• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Komparasi Hasil Belajar Eksploration Learning dengan Model Pembelajaran Konvensional Menggunakan Media Engine Stand.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Komparasi Hasil Belajar Eksploration Learning dengan Model Pembelajaran Konvensional Menggunakan Media Engine Stand."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Muhamad Nurachim, 2015

Studi Komparasi Hasil Belajar Eksploration Learning dengan Model Pembelajaran Konvensional Menggunakan Media Engine Stand

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR EKSPLORATION

LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

KONVENSIONAL MENGGUNAKAN MEDIA ENGINE STAND

(Studi Komparasi Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif 1 Siswa SMK Negeri 6 Bandung)

DRAFT SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Seminar II

Disusun oleh: Muhamad Nurachim NIM. E0551. 1106205

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Muhamad Nurachim, 2015

Studi Komparasi Hasil Belajar Eksploration Learning dengan Model Pembelajaran Konvensional Menggunakan Media Engine Stand

2014

LEMBAR PENGESAHAN DRAFT SKRIPSI MUHAMAD NURACHIM

E.0551.1106205

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR EKSPLORATION LEARNING DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL

MENGGUNAKAN MEDIA ENGINE STAND

(Studi Komparasi Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif 1 Siswa SMK Negeri 6 Bandung)

Diperiksa dan disetujui oleh: Pembimbing I,

Drs. H. Syafaruddin Siregar, M.Pd. NIP. 19500816 197903 1 001

Pembimbing II,

Drs. Tatang Permana, M.Pd. NIP. 19651110 199203 1 007

Mengetahui:

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI,

(3)

Muhamad Nurachim, 2015

Studi Komparasi Hasil Belajar Eksploration Learning dengan Model Pembelajaran Konvensional Menggunakan Media Engine Stand

NIP. 19630502 19890 1 001

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “STUDI KOMPARASI

HASIL MODEL PEMBELAJARAN EKSPLORATION LEARNING

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL

MENGGUNAKAN MEDIA ENGINE STAND” ini beserta seluruh isinya

adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada kalim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2014 Yang membuat penyataan

Ttd

(4)

ABSTRAK

Muhamad Nurachim. (2014). Studi Komparasi Hasil Belajar Eksploration

Learning dengan Model Pembelajaran Konvensional Menggunakan Media

Engine Stand. DPTM UPI, Bandung.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Seberapa besar perbedaan hasil belajar eksploration learning dengan pembelajaran konvensional dengan media

engine stand pada mata pelajaran Produktif 1?”. Adapun tujuan penelitian ini

adalah untuk menghitung perbedaan antara hasil belajar eksploration learning dengan pembelajaran konvensional dengan media engine stand pada mata pelajaran Produktif 1. Asumsi dasar dalam penelitian ini adalah hasil belajar standar kompetensi pengidentifikasian komponen motor diesel merupakan representasi kemampuan peserta didik yang dapat diukur. Sedangkan hipotesis yang diajukan penulis adalah hasil belajar yang mendapatkan model pembelajaran

eksploration learning sudah lebih tinggi dibandingkan kelas yang mendapatkan

model pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah True

Eksperimental Design. Populasi penelitian ini adalah kelas X SMK Negeri 6

Bandung sebanyak dua kelas (70 orang), dengan pengambilan sampel secara teknik sampling acak proposional yaitu 35 orang untuk kelas eksperimen dan 35 orang untuk kelas kontrol. Data penelitian diperoleh dari observasi, Pre test dan

Post test. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan hasil belajar eksploration learning dengan pembelajaran konvensional dengan media engine stand pada mata pelajaran Produktif 1 yaitu sebesar 5,59% dan termasuk kedalam

kategori rendah. Dari hasil perhitungan uji hipotesis ternyata t hitung lebih besar dari pada t tabel (t hitung = 1.376 ≥ t tabel = 1.167). Dengan demikian hipotesis yang diajukan, Ho ditolak dan diterima. Kesimpulannya adalah peningkatan hasil belajar peserta didik pada standar kompetensi Pengidentifikasian Komponen Motor Diesel yang menggunakan model pembelajaran eksploration learning lebih baik dibandingkan peningkatan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran konvensional di SMK Negeri 6 Bandung.

(5)

Abstract

Muhamad Nurachim. (2014). Comparison study between the result of exploration learning lesson and conventional lesson using media engine stand. DPTM UPI,

Bandung.

