• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SEKTOR PERTANIAN DAN KOMODITI UNGGULAN KABUPATEN KARO DALAM KONSTALASI PEREKONOMIAN DATARAN TINGGI SUMATERA UTARA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS SEKTOR PERTANIAN DAN KOMODITI UNGGULAN KABUPATEN KARO DALAM KONSTALASI PEREKONOMIAN DATARAN TINGGI SUMATERA UTARA SKRIPSI"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

SRI NOVI MULYANI 140304093

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

SKRIPSI

OLEH :

SRI NOVI MULYANI 140304093

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pertanian Di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(3)
(4)
(5)

SRI NOVI MULYANI (140304093) dengan judul Analisis Sektor Pertanian dan Komoditi Unggulan Kabupaten Karo Dalam Konstalasi Perekonomian

Dataran Tinggi Sumatera Utara di bawah bimbingan Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat perkembangan sektor pertanian Kabupaten Karo dalam konstalasi perekonomian Kawasan Dataran Tinggi Sumatera Utara, untuk menganalisis komoditi pertanian unggulan Kabupaten Karo dan untuk menganalisis hubungan antara jumlah produksi komoditi pertanian unggulan dengan kontribusi sektor pertanian pada perekonomian Kabupaten Karo.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode tipologi klassen, location quotien (LQ) dan metode Korelasi Pearson. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Data yang diambil adalah data sekunder.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pada tingkat perkembangan sektor pertanian Kabupaten Karo dalam konstalasi perekonomian Kawasan Dataran Tinggi Sumatera Utara sudah tergolong maju namun tertekan (developed sector). Komoditi unggulan sektor pertanian Kabupaten Karo pada tanaman pangan adalah jagung, pada tanaman sayuran adalah bawang putih, bawang daun, kol, petsai, wortel, tomat lobak, labu dan pada tanaman buah-buhan adalah alpokat, jeruk dan marquisa. Hubungan antara jumlah produksi tanaman sayuran unggulan dengan kontribusi sektor pertanian pada perekonomian Kabupaten Karo tergolong kuat dan nyata, sedangkan hubungan antara jumlah produksi tanaman pangan unggulan dan tanaman buah-buahan unggulan dengan kontribusi sektor pertanian pada perekonomian Kabupaten Karo tergolong lemah dan tidak nyata.

Kata kunci : Sektor Pertanian, Komoditi Unggulan, Kontribusi Sektor Pertanian.

(6)

SRI NOVI MULYANI (140304093) with the title is Analysis Of Agricultural Sectors And Superior Commodities Of Kabupaten Karo In Economic

Constalation Dataran Tinggi North Sumatra guidance of Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT and Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec.

The purpose of this study was to analyze the level of development of Kabupaten Karo in agricultural sector in the economic constellation of North Sumatra Highland, to analyze the superior agricultural commodity of Kabupaten Karo and to analyze the relationship between the number of superior agricultural commodity production and the contribution of the agricultural sector to the economy of Kabupaten Karo.

The research method used is Klassen typology, Location Quotien (LQ) and the Pearson Correlation method. Determination of the study area was done purposively. The data taken is secondary data. The results of the study were the level of development of the agricultural sector of Kabupaten Karo in the economic constellation of the North Sumatra highland was classified as advanced but developed sector. The superior commodity of the agricultural sector of Kabupaten Karo in food crops is corn, in vegetable crops are garlic, scallion, cabbage, chinese cabbage, carrots, radish tomatoes, pumpkin and in fruit plants are avocados, oranges and marquisa. The relationship between the number of superior vegetable crop production and the contribution of the agricultural sector to the economy of Kabupaten Karo is classified as strong and tangible, while the relationship between the production of superior food crops and superior fruit plants with the contribution of the agricultural sector to the economy of Kabupaten Karo is weak and unreal.

Keywords: The Agricultural Sector, Superior Commodities,The Contribution Of The Agricultural Sector.

(7)

SRI NOVI MULYANI lahir di Tebing Tinggi, tanggal 16 November 1996, adalah anak pertama dari empat bersaudara. Penulis merupakan anak dari Bapak Mulyadi dan Ibu Sri Mega Wati.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahun 2002 masuk Sekolah Dasar Negeri 163098 dan tamat pada tahun 2008.

2. Tahun 2008 masuk Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tebing Tinggi dan tamat pada tahun 2011.

3. Tahun 2011 masuk Sekolah Menengah Atas Unggulan CT Foundation Deli Serdang dan tamat pada tahun 2014.

4. Tahun 2014 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Kegiatan yang pernah diikuti selama kuliah adalah :

1. Panitia Festival IMASEP CUP dan HUT IMASEP ke 36th.

2. Bulan Juli-Agustus 2017 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Suka Maju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara.

3. Bulan Januari 2018 melaksanakan penelitian di Kota Medan

(8)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Universitas Sumatera Utara dengan judul “Analisis Sektor Pertanian dan Komoditi Unggulan Kabupaten Karo dalam Konstalasi Dataran Tinggi Sumatera Utara”.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur, penulis secara khusus menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT selaku ketua komisi pembimbing penulis dengan telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan kesabaran, memotivasi penulis tanpa mengenal lelah, serta mendukung dan membantu penulis tanpa mengenal lelah, serta mendukung dan membantu penulis sejak masa perkuliahan hingga dalam penyelesaian skripsi ini. Kebijakan, ketegasan dan ketepatan sikap bapak menjadi panutan bagi penulis. Juga kepada Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku anggota komisi pembimbing yang telah bersedia membimbing, mengarahkan, memotivasi serta memberi banyak nasehat dan wawasan kepada penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Ungkapan rasa terima kasih yang sama juga disampaikan kepada:

1. Bapak Ir. M. Jufri, M. Si selaku Ketua Penguji yang telah memberi kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

(9)

3. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU dan Bapak Ir. M. Jufri, M. Si selaku sekretaris Program Studi yang memberikan memfasilitasi selama mengikuti perkuliahan.

4. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasan kepada penulis serta seluruh pegawai Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,

khususnya pegawai yang ada di Departemen Agribisnis yang telah membantu seluruh proses administrasi.

5. Kedua orang tua tercinta Ibunda Sri Mega Wati dan Ayahanda Mulyadi, penulis mengucapkan terima kasih atas segala keikhlasan dan

pengorbanannya dalam mendukung, memberikan semangat serta senantiasa mendoakan selama penulis menjalani pendidikan hingga selesai.

6. Ayahanda Chairul Tanjung dan Ibunda Anita Tanjung terima kasih atas segala keikhlasan hati yang telah memberikan saya motivasi. Adik-adik tersayang Surya Ardana, Febri Tri Sardi dan Muhammad Dio Sandi, sahabat- sahabat 9AJE yang saya sayangi Fitri, Suci, Yusra, Channifa, Cinan, Jamila, Tina, Rabiatul, grup Batal Jalan yaitu Khoiri, Ricky, Alfath, Bayu, teman- teman yang selalu bersedia membantu Rahma, Zulfahri, Vindy, Maden serta seluruh teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah memberikan doa, semangat serta bantuan kepada penulis baik secara

langsung maupun tidak langsung.

(10)

menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kebaikan penelitian ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Januari 2019

Penulis

(11)

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 7

2.2 Landasan Teori... 8

2.2.1 Pembangunan Pertanian ... 8

2.2.2 Sektor Pertanian ... 9

2.2.3 Komoditi Unggulan ... 10

2.2.4 Produk Domestik Regional Bruto ... 10

2.3 Penelitian Terdahulu ... 11

2.4 Kerangka Pemikiran... 13

2.5 Hipotesis Penelitian ... 14

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penetuan Daerah Penelitian ... 15

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 15

3.3 Metode Analisis Data ... 15

(12)

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Letak dan Geografis Kabupaten Karo... 21

4.2 Agroklimat ... 21

4.3 Daerah Administratif ... 21

4.4 Keadaan Penduduk... 22

4.5 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Karo ... 23

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tingkat Perkembangan Sektor Pertanian Kabupaten Karo dalam Konstalasi Perekonomian Kawasan Dataran Tinggi Sumatera Utara... 25

5.2 Komoditi Unggulan Sektor Pertanian di Kabupaten Karo ... 30

5.2.1 Komoditi Unggulan Tanaman Pangan ... 31

5.2.2 Komoditi Unggulan Tanaman Sayur-sayuran ... 32

5.2.3 Komoditi Unggulan Tanaman Buah-buahan ... 34

5.3 Hubungan antara jumlah produksi komoditi pertanian unggulan dengan Kontribusi Sektor Pertanian pada Perekonomian Kabupaten Karo ... 36

5.3.1 Analisis Hubungan antara jumlah produksi tanaman pangan unggulan dengan Kontribusi Sektor Pertanian pada Perekonomian Kabupaten Karo ... 38

5.3.2 Analisis Hubungan antara jumlah produksi tanaman sayuran unggulan dengan Kontribusi Sektor Pertanian pada Perekonomian Kabupaten Karo ... 40

5.3.3 Analisis Hubungan antara jumlah produksi tanaman buah-buaham unggulan dengan Kontribusi Sektor Pertanian pada Perekonomian Kabupaten Karo ... 42

(13)

6.2 Saran ... 45 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(14)

Nomor Judul Halaman 1.1 PDRB Kabupaten Karo Atas Dasar Harga Konstan

2010 Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2012─2016

4

1.2 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita menurut Kabupaten Dataran Tinggi Atas Dasar Harga Konstan 2010 (rupiah) tahun 2016

5

2.1 Penelitian Terdahulu 11

3.1 Klasifikasi Pola Pertumbuhan Ekonomi Menurut Tipologi Klassen

15

3.2 Interpretasi Nilai r 18

4.1 Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten

Karo 22

4.2 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kecamatan Kabupaten Karo Tahun 2016

23 4.3 PDRB Kabupaten Karo Atas Dasar Harga Konstan

2010 Tahun 2012 – 2016

24 5.1 Perbandingan Laju Pertumbuhan dan Kontribusi

PDRB Subsektor Pertanian Karo dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012-2016 (%)

26

5.2 Klasifikasi Subsektor Pertanian dalam Perekonomian Kabupaten Karo berdasarkan Tipologi Klassen

28

5.3 Penurunan Luas Panen dan Produksi Tanaman di Kabupaten Karo 2012- 2016

29 5.4 Penurunan Produksi Ternak di Kabupaten Karo

2012 – 2016

29 5.5 Hasil Analisis LQ Komoditi Tanaman Pangan

Kabupaten Karo terhadap Dataran Tinggi Sumatera Utara tahun 2016

31

5.6 Produksi dan Produktivitas Komoditi Pangan unggulan Per Kabupaten Di Dataran Tinggi Sumatera Utara Tahun 2016

32

5.7 Hasil Analisis LQ Komoditi Sayur-sayuran Kabupaten Karo terhadap Dataran Tinggi Sumatera Utara tahun 2016

33

5.8 Produksi Komoditi Sayuran Unggulan per Kabupaten Di Dataran Tinggi Sumatera Utara Tahun 2016

34 5.9 Hasil Analisis LQ Komoditi Buah-buahan

Kabupaten Karo terhadap Dataran Tinggi Sumatera Utara tahun 2016

35

5.10 Produksi Komoditi Tanaman Buah-Buhan Unggulan /Kabupeten di Dataran Tinggi Sumatera Utara Tahun 2016

36

(15)

Nomor Judul Halaman 5.11 Hasil Uji Korelasi Jumlah Produksi Komoditi

Unggulan Pertanian dengan Kontribusi Sektor Pertanian pada Perekonomian Kabupaten Karo

38

5.12 Hasil Uji Korelasi Jumlah Produksi Tanaman Pangan Unggulan dengan Kontribusi Sektor Pertanian pada Perekonomian Kabupaten Karo

40

5.13 Hasil Uji Korelasi Jumlah Produksi Tanaman Sayuran Unggulan dengan Kontribusi Sektor Pertanian pada Perekonomian Kabupaten Karo

42

5.14 Hasil Uji Korelasi Jumlah Produksi Tanaman Buah- buahn Unggulan dengan Kontribusi Sektor Pertanian pada Perekonomian Kabupaten Karo

43

(16)

Nomor Gambar Halaman 2.1 Skema kerangka pemikiran analisis sektor pertanian

dan komoditi unggulan Kabupaten Karo dalam perekonomian Dataran Tinggi Sumatera Utara

14

5.1 Grafik perkembangan jumlah produksi komoditi unggulan pertanian

36 5.2 Grafik perkembangan jumlah produksi tanaman

pangan unggulan

39 5.3 Grafik perkembangan jumlah produksi tanaman

sayuran unggulan

41 5.4 Grafik perkembangan jumlah produksi tanaman

buah-buahan unggulan

42

(17)

Nomor Lampiran

1 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karo Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapang Usaha (juta rupiah) 2012-2016 2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar

Harga Konstan Menurut Lapang Usaha (juta rupiah) 2012-2016 3 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Simalungun Atas

Dasar Harga Konstan Menurut Lapang Usaha (juta rupiah) 2012- 2016

4 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Samosir Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapang Usaha (juta rupiah) 2012-2016 5 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Toba Samosir Atas

Dasar Harga Konstan Menurut Lapang Usaha (juta rupiah) 2012- 2016

6 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Humbang Hasundutan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapang Usaha (Juta Rupiah) 2012-2016

7 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tapanuli Utara Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapang Usaha (Juta Rupiah) 2012- 2016

8 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapang Usaha (Juta Rupiah) 2012- 2016

9 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dataran Tinggi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapang Usaha (juta rupiah) 2012-2016

10 Kontribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapang Usaha (Persen) 2012-2016

11 Kontribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Dataran Tinggi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapang Usaha (Persen) 2012-2016

12 Laju Pertumbuhan Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapang Usaha (Persen) 2012-2016

13 Laju Pertumbuhan Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapang Usaha (Persen) 2012-2016

14 Laju Pertumbuhan Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Simalungun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapang Usaha (Persen) 2012-2016

15 Laju Pertumbuhan Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Samosir Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapang Usaha (Persen) 2012-2016

(18)

Nomor Lampiran

16 Laju Pertumbuhan Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Toba Samosir Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapang Usaha (Persen) 2012-2016

17 Laju Pertumbuhan Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Humbang Hasundutan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapang Usaha (Persen) 2012-2016

18 Laju Pertumbuhan Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tapanuli Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapang Usaha (Persen) 2012-2016

19 Laju Pertumbuhan Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapang Usaha (Persen) 2012-2016

20 Laju Pertumbuhan Persentase Produk Domestik Regional Bruto Dataran Tinggi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapang Usaha (Persen) 2012-2016

21 Produksi Tanaman Pangan Dataran Tinggi Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2016

22 Produksi Tanaman Sayuran Dataran Tinggi Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2016

23 Produksi Tanaman Buah-Buahan Dataran Tinggi Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2016

24 Jumlah Produksi Pangan Unggulan Kabupaten Karo Tahun 1996- 2016 Dalam Satuan Ton

25 Jumlah Produksi Sayuran Unggulan Kabupaten Karo Tahun 1996- 2016 Dalam Satuan Ton

26 Jumlah Produksi Buah-Buahan Unggulan Kabupaten Karo Tahun 1996-2016 Dalam Satuan Ton

27 Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Pertanian tahun 1996-2016

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah (Arsyad,1999).

