• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KUNJUNGAN

PANJA PTSL DAN TATA RUANG DAERAH KOMISI II DPR RI KE KANWIL BPN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TANGGAL 13 FEBRUARI 2020

I. PENDAHULUAN

A. DASAR KUNJUNGAN KERJA

Kunjungan Panja PTSL dan Tata Ruang Daerah Komisi II DPR RI ini adalah dalam rangka melaksanakan salah satu tugas dan fungsi Dewan, yaitu fungsi Pengawasan. Secara khusus Kunjungan Panja PTSL dan Tata Ruang Daerah Komisi II DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara adalah ingin mendapatkan informasi mengenai salah satu program stategis Kementerian ATR/BPN yang berkaitan dengan Reforma Agraria terkait Legalisasi yaitu program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) yang pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 12 Tahun 2017 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap dan Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Seluruh Wilayah Republik Indonesia.

Reforma Agraria merupakan suatu proses yang berkesinambungan berkenaan dengan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan sumber daya agraria, dilaksanakan dalam rangka tercapainya kepastian dan perlindungan hukum serta keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia (TAP MPR-RI No. IX/MPR/2001). Sebagaimana amanat TAP MPR-RI No. IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam, yaitu:

(2)

- Melaksanakan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (landreform) yang berkeadilan dengan memperhatikan kepemilikan tanah untuk rakyat.

- Menyelesaikan konflik-konflik yang berkenaan dengan sumber daya agraria yang timbul selama ini sekaligus dapat mengantisipasi potensi konflik di masa mendatang guna menjamin terlaksananya penegakan hukum dengan didasarkan atas prinsip-prinsip Pembaruan Agraria dan Pembaruan Sumber Daya Alam. 


Salah satu program stategis Kementerian ATR/BPN yang berkaitan dengan Reforma Agraria terkait Legalisasi adalah program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap). Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu.

Selama 71 Tahun Indonesia merdeka, tanah tersertifikasi dan terdaftar yang sudah diselesaikan baru 46 juta, sedangkan masih 60 persen lebih yang belum selesai di seluruh Indonesia itu artinya ada sekitar 120 juta hektar tanah di seluruh Indonesia yang harus disertifikasi. Pemerintah dalam hal ini Kementerian ATR/BPN mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan program pendaftaran tanah akselerasi ini dengan target yang ditetapkan paling besar dari tahun-tahun sebelumnya.

PTSL atau sertifikasi tanah ini merupakan upaya pemerintah untuk menjamin kepastian hukum atau hak atas tanah yang dimiliki masyarakat. Selain itu, sertifikat tanah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk modal pendampingan usaha yang berdaya dan berhasil guna bagi peningkatan kesejahteraan hidupnya.

Pelaksanaan kegiatan PTSL semakin hari semakin baik sejak dilaksanakan dari tahun 2017, PTSL terus menuai respon positif dari masyarakat. Targetnya meningkat dari 2017, targetnya 5 juta, lalu tahun 2018 naik menjadi 7 juta, tahun 2019 targetnya 9 juta, dan tahun 2020 ini meningkat menjadi 12 juta bidang, dan tahun 2025 seluruh bidang tanah di Indonesia sudah harus terdaftar.

Kunjungan Panja PTSL dan Tata Ruang Daerah Komisi II DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara dalam menjalankan salah satu tugas dan fungsi Dewan, yaitu fungsi pengawasan. Panja PTSL dan Tata Ruang Daerah Komisi II DPR RI ingin mengetahui

(3)

mengenai evaluasi pelaksanaan program PTSL di Provinsi Sulawesi Tenggara di tahun 2019 dan target pencapaian di tahun 2020.