The Problem solving in these research are (1) how is spreading the result of exploration learning using media engine stand in productive 1 subject , (2) how is spreading the result of conventional lesson using media engine stand in productive 1 subject, (3) how much is the differentiate result of exploration learning and conventional learning in productive 1 subject, (4) how much is the gain can achieve between both of treatment. The purposes of this research are (1) to describe the result of exploration learning using media engine stand in Productive 1 subject, (2) to describe the result of conventional learning using media engine stand in productive 1 subject, (3) to count the different result between exploration learning and conventional learning using engine media stand in productive 1 lesson, (4) to count the different of gain can achieve in both treatment. The research assumes is the component of motor diesel standard competency represent of students capability which can be measured.

(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. ... La tar Belakang Penelitian ... 1

B. ... Id entifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. ... Pe mbatasan Masalah Penelitian ... 7

D. ... Pe rumusan Masalah Penelitian ... 7

E. ... Tu juan Penelitian ... 8

F... M anfaat Penelitian ... 9

G. ... Si stematika Penulisan ... 9

(7)

2. ... Te ktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 17 1. ... Fa ktor Internal ... 18 2. ... Fa ktor Eksternal ... 19 3. ... Fa ktor Pendekatan Belajar ... 20 D. ... Pr oses Belajar Mengajar ... 21 E. ... Ha

sil Belajar Siswa ... 22 1. ... Ke

mampuan Ranah Kognitif ... 25 2. ... Ke

mampuan Ranah Afektif ... 28 3. ... Ke

mampuan Ranah Psikomotor ... 30 F.... Ev aluasi Hasil Belajar ... 32 1. ... De

vinisi Evaluasi ... 32 2. ... Tu juan dan Fungsi Evaluasi ... 32 3. ... Ra gam Evaluasi ... 35 4. ... Pr osedur Evaluasi ... 36 G. ... Ek sploration Learning ... 37

(8)

I. ... M odel Belajar Konvensional ... 42 J. ... Ka itan Exploration Learning dengan Mata Pelajaran Produktif 1 ... 44 K. ... Ti

njauan Mengenal Fungsi Engine Diesel ... 44 L. ... K

nelitian Terdahulu yang Relevan ... 55 N. ... Ke BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 59 A. ... M

etode Penelitian ... 59 B. ... Va riable dan Paradigma Penelitian ... 60 1. ... Va riabel Penelitian ... 60 2. ... Pa

radigma Penelitian ... 61 C. ... Po

pulasi dan Sampel Penelitian ... 62 1. ... Po

pulasi Penelitian ... 62 2. ... Sa

(9)

D. ... De finisi Operasiaonal ... 63 E. ... Uj

osedur Penelitian ... 71

G. ... Te knik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 73 1. ... Te

knik Pengumpulan Data ... 73 2. ... Te knik Analisis Data ... 74 3. ... Uj

i Normalitas ... 75 4. ... Ga in yang Dinormalisasi (N-Gain) ... 77 5. ... Uj

i Homogenitas ... 78 6. ... Uj

i Hipotesis ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 81 A. ... De skripsi Data ... 81 1. ... De skripsi Data Pre Test ... 82 2. ... De

skripsi Data Post Test ... 83 3. ... De

(10)

4. ... Da ta Observasi ... 86 B. ... A

nalisis Data ... 88 1 ... Uj

i Normalitas ... 88 2 ... Uj

i Homogenitas ... 88 3 ... Uj

i Hipotesis ... 89 C. ... Pe

mbahasan Hasil Penelitian ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 93 A. ... Ke simpulan ... 93 B. ... Sa

ran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95 LAMPIRAN ... 97

DAFTAR TABEL

(11)

1.1 Nilai Hasil Belajar Kompetensi Kejuruan 2013-2014 ... 4

2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 21

3.1 Desain Pre Test-Post Test Group Eksperimen dan Group Kontrol ... 60

3.2 Interprestasi Nilai r ... 66

3.3 Tabel Pengujian Validasi Butir Soal ... 67

3.4 Kriteria Reliabilitas ... 68

3.5 Klasifikasi Daya Pembeda ... 69

3.6 Tabel Perhitungan Daya Pembeda ... 70

3.7 Tabel Persiapan Taraf Kesukaran ... 71

3.8 Tabel Persiapan Uji Normalitas ... 76

4.1 Tabel Peningkatan Hasil belajar ... 86

4.2 Tabel Hasil Observasi Aktifitas Peserta Didik pada Pembelajaran Standar Kompetensi Pengidentifikasian Komponen Motor Diesel ... 87