Sebagai upaya dalam menunjang keberhasilan pembangunan, pemerintah Indonesia telah melaksanakan otonomi daerah yang merupakan wujud kepercayaan terhadap kemampuan daerah dalam menyelenggarakan dan mengelola pembangunan. Otonomi daerah sebagai realisasi Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang RI Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dimaksudkan untuk meningkatkan peran serta masyarakat daerah di dalam mengelola sumber daya yang ada sehingga daerah diharapkan mampu berperan lebih maksimal dalam pembangunan ekonomi khususnya dalam era menyongsong pasar bebas.

Menurut Arsyad (1999) Indonesia merupakan negara pertanian, artinya memegang perananan yang penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau bekerja pada sektor pertanian

(20)

atau produk nasional yang berasal dari pertanian. Pertanian dalam arti luas terdiri dari 5 subsektor, yaitu tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan.Wilayah pedesaan yang bercirikan pertanian sebagai basis ekonomi sedangkan wilayah perkotaan yang tidak lepas dari aktivitas ekonomi baik yang sifatnya industri, perdagangan maupun jasa mengalami pertentangan luar biasa di dalam pertumbuhan pembangunan.

Sektor pertanian dianggap salah satu leading sector atau sektor unggulan yang dapat dijadikan lokomotif pemulihan ekonomi. Ekspektasi tersebut terkesan berlebihan karena sejarah bangsa di dunia tidak pernah mencatat bahwa sektor pertanian dapat digunakan sebagai penarik gerbong sektor lain dalam pembangunan ekonomi. Dampak yang harus ditanggung sektor pertanian karena krisis multidimensional tersebut jelas tidak kecil. Beban sosial ekonomi politik dalam bentuk lonjakan pengangguran, penurunan upah riil, tingkat kemiskinan, dan kerusakan lingkungan hidup yang semula dapat dibagi rata dengan sektor non-pertanian dimasa lampau walau berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, ternyata tidak cukup signifikan dalam membawa dampak positif bagi kelompok pendapatan lapisan bawah (arifin, 2005).

Suatu daerah dapat mengembangkan komoditas yang bisa menjadikan andalan/unggulan dalam meningkatkan pembangunan di suatu daerah. Komoditas andalan/unggulan ini perlu ditentukan oleh suatu daerah karena tiap–tiap daerah mempunyai karakter yang berbeda baik dari sisi kesuburan lahan, letak geografisnya, sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang ada, sehingga tidak semua komoditas yang ada disuatu daerah dapat dijadikan komoditas andalan/unggulan.

(21)

Kabupaten Karo adalah salah satu daerah dalam Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah seluas 2.127.25 km2. Jumlah penduduk di Kabupaten Karo sebanyak 396.598 jiwa, dari penduduk yang ada sebagian besar bergerak dibidang sektor pertanian. Kabupaten Karo terkenal sebagai daerah penghasil berbagai buah dan bunga, dan mata pencaharian penduduk yang terutama adalah usaha pertanian pangan, hasil hortikultura dan perkebunan rakyat. Keadaan hutan cukup luas yaitu mencapai 129.749 Ha atau 60,99 persen dari luas Kabupaten Karo.

Kabupaten Karo dengan karakteristik perekonomian yang didominasi oleh sektor pertanian, mencakup pertanian tanaman pangan, peternakan, perkebunan, kehutanan dan perikanan, dapat dilihat pada tabel 1.

(22)

Tabel 1.1 PDRB Kabupaten Karo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2012─2016

Lapangan

Usaha/Industry 2012 2013 2014 2015* 2016**

Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 6.122,18 6.380,68 6.616,74 6.855,63 7.123,56 Pertambangan dan

Penggalian 26,04 27,17 28,29 29,28 30,63

Industri Pengolahan 301,51 318,31 339,17 365,42 388,00 Pengadaan Listrik dan

Gas 8,75 9,29 10,20 11,60 11,30

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

8,08 8,62 9,26 10,00 10,22

Konstruksi 668,29 703,95 746,67 773,99 813,95

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

931,45 963,25 1.026,30 1.112,70 1.243,16 Transportasi dan

Pergudangan 443,61 471,59 502,06 533,71 560,90

Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 225,45 243,52 261,65 282,56 305,21 Informasi dan

Komunikasi 96,19 99,87 104,22 108,69 115,78

Real Estat 292,08 311,93 338,39 363,49 391,08

Jasa Perusahaan 19,77 20,44 21,40 22,28 23,21

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan danJaminan Sosial Wajib

551,06 591,47 637,11 679,36 695,68 Jasa Pendidikan 240,52 256,83 276,50 293,22 314,51 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 94,71 104,96 120,74 138,71 150,79

Jasa lainnya 103,62 119,96 134,29 149,52 157,00

Produk Domestik

Regional Bruto 10.258,34 10.765,99 11.314,39 11.880,93 12.494,87

Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karo 2012-2016

Dari tabel di atas diketahui sektor pertanian tersebut telah memberikan kontribusi yang tinggi ( 57%) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Karo. Kabupaten Karo memiliki PDRB sektor pertanian per Kapita paling tinggi di salah satu Kabupaten Dataran Tinggi Sumatera Utara. Terlihat pada tabel 1.2.

(23)

Tabel 1.2. Produk Domestik Regional Bruto Sektor Pertanian Tahun 2016 menurut Kabupaten di Dataran Tinggi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010.

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa PDRB sektor pertanian/kapita menurut kabupaten di Dataran Tinggi Sumatera Utara yang paling besar nilainya adalah Kabupaten Karo yaitu sebesar Rp. 17,96/kapita. Berdasarkan data tersebut maka peneliti ingin mengetahui peran sektor pertanian dan komoditi unggulannya yang mendorong perekonomian Kabupaten Karo serta posisinya diantara kabupaten yang ada di Dataran Tinggi Sumatera Utara. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Sektor Pertanian dan Komoditi Unggulan Kabupaten Karo dalam Konstalasi Perekonomian Dataran Tinggi Sumatera Utara”

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana tingkat perkembangan sektor pertanian Kabupaten Karo dalam konstalasi perekonomian Kawasan Dataran Tinggi Sumatera Utara?

2. Apa saja komoditi unggulan sektor pertanian Kabupaten Karo?

3. Apakah terdapat hubungan antara jumlah produksi komoditi pertanian unggulan dengan kontribusi sektor pertanian pada perekonomian Kabupaten Karo?

No Kabupaten PDRB Sektor

Pertanian (Rp)

PDRB Sektor Pertanian/Kapita (Rp)

1 Karo 7.123.560,00 17,96

2 Dairi 2.617.659,50 9,33

3 Simalungun 13.203.970,00 15,45

4 Samosir 1.385.500 11,13

5 Toba Samosir 1.620.067,84 8,97

6 Humbang Hasundutan 1.654.889,35 8,95

7 Tapanuli Utara 2.431.668,98 8,23

8 Pakpak Bharat 425.784,11 9,18

(24)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis tingkat perkembangan sektor pertanian Kabupaten Karo dalam konstalasi perekonomian Kawasan Dataran Tinggi Sumatera Utara.

2. Untuk menganalisis komoditi pertanian unggulan Kabupaten Karo.

3. Untuk menganalisis hubungan antara jumlah produksi komoditi pertanian unggulan dengan kontribusi sektor pertanian pada perekonomian Kabupaten Karo.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan atau sumbangan pikiran yang dapat dipertimbangkan bagi Pemerintah Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara dalam rangka mengembangkan komoditi pertanian unggulan.

2. Bahan referensi ataupun bahan perbandingan bagi peneliti lainnya yang berminat mengkaji masalah yang sama.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Setiap usaha pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.

Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang ada harus mampu menaksir potensi sumberdaya–sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah (Arsyad, 1999).

Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting karena sebagian besar anggota masyarakat di negara-negara miskin menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut. Jika para perencana dengan sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya, maka satu- satunya cara adalah dengan meningkatkan kesejahteraan sebagian besar anggota masyarakatnya yang hidup di sektor pertanian. Peran pertanian sebagai tulang punggung perekonomian nasional terbukti tidak hanya pada situasi normal, tetapi terlebih pada masa krisis.

Komoditi unggulan di suatu wilayah berbeda-beda, melalui potensi unggulan daerah dapat tergambarkan kemampuan daerah menghasilkan produk, menciptakan nilai, memanfaatkan sumberdaya secara nyata, memberi kesempatan kerja, mendatangkan pendapatan bagi masyarakat, memiliki prospek untuk

(26)

meningkatkan produktivitas dan investasinya serta memiliki daya saing yang tinggi.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pembangunan Pertanian

A.T. Mosher (1983) berpendapat bahwa pembangunan pertanian adalah usaha untuk meningkatkan produksi pertanian baik kuantitas maupun kualitas, sedangkan menurut Arifin (2005), pembangunan pertanian adalah kegiatan yang memiliki tiga dimensi yaitu pertumbuhan pertanian, pengentasan kemiskinan, dan keberlanjutan lingkungan hidup.

Pembangunan pertanian yang memanfaatkan potensi sumber daya alam yang sesuai dengan agroekosistem wilayah dalam memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan petani merupakan bagian dari proses pembangunan berkelanjutan. Pembangunan pertanian akan semakin optimal jika dipadukan dengan pengolahan komoditi unggulan.

Menurut Todaro (2006) ada tiga pokok dalam evolusi produksi pembangunan pertanian sebagai berikut :

1. Pertanian tradisional yang produktivitasnya rendah.

2. Produk pertanian sudah mulai terjadi dimana produk pertanian sudah ada yang dijual ke sektor komersial atau pasar, tetapi pemakaian modal dan teknologi masih rendah.

3. Pertanian modern yang produktivitasnya sangat tinggi yang disebabkan oleh pemakaian modal dan teknologi yang tinggi pula.

(27)

2.2.2 Sektor Pertanian

Pertanian merupakan sektor ekonomi yang utama di Negara-Negara Berkembang. Peran atau kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi suatu negara menduduki posisi yang penting sekali. Hal ini antara lain disebabkan beberapa faktor. Pertama, sektor pertanian merupakan sumber persediaan bahan makanan dan bahan mentah yang dibutuhkan oleh suatu Negara.

Kedua tekanan-tekanan demografis yang besar di negara-negara berkembang yang disertai dengan meningkatnya pendapatan dari sebagian penduduk menyebabkan kebutuhan tersebut terus meningkat. Ketiga, sektor pertanian harus dapat menyediakan faktor-faktor yang dibutuhkan untuk ekspansi sektor-sektor lain terutama sektor industri. Faktor-faktor ini biasanya berwujud modal, tenaga kerja, dan bahan mentah. Keempat, sektor pertanian merupakan sektor basis dari hubungan-hubungan pasar yang penting berdampak pada proses pembangunan.

Sektor ini dapat pula menciptakan keterkaitan kedepan dan keterkaitan kebelakang yang bila disertai dengan kondisi-kondisi yang tepat dapat memberi sumbangan yang besar untuk pembangunan. Kelima, sektor ini merupakan sumber pemasukan yang diperlukan untuk pembangunan dan sumber pekerjaan dan pendapatan dari sebagian besar penduduk negara-negara berkembang yang hidup di pedesaan (Pratomo, 2010).

Peran nyata sektor pertanian sebagai tumpuan pembangunan ekonomi nasional pada masa krisis dan selama pemulihan ekonomi, maka sektor pertanian perlu diposisikan sebagai sektor andalan dan didukung secara konsisten dengan mengembangkan ekonomi yang bersifat resource based. Atas dasar tersebut, potensi perekonomian pedesaan diharapakan akan menjadi determinan dari

(28)

perekonomian nasional secara keseluruhan dan dengan demikian perubahan yang terjadi pada struktur perekonomian pedesaan perlu dicermati terutama dampaknya terhadap struktur kesempatan kerja dan pendapatan di wilayah pedesaan (Resthiningrum, 2011).

2.2.3 Komoditi unggulan

Komoditas unggulan adalah komoditas andalan yang paling menguntungkan untuk diusahakan atau dikembangkan pada suatu daerah.

Keunggulan komperatif bagi suatu komoditi bagi suatu negara atau daerah adalah bahwa komoditi itu lebih unggul secara relatif dengan komoditi lain di daerahnya.

Pengertian unggul dalam hal ini adalah dalam bentuk perbandingan dan bukan dalam bentuk nilai tambah riil. Keunggulan komperatif adalah suatu kegiatan ekonomi yang secara perbandingan lebih menguntungkan bagi pengembangan daerah (Rosdiana,2011).

Komoditas pertanian suatu wilayah dikatakan unggulan apabila memiliki pangsa pasar yang sangat luas. Meningkatnya pangsa pasar komoditas pertanian akan dapat mendorong meningkatnya permintaan terhadap produk-produk pertanian yang dihasilkan suatu wilayah.

2.2.4 Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Badan Pusat Statistik (BPS) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah mengelola sumber daya alam yang dimilikinya. Oleh karena itu, besaran PDRB yang dihasilkan oleh masing-masing

(29)

daerah sangat bergantung kepada potensi faktor-faktor produksi di daerah tersebut. Adanya keterbatasan dalam penyediaan faktor-faktor produksi tersebut menyebabkan besaran PDRB bervariasi antar daerah. Di dalam perekonomian suatu negara, masingmasing sektor tergantung pada sektor yang lain, satu dengan yang lain memerlukan baik dari bahan mentah maupun hasil akhirnya. Sektor industri memerlukan bahan mentah dari sektor pertanian dan pertambangan, hasil sektor industri dibutuhkan oleh sektor pertanian dan jasa-jasa.

2.3 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian

Identifikasi Masalah

Metode

Analisis Hasil 1. Apendi

(2007)

Analisis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian di Kabupaten Muko-muko

menentukan komoditas unggulan sektor

pertanian di Kabupaten Mukomuko.

Location Quotient (LQ)

Komoditas unggulan di Kabupaten Muko- muko adalah jagung,

kedelai, ubi

kayu,kacang tanah, kelapa sawit, ternak sapi, ternak kambing, kayu bulat,kayu gergajian, rotan manau, perikanan tebat tehenis, sawah dan kolam.

2. Martha Cristina S (2009)

Analisis Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Bengkulu Utara

Apa komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Bengkulu Utara.

Location Quotient dan Shift Share

46 jenis komoditas pertanian yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara ditemukan delapan jenis komoditas yang menjadi unggulan yaitu :kacang tanah pada sub sektor tanaman pangan, kayu bulat, kayu gergajian dan rotan manau pada sub sektor kehutanan dan hasil tebat tehnis pada sub sektor perikanan.

(30)

3. Indira Rosalyn Tamba (2016)

Analisis Peranan Sektor Pertanian Pada Perekonomi an

Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara.

Bagaimana posisi setiap subsektor pertanian dalam konstalasi perekonomian Kabupaten Samosir, untuk menganalisis subsektor pertanian dan komoditi pertanian apa saja

yang menjadi unggulan di Kabupaten Samosir, dan untuk

menganalisis hubungan antara jumlah produksi komoditi pertanian dan populasi ternak dengan

perekonomian sektor

pertanian di Kabupaten Samosir.

Shift Share, Tipologi Klassen, Location Quotient (LQ) dan Analisis Korelasi.

Pada sektor pertanian di Kabupaten Samosir periode 2010 – 2014, menunjukkan total kinerja pertumbuhan (Dij) yang positif sebanyak 246,04 milyar yang artinya pertumbuhan sektor pertanian di

Kabupaten

Samosir relatif lebih cepat dibanding pertumbuhan sektor yang sama ditingkat provinsi serta sektor pertanian mengalami pergeseran atau peningkatan di Kabupaten Samosir.