Tim Kunjungan Panja PTSL dan Tata Ruang Daerah Komisi II DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara ini berjumlah 11 orang anggota yang dipimpin oleh Yth. Bapak H. Saan Mustoa, M.Si sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR RI DAN Ketua Panja PTSL dan Tata Ruang Daerah Komisi II DPR RI dari Fraksi NasDem. Adapun anggota Tim Panja terdiri dari :

NO NOMOR

ANGGOTA

N A M A FRAKSI

1. A-270 H. Ahmad Doli Kurnia Tandjung Ketua Tim Komisi II/FPG 2. A-367 Saan Mustopa, M.Si Wakil Ketua Komisi II

F-Nasdem

3. A-259 Ir. Hugua Anggota/F-PDIP

4. A-315 Zulfikar Arse Sadikin, S.IP., M.Si Anggota/F-PG 5. A-376 Aminurokhman, SE., MM Anggota/F-Nasdem 6. A-462 H. Syamsulrizal, SE., MM Anggota/F-PPP

7. - Mahmud, SE Kasubag Set. Komisi II

8. - Hanung Priasmoro, S.Ap Sekretariat Komisi II 9. - Gumilang Wibby Laksono, SE Sekretariat Komisi II 10. - Adang Setia, SE., M.Si Tenaga Ahli Komisi II

11. - Dr. Andi Zastrawati Tenaga Ahli Komisi II

12. - Farkhan Fajar TV Parlemen

13. - Jaka Nugraha Media Sosial

Tim Kunjungan Panja PTSL dan Tata Ruang Daerah Komisi II DPR RI ini juga didampingi oleh Sekretariat Panja PTSL dan Tata Ruang Daerah Komisi II DPR RI, Tenaga Ahli Panja PTSL dan Tata Ruang Daerah Komisi II DPR RI, TV Parlemen dan Pemberitaan DPR RI

(4)

B. WAKTU KUNJUNGAN PANJA

Kunjungan Kerja ini dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2020 di Wakatobi Sulawesi Tenggara. Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh Dirjen Hukum dan Keagrarian Kementerian ATR/BPN RI, Kepala Kanwil BPN Provinsi Sulawesi Tenggara dan seluruh Kepala Kantor Pertanahan Kab/Kota se Provinsi Sulawesi Tenggara.

II. HASIL KUNJUNGAN

Visi misi kementerian ATR/BPN 2025 adalah Maju dan Moderen, yang penjabarannya adalah sebagai berikut :

1. Optimalisasi Manfaat Penyelenggaraan Reforma Agraria

2. Terwujudnya RDTR di seluruh wilayah untuk memaksimalkan pemanfaatan dan pengendalian ruang

3. Terwujudnya standar kompetensi SDM menuju birokrasi standar dunia

4. Menjadi pusat informasi pertanahan dan tata ruang berbasis teknologi informasi dengan inovasi dan kolaborasi

5. Terdaftarnya seluruh bidang tanah dan menuju Sistem Pendaftaran Tanah Stesel Positif

6. PNBP 10x dengan layanan informasi pertanahan dan tata ruang sebagai basis penerimaan negara

7. Terwujudnya Kantor Layanan Modern dengan memberikan produk dan layanan pertanahan & Tata Ruang secara elektronik

Searah dengan visi misi ATR/BPN 2020, BPN Provinsi Sulawesi Tenggara mendorong peningkatan pelayanan pertanahan melalui transformasi dan pelayanan elektronik dengan memegang prinsip utama yaitu :

• Land tenure administrative rather than judicial lines (pendaftaran tanah merupakan kegiatan administratif pemerintah)

• A continuum of tenure rather than just individual ownership (mendaftarkan seluruh tanah, tidak hanya individual, tetapi untuk seluruh subjek (badan hukum,instansi pemerintah dll)

(5)

• Flexible recordation rather than only one register (pendaftaran tanah yang fleksibel, output pendaftaran tanah bukan hanya sertifikat tetapi terdaftarnya bidang tanah )

Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari 15 Kabupaten, 2 Kota, 219 Kecamatan dan 2.292 desa. Luas Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 15.301.900 Ha, terdiri dari daratan dengan luas 3.814.000 Ha (25%) dan lautan seluas 11.487.900 HA (75%). Daratan terbagi menjadi wilayah non kawasan hutan sebesar 1,4 juta Ha atau 39% dan wilayah kawasan hutan sebesar 2,4 juta Ha atau sebesar 61%. Wilayah Non Kawasan terdiri dari tanah terdaftar sebesar 917.920 bidang atau 48% dan tanah belum terdaftar sebesar 979.017 bidang atau 52%.

