• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X MADRASAH ALIYAH PPKP DARUL MA’LA PATI TAHUN AJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X MADRASAH ALIYAH PPKP DARUL MA’LA PATI TAHUN AJARAN 2014/2015."

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA

TERHADAP KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

EKONOMI KELAS X MADRASAH ALIYAH PPKP DARUL MA’LA PATI

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh:

Dzurri Tsaminatun Naja

7101411386

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :

Hari : Senin

Tanggal : 21 September 2015

Pembimbing

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 8 Oktober 2015

Penguji I Penguji II Penguji III

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang,21 September 2015

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

 Selalu ada jawaban dalam setiap persoalan (Ust. Jefri Al Buchori)

 Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar Ra'd 13:11)

Persembahan:

1. Keluargaku yang tak pernah henti memberikan dukungan, cinta, dan doa.

(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin, sehingga penulis memiliki kemampuan untuk

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma‟la Pati Tahun Ajaran 2014/2015”, dalam rangka menyelesaikan strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Fatur Rokhman M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah membantu tersusunnya skripsi ini.

2. Dr. Wahyono, M.M, Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

3. Dr. Ade Rustiana, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

4. Dra. Harnanik, M.Si, Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

(7)

vii

6. Bapak/Ibu dosen dan seluruh staff Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai harganya selama penulis menempuh pendidikan di Universitas.

7. Dra. Hj. Sri Hidayati, M.Pd, selaku Kepala Madrasah Aliyah PPKP Darul

Ma‟la Pati beserta staff yang telah memberikan ijin dan bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Siti Munawaroh, S.Pd, selaku guru ekonomi yang telah membimbing selama penelitian berlangsung.

9. Siswa-siswi Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma‟la Pati yang telah memberikan bantuan.

10. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis terbatas, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapatkan limpahan balasan dari Allah SWT. Akhirnya besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan pendidikan selanjutnya.

Semarang, September 2015

(8)

viii

SARI

Naja, Dzurri Tsaminatun 2015. “Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma’la Pati Tahun Ajaran 2014/2015”. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing. Dra. Harnanik, M.Si.

Kata Kunci: Kesulitan Belajar, Motivasi Belajar, Lingkungan Keluarga

Aktivitas belajar bagi masing-masing individu tidak selamanya berjalan lancar. Pada observasi awal yang telah dilakukan di MA PPKP Darul Ma‟la Pati ditemukan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan belajar, padahal siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi dan berada pada lingkungan keluarga yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi baik secara simultan maupun parsial.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul

Ma‟la Pati tahun ajaran 2014/2015 dengan sebanyak 130 siswa dan sampel

berjumlah 57 siswa. Variabel dalam penelitian ini adalah kesulitan belajar (Y), motivasi belajar (X1), lingkungan keluarga (X2). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data dengan menggunakan angket (kuesioner) dan dokumentasi. Analisis data menggunakan deskriptif persentase dan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini secara simultan terdapat pengaruh negatif motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap kesulitan belajar sebesar 61,3%. Secara parsial terdapat pengaruh negatif motivasi belajar terhadap kesulitan belajar sebesar 0,8%. Selain itu juga lingkungan keluarga berpengaruh negatif terhadap kesulitan belajar sebesar 61,9%.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa secara simultan terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X Madrasah

(9)

ix

ABSTRACT

Naja, Dzurri Tsaminatun 2015. The Influence of Learning Motivation and Family Environment on Student learning difficulty in Economic Subjects of class X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma’la Pati Academic Year 2014/2015”. Economy Educational Program. Faculty of Economy. Semarang State University. Advisor Dra. Harnanik, M.Si.

Keywords: Learning Difficulty , Learning Motivation , Family Environment

Learning activities for each individual does not always run smoothly. On preliminary observation have conducted in MA PPKP Darul Ma'la Pati found that most students have difficulty learning, but students have high motivation to learn and be in a good family environment. The purpose of this research is to detect whether there is an influence learning motivation and family environment on student learning difficulty in economic subjects either simultaneously or partially.

This research subject is class X MA PPKP Darul Ma'la Pati academic year 2014/2015, with a population of 130 students and the sample amounted to 57 students. Variable in this research is the difficulty of learning (Y), learning motivation(X1) and a family environment (X2). This research uses a quantitative approachment. Method of data collection by using a questionnaire and documentation. Data analysis by using descriptive percentages and multiple linear regression analysis.

The results of this research showed that there are simultaneously a negative influences of learning motivation and family environment on learning difficulty amount to 61,3%. Partially, there are a negative influences of learning motivation on learning difficulty amount to 0,8%. Besides it also has a negative effecton the family environment learning difficulty amount to 61,9%.

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBIMG ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Kegunaan Penelitian ... 7

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 7

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1Kesulitan Belajar ... 9

2.1.1 Definisi Kesulitan Belajar ... 9

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar ... 10

2.1.3 Mengenal Anak Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar ... 21

2.1.4 Indikator Kesulitan Belajar ... 22

2.2Motivasi Belajar ... 23

2.2.1 Definisi Motivasi Belajar ... 23

2.2.2 Macam-macam Motivasi Belajar ... 24

(11)

xi

2.2.4 Ciri-ciri Motivasi ... 27

2.2.5 Indikator Motivasi Belajar ... 27

2.3Lingkungan Keluarga ... 28

2.3.1 Definisi Lingkungan Keluarga ... 28

2.3.2 Fungsi dan Peran Keluarga ... 29

2.3.3 Indikator Lingkungan Keluarga ... 31

2.4Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Kesulitan Belajar ... 31

2.5Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Kesulitan Belajar ... 32

2.6Pengaruh Motivasi Belajar Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Kesulitan Belajar ... 32

2.7Penelitian Terdahulu ... 33

2.8Kerangka Berfikir ... 34

2.9Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1Jenis dan Desain Penelitian ... 39

3.2Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 39

3.3Variabel Penelitian ... 41

3.3.1 Variabel Bebas atau Independen ... 41

3.3.2 Variabel Terikat atau Dependen ... 42

3.4Validitas dan Reliabilitas ... 43

3.4.1 Validitas ... 43

3.4.2 Reliabilitas ... 47

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.5.1 Teknik Angket (Kuesioner) ... 49

3.5.2 Teknik Dokumentasi ... 50

3.6Sumber Data Penelitian ... 50

3.7Teknik Analisis Data ... 50

3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 51

3.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 53

3.8Uji Asumsi Klasik ... 54

(12)

xii

3.8.2 Uji Multikolonieritas ... 54

3.8.3 Uji Heteroskedastisitas ... 55

3.9Uji Hipotesis ... 56

3.9.1 Uji Parsial (Uji t) ... 56

3.9.2 Uji Simultan (Uji F) ... 56

3.9.3 Koefisien Korelasi (Koefisien Determinasi) ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1Hasil Penelitian ... 58

