• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TATA RUANG KANTOR TERHADAP STRESS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTAWENING KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TATA RUANG KANTOR TERHADAP STRESS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTAWENING KOTA BANDUNG."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TATA RUANG KANTOR TERHADAP STRESS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR

MINUM (PDAM) TIRTAWENING KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Ujian Sidang Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh:

GANJAR SEPTEHANDRIKA ANDRIAWAN NIM. 0800205

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH TATA RUANG KANTOR TERHADAP STRESS KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PRODUKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR

MINUM (PDAM) TIRTAWENING KOTA BANDUNG

Skripsi ini Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Dra. Hj. Nani Sutarni, M.Pd NIP. 196111081986012001

Pembimbing II

Adman, S.Pd.,M.Pd NIP.197404122001121002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI

(3)

BERITA ACARA

Skripsi ini telah diuji pada :

Hari/Tgl : Rabu, 26 Desember 2012

Waktu : 08.00-Selesai

Tempat : Gedung FPEB Lantai 3

Universitas Pendidikan Indonesia

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua : Dr. Rasto, M.Pd

NIP. 197207112001121001

2. Sekretaris : Drs. Budi Santoso, M.Si NIP. 196008261987031001

3. Penguji : 1. Drs. Endang Supardi, M.Si NIP. 195905081987031002

2. Dr. H. Suwatno, M.Si NIP. 196201271988031001

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Tata

Ruang Kantor Terhadap Stress Kerja Karyawan Pada Bagian Produksi Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung.” Ini beserta seluruh

isinya benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Bandung, Desember 2012

(5)

ABSTRAK

PENGARUH TATA RUANG KANTOR TERHADAP STRESS KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PRODUKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR

MINUM (PDAM) TIRTAWENING KOTA BANDUNG

Oleh:

Ganjar Septehandrika Andriawan 0800205

Skripsi ini dibimbing oleh:

Dra. Hj. Nani Sutarni, M.Pd. dan Adman, S.Pd., M.Pd .

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah tingkat stress kerja karyawan pada Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung yang ditandai dengan tidak tercapainya target produksi di bawah target produksi yang ditetapkan sehingga berpotensi menjadi penghambat bagi tercapainya tujuan perusahaan tersebut.

Penelitian ini dilakukan pada karyawan bagian produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tata ruang kantor, tingkat stress kerja karyawan, serta adakah pengaruh dari tata ruang kantor terhadap stress kerja karyawan Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung.

Penelitian ini menggunakan metode descriptif survey dan explanatory survey, teknik pengumpulan data dengan cara wawancara (interview), angket (kuisioner), observasi dan studi kepustakaan. Instrument yang digunakan adalah angket model skala likert yang dimodifikasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa regresi linier sederhana. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket yang diperoleh dari 35 orang karyawan sebagai populasi.

(6)

ABSTRACT

THE EFFECT OF OFFICE LAY OUT TO THE STRESS CONDITION OF EMPLOYEE IN THE REGIONAL WATER PRODUCTION COMPANY

(PDAM) TIRTAWENING CITY BANDUNG

by:

Ganjar Septehandrika Andriawan 0800205

This Thesis is guided by:

Dra. Hj. Nani Sutarni, M.Pd. and Adman, S.Pd., M.Pd

Issues that were examined in this study is the level of employee stress in the production department of the Regional Water Company (PDAM) Tirtawening Bandung which was characterized by the achievement of production targets that could potentially be a barrier to achieving the company's goals.

The research was conducted on the employees in the production department in Regional Water Company (PDAM) Tirtawening Bandung. This study aims to reveal the layout of office space, employee stress levels, and is there any influence from office layout to the employee stress level Regional Water Company (PDAM) Tirtawening Bandung.

This study uses descriptive and explanatory survey, data collection techniques by interview (interview), questionnaires (questionnaires), observations and literature study. Instrument used was a questionnaire modified Likert scale models. The data analysis technique used is simple linear regression analysis. Data was collected using questionnaires obtained from 35 employees as a population.

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 13

1.3 Tujuan Penelitian ... 15

1.4 Kegunaan Penelitan ... 16

BAB II KAJIAN TEORI ... 17

2.1 Landasan Teori ... 17

2.1.1 Konsep tata ruang kantor ... 17

2.1.2 Konsep Stress Kerja... 35

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Stress Kerja ... 36

2.1.4 Pengaruh Tata Ruang Kantor terhadap Stress Kerja Karyawan ... 46

2.2 Kajian Penelitian Terdahulu ... 48

2.3 Kerangka Pemikiran ... 49

(8)

BAB III DESAIN PENELITIAN... 59

3.1 Objek Penelitian ... 59

3.2 Metode Penelitian... 59

3.3 Operasional Variabel ... 60

3.3.1 Operasional Variabel Tata Ruang Kantor ... 61

3.3.2 Operasional Variabel Stress Kerja ... 66

3.4 Sumber Data ... 69

3.5 Populasi ... 69

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 71

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian... 73

3.7.1 Uji Validitas ... 73

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 75

3.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 78

3.8.1 Uji Normalitas ... 78

3.8.2 Uji Linieritas ... 80

3.8.3 Uji Homogenitas ... 82

3.9 Teknik Analisis Data ... 84

3.9.1 Teknik Analisis Data Deskriptif... 85

3.9.2 Teknik Analisis Data Inferensial ... 87

3.10 Pengujian Hipotesis ... 88

3.10.1 Merumuskan Hipotesis Statistik ... 88

3.10.2 Menghitung Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y... 90

(9)

4.1 Hasil Penelitian ... 92

4.1.1 Profil Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung ... 92

4.1.2 Karaktersitik Responden... 96

4.1.3 Deskripsi Variabel-Variabel Penelitian ... 102

4.1.4 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 116

4.1.5 Regresi Linier Sederhana... 119

4.1.6 Pengujian Hipotesis ... 121

4.2 Pembahasan Penelitian ... 126

4.2.1 Tata Ruang Kantor... 126

4.2.2 Stress Kerja Karyawan ... 127

4.2.3 Pengaruh Tata Ruang Kantor terhadap Stress Kerja Karyawan ... 128

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 130

5.1 Kesimpulan ... 130

5.2 Rekomendasi ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 133

Lampiran-Lampiran ... 135

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 136

Lampiran 2 Kuesioner ... 137

Lampiran 3 Uji Instrumen (Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas) ... 138

Lampiran 4 Data Hasil Penyebaran Angket ... 139

Lampiran 5 Skor Frekuensi ... 140

(10)

Lampiran 7 Uji Homogenitas Data ... 142

Lampiran 8 Data Interval (Msi) ... 143

Lampiran 9 Uji Regresi Linier Sederhana ... 144

Lampiran 10 Frekuensi Bimbingan ... 145

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Grafik Turnover Karyawan PDAM Tirtawening Kota Bandung ... 4

Gambar 1. 2 Grafik Produktivitas Kerja Karyawan PDAM Tirtawening Kota Bandung ... 7

