• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAJI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU HONORER SMK BINA WARGA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GAJI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU HONORER SMK BINA WARGA BANDUNG."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAJI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI

PADA GURU HONORER SMK BINA WARGA BANDUNG

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh:

Novi Hermawati

1101772

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

PENGARUH GAJI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI

PADA GURU HONORER SMK BINA WARGA BANDUNG

Oleh:

Novi Hermawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Novi Hermawati

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

(3)

NOVI HERMAWATI

PENGARUH GAJI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI

PADA GURU HONORER

DI SMK BINA WARGA BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing

Dr. Hj. Nani Imaniyati, M. Si. NIP. 196101061987032002

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran

(4)

HONORER DI SMK BINA WARGA BANDUNG

Oleh: Novi Hermawati

1101772

Skripsi ini dibimbing oleh: Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya komitmen organisasi pada guru honorer di SMK Bina Warga Bandung. Kondisi rendahnya komitmen organisasi pada guru honorer dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah gaji. Oleh sebab itu penelitian ini mengkaji bagaimanakah pengaruh gaji terhadap komitmen organisasi pada guru honorer di SMK Bina Warga Bandung.

Penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif, dengan teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket menggunakan skala pengukuran rating scale, dengan ukuran populasi 37 orang guru honorer di SMK Bina Warga Bandung. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji regresi sederhana.

Dari analisis data menunjukan bahwa gaji berada pada kategori tinggi, dan komitmen organisasi pada guru berada pada kategori tinggi. Dilihat dari uji hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa gaji berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi di SMK Bina Warga Bandung, yaitu sebesar 29,93%. Namun demikian komitmen organisasi pada guru di SMK Bina Warga Bandung ini tidak hanya dipengaruhi oleh gaji, ada faktor lain (epsilon) yang juga berpengaruh yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

(5)

ON HONORARY TEACHERS IN SMK BINA WARGA BANDUNG

by:

Novi Hermawati 1101772

This minor thesis is guided by: Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si.

The problem studied in this research is low level of organizational commitment on the honorary teachers in SMK Bina Warga Bandung. The condition of the low level of organizational commitment on the honorary teachers is influenced by many factors, one of which was salary. Therefore, this study examines how The Influence of Salary on The Organizational Commitment on Honorary Teachers in SMK Bina Warga Bandung.

This study are descriptive, the data were obtained by library research, questionnaires, and interviews. The research involved all of 37 honorary teachers in SMK Bina Warga Bandung. Questionnaire used is a Rating scale models. The data were analized by using the simple regression analysis.

The result showed that salaries and organizational commitment were in the high category. Seen from testing the hypothesis in this study suggests that the salary positively influenced organizational commitment in SMK Bina Warga Bandung, which is as much 29,93%. However organizational commitment in SMK Bina Warga Bandung is not only influenced by a salary, there are other factors that also have an effect that is not examined in this study.

(6)

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Teori ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Gaji ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.1 Pengertian Gaji ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.2 Tujuan Gaji ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.3 Peranan Gaji ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.4 Syarat Gaji ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Gaji . Error! Bookmark not

defined.

2.1.2 Konsep Komitmen Organisasi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.1 Pengertian Komitmen Organisasi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.2 Dimensi Komitmen Organisasi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi ... Error!

Bookmark not defined.

2.1.2.4 Ciri-ciri Komitmen Organisasi ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

(7)

3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Partisipan ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Operasionalisasi Variabel Gaji (Variabel X) ... Error! Bookmark not

defined.

3.5.2 Operasionalisasi Variabel Komitmen Organisasi (Variabel Y) ... Error!

Bookmark not defined.

3.6 Uji Asumsi ... Error! Bookmark not defined.

3.6.1 Uji Normalitas... Error! Bookmark not defined.

3.6.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

3.6.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7.1 Analisis Data Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.

3.7.2 Analisis Data Inferensial ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1.1 Sejarah ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1.2 Visi dan Misi SMK Bina Warga Bandung : .. Error! Bookmark not

defined.

4.1.1.3 Strategi 5 M : ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Deskripsi Variabel-Variabel Penelitian .. Error! Bookmark not defined.

(8)

4.1.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3.1 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Analisis Gaji di SMK Bina Warga Bandung ... Error! Bookmark not

defined.

4.2.2 Analisis Komitmen Organisasi di SMK Bina Warga Bandung ... Error!

Bookmark not defined.

4.2.3 Analisis Pengaruh Gaji Terhadap Komitmen Organisasi Pada Guru

Honorer di SMK Bina Warga Bandung ... Error! Bookmark not defined.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI .... Error! Bookmark

not defined.

5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Implikasi dan Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

(9)

Tabel 1. 1 Data Jumlah Guru ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 2 Guru yang bekerja>1 Sekolah ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 3 Penilaian Kinerja Guru ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 4 Tarif Honorarium Guru Tetap Yayasan (GTY) dan Guru Tidak Tetap

... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 5 Daftar Gaji Guru Tetap Yayasan (GTY) dan Guru Tidak Tetap .... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 1. 6 Daftar Gaji Guru Pegawai Negeri SipilError! Bookmark not defined. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 1 Partisipan berdasarkan Jenis Kelamin .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 2 Partisipan berdasarkan Status Kepegawaian ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Variabel X (Gaji) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Komitmen Organisasi) ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3. 5 Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba .... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel YError! Bookmark not defined.

Tabel 3. 7 Operasional Variabel X (Gaji) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 8 Operasional Variabel Y (Komitmen Organisasi) Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3. 9 Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas .... Error! Bookmark

not defined.

Tabel 3. 10 Model Tabel Uji Barlett ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Skor Kriterium ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 2 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Variabel X (Gaji)Error! Bookmark not defined.

(10)

Tabel 4. 5 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Variabel Y (Komitmen Organisasi) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 6 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Affective Commitment ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 7 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Normative

Commitment ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 8 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Continuance

Commitment ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas DataError! Bookmark not defined. Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data ... Error! Bookmark not

(11)

Gambar 1. 1 Presentase Kehadiran Guru ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual Model Analisis Perilaku S-O-B-C ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 2. 2 Perilaku Individu dalam Konteks Perilaku Organisasi... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 2. 3 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 4 Model Kausalitas Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 2 5 Bagan Kerangka Pemikiran Pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y

... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 1 Tanggapan Responden terhadap Variabel X (Gaji)Error! Bookmark

not defined.

Gambar 4. 2 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Keadilan Internal ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4. 3 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Keadilan Eksternal . Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4. 4 Tanggapan Responden terhadap Variabel Y (Komitmen Organisasi)

... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 5 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Affective Commitment

... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 6 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Normative Commitment

... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 7 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Continuance Commitment

... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4 8 Rekapitulasi perhitungan data Variabel X (Gaji) ... Error! Bookmark

not defined.

Gambar 4.9 Rekapitulasi Perhitungan Data Variabel Y (Komitmen Organisasi)

(12)
(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berperan penting dalam terbentuknya karakter masyarakat yang lebih kritis dan juga mempunyai keterampilan untuk jauh lebih berkembang di bawah pengawasan guru. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memiliki kinerja yang baik agar sekolah mampu mencapai produktivitas yang tinggi dalam menyiapkan para generasi muda sebelum mereka terjun di dalam proses pembangunan masyarakat.

Permasalahan yang menarik untuk dikaji adalah rendahnya tingkat komitmen kerja guru atau yang biasa dikenal sebagai komitmen organisasi. Komitmen organisasi bukan saja hanya kesetiaan pada organisasi tetapi memberikan segala sesuatu terhadap organisasi guna membantu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Setiap guru tentunya harus mempunyai komitmen organisasi pada sekolah. Hal ini merupakan harapan bagi setiap sekolah karena dengan sendirinya komitmen organisasi akan memberikan pengaruh positif bagi aspek-aspek kerja guru tersebut yang nantinya akan berimbas pada kemajuan sekolah.

Salah satu sekolah yang diduga tingkat komitmen organisasi pada gurunya rendah adalah SMK Bina Warga Bandung. Fenomena yang terjadi di Bina Warga Bandung ialah tidak semua guru memiliki tingkat komitmen organisasi yang tinggi. Tingkat komitmen organisasi pada guru yang rendah akan mempengaruhi kualitas lulusan peserta didik di SMK Bina Warga Bandung. Selain itu, rendahnya komitmen organisasi pada guru juga akan mengakibatkan banyaknya persentase ketidakhadiran guru untuk mengajar yang berdampak pada kinerja guru yang rendah karena kurangnya antusias dan kekreatifan guru dalam membuat atau mempergunakan teknik mengajar yang efektif dan efisien.

(14)

lebih jelasnya berikut ini adalah data guru di SMK Bina Warga Bandung dari tahun pelajaran 2012/2013 hingga tahun 2014/2015.

Tabel 1. 1

4. 2013/2014 11 19 17 47 Tetap

5. 2014/2015 11 21 16 48 Naik 1

Sumber : Tata Usaha SMK Bina Warga Bandung

Berdasarkan data jumlah guru di SMK Bina Warga Bandung dapat dilihat bahwa pada tahun ajaran 2010/2011 hingga periode tahun ajaran 2014/2015 jumlah guru PNS tetap sebanyak 11 orang dan tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Pada tahun ajaran 2010/2011 jumlah Guru Tetap Yayasan (GTY) berjumlah 17 orang lalu tahun ajaran berikutnya bertambah menjadi 19 orang hingga tahun ajaran 2013/2014. Pada tahun ajaran 2014/2015 jumlah Guru Tetap Yayasan naik hingga 2 orang, menjadi 21 orang.

Jumlah Guru Tidak Tetap (GTT) pada tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 21 orang, pada tahun ajaran 2011/2012 berkurang dua orang menjadi 19 orang. Pada tahun berikutnya berkurang pula menjadi 18 orang, tahun ajaran 2013/2014 jumlah Guru Tidak Tetap (GTT) berkurang yaitu 17 orang. Tahun ajaran 2014/2015 jumlah Guru Tidak Tetap (GTT) mengalami penurunan 1 orang menjadi 17 orang.

(15)

sehingga akan mempengaruhi kualitas lulusan peserta didik di SMK Bina Warga Kota Bandung.

Menurut Angela (dalam Sopiah, 2008, hlm 166), menyatakan bahwa: “Pegawai yang berkomitmen rendah akan berdampak pada turn over, tingginya absensi, meningkatnya kelambanan kerja dan kurangnya intensitas untuk bertahan sebagai pegawai di organisasi tersebut”.

Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan pada bulan April 2014 dengan Pak Dindin selaku pegawai bagian Kepegawaian di Tata Usaha SMK Bina Warga Bandung salah satu kelemahan dalam mencapai target produktivitas sekolah adalah tingkat disiplin para guru dan pegawai yang belum optimal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

Dibawah ini merupakan gambaran mengenai guru yang bekerja lebih dari satu sekolah di SMK Bina Warga Bandung dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 1. 2

Guru yang bekerja>1 Sekolah

Tahun Ajaran 2011/2012 2012/2013 2013/2014

Jumlah Guru 48 orang 47 orang 47 orang

Guru yang bekerja >1 Sekolah 19 orang 29 orang 25 orang

Persentase (%) 39,58% 61,71% 53,19%

Analisis Naik 22,13% Turun 8.53%

Sumber : Tata Usaha SMK Bina Warga Bandung

(16)

lebih dari satu sekolah ini menandakan terjadi kurangnya intensitas untuk bertahan di satu organisasi atau sekolah. Hal ini juga akan menyebabkan kelambanan kerja sehingga akan berkurangnya kinerja guru tersebut.

Dari gejala-gejala rendahnya komitmen organisasi yang telah disampaikan diatas salah satu faktor yang membuktikan kurangnya komitmen organisasi adalah tingginya absensi. Demikian pula halnya di SMK Bina Warga Bandung bahwa tingkat kehadiran guru dapat dijadikan dasar untuk melihat gambaran sejauh mana komitmen organisasi yang sudah dimiliki oleh guru di SMK Bina Warga Bandung. Berikut ini adalah rekapitulasi data kehadiran guru di SMK Bina Warga Bandung:

Sumber : Tata Usaha SMK Bina Warga Bandung (Data diolah sendiri)

Gambar 1. 1

Presentase Kehadiran Guru

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa tingkat kehadiran guru di SMK Bina Warga Bandung tidak 100% terpenuhi setiap tahun ajarannya. Pada tahun ajaran 2010/2011 presentase kehadiran guru sebesar 93%, tahun ajaran berikutnya yaitu tahun ajaran 2011/2012 mengalami penurunan sebesar 3 % menjadi 90%, tahun ajaran 2012/2013 naik menjadi 92%, tahun ajaran 2013/2014

93%

90%

92%

89%

90%

2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015

Presentase kehadiran guru

(17)

mengalami penurunan 3 % menjadi 89% dan tahun ajaran 2014/2015 naik sebesar 1% menjadi 90%.

Dilihat dari pemaparan diatas, target presentase kehadiran guru yang seharusnya 100% tidak pernah tercapai dari setiap tahunnya. Hal ini menandakan bahwa masih terdapat guru yang merasa tidak puas sehingga terjadi penurunan tingkat disiplin guru. Apabila guru sering tidak hadir maka diidentifikasi waktu mengajar akan berkurang. Keterangan tersebut menunjukkan rendahnya komitmen organisasi guru pada SMK Bina Warga, jika hal ini terjadi secara terus menerus maka akan berdampak buruk untuk kedepannya dan tidak sesuai dengan apa yang sekolah harapkan.

Oleh karena itu maka dapat diindikasikan bahwa di SMK Bina Warga Bandung memiliki permasalahan komitmen organisasi, karena absensi kehadiran guru rendah. Faktor absensi merupakan salah satu faktor ketidak disiplinan guru. Hal ini menunjukkan bahwa guru tersebut tidak bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah diemban kepadanya.

(18)

Tabel 1. 3 Penilaian Kinerja Guru

No. Uraian Rencana Target Realisasi Kemangkiran

1. PENCAPAIAN TUGAS

3. TANGGUNG JAWAB 100% 80% 20%

4. PRAKARSA 100% 70% 30%

5. KEPEMIMPINAN 100% 80% 20%

Selanjutnya, dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa peniilaian kinerja guru di SMK Bina Warga Bandung masih belum optimal. Hal ini bisa dilihat dari ketidak tercapainya target yang telah ditentukan oleh sekolah pada setiap tanggung jawab yang dimiliki oleh guru. Belum optimalnya kinerja guru dapat berdampak pada komitmen organisasi yang rendah pula.

(19)

membuat guru memiliki komitmen organisasi yang tinggi dalam meningkatkan kinerjanya.

Dalam kenyataannya komitmen organisasi yang dimiliki setiap guru beragam, mulai dari yang berkomitmen organisasi rendah hingga berkomitmen organisasi tinggi. Komitmen organisasi yang tinggi ditandai dengan adanya kesetiaan dalam melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan peraturan dan ketentuan sekolah. Oleh karena itu komitmen organisasi tidak hanya timbul dengan sendirinya, melainkan timbul dengan adanya kondisi tertentu. Maka sudah selayaknya suatu organisasi begitu juga sekolah harus memperhatikan faktor -faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi.

Sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh fenomena yang terjadi, mengindikasikan bahwa SMK Bina Warga Bandung belum sepenuhnya dapat mewujudkan tujuan sekolah yang dikehendaki. Oleh karena itu dalam upaya untuk memahami dan memecahkan masalah fenomena rendahnya komitmen organisasi guru yang terjadi di SMK Bina Warga Bandung, maka diperlukan pendekatan perilaku organisasi tertentu dari pihak sekolah untuk meningkatkan komitmen organisasi pegawai khususnya guru.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah komitmen organisasi di SMK Bina Warga Bandung, khususnya komitmen organisasi pada guru. Aspek tersebut diduga sebagai kekuatan sekolah yang harus dibina agar dapat terciptanya organisasi yang baik. Dengan demikian harus adanya pendekatan tertentu dalam meningkatkan komitmen organisasi guru.

(20)

faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap komitmen organisasi pegawai adalah masalah gaji yang diterima oleh guru dan pegawai. Oleh karena itu masalah komitmen organisasi dalam penelitian ini akan dikaji dalam perspektif gaji.

Menurut UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (UUGD), bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja, dsb.

Kehadiran undang-undang tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional yang berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan dan martabat guru. Kenyataannya, bagi guru yang mengajar di satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat gaji ditentukan berdasarkan perjanjian kerja. Sedangkan ketentuan lebih lanjut mengenai perjanjian kerja tidak ada. Begitu pula subsidi tunjangan fungsional bagi guru swasta, banyak yang belum menerima.

Minimnya kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi guru swasta berdampak pada rendahnya komitmen organisasi mereka di suatu sekolah. Gaji yang dibayarkan organisasi kepada seorang pegawai atau anggota organisasi tersebut dapat menentukan seberapa besar tingkat komitmen organisasi mereka di dalam organisasi. Kebutuhan-kebutuhan yang telah terpenuhi dengan adanya pembayaran gaji yang layak memberikan rasa aman seorang pegawai dalam kehidupannya, sehingga menjauhkan pemikiran mereka untuk berhenti bekerja di organisasi tersebut.

(21)

itu dalam menentukan dasar pengupahan gaji ditetapkan pula oleh pihak Yayasan. Dibawah ini merupakan Surat Keterangan nomor 001/YPBW/SK/IX/2002 tentang Peraturan Umum Kepegawaian pasal 28 yaitu Dasar Pengupahan/Gaji/Tunjangan, sebagai berikut:

(1). Gaji adalah keseluruhan penghasilan pegawai dalam bentuk uang yang diterimanya secara rutin sebagai imbalan dari Yayasan.

(2). Dasar pengupahan gaji yang berlaku ditentukan dan ditetapkan secara resmi oleh Yayasan Pendidikan Bina Warga.

(3). Ketentuan yang ditetapkan sebagaimana ayat (1) secara langsung tidak berlaku apabila dikeluarkan ketentuan baru yang ditetapkan oleh Yayasan Pendidikan Bina Warga.

(4). Standar pengupahan, kenaikan gaji, penghonoran, tunjangan jabatan, tunjangan kelebihan beban tugas dan prestasi serta tunjangan lain akan diatur tersendiri dalam peraturan berdasarkan:

a. Pemasukan uang lembaga;

b. Kemampuan Yayasan Pendidikan Bina Warga;

c. Kenaikan upah/gaji dilaksanakan oleh Yayasan Pendidikan Bina Warga selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sekali kecuali ada pertimbangan lain, sehingga kenaikan upah/gaji ditunda/ditiadakan; d. Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (3) adalah menjadi hak mutlak

Yayasan Pendidikan Bina Warga;

e. Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan gaji ke 13 (tiga belas) yang hanya terdiri dari Gaji Pokok.

Berdasarkan Surat Keputusan diatas dasar pengupahan gaji yang berlaku ditentukan dan ditetapkan secara resmi oleh Yayasan, ketentuan tersebut dapat sewaktu-waktu berubah apabila dikeluarkan ketentuan baru dari ketua yayasan yang diatur berdasarkan pemasukan uang lembaga, dan kemampuan yayasan.

Menurut hasil wawancara dengan Pak Maman, Bendahara SMK Bina Warga Bandung yang dilakukan pada bulan April 2014 gaji pada guru yang diterapkan oleh SMK Bina Warga adalah gaji berdasarkan lamanya masa kerja, jumlah waktu mengajar, dan jabatan.

(22)

sekali minimal sebesar Rp. 1.500.000,-/3 bulan dan ini tergantung pada golongan/inpassing dari guru tersebut.

Guru Tetap Yayasan (GTY) dan Guru Tidak Tetap (GTT) menerima gaji berdasarkan berapa banyak jam mengajarnya setiap bulan, sedangkan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) menerima gaji yang berasal dari pemerintah berdasarkan golongan atau pangkat mereka. Gaji yang diterima Guru Tetap Yayasan (GTY) dan Guru Tidak Tetap (GTT) juga lebih rendah daripada Upah Minimum Regional (UMR) Bandung tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 2.000.000. Di bawah ini merupakan tarif honorarium per jam Guru Tetap Yayasan (GTY) dan Guru Tidak Tetap (GTT) pada SMK Bina Warga Bandung sebagai berikut:

Tabel 1. 4

Tarif Honorarium Guru Tetap Yayasan (GTY) dan Guru Tidak Tetap

Uraian Masa Kerja

Tarif Honorarium per jam (Rp)

Guru Tidak Tetap <3 tahun Rp. 20.000 >3 – 5 tahun Rp. 21.000

Guru Tetap Yayasan >5 tahun Rp. 22.000 Sumber : Bendahara SMK Bina Warga Bandung

Berdasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa tarif per jam Guru Tidak Tetap di SMK Bina Warga Bandung sebesar Rp. 20.000 – Rp. 21.000 sedangkan Guru Tetap Yayasan sebesar Rp. 22.000. Tarif honorarium tersebut ditentukan oleh berapa lama masa kerja dan kesepakatan ketua yayasan di SMK Bina Warga Bandung. Kadang setiap dua atau tiga tahun sekali bertambah, tetapi itu semua kembali ditentukan oleh ketua yayasan. Sementara itu daftar gaji Guru Tetap Yayasan (GTY) dan Guru Tidak Tetap (GTT) pada SMK Bina Warga Bandung adalah sebagai berikut:

Tabel 1. 5

(23)

Keterangan Jam Mengajar Total (Rp)

Jumlah Jam Mengajar Tertinggi 32 jam X Rp. 22.000 Rp. 704.000

Jumlah Jam Mengajar Terendah 6 jam X Rp. 22.000 Rp. 132.000 Sumber : Bendahara SMK Bina Warga Bandung

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa gaji guru per jamnya dibayar sebanyak Rp. 22.000. Rata-rata jam mengajar untuk satu bulan berkisar antara 6 jam sampai 32 jam untuk setiap guru dan ditambah uang transportasi yaitu sebesar Rp. 750.000 setiap bulannya. Jadi baik seorang Guru Tetap Yayasan (GTY) dan Guru Tidak Tetap di SMK Bina Warga Bandung tersebut digaji sebesar antara Rp. 850.000 sampai Rp. 1.500.000 yang berarti lebih rendah dibanding UMR Bandung.

Dibandingkan dengan hal tersebut, di bawah ini merupakan daftar gaji guru Pegawai Negeri Sipil di SMK Bina Warga Bandung adalah sebagai berikut:

Tabel 1. 6

Daftar Gaji Guru Pegawai Negeri Sipil

Uraian Jenis Golongan Total Gaji (Rp)

Golongan Terbesar Golongan IV/B Rp. 4.108.700

Golongan Terendah Golongan III/B Rp. 2.611.100 Sumber : Bendahara SMK Bina Warga Bandung

(24)

Untuk menghindari pelebaran masalah, maka yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah masalah komitmen organisasi ditinjau dari aspek gaji, dengan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran efektivitas gaji guru honorer di SMK Bina Warga Bandung?

2. Bagaimana tingkat komitmen organisasi guru honorer di SMK Bina Warga Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh efektivitas gaji terhadap tingkat komitmen organisasi pada guru honorer di SMK Bina Warga Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data guna menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan di atas. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Efektivitas gaji guru honorer di SMK Bina Warga Bandung.

2. Tingkat komitmen organisasi guru honorer di SMK Bina Warga Bandung.

3. Seberapa besar pengaruh efektivitas gaji terhadap tingkat komitmen organisasi pada guru honorer di SMK Bina Warga Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini dapat ditinjau dari ranah teoritis dan ranah praktis. Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian pengembangan lebih lanjut mengenai hal yang sama dengan lebih mendalam di kemudian hari. Sedangkan praktis, hasil penelitian ini diharapkan:

1. Bagi instansi/lembaga, dapat dijadikan masukan positif dalam mengambil keputusan khususnya dalam hal-hal yang berhubungan dengan gaji untuk meningkatkan komitmen organisasi.

(25)
(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Desain Penelitian

Melaksanakan suatu penelitian tentunya diperlukan sejumlah data yang dapat membantu memecahkan masalah penelitian. Suatu metode pengumpulan data yang tepat dapat dijadikan pedoman bagi penulis untuk mencapai tujuan penelitian. Oleh karena itu, metode penelitian merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian. Suharsimi Arikunto (2007, hlm. 160) mengungkapkan bahwa “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian survey

deskriptif. Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 29) sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”. Metode deskriptif pada penelitian disini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas gaji dan tingkat komitmen organisasi pada guru honorer di SMK Bina Warga Bandung dengan menyajikan data secara terstruktur, faktual dan akurat.

Dilihat dari subjek yang dikaji dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, maka penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian survey dan dengan sendirinya metode penelitian ini menggunakan metode survey.

Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011, hlm. 6) penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat rencana atau pengambilan keputusan.

(27)

dapat digunakan model uji hipotesisnya dengan statistika. Dengan digunakannya metode dan pendekatan yang telah disebutkan diatas, diharapkan peneliti dapat memperoleh gambaran antara dua variabel yaitu gaji dan komitmen organisasi. 1.2 Partisipan

Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru honorer di SMK Bina Warga Bandung yang berjumlah 37 guru. Setelah dilakukan penyebaran, angket pun terkumpul seluruhnya atau 100%. Jadi, responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah seluruh guru honorer di SMK Bina Warga Bandung sebanyak 37 orang. Berikut ini akan diuraikan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan status kepegawaian.

Tabel 3. 1

Partisipan berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase %

1. Pria 14 37,8

2. Wanita 23 62,2

Jumlah 37 100

Sumber: Data responden angket 2015

Berdasarkan hasil pengolahan data dari 37 responden guru honorer di SMK Bina Warga Bandung, terdapat 17 orang responden yang berjenis kelamin pria dan 23 orang responden yang berjenis kelamin wanita. Apabila dilihat dari persentasenya, maka jumlah guru honorer pada sekolah tersebut di dominasi oleh wanita dengan persentase 62,2% sedangkan pria 37,8%.

Tabel 3. 2

Partisipan berdasarkan Status Kepegawaian

No. Status Kepegawaian Jumlah

Responden Presentase %

1. Guru Tetap Yayasan (GTY) 21 56,7

2. Guru Tidak Tetap (GTT) 16 43,3

Jumlah 37 100

(28)

Data diatas menunjukan status kepegawaian 37 responden guru honorer di SMK Bina Warga Bandung, sebanyak 21 orang (56,7%) responden sebagai Guru Tetap Yayasan (GTY), dan 16 orang (43,3%) responden sebagai Guru Tidak Tetap (GTT).

3.3 Populasi Penelitian

Dalam melakukan penelitian pasti akan dihadapkan pada objek penelitian, langkah yang paling penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu. Pengertian populasi menurut Sugiyono (2007, hlm. 389) menyatakan bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan Pengertian populasi menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm 1), adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).

Dari pendapat di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa populasi merupakan wilayah keseluruhan yang memiliki ciri untuk dijadikan objek atau subjek penelitian untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sensus atau menggunakan seluruh populasi yaitu sebanyak 37 orang sebagai subjek penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Burhan Bungin (2010, hlm. 101) yaitu:

“Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian, pada penelitian tertentu dengan skala kecil yang hanya memerlukan beberapa orang sebagai objek penelitian, ataupun beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap objek atau populasi kecil, biasanya penggunaan sampel tidak diperlukan. Hal tersebut karena keseluruhan objek penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Dalam istilah penelitian kuantitatif, objek penelitian yang kecil ini disebut sebagai sampel total atau sensus, yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel penelitian”.

(29)

penelitian ini hanya sebanyak 37 orang, maka untuk penentuan jumlah populasinya dianggap mencukupi maka yang dijadikan ukuran sampelnya lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Wawancara (interview) yaitu teknik pengumpulan data secara lisan dengan

mengadakan tanya jawab dengan pihak sekolah untuk memperoleh data mengenai gambaran keadaan gaji yang diterapkan sekolah dan gambaran komitmen organisasi di SMK Bina Warga.

2) Angket atau kuesioner, menurut Mardalis (2008, hlm. 66) Angket atau

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang

berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang

atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pernyataan yang mencerminkan pengukuran indikator dari variabel X (Gaji) dan variabel Y (Komitmen Organisasi).

Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing

-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat.

3) Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui laporan, naskah,

brosur serta dokumentasi yang dimiliki sekolah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dan tujuan penelitian.

4) Studi kepustakaan yaitu kegiatan pengumpulan data melalui buku-buku dan

(30)

3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum dilakukan pengumpulan data yang sebenarnya, maka pengumpulan data dalam hal ini adalah angket harus layak pakai. Oleh karena itu sebelumnya angket harus diuji cobakan terlebih dahulu kepada responden di luar subyek penelitian. Dalam penelitian ini pengujian instrument dilakukan kepada guru yaitu guru honorer di SMK Bina Warga Bandung. Selanjutnya, dalam hasil pengujian instrument diolah melalui uji validitas dan uji reliabilitas.

Instrumen sebagai alat pengumpulan data penelitian, haruslah diuji kelayakannya, agar data yang didapatkan adalah data yang akurat. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 137), bahwa: “Valid berarti instrumen yang digunakan tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur suatu objek yang sama, maka data yang dihasilkan adalah sama”. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, maka hasil dari penelitian yang dilakukan telah memenuhi persyaratan pengujian instrumen penelitian.

3.4.1.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan uji kesatuan atau ketepatan. Uji validitas digunakan untuk mengetahui tepat atau tidaknya angket yang tersebar. Dalam hal ini Sugiyono (2013, hlm. 267), menyatakan validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap bulir

item dengan skor total. Rumus ini menggunakan Korelasi Product Moment yang

dikembangkan oleh Karl Pearson (Sambas Ali, 2010, hlm. 26), seperti berikut:

r = � ∑ − ∑ . ∑

√[� ∑ − ∑ ] . [� ∑ − ∑ ]

Keterangan:

r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = Jumlah responden

X = jumlah skor item

(31)

∑XY = Hasil skor X dan Y untuk setiap responden

∑X = Skor item tes

∑Y = Skor responden

(∑X2) = Kuadrat skor item tes

(∑Y2) = Kuadrat responden

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 26-30), langkah kerja yang

dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebar instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang

bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya

lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi

pada tabel pembantu .

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap

bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2,

dimana n merupakan jumlah responden yang dilibarkan dalan uji validitas,

yaitu 20 orang. Sehingga diperoleh db = 20 – 2 = 18, dan ∝ = 5%.

8. Membuat kesimpulan, yaitu dengan cara membandingkan nilai hitung r

dan nilai tabel r. Dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika r n >r l , maka instrumen dinyatakan valid.

2) Jika r n <r l , maka instrumen dinyatakan tidak valid.

Tabel 3. 3

Hasil Uji Validitas Variabel X (Gaji)

No.

Item Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

(32)

1)

Sumber : hasil data pengolahan responden

Berdasarkan tabel diatas pengujian validitas terhadap 15 item untuk variabel gaji (Variabel X), menunjukkan sebanyak 15 item valid. Dengan demikian, item yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data variabel gaji berjumlah 15 item.

Tabel 3. 4

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Komitmen Organisasi)

No

Angket r hitung r table Keterangan

1 0.610 0.413 Valid

Sumber : hasil data pengolahan responden

(33)

Berdasarkan tabel diatas pengujian validitas terhadap 23 item untuk variabel komitmen organisasi (Variabel Y), menunjukkan sebanyak 23 item valid. Dengan demikian, item yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data variabel komitmen organisasi berjumlah 23 item.

Dengan semikian, secara keseluruhan rekapitulasi jumlah angket hasil uji coba dapat ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 3. 5

Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba

No. Variabel

2. Komitmen Organisasi (Y) 23 23 0

Total 38 38 0

Sumber : Hasil pengolahan data

3.4.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas instrumen. Sugiyono (2011, hlm. 137), menyatakan bahwa: “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Sedangkan Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31), menyatakan bahwa:

“Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas istrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya, jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap

kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama,

(34)

Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap

perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.”

Dalam uji reliabilitas ini, menurut Suharsimi Arikunto (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 31) menyatakan bahwa: Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien alfa ( ) dari Cronbach (1951), yaitu:

� = �−� . − ∑ ��

Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:

� = ∑ − ∑��

Keterangan:

� = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha

K = Banyaknya bulir soal

∑ �� = Jumlah varians bulir

� = Varians total

N = Jumlah Responden

Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31-35) menyatakatan langkah kerja yang

dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden

yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil iju coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya

lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah

diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.

7. Menghitung nilai koefisien alfa.

(35)

9. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya:

a) Jika nilai r n > nilai r l, maka instrumen dinyatakan reliabel.

b) Jika nilai r n < nilai r l, maka instrumen dinyatakan tidak

reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket gaji terhadap

komitmen organisasi dengan bantuan Microsoft Office Excel 2010, rekapitulasi

perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 6

Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y

No Variabel r hitung r tabel Keterangan

1 Gaji (X) 0.967 0.413 Reliabel

2 Komitmen Organisasi (Y) 0.808 0.413 Reliabel

Sumber : Uji Coba Angket

Berdasarkan tabel di atas hasil perhitungan dari kuesioner variabel X (Gaji)

dinyatakan reliabel, karena variabel X (Gaji) mempunyai angka rhitung sebesar

0.967 yang berarti rhitung>tabel (0.967>0.413). Sedangkan variabel Y (Komitmen

Organisasi) dinyatakan reliabel, karena mempunyai angka rhitung sebesar 0.808

yang berarti rhitung>rtabel (0.808>0.413).

Dengan demikian seluruh instrumen dalam penelitian baik variabel gaji maupun variabel komitmen organisasi merupakan instrumen yang dapat dipercaya.

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen).Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen).Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

(36)

Kedudukan variabel Gaji sebagai variabel independen (variabel bebas/Variabel X), sedangkan variabel Komitmen Organisasi sebagai variabel

dependen (variabel terikat/Variabel Y).

3.5.1 Operasionalisasi Variabel Gaji (Variabel X)

Dalam penelitian ini, variabel bebas (independent variable) yang diteliti

adalah Gaji. Raymond A. Noe et.al (alih bahasa Didik Prayitno, 2011, hlm. 54) menyatakan bahwa: “Gaji merupakan balas jasa yang dibayarkan secara periodik kepada karyawan melalui beberapa perbandingan keadilan”.

Menurut Raymond A. Noe et.al (alih bahasa Didik Prayitno, 2011, hlm.

54-55), ada dua tipe perbandingan gaji yang relevan dalam penentuan keputusan

struktur kerja dan level gaji, yaitu: keadilan internal dan keadilan eksternal. Keadilan internal memfokuskan pada apa yang didapatkan karyawan lain dalam organisasi yang sama, tetapi dengan pekerjaan yang berbeda. Sedangkan keadilan eksternal memfokuskan pada apa yang di dapat karyawan di organisasi lain atas pekerjaan yang sama.

Operasional variabel Gaji dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 7

Operasional Variabel X (Gaji)

Variabel Indikator Ukuran PengukuranSkala No Item

Gaji (Variabel

Internal 1.1 Tingkat kesesuaian gaji

yang diterima

1.2 Tingkat keadilan

bekenaan dengan

gaji yang

diperoleh sesuai

dengan bobot

pekerjaan.

1.3 Tingkat keadilan

berkenaan

Interval 1,2,3

(37)

Sumber:

1.4 Tingkat keadilan

berkenaan

1.6 Tingkat keadilan

berkenaan

dengan gaji yang diperoleh

berdasarkan masa kerja.

1.7 Tingkat keadilan

berkenaan

Eksternal 2.1 Tingkat kesesuain gaji

(38)

diterima

3.5.2 Operasionalisasi Variabel Komitmen Organisasi (Variabel Y)

Komitmen organisasi dalam penelitian ini merupakan variabel bebas (Y). Allen dan Meyer (dalam Umam, 2010, hlm. 258), mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kondisi psikologis yang menunjukkan karakteristik hubungan antara pekerja dengan organisasi dan mempunyai pengaruh dalam keputusan untuk tetap melanjutkan keanggotaannya di dalam organisasi tersebut. Dalam mengukur komitmen karyawan maka dapat menggunakan beberapa indikator

menurut Allen dan Meyer (dalam Luthans, 2006, hlm. 249), yaitu 1) Affective

commitment, 2) Normative commitment, dan 3) Continuance commitment.

Tabel 3. 8

Operasional Variabel Y (Komitmen Organisasi)

Variabel Indikator Ukuran PengukuranSkala No Item

Komitmen

terhadap nilai-nilai sekolah.

1.3 Mematuhi nilai

dan aturan sekolah.

1.4 Ketersediaan untuk

terlibat dalam

aktivitas sekolah.

1.5 Keterkaitan secara

emosional dengan sekolah.

1.6 Hubungan sosial

(39)

keputusan

3.1 Motivasi kerja

berdasarkan

Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Syarat yang harus dipenuhi adalah dengan melakukan beberapa pengujian, yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji linieritas.

3.6.1 Uji Normalitas

(40)

Penggunaan statistik parametrik bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal, maka teknik statistik parametrik tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Dengan demikian penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2004, hlm. 69), “Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di

bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya”. Uji normalitas

yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Liliefors Test dengan

bantuan Microsoft Office Excel 2010. Menurut Harun Al-Rasyid (Sambas Ali

Muhidin, 2010, hlm. 93), kelebihan Liliefors Test adalah penggunaan atau

perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power full) sekalipun dengan ukuran sampel kecil.

Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 93-95) menyatakan langkah–langkah

pengujian normalitas data dengan Liliefors Test adalah sebagai berikut:

a) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada

beberapa data.

b) Periksa data beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi

harus ditulis).

c) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

d) Berdasarkan frekuensi kumulatif hitunglah proporsi empirik (observasi).

e) Hitung nilai Z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel Z.

f) Menghitung theoritical proportion.

g) Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian

carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsisi.

h) Buat kesimpulan dengan kriteria uji, tolak H jika D hitung > D tabel

dengan derajat kebebasan (dk) (0,05)

i) Memasukkan besaran seluruh angka tersebut ke dalam tabel distribusi

berikut:

Tabel 3. 9

Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas

X F fk Sn(�� Z �� �� Sn(�� -�� �� [�� �� − �� �� ]

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010:94)

(41)

Kolom 1 : Susunan data dari terkecil ke besar

Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. fk = f + fk sebelumnya

Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formla, Sn(�� = fki : n

Kolom 5 : Nilai Z, formula, Z = = �−�̅,

dimana X̅ = ∑ Xn dan S = √∑ �−(∑��)

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi kumulatif luas Kurva

Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Propotion dengan Theoritical Propotion dengan

cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6).

Kolom 8 : Nilai Mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada ∝ = 0,05 dengan cara ,88√n .

kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :

1) D hitung < D tabel, maka H diterima, artinya data berdistribusi normal.

2) D hitung ≥ D tabel, maka H ditolak, artinya data tidak berdistribusi

normal.

3.6.2 Uji Homogenitas

(42)

Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Barlett dengan menggunakan

bantuan Microsoft Office Excel 2010. Kriteria yang digunakannya adalah apabila

nilai hitung �2> nilai tabel�2, maka H0 menyatakan varians skornya homogen

ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :

� = ln � − ∑ � . � �

Sumber: Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 294)

Dimana :

Si2 = Varians tiap kelompok data

dbi= n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

B = Nilai Barlett = log � ∑ � �

S2gab = Varians gabungan

=

=

Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 295), langkah

-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah sebagai berikut :

a) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap

kelompok tersebut.

b) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan,

dengan model tabel sebagai berikut :

Tabel 3. 10 Model Tabel Uji Barlett

Sampel db=n-1Logdb. Log db.

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 97)

c) Menghitung varians gabungan.

d) Menghitung log dari varians gabungan.

e) Menghitung nilai Barlett.

f) Menghitung nilai � .

g) Menentukan nilai dan titik kritis.

(43)

1) Jika nilai � hitung < dari nilai � tabel, maka H diterima atau variasi

Teknik analisis data yang didasarkan pada asumsi linieritas adalah analisis hubungan. Teknik analisis statistika yang dimaksud adalah teknik yang

terkait dengan korelasi, khususnya korelasi Product Moment, termasuk di

dalamnya teknik analisis regresi dan analisi jalur (path analysis).

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Variabel terikat dengan Variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran

regresi. Uji linieritas dihitung dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007.

Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 99-101), mengatakan bahwa pemeriksaan

kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa regresi linier

melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier. Langkah-langkah yang

dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah sebagai berikut:

a) Menyusun tabel kelompok data Variabel x dan Variabel y

b) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK dengan rumus:

� = ∑

c) Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK / , dengan rumus:

� / = b. ∑ − ∑ .∑

d) Menghitung jumlah kuardat residu (JK dengan rumus:

= ∑ − � / − �

e) Menghitung rata-rata kuadrat regresi a (RJK ) dengan rumus:

= �

f) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK ) dengan

rumus:

/ = � /

g) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK ) dengan rumus:

= ��

h) Menghitung jumlah kuadrat error JKE dengan rumus:

(44)

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil

sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

i) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JK C) dengan rumus:

JK C = JK − JKE

j) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK C) dengan rumus:

� = �−��

k) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE dengan rumus:

� =

l) Mencari nilai uji F dengan rumus:

F = ��

Analisis data menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011, hlm. 158), yaitu: “Upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik

atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk

menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian”.

Tujuan dilakukannya analisis data adalah untuk mendeskripsikan data dan membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisi data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

3.7.1 Analisis Data Deskriptif

(45)

melalui tabel, grafik, diagram, presentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.

Analisis ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah

dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan 2 maka teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik analisis deskriptif yaitu untuk memberikan gambaran mengenai guru dan tingkat komitmen organisasi pada guru honorer di SMK Bina Warga Bandung. Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari responden. Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan kedudukan

responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk masing-masing variabel.

Untuk itu penulis menggunakan langkah langkah seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002, hlm. 81) yaitu

a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus:

SK=ST x JB x JR. Ket:

SK = Skor Kriterium ST = Skor Tertinggi JB = Jumlah Bulir Soal JR = Jumlah Responden

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor item, untuk

mencari jumlah skor dari hasil angket dengan rumus: ∑xi= x1 x2 x3 ...+x37.

Keterangan :

X1 = Jumlah skor hasil angket variabel x

X1-Xn = Jumlah skor angket masing masing responden

c. Membuat daerah kontinum. Langkah langkahnya sebagai berikut:

1) Menentukan kontinum tertinggi dan terendah

Sangat Tinggi : K = ST x JB x JR

Sangat Rendah : K = SR x JB x JR

2) Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan dengan rumus :

R = � � ���− � ℎ

3) Menentukan daerah kontinum sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan

(46)

3.7.2 Analisis Data Inferensial

Selanjutnya dilakukan pengujian teknik analisis inferensial yaitu digunakan sebagai alat untuk menarik kesimpulan terdapat pengaruh atau tidaknya antar variabel yang diteliti.

Dalam penelitian ini analisis data inferensial yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Analisis regresi sederhana ini digunakan karena tujuan penelitian hendak mengkaji ada atau tidaknya pengaruh antar variabel dan jenis data yang diperoleh berbentuk ordinal.

Langkah kerja analisis data inferensial (analisis regresi) yaitu:

1. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden,

meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan kuesioner sehingga data siap diproses.

2. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan skor yang diperoleh responden.

3. Menghitung jumlah skor yang diperoleh oleh masing-masing responden.

4. Menghitung nilai koefisien regresi.

5. Menghitung nilai uji statistik F.

6. Menentukan titik kritis atau nilai tabel r atau nilai tabel F, pada derajat bebas

(db = N- k - 1) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.

7. Membandingkan nilai hitung r atau nilai hitung F dengan nilai r atau nilai F

yang terdapat dalam tabel.

8. Membuat kesimpulan, kriteria kesimpulan: jika nilai hitung r atau F lebih

besar dari nilai tabel r atau F, maka item angket dinyatakan signifikan.

1.8 Pengujian Hipotesis

(47)

Tujuan dari hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel X (Gaji) terhadap variabel Y (Komitmen Organisasi).

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 43), langkah-langkah pengujian

hipotesis untuk penelitian populasi (sensus), adalah sebagai berikut:

1. Menentukan rumusan hipotesis H dan H

: = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif Gaji (variabel X)

terhadap Komitmen Organisasi (variabel Y).

H1 : β ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang positif Gaji (variabel X)

terhadap Komitmen Organisasi (variabel Y).

Menentukan taraf kemaknaan/nyata ∝ (level of significance ): ∝= , 5

2. Membuat Persamaan dan Koefisien Regresi Sederhana.

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 105), regresi sederhana berguna untuk mempelajari hubungan antara dua variabel. Model persamaan regresi sederhana adalah:

Ŷ = a + bX

Dimana : Ŷ: variabel tak bebas (nilai duga) a : penduga bagi intersap (α)

b : penduga bagi koefisien regresi (β)

= ∑ − ∑ = Υ − Χ dan = �. ∑�.∑ − ∑.−∑ ∑

3. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah

uji F, yaitu F =

Untuk melakukan uji F, dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

a. Menghitung jumlah kuadran regresi ( dengan rumus:

� = ∑

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK l , dengan rumus:

� / = b. ∑ − ∑ .∑

c. Menghitung kuadrat residu (JK res), dengan rumus:

(48)

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK ), dengan rumus:

= ��

g. Menghitung F, dengan rumus: F = ��

4. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk

db = 1 dan db = n – 2

5. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai F l = F (db db )

Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F ≥ F l , maka tolak H yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara gaji terhadap komitmen organisasi

(49)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan seperti yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Gambaran gaji di SMK Bina Warga Bandung, yang terdiri dari 2 dimensi

yaitu: 1) Keadilan Internal; dan 2) Keadilan Eksternal. Kedua dimensi tersebut berada pada kategori tinggi (efektif). Hal tersebut membuktikan bahwa setiap dimensi dari gaji sudah menceminkan situasi yang efektif. Berdasarkan dimensi yang menjadi kajian dalam penelitian ini, diketahui

bahwa dimensi keadilan eksternal memiliki tingkat persentase tertinggi,

sedangkan dimensi keadilan internalmemiliki tingkat persentase terendah.

2. Gambaran tingkat Komitmen Organisasi pada Guru Honorer di SMK Bina

Warga Bandung, yang diukur oleh 3 dimensi yaitu: 1) Affective

Commitment; 2) Normative Commitment; dan 3) Continuance

Commitment; berada pada kategori tinggi (efektif). Hal ini membuktikan

bahwa setiap dimensi dari komitmen organisasi sudah mencerminkan

situasi yang efektif. Dari ketiga dimensi tersebut normative commitment

memiliki tingkat persentasi tertinggi, sedangkan affective commitment

berada pada tingkat persentase terendah.

3. Gaji mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Komitmen

Organisasi pada Guru Honorer di SMK Bina Warga Bandung yang ditunjukkan oleh hasil perhitungan dan analisis data bahwa Gaji memiliki pengaruh yang kuat terhadap Komitmen Organisasi, dengan analisis korelasi berada pada kategori tinggi.

5.2 Implikasi dan Rekomendasi

(50)

1. Dalam penelitian ini variabel X (Gaji) memiliki hasil yang menunjukan

kategori tinggi (efektif). Namun masih terdapat dimensi yang rendah dari variabel gaji yaitu dimensi keadilan internal. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi pihak sekolah. Seharusnya pihak sekolah dapat lebih memperhatikan pemberian gaji setiap guru baik dari bobot pekerjaan, hingga perbandingan antara sesama guru satu prodi sehingga dapat memenuhi kebutuhan standar hidup mereka. Dengan adanya perhatian yang lebih terhadap pemberian gaji guru yang layak diharapkan dapat memotivasi setiap guru untuk bekerja lebih giat dan profesional sehingga dapat membantu meningkatkan produktivitas sekolah.

2.

Variabel Y (Komitmen Organisasi) dalam penelitian ini menunjukan

berada pada kategori yang tinggi (efektif). Dibandingkan dengan ketiga dimensi yang terdapat pada variabel komitmen organisasi, dimensi

affective commitment memiliki rata-rata terendah. Artinya, hubungan

emosional yang dimiliki oleh guru terhadap sekolah tempat ia bekerja masih rendah. Keterlibatan dengan kegiatan sekolah pun masih rendah, oleh karena itu sebagai seorang guru seharusnya mempunyai kesadaran untuk membantu sekolah dalam meningkatkan produktivitas sekolah, dengan didukung oleh Kepala Sekolah dalam menciptakan hubungan emosional serta menciptakan kegiatan yang membutuhkan keterlibatan

semua guru seperti, outbond, rekreasi, dll.

3.

Bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian lebih mendalam

(51)

Buku:

Arikunto, Suharsimi. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Bungin, M. Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Handoko, T. Hani. (2001). Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.

Yogyakarta: BPFE

Hariandja, Marihot T.E. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Grasindo

Hasibuan, Malayu S. P (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara.

Hasibuan, Malayu S,P. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara.

Hasibuan, Malayu S.P. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara

Kaswan. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Keunggulan Bersaing

Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Luthans, Fred. (2006). Perilaku organisasi. Yogyakarta: Andi.

Mas`ud, Fuad. (2004). Survei Diagnosis Organisasi: Konsep dan aplikasi.

Yogyakarta: Universitas Dipenogoro.

Manullang, M dan Manullang, M. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.

Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Profosal. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Muhidin, Sambas A. (2010). Statistika 2. Bandung: Karya Adhika Utama

Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 1 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung :

Karya Andhika Utama.

Muhidin, Sambas, A. (2014). Pendoman Operasional Penyusunan dan

Pembimbingan Skripsi. Bandung: UPI.

Gambar

Tabel 1. 1  Data Jumlah Guru
Tabel 1. 2  Guru yang bekerja>1 Sekolah
Gambar 1. 1  Presentase Kehadiran Guru
Tabel 1. 3  Penilaian Kinerja Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu.. PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN

Untuk mengetahui adakah pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif di kelas X AP 1 SMK Bina Wisata

Guru PNS (Pegawai Negeri Sipil) dalam menjalankan tugasnya digaji pemerintah sesuai aturan/standar gaji di sesuaikan dengan masa kerja dan golongan, sedangkan guru

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis di beberapa SMK Swasta di Kota Bandung yang berjudul pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

pemahaman peserta didik memiliki persentase terendah. Gambaran minat belajar siswa kelas X program administrasi perkantoran. di SMK Bina Wisata Lembang, yang diukur

Tujuan peneliti melaksanakan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru di SMK Negeri 1 Bandung.. Variabel yang

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan Ekonomi. dan