Posisi subsektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten Samosir adalah subsektor tanaman pangan, peternakan dan perikanan berada di

posisi subsektor maju dan tumbuh dengan pesat, subsektor tanaman hortikultura dan kehutanan berada di posisi subsektor maju tapi tertekan, subsektor tanaman perkebunan berada di posisi subsektor relatif tertinggal.

(31)

2.4 Kerangka Pemikiran

Komoditi unggulan adalah komoditas andalan di suatu daerah yang dapat menguntungkan jika dikembangkan suatu komoditas tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mengembangkan komoditi unggulan pada setiap sub sektor pertanian Kabupaten Karo. Adapun uji yang digunakan adalah uji location quotient dan Tipologi Klassen dengan membandingkan perekonomian kawasan Kabupaten Karo dengan perekonomian kawasan Dataran Tinggi Sumatera Utara. Sehingga jika telah diketahui komoditi unggulan sub sektor pertanian Kabupaten Karo Sumatera Utara maka dilakukan analisis hubungan antara jumlah produksi komoditi pertanian unggulan dengan kontribusi sektor pertanian pada perekonomian Kabupaten Karo. Sehingga hasil akhir dapat diperoleh saran pengembangan terhadap produksi komoditi pertanian unggulan Kabupaten Karo Sumatera Utara.

Dalam penelitian ini akan dianalisis sektor pertanian dan komoditi unggulan pertanian di Kabupaten Karo dalam konstalasi Dataran Tinggi Sumatera Utara.

Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

(32)

Gambar 2.1. Skema kerangka pemikiran analisis sektor pertanian dan komoditi unggulan Kabupaten Karo dalam Kontalasi perekonomian Dataran Tinggi Sumatera Utara

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori yang sudah diuraikan maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Sektor pertanian Kabupaten Karo dalam konstalasi perekonomian Kawasan Dataran Tinggi Sumatera Utara sudah dalam posisi kategori maju.

2. Komoditi unggulan pertanian Kabupaten Karo adalah tanaman hortikultura.

3. Terdapat hubungan yang kuat antara jumlah produksi komoditi unggulan dengan kontribusi sektor pertanian pada perekonomian Kabupaten Karo.

Identifikasi sektor pertanian kabupaten karo

Komoditi Unggulan Kontribusi Sektor

Pertanian pada Perekonomian Kabupaten Karo

Tingkat perkembangan sektor pertanian Perekonomian kawasan dataran tinggi

Sumatera Utara

Tipologi Klassen Location

Quotient

Saran Pengembangan Produksi

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive atau sengaja. Dengan pertimbangan tertentu penelitian di lakukan di Kabupaten Karo berdasarkan pertimbangan bahwa Kabupaten Karo terkenal sebagai daerah penghasil berbagai buah dan bunga, dan mata pencaharian penduduk yang terutama adalah usaha pertanian pangan, hasil hortikultura dan perkebunan rakyat.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data Time Series (dari tahun 2012 sampai tahun 2011) yang diperoleh dari Dinas Pertanian dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo dan Instansi terkait lainnya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai sumber yang telah ada.

3.3 Metode Analisis Data

Untuk membuktikan hipotesis 1 digunakan metode analisis Tipologi Klassen dalam menganalisis tingkat perkembangan sektor pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Karo .

Tabel 3.1 Klasifikasi Pola Pertumbuhan Sektor Ekonomi Menurut Tipologi Klassen

Kuadran I Sektor maju dan tumbuh

dengan pesat (gi > g dan si > s)

Kuadran II Sektor maju tapi tertekan

(gi > g dan si < s)

Kuadran III

Sektor potensial atau masih dapat berkembang

Kuadran IV Sektor Relatif Tertinggal

(gi < g dan si < s)

(34)

Keterangan:

gi = Rata-rata kontribusi PDRB Kabupaten Karo

g = Rata-rata kontribusi PDRB Dataran Tinggi Sumatera Utara si = Rata-rata laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Karo

s = Rata-rata laju pertumbuhan PDRB Dataran Tinggi Sumatera Utara

Analisis Tipologi Klassen menghasilkan empat klasifikasi sektor dengan karakteristik yang berbeda sebagai berikut (Sjafrizal, 2008):

1. Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat (developed sector) (Kuadran I).

Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s) dan memilki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB (gi) yang lebih besar dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (g). Klasifikasi ini dilambangkan dengan si > s dan gi > g.

2. Sektor maju tapi tertekan (stagnant sector) (Kuadran II). Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s), tetapi memilki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB (gi) yang lebih besar dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (g). Klasifikasi ini

dilambangkan dengan si < s dan gi > g.

3. Sektor potensial atau masih dapat berkembang (developing sector) (Kuadran III). Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan sektor

(35)

tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s), tetapi memilki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB (gi) yang lebih kecil dibandingkan

kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (g).

Klasifikasi ini dilambangkan dengan si > s dan gi < g.

4. Sektor relatif tertinggal (underdeveloped sector) (Kuadran IV). Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s) dan sekaligus memilki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB (gi) yang lebih kecil dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (g). Klasifikasi ini dilambangkan dengan si < s dan gi < g.

Untuk membuktikan hipotesis 2 Menentukan komoditas unggulan di Kabupaten Karo digunakan metode analisis Location Quotient (LQ), dengan menggunakan data time series produksi tanaman pertanian pada Kabupaten Karo dan Dataran Tinggi Sumatera Utara selama kurun waktu lima tahun (2012-2016).

Location Quotient (LQ) merupakan usaha mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan dalam daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah itu dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regioanal atau nasional ( Arsyad, 1999).

Keterangan:

vi = produksi komoditi pertanian i di Kabupaten Karo vt = total produksi komoditi pertanian di Kabupaten Karo

vi/vt

LQ = Vi/Vt

(36)

Vi = produksi komoditi pertanian di Dataran Tinggi SumateraUtara Vt = total produksi komoditi pertanian di Dataran Tinggi Sumatera Utara Indeks LQ dari perumusan di atas diinterpretasikan sebagai berikut:

1) Jika nilai LQ suatu komoditas > 1, maka komoditas tersebut dapat dikatakan sebagai komoditas unggulan.

2) Jika nilai LQ suatu komoditas < 1, maka komoditas tersebut dapat dikatakan sebagai bukan komoditas unggulan.

3) Jika nilai LQ suatu komoditas = 1, maka komoditas tersebut dapat dikatakan komoditas yang hanya dapat memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri.

Untuk membuktikan hipotesis 3 yaitu untuk menganalisis hubungan antara jumlah produksi komoditi pertanian unggulan dengan kontribusi sektor pertanian pada perekonomian Kabupaten Karo digunakan uji Korelasi Pearson.

Korelasi Pearson yaitu salah satu teknik yang dikembangkan oleh Karl Pearson untuk menghitung koefisien korelasi Kegunaan uji Pearson atau analisis korelasi adalah untuk mencari hubungan variable bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dan data berbentuk skala ratio.

Untuk mengetahui tingkat hubungan dalam korelasi, maka mengacu pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2. Interpretasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0.399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Sumber: Sarjono dan Winda (2011)

(37)

Menurut Sarjono dan Winda (2011) untuk mencari besarnya kekuatan pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y, maka digunakan rumus sebagai berikut:

KP = r2 x 100%

Dimana:

KP = Kekuatan pengaruh r = Nilai korelasi sampel

Untuk mencari makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap variabel Y maka dilakukan uji signifikansi sebagai berikut:

Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0.05 < Sig. ) maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya ada hubungan yang tidak signifikan.

2. Jika nilai probabilitas lebih besar daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0.05 > Sig. ) maka H1 diterima dan H0 ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan (Sarjono dan Winda, 2011).

