masa sidang pertama ini dan selamat kepada pimpinan DPD RI demikian.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita sekalian.

Om shanti shanti shanti om.

PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)

Terima kasih Pak Ajiep Padindang ya. Sidang dewan yang kami mulyakan setelah kita bersama-sama mendengarkan laporan dari pimpinan Komite tadi apakah kita dapat menyetujui RUU tentang sistem Perencanaan Pembangunan? Setuju? Setuju?.

KETOK 2X Terima kasih.

(20)

Selanjutnya kita akan mendengarkan laporan perkembangan tugas dari BAP.

PEMBICARA: Ir. H. AYI HAMBALI, M.M. (JAWA BARAT)

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastiastu.

Yang terhormat pimpinan DPD RI pimpinan sidang yang terhormat para anggota Dewan Perwakilan Daerah seluruh Indonesia hadirin yang berbahagia. Terlebih dulu marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan Rahmat nya kepada kita sekalian sehingga dapat menghadiri Sidang Paripurna ke-3 yang mulia ini dan mudah-mudahan kita bisa melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Atas nama pimpinan dan segenap anggota Badan Akuntabilitas Publik Dewan Perwakilan Daerah kami sampaikan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada kami untuk menyampaikan laporan ini.

Hadirin para anggota dewan yang saya hormati sesuai dengan tugas dan wewenang konsesional badan akuntabilitas publik pada masa sidang tahun sidang 2016- 2017 kami telah melaksanakan berbagai kegiatan yaitu antara lain melaksanakan rekomendasi temuan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan yang disampaikan kepada DPD RI namun pada kesempatan kali ini kami tidak melakukan dengan kunjungan kerja ke daerah karena sesuatu hal dan kami hanya melakukan konsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan di kantor Badan Pemeriksa Keuangan yang dilaksanakan pada 13 oktober tahun 2016. Diantara kami konsultasikan adalah ada 3 hal. Pertama adalah rendahnya tindak lanjut atas temuan pemeriksaan hasil BPK terhadap temuan yang berindikasi kerugian negara atau daerah.

Kedua, masalah manajemen arsip daerah yang menyebabkan sulitnya Badan Pemeriksa Keuangan untuk memberikan opini kepada LKPD dan yang ketiga adalah masalah adanya tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan yang tidak dapat ditindaklanjuti dan hasil konsultasi dan jawaban dari Badan Pemeriksa Keuangan kami sampaikan kepada laporan selengkapnya yang akan kami sampaikan kepada pimpinan sidang. Yang kedua tugas yang kami lakukan adalah menidaklanjuti laporan pengaduan masyarakat pada tahun sidang pada masa sidang ke 1 tahun sidang 2016-2017 BAP yang telah menerima 23 laporan pengaduan masyarakat yang sebagian besar laporan tersebut terkait dengan masalah sengketa lahan atau keagrariaan dan sebagian lainnya masalah-masalah yang bersifat maladministrasi. Pada masa sidang tersebut, pada masa sidang ini kami hanya menyelesaikan sesuai dengan prioritas sesuai dengan kemampuan baik karena waktu dan lain hal, ada 7 hal yang kami tindaklanjuti.

Pertama yang kami tindaklanjuti adalah menindaklanjuti apa yang sudah disampaikan pada masa sidang sebelumnya yaitu masalah tuntutan 7,000 pensiunan BRI atas pembayaran uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak, yang hingga kini belum dibayarkan oleh pihak PT BRI. Yang kedua masalah sengketa lahan suku anak dalam PT Asiatic Persada di Batanghari Jambi dan yang ketiga masalah sengketa lahan antara masyarakat Gedung Agung dan arahan dengan PT Musi Hutan Persada di Lahat Sumatera Selatan. Yang keempat, masalah sengketa lahan antara transmigran di Desa Sumber Jaya Kecamatan Babat Supat dengan PT Handika Utama Karsa di Kabupaten Musi Banyuasin.

Yang kelima, masalah pagar tembok rel kereta api yang ditolak warga masyarakat Kecamatan Tanjung Karang Timur dan Kecamatan Enggar Kota Bandar Lampung. Yang keenam, masalah PHK terhadap 4,000 karyawan PT Bangun Wenang kop BW, BC Manado dan yang ketujuh masalah tidak diakuinya ijazah dan gelar akademik sekitar 500 alumni Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Curug Bengkulu dan dari hasil, dari hasil tim analisis yang kami lakukan masalah-masalah ini masih dalam proses penyelesaian sehingga mudah-

(21)

mudahan ini akan kita tindaklanjuti dan akan kita tuntaskan pada masa sidang yang akan dating.

Demikian laporan kami dari laporan perkembangan pelaksanaan tugas BAP DPD RI pada sidang paripurna ke-3 DPD RI Masa Sidang 1 tahun sidang 2016/2017 dan akhirnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam pelaksanaan tugas pada masa sidang ini kami DPD RI belum bisa bekerja secara maksimal dan belum bisa menyelesaikan hal-hal yang seharusnya bisa diselesaikan.

Wabillahi taufik walhidayah.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)

Terima kasih pak Ayi dari BAP. Sidang dewan yang saya muliakan, kita masih menyisakan 2 alat kelengkapan lagi untuk selanjutnya kami persilakan kepada Pimpinan BPKK.

PEMBICARA: Prof. Dr. JOHN PIERIS, S.H., M.S. (KETUA BPKK DPD RI)

Yang terhormat pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, yang kami hormati saudara-saudara sekalian Anggota DPD Republik Indonesia hadirin yang berbahagia,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastiastu.

Badan pengembangan kapasitas kelembagaan DPD RI mengapresiasi seluruh unsur Anggota DPD yang telah bersama-sama menyukseskan suksesi kepemimpinan yang terjadi di DPD RI karena sesungguhnya hal tersebut merupakan cerminan kebersamaan dan kekompakan seluruh unsur dalam DPD RI yang sangat diperlukan untuk perjuangan yang lebih besar yaitu dalam melakukan penataan sistem ketatanegaraan Indonesia melalui Amandemen UUD`45 dan karena itu perkenankan kami Pimpinan BPKK dan seluruh anggota menyampaikan selamat kepada pimpinan DPD terutama kepada H. Muhammad Saleh yang terpilih sebagai ketua DPD RI yang baru.

Sidang dewan yang terhormat, perkenankan kami mengingatkan kembali setidaknya ada 3 misi utama yang harus dijalankan oleh Pimpinan setiap anggota DPD dalam melakukan perjuangan yaitu satu rekonstruksi atau reposisi kewenangan DPD RI melalui Amandemen UUD`45 yang kelima, dua, mengoptimalkan pelaksanaan tugas legislasi pengawasan dan penganggaran, serta fungi pertimbangan dan fungsi representasi dewan sesuai kewenangan ditetapkan oleh UUD`45 dan Undang-Undang lainnya, yang ketiga, memperkuat kapasitas pelaksanaan fungsi persentasi yang mencakup penampungan dan penindaklanjutan aspirasi daerah dan pengaduan masyarakat serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kelembagaan DPD dalam rangka akuntabilitas publik. Hal ini sesuai dengan tujuan utama DPD RI dalam Renstra DPD RI 2015-2019, terwujudnya DPD RI sebagai salah satu lembaga negara yang berperan aktif dan menjaga keseimbangan dalam penyelenggaraan kekuasaan negara dalam bidang legislasi melalui optimalisasi pelaksanaan fungsi-fungsi keparlemenan.

Hadirin sekalian, BPKK sebagai alat kelengkapan DPD merupakan manifestasi dari kelompok DPD RI untuk menjalankan tugas-tugas sebagai anggota MPR, mengembangkan sebuah amanat untuk mengawal tindak lanjut keputusan MPR Nomor 4 2014 tentang rekomendasi MPR khususnya terhadap rekomendasi melakukan penataan sistem ketatanegaraan dan terutama penguatan DPD RI dalam Amandemen Ke-5 UUD`45 karena itu hadirin sekalian selama masa sidang 1 tahun 2016-2017 BPKK dan kelompok DPD di

(22)

