• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA TENTANG SAMPAH DI SEKOLAH MELALUI PENGGUNAAN REKA CERITA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN IPS (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VIII-J SMP NEGERI 7 BANDUNG).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA TENTANG SAMPAH DI SEKOLAH MELALUI PENGGUNAAN REKA CERITA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN IPS (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VIII-J SMP NEGERI 7 BANDUNG)."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian ini berangkat dari permasalahan mengenai siswa yang kurang memiliki rasa peduli terhadap kebersihan, terutama dalam hal sampah di lingkungan SMP Negeri 7 Bandung. Hal ini dapat terlihat saat pembelajaran berlangsung dikelas, yang ditandai tidak kondusifnya siswa dengan kondisi kelas yang berantakan dan banyak sampah.

Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di SMP Negeri 7 Bandung, tepatnya di kelas VIII J. Peneliti menemukan berbagai masalah di kelas tersebut. Adapun permasalahan yang pertama, ketika pembelajaran akan dimulai, susana kelas masih berantakan dan banyak sampah. Siswa masih harus diingatkan oleh guru untuk membuang sampah tersebut keluar kelas, mereka membuang sampah namun tidak memisahkan antara sampah organik dan anorganik. Sehingga kedua sampah yang disediakan diluar kelas, diisi dengan sampah yang sama. Permasalahan kedua, pada kegiatan awal pembelajaran, siswa kurang kondusif. Peneliti melihat banyaknya siswa yang mempunyai kesibukan masing-masing, yaitu mengobrol dan ribut, bahkan ada yang sibuk memaikan ponsel. Permasalahan lainnya adalah, pada saat pembelajaran IPS berlangsung dikelas. Ketika guru menyampaikan materi menggunakan media power point, siswa kurang tertarik. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang kurang fokus dan sebagian besar siswa tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru.

(2)

dengan beberapa program unggulan. Kondisi sekolah yang bersih, membuat peneliti ingin mengetahui lebih jauh, apakah ecoliteracy berasal dari sekolahnya atau dari dalam diri warga sekolah.

Ketika peneliti memasuki SMP Negeri 7 Bandung disambut dengan berbagai pohon yang rindang disepanjang jalan hingga memasuki lapangan, lalu tanaman disetiap sudut sekolah dimulai dari depan lapangan hingga didepan setiap kelas dan juga terdapat taman yang dipenuhi bunga. Selain itu juga terdapat kolam ikan didalam sekolah, serta green house dan berbagai selogan tentang kepedulian terhadap lingkungan dimading dan beberapa tanggal penting tentang hari lingkungan yang ditempel disetiap kelas.

Dengan adanya fasilitas yang sudah lengkap diatas peduli sebagian siswa terhadap lingkungan masih kurang. Pada saat peneliti melakukan observasi awal penelitian, menunjukan bahwa sebenarnya mereka mengetahui mengenai pentingnya menjaga lingkungan namun mereka tidak mengaplikasikanya. Seperti tergambarkan diatas merupakan contoh kurangnya kecerdasan ekologi atau ecoliteracy yang seharusnya dimiliki oleh siswa. Namun ternyata kecerdasan ecoliteracy bukan berasal dari sekolah, tetapi dari siswa itu sendiri. Hal ini terlihat dari sikap mereka didalam kelas, saat pembelajaran IPS berlangsung.

Manusia dan lingkungan merupakan komponen yang tak terpisahkan dimana lingkungan menjadi tempat tinggalnya dan merupakan sumber kehidupan bagi manusia itu sendiri. Maka seharusnya manusia sebagai mahkluk sosial bersikap peduli terhadap lingkungan, dimulai dari hal yang khusus yaitu lingkungan sekitar misalnya di sekolah, yang kemudian ke hal yang umum yaitu permasalahan besar yang ada dimasyarakat. Permasalahan yang terjadi pada aspek lingkungan tersebut menjadi isu atau sebuah fenomena yang memprihantinkan bagi kelangsungan hidup. Kerusakan yang terjadi sekarang ini, merupakan suatu bentuk ketidakpedulian mengenai dampak buruk yang akan terjadi dikemudian hari.

(3)

3

sehari-hari dimulai dari pengetahuan, sikapnya dan keterampilan. Pemahaman yang rendah akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar dapat berakibat pada kerusakan lingkungan, seperti yang terrekam dalam fenomena sosial. Sebagaimana yang digambarkan oleh Capra dalam Solihin ( 2013, hlm. 2) :

“bahwa dengan berakhirnya abad ke 20, masalah lingkungan menjadi hal yang utama. Kita dihadapkan pada serangkaian masalah- masalah global yang membahayakan biosfer dan kehidupan manusia dalam bentuk- bentuk yang sangat mengejutkan yang dalam waktu dekat akan segera menjadi tak dapat dikembangkan lagi”.

Oleh sebab itu manusia diberikan andil besar bagi keberlangsungan kehidupan dimuka bumi ini. Manusia dituntut untuk peduli dan sadar terhadap lingkungan atau sering disebut ecoliteracy. Orang yang melek ekologi atau bersikap ecoliteracy tidak hanya memahami dan menghargai lingkungan alam (ekosistem) saja, tetapi akan menghargai seluruh aspek kehidupan, karena dia akan selalu berpikir segala sesuatu yang terjadi disebabkan oleh adanya perbuatan manusia itu sendiri.

