• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Hasil Belajar Melalui Metode Pembelajaran Group Investigation (PTK pada Siswa Kelas X Multimedia B SMK Negeri 9 Surakart

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Hasil Belajar Melalui Metode Pembelajaran Group Investigation (PTK pada Siswa Kelas X Multimedia B SMK Negeri 9 Surakart"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

( PTK pada Siswa Kelas X Multimedia B SMK Negeri 9 Surakarta Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 )

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

ARDHA WAHYU PANGESTIKA A 410 110 219

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

( PTK pada Siswa Kelas X Multimedia B SMK Negeri 9 Surakarta

Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 )

Ardha Wahyu Pangestika1) , Budi Murtiyasa2)

1

Mahasiswa Pendidkan Matematika, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Email: ardha.tika21@yahoo.co.id

2

Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Email: bdmurtiyasa@yahoo.com

ABSTRACT

Research purposes to improve the ability of reasoning and learning outcomes of students in solving mathematical problems through learning methods Group Investigation for class X Multimedia B SMK Negeri 9 Surakarta. his research is a class act that consisted of 3 cycles. Data collection methods used, namely, observation, field notes, and documentation. The results showed an increase in the ability of reasoning and student learning outcomes that can be seen from the indicators - indicators include: 1) Students submit ideas in the form of a mathematical sentence before the action of 0%, in the first cycle reached 9.68%, while the second cycle reaches 24.14 %, and after the third cycle the action of 40%, 2) students using the formula correctly before actions 29.03%, in the first cycle reaches 48.39%, while the second cycle reaches 65.52%, and after the third cycle the action of 80%, 3) The ability of the students perform arithmetic operations correctly before actions 29.03%, in the first cycle reaches 35.48%, while the second cycle reaches 58.62%, and after the third act cycle to 70%, 4) Value of students above the KKM ≥ 67 before action is 32.26%, in the first cycle reaches 64.52%, while the second cycle reaches 72.41%, and after the third cycle actions 83.33%. It can be concluded that the application of learning methods Group Investigation can improve reasoning skills and student learning outcomes.

(5)

ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk mengkaji peningkatan kemampuan penalaran dan hasil belajar siswa melalui metode pembelajaran Group Investigation bagi siswa kelas X Multimedia B SMK Negeri 9 Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu, metode observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan penalaran dan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari meningkatnya indikator – indikator meliputi: 1) Siswa dalam mengajukan dugaan dan ide dalam bentuk kalimat matematika sebelum tindakan 0%, pada siklus I mencapai 9,68%, sedangkan siklus II mencapai 24,14%, dan setelah dilakukan tindakan siklus III menjadi 40%, 2) Siswa dalam menggunakan rumus secara tepat dalam menyelesaikan soal sebelum tindakan 29,03%, pada siklus I mencapai 48,39%, sedangkan siklus II mencapai 65,52%, dan setelah dilakukan tindakan siklus III menjadi 80%, 3) Kemampuan Siswa melakukan operasi hitung dengan benar sebelum tindakan 29,03%, pada siklus I mencapai 35,48%, sedangkan siklus II mencapai 58,62%, dan setelah

dilakukan tindakan siklus III menjadi 70%, 4) Nilai siswa diatas KKM yaitu ≥ 67

sebelum tindakan 32,26%, pada siklus I mencapai 64,52%, sedangkan siklus II mencapai 72,41%, dan setelah dilakukan tindakan siklus III menjadi 83,33%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan penalaran dan hasil belajar siswa.

Kata kunci: grup investigasi, hasil belajar, kemampuan penalaran

PENDAHULUAN

Matematika merupakan ilmu mandiri, karena tanpa bantuan ilmu lain

matematika dapat tumbuh dan berkembang untuk ilmunya sendiri

(Anitah,dkk.2008:7.27). Hal itu, karena matematika sebagai obyek pembelajaran

yang berperan sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi,berfikir secara kritis, logis dan ilmiah. Penalaran, suatu proses berfikir

dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang logis dan analitik

(Suhardan, 2009:3).

Dalam penelitian Bergqvist, dkk. (2006) mengemukakan bahwa penalaran

pada siswa menengah atas didominasi penalaran algoritmik, dimana siswa

mencoba mengingat algoritma yang sesuai, kadang-kadang dengan cara acak, dan

penalaran diuji cobakan. Hasil analisis menunjukkan keberhasilan siswa diukur

dari algoritma yang dipilih siswa dalam menyelesaikan tugas dan siswa

(6)

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut

Dalyono (Sanjaya, 2010:120) faktor- faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil

belajar yaitu faktor internal dan eksternal.

