• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Mobilisasi Dini Pasca Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Mobilisasi Dini Pasca Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu proses yang banyak dinanti oleh pasangan suami istri. Kehamilan merupakan saat bahagia yang dinanti tidak saja oleh pasangan suami istri namun juga keluarga besar kedua belah pihak. Persalinan yang cepat dan mudah serta dilakukan secara alami merupakan hal yang biasa dilakukan pada saat persalinan. Hal ini dapat terlaksana jika kondisi ibu dan bayi yang dikandung juga dalam kondisi yang normal. Dalam beberapa kondisi tertentu proses kehamilan harus dilakukan dengan operasi caesar atau lebih dikenal dengan sectio caesarea.

Jumlah persalinan sectio caesarea di Indonesia juga mengalami peningkatan, tahun 2005 jumlah persalinan sectio caesarea sebanyak 8% dari seluruh persalinan, tahun 2006 sebanyak 15% dan tahun 2007 sebanyak 21%. Sectio caesarea pada umumnya dilakukan bila ada indikasi medis tertentu sebagai tindakan mengakhiri kehamilan dengan komplikasi. Berdasarakan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 ditemukan hanya 4,3% dari persalinan yang berakhir dengan sectio caesarea yaitu sebanyak 695 kasus dari 16.217. Departemen Kesehatan RI (2000) menetapkan angka kelahiran sectio caesarea untuk rumah sakit pendidikan

(2)

atau rujukan provinsi 20% dari seluruh persalinan, sedangkan untuk rumah sakit swasta 15% dari seluruh persalinan.

Kelahiran sectio caesarea dapat mengakibatkan kejadian resiko terjadinya infeksi, karena infeksi merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu, yaitu sekitar 20% sampai 25% (Manauba, 2008), sedangkan menurut Benssons dan Pernols (2004), angka kematian pasca sectio caesarea adalah 40 sampai 80 tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukkan resiko 25 kali lebih besar dibandingkan persalinan pervaginam dan untuk kasus karena infeksi mempunyai angka 80 kali lebih tinggi dibadingkan dengan persalinan pervaginam.

Mobilisasi dini penting dilakukan untuk mempercepat kesembuhan ibu sehingga dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara normal. Keterlambatan adanya mobilisasi dini akan menjadikan kondisi ibu semakin memburuk dan menjadikan pemulihan pasca sectio caesarea menjadi terlambat. Pengetahuan yang dimiliki oleh ibu baik berupa pengetahuan yang didapat dari pendidikan formal maupun nonformal akan mempengaruhi pemahaman ibu terhadap mobilisasi dini pasca sectio caesarea.

Dokter kandungan menganjurkan pasien yang mengalami operasi sectio caesarea untuk tidak berdiam diri ditempat tidur tetapi harus menggerakkan badan atau mobilisasi untuk membantu proses penyembuhan luka (Kasdu, 2003) dan mencegah terjadinya infeksi serta trombosis vena (Roper, 2009).

(3)

(Rekam Medik RS Dr. Moewardi tahun 2009). Dari survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 28 Oktober 2010 peneliti mendapatkan informasi dari 6 orang ibu yang bersalin dengan operasi sectio caesarea, tiga diantaranya mengatakan tidak mengetahui tentang pentingnya melakukan mobilisasi dini dan terlihat hanya tiduran di atas tempat tidur karena takut jika banyak bergerak akan merusak jahitan sectio caesarea, dengan bergerak mempengaruhi tidak merekatnya luka pasca sectio caesarea, letih dan nyeri. Ibu menyatakan bahwa ibu tidak melakukan mobilisasi seperti tidak melakukan gerakan ujung jari kaki, memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, meskipun petugas kesehatan telah meminta untuk melakukan latihan mobilisasi dini.

Tiga orang ibu lain pasca sectio caesarea hanya melakukan gerakan mobilisasi seperti memiringkan badan ke kanan dan ke kiri. Ibu menyatakan belajar duduk agar punggungnya tidak terasa pegal, namun mobilisasi ibu dilakukan lebih dari 24 jam pasca sectio caesarea. Dari permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku mobilisasi dini pasca sectio caesarea.

B. Rumusan Masalah Penelitian

(4)

pengetahuan dengan sikap ibu dalam mobilisasi dini pasca sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu dalam mobilisasi dini pasca sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang mobilisasi dini pasca sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi.

b. Mengetahui sikap ibu dalam mobilisasi dini pasca sectio caesarea RSUD Dr. Moewardi.

c. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu dengan mobilisasi dini post sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi.

d. Menganalisis hubungan sikap ibu dengan mobilisasi dini pasca sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

(5)

2. Bagi Responden

Sebagai bahan informasi mengenai pentingnya mobilisasi dini bagi ibu-ibu pasca sectio caesarea.

3. Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi ruang kebidanan RSUD Dr. Moewardi untuk dapat lebih mengoptimalkan dalam perawatan pada ibu pasca sectio caesarea sebagai upaya pendampingan tindakan mobilisasi dini.

E. Keaslian Penelitian

1. Ika Oktavia (2009) dengan judul “Pengetahuan Ibu Post Partum tentang

Pelaksanaan Mobilisasi Dini dalam Pemulihan Alat Reproduksi di RB Melati Kelurahan Blabak Kecamatan Pesantren Kota Kediri”. Desain

penelitian ini adalah deskriptif, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu post partum sejumlah 13 orang. Sampel adalah sebagian Ibu post partum yang ada di RB Melati Kelurahan Blabak Kecamatan Pesantren Kota Kediri yang memenuhi kriteria inklusi dengan menggunakan teknik accidental sampling sebanyak 13 responden. Data yang diperoleh ditabulasikan kemudian dianalisa dengan analisa data secara kualitatif.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dari penulis

tersebut yaitu penelitian ini berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan

(6)

Dr. Moewardi ”, variabel, subyek, waktu, dan tempat penelitian dilakukan.

2. Khodriyati, N (2003), “Evaluasi Pelaksanaan Mobilisasi Dini pada Pasien Pasca Infark Miokard Akut di IRJAN RS DR Sarjito Yogyakarta “. Metode yang digunakan total sampling dengan teknik pengumpulan data dengan teknik observasi.

Perbedaan penelitian adalah metode pengambilan sample, dan tempat penelitian.

3. Yemima (2007), “Pengaruh Mobilisasi pada Klien Stroke yang

Mengalami Gangguan Fungsi Motorik dengan Kejadian Dekubitus di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus”. Jumlah sampel sebanyak 30 pasien dengan pengambilan sampel mengunakan purposive random sampling. Rancangan penelitan menggunakan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

Referensi

Dokumen terkait

31 Demikian juga dengan KHI yang memuat Materi Hukum Perkawinan Islam di Indonesia salah satu proses pengumpulan datanya, sebagaimana telah dibahas di muka, adalah

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahma t hidayah-Nya serta memberikan kekuatan, ketabahan, kemudahan dan kedamaian berpikir

Hubungan kerja sama yang baik antar karyawan dalam suatu departemen di suatu hotel sangat diperlukkan karna agar tidak terjadi kesalahpahaman yang.. dapat menggangu

Namun, tumpuan juga turut terarah kepada ahli-ahli masyarakat setempat yang lain yang berpengetahuan luas tentang sistem perlindungan diri masyarakat Kedah tradisional daripada

Dapatan daripada kajian ialah: bentuk kata sapaannya berbagai-bagai sesuai dengan kondisi sosial dan angkubah sosial daripada orang yang disapa; bentuk bahasa lain yang

Dilakukan analisis kuantitatif dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada λ 422,7 nm untuk kadar kalsium, dan analisis kuantitatif dengan Spektrofotometer Sinar Tampak pada λ

1) The properties of porous asphalt are influenced by NMAS and binder type. The important properties of SLPA such as VIM, Abrasion Loss, and permeability increase when a

Selain itu, terjadinya perubahan pada kelompok petani aren yang sebelumnya belum mengenal gula semut, setelah dilakukan pendampingan menjadikan kelompok petani aren