MPR RI telah melakukan beberapa agenda kegiatan strategis yaitu yang pertama sidang pleno kelompok DPD tanggal 15 September 2016 yang lalu, yang laporannya sudah kami sampaikan, yang kedua, pengumpulan dukungan Amandemen UUD`45 atas hasil sidang pleno kelompok DPD tanggal 15 September 2016 BPKK merumuskan strategi pengumpulan tanda tangan anggota DPD dengan membuka posko pengumpulan dukungan setiap hari di ruang rapat BPKK lantai 1 gedung A DPD RI. Sebanyak 127 dari 131 Anggota DPD RI yang telah mendukung atau membubuhkan tanda tangan pengusulan Amandemen ke-5 UUD`45 sisanya kami mengharapkan kerja sama yang baik dari kita untuk ikut membubuhkan tandatangan selanjutnya dan atas dasar itu kami akan eksodus ke fraksi-fraksi untuk melakukan permintaan tanda tangan dukungan Amandemen. Yang ketiga saudara-saudara sekalian membangun komunikasi politik. Komunikasi politik dengan parpol memiliki posisi yang sangat penting untuk keberhasilan amandemen kelima UUD`45. Pasal 37 ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Repubik Indonesia 45 menyebutkan bahwa usul perubahan undang undang dasar itu diajukan oleh sekurang kurangnya sepertiga dari jumlah anggota MPR. Jumlah anggota MPR semuanya 560 dari DPR dan sisanya 132 atau 131 dari Anggota DPD sehingga jumlahnya 691 dengan asumsi seluruh anggota DPD mendukung Amandemen tersebut sehingga untuk memenuhi persyaratan sebagaimana yang tercantum dalam pasal 37 UUD`45 kita harus mendapatkan dukungan 100 orang lagi anggota MPR proyeksinya sebagian dari golkar, demokrat, PKS dan PKB, empat partai politik itu sengaja kami sebutkan karena telah mendapat renpons yang sangat positif untuk mendukung Amandemen kelima UUD`45 tanpa harus menyepelekan yang lain karena komunikasi politik karena kita lanjutkan di masa-masa yang akan datang sedangkan partai-partai politik lain yang belum terjalin komunikasi saat ini sudah dilakukan penjajakan untuk segera dilaksanakan setelah reses yang ke-4 penyerahan naskah usul perubahan Undang-Undang Dasar 1945 ke pimpinan MPR telah dilakukan pada tanggal 27 September 2016 dan setelah itu akan dilakukan rapat gabungan dengan semua fraksi dan kelompok yang dipimpin oleh pimpinan MPR untuk menentukan isu-isu apa yang akan dikembangkan dalam perubahan Undang-Undang Dasar 1945, agenda dan waktu amandemen itu. Yang kelima hadirin sekalian, seminar dan FGD kelompok DPD di MPR telah dilakukan di 3 universitas swasta di ibukota jakarta Muhammadiah, Universitas Kristen dan Universitas Krisna Dwipayana kemudian FGDF Kelompok dengan mengundang pimpinan alat kelengkapan pada tanggal 13 Oktober 2016 FGD Kelompok dengan mengundang Pimpinan Alat Kelengkapan DPD, Pimpinan dan anggota Lembaga Pengkajian pimpinan ormas keagamaan, forum rektor dan staf ahli pada tanggal 19 Oktober 2016 seminar nasional DPD RI 13 Oktober 2016 telah menghadirkan Ginandjar Kartasasmita, Jimly Asshiddiqie, Hamdan Zoelfa dan pimpinan BPKK dalam sebuah seminar yang berjudul penguatan DPD RI sebagai kekuatan penyeimbang dalam parlemen Indonesia melalui perubahan Undang-Undang Dasar 1945 dalam seminar itu yang telah dibuka oleh resmi secara resmi oleh Ketua DPD yang baru dan keynote speech yang dibawakan oleh Ibu Ratu Hemas Wakil Ketua I sebagai koordinator kelompok di MPR RI.

Yang ketiga, tahun 2016 atau awal 2017 harus dijadikan momentum untuk melakukan amandemen kelima karena dinamika yang terjadi di MPR, partai politik, dan masyarakat menyadari bahwa amandemen konstitusi merupakan kebutuhan bangsa dan kita tidak akan mengganggu agenda politik pada Pilpres, Pilkada dan sebagainya itu. Jadi memang kita rencanakan untuk segera melakukan konsolidasi total untuk mempersiapkan amandemen itu paling lama 2017. Kita tidak mungkin menentukan waktu, waktu atau agenda itu akan ditentukan bersama dalam rapat gabungan ya dan itu akan dibuat dalam Rapat Paripurna MPR. Jadi kita menunggu saja perkembangan selanjutnya saudara-saudara. 4. Keberadaan DPD RI sejatinya telah melalui proses sejarah konstitusi yang panjang, yang bertujuan memperjuangkan kebijakan-kebijakan publik baik di tingkat nasional maupun daerah-daerah

Referensi

Dokumen terkait

Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dari dampak negatif yang ditimbulkan fast food dan junk food terhadap kesehatan tubuh manusia melalui

terkontaminasi dengan batran pencemar yang berasal dari limbah rumah tangga, limbah industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumatr sakit,

Beberapa parameter tersebut diperhitungkan untuk menetapkan indeks toleransi tanaman terhadap pencemaran udara yang dinyatakan oleh Singh, Rao, Agrawal, Pandey and

PEMBERIAN EKSTRAK HULBAH SECARA ORAL MENURUNKAN PENYERAPAN TULANG TIKUS PASCA OVARIEKTOMI YANG DITANDAI DENGAN.. PENURUNAN KADAR

Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar yang terdiri dari

bahwa dalam rangka percepatan pelayanan perizinan dan guna menindaklanjuti Rencana Aksi Pemberantasan Koru psi Terintegrasi Tahun 2019- 2020 dari Komisi Pemberantasan

Semua alat dan perlengkapan itu tetap menjadi milik Penyedia Jasa yang sebelumnya sudah diperhitungkan pengadaannya dalam kontrak penawaran dan diajukan brosur atau sampel

- Koordinasi lintas institusi terkait kebijakan rencana pengemb... Kakao tahun ke 2