Rendahnya kemampuan penalaran dan hasil belajar pada siswa diduga

disebabkan banyak yang menganggap matematika sulit dipelajari dan matematika

merupakan momok yang menakutkan.Pembelajaran yang digunakan guru belum

memotivasi siswa untuk mengemukakan ide dan pendapat mereka, dan bahkan

para siswa masih enggan untuk bertanya pada guru jika mereka belum paham

terhadap materi yang disajikan guru, sehingga kemampuan penalaran dan hasil

belajar siswa masih rendah. Berdasarkan akar penyebab masalah yang dominan

tersebut dapat diajukan alternatif tindakan dengan menggunakan metode Group

Investigation.

Menurut Sudrajat (2009) Group investigation (GI) merupakan salah satu

strategi pembelajaran kooperatif dimana siswa ditempatkan pada suatu kelompok

untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Mitchell, dkk. (2008: 388-395)

group investigation memiliki potensi untuk menjadi metode pembelajaran yang

baik, meskipun menimbulkan tantangan bagi guru pada struktur dan evaluasi.

Penelitian ini mengacu pada rumusan masalah, 1) Adakah peningkatan

kemampuan penalaran dalam memecahkan masalah matematika setelah dilakukan

pembelajaran dengan metode Group Investigation pada siswa kelas X MMB

semester genap SMK Negeri 9 Surakarta tahun Ajaran 2014/2015, 2) Adakah

peningkatan hasil belajar dalam memecahkan masalah matematika setelah

dilakukan pembelajaran dengan metode Group Investigation pada siswa kelas X

MMB semester genap SMK Negeri 9 Surakarta tahun Ajaran 2014/2015?

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk Untuk meningkatkan

kemampuan penalaran dan hasil belajar dalam memecahkan masalah matematika,

sedangkan tujuan khususnya untuk Untuk meningkatkan kemampuan penalaran

dan hasil belajar dalam memecahkan masalah matematika setelah diterapkan

metode pembelajaran Group Investigation pada siswa kelas X MMB Semester

(7)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang telah dilakukan adalah penelitian tindakan kelas.

Langkah-langkah penelitian ini terdiri dari (1) dialog awal, (2) perencanaan

tindakan, (3) pelaksanaan, (4) observasi, (5) refleksi, (6) evaluasi, dan (7)

penyimpulan. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 9 Surakarta . Pemilihan

tempat penelitian didasarkan pada sekolah ini merupakan tempat Program

Pengalaman Lapangan (PPL belum pernah dilakukan penelitian dengan judul

yang sama dengan peneliti.

Penelitan ini dilakukan pada 07 Februari 2015 sampai dengan 21 Februari

2015 dan kelas X Multimedia B sebagai subjek penerima tindakan dengan

jumlah siswa 31 orang. Sedangkan subjek pelaku tindakan adalah guru

matematika SMK Negeri 9 Surakarta. Metode yang digunakan untuk

pengumpulan data yaitu 1) observasi digunakan untuk mendapatkan gambaran

secara langsung pemahaman konsep matematika siswa, 2) catatan lapangan

digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul pada saat

proses pembelajaran matematika berlangsung, 3) dokumentasi meliputi RPP,

daftar nama siswa, lembar tanggapan guru setelah penelitian serta foto setiap

pelaksanaan tindakan, 4) tes digunakan untuk memperoleh data tentang sejauh

mana peningkatan hasil belajar yang mengacu pada indikator.

Teknik analisis data menggunakan proses analisis data, penyajian data,

dan verifikasi data. Pada proses analisis data peneliti mengumpulkan data

kemudian melakukan reduksi data meliputi memilih data berdasarkan relevansi,

menyusun data, penyederhanaan data dan transformasi data kasar dari hasil

catatan lapangan proses dilakukan di setiap tindakan pelaksanaan. Pada tahap

penyajian data, peneliti mengumpulkan informasi kemudian disusun dengan

runtut. Sedangkan verifikasi data dilakukan secara bertahap untuk memperoleh

(8)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai peningkatan kemampuan penalaran dan hasil belajar

matematika melalui metode pembelajaran Group Investigation yang dilakukan

peneliti dibatasi oleh beberapa indikator, diantaranya:

1. Siswa dalam mengajukan dugaan dan ide

Pada penelitian ini, siswa dalam mengajukan dugaan dan ide diukur dari

siswa saat siswa mengangkat tangannya. Siswa yang mampu mengungkapkan

gagasan matematis mereka menunjukkan kemampuan penalaran matematika

yang baik. Ali Mahmudi (2009:9) dalam penelitiannya mengungkapkan

bahwa dengan mengeksplorasi gagasan gagasan ide siswa dapat lebih

memahami konsep-konsep matematika.

