• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Pembelajaran Aktif Numbered Head Together Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Dawung Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Pembelajaran Aktif Numbered Head Together Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Dawung Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara Sedangkan belajar sebagai proses manusiawi memiliki kedudukan dan peran penting, baik dalam kehidupan masyarakat maupun modern. Belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills,dan attitudes ( Udin S Winataputra, 2007 : 1.5 ).

Seiring dengan perubahan kurikulum dari tahun ke tahun mulai dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sampai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kita tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama yaitu guru merupakan pusat kegiatan belajar di kelas (teacher center). Tetapi hal ini nampaknya masih banyak diterapkan di ruang-ruang kelas dengan alasan pembelajaran seperti ini adalah praktis dan tidak banyak menyita waktu. Untuk mengubah keadaan tersebut dapat dimulai dengan peningkatan kompetensi para guru, baik dalam menyampaikan materi, menggunakan metode dan teknik mengajar yang tepat, serta menggunakan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru yang profesional pada hakekatnya adalah mampu

(2)

menyampaikan materi pembelajaran secara tepat sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Namun demikian untuk mencapai tujuan tersebut perlu berbagai latihan, penguasaan dan wawasan dalam pembelajaran, termasuk salah satunya menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat.

Guru sebagai ujung tombak terhadap perubahan pendidikan yang berkarakter, berkepribadian serta peka terhadap perkembangan zaman, harus peka terhadap situasi dan kondisi yang ada dewasa ini dengan lingkungan sekitar. Guru harus berani mengoptimalkan diri dengan melakukan inovasi / perubahan-perubahan terhadap pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, baik segi kuantitatif yang berupa nilai maupun segi kualitatif yang berupa sikap atau karakter perilaku siswa dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu, seorang guru juga harus mampu untuk memadukan perkembangan ilmu teknologi dengan materi pembelajaran yang ada dalam mata ajar yang diajarkan pada kegiatan Belajar mengajar di dalam kelas khususnya Ilmu Pengetahuan Sosial.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu cabang ilmu yang dipelajari sejak kita mengenal dunia dan tidak akan pernah berakhir untuk dipelajari, karena Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu yang sangat dekat dengan keseharian kita sehingga baik secara formal maupun informal kita akan tetap mempelajarinya. Social Science Education Council (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social Science

Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti cara pandang

(3)

ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya.

Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Tak lepas dari kehidupan manusia, ternyata kehidupan itu banyak aspeknya. Antara lain aspek hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, dsb, Tiap aspek kehidupan social mencakup lingkup yang luas. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai bidang pendidikan, tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan social saja melainkan berupaya membina dan mengembangkan mereka menjadi SDM Indonesia yang berketerampilan social dan intelektual serta kepedulian social yang bertanggung jawab merealisasikan tujuan nasional.

Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di SDN 02 Dawung pada proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih dijumpai siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Tetapi ketika guru menanyakan bagian mana yang belum mereka mengerti seringkali siswa hanya diam dan setelah guru memberikan soal latihan tertulis barulah guru mengerti bahwa sebenarnya ada bagian dari materi yang belum di mengerti, siswa belum mampu menunjukkan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) di lingkungan setempat. Pada Kompetensi Dasar 2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya.

(4)

untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial adalah nilai 70. Kondisi siswa kelas IV dengan perolehan hasil belajar sebagai berikut: siswa kelas empat yang berjumlah 12 siswa, hasil tugas menunjukkan sebanyak 7 siswa diantaranya belum mencapai target Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) atau sekitar 58 % belum memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal. Sisanya sebanyak 5 atau sekitar 42 % siswa sudah mencapai nilai ketuntasan minimal yang ditargetkan. Dengan indikator Kriteria Ketuntasan Minimal yang sudah ditetapkan tersebut, menunjukan bahwa ada sebagaian siswa SD Negeri Dawung 02 masih rendah pada materi pemanfaatan Sumber Daya Alam dan potensi lain di daerahnya.

(5)

Menurut Bahri dan Zain (2006: 55) dalam kegaiatan belajar mengajar seorang guru bisa menggunakan berbagai pendekatan dalam kegiatan pembelajaran diantaranya yaitu (1) pendekatan kelompok, dengan tujuan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuhkembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap siswa; (2) pendekatan Fungsional dengan tujuan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial yang dipelajari di sekolah bukanlah sekedar pengisi otak namun diharapkan berguna bagi bagi kehidupan siswa sebagai makluk individu dan makluk sosial. Siswa dapat menyebutkan memahami serta mengaplikasi materi pelajaran yang disajikan dalam kehidupan sehari-hari, pada Kompetensi Dasar 2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya.

Dalam melaksanakan proses belajar mengajar diperlukan langkah - langkah sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal yang harus dilakukan salah satunya dengan menggunakan metode yang cocok dan dapat diterapkan dengan kondisi siswa agar siswa dapat berpikir kritis, logis, dan dapat memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif, dan inovatif. Dalam pembelajaran dikenal berbagai model pembelajaran salah satunya adalah pembelajaran aktif (active learning). Sebagian guru berpikir bahwa mereka sudah menerapkan active learning tiap kali menyuruh siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok kecil. Tetapi guru belum memperhatikan adanya aktivitas kelas yang terstruktur sehingga peran setiap anggota kelompok belum terlihat.

(6)

tersebut, maka perlu dilakukan sebuah inovasi pembelajaran dengan melakukan Pembelajaran aktif Numbered Head Together (NHT) di dalam kelas dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS kelas IV pada materi pemanfaatan Sumber Daya Alam di lingkungan setempat. NHT (Numbered Heads Together) merupakan pendekatan struktural pembelajaran aktif yang telah dikembangkan oleh Spencer Kagan, dkk (Suprijono, 2009:25).. Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas. Sehubungan dengan permasalahan di atas, penulis memandang perlu untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka dalam Penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan yaitu:

”Apakah Pembelajaran Aktif Numbered Head Together dapat meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 02 Dawung Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013?”

C. Tujuan Penelitian

(7)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi guru.

a. Mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan model Pembelajaran

Aktif Numbered Head Together dalam menjawab permasalahan yang dihadapi di kelas khususnya mengenai peningkatan Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dalam menunjukkan manfaat SDA di lingkungan setempat.

b. Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran untuk menggali segala potensi dan kreativitas siswa untuk memahami dan menguasai materi pelajaran.

c. Merangsang kreatifitas guru dalam menemukan model-model pembelajaran yang menarik bagi siswa guna mempermudah pemahaman materi pelajaran yang disampaikan.

2. Manfaat bagi siswa

a. Dapat meningkatkan pemahaman materi IPS yang pada akhirnya dapat meningkatkan pula Hasil belajar siswa.

b. Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, sehingga siswa lebih kreatif, lebih semangat dan lebih menguasai materi pelajaran IPS. 3. Manfaat bagi Sekolah

a. Sekolah mampu mengevaluasi model dan metode pembelajaran yang

(8)

b. Dapat digunakan sebagai alternatif dalam menentukan strategi dalam memberikan pembelajaran tentang pemanfaatan SDA di lingkungan setempat.

E. Definisi Operasional

Agar konsep-konsep dapat dipergunakan dalam penelitian ini maka perlu dibahas kata-kata kunci yang terdapat dalam judul penelitian sebagai berikut : 1. Hasil Belajar artinya kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya.

2. Pembelajaran Aktif (Active learning) adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan pada pendekatan konstruktivis, merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku sosial di kelompok B1 TK Kemala Bhayangkari 01 PIM STAF Besusu Tengah dari semua aspek yang diamati yang paling menonjol yaitu aspek mau berbagi

perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan..  Sebagai contoh, sebuah

Scanned by CamScanner... Scanned

Dengan demikian pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan penerapan alat peraga telah meningkatkan hasil belajar matematika materi kubus dan balok pada siswa

Jadi, berdasarkan teori ini, kurikulum PERMATA menekankan bahawa perkembangan kognitif kanak-kanak pada peringkat ini bukan pada penguasaan mereka terhadap

Namun kendala utama yang dihadapi pada teknologi pengeringan adalah masalah biaya operasional pengering untuk kapasitas ruang pengering yang memadai.. Sesuai survei

[r]

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |