• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN ANGKUTAN MASAL CEPAT (MASS RAPID TRANSIT) DI STASIUN PASAR TURI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN ANGKUTAN MASAL CEPAT (MASS RAPID TRANSIT) DI STASIUN PASAR TURI SURABAYA."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN ANGKUTAN MASAL CEPAT

(MASS RAPID TRANSIT) DI STASIUN PASAR TURI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Ilmu Administrasi Bisnis pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

Oleh :

DIAN HARIANTO 0942010022

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

SURABAYA

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN

DALAM MENGGUNAKAN ANGKUTAN MASAL CEPAT

(MASS RAPID TRANSIT) DI STASIUN PASAR TURI

SURABAYA

DisusunOleh : DIAN HARIANTO

NPM.0942010022

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi / Lisan

Menyetujui, PembimbingUtama

Dra. Lia Nir awati M .Si NIP. 196009241993032001

Mengetahui, DEKAN

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dalam Penyusunan skripsi ini penulis mengambil Judul yaitu “Faktor -Faktor Yang Mempengar uhi Kepuasan Konsumen Dala m Menggunakan Angkuta n Masal Cepat (Mass Rapid Transit) Di Stasiun Pasa r Tur i Sur abaya” .

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban bagi mahasiswa dalam

rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Administrasi Bisnis pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

Hasil penulisan skripsi ini bukanlah kemampuan dari penulis semata, namun

terwujud karena bantuan dan bimbingan dari Dra. Ibu Lia Nirawati, M.Si sebagai dosen

pembimbing. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini :

1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Dra. Lia Nirawati, M. Si selaku ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

3. Ibu Dra. Siti Ning Farida, M.Si selaku sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

(4)

5. Seluruh karyawan PT KAI DAOP VIII SB yang telah membantu meluangkan

waktunya untuk memberikan informasi saran bagi penulis.

6. Kedua Orang Tua yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Dan teman-teman seperjuangan angkatan 2009 di Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis

UPN atas segala bantuan dan partisipasinya kepada penulis selama ini.

Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan tersebut mendapat

limpahan berkat dari Allah SWT. Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati

bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Oleh

karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan

demi kesempurnaan skripsi ini.

Harapan penulis semoga dengan terselesainya skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Surabaya, Desember 2013

(5)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA... 9

2.1 Studi Terdahulu ... 9

2.2 Landasan Teori ... 10

2.2.1 Pemasaran Jasa ... 10

2.2.1.1 Definisi Jasa ... 10

2.2.1.2 Karakteristik Jasa ... 11

2.2.1.3 Klasifikasi Jasa ... 13

2.2.1.4 Macam-macam Jasa ... 14

2.2.1.5 Sifat-Sifat Khusus Pemasaran Jasa ... 16

2.2.2 Perilaku Konsumen ... 18

2.2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen ... 18

(6)

v

2.2.3 Ketepatan Waktu ... 23

2.2.4 Harga ... 23

2.2.4.1 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Harga... 24

2.2.5 Fasilitas ... 26

2.2.6 Produk ... 29

2.2.6.1Pengertian Produk ... 29

2.2.6.2 Penggolongan Produk... 32

2.2.7 Kepuasan Konsumen ... 35

2.2.7.1 Pengertian Kepuasan Konsumen ... 35

2.2.7.2 Strategi Kepuasan Konsumen ... 37

2.2.7.3Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen ... 39

2.3 Kerangka Berpikir ... 42

2.4 Hipotesis ... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 46

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 46

3.1.1 Definisi Operasional ... 46

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 49

3.2 Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel... 49

3.2.1 Populasi ... 49

3.2.2 Sampel ... 50

3.2.3 Tehnik Penarikan Sampel ... 51

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 52

(7)

vi

3.3.2 Sumber Data ... 52

3.3.3 Pengumpulan Data ... 52

3.4 Tehnik Analisis dan Uji Hipotesis ... 53

3.4.1 Uji Validitas ... 53

3.4.2 Uji Reliabilitas ... 54

3.5 Uji Asumsi Klasik... 55

3.6 Teknik Analisis Data ... 57

3.7 Uji Hipotesis ... 58

3.7.1 Uji F ... 58

3.7.2 Uji t ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 63

4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Kereta Api Indonesia ... 63

4.1.2 Tujuan Perusahaan ... 66

4.1.3 Visi, Misi dan Budaya PT. Kereta Api Indonesia ... 66

4.2 Penyajian Data ... 67

4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 67

4.2.2 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 68

4.2.3 Deskripsi Variabel Harga (X1) ... 69

4.2.4 Deskripsi Variabel Ketepatan Waktu (X2) ... 70

(8)

vii

4.2.6 Deskripsi Variabel Kepuasan Konsumen (Y) ... 73

4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 76

4.3.1 Uji Validitas ... 76

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 78

4.3.3 Uji Asumsi Klasik/BLUE (Best Liniear Unbiased Estinator) . 79 4.3.4 Regresi Linier Berganda ... 83

4.4 Pengujian Hipotesis ... 85

4.4.1 Uji Simultan (Uji F) ... 85

4.4.2 Analisis Secara Parsial (Uji t) ... 87

4.5 Pembahasan ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 95

5.1 Kesimpulan... 95

5.2 Saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA

(9)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN ANGKUTAN MASAL CEPAT (MASS RAPID TRANSIT) DI

STASIUN PASAR TURI SURABAYA Disusun Oleh:

DIAN HARIANTO NPM: 0942010022

Pada era globalisasi dan seiring dengan pesatnya perkembangan jaman, maka sangat mempengaruhi akan pesatnya perkembangan moda transportasi yang cepat, aman dan nyaman. Semakin padatnya penduduk di perkotaan yang sering menyebabkan kemacetan, maka salah satu terobosan moda tranportasi angkutan masal menunjuk ada kereta api komuter cepat (mass rapid transit) yang mempunyai trayek antar kota yaitu dari Surabaya menuju Lamongan. Keberadaan kereta api komuter dipercaya bisa membantu memecah permasalahan tentang kemacetan kota, karena dengan kereta api kita bisa menempuh jalan dengan bebas hambatan karena pada dasarnya kereta api memiliki jalannya sendiri. Penelitian ini difokuskan pada perumusan masalah dari Harga, Ketepatan Waktu dan Fasilitas secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap kepuasan konsumen di Stasiun Pasar Turi, Surabaya.

Metode penelitian ini menggunakan populasi calon penumpang kereta api komuter lintas Surabaya-Lamongan yang ada di stasiun pasar turi. Sampel dari penelitian ini adalah sebanyak seratus orang pengguna kereta api komuter lintas Surabaya-Lamongan dan menggunakan jenis data premier, dengan cara menyebarkan 100 kuisoner kepada penumpang kereta api komuter lintas Surabaya-Lamongan. Sedangkan teknik analisi penelitian menggunakan teknik analisis linier berganda.

Hasil dari penelitian ini adalah:

Variable Harga, Ketepatan Waktu dan Fasilitas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Variable Harga, Ketepatan Waktu dan Fasilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Kata Kunci :

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Meningkatnya laju arus urbanisasi mengakibatkan perkembangan kota semakin komplek. Kebutuhan jaringan transportasi untuk menampung pergerakan warga kotanya pun semakin meningkat pula. Hal itu juga didorong oleh meningkatnya aktivitas ekonomi dan mobilitas penduduk yang kurang terlayani oleh angkutan umum yang memadai. Disamping itu terdapat pula peningkatan harga tanah di pusat kota dan pinggiran kota yang meningkatkan kebutuhan transportasi, bagi masyarakat yang tinggal dipinggir kota. Warga masyarakat kota tinggal semakin jauh dari tempat kerjanya, pertumbuhan penduduk selalu menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun sehingga transportasi merupakan kebutuhan yang sangat vital. Kota Surabaya merupakan kota metropolitan kedua setelah Jakarta.

Transportasi merupakan salah satu insfrastruktur wilayah yang sangat penting untuk diperhatikan dalam penyediaan dan perencanannya. Sarana dan prasarana transportasi merupakan alata akses ke lokasi dimana tata guna lahan dapat berubah karenanya. Oleh karena itu, transportasi memegang peranan yang cukup menentukan di daerah perkotaan. Kota yang baik dapat ditandai dengan melihat kondisi pengangkutannya. Transportasi yang aman dan lancar, selain mencerminkan keteraturan kota, juga mencerminkan kelancaran kegiatan perekonomian kota.

(11)

banyak digunakan oleh masyarakat diantaranya bus dan kereta api. Tetapi seiring dengan peningkatan pertumbuhan perekonomian di Indonesia, pemilikan kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor) merupakan cerminan hasil interaksi antara peningkatan taraf hidup dan kebutuhan mobilitas penduduk di daerah perkotaan.

Untuk mengimbangi dan menekan laju peningkatan penggunaan kendaraan pribadi, harus dilakukan pada sistem angkutan umum. Perbaikan tersebut berdasarkan daya kemampuan angkut yang besar, kecepatan yang tinggi, keamanan dan kenyamanan perjalanan yang memadai, dan karena digunakan secara massal haruslah dengan biaya perjalanan yang terjangkau. Jadi, harus ada sistem transportasi baru yang tidak terikat oleh jalan raya yang memenuhi semua persyaratan itu.

Oleh karena itu, transportasi menggunakan KA diperkirakan menjadi alternative utama di masa mendatang. Setelah kondisi jalan darat semakin padat. Kereta api merupakan sarana transportasi yang dapat menyelenggarakan rencana-rencana perjalanan secara teratur dan dapat diadakan (reguler and reliable schedule), yang artinya tidak banyak tergantung pada cuaca kecuali badai, topan

atau banjir. Tingkat keselamatannya tinggi, hingga ada jaminan barang-barang sampai di tujuan dengan keadaan baik. Disamping itu pelayanan jasa angkutan kereta api bersifat komplementer terhadap jasa angkutan lainnya.

(12)

Oleh karena itu muncul rencana mengembangkan sistem angkutan massal cepat (mass rapid transit) yang pilihan utamanya adalah pengembangan penggunaan jenis model transportasi kereta api yang berkapasitas besar yang dikenal dengan Komuter.

Kemacetan lalu lintas di kota Surabaya bersifat temporal, sehingga Surabaya harus memiliki jarinngan transportasi masal yang besar dan dapat diandalkan, yang tidak polutif, nyaman, aman dan dapat dipercaya untuk penumpang serta ekonomis bagi operatornya. Peningkatan transportasi kolektif dengan kereta api di wilayah Surabaya juga merupakan salah satu taruhan untuk seluruh wilayah Jawa dan Nasional karena daerah ini merupakan satu dari pusat-pusat syaraf jaringan kereta api Jawa yang luas.

Peluncuran kereta api komuter Surabaya-Lamongan ini diharapkan mampu membantu mengatasi masalah transportasi kedua kota ini. Apalagi dengan jumlah penduduk Lamongan 1,3 juta lebih yang merupakan kabupaten dengan jumlah desa terbanyak nomor dua di Indonesia, bisa memperlancar arus angkutan Surabaya-Lamongan pergi pulang. Kapasitas sulam 300 penumpang dengan dua gerbong. Kecepatan yang bisa dijalankan 40-60 km/jam dengan jarak tempuh kurang lebih 41 km. Kereta api komuter ini melewati 7 titik perhentian, yaitu : stasiun Lamongan, Duduk Sampeyan, Cerme, Benowo, Kandangan, Tandes dan berhenti di stasiun Pasar Turi Surabaya.

(http://www.jatim.go.id/news.php?id=6290)

(13)

Jika dilihat dari harga tiket untuk kereta api komuter relatif sangat terjangkau, selain ekonomis dan efisien, kereta api juga sangat cocok ungkutan jarak jauh dimana angkutan kendaraan bermotor yang sesak pergerakannya, membosankan dan melelahkan seringkali lebih mahal khusunya untuk jarak jauh, selain itu tingkat resikonya juga jauh lebih besar jika menggunakan kendaraan pribadi dalam menempuh perjalanan jauh.

Selain itu, dalam hal ketepatan waktu kerte api lebih cepat apabila dibandingkan dengan kendaraan umum lainnya, karena kereta api mempunyai rel kereta sendiri yang tentunya terbebas dari kemacetan kota yang sangat menyita waktu.

Angkutan kereta api juga merupakan angkutan yang bersifat public utility, suatu usaha dikatakan public utility bilamana dia menghasilkan komoditi dan jasa untuk kepentingan masyaratak banyak dan karenanya sangat diperlukan bagi kesejahteraan umum masyarakat.

Dalam hal fasilitas, kereta api komuter lintas Su-Lam sudah cukup baik karena sudah terdapat beberapa fasilitas didalam kereta, misalnya: kamar kecil didalam kereta, charger handphone dan tempat duduk yang layak. Akhir-akhir ini kereta api juga berusaha meningkatkan fasilitas dengan memberikan AC (Air Conditioner) didalam kereta api, namun masih belum berjalan dengan semestinya.

Sifat lain dari angkutan kereta api adalah bersifat secara besar-besaran (Large Scale Understanding), yang artinya banyak diperlukan baik jumlah permodalan yang besar untuk investasi volume angkutan dan trafik baru yang ditawarkan tersebut. (Kamaluddin, 2003:45).

(14)

1. Departemen Perhubungan RI, Direktorat Jendral Perkereta Apian 2. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)

3. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Ditingkat daerah yaitu meliputi :

1. Propinsi Jawa Timur, Badan Perencanaan Pembangunan Propinsi, Dinas Perhubungan.

2. Walikota Surabaya, Badan Perencanaan Pembangunan Kota, Dinas Perhubungan dan Pekerjaan Umum.

3. PT. Kereta Api, Daerah Operasi VIII, proyek-proyek prasarana kereta api (DAOP VII, VIII, IX).

4. Pihak-pihak yang bersangkutan dengan proyek, meliputi ITS, DLLAJL, Organda dan Pengusaha Bandar Udara Juanda, Surabaya (PAPI).

Melihat perkembangan kualitas maupun kuantitas kereta api sebagai angkutan masal cepat, pemerintah baik pusat maupun daerah telah mengeluarkan kebijakan yang bersifat mengatur serta mengawasi jumlah maupun jenis moda transportasi yang beroperasi dalam :

a. Undang-undang No. 13 tahun 1992 tentang perkereta apian.

b. Peraturan Pemerintah (PP) N0. 69 tahun 1998 tentang sarana dan prasarana kereta api.

c. Peraturan Pemerintah (PP) No. 82 tahun 1998 tentang lalu lintas dan angkutan kereta api.

d. KM hub 52/00 tentang jalur kereta api.

(15)

Keuntungan pertama yang diperoleh masyarakat di komuter surabaya – lamongan, yakni masyarakat pengguna kereta api komuter surabaya – lamongan ini nantinya akan terhindar dari kemacetan. Selain itu, masyarakat juga terhindar dari hujan dan banjir yang sekarang sedang melanda beberapa ruas jalan di daerah baik di Surabaya, Gresik maupun Lamongan. Kemudian dari segi ekonomis, masyarakat dapat lebih menghemat pengeluaran biaya BBM yang kini semakin tinggi harganya. Sementara ini, kereta api komuter surabaya – lamongan masih menyiapkan dua gerbong dengan kapasitas 68 orang per gerbongnya.

Kereta api komuter Surabaya – Lamongan (Sulam) dioperasikan perdana pada tanggal 15 Februari 2006. komuter dengan dua gerbong ini diresmikan oleh Dirjen Perkeretaapian Departemen Perhubungan Suewito Ekosaputro. Dalam peresmian itu turut hadir komisi 5 DPR RI Hadi Susilo, Kepala Dinas Perhubungan Pemrov wilayah Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan (Gerbang Kertosusilo).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Apakah secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan dari harga, ketepatan waktu dan fasilitas terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan layanan kereta api komuter lintas Su-Lam ?