Gambar 1. 3 Tata Ruang Kantor Di Bagian Produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung ... 9

Gambar 1. 4 Latar Belakang Permasalahan ... 11

Gambar 2. 1 Tata Ruang Kantor Berkamar ... 24

Gambar 2. 2 Tata Ruang Kantor Terbuka ... 25

Gambar 2. 3 Tata Ruang Kantor Berhias ... 26

Gambar 2. 4 Tata Ruang Kantor Gabungan ... 27

Gambar 2. 5 Perilaku Individu dalam Konteks Perilaku Organisasi ... 51

Gambar 2. 6 Model Stress ... 52

Gambar 2. 7 Model Kerangka Pemikiran Penelitian ... 57

Gambar 2. 8 Pola Pengaruh Variabel X dan Variabel Y... 58

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung ... 96

Gambar 4. 2 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 97

Gambar 4. 3 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Usia ... 98

Gambar 4. 4 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 99

Gambar 4. 5 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan .. 101

Gambar 4. 6 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan .. 102

(12)

Gambar 4. 8 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Perencanaan Ruangan ...

... 105

Gambar 4. 9 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Perlengkapan atau

Perabotan ... 107

Gambar 4. 10 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Tata Cahaya ... 108

Gambar 4. 11 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Warna ... 110

Gambar 4. 12 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pesan-pesan Grafis . 111

Gambar 4. 13 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Gejala Fisiologis .... 113

Gambar 4. 14 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Gejala Psikologis ... 114

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Data Ketidakhadiran Karyawan Bagian Produksi PDAM

Tirtawening Kota Bandung Periode Januari-Agustus 2011 ... 2

Tabel 1. 2 Data Turnover Karyawan PDAM Tirtawening Kota Bandung Tahun 2010-2011 ... 4

Tabel 1. 3 Data Produktivitas Kerja Karyawan PDAM Tirtawening Kota Bandung Periode Juli 2012 ... 6

Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian X (Tata Ruang Kantor) ... 63

Tabel 3. 2 Operasional Variabel Penelitian Y (Stress Kerja)... 67

Tabel 3. 3 Rekapitulasi Data Karyawan Bagian Prodksi PDAM Tirtawening Kota Bandung... 70

Tabel 3. 4 Kriteria Penilaian Angket untuk Variabel X & Y (Pengaruh Tata Ruang Kantor terhadap Stress Kerja Karyawan) ... 72

Tabel 3. 5 Contoh Format Perhitungan Uji Validitas ... 74

Tabel 3. 6 Contoh Format Tabel Perhitungan Korelasi ... 75

Tabel 3. 7 Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Reliabilitas... 77

Tabel 3. 8 Tabel Distribusi Pembantu untuk Uji Normalitas Data ... 79

Tabel 3. 9 Ringkasan Anova Variabel X dan Y untuk Uji Linieritas ... 82

Tabel 3. 10 Model Tabel Uji Barlett ... 83

Tabel 3. 11 Rekapitulasi Hasil Skoring Angket ... 85

Tabel 3. 12 Kriteria Penafsiran Deskripsi ... 86

Tabel 3. 13 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 90

Tabel 4. 1 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 97

(14)

Tabel 4. 3 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 99

Tabel 4. 4 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan . 100 Tabel 4. 5 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Status Kepegawaian . 101 Tabel 4. 6 Kriteria Analsis Data ... 102

Tabel 4. 7 Kecenderungan Jawaban Responden TerhadapIndikator Pertimbangan atau Perencanaan Spasial ... 103

Tabel 4. 8 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Perencanaan Ruangan ... 105

Tabel 4. 9 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Perlengkapan atau Perabotan ... 106

Tabel 4. 10 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Tata Cahaya ... 107

Tabel 4. 11 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Warna... 109

Tabel 4. 12 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Pesan-pesan Grafis ... 110

Tabel 4. 13 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Gejala Fisiologis ... 112

Tabel 4. 14 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Gejala Psikologis ... 113

Tabel 4. 15 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Gejala Perilaku ... 114

Tabel 4. 16 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data ... 118

Tabel 4. 17 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 125

(15)
(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Karyawan adalah aset utama organisasi yang menjadi pelaku aktif dari

setiap organisasi. Karyawan dalam sebuah perusahaan menduduki posisi yang

sangat penting, karena keberhasilan suatu perusahaan dalam mewujudkan

tujuannya sangat tergantung kepada kualitas sumber daya manusia yang

dimilikinya. Permasalahan yang menarik untuk dikaji dalam upaya meningkatkan

kualitas dan kinerja karyawan dalam suatu organisasi adalah stress kerja karyawan

di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota

Bandung.

Masalah stress merupakan salah satu masalah yang serius menimpa setiap

karyawan di tempat kerjanya. Banyak karyawan yang setiap tahunnya harus

mengambil cuti untuk meredakan konflik dan ketegangan dalam kehidupan

mereka. Stress merupakan penyakit yang menjadi sumber pemborosan waktu

yang paling besar. Stress bagi karyawan dapat merupakan tantangan, rangsangan,

namun bisa pula berarti kekhawatiran, konflik, ketegangan dan ketakutan

tergantung bagaimana kita memandangnya.

Para ahli mengatakan bahwa stress dapat timbul sebagai akibat tekanan

atau ketegangan yang bersumber dari ketidakselarasan antara seseorang dengan

lingkungannya. Apabila sarana dan tuntutan tugas tidak selaras dengan kebutuhan

dan kemampuan seseorang, ia akan mengalami stress. Biasanya stress semakin

(17)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan melalui sebuah

observasi ke objek penelitian serta wawancara secara langsung dengan salah satu

karyawan bagian produksi. Menurut salah satu karyawan Bagian Produksi PDAM

Tirtawening Kota Bandung, mengungkapkan bahwa stress kerja sering dialami

oleh karyawan dimanapun mereka bekerja, termasuk di PDAM Tirtawening Kota

Bandung. karyawan sering mengalami stress kerja, yaitu karena tuntutan peran

dalam bekerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang kurang nyaman. Hal ini

membuktikan bahwa stress kerja lazim terjadi dan di alami oleh para karyawan di

bagian produksi di PDAM TIrtawening Kota Bandung.

Selain itu juga, dari hasil studi pendahuluan ditemukan data sebagai

berikut:

Tabel 1. 1

Data Ketidakhadiran Karyawan Bagian Produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung Periode Januari-Agustus 2011

No Bulan ketidakhadiran Rata-Rata

Ketidakhadiran

I S C Total

1 Januari 3 0 0 3 14%

2 Februari 1 9 0 10 48%

3 Maret 1 10 0 11 52%

4 April 0 1 0 1 5%

5 Mei 1 0 0 1 5%

6 Juni 0 1 0 1 5%

7 Juli 3 1 0 4 19%

8 Agustus 0 2 2 4 19%

Sumber: Unit Pengamanan PDAM Tirtawening Kota Bandung

Berdasarkan presentase ketidakhadiran tersebut, terlihat jelas bahwa setiap

bulannya ada saja karyawan yang tidak masuk kerja, baik itu karena ijin, sakit

ataupun cuti. Beranjak dari data tersebut, penulis mencoba mengindikasikan

penyebab ketidakhadiran karyawan dalam bekerja adalah karena faktor stress

(18)

karyawan bagian produksi, bahwa stress kerja sering dialami oleh karyawan

bagian produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung. Pendapat di atas yang

menjadi dasar pertimbangan bagi penulis, bahwa ketidakhadiran karyawan selama

ini dalam bekerja salah satunya disebabkan oleh faktor stress kerja yang dialami

oleh karyawan bagian produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung.