A. Profil BPN Prov. Sulawesi Tenggara

Kanwil Pertanahan Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki 17 Kantor Pertanahan. Infrastruktur BPN Provinsi Sulawesi Tenggara saat ini belum seluruhnya memiliki gedung/kantor pertanahan yaitu Kolaka Timur, Buton Selatan, Muna Barat, Buton Tengah, Kowane Kepulauan. Seluruh kantor belum mempunyai rumah dinas. Saat ini Kanwil Pertanahan Provinsi Sulawesi Tenggara sedang mengusulkan gedung dan untuk rumah dinas dalam proses hibah dari Pemrov ke ATR/BPN. Adapun Profil Aset BPN Prov. Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel berikut :

ASSET KUANTITAS Nilai (dalam Milyar)

TANAH 47.265 M² 54,026

PERALATAN DAN MESIN 3.718 unit/Buah 30,8

GEDUNG DAN BANGUNAN 40 Unit 31,4

JARINGAN 39 Unit 0,032

ASET TETAP LAINNYA 7.052 Buah 14,8

(6)

BPN Provinsi Sulawesi Tanggara memiliki ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) sebanyak 849, yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (478) dan PPNPN (371). Sedangkan juru ukur yang aktif hanya 120 orang. Dengan beban pekerjaan PTSL dan Redistribusi Tanah Tahun 2020 sebanyak 134.742 bidang, maka beban petugas ukur sebanyak 62 bidang per bulan per orang atau 2 bidang per hari. Alat ukur sudah memadai yaitu RTK-GNSS sebanyak 129 set, Total Station sebanyak 20 unit (11 unit keadaan baik) dan Theodolite sebanyak 35 unit (keadaan rusak).

B. Permasalahan Pertanahan

Permasalahan tanah yang dihadapin BPN Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari :

1. Sengketa / Konflik

Saat ini menangani kasus yang berskala besar dan bersifat strategis, yaitu : a) Penguasaan tanah di kawasan hutan

b) Lokasi transmigrasi di kawasan hutan

c) Pemegang HGU vs. Masyarakat (Konawe Selatan) Instansi Pemerintah vs. Masyarakat (Lokasi Brimob)

(7)

2. Perkara No. KANTOR PERTAN AHAN Sisa Perkara Tahun Sebelumnya Jumlah Perkara Tahun Berjalan Jumlah Keseluruhan Selesai

(Incracht) Perkara Berjalan

Pdt PTUN Pdt PTUN Pdt PTUN Pdt PTUN

Pdt TUN PN PT MA P K PTUN P T T U N MA PK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 4 15 1 6 17 18 1 KANWIL BPN SULTRA - 1 4 1 4 1 - - 1 2 1 - 1 - - - 2 KOTA KENDARI 4 3 7 - 11 3 3 2 7 1 - - - 1 - - 3 KOTA BAUBAU 3 - 7 - 10 - - - 10 - - - -

(8)

C. Capaian PTSL 2019 dan Rencana Kerja

Penentuan Lokasi (Penlok) Penlok dilakukan dalam satu wilayah desa/kelurahan dalam satu kecamatan atau kecamatan yang berbatasan dengan memprioritaskan penyelesaian K1, K2, K3 dan K4 dalam satu wilayah desa/kelurahan. Taglinenya : mendekat (Fokus satu desa yang berdekatan), merapat (Fokus merapatkan desa yang berdekatan), menyeluruh (Tercapai satu Kabupaten/Kota Menyeluruh).