Hipotesis:

H0 : Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y.

H1 : Variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y 3.4 Defenisi dan Batasan Operasional

3.4.1 Defenisi

1. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang utama di Negara-Negara Berkembang.

(38)

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen.

3. Komoditas unggulan pertanian adalah komoditas yang menjadiunggulan daerah yang memiliki nilai dalam perhitungan Location Quotient (LQ) > 1.

4. Pembangunan pertanian adalah usaha untuk meningkatkan produksi pertanian baik kuantitas maupun kualitas.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara

2. Data yang digunakan adalah data produk domestik regional bruto atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha tahun 2010-2016 (milyar rupiah) dan produksi dalam satuan ton dari tahun 2012 sampai dengan 2016 .

3. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun 2018.

(39)

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Letak dan Geografis Kabupaten Karo

Kabupaten Karo terletak pada jajaran bukit barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini sehingga rawan gempang vulkanik. Kabupaten karo memiliki luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 2,97 persen dari luas Provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian 200-1.500 meter di atas permukaan laut serta batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Langkat

Sebelah Selatan : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir

Sebelah Timur : Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Deli Serdang Sebelah Barat : Provinsi Nangroe Aceh Darusalam

4.2 Agroklimat

Kabupaten Karo memiliki suhu sekitar 16,8 - 19,30 celcius, dengan curah hujan tertinggi pada bulan Maret sebesar 16,9 MM dan terendah pada bulan Juli dan Agustus sebesar 1,4 MM sedangkan jumlah hari hujan tertinggi pada bulan oktober dan November sebanyak 19 hari dan terendah pada bulan Agustus sebanyak 7 hari.

4.3 Daerah Administratif

Kabupaten Karo terdiri dari 16 kecamatan. Adapun kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Dolat Rakyat dengan luas 32,25 Km2, dan kecamatan

(40)

dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Mardingding, yakni sebesar 267,11 Km2.

Tabel 4.1 Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Karo Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Persentase

Mardingding 267,11 12,56

Laubaleng 252,60 11,87

Tigabinanga 160,38 7,54

Juhar 218,56 10,27

Munte 125,64 5,91

Kutabuluh 195,70 9,20

Payung 47,24 2,22

Tiganderket 86,76 4,08

Simpang Empat 93,48 4,39

Naman Teran 87,82 4,13

Merdeka 44,17 2,08

Kabanjahe 44,65 2,10

Berastagi 30,50 1,43

Tigapanah 186,84 8,78

Dolat Rayat 32,25 1,52

Merek 125,51 5,90

Barusjahe 128,04 6,02

Karo 2 127,25 100,00

Sumber: Kabupaten Karo Dalam Angka 2017

4.4 Keadaan Penduduk

Penduduk kabupaten karo pada tahun 2016 adalah sebanyak 396.598 jiwa, terdiri dari 196.898 penduduk laki-laki dan 199.700 penduduk perumpuan.

Penduduk yang paling banyak adalah kecamatan Kabanjahe yaitu sebesar 73.479 jiwa, sedangkan penduduk yang paling sedikit adalah kecamatan Dolat Rayat yaitu sebesar 9.378 jiwa.

(41)

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kecamatan Kabupaten Karo Tahun 2016

No Kecamatan

JenisKelamin

Jumlah(jiwa) Laki – Laki

(Jiwa)

Perempuan (Jiwa)

1. Mardingding 9 626 9 655 19 281

2. Laubaleng 9 945 10 154 20 099

3. Tigabinanga 11 004 11104 22 108

4. Juhar 7 166 7 218 14 384

5. Munte 10 731 10 697 21 428

6. Kutabuluh 5 703 5 828 11 531

7. Payung 5 945 6 079 12 024

8. Tiganderket 6 954 7 306 14 260

9. Simpang Empat 10 366 10 373 20 739

10. Naman Teran 7 362 7 098 14 460

11. Merdeka 7 880 7 832 15 712

12. Kabanjahe 35 920 37 559 73 479

13. Berastagi 24 801 25 004 49 805

14. Tigapanah 16 664 17 023 33 687

15. Dolat Rayat 4 639 4 739 9 378

16. Merek 10 437 9 936 20 373

17. Barusjahe 11 755 12 095 23 850

Total 196.898 199 700 396 598

Sumber: Kabupaten Karo Dalam Angka 2017

4.5 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Karo

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan ukuran kinerja makro kegiatan ekonomi di suatu wilayah. PDRB suatu wilayah menggambarkan struktur ekonomi daerah dan peranan sektor-sektor ekonomi. PDRB Kabupaten Karo pada tahun 2016 atas dasar harga konstan 2010 sebesar 12.494,87milyar.

PDRB tersebut meningkat sebesar 613,95 milyar dibandingkan pada tahun 2015 yaitu sebesar 11.880,93 milyar.

(42)

Tabel 4.3 PDRB Kabupaten Karo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2012 – 2016

No Tahun PDRB (MilyarRupiah)

1 2012 10,258.34

2 2013 10,765.99

3 2014 11,314.39

4 2015 11.880,93

5 2016 12.494,87

Sumber: Kabupaten Karo Dalam Angka 2017

(43)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Tingkat Perkembangan Sektor Pertanian Kabupaten Karo dalam Konstalasi Perekonomian Kawasan Dataran Tinggi Sumatera Utara

Untuk menjelaskan tingkat perkembangan sektor pertanian Kabupaten Karo dalam konstalasi Kawasan Dataran Tinggi Sumatera Utara digunakan alat analisis Tipologi Klassen. Dataran Tinggi Sumatera Utara meliputi Kabupaten Karo, Dairi, Simalungun, Samosir, Toba Samosir, Tapanuli Utara dan Pakpak Bharat. Konstalasi dalam penelitian ini adalah posisi yang menggambarkan sektor pertanian Kabupaten Karo didalam perekonomian kawasan Dataran Tinggi Sumatera Utara.

Indikator utama yang digunakan dalam perhitungan ini adalah PDRB sektor pertanian Kabupaten Karo dan PDRB sektor pertanian Dataran Tinggi Sumatera Utara. Dengan menggunakan PDRB data periode 2012-2016, dihitung rata-rata kontribusi adalah persentase perbandingan antara PDRB sektor dengan total PDRB dan rata- rata laju pertumbuhan yaitu persentase perbandingan antara PDRB sektor tahun sekarang dikurang PDRB sektor tahun sebelumnya dengan PDRB sektor tahun sebelumnya. Dengan memperbandingkan rata-rata kontribusi PDRB K abupaten Karo (gi) dan rata-rata kontribusi PDRB Dataran Tinggi Sumatera Utara (g) serta memperbandingkan rata-rata laju pertumbuhan PDRB Kabupeten Karo (si) dan rata-rata laju pertumbuhan PDRB Dataran Tinggi Sumatera Utara (s). Maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut tabel 5.1.