4.3 Tabel Data Hasil Uji Normalitas ... 88

4.4 Tabel Hasil Uji Homogenitas ... 89

DAFTAR GAMBAR

(12)

2.1 Konsep Pendekatan Eksploratif ... 38

2.2 Pola Intruksional Mengenai Media Bantu dalam Pembelajaran ... 41

3.1 Paradigma Penelitian ... 62

3.2 Flowchart Tahapan Penelitian ... 71

4.1 Frekuensi Baku Nilai TK Pre Test Kelas Kontrol ... 82

4.2 Frekuensi Baku Nilai TE Pre Test Kelas Eksperimen ... 83

4.3 Frekuensi Baku Nilai TK Post Test Kelas Kontrol ... 83

4.4 Frekuensi Baku Nilai TE Post Test Kelas Eksperimen ... 84

4.5 Frekuensi Baku Nilai TK N-Gain Kelas Kontrol ... 85

4.6 Frekuensi Baku Nilai TE N-Gain Kelas Eksperimen ... 85

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

LAMPIRAN A ... 98

Lampiran A.1 Silabus ... 99

Lampiran A.2 RPP Eksperimen ...101

Lampiran A.3 RPP Kelas Kontrol ...127

LAMPIRAN B ...148

Lampiran B.1 Kisi-Kisi Instrumen Observasi ...149

Lampiran B.2 Lembar Observasi ...151

Lampiran B.3 Kisi-Kisi Instrumen Soal ...158

Lampiran B.4 Instrumen Soal Tes ...164

Lampiran B.5 Lembar Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes ...166

Lampiran B.6 Lembar Kerja ...171

Lampiran B.7 Lembar Pedoman Penskoran Tes Psikomotorik ...172

Lampiran B.8 Petunjuk Pengisian Lembar Penilaian Psikomotorik ...175

Lampiran B.9 Lembar Penilaian Psikomotorik ...176

LAMPIRAN C ...178

Lampiran C.1 Lembar Judgment Soal Tes ...179

Lampiran C.2 Lembar Judgment Lembar Kerja ...183

Lampiran C.3 Uji Validitas ...184

Lampiran C.4 Uji Reliabilitas ...185

Lampiran C.5 Uji Daya Pembeda dan Taraf Kesukaran ...186

LAMPIRAN D ...187

Lampiran D.1 Hasil Akhir PreTest Kelas Kontrol ...188

Lampiran D.2 Hasil Akhir PreTest Kelas Eksperimen ...189

Lampiran D.3 Hasil Akhir PosTest Kelas Kontrol ...190

Lampiran D.4 Hasil Akhir PosTest Kelas Eksperimen ...191

Lampiran D.5 Hasil Akhir N-Gain Kelas Kontrol ...192

Lampiran D.6 Hasil Akhir N-Gain Kelas Eksperimen ...193

Lampiran D.7 Lembar Judgment Lembar Kerja ...194

Lampiran D.8 Uji Normalitas PreTest Kelas Kontrol ...202

Lampiran D.9 Uji Normalitas PreTest Kelas Eksperimen ...203

Lampiran D.10 Uji Normalitas PosTest Kelas Kontrol ...204

Lampiran D.11 Uji Normalitas PosTest Kelas Eksperimen...205

Lampiran D12 Uji Normalitas N-Gain Kelas Kontrol ...206

Lampiran D.13 Uji Normalitas N-Gain Kelas Eksperimen ...207

Lampiran D.14 Uji Homogenitas ...208

Lampiran D.15 Uji T-Test ...209

Lampiran D.16 Hasil Akhir Pree Test Kelas kontrol & Kelas Eksperimen ...210

Lampiran D.17 Hasil Akhir Pos Test Kelas kontrol & Kelas Eksperimen ...211

LAMPIRAN E ...212

Lampiran E.1 Tabel Distribusi Z ...213

Lampiran E.2 Tabel Distribusi t ...214

(14)

Lampiran E.1 Tabel Distribusi F ...216

LAMPIRAN F ...219

Lampiran F.1 Dokumentasi Proses Pembelajaran ...220

Lampiran F.2 Surat-Surat ...223

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sekolah sebagai salah satu lembaga formal memiliki tugas dan wewenang menyelenggarakan proses pendidikan. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang utama, sebab melalui kegiatan belajar mengajar akan dicapai tujuan pendidikan. Keberhasilan dalam belajar salah satunya dipengaruhi juga oleh kemampuan guru menggunakan strategi dan model atau teknik belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada.

Kualitas hasil belajar siswa, berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran siswa di kelas, maupun laboratorium di sekolah. Proses pembelajaran merupakan salah satu tahap yang menentukan terhadap keberhasilan belajar siswa. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan pengajaran dapat dilakukan melalui perbaikan beberapa komponen seperti siswa, dan guru. Penentuan model yang digunakan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu dan komponen pendidikan seperti pembelajaran dengan diadakannya pengembangan berbagai model pembelajaran dalam dunia pendidikan.

Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamais, dan dialogis. Harus mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan. Memberi teladan dan menjaga sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya seperti yang tersirat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Seorang guru, di dalam melaksanakan kompetesi pedagogik dituntut untuk memiliki kemampuan secara metodelogis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Penentuan cara belajar yang efektif haruslah dapat diputuskan oleh seorang guru. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 Ayat 1 tentang Guru dan Dosen, memberikan pengertian tentang pendidik, sebagai berikut:

(16)

2

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

(Peraturan Pemerintah No.74/2008 pasal 19)

Seorang guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang meliputi tugas-tugas sebagai tenaga pendidik, tugas-tugas sebagai manusia secara individu maupun dalam bermasyarakat (sosial). Tugas-tugas tersebut merupakan langkah-langkah dari suatu proses pembelajaran.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenagkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

(Peraturan Pemerintah No.19/2005 pasal 19)

Proses pembelajaran senantiasa menuntut guru untuk menerapkan model-model belajar dalam pelaksanaannya agar pembelajaran berjalan dengan sistematis, nyaman serta dapat mencapai tujuan pembelajaran. Guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, model, dan teknik pembelajaran secara spesifik. Penguasaan model pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran. Perkembangan dalam kegiatan proses belajar mengajar diharapkan siswa mengalami perubahan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi siswa dalam proses belajar mengajar yaitu model yang digunakan guru dalam menyampaikan materi. Ketika model yang digunakan tidak melibatkan siswa secara aktif besar kemungkinan tujuan yang diharapkan tidak tercapai dan hasil belajar siswa kurang.

(17)

3

kompetensi kejuruan. Salah satu mata pelajaran pada kelompok kompetensi kejuruan adalah dasar kompetensi kejuruan (Produktif 1). Pada mata pelajaran Produktif 1, ditetapkan sepuluh standar kompetensi kelulusan, salah satunya adalah pengidentifikasian komponen motor Diesel. Kompetensi yang diharapkan pada standar kompetensi ini adalah peserta didik mampu mengembangkan keterampilan pengidentifikasian komponen motor Diesel. Pembelajaran mata pelajaran Produktif 1 Standar kompetensi pengidentifikasian komponen motor

Diesel ini merupakan meteri penunjang untuk mata pelajaran Produktif 2, apabila

siswa kurang memahami materi dasarnya untuk tahap pembelajaran selanjutnya besar kemungkinan siswa menjadi kebingungan terhadap materi yang akan disampaikan selanjtunya.

Hasil survey awal penulis yang dilakukan di SMKN 6 Bandung menemukan bahwa, pelaksanaan proses pembelajaran standar kompetensi pengidentifikasian komponen motor Diesel yang diberikan pada peserta didik kelas X semester I, ternyata masih terfokus pada guru (teacher centere). Guru mendominasi proses pembelajaran, sehingga peserta didik kurang aktif dan terkesan pasif dalam belajarnya. Pembelajaran dikelas hanya berlangsung satu arah, yaitu dari guru ke peserta didik. Hal ini tidak sejalan dengan karakteristik kurikulum yang digunakan, yaitu kurikulum 2013, dimana hasil belajar harus mencapai aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

(18)

4

pembelajaran yang efektif dan interaktif. Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan siswa untuk memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya. Hal ini siswa menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan belajar (Heimo H. Adelsberger, 2000).

Berdasarkan dari pengamatan pembelajaran di SMK otomotif, proses belajar mengajar sering kali menggunakan model ceramah (banyak teori) sedangkan untuk praktik sedikit dilakukan. Sedangkan siswa SMK otomotif cenderung lebih senang untuk melakukan praktek. Hal seperti ini dapat mengakibatkan motifasi belajar siswa yang pada awalnya sangat ingin mengetahui secara nyata objek yang dipelajarinya menjadi menurun. Sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di SMK Negeri 6 Bandung (Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 153/2003) bahwa dalam pembelajaran Produktif 1 dengan kompetensi dasar Mengenal Fungsi Komponen Engine Diesel siswa dikatakan telah kompeten atau lulus jika mendapatkan nilai KKM ≥ 76. Kenyataan dalam mata pelajaran Produktif 1 belum mampu mencapai kriteria pembelajaran tuntas tersebut (mencapai nilai KKM).

Tabel 1.1

Nilai hasil belajar Kompetensi Dasar Mengenal Fungsi Komponen

Engine Diesel 2013-2014.

Nilai Frekuensi

97-100 17(12.68%)

81-90 17(12.68%)

71-80 21(15.68%)

<70 79(58.69%)

Jumlah 100%

(19)

5

Melihat data di atas jelas hasil belajar pada mata pelajaran Produktif 1 sangat kurang. Berdasarkan dari pengamatan khususnya pembelajaran di SMK, terdapat faktor-faktor yang ditemukan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, identifikasi masalah diantaranya yaitu: (1) Guru hanya menjelaskan materi dengan model ceramah; (2) Model pembelajaran yang disampaikan oleh guru masih bersifat verbalistik (hafalan); (3) Pada umumnya guru tidak memberi inspirasi kepada peserta diklat untuk berkreasi dan tidak melatih peserta diklat untuk belajar mandiri; (4) Kurangnya pelatihan atau konsentrasi siswa terhadap apa yang disampaikan oleh guru.

Hal ini merupakan permasalahan yang mengakibatkan hasil belajar peserta didik masih banyak dibawah KKM. Dengan demikian, perlu sebuah pemecahan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Adapun untuk mengatasi permasalahan yang terjadi tersebut, akan dicoba dengan menerapkan model pembelajaran

eksploration learning. Hal ini dimaksudkan untuk menggantikan model

pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh guru yaitu model pembelajaran konvensional. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Djamarah (1996), model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan model ceramah, karena sejak dulu model ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran model konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.

(20)

6

langkah-langkah eksploratif. Model pembelajaran ini dapat dikembangkan melalui bentuk pertanyaan. Seperti yang dikatakan oleh Socrates bahwa pertanyaan yang baik dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan lebih mendalam.

Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Siswa menghubungkan pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari informasi serta memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu siswa menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil telaah.

Model pembelajaran eksploration learning pelaksanaan kegiatannya dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya siswa menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna. Melalui kegiatan eksplorasi siswa dapat mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Siswa juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang pengaruh penerapan model eksploration learning dengan menggunakan media engine stand terhadap hasil belajar peserta didik pada standar kompetensi Pengidentifikasian Komponen Motor Diesel dengan melakukan studi eksperimen pada peserta didik SMK. Adapun judul penelitian yang penulis lakukan adalah: “Studi Komparasi Hasil Belajar Exploration Learning dengan Model Pembelajaran Konvensional Menggunakan Media

Engine Stand (Studi Komparasi Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran

(21)

7

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah perlu diterapkan terlebih dahulu untuk memperjelas kemungkinan permasalahan yang timbul dalam penelitian ini, berdasarkan hal tersebut dituliskan beberapa identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Guru hanya menjelaskan materi dengan model ceramah dan masih bersifat verbalistik (hafalan) sehingga guru tidak memberi inspirasi kepada peserta diklat untuk berkreasi dan tidak melatih peserta diklat untuk belajar mandiri. 2. Proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini, masih berpotensi pada guru (teaching centered) dari pada berpusat kepada peserta didik (student

centered), sehingga peserta didik tidak terbiasa untuk berinteraksi sosial

dengan guru atau teman sekelasnya.

3. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru pada mata pelajaran Produktif 1 kurang bervariasi, sehingga peserta didik kurang aktif dan terkesan pasif dalam belajarnya yang mengakibatkan peserta didik merasa jenuh saat proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah Penelitian

Pembatasan masalah dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup penelitian dan agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas ruang lingkupnya, maka penulis membatasi permasalahan di dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Hasil belajar eksploration learning yang di capai peserta didik pada ranah psikomotor aspek mekanisme.

2. Hasil belajar model konvensional yang dicapai peserta didik pada ranah kognitif aspek analis.

3. Materi yang digunakan adalah materi dasar kompetensi mengenal fungsi komponen engine diesel.

(22)

8

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah pokok pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana sebaran hasil belajar eksploration learning dengan media engine

stand pada mata pelajaran Produktif 1.

2. Bagaimana sebaran hasil belajar konvensional dengan media engine stand pada mata pelajaran Produktif 1

3. Seberapa besar perbedaan hasil belajar eksploration learning dengan pembelajaran konvensional dengan media engine stand pada mata pelajaran Produktif 1.

4. Seberapa besar perbedaan gain yang terjadi diantara kedua perlakuan. Variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang terjadi atas perlakuan

eksploration learning dan model konvensional pada kompetensi dasar mengenal

fungsi komponen engine diesel. Hasil belajar adalah segala sesuatu yang yang dapat dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil pembelajaran (Nasution 1999). Pengukuran hasil belajar dilakukan pada pembelajaran teoriti (kognitif) siswa dan pembelajaran praktis (psikomotor) melalui instrumen penilaian kognitif berupa

pretest dan posttest serta lembar observasi untuk penilaian aspek psikomotor.

E. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai proses model pembelajaran yang digunakan guru mata pelajaran produktif di SMK Negeri 6 Bandung. Secara terperinci dapat dilihat dalam tujuan khusus penelitian ini, yakni:

1. Untuk mendeskripsikan hasil belajar exploration learning dengan media

engine stand pada mata pelajaran Produktif 1.

2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar konvensional dengan media engine

stand pada mata pelajaran Produktif 1.

(23)

9

4. Untuk menghitung perbedaan gain yang terjadi diantara kedua perlakuan.

F. Manfaat Penelitian

Melihat dari tujuan yang telah dikemukakan diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pihak-pihak dalam dunia pendidikan kejuruan, diantaranya:

1. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan informasi yang berarti bagi pengembangan proses belajar mengajar pada mata pelajaran Produktif 1 di SMK Negeri 6 Bandung guna meningkatkan mutu pendidikan.

2. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan dalam menentukan alternatif strategi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Produktif 1.

3. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan menjadi motifasi untuk meningkatkan prestasi belajar dan memicu keseriusan siswa dalam belajar terutama dalam menerima materi ajar sehingga penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam meningkatkan kemampuan memahami materi ajar pada mata pelajaran Produktif 1.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai penerepan

exploration learning media engine stand pada mata pelajaran Produktif 1

(24)

10

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini merupakan urutan penyusunan materi hasil penelitian agar susunannya lebih teratur. Hasil penelitian ini akan diuraikan dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, bab ini berisikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, bab ini membahas tentang penjelasan konseptual dan teoritik penelitian yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka berfikir, asumsi dasar, dan hipotesis.

Bab III Metode Penelitian, bab ini berisikan, metode penelitian, variabel dan paradigma penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV Hasil dan Pembahasan, bab ini berisikan mengenai deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.

(25)

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapat temuan-temuan sebagai berikut:

1. Sebaran hasil belajar peserta didik yang menggunakan model belajar

eksploration learning pada standar kompetensi Pengidentifikasian

Komponen Motor Diesel dengan materi dasar kompetensi mengenal fungsi komponen engine diesel memperoleh nilai rata-rata 87,34 termasuk kedalam kriteria tinggi.

2. Sebaran hasil belajar peserta didik yang menggunakan model belajar konvensional pada standar kompetensi Pengidentifikasian Komponen Motor

Diesel dengan materi dasar kompetensi mengenal fungsi komponen engine

diesel memperoleh nilai rata-rata 65,00 termasuk kedalam kriteria sedang.

3. Perbedaan hasil belajar eksploration learning dengan pembelajaran konvensional dengan media engine stand pada mata pelajaran Produktif 1 yaitu sebesar 5,59% dan termasuk kedalam kategori rendah.

4. Peningkatan hasil belajar kelas kontrol dengan N-gain rata-rata 0,62 termasuk kategori sedang. Adapun peningkatan hasil belajar yang terjadi pada kelas eksperimen dengan N-gain rata-rata 0,86 termasuk kategori tinggi dan perbedaannya sebesar 0,24 termasuk kategori sedang.

Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar peserta didik pada standar kompetensi Pengidentifikasian Komponen Motor

Diesel di SMK Negeri 6 bandung yang menggunakan model pembelajaran

eksploration learning lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang

(26)

94

B. Saran

Hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan, penulis mencoba memberikan saran-saran yang kiranya dapat dipertimbangkan bagi pihak-pihak yang terkait. Saran yang ditunjukan adalah sebagai berikut:

1. Bagi peserta didik, harus lebih ditingkatkan lagi keaktifann dalam belajar dengan teman sebaya, baik bertanya atau mengeluarkan pendapat. Bagi ketua kelompok atau peserta didik yang dianggap lebih pandai harus terus membimbing dan membantu temannya yang kesulitan dalam belajar, dan tidak merasa sombong dengan kepandaiannya.

2. Bagi guru, menerapkan model pembelajaran eksploration learning dapat dijadikan alternatif dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi pihak sekolah, merekomendasikan model pembelajaran eksploration

learning sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan

khususnya pada standar kompetensi Pengidentifikasian Komponen Motor

Diesel, demi tercapainya hasil belajar yang lebih baik.

(27)

95

DAFTAR PUSTAKA

Adno, Ano. H. (2008). Studi Komparasi Antara Sistem Pembelajaran

modulDengan Sistem Pembelajaran Klasikal Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada mata Pelajaran Gambar Teknik Airframe Manufacture.

Bandung: Skripsi JPTM FPTK UPI [Tidak diterbitkan].

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

_________________. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.

Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.

Dejnozke, Edward L. 1976. Ameican Educator Encylopedi. London: Greenwood Press [online] Tersedia:http://www.google.com/search?ie=UTF-8&oe=UTF8&sourcied=navclient&gfns=1&q=Dejnozken%2C+Edward +L.+1976.+American+Edcator+Encyclopedi.+London%A3+Greenwood +Press. [28 Mei 2014].

Hamalik, Oemar. (2010). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Heimo, H. (2000). University of Duisburg-Essen Faculty of Economics and Business Administration Information Systems for Production and Operations Management Universitaetsstrasse 9 45141 Essen Germany. [online]. Tersedia:

http://gurupembaharu.com/home/elaborasi-eksplorasi-dan-konfirmasi-tipe.html [10 mei 2014].

Permendiknas. (2005). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2005 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Permendiknas. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Pratikno, (2014) Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentasion Dengan Siswa Yang Menggunakan Media Engine Trainer Pada Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar. Bandung: Skripsi JPTM FPTK UPI [Tidak diterbitkan].

(28)

96

Pelajaran Teknik Digital. Bandung: Skripsi JPTM FPTK UPI [Tidak

diterbitkan].

Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga

Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Siregar, Syafaruddin. (2004). Statistik Terapan. Jakarta: Grasindo.

Sisdiknas. (2008). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Sisdiknas. (2008). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Subroto. (2002). Proses Belajar Belajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Toyota. (1996). New Step 1 Training Manual. Jakarta: Training Center, Toyota Astra Motor.

Toyota. (1996). New Step 2 Training Manual. Jakarta: Training Center, Toyota Astra Motor.

Uji Validitas dan Reliabilitas [online].

Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/C%20-%20FPBS/JUR.%20PEND.%20BAHASA%20PERANCIS/1969122319

93022%20-%20TRI%20HARDINI/Uji%20Validitas%20dan%20Reliabilitas.pdf [28 Mei 2014].

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN ASAS PROPORSIONALITAS DALAM PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA DI BANK MANDIRI (Analisis Terhadap.. Perjanjian Kredit Modal Kerja di

Harga kesadahan total pada air umpan boiler penting untuk diperhatikan dengan tujuan untuk mencegah menurunnya efisiensi panas yang disebabkan terbentuknya Lumpur atau kerak

Kesimpulan hasil penelitian ini sebagian besar ibu balita berpengetahuan cukup dan sebagian besar status gizi balita dalam keadaan normal.Rekomendasi penelitian ini

Project resources and relevant sides which need cost as an important factors in project cost, should be firstly discussed.. Explain the project

resources, related sides in project, kind of payments for planner , contractor and supervisor, and also having ability to calculate the global cost and detail cost estimation of

Jaksa Penuntut Umum dalam menyusun surat dakwaan harus sesuai dengan syarat-syarat materiil surat dakwaan yang tertuang dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP,

Pada hari ini Jum’at Tanggal Lima Belas Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Empat Belas (15-08-2014), kami Pokja Pengadaan Barang/Jasa Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci Tahun

melakukan menghapuskan jabatan analis dan memindahkannya perannya ke dalam Project Management Office (PMO), yang mengawasi semua teknologi dan proyek bisnis, serta