Menurut Dirjen ATR/BTN RI bahwa ada kemunduran dalam menerbitka sertifikat PTSL dibanding negara lain, olehnya perlu gerakan yang lebih progresif dengan menggenjot kenaikan sekitar 60% agar bisa mengejar Negara – Negara Asia. Dengan tuntasnya program PTSL, maka persoalan atau sengketa tanah semakin kecil atau berkurang. 4 KAB. KONAWE - 1 1 2 1 3 - 2 1 - - - - 1 - - 5 KAB. KONAWE UTARA - - - - 6 KAB. KONAWE SELATAN - - - 1 - 1 - - - 1 - - 7 KAB. KOLAKA - - 4 - 4 - 2 - 2 - - - - 8 KAB. KOLAKA UTARA - - - - 9 KAB. BOMBANA - - - - 10 KAB. MUNA 1 - 3 - 4 - 1 - 2 1 - - - - 11 KAB. MUNA BARAT - - - - 12 KAB. BUTON 2 - 2 - 4 - 1 - 1 2 - - - - 13 KAB. BUTON UTARA - - 2 - 2 - - - 2 - - - - 14 KAB. BUTON SELATAN - - - - 15 KAB. WAKATOBI - 2 1 1 1 3 - 1 1 - - - - 1 1 - JUMLAH 10 7 31 5 41 11 7 5 27 6 1 - 1 4 1 -

(9)

1. Target (2019/2020) dan Realisasi 2019 BPN Prov. Sultra

2. Rencana Kerja 2020 BPN Prov. Sultra

N o Satker PBT SHAT Redistr ibusi Tanah ASN Kategori 1 ASN Kepu lauan Pihak Ketiga Total PBT ASN Kategori II ASN Kepu lauan Nelayan Tangkap Pembu didaya Ikan Total SHAT 1 Kantah Kab Buton Selatan 3000 3000 2100 2 100 1000 2 Kantah Kab Muna Barat 1500 1500 800 200 100 1 100 4000 3 Kantah Kab Konawe 7000 7000 4900 4 900 2000 4 Kantah Kab Kolaka 18000 18000 12550 100 1 2650 5000 5 Kantah Kab Buton 6000 6000 4000 200 4 200 2000 6 Kantah Kab Muna 3000 3000 1900 100 100 2 100 2000 7 Kantah Kab Wakatobi 1742 1742 1500 1 500 8 KantahKota Kendari 15000 10000 25000 17500 100 1 7600 9 Kantah Kota Bau-bau 4000 4000 2800 2 800 1000 10 Kantah Kab Konawe Selatan 15000 10000 25000 17400 200 1 7600 55000 11 Kantah Kab Kolaka Utara 15000 10000 25000 17600 1 7600 5000

Target PBT Target SHAT REALISASI

PBT

REALISASI

SHAT KINERJA

2019 2020 2019 2020 2019 2019 2019

(10)

12 Kantah Kab Bombana 5000 5000 3329 100 71 3 500 6000 13 Kantah Kab Konawe Utara 2000 2000 1300 100 1 400 1000 14 Kantah Kab Buton Utara 3500 3500 2450 2 450 500 Total 98000 1742 30000 129742 88629 1500 800 571 9 1500 35000 D. PTSL Kabupaten Wakatobi 2020

Bidang Tanah di Kabupaten Wakatobi ± 42.000 Bidang, yang terdiri dari bidang tanah belum terdaftar 12.990 bidang dan bidang tanah terdaftar 29.010 bidang. Peningkatan jumlah tanah terdaftar di Kabupaten Wakatobi dapat dilihat pada tabel berikut :

N O

2017 2018 2019 2020

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 1 3.200 Bid 3.200 Bid a. Target SHAT 1.050 Bid b. Target PBT 1.600 Bid a. Realisasi SHAT 1.050 Bid b. Realisasi PBT 1.600 Bid a. Target SHAT 3.284 Bid b. Target PBT 4.676 Bidang c. Target PBT 10.00 0 Bid a. Realisasi SHAT 3.284 Bid (ASN) b. Realisasi PBT 4.676 Bid (ASN) c. Realisasi 6.925 Bid (Pihak Ketiga a. Target 2020 sebanyak 1742 bid b. Penambah an target 2020 diusahakan akan diakomodir dari sisa Lelang Pihak III dari Kantor Pertanahan lain

(11)

Program PTSL dengan jumlah yang sangat besar dan dilakukan dengan cepat, tentu dalam pelaksanaannya menemukan berbagai permasalahan atau hambatan di lapangan yaitu :

1. Batas tanah tidak jelas di lapangan; tanah individu, sara (adat) maupun batas kawasan hutan

2. Masyarakat tidak berada di lokasi atau tanah tidak diusahakan sehingga kepemilikan menjadi kabur

3. Kantor Desa tidak mempunyai data/catatan penguasaan tanah di wilayahnya 4. Masyarakat memandang pendaftaran tanah bukan kebutuhan prioritas, sehingga

partisipasinya rendah.

5. Pembiayaaan selama ini ditanggung masyarakat, jila memungkinkan dapat diakomomodir APBD setempat, maka target PTSL bisa mencapai 100%.

6. Kondisi Sultra terdiri banyak pulau sehingga menyulitkan petugas pertanahan untuk mendata penduduk.

7. Umumnya masyakat tidak mau membayar pajak

E. Penyelesaian PTSL Tahun 2020

KLUSTER PENJELASAN OUTPUT PRODUK

K1 Bidang tanah yang data fisik dan data yuridisnya memenuhi syarat untuk diterbitkan sertipikat hak atas tanah

Buku Tanah dan Sertipikat

Buku Tanah dan Sertipikat

K2 Terdapat perkara di Pengadilan dan/atau sengketa

• Buku Tanah yang dikosongkan nama pemegang hak nya • Pemberitahuan

kepada pemohon tidak dapat diterbitkan sertipikat karena ada sengketa (K2);

Pemberitahuan kepada pemohon tidak dapat diterbitkan sertipikat karena ada sengketa (K2);

(12)

K 3.1 Subyek tidak bersedia membuat surat pernyataan terhutang BPHTB dan/atau PPh; • Peta Bidang Tanah; • Daftar Tanah; • Risalah Penelitian Data Yuridis; • Berita Acara Pengesahan Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis;

Pemberitahuan tidak dapat diterbitkan sertipikat karena belum memenuhi syarat subyek dan/atau obyeknya

K 3.2 a. P3MB, Prk5;

b. ABMAT (Aset Bekas Milik Asing Tionghoa) c. Tanah Ulayat;

d. Rumah Negara Golongan III yang belum lunas sewa beli; e. Obyek Nasionalisasi. f. Subyek merupakan

Warga Negara Asing, BUMN/BUMD/BHMN, Badan Hukum Swasta; g. Konsolidasi tanah yang

tidak dapat diterbitkan sertipikat sesuai dengan ketentuan • Peta Bidang Tanah; • Daftar Tanah; • Risalah Penelitian Data Yuridis; • Berita Acara Pengesahan Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis;

Pemberitahuan tidak dapat diterbitkan sertipikat karena karena tanahnya merupakan K.3.2 K 3.3 a. Subyek tidak diketahui; (perlu dirinci kembali) b. Subyek tidak bersedia mengikuti kegiatan PTSL; • Peta Bidang Tanah; • Daftar Tanah. Pemberitahuan kepada peserta PTSL mengenai letak tanah dan NIB. ???

K4 Peningkatan Kualitas • Buku tanah Tervalidasi

• Bidang tanah terpetakan

(13)

III. KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan Dirjen Pertanahan ATR/BPN RI, Kanwil Pertanahan, Keterangan dari Kepala Kantor Pertanahan Se-Provinsi Sulawesi Tenggara, Penjelasan Ketua dan Para Anggota Panja PTSL dan Tata Ruang Daerah Komisi II DPR RI, serta diskusi selama pertemuan berlangsung, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu :

1. Pembebanan biaya PTSL ke masyarakat menghambat kelancaran dan percepatan Program PTSL, sehingga perlu dukungan yang kuat dari Pemerintah Daerah setempat dalam hal membantu sosialisasi PTSL dan pembiayaan PTSL. Penyelesaian dan Penuntasan Program PTSL haruslah menjadi tanggujawab seluruh pihak yang terkait (ATR/BPN, Pemerintah Daerah dan Masyarakat). 2. Mengingat Program PTSL mendorong peningkatan PBB dan PAD Pemerintah

Daerah, maka Program PTSL sebaiknya di gratiskan untuk masyarakat. Dengan demikian seluruh kantor pertanahan di Indonesia akan lebih mudah menjalankan program PTSL dengan capaian target PTSL yang lebih meningkat dan progresif. 3. Untuk mempercepat penyelesaian program PTSL di seluruh Indonesia, maka Kementerian ATR/BPN RI harus menyediakan/merekrut juru ukur secara proporsional di setiap kantor pertanahan di Indonesia.