2. Siswa menggunakan rumus secara tepat

Pada penelitian ini, siswa menggunakan rumus secara tepat dilihat dari

lembar kerja hasil diskusi siswa. Siswa yang mempunyai tingkat kemampuan

penalaran tinggi yaitu siswa yang mampu menyelesaikan soal dengan baik.

Menggunakan rumus secara tepat. Riani (2013) Siswa dalam mengerjakan

soal akan menemui kesulitan tertentu, terutama dalam penggunaan rumus.

3. Siswa melakukan operasi hitung dengan benar

Pada penelitian ini siswa melakukan operasi hitung dengan benar,

dilihat dari langkah – langkah siswa dalam menghitung soal pada lembar kerja diskusi. Aspek dalam penalaran salah satunya adalah melakukan operasi

hitung dengan benar. Widyayanti (2010) mengungkapkan siswa mampu

berfikir analitik yaitu, suatu kegiatan berfikir berdasarkan langkah-langkah

tertentu. Siswa mampu membuktikan suatu teorema tertentu serta mampu

menarik suatu kesimpulan.

4. Siswa dengan nilai ≥ 67

Pada penelitian ini, untuk mengukur indikator siswa dengan nilai ≥ 67 dilihat dari hasil post test yang dilakukan siswa di setiap akhir pembelajaran.

Dwi ana, dkk (2013) menyimpulkan bahwa kondisi peserta didik sangat

berpengaruh pada hasil belajar yang dicapainya. Misalnya, keadaan fisik,

(9)

berpengaruh. Kualitas proses belajar yang dilaksanakan oleh pengajar (guru)

juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Permasalahan yang diberikan oleh guru matematika adalah setelah guru

memberi gambaran umum materi, siswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok

berdasarkan kemampuan heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 6 sampai 7

siswa dimana siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan

kategori-kategori topik permasalahan. Pada Gambar 1 tampak bahwa siswa

bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka

pilih, guru memberi waktu peserta didik untuk belajar kelompok dan diskusi.

Gambar 1 siswa bergabung pada kelompok belajar

Siswa belajar dengan menggali informasi, bekerjasama dan berdiskusi,

kemudian siswa membagi tugas untuk memecahkan masalah topik tersebut. siswa

mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulkan terkait

dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki.

(10)

Gambar 2 tampak bahwa siswa sedang berusaha menyelesaikan soal

dengan anggota kelompok saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan

mempersatukan ide. Pada Gambar 3 tampak lembar kerja diskusi yang dikerjakan

siswa. Hasil diskusi yang dilakukan siswa, untuk mengukur kemampuan

penalaran siswa dalam indikator siswa menggunakan rumus secara tepat dan

siswa melakukan operasi hitung dengan benar.

Gambar 3.a Tampak hasil diskusi siswa yang menjawab dengan benar.

Siswa mengerjakan dengan konsep yang benar dan melakukan operasi hitung

dengan benar. Sehingga kemampuan penalaran dalam indikator terpenuhi.

Gambar 3.b Tampak bahwa siswa menggunakan rumus dengan benar

tetapi kesalahan siswa terletak pada operasi hitung yang masih salah yaitu –cosec 60�=−1

2 seharusnya –cosec=− 2

3 3. Dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa

kurang teliti dalam operasi hitung trigonometri. Sehingga dari Gambar 3, bisa

dilihat bahwa masih ada siswa belum memenuhi indikator kemampuan penalaran.

(11)

Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi, guru dan siswa

mengkolaborasi, mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan seperti

terlihat pada Gambar 4. Pada akhir proses pembelajaran guru bersama siswa

melakukan refleksi mengenai materi yang telah dipelajari.

Dari Gambar 5 tampak bahwa sebagai tahap evaluasi siswa sedang

melaksanakan Post test yang dikerjakan secara mandiri dimana hasilnya akan

dijadikan untuk mengukur sejauh mana materi tersebut dapat diterima setiap

siswa. Sebagai penutup, siswa kembali diminta menyimpulkan dari pembelajaran

yang telah dilakukan.

Gambar 5 siswa mengerjakan post test

Gambar 6 tampak soal post test yang dikerjakan siswa, Post test yang

dilaksanakan siswa untuk mengukur hasil belajar siswa dalam indikator nilai

siswa di atas KKM yaitu ≥ 67. Gambar 6.a Tampak hasil siswa yang mengerjakan dengan benar. Siswa juga mengerjakan dengan konsep yang benar dan melakukan

(12)

Gambar 6.b Tampak bahwa kesalahan siswa terletak pada perhitungan

��� 240� dimana hasilnya kurang tanda “-, maka mempengaruhi operasi hitung yang lain. Sehingga mendapat nilai kurang dari 67.

Data yang diperoleh peneliti mengenai kemampuan penalaran dan hasil

belajar matematika pada siswa kelas X Multimedia B SMK Negeri 9 Surakarta

dari sebelum adanya tindakan sampai dilakukan tindakan siklus III disajikan

dalam tabel 1.

Tabel 1 Data Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Hasil Belajar Matematika

Indikator Sebelum

tindakan Siklus I Siklus II

Siklus III mengajukan dugaan dan ide

dalam bentuk kalimat

matematika 0 siswa (0%) 3 siswa (9,68%) 7 siswa (24,14%) 12 siswa (40%)

menggunakan rumus secara

tepat dalam menyelesaikan

soal 9 siswa (29,03% 15 siswa (48,39%) 19 siswa (65,52%) 24 siswa (80%)

melakukan operasi hitung

dengan benar dan menarik

kesimpulan 9 siswa (29,03%) 11 siswa (35,48%) 17 siswa (58,62%) 21 siswa (70%)

nilai siswa diatas KKM yaitu

≥ 67 14 siswa (32,26%) 20 siswa (64,52%) 21 siswa

(72,41%) 25 siswa (83,33%)

Adapun grafik peningkatan kemampuan penalaran dan hasil belajar siswa

dari sebelum tindakan sampai sesudah tindakan siklus III dapat dilihat pada

(13)

Gambar 7 Grafik peningkatan pemampuan penalaran dan hasil belajar siswa kelas

X Multimedia B dengan strategi Group Investigation (GI).

Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian yang terdahulu yang

dilakukan oleh Bergqvist, dkk. (2006) mengemukakan bahwa penalaran pada

siswa menengah atas didominasi penalaran algoritmik, dimana siswa mencoba

mengingat algoritma yang sesuai, kadang-kadang dengan cara acak, dan penalaran

diuji cobakan. Mitchell, dkk. (2008: 388-395) group investigation memiliki

potensi untuk menjadi metode pembelajaran yang baik, meskipun menimbulkan

tantangan bagi guru pada struktur dan evaluasi. Group investigation juga

menawarkan kesempatan pada siswa untuk menunjukkan pengetahuan dan

pemahaman yang siswa miliki.

Ilyas, dkk. (2013) mengungkapkan bahwa kelompok perlakuan yang

diajarkan melalui pendekatan konstruktivis sosial unggul dalam mencapai hasil

belajar yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diajarkan

melalui pengajaran satu-cara tradisional.Selain itu, pendekatan konstruktivis

sosialmenghasilkan hasil belajar yang lebih baik, dan juga memberikan peluang

bagi siswa untuk berinteraksi dengan orang lain, berbagi ide.

Penelitian yang dilakukan Slamet dan Rokhani (2013), menyimpulkan

bahwa ada peningkatan penalaran dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

matematika melalui strategi pembelajaran problem solving. Hal itu dilihat melalui

meningkatnya aspek kemampuan berpikir logis , kemampuan berpikir kritis,

0% 9,68% 24,14% 40%

29,03% 48,39%

65,52% 80%

29,03% 35,48%

58,62% 70%

32,26%

64,52%

72,41%

83,33%

sblm tindakan siklus 1 siklus 2 siklus 3

mengajukan ide

menggunakan rumus secara tepat

operasi hitung dengan benar

(14)

kemampuan menarik kesimpulan, dan nilai hasil belajar siswa. Prihaswati (2014)

dalam penelitiannya menyatakan bahwa aktivitas peserta didik dalam

pembelajaran dengan metode Group Investigation berbasis kontekstual secara

nyata dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik dilihat dari pengaruh

aktivitas terhadap prestasi sebesar 61,8%.

Menurut Ngatini (2012) bahwa penggunaan alat peraga model grafik

fungsi dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari 84,72% angka menunjukkan

arti bahwa dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik

dikategorikan baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan sebanyak 3 siklus dalam

penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMK Negeri 9 Surakarta, maka dapat

disimpulan bahwa melalui siklus tindakan pembelajaran yang menerapkan metode

Group Investigation (GI) dapat meningkatkan kemampuan penalaran dan hasil

belajar siswa. Peningkatan yang terjadi dapat dilihat melalui indikator – indikatornya, yaitu: 1) siswa dalam mengajukan dugaan dan ide dalam bentuk

kalimat matematika sebelum dilakukan tindakan ada 0 siswa(0%), pada siklus I

ada 3 siswa(9,68%), pada siklus II ada 7 siswa(24,14%), dan pada siklus III ada

11 siswa(40%), 2) siswa dalam menggunakan rumus secara tepat dalam

menyelesaikan soal sebelum dilakukan tindakan ada 9 siswa(29,03%), pada siklus

I ada 15 siswa(48,39%), pada siklus II ada 19 siswa(65,52%), dan pada siklus III

ada 24 siswa(80%), 3) Kemapuan siswa melakukan operasi hitung dengan benar

dan menarik kesimpulan sebelum dilakukan tindakan ada 19 siswa(29,03%), pada

siklus I ada 11 siswa(35,48%), pada siklus II ada 17 siswa(58,62%), dan pada

siklus III ada 21 siswa(70%), 4) nilai siswa diatas KKM yaitu ≥ 67 sebelum dilakukan tindakan ada 14 siswa(32,26%), pada siklus I ada 20 siswa(64,52%),

pada siklus II ada 21 siswa(72,41%), dan pada siklus III ada 25 siswa(83,33%).

(15)

Anitah, dkk.2008. Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Anshari,Muhamad.2013.”Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation”. Di akses online pada http://muhammadanshari9.blogspot .com/2013/08/model-pembelajaran-kooperatif-tipe.html,17 November 2014.

Tomas Bergqvist, Johan Lithner, Lovisa Sumpter. 2006. “Upper Secondary Students’ Task Reasoning.” International Journal of Mathematical Education in Science and Technology 00(00):15–23.

Endah.2009.”Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw”. Jurnal Limit, 3(2) hal: 61-73.

Gunawan, Ridwan Panji.2013.”Kemampuan Penalaran Matematika Di akses

online pada

http://proposalmatematika23.blogspot.com/2013/05/kemampuan-penalaran-matematika.html, 17 November 2014.

Ilyas, Bhutto Muhammad, Corresponding Author, Khalid Jamil Rawat,

Muhammad Tariq Bhatti, and Najeeb Malik. 2013. “Effect of Teaching of

Algebra through Social Constructivist Approach on 7th Graders’ Learning

Outcomes in Sindh (Pakistan).” International Journal of Instruction 6(1).

Mitchell, Mg, H. Montgomery, M. Holder, and D. Stuart. 2008. “Group

Investigation as a Cooperative Learning Strategy: An Integrated Analysis of

the Literature.” Alberta Journal of Educational Research 54(4):388–95.

Nawi.2012. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Penalaran Formal Terhadap Hasil Belajar Matematika”. Jurnal Tabularasa PPS Unimed, 9(1) hal: 81-96.

Ngatini. 2012. “Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Tentang Fungsi Melalui Model Pembelajaran Numbered Heads Together Bagi Siswa

Smp.” jurnal manajemen pendidikan 7(2):151–59.

Prihaswati.2014. ”Keefektifan Buku Peserta Didik(BPD) dengan Metode Group Investigation Berbasis Kontekstual untuk Menunjang Pembelajaran

Matematika Materi Segitiga SMP”. Jaringan Kerja Pendamping Masyarakat, 1(1) hal: 47-53.

Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses

Gambar

Gambar 1 siswa bergabung pada kelompok belajar
Gambar 4 siswa mempresentasikan hasil diskusi
Gambar 5 siswa mengerjakan post test
Tabel 1 Data Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Hasil Belajar Matematika
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kantor Cabang Pembantu (DN) Syariah : 135 Sub Branches Offices. ATM/ADM Syariah

Hubungan saling tergantung antara dua sistem ekonomi atau lebih, dan hubungan antara sistem-sistem ekonomi ini dengan perdagangan dunia, menjadi hubungan

Dengan memanjatkan kehadirat Allah AWT, akhirnya mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Hutang Luar Negeri, Investasi Asing, Pengeluaran Pemerintah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tugas melalui blog terhadap prestasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran teknik elektronika

sedangkan pada JS tidak terlalu terlihat pengaruh dari parameter tersebut. Pada strategi kategori suportive move , hampir pada semua jenis

Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang tidak dapat dipisahkan dari.. kehidupan manusia sehari

commit to user ¨ ÜßÚÌßÎ ×Í× ØßÔßÓßÒ

2.1 Dana Penegmbanagn Sekolah dapat ditarik setelah anak dinyatakan diterima sebagai peserta didik baru, atas hasil musyawarah antara Komite Sekolah dan Wali Murid Rapat Pleno