Fenomena stress kerja yang terjadi di PDAM Tirtawening Kota Bandung

juga bisa kita amati dari faktor ketidak puasan karyawan dalam bekerja. Ketidak

puasan pegawai bisa kita amati salah satu nya yaitu dari data tingginya keluar

masuk karyawan (turnover). Berdasarkan data dari Divisi Hukum dan SDM

selama dua tahun terakhir, kita dapat melihat tingkat kenaikan turnover yang

cukup tinggi pada Perusahaan Daerah air Minum (PDAM) Tirtawening Kota

(19)

Tabel 1. 2

Data Turnover Karyawan PDAM Tirtawening Kota Bandung Tahun 2010-2011

No Bagian/Unit Kerja

Turnover

Grafik Turnover Karyawan PDAM Tirtawening Kota Bandung

(20)

Data turnover karyawan selama dua tahun pada Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung, dapat kita lihat dan ketahui bahwa

pada tahun 2010, PDAM tidak menerima karyawan yang masuk untuk bekerja,

hal ini dibuktikan dengan presentasi 0%, namun berbeda dengan jumlah karyawan

yang keluar yaitu 30 orang atau sebanyak 4%, kemudian pada tahun 2011, PDAM

pun tidak menerima karyawan yang masuk untuk bekerja, dengan presentase 0%,

namun terjadi kenaikan yang cukup tinggi pada jumlah karyawan yang keluar dari

tahun sebelumnya yaitu mencapai 48 orang atau sebanyak 7%. Berdasarkan data

di atas kenaikan jumlah karyawan yang keluar dari tahun 2010-2011 terjadi

lonjakan sebesar 3%, hal tersebut menunjukan bahwa tingkat turnover pada

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung cukup tinggi.

Menyoroti tingkat turnover pada Bagian Produksi PDAM Tirtawening Kota

Bandung selama tahun 2010-2011, karyawan yang masuk selama 2 tahun terakhir

adalah 0 orang, sedangkan karyawan yang keluar adalah sebanyak 6 orang.

Kondisi ini menunjukan bahwa lebih banyaknya karyawan yang keluar dari pada

yang masuk di Bagian Produksi diduga disebabkan karena ketidakpuasan yang di

alami karyawan dalam bekerja. Ketidakpuasan yang dialami oleh karyawan

disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu dari faktor lingkungan.

Faktor lingkungan ini diduga oleh penulis sebagai faktor yang menimbulkan

ketidakpuasan karyawan, dimana dalam faktor lingkungan ini salah satunya yaitu

dari tata ruang kantor yang kurang memberikan kenyamanan pada karyawan

dalam bekerja sehingga menyebabkan timbulnya rasa ketidakpuasan bagi

karyawan dalam bekerja. Ketidakpuasan yang terjadi diindikasikan sebagai akibat

(21)

dalam bekerja merupakan salah satu gejala psikologis yang timbul akibat dari

stress kerja yang dialami karyawan dalam bekerja.

Selain itu untuk mengetahui stress kerja yang dialami oleh karyawan, kita

juga bisa mengamati dari tingkat produktivitas kerja karyawan. Berdasarkan data

dari Bagian Produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung, diperoleh data

produktivitas selama periode juli 2012 yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. 3

Data Produktivitas Kerja Karyawan PDAM Tirtawening Kota Bandung Periode Juli 2012

NO Tanggal Produksi Air Layak Konsumsi

1 1 Juli 2012 153212 (1773,28 L/Det)

(22)

Gambar 1. 2

Grafik Produktivitas Kerja Karyawan PDAM Tirtawening Kota Bandung

Kita dapat mengamati dari data tersebut, bahwa selama periode juli 2012

sering kali terjadi penurunan produktivitas. Kondisi tersebut diduga karena

terjadinya penurunan kinerja karyawan sehingga mengakibatkan produktivitas

kerja menjadi menurun. Penurunan produktivitas dan kinerja karyawan

diindikasikan sebagai akibat dari stress kerja yang dialami karyawan dalam

bekerja. Penurunan produktivitas dan kinerja karyawan merupakan salah satu

bagian dari gejala perilaku yang bisa muncul akibat terjadinya stress kerja yang

dialami karyawan ketika bekerja. Ketiga data yang sudah di ungkapkan di atas

sudah cukup membuktikan bahwa stress kerja memang terjadi dan di alami oleh

karyawan Bagian Produksi Tirtawening Kota Bandung.

Salah satu faktor yang menimbulkan stress adalah lingkungan kerja, yaitu

tata ruang kantor yang kurang baik. Penataan tata ruang kantor yang kurang tertata

dengan baik akan menyebabkan karyawan sulit berkonsentrasi dalam bekerja,

(23)

baik akan berdampak pada timbulnya stress kerja yang dialami oleh karyawan

pada saat bekerja. Hasil penelitian Hurrell dkk (A.S. Munandar, 2001) “suara

yang bising, lingkungan kerja yang kotor dan tidak sehat oleh para pekerja dinilai

sebagai faktor yang tinggi pembangkit stress”. Menurut para ahli, stress kerja

dapat menimbulkan dampak yang baik sekaligus dampak yang buruk juga bagi

yang bersangkutan dan organisasi. Stress yang terlalu banyak akan membuat

kesehatan seseorang menurun dan cenderung tidak produktif tetapi sebaliknya

stress dalam jumlah kecil akan bermanfaat karena dapat membantu memusatkan

perhatian dan kinerja pada saat bekerja.

Suatu ruangan kantor dapat dikatakan baik apabila telah mampu

memberikan kesan aman dan nyaman bagi karyawan pada saat bekerja. Ruangan

kerja yang tertata bersih, rapih, tenang, sirkulasi udara yang lancar, serta

pencahayaan yang sesuai akan memberikan kesan aman dan nyaman, sehingga

kondisi tersebut dapat membangkitkan semangat kerja. Dalam kenyataannya hal

ini tidak penulis temukan di PDAM Tirtawening Kota Bandung. Hal tersebut

didukung oleh bukti temuan yang penulis lakukan dilapangan, bahwa salah satu

faktor yang membuat stress kerja karyawan pada bagian produksi yaitu dari faktor

tata ruang kantor yang kurang tertata baik. Hal ini bisa kita lihat dari gambar tata

ruang kantor di Bagian Produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung, yaitu

(24)

Gambar 1. 3

Tata Ruang Kantor Di Bagian Produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung

Penulis sendiri mengamati tentang tata ruang kantor di bagian produksi,

dari gambar tersebut menunjukan bahwa ruang kerja yang digunakan terkesan

tidak nyaman dan kurang tertata dengan baik. Ruang kerja yang dipakai menyatu

dengan ruang laboraturium produksi dalam satu ruangan. Kondisi seperti ini jelas

akan mengganggu kenyamanan karyawan dalam bekerja, karena konsentrasi

karyawan yang sedang bekerja akan terganggu oleh aktivitas dan suara bising

yang ditmbulkan oleh siswa-siswi yang sedang melakukan penelitian dan praktek

kerja lapangan maupun dari aktivitas karyawan yang lain. Selain itu suara mesin

produksi yang dekat dengan ruang kerja tersebut juga sangat menggangu terhadap

kenyamanan karyawan dalam bekerja. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan

yang diungkapkan oleh salah satu karyawan bagian produksi, bahwa memang

benar tata ruang kantor di bagian produksi kurang nyaman, kurang aman karena

kurang tertata dengan baik. Suasana ruangan kantor yang kurang tertata ini sering

mengakibatkan stress kerja. Kadang-kadang karyawan juga sering mengalami

stress karena ruangan kurang nyaman, mengakibatkan rasa bosan, kurang

(25)

hal yang wajar sebagai dampak dari stress kerja yang terjadi karena ruangan yang

kurang nyaman, aman dan kurang tertata baik, serta suara bising mesin produksi

yang sangat mengganggu ketika bekerja.

Begitu banyak stress yang dialami para pekerja, tidak seharusnya terjadi

dan perlu dicegah. Pengendalian terhadap stress akan dapat membantu organisasi

agar berjalan lebih efektif. Beberapa alasan di atas memberikan pemahaman

bahwa stress yang dialami oleh individu-individu yang terlibat dalam suatu

organisasi ternyata dapat membawa dampak yang cukup besar bagi orang yang

bersangkutan. Karena itu perlu dipahami sumber stress yang potensial dalam suatu

organisasi agar dapat diupayakan pencegahan yang diperlukan.

Beranjak dari permasalahan yang ada, kemudian timbul pertanyaan

mengenai permasalahan tersebut, yaitu mengapa stress kerja karyawan bisa

terjadi? Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan stress kerja terjadi pada

karyawan?

Pentingnya permasalahan stress kerja karyawan yang terjadi di Bagian

Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung

untuk dikaji yaitu tidak terlepas dari fungsi dan kedudukan karyawan dalam

perusahaan. Karyawan merupakan aset perusahaan yang utama sebagai perencana

dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Perusahaan harus benar-benar

memperhatikan kondisi karyawannya, terutama stress kerja yang mungkin

disadari ataupun tidak akan dialami oleh karyawannya. Hal ini menjadi tantangan

tersendiri yang harus dihadapi oleh perusahaan, untuk selalu berusaha menajaga

kondisi yang nyaman pada karyawannya dalam bekerja agar terhindar dari

(26)

sehingga kualtitas kerja karyawan dapat dijaga demi tercapainya tujuan organisasi

dalam memberikan pelayanan pada masyarakat.

Banyak faktor yang menyebabkan masalah stress kerja ini terjadi pada

karyawan di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Tirtawening Kota Bandung yang menyebabkan kurang maksimalnya karyawan

dalam bekerja, mulai dari tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar pribadi,

struktur organisasi dan kepemimpinan organisasi.

Gambar 1. 4

Latar Belakang Permasalahan

Menyoroti fenomena di atas, kondisi seperti ini tentunya tidak boleh

dibiarkan terus terjadi. Upaya PDAM Tirtawening Kota Bandung untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat, perusahaan dihadapkan pada

permasalahan mengenai stress kerja yang dilami oleh karyawannya. Maka untuk

mengatasi permasalahan ini diperlukan adanya dorongan yang dapat mengurangi

(27)

dengan memperhatikan lingkungan kerja, yaitu penataan tata ruang kantor yang

baik, karena dengan adanya penataan tata ruang kantor yang teratur, maka

karyawan akan merasa lebih nyaman dalam bekerja. Jika kondisi ini sudah dapat

dicapai maka akan meminimalisir timbulnya stress kerja yang terjadi pada

karyawan. Kondisi tersebut juga akan berdampak pada meningkatnya semangat

kerja karyawan sekaligus meningkatkan kinerja karyawan dalam perusahaan

tersebut.

Salah satu upaya dalam memahami dan memecahkan masalah fenomena

stress kerja karyawan di PDAM Tirtawening Kota Bandung dan hubungannya

dengan masalah tata ruang kantor, maka diperlukan pendekatan tertentu untuk

memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan permasalahan yang dikaji, maka

pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perilaku

organisasi.

Luthans (1985) dan Gibson, et al (1997) dalam Sambas (2011: 63),

menyatakan bahwa:

konsep dasar psikologi pada dasarnya dilandasi oleh proses-proses psikis pada diri individu atau organisme di dalam lingkungan tertentu. Dimana perilaku tergantung pada individu dan lingkungan yang dihadapinya. Artinya, individu dan lingkungan akan selalu berada dalam satu hubungan yang tidak terpisah. Satu hal yang perlu dikemukakan, prilaku yang muncul sebagai akibat interaksi antara stimulus dan organisme.

Inti dari konteks penelitian ini, tata ruang kantor berperan sebagai situasi

yang menyediakan stimulus yang dapat diamati, dihayati, dan dialami oleh

organisme atau individu, melahirkan persepsi atau interpretasi terhadap stimulus

yang pada akhirnya melahirkan perilaku tertentu. Selanjutnya perilaku yang

ditampilkan individu akan menimbulkan perubahan dilingkungannya berupa hasil

(28)

memberikan pengaruh terhadap perilaku atau hasil perilaku pegawai dalam

bekerja yaitu stress kerja karyawan.

Mengacu pada keseluruhan paparan di atas, dan dalam upaya memahami

dan memecahkan masalah stress kerja karyawan di bagian Produksi Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang pengaruh tata ruang kantor terhadap stress

kerja karyawan, dan selanjutnya akan dituangkan dalam skripsi dengan judul

Pengaruh Tata Ruang Kantor Terhadap Stress Kerja Karyawan Bagian

Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota

Bandung”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Inti kajian dalam permasalahan ini adalah masalah stress kerja karyawan

di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota

Bandung. Aspek ini yang menjadi permasalahan yang perlu mendapat perhatian

serius dan penting ditangani agar semangat kerja karyawan dapat terus terjaga

dengan baik, demi tercapainya kinerja karyawan yang maksimal dalam

pencapaian tujuan organisasi. oleh karena itu perlu adanya suatu pendekatan

tertentu terhadap karyawan agar stress kerja dapat dihindari.

Banyak faktor yang mempengaruhi stress kerja karyawan, diantaranya

yaitu:

1. Tuntutan tugas merupakan faktor yang dikaitkan pada pekerjaan seseorang

(29)

2. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang

sebagai suatu fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam suatu

organisasi.

3. Tuntutan antar pribadi merupakan tekanan yang diciptakan oleh karyawan

lain. Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan dan hubungan antar pribadi

yang buruk dapat menimbulkan stress.

4. Struktur organisasi

5. Kepemimpinan organisasi

Berdasarkan hasil kajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi stress

kerja karyawan di bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Tirtawening Kota Bandung, diduga faktor determinan yang paling berpengaruh

terhadap stress kerja karyawan di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Tirtawening Kota Bandung yaitu masalah tuntutan tugas yang

didalamnya termasuk tata ruang kantor. Oleh karena itu, masalah stress kerja

karyawan dalam penelitian ini akan dikaji dalam perspektif tata ruang kantor.

Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan dalam

pernyataan masalah (problem statement) sebagai berikut: “Tata ruang kantor yang

ada di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening

Kota Bandung kurang tertata dengan baik, sehingga hal ini menyebabkan

timbulnya stress kerja karyawan. Kondisi semacam ini harus segera ditanggulangi

mengingat bila tidak ditanggulangi, akan memberikan dampak terhadap

menurunnya kinerja karyawan yang disebabkan oleh stress kerja yang dialami

(30)

memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat tidak berjalan secara

maksimal.

Berdasarkan pernyataan masalah (problem statement) di atas, masalah

dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian

(research question) sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kondisi Tata Ruang Kantor di Bagian Produksi

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung?

2. Bagaimana gambaran tingkat Stress Kerja Karyawan Bagian Produksi

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung?

3. Adakah pengaruh Tata Ruang Kantor Terhadap Stress Kerja Karyawan Bagian

Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota

Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan

dan melakukan kajian secara ilmiah tentang pengaruh tata ruang kantor terhadap

stress kerja karyawan di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Tirtawening Kota Bandung. Analisis tersebut diperlukan untuk mengetahui

pengaruh tata ruang kantor terhadap stress kerja karyawan Bagian Produksi

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung.

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran kondisi Tata Ruang Kantor di Bagian Produksi

(31)

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat Stress Kerja Karyawan Bagian Produksi

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui adakah Pengaruh Tata Ruang Kantor Terhadap Stress Kerja

Karyawan Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Tirtawening Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitan

Jika tujuan penelitian yang dikemukakan di atas dapat dircapai, penelitian

ini akan memberikan manfaat bagi perusahaan dan peneliti.

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kegunaan sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perusahaan untuk

dijadikan informasi dan bahan penilaian dalam memecahkan masalah yang

berhubungan dengan tata ruang kantor dalam mengurangi resiko stress kerja

yang akan dialami karyawan.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan dan pengalaman sehingga

dapat mengoptimalisasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisis

fakta, data, gejala, dan peristiwa yang terjadi untuk dapat ditarik kesimpulan

(32)

BAB III

DESAIN PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Objek penelitian adalah mengenai “Pengaruh Tata Ruang Kantor Terhadap

Stress Kerja Karyawan Pada Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Tirtawening Kota Bandung”. Adapun yang menjadi variabel bebas

(independent variabel) atau variabel X yaitu Tata Ruang Kantor yang terdiri dari

enam buah indikator, yaitu pertimbangan atau perencanaan spasial, perencanaan

ruangan, perlengkapan atau perabot, tata cahaya, warna, pesan-pesan yang

disampaikan secara grafis.

Objek yang merupakan variabel terikat (dependent variabel) atau variabel

Y adalah Stress Kerja yang terdiri dari tiga buah indikator, yaitu gejala fisiologis,

gejala psikologis, gejala perilaku. Objek yang akan dijadikan responden adalah

seluruh karyawan bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Tirtawening Kota Bandung.

3.2Metode Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:203), “Metode penelitian adalah cara

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2005:1), “Metode penelitian diartikan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan

verifikatif. Metode deskriptif merupakan suatu bentuk penulisan yang bertujuan

(33)

perusahaan yang diteliti sedangkan verifikatif merupakan metode yang digunakan

untuk mengetahui hubungan antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis.

Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu deskriptif yang dilakasanakan

melalui pengumpulan data dilapangan, maka metode penelitiannya adalah metode

survey explanatory. Penelitian survey adalah penelitian yang dlakukan terhadap

sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan

secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu dan

hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat rencana atau pengambilan

keputusan. Penelitian survey ini merupakan studi bersifat kuantitatif dan

umumnya menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya (Uep Tatang

Sontani dan Sambas Ali Muhidin, 2011:6).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan

menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan perhitungan statistik, dan

juga penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dalam hubungannya dengan

variabel-variabel yang ada. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk

mengetahui hubungan yang ada di antara variabel-variabel tersebut.

3.3Operasional Variabel

Menurut Somantri dan Muhidin (2006:27) variabel adalah karakteristik

yang akan di observasi dari satuan pengamatan. Sedangkan menurut Sugiyono

(2005:19) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu untuk ditetapkan oleh peneliti untuk

(34)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel adalah karakteristik atau sifat yang

memiliki variasi nilai. Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu : a) Tata Ruang

Kantor sebagai variabel independen; b) Stress Kerja sebagai variabel dependen.

3.3.1 Operasional Variabel Tata Ruang Kantor

“Tata ruang kantor merupakan tata ruang perkantoran adalah

penyusunan alat-alat kantor pada letak yang tepat serta pengaturan tempat

kerja yang menimbulkan kepuasan kerja bagi para pegawai” (The Liang Gie,

2007:186).

Ukuran-ukuran untuk melihat tata ruang kantor dilihat dari

indikator-indikator berikut [Mudie & Cottam (Fandy Tjiptono, 2004:46)]:

1. Pertimbangan atau perencanaan spasial

Aspek-aspek seperti simetri, proporsi, tekstur, warna dan lain-lain dipertimbangkan, dikombinasikan dan dikembangkan untuk memancing respon intelektual maupun emosional dari pemakai atau orang melihatnya. Respon inilah yang dipersepsikan sebagai kulaitas visual. Kualitas ini dapat dimanipulasi atau dikendalikan dengan menciptakan lingkungan tertentu yang mampu mendorong terbentuknya respon yang diinginkan dari pelanggan.

2. Perencanaan ruangan

Unsur ini mencakup perancangan interior dan arsitektur, seperti penempatan perabotan dan perlengkapan dalam ruangan, desain aliran sirkulasi dan lain-lain.

3. Perlengkapan atau perabot

Perlengkapan atau perabot memiliki berbagai fungsi, diantaranya sebagai sarana pelindung barang-barang berharga berukuran kecil, sebagai barang pajangan, sebagai tanda penyambutan bagi para pelanggan dan sebagai sesuatu yang menunjukan status pemilik atau penggunanya.

4. Tata cahaya

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendesain tata cahaya adalah cahaya di siang hari (day lighting), warna, jenis dan sifat aktivitas yang dilakukan di dalam ruangan, tingkat ketajaman penglihatan dan suasana yang diinginkan (tenang ,damai, segar, riang, gempita, dan lain-lain.

5. Warna

(35)

berbagai macam keperluan, misalnya untuk meningkatkan efisiensi dalam ruang kerja, menimbulkan kesan rileks dan sebagainya. 6. Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis

Aspek yang penting dan saling terkait dalam unsur ini adalah penampilan visual, penempatan, pemilihan bentuk fisik, pemilihan warna, pencahayaan, dan pemilihan bentuk perwajahan lambing atau tanda yang dipergunakan untuk maksud tertentu misalnya penunjuk arah/tempat, keterangan/informasi dan sebagainya.

Agar lebih mempermudah dalam memahami variabel tersebut maka

(36)

Tabel 3. 1

Operasional Variabel Penelitian X (Tata Ruang Kantor)

Variabel X Indikator Ukuran Skala

pengukuran

No. Item Tata Ruang Kantor

[Mudie & Cottam (Fandy

(37)
(38)
(39)

3. Pemilihan

3.3.2 Operasional Variabel Stress Kerja

Stephen. P. Robbins dalam Benyamin Molan (2006:793)

mengemukakan bahwa:

Stress adalah kondisi dinamik yang didalamnya individu menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang berkaitan dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting.

Untuk mengukur stress kerja dalam masalah ini dapat diukur

melalui indikator-indikator dibawah ini (Stephen. P. Robbins dalam

Benyamin Molan (2006:796):

1. Gejala Fisiologis

Gejala fisiologis merupakan gejala awal yang bisa diamati, terutama pada penelitian medis dan ilmu kesehatan. Stress cenderung berakibat pada perubahan metabolisme tubuh, meningkatnya detak jantung dan pernafasan, peningkatan tekanan darah, timbulnya sakit kepala, serta yang lebih berat lagi terjadinya serangan jantung.

2. Gejala Psikologis

Dari segi psikologis, stress dapat menyebabkan ketidakpuasan. Hal itu merupakan efek psikologis yang paling sederhana dan paling jelas. Namun bisa saja muncul keadaan psikologis lainnya, misalnya ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, suka menunda-nunda. Terbukti bahwa jika seseorang diberikan sebuah pekerjaan dengan peran ganda atau berkonflik, ketidakjelasan tugas, wewenang, dan tanggung jawab pemikul pekerjaan, maka stress dan ketidakpuasan akan meningkat.

3. Gejala Perilaku

(40)

Tabel 3. 2

Operasional Variabel Penelitian Y (Stress Kerja)

Variabel Y Indikator Ukuran Skala

Pengukuran

No. Item Sress Kerja

(41)
(42)

3.4Sumber Data

Suharsimi Arikunto (1998:114), mendefinisikan “Sumber data adalah

subjek dari mana data dapat diperoleh”

Sumber data penelitian dapat diperoleh baik secara langsung maupun

tidak langsung. Sumber data penelitian ini akan berguna sebagai informasi

pelengkap atau informasi tambahan yang diperoleh dari pihak-pihak yang

berwenang. Sumber data tersebut terdiri dari :

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber data yang dapat diperoleh

secara langsung dari objek penelitian, yang menjadi sumber data primer dalam

penelitian ini adalah seluruh pegawai di Bagian Produksi Perusahaan Daerah

Air Minum (PDAM) Tirtawaening Kota Bandung.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang subjeknya tidak

berhubungan langsung dengan objek penelitian, yang menjadi sumber data

sekunder dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari luar responden

penelitian yang sifatnya mendukung, seperti dokumen-dokumen dan

laporan-laporan yang ada di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Tirtawaening Kota Bandung.

3.5Populasi

Kata populasi (population/universe) dalam statistik merujuk pada

sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam

suatu penelitian (pengamatan). Menurut Sugiyono (2005:57) bahwa “Populasi

(43)

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan populasi adalah penelitian yang dilakukan terhadap semua

elemen di wilayah penelitian.

Penulis menggunakan seluruh populasi dalam penelitian ini. Populasi

dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan dibagian Produksi di PDAM

Tirtawening Kota Bandung. Adapun jumlah karyawan di bagian Produksi

adalah sebanyak 35 orang. Menurut Arikunto (1998:161) “Sampel adalah

sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Dalam penarikan jumlah

sampel menurut Arikunto (1998:112) menyatakan bahwa:

Bila jumlah subjek populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Bila jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Jumlah responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 35 orang,

karena jumlah responden penelitian kurang dari 100, maka penulis

mengambil seluruh responden penelitian sebagai objek yang akan diteliti,

sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi. Gambaran tentang jumlah

populasi penelitian dapat dilihat dalam table dibawah ini:

Tabel 3. 3

Rekapitulasi Data Karyawan Produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung

No Bagian Jumlah

1 Staf Bagian 2

2 Mechanical & Electric (ME) 4

3 Operator 11

4 Lab 2

5 Kabid 2

6 Dago Bengkok 8

(44)

Total 35

3.6Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam

sebuah penelitian. Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data yang

relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti oleh penulis sehingga

masalah yang timbul dapat dipecahkan. Adapun teknik pengumpulan data

yang dimaksud adalah cara-cara yang ditempuh dan alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data yang terdiri dari :

1. Wawancara, yaitu pengumpulan data dari responden (sumber data) atas

dasar inisiatif pewawancara (peneliti) dengan menggunakan alat berupa

pedoman wawancara, yang dilakukan secara tatap muka (personal, face

to face interview) maupun melalui telepon (telephone interview). Alat

pengumpulan datanya yaitu daftar pertanyaan yang telah disusun untuk

ditanyakan kepada responden.

2. Studi dokumenter dilakukan dengan meneliti bahan dokumentasi yang

ada dan mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian.

3. Angket, yaitu cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan

tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan

sebelumnya. Alat pengumpulan datanya yaitu dengan kuesioner, yaitu

alat pengumpulan data berupa daftar pertanyaan yang dipersiapkan oleh

peneliti untuk disampaikan kepada responden.

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui angket yaitu

berupa kuesioner. Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam

penulisan angket adalah sebagai berikut :

(45)

a. Menyusun indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang

akan ditanyakan pada responden berdasarkan pada teori.

b. Menetapkan bentuk angket.

c. Membuat kisi-kisi butir angket dalam bentuk matriks yang sesuai

dengan indikator setiap variabel.

d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan disertai alternatif

jawaban yang akan dipilih oleh responden dengan berpedoman

pada kisi-kisi butir angket yang telah dibuat.

e. Menetapkan kriteria penilaian untuk setiap alternatif jawaban serta

bobot penilaiannya. Menetapkan cara penilaian, kedua instrumen

yang dipergunakan dalam penelitian dengan memakai rating scale

yang nilainya berkisar dari 1 sampai dengan 5. Sugiyono

(2005:109) mengemukakan bahwa “Rating scale tidak terbatas

untuk pengukuran sikap saja tetapi dapat digunakan untuk

mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya seperti

status sosial, kelembagaan, pengetahuan dan kemampuan”.

Tabel 3. 4

Kriteria Penilaian Angket untuk Variabel X & Y

(Pengaruh Tata Ruang Kantor terhadap Stress Kerja Karyawan)

Alternatif Jawaban

Pernyataan (Item)

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Kurang Setuju(TS) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

(46)

3.7Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat pengumpulan data sangatlah perlu diuji

kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias.

Pengujian instrumen ini dilakukan melalui pengujian validitas dan pengujian

reliabilitas. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Instrumen yang reliabel berarti

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama. Intrumen pengumpulan data yang layak

adalah yang telah memenuhi syarat valid dan reliabel. Adapun uji kelayakan

instrumen tersebut yaitu melalui uji validitas dan uji reliabilitas seperti yang akan

dijelaskan berikut ini.

3.7.1 Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:211), “Validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu

instrument”. Sedangkan menurut Uep dan Sambas (2011:115-116), “Suatu

instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu

dengan tepat apa yang hendak diukur”. Formula yang digunakan adalah

koefisien korelasi Product Moment dari Karl Pearson, yaitu:

(Suharsimi Arikunto dalam Ating Somantri dan Sambas, 2006:49)

Keterangan:

= Koefisien korelasi

N = Jumlah Responden

(47)

= Jumlah skor item ke i

= Kuadrat skor item ke i

2

= Jumlah dari Kuadrat item ke i

= Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

= Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

2

= Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

= Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh

tiap responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan untuk mengukur validitas

instrumen menurut Ating Somantri dan Sambas (2006:49-50) adalah sebagai

berikut:

(1) Mengumpulkan data dari hasil uji coba.

(2) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya

lembaran data yang terkumpul termasuk di dalamnya memeriksa

kelengkapan pengisian item angket.

(3) Memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor.

(4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item

yang diperoleh untuk setiap respondennya sehingga mempermudah

perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

Tabel 3. 5

Contoh Format Perhitungan Uji Validitas No

responden

Nomor item instrument

Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(48)

(5) Menghitung jumlah skor yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

(6) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir

angket.

Tabel 3. 6

Contoh Format Tabel Perhitungan Korelasi No.

Responden X Y XY

1 ..dst

Jumlah (Σ) = ΣX = ΣY = ΣXY = ΣX² = ΣY²

(7) Menentukan titik kritis atau nilai tabel r, pada derajat bebas (db=N-2)

dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.

(8) Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil

perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang

terdapat dalam tabel.

(9) Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan

nilai r tabel. Kriterianya yaitu jika:

 rhitung > rtabel = valid, sebaliknya

 rhitung < rtabel = tidak valid

3.7.2 Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:221), “ Reliabilitas menunjukkan pada

satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Tujuan uji

reliabilitas instrumen adalah untuk mengetahui konsistensi instrumen sebagai alat

ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Uep dan Sambas,

(49)

penelitian ini adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach (Ating Somantri dan

Sambas, 2006:48), yaitu:

(Saefuddin Azwar dalam Ating Somantri dan Sambas, 2006:48)

dimana:

Keterangan:

= reliabilitas instrumen

= banyaknya bulir soal

= jumlah varians bulir

= varians total

N = Jumlah responden

X = skor–skor pada item ke i untuk menghitung varians item atau jumlah

skor yang diperoleh tiap responden untuk menghitung varians total

ΣX2

= jumlah hasil kuadrat skor pada item ke i atau hasil kuadrat jumlah

skor yang diperoleh tiap responden

(ΣX) 2 = kuadrat jumlah seluruh skor pada item ke i atau kuadrat jumlah skor

yang diperoleh tiap responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka menguji reliabilitas

instrument menurut Ating Somantri dan Sambas (2006:48-49) adalah sebagai

berikut:

(50)

2) Untuk mempermudah pengolahan data, buat tabel pembantu untuk

menempatkan skor-skor item yang diperoleh.

Tabel 3. 7

Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Reliabilitas No.

Responden

Nomor item instrument

Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1

2

..dst

Jumlah

3) Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

4) Menghitung kuadrat jumlah skor iterm yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

5) Menghitung varians masing-masing item.

6) Menghitung varians total.

7) Menghitung koefisen Alfa

8) Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi

product moment yang terdapat dalam tabel.

9) Membuat kesimpulan, jika nilai hitung r11 > rtabel maka instrumen

(51)

3.8Pengujian Persyaratan Analisis Data

Dalam rangka menguji hipotesis, data tersebut harus melewati uji

persyaratan regresi yang meliputi uji normalitas dan linier regresi. Setelah itu

dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui signifikansinya.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data. Sedangkan

uji linearitas unutk mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan

masing-masing variabel bebas bersifat linier.

Dari masing-masing pengujian tersebut akan dibahas sebagai berikut :

3.8.1 Uji Normalitas

Menurut Ating Somantri dan Sambas (2006:289), “Pengujian normalitas

dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting

diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji statistik yang akan

dipergunakan”. Penulis menggunakan uji normalitas dengan metode Liliefors test.

Kelebihan Liliefors test adalah penggunaan/ perhitungannya yang sederhana, serta

cukup kuat sekalipun dengan ukuran sampel kecil, n = 4 (Harun Al Rasyid,( 2005)

dalam buku yang ditulis oleh Ating Somantri dan Sambas (2006:289). Langkah

kerja uji normalitas dengan metode Liliefors test menurut Ating Somantri dan

Sambas (2006:289-290) adalah sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.

2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).

(52)

dimana:

dan

6. Menghitung theoritical proportion.

7. Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.

8. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.

Berikut ini adalah tabel distribusi pembantu dengan menggunakan α =

0.05 untuk uji normalitas data.

Tabel 3. 8

Tabel Distribusi Pembantu untuk Uji Normalitas Data

X F Fk Sn (Xi) Z Fo (Xi) Sn (Xi) - Fo (Xi) │Sn (Xi-1) - Fo (Xi)│

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sumber: Ating Somantri dan Sambas (2006:290)

Keterangan:

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar

Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fki sebelumnya

Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn (Xi) = fk : n

Kolom 5 : Nilai Z, formula,

Dimana: dan

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z): proporsi kumulatif luas kurva

normal baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi

normal

(53)

dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6)

Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif.

Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut

adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung Dtabel pada α = 0,05 dengan cara

. Dengan

kriteria apabila dengan derajat kebebasan (dk) (0,05), maka

dapat dinyatakan bahwa variabel penelitian mengikuti distribusi normal.

Untuk melakukan uji normalitas untuk kedua variabel tersebut, penulis

menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007.

3.8.2 Uji Linieritas

Peneliti menggunakan uji linieritas ini melalui hipotesis nol (H0),

bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak

linier.

Langkah- langkah uji linieritas regresi (Ating dan Sambas, 2006:248):

1. Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y

2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) dengan rumus:

JKReg[a] =

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[b\a]) dengan rumus:

JKReg[b\a] =

4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKRes) dengan rumus:

(54)

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKReg[a]) dengan

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) dengan rumus:

RJKRes =

8. Menghitung jumlah kuadrat error (JK) dengan rumus:

JK =

9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:

JKTC = JKRes–JK

10. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan

rumus:

RJKTC =

11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:

RJK =

12. Mencari nilai Fhitung dengan rumus:

(55)

Tabel 3. 9

Ringkasan Anova Variabel X dan Y untuk Uji Linieritas

Sumber

13. Menentukan kriteria pengukuran

Jika Fhitung≤ Ftabel artinya data berpola linier

Jika Fhitung≥ Ftabel artinya data berpola tidak linier

14. Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau =

variabel tersebut dengan menggunakan bantuan program komputer

Microsoft Office Excel.

3.8.3 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya

variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Peneliti menggunakan uji

(56)

homogenitas adalah untuk mengasumsikan bahwa skor setiap Variabel

memiliki varians yang homogeny. Pengujian homogenitas data yang akan

dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji Barlett.

Pengujian homogennitas data dengan uji Barlett adalah untuk melihat apakah

variansi-variansi k buah kelompok peuabah bebas yang banyaknya data per

kerlompok bias berbeda dan diambil secara acak dari data populasi

masing-masing yang berdistribusi normal, berbeda atau tidak.

Dengan bantuan Microsoft Exel (Muhidin dan Abdurahman, 2007:85),

dengan rumus: x2 = (In 10) [B –(∑db.logSi2)], dimana :

Si2 = Varians tiap kelompok data

dbi = n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

B = Nilai Barlett (Log S2gab) = (∑dbi)

S2 gab = Varians gabungan = S2 gab =

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas

dengan uji Barlett adalah :

1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap

kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel sebagai berikut :

Tabel 3. 10 Model Tabel Uji Barlett

Sampel Db = n-1 S2i Log S2i Db.Log S2i Db. S2i

1 2 3 4 N

Sumber : Sambas dan Maman (2007:85)

3. Nilai x2hitung < nilai x2 tabel, Menghitung varians gabungan

(57)

5. Menghitung nilai Barlett

6. Menghitung nilai x2

7. Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0.05 dan db = k-1, dimana k

adalah banyaknya indikator.

8. Membuat kesimpulan dengan criteria sebagai berikut :

 Nilai x2 hitung < nilai x2 tabel, diterima (variansi data dinyatakan

homogen).

 Nilai x2 hitung ≥ nilai x2 tabel, H0 ditolak (variasi data dinyatakan tidak

homogen).

3.9Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan adalah analisis regresi

sederhana. Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis

terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga

karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan

bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yan berkaitan dengan kegiatan

penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi,

atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan

data yang diperoleh dari sampel (statistik).

Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain : (a) mendeskripsikan

data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik

populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel

(statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah

atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data.

b. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

instrumen pengumpulan data.

c. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan

yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut

Variabel-Variabel yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor

(58)

d. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk

penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi

secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel. Adapun tabel rekapitulasi

tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 11

Rekapitulasi Hasil Skoring Angket

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ………. N

1. 2. N

Sumber : Ating dan Sambas (2006:39)

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam

teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

3.9.1 Teknik Analisis Data Deskriptif

Sambas A.Muhidin dan Maman A (2007:53) menyatakan bahwa :

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan

masalah no.1, rumusan masalah no.2 dan rumusan masalah no.3, maka teknik

analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk

mengetahui gambaran tata ruang kantor, dan untuk mengetahui gambaran

stress kerja kerja karyawan pada Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. Termasuk dalam teknik analisis

data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik,

(59)

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian,

digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket

yang diperoleh dari responden. Untuk mengetahui jarak rentang pada interval

pertama sampai dengan interval kelima digunakan rumus sebagai berikut :

Rentang = skor maksimal – skor minimal = 5 -1 = 4

Lebar Interval = Rentang/banyaknya interval = 4/5 = 0,80

Jadi interval pertama memiliki batas bawah 1; interval kedua

memiliki batas bawah 1,80; interval ketiga memiliki batas bawah 2,60;

interval keempat memiliki batas bawah 3,40; dan interval kelima memiliki

batas bawah 4,20. Selanjutnya disajikan kriteria penafsiran seperti pada tabel

di bawah ini.

Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal seperti

yang dijelaskan dalam operasional variabel. Sedangkan pengujian hipotesis

menggunakan teknik statistik parametrik yang menuntut data minimal dalam

bentuk interval. Dengan demikian data ordinal hasil pengukuran diubah

terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Metode Succesive

Interval (MSI).

Metode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu

program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval.

Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.

(60)

3. Klik “Succesive Interval” pada Menu Analize, hingga muncul kotak

dialog “Method Of Succesive Interval”.

4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input,

dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.

5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√ ) Input Label in first

now.

6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5.

7. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.

8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan

ditempatkan di sel mana. Lalu klik “OK”.

3.9.2 Teknik Analisis Data Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametrik yang digunakan untuk

data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk

data nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis

parametris karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini

dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan

masalah no.3 yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh dari tata ruang kantor

terhadap stress kerja karyawan Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung.

Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval,

maka digunakan analisis regresi yang dilakukan untuk melakukan prediksi,

bagaimana perubahan nilai Variabel dependen bila nilai Variabel independen

dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi).

Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji

Gambar

Gambar 4. 14 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Gejala Psikologis ...  114
Tabel 4. 19 Tanggapan Responden Terhadap Stress Kerja Karyawan ..............  127
Tabel 1. 1
Tabel 1. 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

dipindahkan termasuk perpindahan ibuKota ke Banyuwangi. Pada zaman pemerintahan Banyuwangi dipegang Bupati Mas Alit, perkembangan agama Islam tidak dapat dibendung

Sifat yang khusus bagi seorang filsuf ialah bahwa sesadar-sadarnya apa saja yang termasuk dalam kehidupan manusia, Tetapi dalam pada itu juga mengatasi dunia itu, Sanggup

Berdasarkan analisis data yang diperoleh berkenaan dengan pendidikan agama Islam berbasis Multikultural dalam buku Pluralisme dan Multikulturalisme: Paradigma baru

KELOMPOK ADALAH SEKUMPULAN 2 (DUA) ORANG ATAU LEBIH YANG SATU SAMA LAIN SALING.. BERINTERAKSI DALAM MENCAPAI TUJUAN BERSAMA DALAM SUATU

Aplikasi multimedia ini dibuat untuk menyampaikan informasi yang ada pada Toko Batik Prima Yogyakarta sebagai sarana informasi seperti Sejarah, Visi &amp;

Menurut Wena (2009: 190), pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat (siswa lain) sebagai sumber belajar, disamping

Dari hasil pengambilan data saat menggunakan beban-beban yang berbeda dapat diketahui bahwa lampu pijar tidak berpotensi menyumbangkan gangguan harmonisa arus, namun

Hal ini dikarenakan rumah responden yang tidak memiliki ventilasi presentase tertinggi terdapat pada klasifikasi paling miskin, penggunaan tanah sebagai lantai