24

(44)

Tabel 5.1. Perbandingan Laju Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Subsektor Pertanian Karo dan Dataran Tinggi Sumatera Utara Tahun 2012-2016 (%)

Sektor

Rata- Rata Kontribusi terhadap PDRB

Rata- Rata Laju Pertumbuhan terhadap

PDRB Kabupaten

Karo (gi)

Dataran Tinggi Sumatera

Utara (g)

Kabupaten Karo (si)

Dataran Tinggi Sumatera

Utara (s) Pertanian,Kehutanan,

Perikanan

58,43 52,46 3,91 4,54

Pertambangan dan Penggalian

0,25 0,244 4,45 6,23

Industri Pengolahan 3,02 6,39 6,22 4,56

Pengadaan Listrik dan Gas

0,23 0,12 7,17 8,42

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

0,081 0,08 5,94 4,76

Konstruksi 6,54 9,23 5,06 6,75

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

9,282 8,43 6,69 6,61

Transportasi dan Pergudangan

4,42 2,81 6,61 6,78

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

2,32 1,99 7,69 6,09

Informasi dan Komunikasi

0,926 0,90 4,74 5,66

Jasa Keuangan dan Asuransi

1,25 1,23 6,72 6,76

Real Estat 2,98 1,92 7,48 5,55

Jasa Perusahaan 0,19 0,18 4,27 4,35

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

5,56 5,76 6,63 5,07

Jasa Pendidikan 2,43 1,60 7,18 5,71

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

1,07 0,63 12,32 6,7

Jasa lainnya 1,16 0,32 12,22 5,81

Sumber: Diolah dari Lampiran 1-20

(45)

Tabel 5.1 menunjukkan hasil perhitungan rata-rata laju pertumbuhan setiap sektor dari tahun 2012-2016 di Kabupaten Karo dan Dataran Tinggi Sumatera Utara, serta rata-rata kontribusi terhadap PDRB di Kabupaten Karo dan Dataran Tinggi Sumatera Utara. Laju pertumbuhan yang lebih tinggi di Kabupaten Karo dibandingkan dengan laju pertumbuhan di Dataran Tinggi Sumatera Utara hanya terdapat pada sektor industri pengolahan, pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang, perdagangan besar dan eceran, penyediaan akomodasi dan makan minum, real estat, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan jasa lainnya, sementara sektor pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan dan penggali, pengadaan listrik dan gas, Konstruksi,Informasi dan Komunikasi, Jasa Keuangan dan Asuransi dan Jasa Perusahaan memiliki laju pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan di Dataran Tinggi Sumatera Utara. Hasil perhitungan rata-rata kontribusi terhadap PDRB bahwa seluruh sektor di Kabupaten Karo kecuali sektor industri pengolahan, konstruksi dan administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib memiliki kontribusi yang lebih besar terhadap PDRB dibandingkan dengan kontribusi terhadap PDRB di Dataran Tinggi Sumatera Utara.

Hasil perhitungan rata-rata laju pertumbuhan sektor dan rata-rata kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Karo dan Dataran Tinggi Sumatera Utara, selanjutnya dibandingkan untuk memperoleh masing-masing posisi sektor tersebut dengan menggunakan Matrix Tipologi Klassen.Tabel klasifikasi Tipologi Klassen yang terdiri dari empat kuadran yaitu kuadran I klasifikasi maju dan tumbuh dengan pesat, kuadran II klasifikasi maju tapi tertekan, kuadran III

(46)

klasifikasi potensial atau masih dapat berkembang dan kuadran IV klasifikasi tertinggal. Hasil pencocokan tersebut dapat dilihat pada Tabel di bawah berikut yang menyajikan posisi masing-masing subsektor berdasarkan Tipologi Klassen.

Tabel 5.2. Klasifikasi Subsektor Pertanian dalam Perekonomian Kabupaten Karo berdasarkan Tipologi Klassen

Kuadran I

(Sektor Maju dan Tumbuh Dengan Pesat) - Pengadaan air, pengelolaan sampah,

limbah dan daur ulang

- Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor - Penyediaan akomodasi dan makan

minum

- Jada pendidikan dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan jasa lainnya

Kuadran II

(Sektor Maju Tapi Tertekan) - Pertanian, Kehutanan, Perikanan - Pertambangan dan penggalian - Pengadaan listrik dan gas - Transportasi dan pergudangan - Informasi dan komunikasi - Jasa keuangan dan perusahaan

dan jasa perusahaan Kuadran III

(Sektor Potensial Atau Masih Dapat Berkembang)

- Industri pengolahan

- Administrasi pemerintah. Pertahanan dan jaminan sosial wajib

Kuadran IV

(Sektor Relatif Tertinggal) - Kontruksi

Keterangan:

Kuadaran I : gi > g dan si > s Kuadaran II : gi > g dan si < s Kuadaran III : gi < g dan si > s Kuadaran IV : gi < g dan si > s

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa tingkat perkembangan sektor pertanian Kabupaten Karo dalam konstalasi perekonomian kawasan Dataran Tinggi berada pada Kuadran II (gi > g dan si < s) yaitu sektor tersebut tergolong dalam kategori sektor maju tapi tertekan. Hal ini dikarenakan kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB di Kabupaten Karo (58,43%) lebih besar daripada kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB di kawasan Dataran Tinggi Sumatera

(47)

Utara (52,46%), namun laju pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Karo (3,91%) lebih kecil dari laju pertumbuhan sektor pertanian di kawasan Dataran Tinggi Sumatera Utara (4,54%).

Laju pertumbuhan sektor pertanian Kabupaten Karo cenderung menurun dari 4,13% pada tahun 2012 menjadi 3,91 % tahun 2016. Penurunan laju pertumbuhan sektor pertanian ini, didukung data luas panen dan produksi dari berbagai komoditas yang menurun dari tahun 2012 hingga 2016.

Tabel 5.3. Penurunan Luas Panen dan Produksi Tanaman di Kabupaten Karo 2012- 2016.

Komoditi

2012 2016

Luas Panen (Ton/Ha)

Produksi (Ton)

Luas Panen (Ton/Ha)

Produksi (Ton)

Kacang Tanah 149 168 32 37

ketela Pohon 91 3149 22 401

Kentang 3.272 53.958 2.113 33.384

Petsai 2.457 32.834 1.997 33.194

Cabe 6.031 50.734 4.656 38.013

Buncis 1762 25.642 948 9.931

Lobak 194 4.046 14 251

Jeruk 7.451 250.139 4.817 234.200

Sawo 47 310 30 295

Jambu air 2 8 0,25 3

Sumber: Kabupaten Karo Dalam Angka 2012 & 2016

Tabel 5.4. Penurunan Produksi Ternak di Kabupaten Karo 2012 - 2016.

Komoditi Produksi (Ekor)

2012 2016

Sapi Potong 14.612 10843

Sapi Perah 321 319

Kerbau 4.822 1.318

Babi 24.049 24.309

Kuda 145 87

Kambing 14.231 12.591

Ayam Kampung 247.865 0

Itik 12.351 0

Itik Manila 2.917 0

Sumber: Kabupaten Karo Dalam Angka 2012 & 2016

(48)

Penurunan luas panen dan produksi tanaman dan ternak ini diantaranya disebabkan oleh adanya penurunan daya dukung lahan baik dari sisi kesuburan tanah (degradasi) akibat overeksploitasi juga akibat meningkatnya alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian (perumahan, perhotelan dan perkantoran).

5.2 Komoditi Unggulan Sektor Pertanian di Kabupaten Karo

Sektor pertanian memiliki beberapa komoditi yang layak dikembangkan, sehingga kontribusinya terhadap produksi pertanian meningkat dan secara keseluruhan akan meningkatkan PDRB Kabupaten Karo. Komoditas unggulan pertanian adalah komoditas yang menjadi unggulan daerah yang memiliki nilai dalam perhitungan Location Quotient (LQ) > 1. Indikator utama yang digunakan dalam perhitungan ini adalah jumlah produksi dalam satuan ton.

Komoditi unggul di Sektor Pertanian di kelompokkan menjadi 3 kriteria yaitu sebagai berikut:

a. Jika nilai LQ suatu komoditas > 1, maka komoditas tersebut dapat dikatakan sebagai komoditas unggulan, produksinya tidak saja dapat memenuhi

kebutuhan di wilayah Kabupaten Karo akan tetap juga dapat diekspor ke luar wilayah.

b. Jika nilai LQ suatu komoditas < 1, maka komoditas tersebut dapat dikatakan sebagai bukan komoditas unggulan, produksi komoditas di wilayah

Kabupaten Karo tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar.

c. Jika nilai LQ suatu komoditas = 1, maka komoditas tersebut dapat dikatakan komoditas yang hanya dapat memenuhi kebutuahan daerahnya sendiri.

(49)

5.2.1 Komoditi Unggulan Tanaman Pangan

Tanaman pangan merupakan sektor penting, karena tanaman pangan merupakan kelompok tanaman yang menghasilkan bahan pangan sebagai sumber energi untuk menopang kehidupan manusia. Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa juga memiliki bermacam-macam komoditas tanaman pangan antara lain padi, jagung, golongan umbi-umbian seperti ubi kayu, ubi jalar, sagu dan golongan kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang hijau dan kedelai.

Hasil perhitungan nilai LQ di subsektor pertanian yaitu tanaman pangan pada tabel berikut:

Tabel 5.5. Hasil Analisis LQ Komoditi Unggulan Tanaman Pangan Kabupaten Karo terhadap Dataran Tinggi Sumatera Utara tahun 2016

KOMODITI

Produksi (Ton)

LQ Keterangan Kabupaten

Karo

Dataran Tinggi Sumatera Utara

Padi 156849,9 180126,4 0,49 <1

Jagung 521870 149693,463 1,97 >1

Kedelai 0 73,55 0 <1

Kacang Tanah 37,4 395,025 0,05 <1

Kacang Hijau 14,7 9,4875 0,88 <1

Ketela Pohon 410,3 49213,2625 0,005 <1

Ketela Rambat 6927,52 8518,8825 0,46 <1

Jumlah 686109,82 388030,07

Sumber : Diolah dari Lampiran 21

Komoditi unggulan tanaman pangan adalah komoditi dengan nilai LQ > 1 Dengan demikian komoditi unggulan tanaman pangan di Kabupaten Karo adalah jagung. Sehingga dapat dikatakan komoditi tersebut termasuk dalam kategori unggulan di Kabupaten Karo yang artinya bahwa hasil dari komoditi unggulan tersebut tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah Kabupaten Karo akan tetap juga dapat diekspor ke luar wilayah Kabupaten Karo.

(50)

Hal di atas didukung oleh data Badan Pusat Statistik Sumatera Utara dalam Angka (2017), yang menunjukkan bahwa Kabupaten Karo merupakan penghasil jagung terbesar di Dataran Tinggi Sumatera Utara. Dengan jumlah produksi komoditi jagung di Kabupaten Karo sebesar 521.870 Ton dan produktivitas terbesar di Dataran Tinggi Sumatera Utara sebesar 66,67 ton/ha.

Perbandingan jumlah produksi dan produktivitas komoditi tanaman pangan unggulan per Kabupaten di Dataran Tinggi Sumatera Utara diperlihatkan pada tabel berikut:

Tabel 5.6. Produksi dan Produktivitas Komoditi Pangan unggulan per Kabupaten Di Dataran Tinggi Sumatera Utara Tahun 2016.

KABUPATEN Jagung

Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)

Karo 521870 66,67

Dairi 217003,5 65,98

Simalungun 382309,6 60,36

Samosir 7511,1 53,33

Toba Samosir 21969,2 5,99

Humbang Hasundutan 6070,5 55,32

Tapanuli Utara 33395,6 52,95

Pakpak Bharat 7418,2 57,44

Sumber: Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2017

5.2.2 Komoditi Unggulan Tanaman Sayur-sayuran

Sayuran adalah salah satu kelompok hortikultura yang mempunyai arti dan kedudukan tersendiri dalam proses pembangunan nasional di sub sektor pertanian.

Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral yang penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Idealnya, seseorang harus mengkonsumsi sayuran sekitar 200 gram per hari agar metabolisme di dalam tubuh tidak terganggu akibat kekurangan serat (Rahardi, 2001).

Hasil perhitungan nilai LQ di subsektor pertanian yaitu tanaman sayur- sayuran pada tabel berikut:

(51)

Tabel 5.7. Hasil Analisis LQ Komoditi Unggulan Sayur-sayuran Kabupaten Karo terhadap Dataran Tinggi Sumatera Utara tahun 2016

Komoditi

Produksi (Ton)

LQ Keterangan Kabupaten

Karo

Dataran Tinggi Sumatera Utara

Bawang Merah 5132 13628,15 0,62 <1

Bawang Putih 62 68 1,50 >1

Bawang Daun 5437 8650,44 1,03 >1

Kentang 33384 94879,58 0,58 <1

Kol/kubis 92551 109088,6 1,40 >1

Petsai 33194 46615,7 1,17 >1

Wortel 43089 44374,3 1,60 >1

Cabe 38013 108204,39 0,58 <1

Tomat 62365 91818,8 1,11 >1

Buncis 9931 19330,12 0,84 <1

Lobak 251 251 1,64 >1

Labu 9903 10135 1,60 >1

Jumlah 333312 547044,08

Sumber : Diolah dari Lampiran 22

Komoditi unggulan tanaman sayur-sayuran adalah komoditi dengan nilai LQ > 1. Dengan demikian komoditi unggulan tanaman sayuran di Kabupaten Karo adalah bawang putih, bawang daun, kol, petsai, wortel, tomat lobak dan labu. Sehingga dapat dikatakan komoditi tersebut termasuk dalam kategori unggulan di Kabupaten Karo yang artinya bahwa hasil dari komoditi unggulan tersebut tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah Kabupaten Karo akan tetap juga dapat diekspor ke luar wilayah Kabupaten Karo.

Jumlah produksi bawang daun, bawang putih, kol, petsai, wortel, tomat, lobak dan labu Kabupaten Karo lebih tinggi dari kabupaten lainnya. Karena agroklimat dan kesuburan paling sesuai dengan komoditi tersebut. Dengan ketinggian 600 - 1.400 m di atas permukaan laut. Kawasan berhawa sejuk dengan suhu berkisar 14o - 26oC dan kelembapan rata-rata 89. Dan produktivitas tanaman sayuran unggulan Kabupaten Karo lebih tinggi dari pada kabupaten lainnya.

Gambar

Gambar  2.1.  Skema  kerangka  pemikiran  analisis  sektor  pertanian  dan  komoditi  unggulan  Kabupaten  Karo  dalam  Kontalasi  perekonomian Dataran Tinggi Sumatera Utara
Tabel  3.1  Klasifikasi  Pola  Pertumbuhan  Sektor  Ekonomi  Menurut  Tipologi     Klassen
Tabel 5.2.  Klasifikasi Subsektor Pertanian  dalam Perekonomian  Kabupaten   Karo berdasarkan Tipologi Klassen
Tabel  5.10.  Produksi  Komoditi    Tanaman  Buah-Buhan  Unggulan  per  Kabupeten Di Dataran Tinggi Sumatera Utara Tahun 2016
+4

Referensi

Dokumen terkait

at 536 (finding that “[s]ection 113(i)’s legislative history reveals that CERCLA’s right of intervention was not intended to extend to non-settling [polluters] seeking to protect

Pelanggaran atas pencemaran perairan mengakibatkan tanggung jawab mutlak bagi si pelaku, hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 35 Ayat 1 UU No.23 Tahun 1997

Dalam tahapan-tahapan menulis sebuah eksposisi, yang harus di lakukan yaitu dengan menentukan objek pengamatan, juga menentukan tujuan dua pola

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden ibu – ibu melakukan perilaku vulva hygiene di dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul dengan perilaku

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada penelitian Mohammad dkk meneliti tentang hubungan pola makan bergizi dengan tumbuh kembang anak usia sekolah,

pada Tuhan, kita semua diharapkan semakin menjadi mistikus sejati, yaitu semakin menyatu.. dengan

There are two kinds of sources used in this study, namely the primary source, which is the three short stories mentioned above, and secondary sources from references, books

Asuhan keperawatan pada pasien gastritis di Ruang Mawar rumah sakit Hospital Cinere Depok.. Sistem