commit to user
i
BUDIDAYA DAUN DEWA (Gynura procumbens Lour.) Merr. DAN KHASIATNYA SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DI PT. INDMIRA, KALIURANG, YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian
Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jurusan / Program Studi Agribisnis Minat Agrofarmaka
Disusun Oleh: FATMA KRISDIANTIN
H 3508002
PROGRAM DIPLOMA III
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Laporan Tugas Akhir dengan
Judul :
BUDIDAYA DAUN DEWA (Gynura procumbens Lour.) Merr. DAN KHASIATNYA SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DI PT. INDMIRA, KALIURANG, YOGYAKARTA
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
Fatma Krisdiantin H 3508002
Telah dipertahankan didepan dosen penguji pada tanggal : 26 Mei 2011
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Penguji
Ketua Anggota
Ir. Sri Nyoto, MS R. Kunto Adi, SP. MP
NIP. 195708031985031001 NIP.197310172003121002
Surakarta, Juni 2011
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Fakultas Pertanian
Dekan,
Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS
commit to user
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunia–Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
Dalam menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini tentunya tidaklah
lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Ir. Heru Irianto, MM selaku Ketua Program Studi DIII Agribisnis
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Ir. Panut Sahari MP selaku Ketua Minat Program DIII Agribisnis
Agrofarmaka.
5. Bapak Ir. Sri Nyoto, MS selaku Dosen Penguji I.
6. Bapak R. Kunto Adi, SP. MP selaku Dosen Penguji II.
7. Direktur PT. Indmira dan seluruh staf karyawan PT. Indmira yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dan telah membantu selama
berlangsungnya kegiatan magang.
8. Bapak, Ibu serta Adik yang ada di rumah, terima kasih atas semua doa,
kasih sayang dan dorongan semangat yang telah diberikan.
9. Teman – teman D III Agribisnis FP UNS semua khususnya anak-anak
semangat dan kasih sayangnya, serta selalu mendampingi disaat susah
maupun senang.
13. Serta seluruh pihak baik langsung maupun tak langsung yang telah banyak
commit to user
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya
laporan ini senantiasa kami harapkan. Harapan penulis, semoga laporan Tugas
Akhir ini dapat bemanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua
pada umumnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya
laporan ini.
Surakarta, Mei 2011
commit to user
D. Panen dan Pasca panen ... 10
1. Panen ... 10
a. Panen daun ... 10
b. Panen umbi ... 11
2. Pasca panen ... 11
E. Kandungan dan Kegunaan ... 12
1. Kandungan Kimia ... 12
2. Kegunaan Daun Dewa ... 12
F. Analisis Usaha Tani ... 13
III. TATALAKSANA KEGIATAN ... 16
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 16
B. Tata Pelaksanaan Kegiatan Magang ... 16
C. Sumber Data ... 17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18
A. Kondisi Umum Perusahaan ... 18
1. Profil Perusahaan ... 18
2. Lokasi Perusahaan... 22
B. Uraian Kegiatan Magang ... 23
C. Pembahasan ... 24
1. Budidaya ... 24
a. Pengolahan tanah ... 24
b. Penyiapan bahan tanam ... 25
c. Penanaman ... 26
d. Pemeliharaan tanaman ... 27
1) Pemupukan ... 27
2) Penyiraman... 29
3) Penyulaman ... 30
4) Penyiangan ... 30
commit to user
vii
2. Panen dan Pasca Panen ... 31
a. Panen ... 31
1) Panen daun ... 31
2) Panen umbi ... 32
b. Pasca panen ... 32
1) Pasca panen daun ... 32
2) Pasca panen umbi ... 34
3. Kandungan kimia dan kegunaannya ... 36
D. Analisis Usaha Tani Daun Dewa ... 38
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 44
A. Kesimpulan ... 44
B. Saran... 44
DAFTAR PUSTAKA
commit to user DAFTAR TABEL
Tabel 1. Biaya Tetap Budidaya Daun Dewa selama 1 Musim Tanam ... 39
Tabel 2. Biaya Variabel Budidaya Daun Dewa selama 1 Musim Tanam ... 40
commit to user
ix
DAFTAR GAMBAR
commit to user
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN INTERNET SPEEDY DI SURAKARTA
Diajukan guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh:
Eka Rahmawan F 0105053
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
iv
MOTTO
Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah, sesungguhnya Allah adalah Dzat yang maha melihat kepada hambanya.
(Al-Mu’min, 40 : 44)
Dan janganlah engkau berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada orang yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang yang
kafir. (Q.S. Yusuf : 87)
Pantang menyerah… Terus melangkah... Tetap semangat…
commit to user
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada:
Allah SWT
Semoga Engkau mengampuni dosaku.. Semoga karya ini bermanfaat..
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan kemudahan-Nya sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERMINTAAN INTERNET SPEEDY DI SURAKARTA”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan,
bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itulah penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. DR. Bambang Sutopo, M.Com Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Supriyono, M.Si selaku pembimbing skripsi atas saran dan
kesabarannya yang telah bersedia membimbing penulis.
3. Drs. Kresno Sarosa P., M.Si dan Izza Mafruhah, SE, M.Si selaku Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Lukman Hakim, SE, MSi selaku pembimbing akademik.
5. Bapak-Ibu dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
6. Bapak dan Ibu tersayang. Terima kasih atas segalanya, kalianlah yang
menjadikanku hingga saat ini.
commit to user
8. My Little Angel, Tyas,. Terima kasih telah banyak membantuku dan selalu
mendukungku walaupun karenamu membuat skripsi ini menjadi lebih lama
selesai. But, that’s fine, no problem. Hehe. .J
9. Cah manajemen. Terima kasih bantuannya.
10. Hanip, makasih pinjaman bukunya. Cah-cah seperjuangan, Sony, Arip
Gondrong, Anggit, semua aja yang belum ujian moga cepet nyusul. Agus,
taman seperjalanan, moga-moga kita cepet dapet kerjaan. Amiin. . .
11. Teman-teman di Ekonomi Pembangunan. Semuanya.
12. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi keutuhan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, Desember 2010
commit to user
viii DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TELAAH PUSTAKA A. Teori Konsumsi ... 8
B. Teori Elastisitas Permintaan ... 32
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Permintaan ... 38
D. Hasil Penelitian Terdahulu ... 42
commit to user
F. Hipotesis ... 44
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 46
B. Jenis dan Sumber Data ... 46
C. Metode Pengumpulan Data ... 47
D. Definisi Operasional Variabel ... 50
E. Metode Analisis Data ... 50
1. Model Regresi Linier Berganda ... 50
2. Uji Asumsi Klasik ... 52
a. Uji Multikolinearitas ... 52
b. Uji Heteroskedastisitas ... 52
c. Uji Autokorelasi ... 53
3. Uji Statistik ... 55
a. Uji t ... 55
b. Uji F ... 56
c. Koefisien Determinasi... 58
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 59
1. Aspek Geografis ... 59
2. Aspek Demografis ... 62
3. Aspek Sosial Ekonomi ... 63
commit to user
x
1. Sejarah Telekomunikasi Indonesia ... 66
2. Perubahan Status Perumtel Menjadi PT TELKOM ... 67
3. Sektor Idustri Jasa Telekomunikasi ... 68
4. Internet Speedy ... 69
C. Analisis Data dan Pembahasan ... 72
1. Deskripsi Sampel ... 72
2. Hasil Analisis ... 77
3. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi ... 87
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 92
B. Saran... 95
DAFTAR PUSTAKA
commit to user DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 ... 5
Tabel 1.2 ... 5
Tabel 2.1 ... 10
Tabel 4.1 ... 61
Tabel 4.2 ... 62
Tabel 4.3 ... 63
Tabel 4.4 ... 64
Tabel 4.5 ... 64
Tabel 4.6 ... 66
Table 4.7 ... 70
Tabel 4.8 ... 70
Tabel 4.9 ... 71
Tabel 4.10 ... 74
Tabel 4.11 ... 75
Tabel 4.12 ... 75
Tabel 4.13 ... 76
Tabel 4.14 ... 78
Tabel 4.15 ... 79
Tabel 4.16 ... 80
Tabel 4.17 ... 81
Tabel 4.18 ... 82
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 ... 12
Gambar 2.2 ... 14
Gambar 2.3 ... 17
Gambar 2.4 ... 21
Gambar 2.5 ... 24
Gambar 2.6 ... 25
Gambar 2.7 ... 26
Gambar 2.8 ... 28
Gambar 2.9 ... 29
Gambar 2.10 ... 31
Gambar 2.11 ... 32
Gambar 2.12 ... 37
Gambar 3.1 ... 54
Gambar 3.2 ... 56
Gambar 3.3 ... 57
Gambar 4.1 ... 60
Gambar 4.2 ... 83
Gambar 4.3 ... 84
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
Lampiran 2. Data Primer
Lampiran 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Lampiran 4. Hasil Analisis Regresi Log-Linier
Lampiran 5. Hasil Analisis Multikolinearitas
Lampiran 6. Hasil Analisis Heteroskedastisitas
commit to user
i ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN INTERNET SPEEDY DI SURAKARTA
Eka Rahmawan F0105053
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan pelanggan, jumlah anggota keluarga dan tarif Internet Speedy terhadap permintaan Internet Speedy di Surakarta. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh dari jawaban atas kuesioner yang diajukan kepada responden yaitu pelanggan Internet Speedy di wilayah Surakarta. Selain itu juga terdapat data sekunder yang berasal dari berbagai arsip dan publikasi dari PT TELKOM Surakarta, Badan Pusat Statistik BPS Kota Surakarta dan sumber-sumber lain yang mendukung dalam penelitian ini.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah jumlah anggota keluarga dan tarif Internet Speedy berpengaruh secara negatif terhadap permintaan Internet Speedy di Surakarta, sedangkan pendapatan pelanggan berpengaruh secara positif terhadap permintaan Internet Speedy di Surakarta. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis regresi linier berganda. Untuk kepentingan pengolahan data digunakan software SPSS 12.0.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, variabel jumlah anggota keluarga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan Internet Speedy. Tarif Internet Speedy berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan Internet Speedy. Sedangkan variabel pendapatan pelanggan berpengaruh positif terhadap permintaan Internet Speedy namun tidak signifikan pada tingkat 5%., tidak signifikannya pendapatan pelanggan dapat disebabkan karena alternatif pilihan akses Internet yang semakin beragam yang ditawarkan berbagai operator telepon.
Berdasarkan hasil analisis, maka disarankan kepada pihak PT TELKOM untuk mampu menjalankan fungsi sebagai “public service” dengan sebaik-baiknya, salah satunya dengan menurunkan tarif Internet Speedy karena penurunan tarif menyebabkan turunnya jumlah permintaan Internet Speedy, mengingat kebutuhan akan teknologi komunikasi semakin meningkat. PT. TELKOM juga harus memperhatikan daerah yang belum memiliki jaringan atau jaringan yang sudah penuh tapi masih banyak terdapat calon pelanggan. Bagi pelanggan diharapkan perlu adanya perencanaan agar pengeluaran untuk konsumsi Internet Speedy tidak berlebihan dan dapat digunakan untuk keperluan lain yang lebih penting.
commit to user I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini pengobatan secara alami menggunakan tanaman obat
sedang menjadi tren di tengah masyarakat kita. Namun awalnya penggunaaan
tanaman obat dianggap kuno dan tidak banyak memberikan hasil. Masyarakat
lebih percaya mengkonsumsi obat kimia dibandingkan tanaman obat. Hal ini
membuat potensi tanaman obat di Indonesia belum banyak termanfaatkan.
Padahal jika dilihat prospek ke depan saat ini membudidayakan tanaman obat
hingga memproduksi berbagai olahan produk seperti jamu, bahan makanan
hingga kosmetika tradisional sangat baik dan cukup menjanjikan.
Baru beberapa tahun belakangan ini, ada kecenderungan dunia untuk
kembali ke alam (back to nature) membuat masyarakat kembali kepada
tanaman obat. Hal itu dikarenakan beberapa kelemahan obat kimia antara lain
efek samping, resistensi obat yang tinggi, terakumulasi di tubuh dan harganya
pun mahal. Sehingga berbagai tanaman obat mulai di lirik kembali sebagai
pengobatan alternatif yang bisa diperoleh dari tanaman di sekeliling kita.
Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan
digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit.
Pengertian berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif yang berfungsi
mengobati penyakit tertentu atau jika tidak mengandung zat aktif tertentu tapi
mengandung efek resultan/sinergi dari berbagai zat yang berfungsi mengobati.
Dalam penggunaan tanaman obat bisa dengan cara diminum, ditempel, untuk
mencuci/mandi, dihirup, sehingga penggunaannya dapat memenuhi konsep
kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan.
Negara Indonesia berada didaerah tropis yang banyak keanekaragaman
tanaman. Berbagai macam tanaman dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan
maupun bahan obat. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan bahan obat yaitu
daun dewa (Gynura procumbens Lour.) Merr. Dalam pelaksanaan kegiatan
magang ini penulis melakukan pembudidayaan tanaman obat daun dewa dan
commit to user
Hal ini dapat dipertimbangkan karena tanaman daun dewa memiliki
kandungan minyak atsiri dan flavonoid yang berkhasiat untuk menyembuhkan
beberapa jenis penyakit dan juga banyak dibutuhkan sebagai bahan baku
dalam industri farmasi, dan kosmetik. Budidaya tanaman daun dewa ini
sangatlah mudah dan juga tidak memerlukan tempat yang luas.
Tanaman ini dapat digunakan dalam keadaan masih segar atau dalam
bentuk simplisia. Daun dewa cukup lama dikenal sebagai tanaman antikanker
dengan menghambat pertumbuhan sel kanker, yang diperoleh dari ekstraknya.
Manfaat daun dewa berasal dari daun dan umbinya. Daunnya berkhasiat untuk
mengobati luka terpukul, melancarkan sirkulasi darah, pembengkakan
payudara, melancarkan haid, dan dapat juga menurunkan kadar gula dalam
darah. Sementara umbinya berkhasiat untuk mengatasi bekuan darah
pembengkakan, pendarahan, tulang patah, dan lain-lain (Anonimb, 2008).
Dalam prakteknya, daun dewa belum banyak dibudidayakan secara
intensif sehingga pasokan di pasar tidak kontinu, bahkan untuk memenuhi
kebutuhan lokal masih belum tercukupi. Seperti banyaknya permintaan daun
dewa di PT. Indmira baik dari umbi dan daunnya yang digunakan untuk
penelitian ataupun untuk sekedar koleksi tanaman (dalam polybag) dan untuk
dikonsumsi (simplisia). Hal tersebut menunjukkan bahwa daun dewa sangat
dibutuhkan. Sebuah bisnis harus memperhatikan aspek keberlanjutan, kualitas
dan kuantitas, serta prospek ke depan (menguntungkan secara ekonomis). Jadi
memungkinkan bila kemudian daun dewa diusahakan lebih intensif dengan
pola agribisnis karena peluang yang ditawarkan begitu besar.
Dalam rangka melaksanakan budidaya daun dewa yang baik (Good
Agricultura Practice) memerlukan penanganan budidaya dan pasca panen
yang baik dan benar. Budidaya tanaman obat dilakukan untuk tujuan
melestarikan lingkungan hidup dan memenuhi bahan baku obat tradisional.
Dalam budidaya tanaman obat, setiap tahapan yang dilakukan mempunyai ciri
tersendiri dan memerlukan perhatian khusus. Penanganan pasca panenpun
commit to user
Magang di PT. Indmira tidak hanya untuk menerapkan semua teori
yang didapat selama perkuliahan ke praktek, tetapi juga untuk mengetahui
sistem budidaya tanaman obat, pasca panen hingga manfaat dari senyawa yang
dikandungnya. Selain itu juga dapat menganalisis nilai ekonomi produk
olahan yang dihasilkan. Faktor yang berperan dalam budidaya daun dewa ini
diantaranya pemilihan bahan tanam, media tanam, penanaman, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit serta pemanenan yang tepat. Maka dalam
pelaksanaan magang ini diharapkan lebih mengetahui dan memahami tentang
budidaya tanaman daun dewa dan pemanfaatannya sebagai obat tradisional.