Peran siswa yang secara aktif menjaga lingkungan terutama disekolah itu dapat memberikan dampak positif bagi terciptanya keadaan lingkungan yang bersih dan sehat. Dalam upaya ini tentunya guru mempunyai peran yang sangat besar bagi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat sekaligus bisa memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan. Guru dapat mengaplikasikan kegiatan itu di sekolah terutama saat pembelajaran, karena dalam pembelajaran di haruskan untuk memuat karakter. Adapun karakter yang berhubungan dengan lingkungan, adalah karakter peduli lingkungan yang tidak hanya peduli tetapi dapat melek dan menyadari akan lingkungan atau ecoliteracy . Ecoliteracy menurut Santa ( 2013, hlm.7) “Suatu upaya untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya alam sekitar bagi keberlangsungan hidup makhluk hidup. Maka dari itu untuk dapat mengaplikasikannya guru memilih suatu teknik dalam pembelajaran.”

(4)

maupun cara, seperti yang diungkapkan Gagne dalam Nopianti (2013, hlm. 22) bahwa :

“Pembelajaran yang efektif harus dilakukan dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai macam media pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus mempunyai kiat maupun seni untuk memadukan antara bentuk pembelajaran dan media yang digunakan sehingga mampu menciptkan proses pembelajaran yang harmonis”.

Keterhubungan antara pembelajaran efektif dan ecoliteracy dapat dikombinasikan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, hal ini didasari pada muatan substansi maupun karakter yang yang dikembangkan dalam mata pelajaran IPS yang memuat hubungan antara lingkungan dan karakter sosial didalamnya. Pembelajaran IPS ini memuat pokok-pokok persoalan yang dijadikan bahan pembahasan difokuskan pada masalah kemasyarakatan yang aktual. IPS mengembangkan fungsi utama yaitu, membina pengetahuan, kecerdasan dan keterampilan yang bermanfaat bagi pengembangan dan kelanjutan pendidikan siswa dan membina sikap yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 45. Pengembangan pendidikan IPS tidak hanya diarahkan pada pengembangan kompetensi yang berkaitan dengan aspek intelektual, tetapi keterampilan sosial menjadi salah satu faktor yang dikembangkan sebagai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa dalam pendidikan IPS. Keterampilan sosial yang berhubungan dengan lingkungan yaitu keterampilan peduli dan melek lingkungan atau ecoliteracy dimana siswa dituntut untuk peduli dengan apa yang mengganggu, mencemari, bahkan merusak lingkunganya. Menurut Suparno dalam Anzani (2004, hlm. 84) “sikap kepedulian lingkungan ditunjukkan dengan adanya peghargaan terhadap alam”.

(5)

5

dalam proses pembelajaran maka tidak sejalan dengan dengan tujuan Nasional yang mengharapkan siswa memiliki keterampilan. seperti yang disimpulkan pada observasi awal bahwa sebagian siswa masih beranggapan bahwa pelajaran IPS itu membosankan terlalu banyak materi sehingga diperlukan teknik dan media pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif. Pemakaian media yang digunakan guru sebanarnya sudah bagus karena memanfaatkan teknologi namun kurang inovatif hanya menampilkan power point yang berisi materi. Maka dari itu penggunaan media pembelajaran yang kreatif dibutuhkan guna meningkatkan motivasi belajar.

Dalam menjawab tantangan media pembelajaran tersebut, maka peneliti mencoba mengembangkan teknik reka cerita. Reka gambar yang merupakan media pembelajaran yang menampilkan sebuah gambar, lalu siswa diminta untuk bercerita secara sistematis dan sesuai dengan gambar yang diamati. Dengan menampilkan gambar misalnya tentang kerusakan lingkungan, siswa diminta untuk bercerita berdasarkan gambar tersebut, kemudian mengambil makna sehingga siswa dapat mengembangkan pemahaman ecoliteracy didalamnya dan mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, serta sebagai salah satu alternatif pembelajaran inovatif yang dapat mengembangkan pemahaman ecoliteracy yaitu memanfaatkan media dalam proses pembelajaran yang dimuatkan dalam pembelajaran IPS. Maka penulis melaksanakan penelitian dengan judul “Peningkatan Ecoliteracy siswa tentang Sampah di Sekolah melalui Penggunaan Reka Cerita Gambar

dalam pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan kelas di kelas VIII J SMP

Negeri 7 Bandung)

B. Rumusan Masalah

(6)

VIII J SMP Negeri 7 Bandung”. Agar permasalahan dapat terarah peneliti membatasi dengan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana Penggunaan Teknik Pembelajaran Reka Cerita Gambar untuk peningkatan Ecoliteracy Siswa tentang Sampah di Sekolah dalam pembelajaran IPS di kelas VIII J SMP Negeri 7 Bandung?