4.1.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 58

4.1.1.1Kesulitan Belajar (Y) ... 58

4.1.1.2Motivasi Belajar (X1) ... 62

4.1.1.3Lingkungan Keluarga (X2) ... 67

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 72

4.1.2.1Uji Normalitas ... 72

4.1.2.2Uji Multikolonieritas ... 73

4.1.2.3Uji Heteroskedastisitas ... 74

4.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 75

4.1.4 Pengujian Hipotesis ... 76

4.1.4.1Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X MA PPKP Darul Ma‟la Pati ... 76

4.1.4.2Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X MA PPKP Darul Ma‟la Pati ... 77

4.1.4.3Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X MA PPKP Darul Ma‟la Pati ... 78

4.1.5 Koefisien Determinasi ... 79

4.1.5.1Koefisien Determinasi secara simultan (R2) ... 79

(13)

xiii

4.2 Pembahasan ... 81

4.2.1 Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Kesulitan Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma‟la Pati ... 81

4.2.2 Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Kesulitan Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma‟la Pati ... 82

4.2.3 Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Kesulitan Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma‟la Pati ... 83

BAB V PENUTUP ... 84

5.1Simpulan ... 84

5.2Saran ... 85

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Data Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X

MA PPKP Darul Ma‟la Pati Semester Genap 2014/2015 ... 3

Tabel 1.2 Data Nilai Sikap Siswa Kelas X MA PPKP Darul Ma‟la ... 4

Tabel 1.3 Pekerjaan Orangtua Siswa ... 6

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas X MA PPKP Darul Ma‟la ... 39

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Kelas X MA PPKP Darul Ma‟la ... 41

Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ... 43

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 45

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Lingkungan Keluarga ... 45

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Kesulitan Belajar ... 46

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar ... 48

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Keluarga ... 48

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Kesulitan Belajar ... 48

Tabel 3.10 Interval Penggolongan Hasil Penelitian (Motivasi Belajar) ... 52

Tabel 3.11 Interval Penggolongan Hasil Penelitian (Lingk. Keluarga) ... 53

Tabel 3.12 Interval Penggolongan Hasil Penelitian (Kesulitan Belajar) ... 53

Tabel 4.1 Deskriptif Persentase Kesulitan Belajar ... 58

Tabel 4.2 Deskriptif Persentase Prestasi Belajar ... 59

Tabel 4.3 Distribusi Indikator Hasil yang dicapai Tidak Seimbang dengan Usaha ... 60

Tabel 4.4 Distribusi Indikator Lambat dalam Mengerjakan Tugas-tugas Belajar ... 61

Tabel 4.5 Distribusi Indikator Menunjukkan Sikap yang Kurang Wajar.... 62

Tabel 4.6 Deskriptif Persentase Motivasi Belajar ... 63

Tabel 4.7 Distribusi Indikator Ketekunan dalam Belajar ... 63

Tabel 4.8 Distribusi Indikator Keuletan Menghadapi Kesulitan ... 64

Tabel 4.9 Distribusi Indikator Kemandirian dalam Belajar ... 65

(15)

xv

Tabel 4.11 Deskriptif Persentase Lingkungan Keluarga ... 67

Tabel 4.12 Distribusi Indikator Cara Orangtua Mendidik ... 68

Tabel 4.13 Distribusi Indikator Hubungan Orangtua dan Anak ... 69

Tabel 4.14 Distribusi Indikator Contoh atau Bimbingan Orangtua ... 69

Tabel 4.15 Distribusi Indikator Suasana Rumah atau Keluarga ... 70

Tabel 4.16 Distribusi Indikator Keadaan Ekonomi Keluarga ... 71

Tabel 4.17 Uji Normalitas ... 72

Tabel 4.18 Uji Multikolonieritas ... 74

Tabel 4.19 Analisis Regresi Linier Berganda ... 75

Tabel 4.20 Uji t (Pengaruh X1 terhadap Y) ... 77

Tabel 4.21 Uji t (Pengaruh X2 terhadap Y) ... 78

Tabel 4.22 Uji F (Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y)... 78

Tabel 4.23 Uji Koefisien Determinasi Secara Simultan... 79

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Motivasi Belajar dan Lingkungan

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Daftar Nilai Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X MA PPKP Darul

Ma‟la ... 88

Lampiran 2 Analisis Data Prestasi Belajar ... 93

Lampiran 3 Daftar Nilai Sikap Kelas X MA PPKP Darul Ma‟la ... 94

Lampiran 4 Daftar Pekerjaan Orangtua Siswa Kelas X ... 102

Lampiran 5 Daftar Nama Responden Uji Coba ... 107

Lampiran 6 Kisi-kisi Angket Uji Coba ... 108

Lampiran 7 Angket Uji Coba ... 109

Lampiran 8 Tabulasi Uji Coba ... 115

Lampiran 9 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 121

Lampiran 10 Hasil Uji Validitas Lingkungan Keluarga ... 124

Lampiran 11 Hasil Uji Validitas Kesulitan Belajar ... 128

Lampiran 12 Hasil Uji Reliabilitas ... 131

Lampiran 13 Daftar Nama Responden Penelitian... 132

Lampiran 14 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 134

Lampiran 15 Instrumen Penelitian ... 135

Lampiran 16 Tabulasi Data Penelitian Motivasi Belajar ... 140

Lampiran 17 Tabulasi Data Penenlitian Lingkungan Keluarga ... 142

Lampiran 18 Tabulasi Data Penelitian Kesulitan Belajar ... 145

Lampiran 19 Statistik Deskriptif Variabel Motivasi Belajar ... 147

Lampiran 20 Statistik Deskriptif Variabel Lingkungan Keluarga ... 151

Lampiran 21 Statistik Deskriptif Variabel Kesulitan Belajar ... 155

Lampiran 22 Output Hasil Analisis Uji Asumsi Klasik ... 157

Lampiran 23 Output Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 159

Lampiran 24 Dokumentasi ... 161

Lampiran 25 Surat Ijin Observasi ... 162

Lampiran 26 Surat Ijin Penelitian ... 163

(18)

xviii

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam menyelenggarakan pendidikan selalu di hadapkan dengan berbagai masalah nyata. Kegiatan belajar mengajar memiliki peranan yang sangat penting agar pendidikan dapat berjalan dengan baik. Terdapat beberapa komponen dalam belajar mengajar diantaranya : tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, metode alat, sumber belajar dan evaluasi. Komponen-komponen tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain dalam rangka berlangsungnya proses belajar mengajar. Apabila salah satu komponen tersebut tidak ada, maka kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik.