(16)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari harga, ketepatan waktu dan fasilitas secara simultan terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan layanan jasa kereta api komuter lintas Surabaya – Lamongan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari harga, ketepatan waktu dan fasilitas secara parsial terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan layanan jasa kereta api komuter lintas Surabaya – Lamongan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah : 1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam memperkaya kajian tentang kepuasan masyarakat pengguna serta masyarakat umum dalam pemanfaatan kereta api komuter surabaya – lamongan khususnya dalam pemanfaatan angkutan cepat masal (mass rapid transit) dalam pelayanan angkutan publik pada umumnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

(17)
(18)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Ter da hulu

Telah banyak dilakukan penelitian mengenai kepuasan konsumen.

Diantaranya pernah dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Ketepatan Waktu,

Fasilitas, Pelayanan dan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen Pengguna Kereta

Api ‘Gumarang’ Eksekutif dan Bisnis Jurusan Surabaya – Jakarta”, oleh Laura

Fatima pada tahun 2007.

Hasil yang diperoleh dari kesimpulan ini adalah suatu pelayanan yang

berkualitas tidak terlepas dari suatu usaha untuk menciptakan terobosan-terobosan

baru yang kesemuanya bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi para

pelanggannya. Sedangkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian bahwa variabel ketepatan waktu (X1), fasilitas (X2),

pelayanan (X3) dan harga (X4) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel

kepuasan konsumen pengguna jasa kereta api (Y) terbukti kebenarannya.

2. Hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang nyata secara parsial antara ketepatan

waktu, fasilitas, pelayanan dan harga terhadap kepuasan konsumen pengguna kereta api

“Gumarang” jurusan Surabaya-Jakarta, diperoleh kesimpulan:

a. Bahwa ketepatan waktu secara parsial berpengaruh nyata terhadap kepuasan konsumen.

b. Bahwa fasilitas secara parsial berpengaruh nyata terhadap kepuasan konsumen.

c. Bahwa nilai pelayanan secara parsial berpengaruh nyata terhadap kepuasan konsumen.

(19)

2.2 Landasan Teor i

2.2.1 Pemasa ran J asa

2.2.1.1 Definisi J asa

Pada dasarnya pemasaran jasa mempunyai kesamaan dengan pemasaran

barang atau produk dan sering sekali melengkapi antara keduanya, hanya saja

yang lebih diperh atikan yang mana yang lebih dominan. Misalnya penjualan

produk disuatu pertokoan, kemudian produk itu diantarkan ke alamat pembeli. Ini

mempunyai arti bahwa produk lebih dominan, sedangkan mengantar produk

merupakan jasa yang peranannya lebih kecil. Sebaliknya dalam menservis sepeda

motor lebih dominan jasa menservis dibandingkan dengan harga produk barang

tersebut. Sering sekali dalam dunia usaha peranan jasa sangat penting dan dapat

berpengaruh pada perusahaan persaingan.

Menurut Alma (2000 : 187) jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang

outputnya bukan produk yang dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan

memberikan nilai tambah (seperti kenikmatan, santai, hiburan, sehat) bersifat

tidak berwujud.

Menurut Christopher (2005 : 5) adalah tindakan atau kinerja yang

ditawarkan suatu pihak kepada pihak-pihak lainnya. Walaupun prosesnya

mungkin terkait dengan produk fisik, sedangkan kinerjanya pada dasarnya tidak

nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi.

Menurut Rambat (2006 : 6) jasa merupakan semua aktifitas ekonomi yang

(20)

dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya

kesenangan, hiburan, kenyamanan atau kesehatan) konsumen.

Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa di dalam jasa

selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa),

meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan suatu

barang, melainkan suatu proses atau aktifitas yang tidak beruwujud.

2.2.1.2 Kar akter istik J asa

Dalam penyusunan program pemasaran jasa memiliki empat

karakteristik (Alma, 2002 : 204) yang harus dipertimbangkan yaitu :

1. Tidak berwujud

Jasa tidak berwujud, karena tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar

atau dicium. Sebelum transaksi pembelian, harus mempunyai keyakinan

yang teguh pada pemberian jasa sedangkan pemberi jasa dapat melakukan

hal-hal tertentu untuk meningkatkan kepercayaan kosumennya yaitu dengan

cara :

a. Pemberian jasa dapat meningkatkan kewujudan jasa.

b. Pemberian jasa dapat menitik beratkan pada manfaat jasa daripada hanya

menjelaskan ciri-cirinya.

c. Pemberian jasa dapat menciptakan nama merk dari jasanya untuk

menumbuhkan keyakinan atau kepercayaan.

d. Pemberian jasa dapat menggunakan seseorang yanng telah dikenal untuk

(21)

2. Tidak Dapat Dipisahkan

Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya apakah itu berupa mesin atau

manusia. Jasa harus diciptakan atau digunakan pada saat bersamaan.

Ditinjau dari sudut pemasaran, ciri tak terpisahkan ini kerap kali berarti

bahwa penjualan langsung merupakan satu-satunya distribusi. Serta bahwa

jasa penjual tidak dapat dijual banyak pasar. Ciri ini juga membatasi luasnya

usaha pemasaran.

3. Heterogenitas (berubah-ubah)

Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, karena jasa ini

tergantung pada siapa saja yang menyajikan, kapan dan dimana disajikan

pembeli sering bertanya-tanya dulu sebelum menentukan siapa pemilik jasa

yang dipilih.

4. Daya Tahan

Jasa tidak dapat disimpan. Daya tahan suatu jasa tidak akan menjadi

masalah bila permintaan selalu ada karena menghasilkan jasa itu

sebenarnya, dapat dengan mudah disusun terlebih dahulu, tetapi kalau

permintaan berubah-ubah naik turun, maka masalah yang sulit akan segera

muncul.

2.2.1.3 Kla sifika si J asa

Klasifikasi jasa menurut Tjiptono (2005:23) yang mengutip

pernyataan Lovelock (1992) jasa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

(22)

Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu,

dimana sumbu vertikalnya menunjukkan sifat tindakan jasa (tangible

actions and intangible actions). Sedangkan sumbu horizontalnya

merupakan penerimaan jasa.

2. Berdasarkan hubungan dengan pelanggan

Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu,

dimana sunbu vertikalnya menunjukkan tipe hubungan antara perusahaan

jasa dan pelanggan (status keanggotaan dan hubungan temporer).

Sedangkan sumbu horizontalnya merupakan sifat penyampaian jasa

3. Berdasarkan tingkat customization dan kemempuan mempertahankan

standar konstan dalam penyampaian jasa

Jasa diklasifikasikan berdasarkan dua sumbu utama, yaitu tingkat

customization karakteristik jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan

individual dan tingkat kemampuan penyedia jasa dalam mempertahankan

standar yang konsta (tinggi dan rendah)

4. Berdasarkan sifat permintaan penawaran jasa

Jasa diklasifikasikan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu,

dimana sunbu vertikalnya menunjukkan sejauh mana penawaran jasa

menghadapi masalah sehubungan dengan terjadinya permintaan puncak

(23)

sumbu horizontalnya adalah tingkat fluktuasi permintaan sepanjang waktu

(tinggi dan rendah)

5. Berdasarkan metode penyampaian jasa

Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu,

dimana sumbu vertikalnya menunjukkan sifat interaksi antara pelanggan

dan perusahaan jasa. Sedangkank sumbu horizontalnya adalah

ketersediaan outlet jasa

2.2.1.4 Macam-macam J asa

Menurut Alma (2002:208) macam-macam jasa dapat dikelompokkan

sebagai berikut :

1. Personalized service (selera pelayanan)

Jasa ini sangat bersifat personal, yang tidak dapat dipisahkan dari

orang yang menghasilkan jasa tersebut, pelayanan pada saat ini langsung

ditangani oleh produsennya. Pemakaian perantara ini tidak praktis.