2. Bagaimana Teknik Reka Cerita Gambar dapat meningkatkan Ecoliteracy Siswa tentang Sampah di Sekolah dalam pembelajaran IPS di kelas VIII J SMP Negeri 7 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai apakah penggunaan teknik reka cerita gambar mampu meningkatkan ecoliteracy siswa tentang sampah di sekolah dalam pembelajaran IPS melalui penelitian tindakan kelas (PTK).Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengidentifikasi Penggunaan Teknik Pembelajaran Reka Cerita Gambar dalam Peningkatan Ecoliteracy Siswa tentang Sampah di Sekolah dalam pembelajaran IPS di kelas VIII J SMP Negeri 7 Bandung

2. Untuk mengidentifikasi Peningkatkan Ecoliteracy Siswa tentang Sampah di Sekolah melalui Reka Cerita Gambar dalam pembelajaran IPS di kelas VIII J SMP Negeri 7 Bandung?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis yang dipaparkan sebagai berikut :

1. Teoretis

(7)

7

a. Pendidik

Hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu referensi pada pengembangan pembelajaran terutama dalam mengembangkan sikap siswa dalam hal melek terhadap lingkungan atau ecoliteracy melalui penggunaan reka cerita gambar di sekolah.

b. Peserta didik

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna sehingga siswa dapat memiliki sikap yang baik bagi dirinya maupun dapat memberikan contoh yang baik bagi orang lain dalam hal peduli lingkungan.

2. Praktis a. Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan sehingga dapat memperkaya bahan bacaan di sekolah tersebut.

b. Peneliti

Peneliti berharap dengan dilakukannya penelitian ini dapat mengetahui seberapa efektifnya penggunaan teknik reka cerita gambar dalam peningkatkan ecoliteracy siswa dalam pembelajaran IPS. Kemudian berharap dapat meningkatkan wawasan pengetahuan serta pengalaman dalam penggunaan teknik reka cerita gambar dalam pembelajaran IPS di sekolah.

E. Sistematika Penelitian

Adapun struktur organisasi skripsi yang digunakan adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hal yang meliputi latar belakang yang menjelaskan tentang permasalahan yang akan diteliti, perumusan masalah dan tujuan penelitian dengan maksud agar dalam pembahasannya lebih terfokus. Dalam bab ini juga dipaparkan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

(8)

memposisikan kedudukan penelitian yang dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti.

Bab III Metode Penelitian, pada bagian ini memaparkan metode penelitian, desain penelitian dan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam pembahasan masalah-masalah yang sedang dikaji. Untuk lebih memfokuskan maksud penelitian, maka disertakan lokasi dan subjek penelitian

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bagian ini akan membahas hasil penelitian dan temuan yang didapat serta mengaitkannya dengan aspek-aspek yang dijadikan rumusan masalah. Hasil penelitian didapatkan secara kualitatif berdasarkan pendekatan PTK yang digunakan dalam penelitian.

(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian merupakan bagian penting yang terdapat dalam sebuah penelitian, karena mencakup beberapa aspek diantaranya adalah mengenai lokasi dan subjek penelitian, kemudian teknik apa yang digunakan untuk memperoleh data dan bagaimana cara mengolah dan menganalisis data yang telah diperoleh, sehingga penelitian berjalan dengan lancar.

A.Lokasi dan Subjek penelitian

Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMP Negeri 7 Bandung. SMP Negeri 7 Bandung terletak di jalan Ambon No.23 Bandung 40115. Kolaborator peneliti adalah guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII dan Wakasek bidang kurikulum, yaitu ibu Lina Marlina,S.Pd. Adapun yang menjadi Subjek penelitian ini adalah para siswa kelas VIII J SMP Negeri 7 Bandung 2014/2015. Jumlah siswa total 36. Alasan peneliti memilih kelas VIII J karena dikelas ini ditemukan permasalahan yang sesuai dengan judul skripsi peneliti, yang harus diperbaiki lagi dalam proses belajar mengajar di kelas VIII J.

B.Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam peneliti ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu suatu tindakan yang digunakan untuk meneliti pada tempat yang alamiah. Sebagaimana di kemukakan oleh Sugiyono (2014, hlm.9)

“Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna.”

(10)

Seperti yang dikemukakan Nasution dalam Yudistira (2013, hlm. 18) “Pada hakikatnya penelitian kualitatif adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitar”. Oleh karena itu peneliti harus terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang valid.

Setelah pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian, selanjutnya yaitu metode. Dimana metode ini adalah cara yang digunakan untuk mencari kebenaran suatu hal yang di teliti, berdasarkan data yang didapatkan dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Dengan memilih metode yang tepat, maka akan membantu atau mempermudah dalam menentukan hasil yang akan dicapai sesuai dengan tujuan penelitian.

Metode yang digunakan peneliti adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Adapun definisi penelitian tindakan kelas menurut Wiriatmadja (2005, hlm. 11) adalah:

“penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan”.Kemudian Hopkins dalam Wiriatmadja (2005, hlm.25) mengemukakan “bahwa penelitian tindakan kelas bersifat emansipatoris dan membebaskan karena penelitian ini mendorong kebebasan berpikir dan berargumen pada pihak siswa, dan mendorong guru untuk bereksperimen, meneliti dan menggunakan kearifan dalam mengambil keputusan atau judgment.”