B. Tujuan Magang 1. Tujuan Umum
Tujuan umum pelaksanaan magang di PT. Indmira ini antara lain : a. Agar penulis memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja secara
langsung, sehingga dapat memecahkan berbagai permasalahan dalam
bidang budidaya tanaman daun dewa.
b. Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan sehubungan antara teori
dan penerapannya, sehingga dapat menjadi bekal penulis terjun dalam
dunia kerja dalam hal budidaya tanaman daun dewa.
c. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang
pembudidayaan tanaman obat daun dewa dan pemanfaatannya sebagai
obat tradisional.
2. Tujuan Khusus
Sedangkan untuk tujuan khusus pelaksanaan magang di PT.
Indmira ini antara lain :
a. Melihat dan memahami secara langsung teknik pembudidayaan dan
pengembangan tanaman obat daun dewa (Gynura procumbens Lour.)
Merr. dilokasi magang.
b. Memperoleh ketrampilan dan pengalaman praktek kerja bidang
budidaya tanaman daun dewa di PT. Indmira, Kaliurang, Yogyakarta. c. Mengetahui secara langsung upaya dan pengembangan agribisnis
commit to user
II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam pertanian, budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan
sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil
manfaat/hasil panennya. Kegiatan budidaya dapat dianggap sebagai inti dari usaha
tani. Usaha budidaya tanaman mengandalkan pada penggunaan tanah atau media
lainnya di suatu lahan untuk membesarkan tanaman lalu memanen bagiannya yang
bernilai ekonomi. Bagian ini dapat berupa biji, buah/bulir, daun, bunga, batang, tunas,
serta semua bagian lain yang bernilai ekonomis. Kegiatan budidaya tanaman yang
dilakukan dengan media tanah dikenal pula sebagai bercocok tanam (Wikipedia,
2010).
Budidaya tanaman obat, termasuk daun dewa, dilakukan untuk tujuan
melestarikan lingkungan hidup dan memenuhi bahan baku obat tradisional. Dalam
budidaya tanaman obat, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Setiap tahap
mempunyai ciri tersendiri dan memerlukan perhatian khusus. Masalah penanganan
pasca panen juga ikut berperan dalam menentukan mutu atau kualitas bahan yang
dihasilkan (Anonima, 2009).
A. Deskripsi Tanaman Daun Dewa
1. Klasifikasi Tanaman
Klasifikasi Daun Dewa atau Gynura procumbens Lour.) Merr.:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledoneae (berkeping dua)
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae (Compositae)
Genus : Gynura
commit to user
Spesies : Gynura procumbens (Lour.) Merr. Sinonim Gynura
procumbens Merr., G. Sarmentosa BL.
(Priadi, 2008).
2. Morfologi Tanaman
Ciri morfologi tanaman daun dewa adalah batang pendek dan lunak,
tumbuh tegak dengan tinggi 30–45 cm, berbentuk segilima, penampang
lonjong, berambut halus dan berwarna ungu kehijauan. Daun berdaun tunggal,
tersebar mengelilingi batang, bertangkai pendek, berbentuk bulat lonjong,
berdaging, berbulu halus, ujung lancip, tepi bertoreh, pangkal meruncing,
pertulangan menyirip, berwarna hijau, panjang daun sekitar 20 cm dan lebar
10 cm. Bunga majemuk yang tumbuh di ujung batang, bentuk bongkol,
berbulu, kelopak hijau berbentuk cawan, benang sari kuning dan berbentuk
jarum. Biji berbentuk jarum, panjang sekitar 0,5 cm,berwarna cokelat. Akar
merupakan akar serabut, berwarna kuning muda membentuk umbi sebagai
tempat cadangan makanan (Anonima, 2008).
Kulit umbi berwarna keabu-abuan hampir seperti kentang, sedangkan
dagingnya berwarna bening sampai keruh. Umbi berukuran panjang sekitar
5-8 cm dengan penampang sekitar 3-5 cm. Seperti halnya tanaman lain yang
memiliki umbi, dari umbi tanaman daun dewa juga akan tumbuh tunas/anakan
yang dapat digunakan sebagai bibit. Perbanyakan tanaman daun dewa dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan setek batang, setek anakan yang
tumbuh di sekitar tanaman induk (batang utama), dan dengan menumbuhkan
umbi yang sudah bertunas atau memiliki calon mata tunas (Priadi, 2008).
B. Syarat Tumbuh Tanaman Daun Dewa
1. Lokasi Tumbuh
Daun dewa dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai
commit to user
daerah yang beriklim sedang sampai basah dengan curah hujan 1.500 -3.500
mm/tahun dengan tanah yang agak lembab-subur.
(Suharmiati, 2004).
Tanaman ini sangat ideal dibudidayakan di daerah dengan suhu udara
25-32o C. Kelembaban yang dibutuhkan 70-90% dengan penyinaran agak
tinggi (Winarto, 2003).
Di dataran tinggi, tanaman ini dapat mengeluarkan bunga yang
berwarna oranye, sedangkan di dataran rendah jarang berbunga. Di pulau
jawa, tanaman daun dewa banyak ditanam pada ketinggian antara 500-700 m
dpl (Priadi, 2008).
2. Keadaan Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki iklim sedang
sampai basah, dengan curah hujan antara 1.500-3.500 mm/tahun, dan dengan
kondisi tanah yang agak lembap sampai lembap serta subur. Tanaman ini
menyukai daerah yang tidak terlalu terbuka, paling tidak memiliki naungan
lebih kurang 25%, sehingga dapat ditumpangsarikan bersama tanaman lain
yang diperkirakan tidak mengganggu pertumbuhnnya. Namun, dari beberapa
penelitian, pada areal yang terbuka tanaman ini menunjukkan hasil yang baik.
3. Keadaan Tanah
Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok bagi
budidaya tanaman daun dewa. Namun, tanaman daun dewa idealnya ditanam
pada lahan yang gembur dan subur, banyak mengandung bahan organik
(humus), dan memiliki kondisi pH 6-7. Tanah yang cenderung liat sebaiknya
dihindari karena akan menghambat pertumbuhan tanaman dan umbi. Jenis
tanah regosol andosol sangat cocok untuk budidaya tanaman daun dewa.
Tanaman daun dewa memerlukan intensitas sinar matahari yang cukup,
demikian juga sirkulasi udara dan drainase harus baik. Terjadinya genangan
air (becek) harus dihindari karena akan menyebabkan gangguan pada proses
commit to user
tanah yang terlalu kering (kekurangan air), pertumbuhan tanaman akan
terhambat sehingga tanaman kerdil dan merana (Priadi, 2008).
C. Teknik Budidaya Tanaman Daun Dewa
1. Persiapan lahan
Tanaman daun dewa sangat peka terhadap genangan air. Bila lama
tergenang, akibatnya akan terjadi pembusukan pada akar dan umbi. Untuk
menghindari terjadinya genangan, sebaiknya dibuat bedengan
(Winarto, 2003).
Pengolahan tanah dalam usaha budidaya pertanian bertujuan untuk
menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisis, kemis,
maupun biologis, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan
baik. Pengolahan tanah terutama akan memperbaiki secara fisis, perbaikan
kemis dan biologis terjadi secara tidak langsung
(Anonima, 2010).
Pengolahan tanah sebagai setiap manipulasi mekanik terhadap tanah
diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan
tanaman. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat
pesemaian, tempat bertanam, menciptakan daerah perakaran yang baik,
membenamkan sisa tanaman, dan memberantas gulma. Mengolah tanah
adalah untuk menciptakan sifat olah yang baik, dan sifat ini mencerminkan
keadaan fisik tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman (Arsjad, 2000).
2. Persiapan bahan tanaman
Perbanyakan tanaman daun dewa dapat dilakukan dengan tiga cara,
yaitu setek batang, tunas akar (umbi), dan langsung menebarkan umbinya.
Bahan untuk bibit diambil dari tanaman yang memiliki pertumbuhan baik dan
subur, serta tidak terserang penyakit (Priadi, 2008).
Perbanyakan dengan stek batang biasanya kurang memuaskan.
commit to user
jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan tanaman hasil perbanyakan
mata tunas dari umbi (Anonima, 2011).
3. Penanaman
Penanaman yang paling cocok adalah pada saat akhir musim hujan,
terutama di daerah-daerah yang memiliki kelembapan tinggi dan air tanah
cukup memadai. Penanaman dilakukan dengan memilih bibit yang memiliki
pertumbuhan baik dari tempat persemaian, yaitu setelah berumur sekitar satu
bulan. Jika akan menggunakan umbi secara langsung, dipilih umbi yang
memiliki kenampakan baik dan segar. Bibit-bibit tersebut ditanam pada
lubang tanam yang telah disediakan. Setiap lubang tanam cukup ditanami
dengan satu batang setek atau umbi (Priadi, 2008).
Penanaman bibit daun dewa perlu juga memperhatikan saat waktu
penanaman, yakni pada pagi atau sore hari. Pada saat penanaman, bibit daun
dewa dibenamkan kira-kira sampai batas helai daun yang paling bawah.
Kedalaman tanam sekitar 6-8 cm. Lalu tutup dengan tanah sebelah kanan dan
kiri lubang tanam. Daun dewa yang ditanam terlalu dalam akan mengalami
pertumbuhan lambat dan hasil yang rendah. Namun, bila ditanam terlalu
dangkal akan berpengaruh pada batang yang mudah roboh (Winarto, 2003).
4. Pemeliharaan tanaman
a. Pemupukan
Pemupukan yang tepat akan meningkatkan jumlah daun, cabang,
dan bobot umbi. Sebagai pupuk dasar dapat digunakan pupuk kandang
atau pupuk kompos dengan dosis 0,3-0,5 kg/lubang tanam atau setara
dengan 15-12 ton/ha. Pupuk diberikan 3-7 hari sebelum penanaman,
diaduk dengan tanah di dalam lubang tanam. Pemupukan selanjutnya
dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk daun, terutaman bila
tanaman tampak kekurangan unsure hara. Dosis dan waktu pemberian
pupuk daun disesuaikan dengan rekomendasi dari jenis pupuk yang
commit to user
Pemupukan merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan
untuk memenuhi ketersediaan unsure hara tanah yang dibutuhkan
tanaman. Dengan adanya pemupukan, tanaman dapat tumbuh optimal dan
berproduksi maksimal. Prinsipnya, pemupukan harus dilakukan secara
tepat agar dapat memberikan produktivitas dan pertumbuhan yang
maksimal bagi tanaman (Purwa, 2010).
Hormon atau Zat Perangsang Tumbuh (ZPT), merupakan salah
satu faktor penting dalam pertumbuhan tanaman. Yang dimaksud dengan
ZPT adalah 2,4-D, 2,4-S-T, IBA, NAA dan lain lain. Penggunaan zat
pengatur tumbuh dengan konsentrasi rendah akan merangsang dan
menggiatkan pertumbuhan tanaman, dan sebaliknya bila digunakan dalam
jumlah besar/konsentrasi tinggi akan menghambat pertumbuhan bahkan
dapat mematikan tanaman (Anonimd, 2010).
b. Penyiraman
Tanaman yang kekurangan air penampilan daunnya kecil-kecil dan
tebal, sedangkan tanaman yang cukup air akan memiliki helaian daun
lebar dan panjang. Penyiraman dalam jumlah cukup harus dilakukan
secara rutin. Namun perlu dihindari genangan air yang cukup lama
disekitar tanaman karena tanaman tidak tahan terhadap genangan air.
Adanya genangan air akan menyebabkan umbi membusuk dan tanaman
akan layu dan mati.
c. Penyulaman
Penyulaman terhadap tanaman yang mati atau yang tidak baik
pertumbuhannya (abnormal) dapat dilakukan 7-10 hari detelah
penanaman. Penyulaman dilakukan dengan tanaman yang memiliki
pertumbuhan seragam dan baik. Penyulaman diusahakan agar tidak
terlambat karena akan berpengaruh pada keseragaman panen dan
commit to user d. Penyiangan
Perawatan yang paling penting pada tanaman daun dewa adalah
penyiangan atau pemberantasan rumput-rumput dan gulma. Penyiangan
harus dilakukan secara rutin dan dapat dilakukan secara manual yaitu
dengan menggunakan tangan (Suharmiati dan Maryani, 2003).
Penyiangan harus dilakukan secara rutin, yaitu dengan
memberantas rumput-rumput dan tanaman pengganggu. Tujuan
penyiangan adalah menghindari terjadinya persaingan zat-zat makanan
antara tanaman pokok dan tumbuhan yang tidak diinginkan (gulma).
Penyiangan juga bermanfaat untuk meningkatkan intensitas sinar matahari
yang masuk (Priadi, 2008).
e. Pengendalian hama penyakit
Perlindungan tanaman dilakukan terhadap kemungkinan adanya
gangguan hama dan penyakit yang menyerang tanaman daun dewa. Hama
yang sering ditemukan menyerang tanaman daun dewa adalah ulat jengkal
(Nyctemera coleta) dan kumbang Psylliodes sp. Ulat jengkal memakan
daun sampai habis hingga hanya tersisa tulang daun. Sementara, serangan
kumbang mengakibatkan daun-daun berlubang-lubang. Untuk mengurangi
serangan hama tersebut dilakukan pemangkasan daun-daun yang rusak,
berlubang-lubang, dan daun yang menyentuh tanah. Pemberantasan hama
dan penyakit sebaiknya tidak menggunakan pestisida sebab racun atau
residu pestisida dapat menempel atau tertinggal pada bagian-bagian
commit to user
D. Panen dan Pasca Panen
1. Panen
a. Panen daun
Panen daun pertama dilakukan setelah tanaman berumur sekitar
1-2 bulan setelah tanam. Panen selanjutnya dapat dilakukan secara rutin
setiap satu bulan. Panen dilakukan dengan cara memetik atau memangkas
daun-daun tua, sebanyak 4-6 helai ke arah pucuk, yaitu daun yang
berwarna hijau tua mengilap. Pada batang bekas pangkasan akan tumbuh
tunas-tunas baru yang dapat dipanen kembali secara bertahap. Setelah
dipanen, tanaman di pupuk kembali. Daun tanaman dewa ini dapat
digunakan dalam keadaan segar/kering.
b. Panen umbi
Panen umbi dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 4-5
bulan setelah tanam, yaitu setelah tanaman berbunga untuk yang kedua
kalinya. Pemanenan dapat dilakukan dengan mencabut atau membongkar
tanaman dengan menggunakan cangkul, namun harus dilakukan secara
hati-hati agar tidak melukai umbi. Luka pada umbi akan menurunkan
kualitasnya. Untuk mempermudah pemanenan sebaiknya tanah bedengan
disiram terlebih dahulu agar lunak/gembur (Priadi, 2008).
2. Pasca Panen
Pengelolaan pasca panen tanaman obat ditujukan untuk membuat
produk tanaman obat menjadi simplisia yang siap dikonsumsi oleh
masyarakat umum, industri obat ataupun untuk tujuan eksport. Kegiatan yang
meliputi prosesing/pengelolaan bahan sesaat setelah panen sampai tahap
penyimpanan dengan tujuan agar diperoleh simplisia yang berkualitas serta
tetap stabil selama penyimpanan. Pengelolaan pasca panen tersebut meliputi :
a. Pengumpulan bahan baku
b. Sortasi basah
commit to user d. Penirisan
e. Pengubahan bentuk
f. Pengeringan
g. Sortasi kering
h. Pengepakan dan penyimpanan
(Katno, 2004).
E. Kandungan dan Kegunaan
1. Kandungan Kimia
Berdasarkan hasil penelitian para ahli bahwa kandungan kimia yang
terdapat pada tanaman daun dewa diantaranya berupa senyawa flavanoid,
asam fenolat, asam klorogenat, asam kafeat, asam kumarat, asam
p-hidroksibenzoat dan asam vanilat. Kandungan dan manfaat senyawa
flavanoid, saponin, dan minyak atsiri diindikasikan dapat menurunkan
kolesterol darah. Minyak atsiri pada daun dewa diduga dapat merangsang
sirkulasi darah, juga bersifat analgetik dan anti inflamasi. Minyak atsiri dan
flavanoid juga bersifat sebagai antiseptic. Senyawa lain yang terdapat pada
daun dewa adalah alkaloid, tannin dan polifenol (Anonima, 2008).
2. Kegunaan Daun Dewa
Daun dewa (Gynura procumbens Lour. (Merr.)) merupakan tanaman
obat yang mempunyai beberapa khasiat penting, sehingga berpotensi untuk
dikembangkan. Kandungan tanaman ini antara lain minyak atsiri dan
flavonoid (Siswoyo et al. 1994). Bagian tanaman yang biasa digunakan untuk
bahan baku obat adalah daun dan umbinya. Manfaat yang penting pada saat
ini adalah sebagai obat antikanker, penurun panas, obat penyakit kulit, dan
penurun kadar gula dalam darah (Rostiana et al. 1991).
Daun dan umbi dari tanaman daun dewa bisa dipergunakan sebagai obat
antikoagulan (mengencerkan bekuan-bekuan darah), anti pembengkakan, luka
commit to user
darah, muntah darah, mimisan), mengurangi pembengkakan atau benjolan
pada payudara, serta sangat efektif untuk obat memperlancar haid. Tanaman
daun dewa juga memiliki rasa khas dan bersifat netral. Berdasarkan hasil
penelitian dan pengalaman empiris diketahui bahwa tumbuhan ini bersifat
antikoagulan, antikarsinogen, antimutagenitas dan diuretic (peluruh kencing).
Selain itu juga diketahui bahwa semua bagian tanaman ini dapat dipergunakan
untuk mengobati tumor payudara dan luka bakar (Anonima, 2008).
F. Analisis Usaha Tani
Menurut Supriono (2009) analisis usaha tani dilakukan untuk mengetahui
kelayakan usaha, beberapa hal yang dibahas dalam analisis ini adalah:
1. Biaya tetap
Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan atau aktifitas sampai dengan tingkatan
tertentu.
b. Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding
terbalik dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi volume
kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan
semakin tinggi biaya satuan.
2. Biaya variabel
Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional)
dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan
semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume
kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel.
b. Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan,
commit to user 3. Penerimaan
Menurut Soekartawi (1995 : 77), penerimaan adalah perkalian antara
produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya produksi
berhubungan negatif dengan harga artinya harga akan turun ketika produksi
berlebihan. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
TR = Q x Pq
Keterangan :
TR = Total penerimaan (Rp)
Q = Jumlah produk
Pq = Harga produk (Rp)
4. Keuntungan
Keuntungan adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan
dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya
disebut rugi. Keuntungan atau kerugian merupakan hasil dari perhitungan
berkala. Hal ini akan diketahui secara pasti saat perusahaan menghentikan
kegiatannya dan dilakukan likuidasi (Soemarso, 2005:230).
5. Perhitungan Break Even Point (BEP)
BEP (Q) = volume penjualan pada BEP dalam unit
FC = biaya tetap (Rp)
P = harga jual produk per unit (Rp)
VC = biaya variabel per unit (Rp)
P-VC = Contribution Margin
Break Even Point atas dasar unit menunjukkan unit penjualan yang
commit to user
margin/ marjin kontribusi menunjukkan hasil penjualan yang tersedia
untuk menutup semua biaya tetap.
b. Break Even Point (BEP) atas dasar penjualan dalam rupiah
BEP (QT) =
BEP (QT) = volume penjualan pada BEP dalam rupiah
FC = biaya tetap (Rp)
VC = biaya variabel (Rp)
S = volume penjualan x harga jual per unit (Rp)
1VCS = Contribution Margin Ratio/Rasio marjin kontribusi
Break Even Point atas dasar penjualan menunjukkan besarnya
penerimaan minimal yang harus dicapai dari hasil penjualan untuk
mencapai keadaan impas dan mampu menutup semua biaya. Rasio marjin
kontribusi merupakan rasio dari marjin kontribusi terhadap harga jual.
6. R/C Ratio
Menurut Anonimc (2010), R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan
ukuran perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional. R/C Ratio
dihitung untuk menentukan kelayakan suatu usaha. R/C Ratio lebih dari satu
maka usaha ini layak untuk dijalankan. Rumus R/C Ratio adalah total
digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usaha tani dilihat dari
keuntungan yang diperoleh yaitu dengan cara membandingkan antara
commit to user
maka usaha ini berarti untung dan layak untuk dijalankan. Rumus B/C Ratio
adalah keuntungan dibagi total biaya. Rumus B/C Ratio adalah :
B/C Ratio =
Produksi Biaya
Total
Keuntungan
8. Nilai efisiensi penggunaan modal ( ROI atau Return On Investment )
ROI dihitung untuk mengetahui keuntungan modal yang telah digunakan
yaitu :
ROI =
TC Modal
MP Keuntungan
commit to user
III. TATA LAKSANA KEGIATAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan Magang
Magang ini dilaksanakan pada Tanggal 16 Februari – 15 Maret 2011.
2. Tempat Pelaksanaan Magang
PT. Indmira Citra Tani Nusantara, Jl. Kaliurang KM 16,3 Yogyakarta.
B. Tata Pelaksanaan Kegiatan Magang
Adapun tehnik yang digunakan dalam pelaksanaan Magang ini yaitu :
1. Wawancara
Melakukan kegiatan tanya jawab secara langsung yang berhubungan
dengan kegiatan yang dipelajari kepada pembimbing lapangan atau pihak
yang terkait.
2. Observasi
Pengumpulan data baik data primer maupun sekunder dengan
pengamatan secara langsung di tempat kegiatan. Tujuan kegiatan ini adalah
untuk melengkapi data yang sudah diperoleh untuk digunakan sebagai
pelengkap atau lampiran dalam penyusunan laporan
3. Praktek Langsung
Melakukan praktek secara langsung di lapangan mengenai
pembudidayaan tanaman daun dewa (Gynura procumbens Lour.) Merr. mulai
dari persiapan lahan, pemilihan bibit, penanaman, perawatan, pemanenan dan
pasca panennya. Selain itu juga mengikuti kegiatan yang dilakukan di PT.
Indmira sehingga mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kegiatan yang
dilaksanakan dalam perusahaan.
4. Studi Pustaka
Mencari referensi sebagai data pelengkap dan pembanding serta
commit to user
pemanfaatannya sebagai obat tradisional pada tanaman daun dewa (Gynura
procumbens Lour.) Merr. Data tersebut berupa buku, arsip, jurnal, download
internet, dan lain sebagainya yang bersifat informatif dan relevan.
C. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh ada 2 yaitu sebagai berikut :
1. Sumber Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan wawancara
atau interview dengan pemilik atau karyawan yang bekerja di perusahaan
tersebut dan melakukan observasi lapangan.
2. Sumber Data Sekunder
Data yang diperoleh dengan mencari referensi di luar data primer
seperti buku literatur, internet, brosur dan lainnya guna melengkapi atau
commit to user
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Perusahaan 1. Profil Perusahaan
Indmira Citra Tani Nusantara merupakan perusahaan swasta yang
bergerak sejak tahun 1985 didirikan oleh Ir. Sumarno. Sebelumnya beliau
telah bekerja di bidang kontraktor, karena beliau merupakan lulusan
Teknik Sipil. Keprihatinan Ir. Sumarno terhadap dunia pertanian
diwujudkan di Perusahaan ini. Penyebab keprihatinan ini yaitu petani
menanam berbagai macam tanaman dengan pola tanam yang tidak sesuai,
misalnya dosis pupuk yang terlalu tinggi atau tidak seimbang
menyebabkan ekosistem menjadi rusak.
Awal berdirinya perusahaan ini, Ir. Sumarno mencoba menanam
tanaman buah – buahan yaitu jambu bangkok dan jeruk. Pada tahun 1987,
beliau sudah mampu merambah ke tanaman sayuran, dimana
menggunakan teknologi budidaya yang benar (bentuk vertikultur) sampai
kearah penjualannya. Serta mengarah ke uji coba pupuk organik yang
mampu menghasilkan pupuk mikro cair dan makro organik. Namun semua
usaha Ir. Sumarno belum juga mendapatkan hasil, karena belum juga
mendapatkan respon dari masyarakat. Hingga akhirnya pada tahun
1990-an sudah mampu diterima oleh masyarakat deng1990-an ad1990-anya penawar1990-an
pupuk.
Pada tanggal 30 Oktober 1996 resmi berdiri dalam bentuk CV.
Indmira Citra Tani Nusantara. Awal berdirinya perusahaan ini telah
bergelut di bidang Research and Development, sektor Perbaikan
Ekosistem, sub sektor dunia pertanian sesuai dengan asas Back to Nature.
Research and Development sektor perbaikan ekosistem meliputi,
perbaikan wadah (media tanam, tambak dan air) serta perbaikan isi
(tanaman, hewan dan manusia). Dan sekarang, CV. Indmira telah
commit to user
PT. Indmira memiliki visi dan misi, yaitu : 1. Visi :
Akibat pengembangan dan rekayasa kimia dasar dengan dosis
yang berlebihan selama 2 abad terakhir di muka bumi, ekosistem
menjadi rusak. Kerusakan ekosisitem juga melanda lahan pertanian,
sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas dan kuantitas
produk-produk pertanian.
Sadar akan hal tersebut maka 179 negara di bawah panji PBB
melakukan pertemuan di Rio de Janairo tahun 1992. produk dari
pertemuan tersebut adalah Agenda 21 dan salah satu klausulnya adalah
Kembali ke Alam (Back to Nature).
Dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab yang tinggi,
PT. Indmira ikut berpartisipasi mengatasi kerusakan ekosistem dengan
produk dan teknologi yang dihasilkan untuk dipersembahkan kepada
nusa dan bangsa. 2. Misi :
Realitas negara Indonesia adalah negara berbasis pertanian
(agraris). Akibat kerusakan lingkungan (ekosistem) dan IPTEK rendah,
Indonesia sebagai negara berkembang (dalam menangani dunia
pertanian) semakin terpuruk ke belakang diantara negara-negara lain.
Sebagai langkah nyata PT. Indmira sejak tahun 1985 melakukan
penelitian dan pengembangan (Research and Development) di bidang
pertanian sesuai dengan asas Back to Nature. Langkah ini
commit to user
Dalam menjalankan usaha, PT. Indmira dibantu oleh beberapa
tenaga kerja, dengan struktur organisasi sebagai berikut :
Gambar 4.1. Bagan Struktur Organisasi PT. Indmira
Sampai saat ini, PT. Indmira telah berhasil memproduksi pupuk
organik untuk berbagai jenis tanaman (hortikultura dan tahunan) dan
makanan tambahan (food suplement) baik untuk unggas maupun ternak
dengan jumlah tidak terbatas. Kapasitas pabrik terpasang cair sebanyak
commit to user
PT. Indmira telah melakukan 7 macam penelitian dan
pengembangan, yaitu sebagai berikut :
1. Perbaikan ekosistem di lahan tambak : penelitian dilakukan sejak
tahun 1999 berlokasi di Pekalongan Pantai Utara Pulau Jawa. Hasil
yang dicapai PT. Indmira yaitu :
a. Mampu memperbaiki kerusakan ekosistem lahan tambak sesuai
dengan asas Back to Nature.
b. Mampu melakukan budidaya sesuai aturan standar budidaya, yaitu
udang (panen usia 4 bulan, size 30 – 40 ekor/kg) serta Bandeng
(panen usia 5 bulan, size 5 – 10 ekor/kg).
2. Perbaikan ekosistem di lahan pasir (solusi pemberdayaan lahan pasir
pantai) : penelitian dilakukan sejak tahun 1999 berlokasi di lahan pasir
pantai Pandansimo, Pantai Selatan Pulau Jawa. Hasil yang telah
dicapai, yaitu :
a. Hortikultura : padi Rojolele (panen 6 – 8 ton/ha), kacang tanah
(panen 4 – 5 ton/ha), dan Bawang Merah (panen 10 – 15 ton/ha). b. Buah Tahunan : Kelengkeng, Sawo, Jeruk Lemon, Jeruk Sunkist
bisa tumbuh dengan baik dan mampu berbuah. c. Perkebunan : Jati, Kelapa Sawit, Kurma
d. Wind Barrier : Cemara Laut dan Akar Wangi.
4. Peningkatan produksi tanaman padi dari 6,2 ton/ha menjadi 7,5 ton/ha.
Kerjasama dengan Dinas Pertanian Bantul tahun 2003 untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah senilai 39 milyar rupiah.
5. Penelitian dan pengembangan lahan daratan dalam Program ASRI
commit to user
ton/ha), Padi Rojolele (panen 7 – 10 ton/GKP/ha), dan Jagung (panen
8 – 12 ton tongkol/ha).
6. Penelitian dan pengembangan tanaman obat Kembali ke Alam-Herbal
Organik.
7. Paket Teknologi dan Manajemen Hamemayu Hayuning Bawono :
diberikan kepada kelompok tani yang mempunyai visi dan misi
mengembangkan dunia pertanian di Indonesia pada umumnya dan
memperbaiki taraf hidup masyarakat petani Indonesia pada khususnya.
2. Lokasi Perusahaan
Lokasi kantor pusat PT. Indmira Citra Tani Nusantara berada di
daerah Kledokan Umbulmartani, Ngemplak Sleman. Kantor pusat ini
tempatnya juga sangat strategis yaitu berada di tepi jalan raya, tepatnya
jalan Kaliurang KM 16,3.
Kondisi lingkungan PT. Indmira adalah sebagai berikut :
Tinggi Tempat : 600 m dpl
Kecepatan Angin : 1,3 – 5,92 knots
Kelembaban Nisbi : 49,2 % - 95,1 %
Temperatur Udara : 21,5 º C – 33,8 º C
commit to user B. Uraian Kegiatan Magang
Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT. Indmira dalam kurun waktu
1 bulan. PT. Indmira adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang
penelitian dan pengembangan sektor perbaikan ekosistem, yang meliputi
konsultan, pupuk dan budidaya. Secara khusus kegiatan magang ini
dilaksanakan untuk mengetahui dan memahami secara langsung teknik
budidaya dan analisis usaha tanaman daun dewa di PT. Indmira Kaliurang,
Yogyakarta.
Kegiatan magang yang telah dilaksanakan selama satu bulan ini
diantaranya adalah pemilihan bahan tanam daun dewa baik dari stek batang,
stek akar, maupun dari umbi, penyiapan lahan dengan komposisi tanah:sekam
dengan perbandingan 3:1 (untuk media polybag), penanaman dalam media
polybag (berbagai macam ukuran) maupun pada bedengan. Selain itu juga
melakukan pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiraman, penyulaman,
sanitasi/penyiangan terhadap gulma, pemupukan, pengendalian terhadap hama
dan penyakit, panen (pemanenan daun dan umbi) dan perlakuan pasca panen
seperti sortasi, pencucian, perajangan terhadap umbi, pengeringan, dan
penyimpanan. Penggantian polybag juga dilakukan, jika ukuran tanaman
sudah tidak lagi sesuai dengan ukuran polybag, atau menggantinya jika
polybag rusak karena faktor luar.
PT. Indmira juga melakukan pemasaran daun dewa. Pemasaran
dilakukan dengan menyediakan kebun koleksi (Green House) untuk
memajang berbagai macam tanaman herbal yang dijual langsung ke konsumen
atau pengunjung kebun. Selain itu banyak permintaan daun dan umbi daun
dewa untuk bahan penelitian mahasiswa. Konsumen tetapnya adalah Resto
Amboja milik PT. Indmira untuk kebutuhan bahan masakan herbal di resto
tersebut. Tanaman daun dewa ini dijual dalam bentuk segar, yaitu dalam
polybag (polybag besar, sedang, atau kecil) untuk koleksi dirumah. Dan juga
dalam bentuk simplisia basah/segar yaitu berupa daun atau umbi. Namun jika
pembeli/pelanggan membutuhkan simplisia kering, maka PT.Indmira akan
commit to user C. Pembahasan
1. Budidaya
Dalam pembudidayaan tanaman obat daun dewa ini cukup mudah
dilakukan karena tanaman ini tidak memerlukan perawatan yang terlalu
rumit. Tanaman daun dewa ini dapat diperbanyak secara vegetatif yang
meliputi stek batang, stek akar, dan dengan umbinya. Meskipun mudah
ditanam, tetapi tetap harus memperhatikan dalam hal perawatannya,
seperti penyiraman, pemupukan, penyiangan gulma, dan pengendalian
terhadap hama dan penyakit. Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan
secara baik dan berurutan agar kualitas senyawa kandungan dalam daun
dewa ini juga mempunyai kualitas yang tinggi pula.
Adapun kegiatan-kegiatan dalam pembudidayaan tanaman obat
daun dewa yang dilakukan di PT. Indmira ini diantaranya:
a. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk menyediakan lahan agar siap
bagi kehidupan tanaman dengan meningkatkan kondisi fisik tanah.
Karena tanah merupakan faktor lingkungan yang mempunyai
hubungan timbal balik dengan tanaman yang tumbuh padanya.
Pelaksanaan pengolahan tanah pada prinsipnya adalah tindakan
pembalikan, pemotongan, penghancuran, dan perataan tanah. Struktur
tanah yang semula padat diubah menjadi gembur, sehingga sesuai bagi
pertumbuhan tunas dan perkembangan akar tanaman daun dewa.
Persiapan lahan yang akan digunakan sebagai lahan produksi
daun dewa di PT. Indmira ini dilakukan melalui pengolahan tanah
dengan kedalaman antara 30-40 cm. Mula-mula tanah dicangkul
hingga gembur. Lahan yang telah dicangkul dibersihkan dari
kayu-kayu atau bahan pengganggu lainnya, kemudian dibiarkan selama 7-10
hari. Lahan yang akan ditanami bisa disiapkan dengan membuat
bedengan-bedengan selebar 1-2 m dengan ketinggian 30-40 cm dan
commit to user
Pengolahan tanah perlu dilakukan karena tanah bukan hanya
sekedar tempat berdirinya tanaman, tetapi lebih merupakan sarana
penyedia nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Tanah yang baik adalah
tanah yang mampu menyediakan unsur-unsur hara secara lengkap.
Fungsi tanah juga tidak sekedar menyerap dan menyimpan air, tetapi
juga mendukung sirkulasi air dan udara di dalam tanah. Semakin
lembap tanahnya, semakin menipis pula udara yang terkandung di
dalam tanah. Akibatnya, pertumbuhan akar tanaman bisa terganggu.
Karena itu, struktur, derajat keasaman (pH), dan kandungan hara
sangat mempengaruhi tingkat kesuburan tanah.
Tanaman daun dewa idealnya ditanam pada lahan yang gembur
dan subur, banyak mengandung bahan organik (humus), dan memiliki
kondisi pH 6-7. Jenis tanah yang baik untuk budidaya daun dewa ini
adalah tanah regosol dan andosol. Tanah andosol adalah tanah yang
berasal dari abu gunung api dan terdapat di lereng-lereng gunung api.
Tanah ini berwarna hitam, memiliki penampang yang berkembang,
gembur kaya bahan organic, dan peka terhadap erosi. Di wilayah
Indonesia, jenis tanah ini banyak terpakai untuk tanaman perdagangan
karena kaya akan bahan organik, N dan K, tetapi miskin akan fosfor.
Tanah regosol adalah tanah berbutir kasar dan berasal dari material
gunung api. Tekstur tanah ini biasanya kasar, tanpa ada struktur tanah,
gembur dan keasaman tanah dengan pH sekitar 6-7 (Anonimc, 2011).
b. Penyiapan bahan tanam
Bahan untuk bibit diambil dari tanaman yang memiliki
pertumbuhan baik dan subur, serta tidak terserang penyakit. Beberapa
cara perbanyakan tanaman daun dewa yang dilakukan di PT Indmira
ini antara lain:
1) Perbanyakan dengan stek batang
a) Memilih batang tanaman yang tidak terlalu tua ataupun terlalu
commit to user
b) Batang tanaman dipotong dengan pisau atau gunting yang
tajam dan steril/bersih.
c) Pangkal stek dipotong dengan kemiringan 45o
agar daerah
tumbuh perakaran menjadi lebih luas. Daun yang terlalu dekat
dengan pangkal dibuang atau dipangkas.
2) Perbanyakan dengan tunas akar
a) Disiapkan lahan pembibitan (dapat berupa bedengan)
b) Tunas akar tanaman daun dewa memiliki kenampakan baik dan
masih segar, tidak terserang jamur, dan memiliki harapan
tumbuh tunas cukup banyak. c) Panjang tunas sekitar 1-2 cm.
d) Anakan/tunas yang tumbuh dicabut atau dipisahkan (dengan
ataupun tanpa akar) dengan menggunakan alat bantu berupa
pisau atau gunting. 3) Perbanyakan dengan umbi
a) Memilih umbi daun dewa yang memiliki kenampakan baik dan
masih segar, tidak terserang jamur, serta memiliki prospek
tunas cukup banyak.
b) Umbi dapat langsung ditanam di lahan produksi.
c) Setiap lubang tanam yang telah dibuat cukup ditanami satu
umbi daun dewa saja.
c. Penanaman
Penanaman daun dewa baik cara setek batang maupun tunas
akar, dapat ditanam langsung pada areal produksi (bedengan) atau
pada polybag dengan cara dibenamkan sepertiga bagiannya atau
sedalam 5 cm ke dalam media tanam. Untuk tunas akar, tunas yang
ditanam harus memiliki daun yang telah terbuka secara sempurna.
Sedangkan untuk umbi, dapat ditanam dengan kedalaman 3-4 cm.
Kemudian, tanah disekitar batang stek atau umbi dipadatkan. Setiap
lubang stek cukup ditanami dengan satu batang stek atau umbi. Bahan
commit to user
tanam yang digunakan di PT. Indmira ini adalah tanah:sekam dengan
perbandingan 3:1.
d. Pemeliharaan tanaman 1) Pemupukan
Tujuan pemupukan adalah meningkatkan pertumbuhan dan
mutu hasil tanaman. Pemupukan diberikan pada saat tanaman
menunjukkan sejumlah kebutuhan unsur hara agar diperoleh
keefisienan yang maksimal.
Sebagai pupuk dasar, di PT. Indmira ini menggunakan pupuk
makro NPK Phonska dengan perbandingan N:P2O5:K2O adalah
15:15:15. Pupuk NPK ini disebut sebagai unsur hara pokok, karena
mutlak dibutuhkan tanaman untuk tumbuh. Selain itu, untuk
menetralkan ukuran pH di tanah yang asam, di Indmira ini perlu
juga menggunakan kapur dolomit.
Cara pengaplikasiannya yaitu pupuk NPK Phonska dicampur
dengan dolomit, kemudian ditaburkan secara merata keseluruh
permukaan lahan. Agar pupuk dan tanah dapat tercampur sempurna
dan bereaksi dengan baik, permukaan tanah sebaiknya dicangkul
kembali secara merata setelah ditaburi pupuk. Kemudian baru
disiram dengan pupuk pembenah tanah SAN PT, yang selanjutnya
dapat dirapikan kembali bedengannya. SAN PT yaitu pupuk
organik produk olahan PT. Indmira yang berfungsi memperbaiki
kerusakan fisik dan kimia tanah. SAN PT berbentuk serbuk padat
berwarna cokelat muda. Pemberian secara teratur, mampu
memperbaiki dan menjaga kelestarian lingkungan hidup
(memperbaiki struktur tanah secara fisik dan kimia tanah). Untuk
dosisnya, pada luasan 1 hektar dibutuhkan NPK 98,58 kg, SAN ST
48,55 kg, dan Dolomit sebanyak 48,55 kg.
Selain pemupukan dasar, dalam budidaya daun dewa ini juga
memerlukan pemupukan susulan. Pupuk susulan diberikan setiap 2
commit to user
NPK dan POP (Pupuk Organik Padat) Kristal produk olahan dari
PT. Indmira. Untuk 1 hektarnya diperlukan POP Kristal sebanyak
34,78 kg dan NPK 58,85 kg. Sebelum diaplikasikan POP Kristal
dan NPK dicampur terlebih dahulu.
Cara aplikasi pupuk adalah dengan ditebarkan langsung ke
permukaan tanah (pupuk diberikan di dekat tanaman). Pemberian
pupuk sebaiknya dilakukan pada saat setelah penyiangan gulma.
Hal ini dikarenakan agar pupuk tidak terbuang percuma dan agar
pupuk dapat tertimbun di dalam tanah.
Pelaksanaan pengaplikasian pupuk sudah cukup tepat. Pada
saat pengaplikasian pupuk, pekerja menggunakan sarung tangan
sehingga lebih aman bagi kesehatan pekerja. Akan tetapi, pupuk
yang akan digunakan dicampur terlebih dahulu. Kekurangan pupuk
yang dicampur adalah apabila pencampuran tidak merata maka
tanaman tidak mendapatkan nutrisi sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Namun cara ini lebih mudah dan cepat untuk
diaplikasikan di lapangan.
Selain pengguanaan pupuk, untuk meningkatkan
pertumbuhan tanaman daun dewa perlu juga diberikan zat pengatur
tumbuh (ZPT) yaitu POC (Pupuk Organik Cair). POC yang
digunakan adalah SNN (Super Natural Nutrition) produk olahan
dari PT. Indmira. SNN merupakan pupuk organik cair hasil
ekstraksi bahan organik yang berasal dari limbah alam, limbah
tanaman, dan limbah ternak. SNN dapat digunakan pada tanaman
semusim, tahunan, perkebunan, tanaman hias, tambak, dan kolam
ikan. SNN mengandung unsur hara makro dan mikro, zat pengatur
tumbuh, dan asam-asam organik. SNN berbentuk cairan berwarna
cokelat muda, yang mampu memperbaiki kesuburan tanah
sehingga pemupukan menjadi lebih efektif dan lebih ekonomis,
serta aman bagi lingkungan. Dosis yang digunakan adalah 2
commit to user
Pengaplikasiannya yaitu dengan cara disemprot atau disiram ke
tanaman. ZPT SNN dapat diberikan ketika sudah tumbuh tiga daun
(2 minggu setelah tanam), dan selanjutnya dilakukan setiap 2
minggu sekali.
SNN 1 liter memiliki fungsi yang setara dengan 1 ton pupuk
kandang. SNN mengandung zat pengatur tumbuh (ZPT) indol
acetic acid (IAA) yang dapat memacu tanaman tumbuh lebih baik
dan berkualitas sehingga meningkatkan hasil. SNN bermanfaat
untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman dan
mempercepat pertumbuhan tanaman. Dengan aroma yang khas,
SNN mampu mengurangi serangan hama. 2) Penyiraman
Pengairan/penyiraman mengandung arti memanfaatkan dan
menambah sumber air dalam tingkat tersedia bagi kehidupan
tanaman. Apabila terdapat air berlebihan dalam tanah maka perlu
dilakukan pembuangan (drainase), agar tidak mengganggu
kehidupan tanaman. Pengairan pada tanaman daun dewa ini dapat
dilakukan dengan cara menyiram di atas tanah.
Penyiraman dilakukan jika kondisi tanah kering. Jika tanah
tidak kering atau masih lembab, penyiraman tidak perlu dilakukan
karena tanaman daun dewa tidak menyukai air yang banyak. Air
yang terlalu banyak (genangan) dapat menyebabkan gangguan
pada proses metabolisme (fisiologis) pertumbuhan tanaman daun
dewa. Gejala yang mudah diamati adalah daun akan berwarna
kuning, layu dan mati. Bila tanaman dicabut maka akan terlihat
bahwa umbi tanaman membusuk, berwarna kuning kecoklatan.
Sebaliknya, di tanah yang terlalu kering (kekurangan air),
pertumbuhan tanaman juga akan terganggu, yaitu tanaman menjadi
kerdil dan merana. Gejala yang tampak adalah daun berukuran
kecil-kecil, agak tebal, dan tumbuh tidak melebar tetapi mengatup
commit to user
Pada awal pertumbuhan, pengairan dilakukan 1-2 kali sehari,
atau disesuaikan dengan musim dan kelembaban tanah, sehingga
tanaman akan tumbuh dengan baik. Sebaiknya penyiraman
dilakukan pagi atau sore hari, dengan menggunakan gembor.
3) Penyulaman
Pada tanaman perkebunan, penyulaman adalah sesuatu yang
biasa dilakukan karena tanaman yang baru ditanam tidak semuanya
hidup. Gangguan hama dan penyakit dapat menyebabkan tanaman
daun dewa yang baru ditanam mati atau pertumbuhannya
abnormal. Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang
mati dan abnormal tersebut sehingga populasi tetap optimal dan
pertumbuhannya seragam.
Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang tidak
tumbuh atau mati. Penyulaman dilakukan saat umur tanaman daun
dewa mencapai 1-2 minggu, dan disulam dengan menggunakan
umbi maupun bahan tanam yang lain seperti stek batang
(tergantung bibit yang ada dilapangan). 4) Penyiangan
Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan
media di sekitar tanaman. Yang paling banyak mengganggu
pertumbuhan tanaman daun dewa adalah gulma. Pengendalian di
PT. Indmira ini dilakukan secara manual, yaitu dengan mencabuti
gulma dan disosrok dengan arit. Diusahakan agar gulma dapat
tercabut hingga ke akarnya sehingga gulma tidak dapat tumbuh
lagi. Penyiangan dilakukan jika disekitar tanaman sudah tumbuh
banyak gulma. Namun penyiangan yang dilakukan kurang efektif
karena gulma yang ada hanya disosrok sehingga terkadang akar
masih berada di dalam tanah. Akar gulma yang masih berada di
dalam tanah menyebabkan gulma dapat tumbuh lagi. Sebaiknya
commit to user
ke akar-akarnya. Dengan demikian, setelah dikendalikan gulma
tidak tumbuh kembali.
Tanaman daun dewa dapat mengeluarkan bunga. Adanya
bunga dapat menghambat pertumbuhan umbi. Dengan adanya
bunga yang tumbuh, maka pertumbuhan vegetatif tanaman
terhambat. Akibatnya proses fotosintesis terganggu dan proses
pembentukan cadangan makanan di umbipun juga terhambat. Agar
umbi dapat tumbuh maksimal maka di PT Indmira ini, bunga yang
tumbuh dipotong atau dipangkas. 5) Pengendalian hama penyakit
Di PT. Indmira, hama dan penyakit yang menyerang tanaman
daun dewa jarang dijumpai. Jumlah dari hama dan penyakit hanya
sedikit sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Hama
yang dijumpai menyerang adalah kumbang. Kumbang menyerang
daun. Serangan kumbang mengakibatkan daun berlubang-lubang.
Sedangkan penyakit yang menyerang adalah jamur. Hama dan
penyakit yang menyerang tanaman daun dewa tidak perlu
dikendalikan karena tidak menyebabkan kerugian yang besar.
Untuk pengendaliannya, di PT. Indmira ini tanaman daun dewa
diberi ZPT berupa SNN yang merupakan produk dari PT. Indmira.
Dengan aroma yang khas, SNN mampu mengurangi serangan
hama daun dewa. Dengan demikian hama tidak suka menyerang
tanaman daun dewa.
2. Panen dan Pasca Panen a. Panen
1) Panen daun
Di PT. Indmira ini, pemanenan daun dewa yang pertama
dapat dilakukan setelah tanaman berumur 1-2 bulan. Selanjutnya,
sampai pada umur 4 bulan pemanenan daun masih bisa dilakukan.
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik atau memangkas daun