Personal service digolongkan lagi ke dalam tiga golongan, yaitu :

a. Personal Service (pelayanan pribadi)

Yang dimaksud adalah jasa yang mengutamakan pelayanan

perorangan. Misalnya : jasa salon, jasa foto

b. Marketing Professional Service (pemasaran jasa pelayanan)

Merupakan pelayanan jasa yang dalam pemasaran biasanya menunggu

(24)

konsumen tersebut akan kembali lagi dilain waktu. Misalnya : jasa

rumah makan

c. Marketing Business Service (pemasaran bisnis pelayanan)

Pada jenis jasa ini sistem pemasarannya tidak langsung, dalam arti

perusahaan jasa tersebut lebih senang diundang oleh

langganan-langganan baru untuk memberikan jasa-jasanya. Misalnya : biro

konsultasi

2. Financial Service, terdiri dari :

a. Banking Service (jasa bank)

b. Insurance Service (jasa asuransi)

c. Investment Service (lembaga penanaman modal)

3. Public Utility and Transportation Service (kepentingan umum jasa

transportasi)

Perusahan public utility mempunyai monopoli secara ilmiah,

misalnya: perusahaan listrik, para pemakainnya terdiri dari konsumen

local, perkantoran, perdagangan, industry dan pemerintah. Sedangkan

transportation service ialah meliputi : jasa angkutan darat, laut dan udara

2.2.1.5 Sifat-sifat Khusus Pemasar an ja sa

Konsep pemasaran jasa menegaskan bahwa kesuksesan sebuah

organisasi dalam mewujudkan tujuannya sangat dipengaruhi oleh

kemampuannya dalam mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Sasarannya adalah memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif

(25)

Menurut Alma (2000 : 215), Pemasaran jasa mempunyai beberapa sifat

khusus, yang dapat diuraikan menjadi sebagai berikut :

1. Menyesuaikan dengan selera konsumen

Merupakan gejala buyer’s market dimana konsumen berkuasa

memperlihatkan suasana pasaran jasa pada saat ini, dalam hal ini

perusahaan di harapkan dapat meningkatkan pelayanan dan

memperlihatkan selera konsumen sehingga kepuasan konsumen dapat

terpenuhi.

2. Keberhasilan jasa dipengaruhi oleh jumlah pendapatan penduduk

Maksudnya adalah semakin tinggi pengahasilan seseorang, maka semakin

tinggi prosentase yang dibelanjakan oleh konsumen dalam memenuhi

kebutuhan yang berarti permintaan jasa akan meningkat.

3. Pemasaran jasa tidak ada pelaksanaan fungsi penyimpangan

Pada dasarnya jasa tidak dapat disimpan karena jasa tersebut di produksi

bersamaann dengan waktu jasa tersebut dikonsumsi.

4. Mutu jasa dipengaruhi oleh benda berwujud

Maksudnya adalah jasa tersebut sifatnya tidak berwujud, oleh sebab itu

konsumen akan memperlihatkan pelayanan perusahaan sebagai tanda

bahwa jasa yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut mempunyai mutu

yang baik. Dalam hal ini pengusaha jasa mempunyai tugas utama untuk

mengelola benda berwujud tersebut agar memberikan jasa yang

memuaskan sehingga konsumen merasa yakin bahwa jasa yang ditawarkan

(26)

5. Saluran distribusi pemasaran jasa tidak terlalu penting

Yang dimaksud adalah pemakaian jasa perantara tidak digunakan tetapi

ada beberapa jenis terntentu yang menggunakan agen-agen perantara.

Misalnya : perdagangan saham obligasi, jasa amgkutan dan sebagainya

melalui biro-biro penyaluran.

6. Adanya masalah dalam pemasaran dan harga jasa

Banyaknya perusahaan jasa yang mengalami kesulitan dalam pemasaran,

dalam hal ini disebabkan karena :

a. Faktor musiman dalam permintaan akan jasa, seperti kereta api akan

ramai pada saat liburan sekolah, lebaran, tahun baru, tetapi pada hari

biasa permintaan akan lebih sedikit.

b. Masalah harga dari jasa yang sangat banyak ditentukan oleh orang atau

lembaga yang menghasilkan jasa tersebut. Harga jasa pada umumnya

banyak ditentukan oleh pelayanan yang diberikan oleh produsen jasa

tetapi ada pula harga jasa yang ditetapkan oleh pemerintah

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu seperti : pendapatan

tarif listrik, air ledeng dan sebagainya.

c. Belum adanya kesadaran masyarakat akan keuntungan-keuntungan

yang ditimbulkan oleh pemakai jasa tersebut.

Agar tujuan organisasi atau perusahaan dapat tercapai maka

berusaha memenuhi keinginan pasar sasarannya, sehingga produk jasa

yang ditawarkan dapat memuaskan. Apabila konsumen sudah merasa

(27)

apa yang diharapkan. Dan untuk dapat memuaskan para konsumennya,

perusahaan harus mempunyai strategi-strategi dalam memasarkan produk

atau jasa seperti memiliki kualitas produk yang baik, serta penyediaan

fasilitas yang mana semata mata hanya ingin memuaskan para

konsumennya.

2.2.2 Per ilaku Konsumen

2.2.2.1 Penger tia n Per ilaku Konsumen

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses

dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan pelanggan ( Tjiptono 2005:19 ). Agar tujuan tersebut

tercapai, maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan

menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang

pantas.

Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku

konsumen pada dasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan

tersebut sangat tergantung pada perilaku konsumennya. Melalui pemahaman

perilaku konsumen, pihak manajemen perusahaan dapat menyusun strategi dan

program yang tepat dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada dan

mengungguli para pesaingnya.

2.2.2.2 Fa ktor – fa ktor Yang Mempengar uhi Per ilaku Konsumen

Keputusan pembelian dari konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor

(28)

dalam model perilaku konsumen adalah mengetahui faktor – faktor yang

mempengaruhi proses pengambilan keputusan. (Nugroho 2003:11-15).

Ada empat faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,

adalah :

1. Pengaruh budaya pada keputusan pembelian konsumen, terdiri dari :

a. Kebudayaan / Kultur

Kultur di adaptasi untuk merubah kebutuhan dan menyesuaikan

dengan kondisi lingkungan. Untuk mendorong keinginan mencoba

atau membeli suatu produk atau jasa.

b. Nilai – nilai

Unsur budaya yang paling menentukan adalah nilai – nilainya,

kepercayaan yang bertahan lama yang ditinggalkan oleh suatu

masyarakat sehingga menjadi suatu perilaku yang khusus.

c. Sub – budaya

Sub – budaya didasarkan pada karakteristik demografis wilayah

geografis, latar belakang etnis dan nasional, keyakinan politik dan

keyakinan keagamaan.

d. Kelas sosial

Sebuah kelas sosial adalah kelompok yang di anggap hampir sama

dalam status atau harkat diri komunitas, yang secara teratur

disosialisasikan di antara mereka sendiri daik secara formal maupun

(29)

2. Pengaruh sosial terhadap keputusan pembelian konsumen, terdiri dari:

a. Kelompok acuan

Kelompok dalam masyarakat yang mempengaruhi perilaku pembelian

seseorang dimana konsumen mencari pendapat lain untuk digunakan

sebagai petunjuk atas produk baru maupun jasa dan produk dengan

citra yang berhubungan dengan atribut atau karena atribut informasi

masih langka bahkan tidak informative.

b. Pemimpin opini

Pendapat para pemimpin merupakan anggota dari kelompok tertentu

yang mempengaruhi keputusan pembelian lainnya.

c. Keluarga

Anggota keluarga juga mempengaruhi keputusan pembelian, anak –

anak berkeinginan berbelanja dengan cara yang sama seperti yang

dilakukan orang tua mereka.

3. Pengaruh individu atas keputusan pembelian konsumen, terdiri dari :

a. Gender

Dibalik perbedaan psikologi yang nyata tersebut, wanita dan pria juga

berbeda dalam kehidupan sosial dalam peran ekonomi yang

mempengaruhi keputusan membeli mereka.

b. Usia dan tahapan siklus hidup keluarga

Berapa umur konsumen biasanya menunjukkan produk apa yang

(30)

pemasar sering mendefinisikan target pasar mereka dalam tahapan

daur hidup.

c. Kepribadian, konsep diri dan gaya hidup

Akhirnya, produk dan merek tertentu mencerminkan kepribadian,

konsep diri dan gaya hidup.

4. Pengaruh psikologis terhadap keputusan pembelian konsumen, terdiri dari

:

Dalam faktor – faktor psikologis, membiarkan konsumen untuk

berinteraksi dengan dunia di sekeliling mereka, mengenali perasaan

mereka, mengenali perasaan mereka, mengumpulkan dan menganalisis

sejumlah informasi dan melakukan tindakan.

a. Persepsi

Persepsi membuat konsumen mengenali masalah konsumsi mereka.

b. Motivasi

Motivasi adalah apa yang mendorong konsumen untuk melakukan

tindakan memuaskan kebutuhan konsumsi mereka.

c. Pembelajaran

Hampir semua perilaku konsumen dihasilkan dari pembelajaran

dimana proses yang menciptakan perubahan dalam perilaku melalui

pengalaman dan latihan.

d. Keyakinan dan sikap

Keyakinan adalah suatu pola yang diorganisasikan melalui

(31)

suatu kebenaran dalam hidupnya. Sikap adalah suatu kecenderungan

yang dipelajari untuk memberikan respon secara konsisten terhadap

suatu objek yang diberikan.

2.2.3. Ketepatan Wa ktu

Dengan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat dan tersedianya

berbagai jenis transportasi, diperlukan peningkatan kualitas pelayanan yang

meliputi ketepatan waktu.

Arti ketepatan waktu menurut Nurhayatai (2002:487) adalah waktu yang

diguakan untuk melakukan kegiatan atau aktivitas tepat sesuai dengan waktu yang

dijadwalkan.

Menurut Nasution (2006:81) ketepatan waktu dalah persyaratan

masyarakat pengguna jasa yang memungkinkan mereka mampu menuju lokasi

tujuan. Ketepatan waktu juga merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup

perusahaan jasa transportasi karena menyangkut nama baik perusahaan di mata

masyarakat.

Jadi ketepatan waktu adalah waktu yang disediakan oleh perusahaan untuk

memenuhi kebutuhan jadwal yang sesuai dengan aktivitas konsumen.

2.2.4 Har ga

Dalam perekonomian, harga digunakan untuk menukar suatu barang

dalam suatu pertukaran yang digunakan dalam bentuk rupiah. Untuk mendapatkan

pengertian harga, maka penulis disini akan kemukakan pendapat dari beberapa ahli,

(32)

Menurut Swastha dan Irawan (2002:21) menyatakan bahwa harga adalah

sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari

produk dan pelayanannya.

Menurut Sutoyo (2001:62) menyatakan bahwa harga adalah sejumlah

uang yang ditentukan perusahaan sebagai imbalan barang atau jasa yang mereka

perdagangkan dan sesuatu yang lain yang diadakan perusahaan untuk memuaskan

konsumen.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga merupakan

nilai suatu barang dimana dengan sejumlah yang akan digunakan untuk

memperoleh sejumlah kombinasi barang dan jasa yang diharapkan bersama dengan

pelayanannya.

2.2.4.1 Faktor -Faktor Yang Mempengar uhi Tingkat Har ga

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tigkat harga menurut Basu

Swastha dan Irawan (2002:211) antara lain:

1. Kondisi Perekonomian

Situasi sekarang ini dan situasi masa yang akan datang berpengaruh atas

kelangsungan hidup produk yang dipsarkan. Kondisi perekonomian tidak

hanya dilihat dari pengaruhnya terhadap pasar tetapi juga terhadap pasar secara

keseluruhan terutama tempat produk tersebut dipasarkan.

(33)

Menurut teori ekonomi, harga akan ditentukan pada suatu titik pertemuan

antara kurva permintaan dan kurva penawaran. Dengan pengertian bahwa

penawaran akan cenderung lebih besar apabila di pasar tinggi.

3. Elastisitas Permintaan

Sifat pengertian pasar ini tidak hanya mempengaruhi penentuan harganya

tetapi juga mempengaruhi volume yang dapat dijual.

4. Persaingan

Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan

persaingan yang ada. Barang-barang hasil pertanian misalnya dijual dalam

keadaan persaingan murni.

5. Biaya

Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang

tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian, sebaiknya apabila

suatu tingkat harga melebihi semua biaya yaitu baik biaya produksi, biaya

operasi maupun biaya non operasi, akan menghasilkan keuntungan.

6. Tujuan Perusahaan

Penetapan harga produk sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang akan

dicapai. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan

perusahaan lainnya. Tujuan-tujuan tersebu yang hendak dicapai antara lain:

laba maksimal, volume penjualan tertentu, pengawasan pasar dan kembalinya

modal yang tertahan dalam jangka waktu tertentu.

(34)

Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam penentuan

harga. Pengawasan pemerintas tersebut diwujudkan dalam bentuk penentuan

harga maksimum dan minimum. Diskriminasi harga serta praktek-praktek lain

yang mendorong atau mencegah usaha-usaha ke arah monopoli.

2.2.5 Fasilita s

Fasilitas merupakan hal yang sangat penting dalam perkembangan

perusahaan untuk masa yang akan datang, dimana fasilitas adalah sarana dan

prasarana yang disediakan untuk dipakai atau dipergunakan serta dinikmati oleh

konsumen, sebab dengan fasilitas yang baik dapat menimbulkan suatu tingkat

keputusan yang tinggi dalam diri konsumen untuk selalu berhubungan dan

melakukan pembelian terhadap barang atau jasa tiap kali konsumen

membutuhkannya.

Menurut Rimiati dan Suratno (2001 : 198) , produk adalah sesuatu yang dapat

memuaskan konsumen, karena produk diciptakan untuk memenuhi kebutuhan

konsumen.

Sedangkan menurut Alma (2000 : 257), salah satu sebab timbulnya

ketidakpuasan adalah suasana dan kondisi fisik yang tidak menunjang dimana

fasilitas merupakan kondisi yang dimiliki perusahaan baik berupa bangunan,

peralatan, interior, perabotan maupun sarana dan prasarana yang lainnya yang

disediakan untuk dipakai atau dipergunakan serta dinikmati oleh konsumen.

Fasilitas yang beririentasi pada keputusan konsumen dan selera konsumen

untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan maka penyedia fasilitas

(35)

keinginan dan harapan konsumen, maka dapat mendorong konsumen untuk selalu

berhubungan dan melakukan pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat

menambah langganan baru yang pada akhirnya dapat meningkatkan penjualan

terhadap produk atau jasa. Apabila fasilitas yang diberikan dapat melebihi dari para

pesaing lainnya, maka konsumen akan merasa puas menggunakan produk atau jasa

tersebut.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa jika konsumen merasa puas

dengan suatu produk atau merk, mereka cenderung akan terasa membeli dan

menggunakannya serta memberitahu orang lain tentang pengalaman mereka yang

menyenangkan dengan produk tersebut. Jika mereka tidak dipuaskan, mereka

cenderung beralih merk serta mengajukan keberatan kepada produsen, pengecer

dan bahkan menceritakannya kepada konsumen lainnya. Dari pengertian fasilitas

diatas ada beberapa fasilitas pendukung operasinya antara lain :

1. Fasilitas ruangan yang tediri dari ruang-ruang

a. Pelayanan yang cukup aman dan tertib, seperti meja layanan dan loket

pembayaran serta memberikan rasa aman dan nyaman dengan ketenangan.

b. Informasi, dilengkapi dengan bahan-bahan yang penting secara umum ingin

diketahui oleh orang-orang yang berkepentingan.

c. Ruang tunggu, dilengkapi dengan penerangan yang cukup untuk dapat

membaca, tempat duduk, meja kecil, pendingin ruangan (ac atau kipas

angin) asbak dan bak sampah.

d. Kamar kecil, dilengkapi dengan pengairan yang baik agar tidak

(36)

e. Kantin, yang menyediakan makanan agar konsumen yang ada didalamnya

tidak mengalami kejenuhan.

2. Telepon Umum

Fasilitas telepon sangat diperlukan dan sangat membantu orang-orang yang

sedang dalam keperluan mendesak untuk berkomunikasi.

3. Alat Hiburan

Berfungsi untuk menyenangkan konsumen agar tidak mengalami kejenuhan

dalam menunggu, misalnya : telivisi

Fasilitas berorientasi pada keputusan dan selera konsumen, maka penyediaan

fasilitas harus diperhatikan dimana dengan penyediaan fasilitas yang sesuai dengan

kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen maka dapat mendorong konsumen

untuk selalu berhubungan dan melakukan pembelian dengan demikian perusahaan

dapat menambah langganan baru yang pada akhirnya dapat meningkatkan

pembelian terhadap produk atau jasa apabila fasilitas yang diberikan dapat melebihi

para pesaing lainnya dan dengan fasilitas yang diberikan baik dan melebihi dari

para pesaingnya maka konsumen akan merasa puas menggunakan produk atau jasa

tersebut.

2.2.6 Pr oduk

2.2.6.1 Penger tian Pr oduk

Menurut Tjiptono (2001 : 95) produk merupakan kegiatan yang

dilakukan didalam menciptakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan

(37)

kebutuhan pasar yang bersangkutan. Secara konseptual produk adalah

pemahaman subyektif dan produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan

sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan

kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas

organisasi serta daya beli pasar.

Setiap produk berkaitan secara hinarkis dengan produk-produk

tertentu lainnya. Hirarki produk terdiri atas tujuh tingkatan (Kotler, et al.

1996) dikutip oleh Tjiptono (2001 : 95) yaitu :

1. Need family yaitu kebutuhan inti atau dasar yang membentuk produk

family. Contoh rasa aman.

2. Product family yaitu seluruh kelas produk yang dapat memuaskan suatu

kebutuhan inti atau dasar dengan tingkat efektivitas yang memadai.

Contohnya, tabungan dan penghasilan.

3. Kelas produk (product class), yaitu sekumpulan produk didalam produk

family yang dianggap memiliki hubungan fungsional tertentu misalnya

instrument financial.

4. Lini produk (product line) yaitu sekumpulan produk didalam kelas produk

yang berhubungan erat. Contohnya asuransi jiwa. Hubungan yang erat ini

bisa dikarenakan salah satu dari empat faktor berikut yaitu :

a. Fungsinya sama

b. Dijual kepada kelompok konsumen

c. Dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama

(38)

5. Tipe produk (product tipe), yaitu item-item yang dalam suatu lini produk

yang memiliki bentuk tertentu dari sekian banyak kemungkinan bentuk

produk. Misalnya asuransi jiwa berjangka.

6. Merek (brand), yaitu nama yang dapat dihubungkan atau diasosiasikan

dengan satu atau lebih item dalam dalam lini produk yang digunakan

untuk mengidentifikasikan sumber karakter item tersebut. Contohnya

asuransi Bumiputera.

7. Item yaitu suatu unit khusus dalam suatu merek atau lini produk yang

dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau atribut

lainnya. Biasanya disebut pula stockeping unit atau varian produk.

Misalnya, asuransi Jiwa Bumiputera yang diperbarui.

Pengembangan subuah produk mengahruskan perusahaan

menertapkan manfaat apa yang akan diberikan oleh produk yang ditawarkan

untuk menciptakan suatu keputusan untuk membeli maka manfaat yang ingin

ditawarkan atas produk tersebut hendaknya dipenuhi oleh kualitas produk

yang baik. Kualitas atau mutu produk menunjukan kemampuan sebuah

produk untuk menjalankan fungsinya. Jadi untuk menarik perhatian

konsumen untuk membeli maka produk tidak hanya penampilannya yang

diperhatikan, tetapi juga hendaknya ia merupakan produk yang simple, aman,

tidak mahal, sederhana dan ekonomismutu atau kualitas produk yang

ditawarkan berkualitas baik sehingga dapat tercipta suatu keputusan untuk

mencoba menggunakan atau memiliki produk yang ditawarkan (Umar 2002 :

(39)

Menurut Kotler (2000 : 22), produk adalah apa saja yang dapat

ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan , dimiliki, dipergunakan atau

dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan termasuk

di dalamnya adalah obyek fisik, jasa, barang, orang, tempat, organisasi dan

gagasan.

Sedangkan menurut Indriyo (1999 : 94), produk adalah suatu hasil

produksi yang memiliki sifat kompleks baik dapat diraba maupun tidak

termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer. Yang

diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dngan

produk adalah proses produksi yang berupa yang berupa barang atau jasa

yang dapat ditawarkan kepada pasar.

2.2.6.2 Penggolongan Pr oduk

Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan manusia maupun organisasi. Menurut Rismiati dan Suratno

(2001:199) produk digolongkan menurut beberapa sudut pandang sebagai

berikut :

1. Menurut wujud

a. Produk berwujud (barang)

Barang dikatakan berwujud karena secara fisik produk bisa dilihat

dengan mata atau dapat diraba wujudnya sebagai alat pemuas

kebutuhan.

(40)

Jasa yaitu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk

dijual. Jasa dikatakan sebagai produk yang tidak berwujud karena

secara fisik jasa tersebut tidak bisa dilihat atau diraba.

2. Menurut tingkat pemakaian

a. Produk tahan lama

Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dapat

bertahan dalam jangka waktu yang lama. Contohnya mobil, TV,

Mebel dan sebagainya.

b. Produk tidak tahan lama

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya

dapat dikonsumsi hanya satu atau beberapa kali saja dan akan cepat

habis. Contohnya : makanan, parfum dan sebagainya.

3. Menurut tujuan pemakaian

a. Barang konsumsi

Barang konsumsi adalah barang – barang yang dibeli dengan tujuan

untuk dipakai sendiri dan bukan untuk dijual maupun diproses lagi.

Jadi pembeli barang konsumsi adalah konsumen akhir. Barang ini

dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:

1. Barang kebutuhan sehari – hari (konvinien)

Barang konvinien adalah barang yang pada umumnya dipakai

seringkali dan mudah dicari, dimana konsumen dapat membeli

di sembarang tempat. Misalnya : sabun, permen, rokok, roti

(41)

2. Barang shopping

Barang shopping adalah barang yangdalam proses memilih dan

membelinya harus membandingkan kesesuaian harga, mutu,

dan model. Dalam membelinya, konsumen terlebih dahulu

harus mencari dan butuh waktu yang lama untuk memutuskan

pilihannya.

3. Barang khusus

Barang khusus adalah barang yang mempunyai ciri khas atau

merek tertentu dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja.

Misalnya : mobil, perhiasan, barang antik dan sebagainya.

4. Barang yang tidak dicari

Konsumen dapat mengetahui atau tidak mengetahui produk

ini, namun pada umumnya konsumen tidak berminat untuk

membelinya. Misalnya : asuransi jiwa, kamus ensiklopedia dan

sebagainya.

b. Barang industri

Barang industri adalah barang – barang yang dibeli dengan tujuan

untuk diproses kembali bagi kepentingan industri. Barang ini bisa

dipakai secara langsung maupun tidak langsung dalam proses

produksi. Barang industri dapat dikelompokkan menjadi tiga

golongan, antara lain :

(42)

Adalah barang – barang yang seluruhnya digunakan untuk

membuat barang jadi. Misalnya : onderdil mobil, benang untuk

membuat tekstil dan sebagainya.

2. Barang modal

Adalah barang – barang yang sebagian masuk ke hasil barang

jadi akhir. Misalnya : bangunan, mesin komputer, peralatan

kantor dan sebagainya.

3. Perbekalan dan pelayanan

Kedua jenis ini sama sekali tidak masuk ke dalam barang

akhir. Misalnya : barang perbekalan adalah pensil, minyak

pelumas, batu bara,. Sedangkan jasa pelayanan terdapat jasa

perawatan dan perbaikan dan konsultan manajemen.

2.2.7 Kepuasan Konsumen

2.2.7.1 Penger tia n Kepua san Konsumen

Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen menjadi perhatian yang

sangat besar. Pihak yang paling banyak berhubungan langsung dengan

kepuasan dan ketidakpuasan adalah pemasar, yaitu perilaku konsumen dan

bagian pelayanan konsumen. Dengan bertambah banyaknya produsen

yang menawarkan produk dan jasa, maka konsumen akan memiliki pilihan

yang semakin banyak. Hak-hak konsumen juga mulai mendapat perhatian

besar, terutama aspek keamanan dalam pemakaian barang dan jasa

(43)

Menurut Amir (2005 : 13) kepuasan konsumen adalah sejauh mana

manfaatb sebuah produk dirasakan (perceived) sesuai dengan yang

diharapkan konsumen. Jika yang dirasakan sama atau lebih dari yang

diharapkan, konsumen dikatakan puas (statisfaction). Tetapi jika dirasakan

lebih rendah dari yang diharapkan konsumen mengatakan tidak puas.

Menurut Tjiptono (2005 : 118) kepuasan konsumen diartikan

sebagai evaluasi pembeli, dimana persepsi terhadap kinerja produk atau

jasa yang dipilih sekurang-kurangnya memenuhi atau bahkan melebihi

harapan para pembeli.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa jika produk atau jasa

memenuhi harapan konsumen dengan prestasi yang diberikan, maka

konsumen akan merasa puas. Sebaliknya jika harapan jauh dari prestasi

yang diharapkan, konsumen akan merasa tidak puas. Dimana kepuasan

dan ketidakpuasan konsumen terhadap produk akan memberi umpan balik

berupa tingkah laku setelah pembelian. Apabila konsumen maka ia

mungkin akan membeli atau memakai lagi barang atau jasa tersebut dan

konsumen yang tidak puas punya pilihan antara mengambil tindakan dan

tidak berbuat apa-apa. Yang mengambil tindakan biasanya berupa

melontarkan pengaduan kepada perusahaan atau mengajukan pengaduan

kepada kelompok lain yang mungkin membantu konsumen untuk

mendapatkan kepuasan, atau pembeli cukup tidak akan lagi membeli atau

memakai produk itu atau menjelek-jelekkan produk itu kepada temannya.

(44)

Agar tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya

menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan

konsumen dengan harga yang pantas. Dengan demikian setiap perusahaan

harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya,

karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai lembaga yang

berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan sangat tergantung pada

perilaku konsumennya.

Perilaku konsumen sendiri merupakan tindakan-tindakan individu

yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menentukan

produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang

mendahului dann mengikuti tindakan-tindakan tersebut. Dengan

mengetahui serta memahami perilaku konsumennya, maka perusahaan

dapat memberikan kepuasan secara lebih baik kepada konsumennya. Dan

perusahaan ingin mengetahui sampai dimana produk yang dihasilkan

dapat memuaskan pelanggannya dengan dua hal, antara lain:

a. Mengetahui harapan dan kebutuhan pelanggan.

b. Menentukan sampai dimana sebuah perusahaan dapat memuaskan

harapan dan kebutuhan dari pelanggannya.

2.2.7.2 Str a tegi Kepuasan Konsumen

Upaya perbaikan atau penyempurnaan kepuasan dapat dilakukan

dengan berbagai strategi kepuasan konsumen yang merupakan strategi

(45)

Menurut Nirwana (2004 : 33), strategi kepuasan konsumen

meliputi :

1. Strategi Pemasaran Relasi (Relation Marketing Strategy)

Dalam strategi ini hubungan transaksi antara penyedia jasa dan

pelanggan berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai dan

harapan dapat terjadi bisnis ulang.

2. Strategi Pelayanan Jasa Pesaing (Superior Customer Service Strategy)

Perusahaan menawarkan pelayanan yang lebih tinggi unggul dari

para pesaing. Dengan demikian berarti perusahaan akan

membebankan harga lebih tinggi kepada konsumen, tapi ada

konsumen yang rela asal mendapatkan pelayanan-pelayanan yang

memuaskan.

3. Strategi Jaminan Istimewa (Extra Ordinary Guaratees Strategy)

Dalam strategi ini perusahaan memberikan jaminan istimewa untuk

mengatasi kerugian.

4. Keluhan Layanan Konsumen (Costomer Complain Handing)

Merupakan penanganan keluhan yang baik memberikan peluang

untuk pesaing untuk mengubah seseorang yang tidak puas menjadi

puas dan loyalitas.

5. Strategi Perbaikan Pelayanan Konsumen (Service Performance

(46)

Merupakan perbaikan setiap dimensi kualitas jasa secara periodik

dan terus menerus untuk meningkatkan kepuasan konsumen

berkelanjutan.

6. Strategi Perancangan Kualitas Kebutuhan (Quality Function

Deployment Strategy)

Merupakan perancangan suatu proses sebagai respon terhadap

kebutuhan dan tuntutan konsumen.

2.2.7.3 Faktor -fa ktor yang Mempengar uhi Kepuasa n Konsumen

Setiap perusahaan yang menganggap kepuasan konsumen sebagai

senjata yang akan digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan perlu

diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen

dalam pemasaran dibidang jasa.

Menurut Alma (2000 : 292), faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan konsumen, yaitu :

1. Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan kemampuan yang biasa dinilai dari

suatu merk dalam menjalankan fungsinya dengan berbagai manfaat

dan kegunaan suatu produk.

2. Harga

Harga merupakan faktor yang mendorong kepuasan konsumen.

Sebagai contoh harga yang yang ditetapkan hendaknya dapat bersaing

(47)

akan diterima oleh konsumen maka akan semakin tinggi nilai

kepuasan yang diterima oleh konsumen serta akan semakin tinggi

insentif bagi konsumen itu untuk membeli suatu produk.

Oleh karena itu pengusaha perlu memikirkan tentang harga jual

produknya secara tepat karena harga yang tidak tepat akan berakibat

tidak menarik bagi para pembeli dan dapat menimbulkan

ketidakpuasan para pembeli untuk membeli barang atau jasa tersebut.

Tetapi seseorang akan berani membayar suatu produk dengan harga

yang mahal apabila dia merasa puas dengan produk yang ditawarkan

karena sesuai dengan yang diharapkannya. Sebaliknya apabila

seseorang itu menilai suatu produk rendah maka dia tidak akan

besedia untuk membayar atau membeli produk itu dengan harga yang

mahal, sehingga ada ketidakpuasan pada diri konsumen tersebut.

3. Pelayanan

Pelayanan merupakan layanan yang diberikan oleh perusahaan.

Pelayanan disini dapat bersifat langsung perusahaan dapat

memberikan bantuan secara langsung kepada konsumen dan

perusahaan juga menyediakan media layanan untuk membantu dan

mempermudah konsumen untuk melakukan transaksi. Pelayanan

sifatnya memberikan bantuan bagi konsumen yang membutuhkan

(48)

4. Emosi

Merupakan ungkapan perasaan seseorang tentang suatu objek

apakah disukai atau tidak terhadap berbagai atribut dan manfaat objek

tersebut.

5. Kemudahan

Konsumen akan merasa puas apabila relative mudah, nyaman dan

efisien dalam mendapatkan barang dan jasa tersebut.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen

dalam bidang jasa menurut Alma (2000 : 224) adalah :

1. Desain Fisik

Merupakan tampilan produk jasa yang dibeli dan akan menjadi daya

tarik dan sangat berperan mempengaruhi minat konsumen.

2. Harga Jasa

Merupakan penentu kritis yang membedakan produk yang ditawarkan

oleh pengusaha yang satu dengan pengusaha lainnya.

3. Kualitas Layanan Jasa

Kemampuan perusahaan dalam memberikan sesuatu pada

konsumennya. Dimana apabila kualitas layanan yang akan diterima

konsumen lebih baik maka konsumen cenderung akan mencobanya

kembali.

4. Fasilitas Berwujud

Fasilitas merupakan faktor penunjang yang dapat diberikan kepada

(49)

dapat menarik minat konsumen untuk membeli. Apabila fasilitas yang

diberikan atau disediakan bagus maka konsumen akan tertarik untuk

membeli dan konsumen akan merasa puas karena fasilitas yang

diberikan bagus dan melebihi fasilitas lainnya pada produk yang

sama.

2.3 Ker angka Ber pikir

Agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk

menciptakan dan mempertahankan pelanggan atau konsumen. Agar tujuan

tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan

menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang

pantas, kualitas produk, pelayanan yang baik dan fasilitas yang menunjang.

Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen

pada sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai lembaga

yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan sangat tergantung pada

perilaku konsumennya sehingga dapat menimbulkan suatu kepuasan atau dengan

mengetahui serta memahami perilaku konsumen perusahaan dapat memberikan

kepuasan lebih baik kepada konsumennya.

Banyak faktor yang menunjang terealisasinya kereta api komuter lintas

Surabaya - Lamongan tersebut. Dimana faktor yang berhubungan dengan

kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa pelayanan angkutan masal kereta

(50)

ketepatan waktu dan harga, apakah akan menimbulkan kepuasan atau

ketidakpuasan bagi konsumen dalam menggunakan jasa layanan tersebut.

Dengan harga yang terjangkau, ketepatan waktu dan fasilitas yang baik

dapat menarik minat konsumen untuk menggunakan produk atau jasa yang

ditawarkan dan konsumen akan merasa senang dan menimbulkan suatu tingkat

kepuasan yang tinggi sehingga dapat mendorong mereka melakukan pembelian

terhadap barang atau jasa.

Berikut ini gambar kerangka berpikir :

Gamba r 2.1

Ker angka Ber pikir

Keterangan :

Variabel Independent : Harga (X1), Ketepatan Waktu (X2) dan Fasilitas

(51)

Macam harga, ketepatan waktu dan fasilitas merupakan suatu upaya

pengembangan mutu dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen.

2.4 Hipotesis

Berdasarkan tujuan dan landasan teori serta uraian kerangka berfikir maka

dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

a. Secara Simultan terdapat pengaruh yang signifikan dari harga, ketepatan waktu

dan fasilitas terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan layanan kereta

api komuter lintas Surabaya – Lamongan.

b. Secara Parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari harga, ketepatan waktu

dan fasilitas terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan layanan kereta

(52)

51 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Var iabel 3.1.1 Definisi operasional

Definisi operasional adalah pemberian penjelasan mengenai fenomena atau gejala yang ada dalam obyek penelitian yang termasuk penentuan cara pengukurannya. Variabel dalam penelitian pada dasarnya sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut lalu ditarik kesimpulannya.

Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang arti dan makna sebenarnya dari variabel yang akan digunakan dalam penelitian, berikut ini akan dibuat satu definisi operasional serta pengukuran variabel, masing-masing variabel adalah :

A. Variabel Independent (X) ter dir i dari : 1. Harga (X1)

(53)

52

a) Harga yang diberikan oleh PT. KAI untuk kereta api komuter lintas Surabaya-Lamongan.

b) Harga tiket terhadap ketepatan waktu yang diberikan oleh kereta api komuter lintas Surabaya-Lamongan dalam melakukan perjalanan.

c) Harga tiket terhadap fasilitas yang diberikan oleh kereta api komuter lintas Surabaya-Lamongan dalam melakukan perjalanan. 2. Ketepatan Waktu (X2)

Ketepatan waktu merupakan hal yang paling penting terhadap kepuasan konsumen, karena dengan ketepatan waktu konsumen akan merasa puas terhadap pelayanan jasa yang diberikan oleh PT. KAI khususnya kereta api komuter lintas Surabaya-Lamongan. Adapun indikator dari ketepatan waktu adalah :

a) Ketepatan waktu keberangkatan kereta api sesuai menurut jadwal. b) Ketepatan waktu kedatangan kereta api sesuai menurut jadwal. c) Ketepatan waktu petugas dalam membantu kesulitan penumpang

dalam mencari tempat duduk.

d) Ketepatan waktu petugas dalam menanggapi keluhan didalam kereta api.

3. Fasilitas (X3)

(54)

53

rasa kemudahan dan kenyamanan saat menggunakan jasa angkutan kereta api komuter lintas Su-Lam. Adapun indikator dari fasilitas tersebut antara lain :

a) Fasilitas ruangan yang terdiri dari ruangan : tempat duduk yang nyaman di ruang tunggu, kamar kecil, kantin.

b) Fasilitas charger handphone gratis yang sangat membantu orang-orang yang sedang menunggu kedatangan kereta di ruang tunggu. B. Variabel Dependent (Y)

Kepuasan konsumen (Y) adalah kepuasan konsumen atas pemenuhan harapannya dari pengalaman merasakan pelayanan, harga dan fasilitas pada saat menggunakan jasa angkutan masal kereta api komuter. Adapun indikator dari kepuasan konsumen adalah :

1. Harga pada saat menggunakan jasa layanan kereta api komuter lintas Su-Lam.

2. Ketepatan waktu secara keseluruhan pada saat menggunakan jasa angkutan kereta api komuter lintas Su-Lam.

3. Fasilitas secara keseluruhan pada saat menggunakan jasa angkutan kereta api komuter lintas Su-Lam.

4. Adanya komplain dari konsumen atau pelanggan yang dimulai melalui call center.

5. Layanan yang diberikan kereta api komuter lintas Su-Lam cukup membantu para konsumen atau pelanggan.

(55)

54

Variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap pelayanan Kereta api komuter lintas Su-Lam diukur berdasarkan tanggapan responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada mereka dalam bentuk kuisioner yang penilaian atau skornya ditetapkan dengan menggunakan skala likert, yaitu sebagai berikut :

1. Sangat Setuju = 5

2. Setuju = 4

3. Ragu-ragu = 3

4. Tidak Setuju = 2 5. Sangat Tidak Setuju = 1

3.2Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi suatu obyek penelitian dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Menurut Sugiyono (2008 : 115), populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen PT. KAI di stasiun pasar turi, khususnya penumpang yang menggunakan jasa angkutan kereta api komuter lintas Surabaya-Lamongan.

(56)

55

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008 : 116). Untuk menentukan jumlah sampel yang tidak diketahui populasinya (unknown population) dengan tingkat kesalahan 5% dan tingkat kepercayaan 95% (Ridwan, 2007 : 66), sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen jasa angkutan masal kereta api komuter lintas Su-Lam yang berusia antara 14-30 tahun, maka digunakan rumus sebagai berikut :

²

n = Zα/2σ ... (Riduwan, 2007 : 316) e

Dimana :

n = jumlah sampel

Zα = derajat koefisien = 1,96 σ = standart deviasi

℮ = standart error (5% = 0,05)

Maka :

²

(57)

56

²

n = (1,96) . (0,25) = 97 responden 0,05

Karena jumlah sampel yang belum diketahui maka penulis mengambil jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 97 responden lalu dibulatkan oleh peneliti menjadi sebanyak 100 responden.

3.2.3 Tehnik Penarikan Sampel

Tehnik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Penelitian ini diambil dengan cara menyebarkan kuisioner kepada anggota populasi untuk teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan pelanggan yang menggunakan layanan angkutan kereta api komuter lintas Su-Lam.

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 J enis Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan atau diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Berdasarkan hasil jawaban responden, dalam hal ini konsumen yang menggunakan layanan angkutan kereta api komuter lintas Su-Lam. 3.3.2 Sumber Data

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 3.2
Tabel 4.3
Tabel 4.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini hubungan antara Pendapatan Penumpang, Kualitas Pelayanan, dan Ketepatan Waktu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Konsumen Memilih

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor kualitas, merek, harga, dan fasilitas terhadap keputusan membeli konsumen pada usaha pakaian

secara simultan menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pelayanan, persepsi harga, ketepatan waktu dan citra perusahaan terhadap kepuasan pelanggan kereta api

Untuk mengetahui dan menganalisis variabel-variabel (kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, faktor emosional, dan kemudahan) yang mempengaruhi kepuasan konsumen secara

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pendapatan, pendidikan, pekerjaan, umur, harga barang, jenis kelamin dan status dengan keputusan konsumen untuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan, persepsi harga, lokasi dan fasilitas terhadap minat beli konsumen di Hotel Grasia

Berdasarkan hasil penelitian ini hubungan antara Pendapatan Penumpang, Kualitas Pelayanan, dan Ketepatan Waktu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Konsumen Memilih

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kualitas layanan dan harga tiket terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa transportasi kereta