Slameto (2010:2) menyatakan belajar ialah “suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Salah satu keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang di perolehnya. Apabila prestasi yang di capai baik maka dapat di katakan bahwa siswa tersebut berhasil dalam belajar dan apabila prestasi yang di capai tidak baik maka siswa tersebut kurang berhasil dalam belajar.

(20)

2

berpendapat bahwa “dalam keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar

sebagaimana mestinya, itulah yang dinamakan kesulitan belajar”. Ada beberapa gejala yang menunjukkan bahwa adanya pertanda seorang siswa mengalami kesulitan belajar diantaranya adalah menunjukkan prestasi yang rendah, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan, lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar, menunjukkan sikap yang kurang wajar, menunjukkan tingkah laku yang berlainan, anak didik yang memiliki IQ tinggi tetapi kenyataannya mereka mendapatkan prestasi belajar yang rendah dan anak didik yang selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi untuk sebagian besar mata pelajaran tetapi dilain waktu prestasi belajarnya menurun drastis.

Diduga kesulitan belajar ditentukkan oleh motivasi belajar siswa. Menurut Dalyono (2007:57) motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan menurut Djamarah (2008:148) menyatakan bahwa motivasi adalah sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya motivasi akan memudahkan seseorang dalam mencapai sesuatu yang dikehendaki. Begitu juga halnya dengan motivasi belajar

yang mempunyai peran penting dalam mengatasi kesulitan belajar. Rifa‟i dan

Anni (2011:97) juga menjelaskan bahwa “peserta didik yang bermotivasi rendah, misalnya, akan mengalami kesulitan didalam persiapan belajar dan dalam proses

belajar”.

(21)

3

pengasuhan dan pendidikan yang baik dari orang tua. Anak yang berada pada lingkungan keluarga yang baik akan menghindarkan anak dari kesulitan belajar. Seperti yang telah dikemukakan oleh Djamarah (2008:241) bahwa :

Ketika orang tua tidak memperhatikan pendidikan anak, ketika orang tua tidak memberikan suasana sejuk dan menyenangkan bagi belajar anak, ketika keharmonisan keluarga tak tercipta, ketika sistem kekerabatan semakin renggang, dan ketika kebutuhan belajar anak tidak terpenuhi terutama kebutuhan yang krusial, maka ketika itulah suasana keluarga tidak menciptakan dan menyediakan suatu kondisi dengan lingkungan yang kreatif bagi belajar anak. Maka lingkungan keluarga yang demikian ikut terlibat menyebabkan kesulitan belajar anak.

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan, data yang diperoleh mengenai kesulitan belajar adalah prestasi belajar dan nilai sikap siswa yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.1

Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X MA PPKP Darul

Ma’la Pati

Kelas Jumlah

Siswa

Rata-rata Nilai

Belum Tuntas Tuntas

<75 % >75 %

X-A 35 74.6 17 48.57% 18 51.43%

X-B 33 74.5 10 30.30% 23 69.70%

X-C 31 74.3 19 61.29% 12 38.71%

X-D 31 71.9 23 74.19% 8 25.81%

Sumber : Data nilai guru ekonomi kelas X tahun ajaran 2014/2015

Dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi adalah rendah. Nilai ketuntasan yang digunakan di MA PPKP Darul

(22)

4

Tabel 1.2

Data Nilai Sikap Siswa Kelas X MA PPKP Darul Ma’la Pati

Kelas Jumlah

Siswa

Kategori Nilai

Baik (B) Cukup (C)

X-A 35 23 12

X-B 33 19 14

X-C 31 18 13

X-D 31 15 16

Jumlah 130 75 55

57.69% 42.31% Sumber: Data guru ekonomi kelas X MA PPKP Darul Ma‟la

Dari tabel 1.2 menunjukkan bahwa dari penilaian sikap yang dilakukan oleh guru terhadap siswa, masih terdapat 42,31% atau 55 siswa yang memperoleh nilai c. Nilai c dapat diartikan bahwa terdapat beberapa komponen sikap yang tidak dimiliki oleh siswa. Komponen sikap yang dijadikan sebagai penilaian adalah sebagai berikut: menghayati ajaran agama, mengamalkan ajaran agama, jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, gotong-royong, kerjasama, toleransi, damai, santun, responsif proaktif, dan bagian dari solusi. Hal ini berarti jika seorang siswa tidak memiliki salah satu atau lebih komponen sikap yang tertera diatas maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut menunjukkan sikap yang kurang wajar. Sikap kurang wajar yang dimaksud adalah acuh tak acuh berarti ia tidak peduli, berpura-pura (berbong/tidak jujur), berdusta, mudah tersinggung dan lain sebagainya.

(23)

5

menjadi kebiasaan siswa apabila setelah jam istirahat mereka tidak langsung masuk ke dalam kelas namun masih berada dikantin. Upaya agar siswa tertib pun sudah dilakukan yaitu dengan menegur. Namun upaya tersebut seringkali tidak dihiraukan oleh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut tidak mempunyai kedisiplinan. Siswa yang memiliki sikap tersebut dapat diindikasikan bahwa ia mengalami kesulitan belajar.

Dalam proses belajar, motivasi belajar memang sangat penting. Motivasi belajar yang ada pada diri siswa bersifat tidak tetap. Adakalanya seorang siswa mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajarnya namun juga sebaliknya terkadang siswa mempunyai motivasi yang rendah. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi maka ia akan mempunyai keinginan yang tinggi pula dalam kegiatan belajarnya.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di MA PPKP Darul Ma‟la Pati, pada saat guru menjelaskan materi siswa memperhatikan dengan cermat apabila tidak paham dengan apa yang dijelaskan oleh guru maka mereka berani untuk bertanya. Selain itu pada saat guru memberikan soal-soal baik itu individu maupun kelompok, mereka sangat antusias untuk mengerjakannya. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi yang ada pada diri siswa tersebut cukup tinggi.

(24)

6

perhatian dan bimbingan orang tua rukun atau tidaknya kedua orang tua dengan anak- anaknya, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak (Dalyono, 2009:59).

Data yang diperoleh mengenai lingkungan keluarga adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3

Data Pekerjaan Orang Tua Siswa Kelas X MA PPKP Darul Ma’la Pati

No Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Petani 39 30%

2 Buruh/karyawan 24 18.46%

3 Wiraswasta 48 36.92%

4 PNS/Guru 19 14.61%

Sumber: Data TU MA Darul Ma’la Pati

Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar pekerjaan orang tua siswa di MA PPKP Darul Ma‟la Pati adalah wiraswasta artinya tingkat ekonomi orang tua siswa menengah keatas. Dengan tingkat ekonomi menengah keatas, orang tua siswa tentu dapat memenuhi kebutuhan belajar anak sehingga anak tidak mengalami kesulitan dalam belajarnya. Hal ini berarti bahwa anak berada pada lingkungan keluarga yang baik.

Dari penjelasan diatas, hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH MOTIVASI BELAJAR

DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KESULITAN BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X MADRASAH

ALIYAH PPKP DARUL MA’LA PATI TAHUN AJARAN 2014/2015”

1.2Rumusan Masalah

(25)

7

1. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma‟la Pati? 2. Adakah pengaruh lingkungan keluarga terhadap kesulitan belajar siswa

pada mata pelajaran ekonomi kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma‟la Pati?

3. Adakah pengaruh motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma‟la Pati?

1.3Tujuan Penelitian

Dengan mengacu kepada rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui adakah pengaruh motivasi belajar terhadap kesulitan

belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma‟la Pati tahun ajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui adakah pengaruh lingkungan keluarga terhadap kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma‟la Pati tahun ajaran 2014/2015.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma‟la Pati tahun ajaran 2014/2015.

1.4Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1.4.1 Kegunaan Teoritis

(26)

8

Menambah pengetahuan pembaca tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan adanya kesulitan belajar serta pengaruh motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap kesulitan belajar.

b. Bagi peneliti berikutnya

Sebagai landasan bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap kesulitan belajar dan penelitian yang sejenisnya.

1.4.2 Kegunaan Praktis :

a. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru agar dapat meningkatkan motivasi siswa serta mendorong guru untuk mencari tindakan alternatif dalam mengatasi kesulitan siswa dalam belajar ekonomi.

b. Bagi siswa

Sebagai bahan masukan bagi siswa agar siswa dapat meningkatkan motivasi belajarnya serta dapat mengatasi masalah yang terkait dengan kesulitan belajar yang dihadapainya.

c. Bagi sekolah

(27)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Kesulitan Belajar

2.1.1 Definisi Kesulitan Belajar

Ahmadi dan Supriyanto (2013:77) berpendapat bahwa “dalam keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang

dinamakan kesulitan belajar”. Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa seorang siswa yang mengalami kesulitan belajar akan merasakan adanya suatu hambatan atau kendala dalam proses belajarnya.

Selanjutnya Mulyono Abdurrahman dalam bukunya pendidikan bagi anak berkesulitan belajar (2003:9) menjelaskan bahwa:

kesulitan belajar dapat berwujud sebagai suatu kekurangan dalam satu atau lebih bidang akademik, baik dalam mata pelajaran yang spesifik seperti membaca, menulis, matematika dan mengeja atau dalam berbagai keterampilan yang bersifat lebih umum seperti mendengarkan, berbicara, dan berfikir. Meskipun suatu kesulitan belajar mungkin terjadi bersamaan dengan adanya kondisi lain yang mengganggu atau berbagai pengaruh lingkungan, berbagai hambatan tersebut bukan penyebab atau pengaruh langsung.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik mengalami hambatan ataupun gangguan dalam proses belajar yang berasal dari siswa itu sendiri atau dari lingkungan sekitar sehingga siswa tersebut tidak dapat belajar secara wajar.

Terdapat bermacam-macam kesulitan belajar yang dirasakan oleh anak didik. Menurut Dalyono (2009:230) macam-macam kesulitan belajar ini dapat dikelompokkan menjadi empat macam :

(28)

10

2) Dilihat dari bidang studi yang dipelajari: Ada yang sebagian bidang studi; ada yang keseluruhan bidang studi

3) Dilihat dari sifat kesulitannya: Ada yang sifatnya permanen atau menetap; ada yang sifatnya hanya sementara

4) Dilihat dari faktor penyebabnya: Ada yang karena faktor inteligensi; ada yang karena faktor non inteligensi.

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar tidak hanya disebabkan oleh faktor intelegensi akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor non intelegensi. Menurut Dalyono (2009:230) faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu :

1) Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi: a. Faktor fisiologi

b. Faktor psikologi

2) Faktor ekstern (faktor dari luar manusia) meliputi : a. Faktor-faktor non sosial

b. Faktor-faktor sosial

Dari faktor-faktor diatas, dapat dijelaskan lagi sebagai berikut : 1) Faktor intern,meliputi :

a) Sebab yang bersifat fisik (1) Karena sakit

(29)

11

bahwa “kesehatan yang kurang baik” juga dapat menyebabkan seorang

siswa mengalami kesulitan dalam belajarnya. (2) Karena kurang sehat

Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar karena mudah lelah, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat dan pikiran terganggu. Karena hal-hal ini maka penerimaan dan respon pelajaran berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal dan memproses, mengelola, menginterprestasi serta mengorganisasi bahan pelajaran melalui indranya sehingga dapat mengganggu aktivitas anak dalam belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Muhibbin (2010:130)

bahwa “kondisi organ tubuh yang lemah apalagi jika disertai sakit kepala

misalnya, dapat menurunkan ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa siswa yang berada pada kondisi yang kurang sehat maka ia tidak bisa menerima pelajaran yang telah diajarkan oleh guru dengan baik akibatnya ia akan ketinggalan pelajaran dan kemungkinan siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam belajarnya.

(3) Karena cacat tubuh

Rifa‟i dan Anni (2011:97) menjelaskan bahwa “peserta didik yang

(30)

12

pendengaran dan penglihatan, gangguan psikomotor, buta, tuli, bisu, hilang tangan dan kaki tentunya akan mengalami kesulitan dalam belajarnya.

b) Sebab-sebab kesulitan belajar karena rohani

Belajar memerlukan kesiapan rohani, ketenangan dengan baik. Apabila dirinci faktor rohani itu meliputi antara lain:

(1) Inteligensi

“semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar

peluangnya untuk meraih sukses sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk

memperoleh sukses” (Muhibbin, 2010:131). Artinya anak yang IQ nya tinggi yaitu diatas 140 dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Semakin tinggi IQ seseorang akan makin cerdas pula dan mudah meraih kesuksesan. Akan tetapi anak yang mempunyai IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental. Anak inilah yang mengalami kesulitan belajar. Anak yang tergolong lemah mental ini sangat terbatas kecakapannya. Apabila mereka harus menyelesaikan persoalan yang melebihi potensinya jelas ia tidak mampu dan banyak mengalami kesulitan dalam belajar. (2) Bakat

(31)

13

merasa tidak senang dalam mempelajarinya dan mudah putus asa. Hal-hal tersebut akan tampak pada anak yang suka berbuat gaduh, tidak memperhatikan pelajaran sehingga nilai yang diperolehnya rendah. Djamarah (2008:237) menjelaskan bahwa bakat yang kurang atau tidak sesuai dengan bahan pelajaran yang dipelajari atau yang diberikan oleh guru juga dapat menyebabkan seorang siswa tersebut mengalami kesulitan belajar.

(3) Minat

Djamarah (2008:191) menjelaskan bahwa “minat yang besar terhadap

sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai/memperoleh

benda atau tujuan yang diminati itu”. Dari penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa apabila seorang siswa mempunyai minat atau ketertarikan dalam belajarnya maka ia akan memperoleh hasil yang dikehendaki namun sebaliknya tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Seorang anak yang belajar tidak disertai dengan adanya minat maka pelajaran yang diperoleh tidak pernah terjadi proses dalam otak. Ada tidaknya minat terhadap sesuatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran itu.

(4) Motivasi

Djamarah (2008:238) menjelaskan bahwa “materi pelajaran sukar diterima

(32)

14

Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan, perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasi seseorang maka

akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Rifa‟i dan Anni (2011:97) juga

menjelaskan bahwa “peserta didik yang bermotivasi rendah, misalnya,

akan mengalami kesulitan didalam persiapan belajar dan dalam proses

belajar”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki motivasi yang rendah maka ia akan mengalami kesulitan dalam belajarnya.

(5) Faktor kesehatan mental

(33)

15 (6) Tipe-tipe khusus seorang pelajar

Kita mengenal tipe-tipe belajar seorang anak. ada tipe visual, motoris dan campuran. Tipe-tipe khusus itu kebanyakan pada anak didik relatif sedikit, kenyataannya banyak yang bertipe campuran.

2) Faktor ekstern, meliputi : a) Faktor keluarga

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama bagi anak, tetapi juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. yang termasuk dalam faktor ini antara lain :

(1) Faktor orang tua

Orang tua merupakan lingkungan keluarga yang paling dekat dengan anak dan sebagai lingkungan yang pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagai lembaga pendidikan yang tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan. Sehingga orang tua berperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Namun disamping itu orang tua juga dapat menjadi penyebab kesulitan belajar anak. Kesulitan belajar anak yang berkaitan dengan faktor orang tua adalah sebagai berikut:

(a) Cara mendidik anak

(34)

16

senang di rumah untuk kemudian ia mencari dan bermain dengan teman sebayanya sehingga lupa belajar. Orang tua yang suka memanjakan anak berakibat pada anak tidak mempunyai kemampuan dan kemauan, bahkan sangat tergantung pada orang tua, hingga malas berusaha, malas menyelesaikan tugas-tugas sekolah, hingga prestasinya menurun. Kedua sikap tersebut menunjukkan bahwa orang tua tidak memberikan dorongan kepada anaknya bahkan karena sikap orang tuanya yang salah, anak bisa benci belajar. Patterson dan Loeber, 1984 (dalam Muhibbin 2010:135) berpendapat bahwa

kebiasaan yang diterapkan orang tua siswa dalam mengelola keluarga (family management parctices) yang keliru, seperti kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak lebih buruk lagi. Dalam hal ini, bukan saja anak tidak mau belajar melainkan juga ia cenderung berperilaku menyimpang.

Artinya bahwa apabila cara mendidik orang tua yang keliru maka anak akan mengalami kesulitan dalam belajarnya tidak hanya ditunjukkan dengan prestasi yang rendah namun ditunjukkan juga dengan perilaku yang tidak baik.

(b) Hubungan orang tua dan anak

(35)

17

Demikian juga sikap keras, kejam, acuh tak acuh, akan menyebabkan hal yang serupa.

(c) Contoh / bimbingan dari orang tua

Orang tua merupakan contoh terdekat bagi anak-anaknya. Segala perbuatan yang dilakukan oleh orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh sang anak. Demikian juga dengan belajar, memerlukan bimbingan dari orang tua agar sikap dewasa dan tanggung jawab belajar tumbuh pada diri anak. Orang tua yang sibuk bekerja ataupun organisasi dan terlalu banyak anak yang diawasi berarti anak tidak mendapatkan pengawasan/bimbingan dari orang tua, sehingga akan banyak mengalami kesulitan belajar.

(2) Suasana rumah/keluarga

Suasana keluarga yang sangat ramai ataupun gaduh, seorang anak tidak akan dapat belajar dengan baik. Anak akan selalu terganggu konsentrasinya, sehingga sukar untuk belajar. Demikian juga suasana rumah yang selalu tegang maupun cekcok akan mewarnai suasana keluarga yang melahirkan anak-anak tidak sehat mentalnya. Anak akan tidak tahan dirumah, akhirnya ia lebih memilih untuk pergi bersama teman sehingga tidak mustahil kalau prestasi belajar menurun.

(3) Keadaan ekonomi keluarga

(36)

18

mempunyai tempat belajar yang baik sehingga anak tidak dapat belajar dengan tenang dan nyaman. Menurut Djamarah (2008:242) menjelaskan bahwa

kurangnya biaya pendidikan yang disediakan orang tua sehingga anak harus ikut memikirkan bagaimana mencari uang untuk biaya sekolah hingga tamat. anak yang belajar sambil mencari uang biaya sekolah terpaksa belajar apa adanya dengan kadar kesulitan belajar yang bervariasi.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kurangnya biaya pendidikan (keadaan ekonominya rendah) yang disediakan oleh orang tua tidak menutup kemungkinan menyebabkan anak untuk ikut bekerja agar bisa sekolah akibatnya belajar anak dapat terhambat. Namun sebaliknya jika anak berada pada keluarga dimana keadaan ekonominya berlimpah ruah maka ia akan malas dan segan untuk belajar karena terlalu banyak bersenang-senang dan terlalu dimanjakan oleh orang tuanya. Keadaan seperti ini akan dapat menghambat kemajuan belajar anak.

b) Faktor sekolah

Yang dimaksud sekolah, antara lain : (1) Guru

Guru dapat menjadi penyebab kesulitan belajar, apabila dalam pengambilan metode yang digunakan kurang berkualitas (misalnya metode mengajar yang hanya mendasarkan diri pada latihan mekanis, tidak menggunakan alat peraga yang memungkinkan semua alat inderanya berfungsi serta kurang bervariasinya metode yang digunakan). Menurut Djamarah

(2008:239) “hal ini bisa terjadi karena keahlian yang dipegangnya kurang

(37)

19

menerangkan kurang jelas, sukar dimengerti oleh setiap anak didik”. Selain itu

hubungan guru dengan murid yang kurang baik, guru-guru yang menuntut standar pelajaran di atas kemampuan anak, guru yang tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar juga dapat menyebabkan anak didik mengalami kesulitan dalam belajarnya.

(2) Faktor alat

Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak baik. Timbulnya alat-alat itu akan menentukan perubahan metode mengajar guru, segi dalamnya ilmu pengetahuan pada pikiran anak dan memenuhi tuntutan dari bermacam-macam tipe anak. Tidak adanya alat-alat tersebut guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi anak, sehingga tidak mustahil timbul kesulitan belajar. Hal ini

sesuai dengan pendapat Djamarah (2008:239) yang menyatakan bahwa “alat

pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak baik terutama pelajaran yang bersfiat praktikum. Kurangnya alat laboratorium akan

banyak menimbulkan kesulitan dalam belajar”

(3) Kondisi gedung

(38)

20 (4) Kurikulum

Kurikulum yang kurang baik akan membawa kesulitan belajar bagi murid-murid. Sebaliknya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak, akan membawa kesuksesan dalam belajar.

(5) Waktu sekolah dan disiplin kurang

Apabila sekolah masuk siang, sore ataupun malam, maka kondisi anak tidak lagi dalam keadaan yang optimal untuk menerima pelajaran. Di samping itu, pelaksanaan disiplin yang kurang misalnya murid-muridnya sering terlambat, tidak melaksanakan tugas yang diberikan serta melalaikan kewajibannya sebagai seorang pelajar, terlebih apabila gurunya yang kurang disiplin maka akan banyak mengalami hambatan dalam pelajaran.

c) Faktor mass media dan lingkungan sosial (1) Faktor media masa

Faktor media masa meliputi bioskop, TV, surat kabar, majalah dan buku-buku komik. Apabila anak terlalu banyak menggunakan waktunya untuk menonton bioskop, tv ataupun membaca majalah/komik maka ia akan lupa dengan tugasnya yaitu belajar sehingga hal tersebut dapat menghambat dalam belajarnya. Sejalan dengan pendapat Djamarah (2008:245) yang menjelaskan

bahwa “kesulitan belajar bagi anak didik tidak hany bersumber dari obat-obat terlarang dan lingkungan masyarakat yang buruk tetapi juga dapat bersumber

dari media cetak dan media elektronik”

(39)

21

Teman bergaul pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat masuk dalam jiwa anak. Apabila anak suka bergaul dengan mereka yang tidak sekolah, maka ia akan malas belajar, sebab cara hidup siswa yang bersekolah berlainan dengan anak yang tidak bersekolah. Kewajiban orang tua adalah mengawasi mereka serta mencegahnya agar mengurangi pergaulan dengan anak-anak yang tidak baik.

(b) Lingkungan tetangga

Corak kehidupan tetangga, misalnya suka main judi minum arak, menganggur, pedagamg, tidak suka belajar, akan mempengaruhi anak-anak yang bersekolah. Minimal tidak ada motivasi bagi anak-anak untuk belajar. sebaliknya jika tetangga terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter, insinyur, dosen, akan mendorong semangat belajar anak.

(c) Aktivitas dalam masyarakat

Terlalu banyak berorganisasi dan mengikuti kursus akan menyebabkan belajar anak menjadi terbengkalai. Orang tua harus mengawasi, agar kegiatan ekstra di luar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya. Dengan kata lain belajarnya sukses dan kegiatan lain dapat berjalan.

2.1.3 Cara mengenal anak didik yang mengalami kesulitan belajar

(40)

22 orang lain.

Beberapa gejala yang dapat dijadikan sebagai indikator adanya kesulitan belajar adalah sebagai berikut (Djamarah, 2008:246-247):

1.Menunjukkan prestasi belajar yang rendah, dibawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok anak didik di kelas.

2.Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Padahal anak didik sudah berusaha belajar dengan keras, tetapi nilainya selalu rendah.

3.Anak didik lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam segala hal.

4.Anak didik menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, berpura-pura, berdusta, mudah tersinggung, dan sebagainya.

5.Anak didik menunjukkan tingkah laku yang tidak seperti biasanya ditunjukkan kepada orang lain.

6.Anak didik yang tergolong memiliki IQ tinggi, yang secara potensial mereka seharusnya meraih prestasi belajar yang tinggi, tetapi kenyataannya mereka mendapatkan prestasi belajar yang rendah.

7.Anak didik yang selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi untuk sebagian besar mata pelajaran, tetapi dilain waktu prestasi belajarnya menurun drastis.

Dalyono (2009:247-248) juga menyebutkan beberapa gejala sebagai pertanda adanya kesulitan belajar. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menunjukkan prestasi yang rendah / dibawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas

2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya. Ia berusaha dengan keras tetapi nilainya selalu rendah

3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar 4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar

5. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan

2.1.4 Indikator Kesulitan Belajar

(41)

23

2.2 Motivasi Belajar

2.2.1 Definisi Motivasi Belajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Motif dapat di katakan sebagai daya penggerak dari dalam dan sebagai subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartiakan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Mc Donald

(dalam Sardiman, 2011:73) motivasi adalah “perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya „feeling‟ dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan”.

Djamarah (2008:148) menyatakan bahwa motivasi adalah “sebagai suatu

pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu”. Sardiman (2011:75) juga menjelaskan bahwa :

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

(42)

24

2.2.2 Macam-macam Motivasi

Macam-macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian motivasi sangat bervariasi. Macam-macam motivasi menurut Sardiman (2011:86-91) yaitu :

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya a. Motif-motif bawaan

Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, motif ini ada tanpa perlu dipelajari. Motif ini seringkali disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis.

b. Motif-motif yang dipelajari

Motif yang dipelajari merupakan motif yang timbul karena dipelajari. Motif ini seringkali disebut motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup dalam linkungan sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi ini terbentuk.

2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis

a. Motif atau kebutuhan organis, misalnya : kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat. Ini sesuai dengan jenis Physiological drives dari Frandsen.

(43)

25

c. Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi dan manipulasi serta untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.

3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti misalnya reflex, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan. Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat momen yaitu momen timbulnya alasan, momen pilih, momen putusan dan momen terbentuknya kemauan.

4. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

(44)

26 b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

2.2.3 Fungsi Motivasi

Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Menurut Sardiman (2011:84) Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu.

Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi yaitu :

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak di capai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

(45)

27

dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

2.2.4 Ciri-ciri Motivasi

Perlu dikemukakan adanya beberapa ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Sardiman, 2011:83):

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya)

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya)

d. Lebih senang bekerja mandiri

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)

f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu) g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

2.2.5 Indikator Motivasi Belajar

(46)

28

2.3 Lingkungan Keluarga

2.3.1 Definisi Lingkungan Keluarga

Sartain seorang ahli psikologi Amerika (dalam Dalyono, 2009:132) mengatakan, bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan (environment) ialah :

meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau

life processes kita kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi gen yang lain.

Hasbullah (2008:33) menyatakan bahwa:

meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak.

Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya.

(47)

29 Dalyono (2009:59) menyatakan bahwa :

tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. Disamping itu, faktor keadaan rumah juga turut mempengaruhi keberhasilan belajar. besar kecilnya rumah tempat tinggal, ada atau tidak peralatan / media belajar seperti belajar, dan sebagainya, semuanya itu juga turut menentukan keberhasilan belajar seseorang.

2.3.2 Fungsi dan Peran Keluarga

Hasbullah (2008:39-43), dalam tulisannya tentang dasar-dasar ilmu pendidikan menyatakan bahwa fungsi dan peranan pendidikan keluarga meliputi :

a. Pengalaman pertama masa kanak-kanak b. Menjamin kehidupan emosional anak c. Menanamkan dasar pendidikan moral d. Memberikan dasar pendidikan sosial e. Peletakan dasar-dasar keagamaan

Keluarga juga mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan seoarang anak, dalam hal ini adalah orang tua. Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi hal-hal berikut:

a. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.

b. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya.

c. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan Negara.

d. Memelihara dan membesarkan anaknya.

e. Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia telah dewasa akan mampu mandiri.

(48)

30

berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi lainnya (Slameto, 2010:60-64)

a) Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo (dalam Slameto,

2010:60) dengan pernyataannya yang menyatakan bahwa “keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan

dalam ukuran besar, yaitu pendidikan bangsa, Negara dan dunia”. Melihat

pernyataan diatas dapatlah dipahami betapa pentingnya peranan keluarga didalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.

b) Relasi antaranggota keluarga

Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.

c) Suasana rumah

(49)

31

juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang di sengaja. Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram. Di dalam suasana rumah yang tenang dan tenteram selain anak kerasan/betah tinggal di rumah, anak juga dapat belajar dengan baik.

d) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar. fasilitas itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.

2.3.3 Indikator Lingkungan Keluarga

Dari penjelasan diatas indikator lingkungan keluarga diambil berdasarkan teori Slameto (2010:60-64) yang meliputi: (1) Cara mendidik anak; (2) Relasi antaranggota keluarga; (3) Suasana rumah; (4) Keadaan ekonomi keluarga.

2.4 Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Kesulitan Belajar

Djamarah (2008:238) menjelaskan bahwa “materi pelajaran sukar diterima

dan diserap bila anak didik tidak memiliki motivasi untuk belajar”. Dalam

(50)

32

siswa tersebut menghadapi kesulitan dalam belajarnya ia akan mampu mengatasinya. Artinya bahwa siswa yang memiliki motivasi dalam belajarnya maka ia tidak akan mengalami kesulitan belajar. Jadi motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa mempunyai pengaruh terhadap kesulitan belajar.

2.5 Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Kesulitan Belajar

Purwanto (2010:104) menjelaskan bahwa

suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam itu mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar dialami oleh anak-anak termasuk dalam keluarga ini ada atau tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan penting pula.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan anak dalam belajar tidak terlepas dari peran lingkungan keluarga. Apabila seorang anak berada pada lingkungan keluarga yang baik dan mendukung dalam hal ini adalah bagaimana orang tua mendidik dan membimbing anak, menjalin hubungan yang baik antara orang tua dengan anak, suasana dalam keluarga (menyenangkan, damai, tenteram dan harmonis) dan keadaan ekonomi keluarga yang cukup maka akan memudahkan anak dalam proses belajar sehingga anak dapat belajar dengan nyaman. Dengan kata lain, apabila anak berada pada lingkungan keluarga yang baik maka anak tidak mengalami kesulitan dalam belajarnya.

2.6 Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap

Kesulitan Belajar

Dalyono (2009:248) menjelaskan bahwa “timbulnya kesulitan belajar itu

berkaitan dengan aspek motivasi, minat, sikap, kebiasaan belajar, dan pola-pola

(51)

33

Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa terkait dengan ada atau tidaknya motivasi yang dimiliki oleh siswa itu sendiri. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasi seseorang maka akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Artinya bahwa siswa yang memiliki motivasi maka setiap kesulitan dalam belajarnya akan semakin sedikit. Jadi motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa mempunyai pengaruh terhadap kesulitan belajar.

Keberhasilan belajar seorang anak juga tidak terlepas dari keluarga. Lingkungan keluarga dalam hal ini adalah orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam proses belajar anak. Orang tua harus mampu mendidik, membimbing serta dapat menjalin hubungan yang baik dengan anak. Selain itu suasana dalam keluarga (menyenangkan, damai, tenteram dan harmonis) dan keadaan ekonomi keluarga yang cukup juga menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Lingkungan keluarga yang baik dan mendukung, akan memudahkan anak dalam proses belajar sehingga anak dapat belajar dengan nyaman.

2.7 Penelitian Terdahulu

(52)

34

belajar hal ini dapat dibuktikan dari koefisien regresi sebesar –0,695 dengan nilai p value = 0,002<0,05 dengan kontribusi sebesar 11,63%. Faktor intern dan ekstern berpengaruh negative terhadap kesulitan belajar sebesar 43,5%.

Hasil penelitian Putri Kurnia Mahanani (2009) menunjukkan bahwa faktor kesulitan belajar internal maupun eksternal berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas III SMK Ardjuno 01 Malang sebesar 55.1 % sedangkan sisanya 44.9% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Penelitian Dra Sucihatiningsih DWP, M. Si dan Heny Sulistyowati menunjukkan bahwa koefisien varian sebesar 62,218%. Hal ini berarti bahwa faktor-faktor yang tercantum dalam penelitian ini dapat menjelaskan besarnya pengaruh terhadap kesulitan belajar mata pelajaran IPS Ekonomi, yaitu 62,218% sedangkan sisanya sebesar 37,782% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.

2.8 Kerangka Berfikir

Mata pelajaran ekonomi merupakan mata pelajaran yang keberadaannya sebagai suatu disiplin ilmu yang sangat diperlukan karena manusia selalu dihadapkan untuk membuat pilihan dalam kehidupannya. Karakteristik mata pelajaran ekonomi menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) adalah

mulai dari fakta atau gejala ekonomi yang nyata, mengembangkan teori-teori untuk menjelaskan fakta secara rasional. Analisis yang digunakan adalah metode pemecahan masalah, inti dari ilmu ekonomi adalah memilih alternatif yang terbaik, dan subjeknya dibagi menjadi mikro ekonomi dan makro ekonomi.

(53)

35

pelajaran ekonomi, seorang siswa harus mampu beradaptasi dengan lingkungan serta mampu melihat masalah-masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya berlangsung secara wajar. Hal tersebut yang sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya di dalam aktivitas belajar senantiasa terdapat berbagai macam rintangan dan hambatan yang di alami oleh setiap siswa. Hal ini lah yang disebut sebagai kesulitan belajar. Untuk dapat mengatasi kesulitan belajar siswa pada

mata pelajaran ekonomi kelas X di Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma‟la Pati

maka terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi.

Berdasarkan penjelasan diatas faktor utama yang dapat mengatasi masalah kesulitan belajar adalah motivasi belajar siswa. Motivasi merupakan daya penggerak atau pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan (Dalyono, 2007:57). Siswa yang memiliki motivasi yang kuat maka ia akan bersungguh-sungguh dalam belajar dan tidak mudah putus asa. Maka berhubungan dengan hal tersebut diharapkan siswa mampu mengatasi setiap kesulitan belajarnya. Adapun indikator motivasi belajar dalam penelitian ini adalah siswa tekun dalam belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan belajar, mandiri dalam belajar serta senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

(54)

36

penelitian ini adalah cara orang tua mendidik anak, hubungan antara orang tua dengan anak, contoh dan bimbingan dari orang tua, suasana rumah atau keluarga serta keadaan ekonomi keluarga.

Dari penjelasan diatas untuk mengatasi masalah kesulitan belajar siswa pada

mata pelajaran ekonomi kelas X di Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma‟la Pati diperlukan motivasi belajar yang tinggi selain itu juga dukungan dari keluarga.

(55)

37

2.1 Gambar Kerangka Berfikir

- Siswa tekun dalam belajar

- Siswa mempunyai sifat ulet atau pantang menyerah

- Siswa mempunyai sifat mandiri atau percaya diri dan tidak bergantung dengan orang lain

- Siswa senang dalam mencari sekaligus mengerjakan soal

MA PPKP Darul Ma‟la Pati

Mata Pelajaran Ekonomi

Karakteristik

Motivasi Belajar Lingkungan Keluarga

- Orang tua memberikan pendidikan yang baik kepada anak

- Orang tua memberikan perhatian dan kasih sayang

- Orang tua memberikan contoh yang baik serta membimbing anak pada saat sedang belajar

- Suasana rumah atau keluarga dalam keadaan tenang, nyaman dan kondusif

- Orang tua dapat mencukupi kebutuhan belajar anak

Kesulitan Belajar

- Menunjukkan prestasi yang rendah

- Memperoleh hasil yang tidak sesuai dengan usaha yang dilakukannya

- Terlambat dalam memahami materi, mengumpulkan maupun mengerjakan tugas

(56)

38

2.9 Hipotesis

Suharsimi (2010:110) menyatakan bahwa hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha1 : Terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap kesulitan belajar siswa kelas X MA PPKP Darul Ma‟la Pati

Ha2 : Terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap kesulitan belajar siswa kelas X MA PPKP Darul Ma‟la Pati

Ha3 : Terdapat pengaruh antara motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap kesulitan belajar siswa kelas X MA PPKP Darul Ma‟la Pati

(57)

39

METODE PENELITIAN

3.1Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sugiyono (2010:14) menyatakan bahwa metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dimana populasi dalam penelitian ini adalah 130 siswa sedangkan sampel yang diambil berjumlah 57 siswa, teknik pengumpulan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dengan sistem undian, pengumpulan data menggunakan angket (kuesioner) dan dokumentasi, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

[image:57.595.196.434.513.663.2]

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma‟la Pati tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 130 siswa dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Siswa Kelas X

Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma’la Pati

No Kelas Jumlah Siswa

1 X-A 35

2 X-B 33

3 X-C 31

4 X-D 31

Total 130

Sumber: Data TU Tahun Ajaran 2014/2015

(58)

40

n = N

1+Ne2

Dengan perhitungan menggunakan rumus tersebut, maka sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:

n = 130 1+ (130x (0,12) n = 56.5

Hasilnya adalah 56.6 dibulatkan menjadi 57. Jadi jumlah sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah 57 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik simplerandom sampling dimana semua individu mempunyai kesempatan yang sama sebagai sampel.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan sistem undian. Langkah-langkah dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

1. Menulis nomor absen siswa dalam kertas kecil secara urut mulai dari kelas X-A sampai X-D lalu digulung.

2. Memasukkan semua kertas yang sudah digulung kedalam toples.

3. Mengocok toples tersebut kemudian menjatuhkan satu persatu kertas yang ada didalam toples sampai memenuhi jumlah sampel yang telah ditentukan (tabel 3.2).

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Kelas X MA PPKP Darul Ma’la Pati

(59)

41

1 X-A 11

2 X-B 15

3 X-C 16

4 X-D 15

Total 57

Sumber: Pengambilan sampel dengan teknik Simple Random Sampling

Berdasarkan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling, maka sampel dalam penelitian ini adalah 57 siswa.

3.3Variabel Penelitian

Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel dalam bukunya Suharsimi (2010:159) sebagai gejala yang bervariasi. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Dalam penelitian ini variabel yang diungkap yaitu:

3.3.1 Variabel Bebas atau Independen (X)

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat) (Sugiyono, 2010:38). Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi :

1. Motivasi Belajar (X1)

Yang dimaksud motivasi belajar dalam penelitian ini adalah dorongan/daya penggerak yang berasal dari dalam diri siswa kelas X MA PPKP Darul Ma‟la yang dapat menimbulkan kegiatan belajar sehingga mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan yang hendak dicapai. Indikator motivasi belajar meliputi:

(1) Ketekunan dalam belajar;

(60)

42

(4) Kesenangan dalam mencari dan memecahkan masalah soal-soal

2. Lingkungan

Gambar

Tabel 3.1  Jumlah Siswa Kelas X
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Motivasi Siswa
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Lingkungan Keluarga
Tabel 3.10 Interval Penggolongan Hasil Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Taman Balekambang sebagai salah satu tempat wisata budaya dan lingkungan di Kota Solo yang juga sekaligus sebagai paru - paru kota memang terus melakukan pembenahan

Tugas akhir ini disusun untuk diajukan sebagai syarat dalam ujian sarjana teknik sipil bidang studi teknik sumberdaya air pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara..

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data literasi sains siswa pada topik polusi, proses pembelajaran yang dilaksanakan, dan respons siswa terhadap.. Ramli

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.984pulau dengan luas wilayah laut dan darat5.193.250 serta dengan jumlah penduduk237.641.326 jiwa (BPS

Mengingat pada kawasan tersebut banyak permukiman penduduk, maka akibat yang timbul dari dampak perencanaan penerapan sumur resapan ini sangat perlu diterapkan

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universita Gunadarma, 2004 Kata Kunci : Pendistribusian Roti, MAYAN EXCELENCE BAKERY (ix + 38 + lampiran) Dalam menjalankan suatu

Pembuatan Karbon Aktif Super dari Batubara dan Tempurung Kelapa.. Tesis Fakultas Teknik Universitas

Pokja I Jasa Konsultansi Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah Kabupaten Muara Enim Tahun 2017 akan melaksanakan Pengumuman Prakualifikasi untuk paket