Berdasarkan pendapat yang dipaparkan diatas, pada hakikatnya PTK merupakan suatu proses dimana adanya proses antara guru dan siswa untuk melalukan perbaikan, peningkatan, perubahan dalam pembelajaran yang lebih baik. Agar tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Penelitian dengan melakukan PTK pada umumnya sangat cocok diterapkan untuk meningkatkan kualitas dalam pembelajaran dikelas yang dijadikan sebagai objek penelitian.

2. Desain Penelitian

(11)

33

Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Wiriatmadja (2005, hlm. 145) penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.

Gambar 1.2

Gambar 3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kemmis dan McTaggart (1988) Sumber : Hopkins, 2011 hlm.92

PLAN REFLECT

A

C

T OBSERVE

RESIVED

PLAN

REFLECT

A

C

(12)

Berdasarkan gambar desain penelitian menurut Kemmis dan McTaggar, maka akan dijelaskan dan dipaparkan sebagai berikut :

a. Perencanaan (plan)

Dalam gambar di atas bahwa pertama, sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti harus merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilaksanakan. Terdapat beberapa langkah tindakan yang direncanakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a) Memastikan kelas yang akan menjadi tempat penelitian.

b) Menghubungi guru mata pelajaran IPS untuk meminta menjadi kolaborator peneliti dalam penelitian yang akan dilaksanakan.

c) Melakukan observasi kembali saat pra penelitian terhadap kelas yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.

d) Menyusun waktu yang tepat untuk melakukan penelitian.

e) Mendiskusikan langkah-langkah metode pembelajaran dengan teknik reka cerita gambar yang akan diterapkan dalam penelitian tindakan kelas.

f) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

g) Menentukan materi yang sesuai dengan teknik pembelajaran reka cerita gambar agar tercipta suasana kelas yang kondusif sehingga dapat menumbuhkan ecoliteracy siswa dan dikaitkan dengan lingkungan dalam pembelajaran IPS.

h) Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk peningkatan ecoliteracy siswa dalam pembelajaran IPS.

i) Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan dengan kolaborator peneliti.

j) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut dari diskusi balikan yang telah dilakukan dengan kolaborator.

(13)

35

b. Tindakan (Action)

Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Pada tahap ini, seorang peneliti akan menerapkan atau melakukan perlakuan pada kelas sampel dengan tujuan meningkatkan, merubah atau memperbaiki masalah-masalah penelitian yang ditemukan oleh peneliti dikelas. Tentunya dalam tahap ini, seorang peneliti akan melakukan perlakuannya didasarkan pada langkah-langkah tindakan yang direncanakan pada tahap perencanaan kemudian pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan reka cerita gambar untuk peningkatan ecoliteracy siswa dalam pembelajaran IPS

c. Obaservasi (observe)

Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Observasi dilakukan menggunakan format observasi guna untuk mengetahui apakah ecoliteracy siswa dapat meningkat dengan penggunaan reka cerita gambar dalam pembelajaran IPS. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Kemudian pada tahap ini observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observer juga bertugas mencatat segala sesuatu yang terjadi ketika pelaksanaan tindakan berlangsung dan bertugas mengumpulkan data yang dilakukan dengan menggunakan format observasi yang telah dibuat sebelumnya. d. Refleksi (Reflect)

(14)

tindakan, merupakan bagian dari tahap diskusi dan analisis penelitian sesudah tindakan dilakukan sehingga memberikan arah bagi perbaikan selanjutnya.” Wiriaatmadja ( 2012, hlm.65) Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat-perangkat terdiri dari empat komponen yaitu rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada umumnya berdasar pada model yaitu merupakan siklus-siklus yang berulang.

C.Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai, berikut ini adalah definisi operasional yang digunakan, meliputi : 1. Pembelajaran IPS menurut Sapriya (2009, hlm 19) merupakan

penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu- ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang di organisasikan dan di sajikan secara ilmiah dan pedagogis untuk tujuan pendidikan.

2. Reka Cerita Gambar menurut Nurgiantoro (2010, hlm. 428) merupakan rangkaian gambar yang membentuk sebuah cerita dan memenuhi kriteria pragmatis untuk tugas menulis.” sedangkan menurut Widodo dalam Anzani (2014, hlm.20) “teknik pembelajaran reka cerita gambar merupakan pembelajaran bercerita berdasarkan gambar, bisa gambar satuan (terpisah) bisa pula gambar berseri atau berurutan.”

3. Ecoliteracy merupakan sebuah konsep ilmu yang memperlajari tentang timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya sehingga manusia mampu menyadari, memahami, bersikap, menjaga dan melestarikan lingkungannya.

(15)

37

tidak digunakan lagi karena sudah diambil unsur atau fungsi utamannya. Sumber sampah bisa berasal dari rumah tangga, pertanian, perekonomian, perusahaan, rumah sakit, pasar dsb.

5. Lingkungan Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga dimana sekolah sebagai tempat atau lembaga yang dibentuk dengan maksud sebagai pengajaran siswa dibawah pengawasan guru dimana siswa diberikan pengetahuan dan pengalaman. Dilingkungan sekolah terdapat masalah yang dekat dengan siswa yaitu masalah kebersihan, kebersihan yang ada disekolah berkaitan dengan sampah karena siswa sebagian besar yang ada disekolah sebagai penghasil sampah dari kegiatan konsumsi. D.Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah Ecoliteracy. Dalam peningkatan ecoliteracy ini, guru menerapkan pembelajaran IPS yang harus dapat mengajarkan prinsip-prinsip kepada siswa, karena dalam pembelajaran IPS mengkaji permasalahan - permasalahan dimasyarakat. Permasalahan yang dekat dengan kehidupan masyarakat itu sendiri adalah masalah lingkungan dimana akibat ulah manusia itu sendiri lingkungan menjadi terancam. Dengan menerapkan prinsip ekologi dalam pembelajaran IPS guru dapat menumbuhkan setidaknya rasa simpati siswa terhadap lingkungan, dan lingkungan yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa yaitu lingkungan sekolah yang terdapat sampah sehingga merusak keindahan sekolah. Guru menggunakan teknik reka cerita gambar dalam menampilkan permasalahan lingkungan melalui gambar, siswa diajak untuk bercerita dan bisa mengambil makna sehingga bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya mengaplikasikan namun siswa diberi pengetahuan tentang pengolahan sampah sehingga meskipun sampah merupakan sisa-sisa kegiatan manusia namun bisa digunakan kembali atau didaur ulang sehingga bisa menjadi bermanfaat dan juga bisa bernilai ekonomi.

E.Instrumen Penelitian

(16)

data tersebut dapat terkumpul yang selanjutnya dapat diolah oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat- alat sebagai berikut : 1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah suatu cara mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang tengah berlangsung. Observasi dalam penelitian tindakan ini berfungsi untuk mendokumentasikan aktifitas siswa sebagai dasar bagi refleksi yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya.

Observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 146) observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diteliti, kapan dan dimana tempatnya. Observasi terstruktur ini dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan penelitian. Kegiatan pengataman dilakukan pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung dan jumsih. Alat yang digunakan adalah lembar observasi. Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi terbuka dengan tujuan agar pengamat mampu menggambarkan secara utuh atau mampu merekonstruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud dalam diskusi balikan Arikunto (2002, hlm.25).

2. Wawancara

Wawancara menurut Wiraatmadja (2008, hlm. 117) adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau kejelasan hal-hal yang dipandang perlu. Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa siswa yang dianggap mewakili semua siswa. Adapun teknik wawancara ini adalah dengan mempergunakan pedoman wawancara, dilaksanakan secara formal dan terencana baik mengenai waktu pelaksanaannya, tempat, dan topik yang akan dibicarakan.

3. Studi Dokumentasi

(17)

dokumen-39

dokumen yang dihimpun sesuai dengan tujuan dan fokus masalah seperti silabus dan RPP serta kamera.

4. Catatan Lapangan ( Field Notes)

Informasi yang sangat penting dalam penelitian ini adalah catatan lapangan yang dibuat mitra atau observer saat melakukan pengamatan observasi. Format catatan lapangan ini meliputi pengisian waktu, mendeskripsikan kegiatan yang terjadi selama penelitian berlangsung meliputi beberapa aspek saat pembelajaran dikelas seperti susasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa lain serta komentar dari mitra atau observer saat melakukan pengamatan.

Tabel 3.1

Kisi- kisi Instrumen Penelitian

Peningkatan Ecoliteracy siswa tentang sampah di Sekolah melalui penggunaan reka cerita gambar dalam pembelajaran IPS

No Rumusan Masalah Indikator Jenis Instrumen

Sumber Data 1. Bagaimana

Penggunaan Teknik Pembelajaran Reka Cerita Gambar untuk peningkatan Ecoliteracy Siswa tentang Sampah di Sekolah dalam pembelajaran IPS di kelas VIII J SMP Negeri 7 Bandung?

Pengembangan RPP yang digunakan oleh guru dalam pemberlajaran dikelas Studi dokumentasi Siswa SMP Negri 7 Bandung

2. Bagaimana Teknik Reka Cerita

Gambar dapat meningkatkan Ecoliteracy Siswa tentang Sampah di Sekolah dalam pembelajaran IPS di kelas VIII J SMP Negeri 7 Bandung?

Peningkatan Ecoliteracy

siswa

Observasi Siswa SMP

(18)

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Ketika seorang peneliti telah selesai mengamati tentang apa yang ada dilapangan maka akan menghasilkan data, karena data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian termasuk Penelitian Tindakan Kelas. Data yang dianggap baik adalah data yang dapat diukur agar dapat memudahkan dalam melihat hasil penelitian. Dalam penelitian ini data yang di olah bersifat kuantitatif dan kualitatif. Berikut adalah data yang diolah dalam penelitian :

a. Data Kuantitatif

Pengolahan data untuk mengukur peningkatan ecoliteracy siswa diolah secara kuantitatif melalui penskoran. Rumus yang digunakan antara lain :

Rumus dalam mengolah data hasil penskroran observasi ecoliteracy secara keseluruhan yaitu :

Presentase ecoliteracy siswa = x 100

Untuk keperluan mengklasifikasikan hasil ecoliteracy siswa tentang sampah di lingkungan sekolah, data kemudian dikelompokan menjadi kategori baik, cukup dan kurang dengan skala presentase sebagai berikut :

Tabel 3.2 Rata-rata (Presentase)

Nilai Skor Presntase

Kurang 0% - 33,3%

Cukup 33,4% - 66,7%

Baik 66,8% - 100%

Sumber : Komalasari (2011,hlm. 156)

b. Data Kualitatif

Skor yang didapat

(19)

41

Pengolahan data hasil penelitian yang bersifat kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik seperti wawancara, observasi dan studi dokumentasi berupa gambaran keadaan pada objek yang diteliti yang masih belum berarti dan bermakna. Seperti yang dikemukan oleh Bogdan & Biklen dalam Moleong (2010, hlm. 248) bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data kualitatif dilakukan dari awal penelitian sampai akhir penelitian.

2. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2010, hlm.89) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, observasi, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri dan orang lain. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu analisis data berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.

Teknis analisis data yang dikemukan oleh Miles & Huberman dalam Sugiyono (2014, hlm.246) “aktivitas dalam analisis data kulitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/ verification”. Langkah – langkah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Data Reduction ( Reduksi Data )

(20)

melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema dan polanya”. Dalam penelitian ini aspek yang akan direduksi adalah ecoliteracy siswa tentang sampah di sekolah melalui penggunaan reka cerita gambar dalam pembelajaran IPS.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian datanya berupa teks naratif, matriks, grafik untuk melihat gambaran data yang diperoleh secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dan kemudian dialkukan klasifikasi. Penyajian data yang dilakukan secara singkat, jelas, terperinci dan menyeluruh akan memudahkan untuk memahami gambaran terhadap aspek yang diteliti. Penyajian data dalam penelitian ini banyak dituangkan dalam bentuk uraian, sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

c. Conclusion Drawing/ Verification (Menarik Kesimpulan)

Langkah selanjutnya setelah penyajian data yaitu menarik kesimpulan. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, hlm.252) kesimpulan yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap data berikutnya. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif memungkinkan dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.

3. Validitas Data

(21)

43

a) Member check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

b) Triangulasi

Menurut Sugiyono (2014, hlm.273) “Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.”

c) Saturasi

Yaitu situasi dimana data telah menjadi jenuh dan tidak ada tambahan data baru. Dalam hal ini peneliti juga akan menganalisis sejauh mana proses itu berlangsung dan akan berhenti serta menyimpulkan hasil penelitian tersebut ketika data telah menjadi jenuh.

d) Expert opinion

Peneliti melakukan konsultasi dengan pakar atau dosen pembimbing hasil temuan dilapangan. Dari hasil konsultasi tersebut maka peneliti mendapatkan arahan untuk memperbaiki prosedur yang kurang tepat.

4. Interprestasi Data

Interprestasi data pada tahap ini diperlukan untuk memberikan makna terhadap data yang telah diperoleh, sehingga penelitian bisa dipecahkan atau dijawab. Seperti yang dijelaskan oleh Priatna (2013, hlm.68) “Pada tahapan ini peneliti menginterprestasikan temuan – temuan peneliti berdasarkan landasan teoritis yang telah dipilih. Kemudian dari hasil interprestasi ini diharapkan dapat memperoleh makna yang berarti sebagai tindakan selanjutnya.” Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti yaitu :

a. Mendeskripsikan perencanaan tindakan

(22)

Tabel 3.3

Pedoman Penilaian Reka Cerita Gambar

No Aspek yang di nilai Kurang (K) Cukup (C) Baik (B)

1

Memahami dengan baik gambar yang

digunakan

Siswa tidak memahami dengan

baik gambar yang digunakan

Siswa kurang memahami dengan

baik gambar yang digunakan Siswa memahami dengan baik gambar yang digunakan pada saat pembelajaran 2 Menggunakan pendapat sendiri untuk merespon gambar Siswa tidak menggunakan pendapat sendiri untuk merespon gambar gambar Siswa menggunakan pendapat sendiri dalam merespon gambar namun paparanya kurang lengkap Siswa menggunakan pendapat sendiri dalam merespon gambar dan paparanya lengkap 3 Menunjukan rasa ingin tahu yang

tinggi terhadap gambar

Siswa acuh dan tidak menunjukan

rasa ingin tahu yang tinggi terhadap gambar

Siswa kurang menunjukan rasa ingin tahu terhadap

gambar

Siswa menunjukan rasa ingin tahu

(23)

45

Tabel 3.4

Format Penilaian Reka Cerita Gambar Siklus ...

No Aspek yang di nilai

Kelompok

1 2 3 4 5 6

K C B K C B K C B K C B K C B K C B

1

Memahami dengan baik gambar yang

digunakan

2

Menggunakan pendapat terhadap

gambar

3

Menunjukan rasa ingin tahu yang

tinggi terhadap gambar

4

Mengembangkan ide cerita berdasarkan

(24)

No Ecoliteracy Indikator Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)

a. Developing empathy for all forms practice (Mengembangkan empati untuk semua bentuk kehidupan )

1

Membersihkan kelas tidak harus di ingatkan

Inisiatif membersihkan kelas dengan selalu

mengecek kolong bangku tanpa diingatkan guru

Kurang inisiatif membersihkan kelas dan harus selalu diingatkan

Meskipun sudah diingatkan siswa tidak inisiatif untuk memberihkan kelas

2

Memeriksa sekitar meja dan bawah meja

Selalu memeriksa sekitar meja dan

bawah meja

Memeriksa sekitar meja dan bawah

ketika guru memberitahu

Tidak memeriksa sekitar meja dan

bawah meja meskipun sudah

diberitahu guru

3 Membuang sampah

yang tersisa

Membuang sampah yang tersisa ke tempat sampah yang disediakan

Tidak membuang sampah hanya menyimpan saja di

bawah meja

Tidak membuang dan acuh terhadap

sisa sampah 4 Merapihkan kursi setelah pembelajaran selesai Merapihkan kursi dan menaikannya

ke atas meja setelah pembelajaran

selesai

Merapihkan kursi dan menaikannya ke atas meja harus diingatkan dahulu

Tidak merapihkan dan menaikanya ke

atas meja setalah pembelajaran selesai

5 Tidak Terdapat Sampah di kelas

Kelas bersih tanpa ada sampah Kelas kurang begitu bersih karena masih adanya sedikit sampah

Kelas kotor dan sampah berserakan

dimana –mana

b. Embracing sustainbillity as a community practice (menyatukan keberlanjutan sebagai praktik kelompok)

6 Menegur temannya yang membuang sampah sembarangan Menegur temannya yang terlihat membuang sampah sembarangan Melihat temannya membuang sampah tetapi tidak menegurnya Melihat temannya yang membuang sampah sembarangan tidak

menegur dan ikut membuang sampah sembarangan 7 Bekerja sama membersihkan lingkungan kelas Semua siswa bekerja sama Hanya sebagian siswa yang bekerja

sama

Tidak bekerja sama dalam

(25)

47

kelas kelas

8 Disiplin dalam melaksanakan piket kelas Petugas piket disiplin melaksanakan piket

kelas sesuai jadwal

Petugas piket kurang disiplin melaksanakan piket

kelas sesuai jadwal

Petugas piket tidak melaksanakan piket

9

Menata kelas dengan rapih

Alat – alat yang ada di kelas ditata dengan rapih sesuai

tempatnya

Alat- alat yang ada dikelas tidak ditata

dengan rapih

Alat – alat yang ada di kelas tidak ditata dengan rapih dan

berantakan c. Making the invisible visible (membuat yang tidak terlihat menjadi terlihat )

10 Membuang sampah yang tersisa meskipun sampahnya kecil Membuang sampah yang tersisa meskipun sampahnya kecil Membiarkan sampah yang tersisa dan menyuruh orang lain untuk membuangnya Tidak membuang sampah yang tersisa dan membiarkannya 11 Memanfaatkan sampah menjadi lebih berguna Menggunakan bahan bekas yang ramah lingkungan untuk membuat

tugas kerajinan

Menggunakan bahan bekas yang

tidak ramah lingkungan membuat tugas

kerajinan

Tidak menggunakan bahan bekas untuk

membuat tugas kerajinan

d. Anticipating unitended consequences, (mengantisipasi konsekuensi yang tidak diinginkan 12 Dapat membedakan sampah organik dan anorganik Membuang sampah dengan membedakan antara tempat sampah organik dan anorganik Membuang sampah tanpa membedakan sampah organik dan anorganik

Membuang bukan ke tempat sampah 13 Menjaga kebersihan kelas Selalu menjaga kebersihan kelas dengan tidak membuang sampah

di kelas dan tidak menyimpan dibawah meja Selalu menjaga kebersihan kelas dengan tidak membuang sampah

di kelas namun masih menyimpan

sampah dibawah meja

Tidak menjaga kelas dengan sampah yang

berserakan dan masih banyak sampah di bawah

meja

e. Understanding how nature sustains life (memahami bagaimana alam menompang kehidupan) 14 Menceritakan berdasarkan gambar persoalan Menceritakan dengan detail apa yang ada didalam

Menceritakan dengan singkat apa

yang ada di dalam

(26)

sampah gambar gambar

15

Menceritakan dampak yang merugikan ketika tidak memelihara lingkungan

Menceritakan dengan detail dampak yang merugikan ketika

tidak memeihara lingkungan dan

menyebutkan solusinya

Menceritakan dengan singkat

dampak yang merugikan ketika tidak memelihara lingkungan dan

sosolusinya

Menceritakan dengan singkat

dampak yang merugikan ketika tidak memelihara lingkungan namun tidak menyebutkan

(27)

49

Tabel 3.6

Format Observasi Penilaian Ecoliteracy Siswa Siklus ...

No Indikator Ecoliteracy

Penilaian Kelompok

1 2 3 4 5 6

B C K B C K B C K B C K B C K B C K

a.

Developing empathy for all forms practice (Mengembangkan empati untuk semua bentuk kehidupan ) 1. Membersihkan kelas tidak harus di ingatkan

2. Memeriksa sekitar meja dan bawah meja 3. Membuang sampah yang tersisa

4. Merapihkan kursi setelah pembelajaran selesai 5. Tidak terdapat sampah di kelas

b.

Embracing sustainbillity as a community practice (menyatukan keberlanjutan sebagai praktik kelompok) 6. Menegur temannya yang membuang sampah sembarangan

7. Bekerja sama membersihkan lingkungan kelas 8. Disiplin dalam melaksanakan piket kelas 9. Menata kelas dengan rapih

c.

Making the invisible visible (membuat yang tidak terlihat menjadi terlihat ) 10.Membuang sampah yang tersisa meskipun sampahnya

kecil

11.Memanfaatkan sampah menjadi lebih berguna

d.

Anticipating unitended consequences, (mengantisipasi konsekuensi yang tidak diinginkan 12.Dapat membedakan sampah organik dan anorganik

13.Menjaga kebersihan kelas

(28)

15.Menceritakan dampak yang merugikan ketika kita tidak memelihara lingkungan

Jumlah Nilai

Keterangan :

Nilai = x 1

Kriteria Skor

Baik (B) 3

Cukup (C) 2

Kurang (K) 1

Jumlah

(29)

51

Tabel 3.7

Pedoman Wawancara Guru

Responden :

Tempat :

Waktu :

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana Pembelajaran IPS menurut Pandangan Ibu ? 2 Bagimana persiapan yang dilakukan ibu ketika akan mengajar ?

3 Apakah ibu selalu mengaitkan pembelajaran IPS dengan kehidupan sehari – hari siswa? 4 Apakah ibu selalu mengingatkan

siswa untuk membersihkan kelas 5 Menurut ibu apa hubungan

Pembelajaran IPS dengan Lingkungan

6 Apakah ibu selalu mengaitkan Pembelajaran IPS dengan Lingkungan ?

7 Metode apa yang sering ibu gunakan dalam pembelajaran IPS

8 Apakah metode yang ibu gunakan mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif ? 9 Apakah setiap ibu menggunakan

media, siswa selalu fokus? 10 Apakah ibu sering menggunakan

(30)
[image:30.595.79.551.213.565.2]

Tabel 3.8

Pedoman Wawancara Siswa Pra Penelitian

Nara Sumber :

Kelas :

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? 2. Apakah pelajaran IPS banyak berhubungan

dengan Lingkungan?

3. Apakah kamu betah berada di sekolah yang banyak tanaman dan bersih ?

4. Apakah kamu selalu membuang sampah sembarangan di sekolah?

5. Apakah membuang sampah harus selalu di ingatkan ?

6. Kenapa kita harus membuang sampah dengan membedakan sampah organik dan anorganik?

7. Apakah kamu tahu peduli lingkungan itu seperti apa?

8. Apakah kamu tahu tentang Ecoliteracy? 9. Apakah media yang digunakan guru saat

pembelajaran sudah bagus?

10. Apakah kamu senang atau bosen dengan

media pembelajaran guru yang

menampilkan slideshow? 11. Apakah kamu suka gambar ?

(31)
[image:31.595.78.548.144.463.2]

53

Tabel 3.9

Pedoman Wawancara Setelah Penelitian

Nara Sumber :

Kelas :

No Pertanyaan Jawaban

1. Setelah belajar dengan ibu, apakah kamu menyukai pelajaran IPS ?

2. Setelah mengetahui ecoliteracy apakah

kamu tetap membuang sampah

sembarangan di sekolah?

3. Apakah sekarang membuang sampah harus selalu di ingatkan ?

4. Apakah sudah tahu kenapa kita harus membuang sampah dengan membedakan sampah organik dan anorganik?

5. Apakah kamu sudah tau peduli lingkungan itu seperti apa?

6. Bagaimana pendapatmu tentang

Ecoliterasi?

7. Apakah kamu senang dengan media pembelajaran guru tampilkan

8. Apakah kamu menyukai Teknik

(32)
[image:32.595.109.516.155.729.2]

Tabel 3.10

FORMAT CATATAN LAPANGAN Siklus ...

Waktu dan Tanggal Kegiatan Penelitian

Gambar

Gambar 1.2
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Rata-rata (Presentase)
gambar yang dengan baik digunakan pada
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Hasil Evaluasi Kelompok Kerja ULP, dimana Perusahaan /Konsultan saudara akan diusulkan dalam daftar pendek (short list), maka bersama ini kami mengundang Saudara

Berdasarkan uraian di atas, untuk membuktikan daun sirsak dapat mengatasi efek samping gentamisin maka diperlukan pengujian efek ekstrak daun sirsak terhadap kadar kreatinin dan

Bagaiman mungkin orang yang dihatinya terdapat cinta Tuhan seberat separuh biji atom, bias mendengar ucapan

Tanah kelebihan maksimum dan guntai (absentee) obyek redistribusi landreform yang akan diberikan ganti kerugian adalah tanah kelebihan dari batas maksimum dan atau tanah

Proses pirolisis sangat banyak digunakan di industri kimia, misalnya, untuk menghasilkan arang, karbon aktif, metanol, dan bahan kimia lainnya dari kayu, untuk

Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi pihak pengelola Dinas Kehutanan Kabupaten Tapanuli Utara dalam memelihara vegetasi hutan yang berfungsi sebagai

To find out about the students interest in reading novel, the writer analyze the Sixth Semester Students as sample, in this step the research is trying to find out about the

kimia dalam sehari-hari 32 Mendeskripsikan konfigurasi elektron 35-40 Menjelaskan Anatomi salah satu organ. tumbuhan dan fungsi 1 essai Menjelaskan gerak tumbuhan 2 essai