4. Untuk mendukung program PTSL dibutuhkan partisipasi dan kesadaran dari masyarakat tentang kebutuhan sertifikat untuk jaminan kepemilikan secara hukum atas kepemilikan tanah, mengingat tanah memiliki kedudukan yang trategis baik perlindungan hukum maupun kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat (tanah memiliki harga ekonomis)

5. Perlu kodinasi antara Kementerian ATR/BPN RI dengan Kementerian Kehutanan terkait dengan Kawasan Hutan yang berbatasan dengan area perkotaan, Kawasan Hutan yang merupakan area perkampungan masyarakat (batas kawasan tidak jelas, tanah masyarakat yang dihutankan).

6. Perlu adanya koordinasi antara unsur Kementerian ATR/BPN diseluruh wilayah Indonesia dengan pemerintah daerah di Kabupaten/Kota terutama dalam menyelesaikan persoalan penentuan lokasi pendaftaran tanah yang belum

(14)

mencerminkan Desa secara lengkap, sehingga Surat Keterangan Tanah (SKT) yang dikeluarkan desa sesuai dengan Penlok yang ditentukan oleh ATR/BPN.

IV. PENUTUP

Demikian Laporan Kunjungan Panja PTSL dan Tata Ruang Daerah Komisi II DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara. Seluruh masukan yang disampaikan kepada Panja PTSL dan Tata Ruang Daerah Komisi II DPR RI menjadi masukan dan catatan bagi Panja PTSL dan Tata Ruang Daerah Komisi II DPR RI dan akan disampaikan kepada Kementerian dan Lembaga terkait yang menjadi mitra Panja PTSL dan Tata Ruang Daerah Komisi II DPR RI sesuai kewenangannya. Kepada segenap pihak yang telah membantu terselenggaranya Kunjungan ini, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Februari 2020

Ketua Kunjungan Panja PTSL dan Tata Ruang Daerah Komisi II DPR RI

H. SAAN MUSTOPA, M.SI A-367

(15)

Lampiran :

FOTO – FOTO KEGIATAN

KUNJUNGAN PANJA PTSL DAN TATA RUANG DAERAH KOMISI II DPR RI KE KANWIL BPN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TANGGAL 13 FEBRUARI 2020

1. Acara penyambutan Ketua dan Anggota Panja PTSL dan Tata Ruang DaerahKomis II DPR RI, beserta rombongan ATR/BPN

2. Pertemuan Panja PTSL Komisi II DPR RI dengan Akademi Pelayaran Provinsi Sulawesi Tenggara dan Tokoh Adat Sulawesi Tenggara

(16)

Pertemuan Panja PTSL dan Tata Ruang Daerah Komisi II DPR RI dengan Dirjen Pertanahan Kementerian ATR/BPN, Kanwil Pertanahan Provinsi Sulawesi Tenggara, Kepala Kantor Pertanahan Se-Provinsi Sulawesi Tenggara.

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Kasdan birkaç soru daha sordu, ama çocukça cevaplardan başka bir şey

Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama

Perubahan terminologi atau istilah anak berkebutuhan khusus dari istilah anak luar biasa tidak lepas dari dinamika perubahan kehidupan masyarakat yang berkembang saat ini,

Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan secara seimbang. Setiap orang tidak bisa menggunakan haknya secara semena-mena karena dibatasi oleh hak

Pengembangan dari penelitian ini diantaranya adalah mencari digraph eksentrik dari graf buku [7], graf barbel [3], graf music [5], graf gear [4], hasil kali kartesian antara dua graf

Dengan menggunakan CVP analysis ini perusahaan dapat mengetahui bagaimana pengaruh pada perubahan biaya, harga jual, dan sales mix terhadap pencapaian target laba

Tampilan Form yang digunakan untuk mendefinisikan sistem yang dilakukan dalam akan melakukan olah data basis kasus yang ditunjukkan pada gambar IV.6:... Gambar IV.6 Tampilan

Hasil penerapan model pembelajaran Mastery Learning terhadap penguasaan kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan