SITUS MATANEWS.COM
(Studi Semiotik Pemaknaan kar ikatur Pada Rubr ik Om Kedip
Di Situs Matanews.com
Edisi J umat, 28 September 2011)
SKRIPSI
Oleh :
MOCH FADZRI KARMEN
0843010064
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
Rasulullah Muhammad SAW, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi penelitian ini dengan
judul PEMAKNAAN KARIKATUR DALAM RUBRIK OM KEDIP DI SITUS
MATANEWS.COM. (Studi Analisis Semiotik Tentang pemaknaan karikatur Pada
Rubrik Om Kedip Di Situs Matanews.com Edisi Jumat, 28 September 2011)
Skripsi penelitian ini penulis susun untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan program Seminar Proposal Penelitian setiap mahasiswa Jurusan Ilmu
Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Bersama dengan terselesaikannya penyusunan skripsi penelitian ini, penulis
telah berusaha dan menganalisa sesuai dengan kemampuan penulis, dan kesemuanya
tidak lepas dari bimbingan serta saran-saran dari Bpk Ir. H. Didiek Tranggono, M.si
selaku Dosen Pembimbing serta berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1.
Bapak Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP. Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur.
2.
Ibu Dra. Hj. Suparwati, Msi. selaku Dekan Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3.
Bapak J uwito, S.sos, Msi. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
5.
Imroq Atus Sholikha ( ima ) atas doa, inspirasi, ketulusan, semangat dan
bantuannya.
6.
Sahabat – Sahabat seperjuangan untuk mengerjakan Proposal Skripsi, Dhodo
Aryo bimo, Indri M, Fariha W, dan Rizal gendut.
7.
My PC , Perpustakaan FISIP atas segala bantuannya.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga
kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga skripsi
penelitian ini dapat bermanfaat bagi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surabaya, 14 Desember 2011
v
Halaman
HALAMAN J UDUL……… i
HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN………... ii
KATA PENGANTAR………. iii
DAFTAR ISI……… v
DAFTAR GAMBAR ……….. viii
DAFTAR LAMPIRAN……….. ix
ABSTRAKSI……… x
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
1.1 Latar Belakang Masalah………...………..…… 1
1.2 Rumusan Masalah………..…… 14
1.3 Tujuan Penelitian………..……. 14
1.4 Manfaat Penelitian………... 14
1.4.1 Manfaat Secara Teoritis………... 14
1.4.2 Manfaat Secara Praktis……….... 14
BAB II KAJ IAN PUSTAKA………... 15
2.1 Landasan Teori……….. 15
2.1.1 Komunikasi Politik………... 15
2.1.2 Tentang DPR RI……… 16
2.1.2.1 Prakarsa……….. 16
2.1.2.2 Pengembangan……….……….….. 17
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
2.1.4 Rubrikasi……….. 20
2.1.5 Kartun dan Karikatur……… 20
2.1.6 Karikatur Dalam Media Massa………. 24
2.1.7 Kritik Sosial……….. 25
2.1.8 Karikatur Sebagai Proses Komunikasi………... 29
2.1.9 Semiotika……….. 36
2.1.9.1 Semiotika Charles Sanders Peirce……… 38
2.1.10 Konsep Makna………..…………. 41
2.1.10.1 Pemaknaan Warna………... 44
2.2 Kerangka Berfikir……….. 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……… 51
3.1 Metode Penelitian………. 51
3.2 Definisi Konseptual……….. 52
3.2.1 Corpus ……… 52
3.3 Karikatur……….. 53
3.4 Semiotika……….………… 53
3.5 Unit Analisis……… 53
3.6 Teknik Pengumpulan Data………... 55
3.7 Teknik Analisis Data……… 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……… 57
vii
4.2 Penyajian Data……….. ……… 63
4.3 Analisis Pemaknaan Karikatur Pada Rubrik Om Kedip……… 66
4.3.1 Ikon………... 66
4.3.2 Indeks……… 68
4.3.3 Symbol………... 70
4.4 Makna Keseluruhan Pemaknaan Karikatur pada Rubrik Om Kedip Dalam Model Triangle of Meaning Peirce……… 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….... 75
5.1 Kesimpulan………..……… 75
5.2 Saran………..………..… 76
DAFTAR PUSTAKA... 78
LAMPIRAN………. 80
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
PEMAKNAAN PADA RUBRIK OM KEDIP DI SITUS MATANEWS.COM
(Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Om Kedip di Situs Matanews.com Edisi 28
September 2011)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana makna yang
dikomunikasikan karikatur pada Rubrik Om Kedip situs Matanews.com edisi 28
September 2011.
Teori yang digunakan adalah semiotik Charles Sanders Peirce yang membagi
antara tanda dan acuannya menjadi tiga kategori yaitu : Ikon, Indeks, Simbol adalah
tanda yang hubungan antara penanda dan penandanya bersifat bersamaan bentuk
alamiah. Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada
Frame of Reference (berdasarkan pengetahuan) serta Field of Experience (latar belakang
pengalaman).
Metode semiotik dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu sebuah
metode yang lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda,
menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti, lebih peka
serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang
dihadapi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu data
yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar.
Hasil yang didapat menandakan bahwa pesan yang disampaikan melalui
penggambaran karikatur tersebut adalah sebuah aspirasi yang sudah tidak dapat didengar
lagi akibat kepentingan- kepentingan untuk memperkaya diri sendiri seperti korupsi dari
dalil pembangunan sebuah gedung yang seharusnya tidak dilakukan karena gedung
yang lama masih bisa dimanfaatkan bahkan masih cukup untuk menampung semua
anggota DPR dan masih layak untuk digunakan.
Kesimpulan penelitian ini, yang menjadi ikon dalam karikatur pada Rubrik Om
Kedip di Situs Matanews.com edisi Jumat 28 September 2011 ini ditunjukan dengan
gambar
seorang laki – lakisebagai Dewan Perwakilan Rakyat terlihat bersantai, dengan posisi kedua tangan menyanggah dibelakang kepala sambil membayangkan gedung DPR baru dengan ekspresi tersenyum sambil menjulurkan lidah ke samping kiri dengan kedua mata tertutup plester dan kedua telinga disumbat dengan kayu glondongan Ditambah dengan suasana hati yang melayang. Dan disebelah kiri laki – laki tersebut terdapat sosok kecil Om Kedip ikon rubrik karikatur dalam situs matanews.com dan belasan ikon orang dengan ekspresi kecewa, garang dan marah sebagai perwakilan masyarakat umum. Yang menjadi indeks dalam penelitian iniadalah segala bentuk tulisan seperti Tulisan “TERLALU” dan “WAKIL KITA TENGAH
MIMPI MEWUJUDKAN ASPIRASINYA SENDIRI”, Plester penutup mata, kayu gelondongan kecil, dasi berlambangkan gedung DPR lama, dan hati yang bersayap. Sedangkan untuk simbol adalah Latar belakang gambar karikatur yang berwarna biru, coklat pada plester dan kayu, warna merah pada hati, tulisan “terlalu” ‘‘wakil’’ dan ’’spirasinya’’.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belaka ng Masalah
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator ke komunikan pada khalayak. Ada beberapa pakar
psikologi memandang bahwa dalam berkomunikasi anta manusia, maka
media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah panca indra
amnesia seperti mata dan telinga. Pesan – pesan yang diterima panca indra
selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan
menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam
tindakan. Media yang dimkasud ialah media yang digolongkan empat
macam yakni media antar pribadi, media kelompok, media publik , dan
media massa. Masyarakat haus akan informasi, sehingga media massa
sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Media massa terdiri dari media massa
cetak dan media elektronik. Media massa cetak terdiri dari majalah, surat
kabar, buku,. Sedangkan media massa elekronik terdiri dari televise,
radiao, film, dan internet. Media cetak seperti majalah, surat kabar dan
buku justru mampu memberikan pemahaman yang tinggi kepada
pembacanya, karena ia sarat dengan analisa yang mendalam dibandingkan
media lainya, ( Cangara, 2005 : 128 ).
Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi
antar manusia media yang paling manusia seperti mata dan telinga. Pesan
manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap suatu hal
sebelum dinyatakan dalm tindakan. Media cetak sebagai salah satu media
massa memiliki fungsi untama yaitu memberikan informasi kepada
khalayak. Media elektronik khususnya internet, memiliki kualitas yang
tinggi dan baik, serta dapat disimpan di file penyimpanan. Sehingga,
informasi yang terkandung didalamya dapat dibaca berulang kali.
Kehadiran media massa merupakan salah satu gejala yang menandai
kehidupan masyarakat modern dalam menyampaikan informasinya, media
mempunyai cara pengemasan yang variatif dan beragam yang disesuaikan
dengan segmentasi, konsumen, orientasi internal diri media itu sendiri dan
banyak faktor -faktor kepentingan yang lain. Media massa merupakan
bidang kajian kompleks, media massa bukan berarti hanya suatu variasi
media yang menyajikan informasi kepada khalayak, tetapi khalayak juga
yang menggunakan media massa dengan cara yang beragam. Beberapa
orang yang menggunakan media untuk mendapatkan hiburan atau mengisi
waktu luang.
Media elektronik bisa dipakai untuk mentransmisikan warisan sosial
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Karena memiliki kemampuan
membawa pesan yang spesifik dengan penyajian yang mendalam. Internet
atau dunia virtual atau biasa disebut dunia maya, mempunyai kualitas
permanen sehingga bisa disimpan dalam waktu yang lama. Internet saat
ini, seiring dengan perkembangan zaman, perubahan – perubahan dalam
isi atau content yang ditampilkan oleh internet sangat bervariasi. Mulai
dari informasi berita ( baik dalam maupun luar ), hiburan, gaya hidup, dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
tips – tips kesehatan. Istilah INTERNET berasal dari jaringan antara atau
penghubung. Memang itulah fungsinya, INTERNET menghubungkan
berbagai jaringan yang tidak saling bergantung pada satu sama lain
sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berkomunikasi. Sistem apa yang
digunakan masing- masing jaringan tidak menjadi masalah, apakah sistem
DOS atau UNIX. Sementara jaringan lokal biasanya terdiri atas komputer
sejenis ( misalnya DOS dan UNIX ), INTERNET mengatasi perbedaan
berbagai sistem operasi dengan menggunakan “ bahasa” yang sama oleh
semua jaringan dalam pengiriman data. Pada dasarnya inilah yang
menyebabkan besarnya dimensi INTERNET. Semakin banyak jumlah
berita atau informasi yang dimuat di internet, maka secara otomatis akan
membuat pembaca atau pengguna internet menjadi lebih selektif dalam
memilih informasi dan ghiburan yang disajikan, sesuai sengan kebutuhan
mereka.
Dalam buku Desain Komunikasi Visual, Kusmiati ( 1999:36 ),
mengatakan bahwa Visualisasi adalah cara atau sarana untuk membuat
sesuatu yang abstrak menjadi lebih jelas secara visual yang mampu
menarik emosi pembaca, dapat menolong seseorang untuk menganalisa,
merencanakan dan memutuskan suatu problema dengan mengkhayalkanya
pada kejadian yang sebenernya. Media verbal gambar merupakan media
yang paling cepat untuk menanamkan pemahaman. Informasi bergambar
lebih disukai dibandingkan dengan informasi tertulis karena menatap
subjek yang mudah dipahami dan merupakan “symbol” yang jelas dan
mudah dikenal ( Waluyanto, 2000:128 ).
Karikatur sebagai wahana penyampai kritik sosial sering kali kita
temui didalam berbagai media elektronik. Didalam media ini, menjadi
pelengkap artikel dan opini. Keberadaanya sering disajikan dengan
selingan atau dapat dikatakan sebagai penyejuk setelah para pembaca
menikmati artikel – artikel yang lebih serius dengan sederetan huruf yang
cukup melelahkan mata dan pikiran. Meskipun sederhana, pesan – pesan
yang disampaikan dalam sebuah karikatur sama seriusnya dengan pesan –
pesan yang disampaikan melalui berita dan artikel, namun pesan – pesan
dalam karikatur lebih mudah dicerna karena sifatrnya menghibur.
Seringkali gambar itu terkesan lucu dan mengelikan sehingga membuat
kritikan yang disampaikan oleh karikatur tidak begitu dirasakan
melecehkan atau mempermalukan.
Kesengajaan dalam membentuk sebuah pesan menggunakan bahasa
symbol atau non verbal ini juga bukanlah tanpa maksud, penggunaan
bentuk non verbal dalam karikatur lebih diarahkan kepada pengembangan
interpretasi oleh pembaca secara kreatif, sebagai respon terhadap apa yang
diungkapkan melalui karikatur tersebut. Dengan kata lain, meskipun dalam
suatu karya karikatur terdapat ide dan pandangan – pandangan seorang
karikaturis, namaun melalui suatu proses interpretasi muatan makna yang
terkandung dididalamnya akan dapat berkembang secara dinamis,
sehingga dapat menjadikan lebih kaya serta lebih dalam pemaknaanya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Memahami makna karikatur sama rumitnya dengan membongkar
makna sosial dibalik tindakan manusia, atau menginterpretasikan maksud
dari karikatur sama dengan menafsirkan tindakan sosial. Menurut Heru
Nugroho, bahwa dibalik tindakan manusia ada makna yang harus
ditangkap da dipahami, sebab manusia melakukan interaksi sosial yang
harus ditangkap dan dipahami, sebab manusia melakukan interaksi sosial
melalui saling memahami makna dari masing – masing tindakan ( Indarto,
1999:1 ). Dalam sebuah karikatur yang baik, kita menemukan perpaduan
dari unsur - unsur kecerdasan, ketajaman, dan ketepatan berpikir secara
kritis serta ekspresif melalui seni lukis dalam menanggapi fenomena
permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat luas, yang secara
keseluruhan dikemas secara humoris. Dengan demikian memahami
karikatur juga perlu memiliki referensi – referensi sosial agar mampu
menangkap pesan yang ingin disampaiakan oleh karikaturisnya. Tokoh,
isi, maupun metode pengungkapan kritik yang dilukiskan secara
karikatural sangat bergantung pada isu besar yang berkembang yang
dijadikan headline.
Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa karikatural merupakan salah
satu wujud lambang ( symbol ) atau bahasa visual yang keberadaanya
dikelompokan dalam kategori kominikasi non verbal dan dibedakan
dengan bahasa verbal yang berwujud tulisan atau ucapan. Karikatur
merupakan ide atau pesan dari karikaturis kepada public yang dituju
melalui simbol yang berwujud gambar, tulisan dan lainya. Gagasan
suasana emosional, karena gambar lebih mudah dimengerti dibandingkan
tulisan. Sebagai sarana komunikasi, gambar merupakan pesan non verbal
yang dapat menjelaskan dan memberikan penekanan tertentu pada isi
pesan. Gambar dalam karikatur sangat berpengaruh, karena gambar lebih
mudah diingat daripada kata – kata, paling cepat pemahamannya dan
mudah dimengerti. Karena terkait dengan maksud pesan yang terkandung
dalam isi dan menampilkan tokoh yang sudah dikenal. Gambar
mempunyai kekuatan berupa fleksibilitas yang tinggi untuk menghadirkan
bentuk atau perwujudan gambar menurut kebutuhan informasi visual yang
diperlukan. Simbol atau tanda pada sebuah karikatur mempunyai makna
yang dapat digali kandungan faktualnya. Dengan kata lain, bahasa
simbolis menciptakan situasi yang simbolis pula. Dimana didalamnya
terkandung makna, maksud dan arti yang harus diungkapnya.
Simbol pada gambar merupakan simbol yang disertai maksud
( signal ). Sobur ( 2003 : 163 ) menyatakan bahwa pada dasarnya simbol
adalah sesuatu yang berdiri atau ada sesuatu yang lain, kebanyakan
diantaranya tersembunyi atau tidak jelas. Sebuah simbol dapat berdiri
untuk institusi, ide, cara berpikir, harapan, dan banyak hal lain.
Dapat disimpulkan bahwa simbol atau tanda pada sebuah gambar
memiliki makna yang dapat digali. Dengan kata lain, bahasa simbolis,
menciptakan situasi yang simbolis pula. Atau memiliki sesuatu yang mesti
diungkap maksud dan artinya. Kartun sendiri merupakan produk keahlian
seorang kartunis, bak dari segi pengetahuan, intelektual, teknik menulis
psikologis, cara melobi, referensi, bacaan, maupun bagaimana tanggapan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
atau opini secara subjektif terhadap suatu kejadian, tokoh, suatu soal,
pemikiran atau pesan tertentu. Karena itu kita bisa mendeteksi tingkat
intelektual sang kartunis dari sudut ini. Juga cara dia menkritik yang
secara langsung membuat orang yang dikritik justru tersenyum ( Sobur,
2003 : 140 )
Kartun merupakan symbolic speech (komunikasi tidak langsung),
artinya bahwa penyampaian pesan yang terdapat dalam gambar kartun
tidak dilakukan secara langsung tetapi dengan menggunakan bahasa
simbol. Dengan kata lain, makna yang terkandung dalam gambar kartun
tersebut merupakan makna yang terselubung. Simbol – simbol pada
gambar kartun tersebut merupakan simbol yang disertai signal (maksud)
yang digunakan dengan sadar oleh orang yang mengirimnya dan mereka
yang menerimanya. Sedangkan menurut ( Pramoedjo dalam Marliani,
2004 : 6 ) karikatur adalah bagian kartun yang diberi muatan pesan yang
bernuansa kritik atau usulan terhadap seseorang atau sesuatu masalah.
Meski didalamnya terdapat unsur humor, namun karikatur merupakan
kartun satire yang terkadang malahan tidak menghibur, bahkan dapat
membuat seseorang tidak tersenyum.
Karikatur sebenarnya memiliki arti sebagai gambar yang
didistorsikan, diplesetkan atau dipelototkan secara karakteristik tanpa
bermaksud melecehkan si pemilik wajah. Karikatur membangun
masyarakat melalui pesan – pesan sosial yang dikemas secara kreatif
dengan pendekatan simbolis. Jika dilihat dari wujudnya, karikatur
komunikasi itulah pesan tersebut menjadi bermakna. Disamping itu,
gabungan antara tanda dan pesan yang ada pada karikatur diharapkan
mampu mempersuasi khalayak yang dituju. Tulisan ini bertujuan untuk
mengkaji tanda verbal (terkait dengan judul dan teks) dan tanda visual
(terkait dengan ilustrasi, logo dan tata visual) karikatur dengan pendekatan
semiotika. Dengan demikian, analisi semiotika diharapkan menjadi salah
asatu pendekatan untuk memperoleh makna yang terkandung dibalik tanda
verbal dan tanda visual. (www.desaingrafisindonesia.com)
Sementara itu, pesan yang dikemukakan dalam pesan karikatur,
disosialisasikan kepada khalayak sasaran melalui tanda. Secara garis besar,
tanda dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan tanda visual.
Tanda verbal akan didekati dari ragam bahasanya, tema dan pengertian
yang didapatkan, sedangangkan tanda visual akan dilihat dari cara
menggambarkannya apakah secara ikon, indeks, maupun simbolis.
Alasan peneliti dalam mengambil objek penelitian karikatur Pada
Rubrik Om Kedip Di Matanews.com Edisi Jumat, 28 September 2011.
Karena isu tentang pembangunan Gedung Baru DPR sudah terjadi sejak
lama dan sudah banyak diprotes oleh berbagai pihak. Tetapi Pemerintah
dan Wakil Rakyat seakan tuli untuk mendengar suara rakyat yang mereka
wakili, dan tidak mementingkan kesejahteraan rakyat yang mereka
janjikan. Hal inilah yang mendorong karikaturis untuk bergerak dlam
memprotes rencana pembangunan Gedung Baru DPR karikatur yang
kreatif dan unik. Dan setiap visual ataupun gambar yang muncul ( lewat
karikatur ) memiliki pengertian yang berbeda – beda sehingga akan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
memunculkan makna dibalik pemberitaan tersebut. Oleh karena itu para
karikaturis dari berbagai media mssa menyampaikan pesan atau
memberikan sebuah informasi salah satunya melalui karikatur tersebut.
Menuai cibiran, rencana pembangunan gedung baru DPR
diputuskan dikaji ulang, namun ketua Tim Leader Pembangunan Fisik
Gedung DPR Budi Asdar Sukada menilai pembangunan gedung baru DPR
bisa mengangkat gengsi Indonesia di mata dunia internasional,
“Pembangunan gedung baru DPR” dipastikan bisa mengangkat gengsi
Indonesia di mata dunia internasional. Pembangunan gedung berkonsep
gerbal aspirasi ini bisa menjadi momentum kebangaan buat Indonesia.
Buat kami para arsitek, ini bisa mengangkat gengsi Indonesia, kata Budi di
Jakarta, Senin 6 September 2010. Menurut Budi, malaysia selalu
membanggakan Twin Tower sebagai gedung tertinggi di dunia. Arab
Saudi sudah membangun gedung setinggi 100 lantai. Rencana Gedung
baru DPR berbentuk huruf N adalah gedung tersulit karena berdiri
didaerah rawan gempa . “Kita hanya membangun 36 lantai. Ini kebangaan
dan momentum buat kita. Jika berhasil dibangun, tentu sangat
membanggakan buat negara,” ujarnya.
Terkait dengan penundaan rencana pembangunan gedung baru DPR,
Budi mengatakan bisa dipastikan menekan biaya konstruksi kira – kira Rp.
500 miliar. Penghematan tersebut dikarenakan adanya kaji ulang
pembangunan, terutama luas ruangan anggota dewan yang direncanakan
dikurangi material eksterior, tapi saya tidak bisa mengurangi struktur. Jadi
lebih ke elemen sekunder, “ jelas Budi.
Sementara Ketua Biro Pemeliharaan Gedung Dan Instalasi
Kesekjenan DPR Mardian Umar merinci, anggaran konstruksi gedung Ro
1.162 triliun yang meliputi biaya konstruksi fisik Rp 1.125 triliun dan
biaya konsultan Rp 19.126 miliar. Sedangkan Konsultan MK, PT Ciria
Jasa dibayar Rp. 16.867 miliar serta biaya pengelolaan kegiatan Rp. 1. 125
miliar untuk konsultan perencana, DPR sudah menetapkan PT Yodia
Karya, :Itu baru konstruksi fisik, didalamnya ada penambahan biaya untuk
menyempurnakan gedung ini seperti security system, mebel hingga IT.
Kita pun akan berusaha mengkaji rencana pembangunan gedung secraa
transparan. Caranya dengan melakukan penghematan di berbagai segi, “
kata Mardian,( ant/sss). (
http://matanews.com/2010/0907/gedung-baru-dpr-demi-gengsi/)
sudah diprotes keras oleh banyak kalangan, DPR tetap saja tak
bergeming dan terus melanjutkan pembangunan gedung barunya. Padahal
proyek tersebut sma sekali tak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
para wakil rakyat. “ saya melihat DPR periode ini nggak akan banyak
berubah kinerjanya sekalipun gedung barunya sudah jadi. Malah itu akan
mubazir karena mereka lebih sering bolos. Rapat paripurna saja sudah kita
lihat banyak kursi yang kosong. Jadi buat apa ada gedung baru.” Ujar
Koordinator Indonesia Development Monitoring ( IDM ) Munatshir
Mustaman kepada matanews.com di Jakarta, Selasa 29 Maret 2011.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Bila DPR betul – betul peduli pada rakyat, maka persoalan gedung
baru tak akan membuat mereka keras hati dan tetap melanjutkannya.
Menurutnya, DPR lebih memperhatikan urusan gedung baru dan studi
banding daripada menyelesaikan daftar panjang tugas legislasi mereka
yang menumpuk dan membahas masalah yang menyangkut hajat hidup
masyarakat. Daripada dipakai untuk membangun gedung baru, kata
Munathsir, akan lebih baik bila uangnya digunakan untuk mendanai
pendidikan dan layanan kesehatan gratis bagi golongan masyarakat yang
kurang mampu. Bila terus ngotot membangun gedung baru, ia khawatir
nantinya rakyat akan marah dan tak percaya lagi pada seluruh anggota
dewan, “ Rakyat akan marah karena selama ini kan kinerja DPR juga
belum benar. Gedung baru nggak ada urgensinya kalau dibandingkan
dengan kesulitan hidup rakyat yang sampai sekarang belum ada solusinya,
“ tutup Munathsir. (
http://matanews.com/2011/03/29/gedung-baru-kinerja-lama/)
Om Kedip merupakan opini redaksi media online “Matanews.com”
yang dituangkan dalam bentuk gambar karikatur, dan disetiap edisi
gambar karikatur tersebut selalu ada ikon “Om Kedip” yaitu seorang pria
dengan rambut belah tengah, berbaju putih dan bercelana abu – abu yang
selalu memberikan kata – kata protes dan kritik yang menggambarkan
berbagai permasalahn bangsa ini. Baik masalah sosial, ekonomi, politik,
budaya bahkan musibah yang sedang dialami masyarakat. Isi pesan dari
gambar tersebut biasanya ditunjukkan untuk mengkritik kebijakan atau
permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas. Tentu
saja kritik yang diopinikan media tersebut adalah kritik yang membangun,
kritik yang ditujukan ke arah perbaikan untuk semua pihak yang
bersangkutan.
Dalam editorial Om Kedip jumat, 28 September 2011, ditampilkan
diantaranya gambar seorang laki – laiki dengan latar belakang warna biru.
Gambar laki – laki tersebut terlihat bersantai, dengan kedua tangan
menyanggah dibelakang kepala sambil membayangkan gedung DPR baru
dengan wajah tersenyum sambil menjulurkan lidah ke samping kiri dengan
kedua mata tertutup plester dan kedua telinga disumbat dengan kayu
glondongan kecil dengan memakai jas, songkok, dan dasi berlambangkan
gedung DPR lama. Ditambah dengan suasana hati yang berdebar – debar
dan melayang. “ laki – laki tersebut digambarkan sebagai Marzuki Alie
selaku Ketua DPR RI”, dan dibawah tangan kiri laki – laki tersebut
terdapat sosok kecil ikon Om Kedip yang berkata “ WAKIL KITA
TENGAH MIMPI MEWUJUDKAN ASPIRASINYA SENDIRI ” dan
beberapa ikon orang dengan muka garang dan marah sebagai perwakilan
masyarakat umum melihat tingkah laku dari ketua DPR RI “ Marzuki Alie
” dan berkata “ TERLALU”.
Semiotik untuk studi media massa tidak hanya terbatas sebagai
kerangka teori, namun sekaligus juga sebagai metode analisi ( Sobur,
2004:83 ). Menurut Peirce salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan
objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sesuatu yang digunakan agar
tanda dapat berfungsi, oleh Peirce disebut ground. Sementara itu, pesan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
yang dikemukakan dlam pesan karikatur, disosialisasikan kepada khalayak
sasaran melalui tanda. Secara garis besar, tanda dapat dilihat dari dua
aspek yaitu tanda verbal dan tanda visual. Tanda verbal akan didekati
dengan ragam bahasanya,tema dan pengertian yang didapatkan.
Sedangakn tanda visual akan dilihat dari acara menggambarkan, apakah
secara ikonis, indeksikal, atau simbolis dan bagaimana cara
mengungkapkan idom estetiknya dimana hal tersebut terangkum dalam
teori Charles Sanders Pierce. Tanda – tanda yang dilihat dan dibaca dari
dua aspek secara terpisah, kemudian diklasifikasikan dan dicari hubungan
antara yang satu dengan yang lain. ( Sobur, 2004 : 86 )
Peneliti memilih media online situs Matanews.com karena merupakan
salah satu media online yang setiap hari selalu menyajikan berita – berita
hangat terkini tentang politik dan sosial masyarakat. Pada situs
Matanews.com terdapat rubrik opini yang menyesuaikan isu – isu hangat
politik yang tersaji dalam bentuk karikatur Om Kedip yang unik dan
kreatif, rubrik ini selalu update setiap hari dengan menampilkan gambar
karikatur yang sesuai dan isu hangat dan masalah politikterkini dengan
berisikan kalimat – kalimat kritik yang mudah dipahami oleh masyarakat.
Dan situs ,Matanews.com adalah sebuah media online yang mudah dan
cepat diakses oleh siapapun, karena berita yang terdapat didalamnya
disajikan secara umum kepada khlayak luas,sehingga situs tersebut sangat
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
Bagaimana makna Karikatur Pada Rubrik Om Kedip Di Situs
Matanews.com Edisi Jumat, 28 September 2011?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari Penelitian ini, antara lain untuk mengetahui
bagaimana makna yang dikomunikasikan Karikatur Pada Rubrik Om
Kedip Di Situs Matanews.com Edisi Jumat, 28 September 2011 dengan
menggunakan pendekatan semiotika.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat seca ra Teor itis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian Ilmu
Komunikasi, mengenai Karikatur Pada Rubrik Om Kedip Di Situs
Matanews.com Edisi Jumat, 28 September 2011.
1.4.2 Manfaat seca ra Pr aktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan
dapat menjadi pertimbangan atau masukan pada bidang karikatur,
khususnya pada pihak karikaturis agar semakin kreatif.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teor i
2.1.1 Komunikasi Politik
Komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi
yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan
dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan
pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah
hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi
antara “yang memerintah” dan “yang diperintah”.
Komunikasi politik merupakan salah satu fungsi partai politik, yakni
menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan
mengaturnya sedemikian rupa -”penggabungan kepentingan” (interest
aggregation) dan “perumusan kepentingan” (interest articulation) untuk
diperjuangkan menjadi public policy (Miriam Budiardjo)
Komunikasi politik adalah penyebaran aksi, makna, atau pesan yang
bersangkutan dengan fungsi suatu sistem politik, melibatkan unsur-unsur
komunikasi seperti komunikator, pesan, dan lainnya. Kebanyakan
komunikasi politik merupakan lapangan wewenang lembaga-lembaga
khusus, seperti media massa, badan informasi pemerintah, atau parpol.
lingkungan sosial, mulai dari lingkup dua orang hingga ruang kantor
parlemen ( Jack Plano dkk ).
2.1.2 Tentang DPR RI
2.1.2.1 Pr akar sa
Sejak masa KNIP ( tahun 1944 ) samapai dengan DPR RI periode
2004 -2009. DPRI RI mengalami 16 periode. Tiap periode memiliki Latar
belakang, sejarah, politik, jumlah anggota, jumlah fraksi dan kinerja yang
berbeda.
Kilas balik perjalanan DPR RI mulai tahun 1945 ( saat pelantikan
pertama kali Anggota KNIP ) inilah yang akan diusahakn dapat
divisualisasi dalam “ MUSEUM DPR-RI ” Prakarsa pembuatan Museum
DPR RI dimulai pada periode DPR 1987 – 1992 dengan pemimpin DPR –
RI saat itu : M.Kharis Suhud sebagai ketua, R. Soekardi sebagai Wakil
Ketua, Saiful Sulun sebagai wakil Ketua Dr, HJ, Naro, SH sebagai wakil
Ketua, Realisasi pembuatan Museum DPR RI yaitu dengan membentuk
Yayasan dengan nama “Yayasan Museum DPR-RI dengan ketuanya
Bapak Jailani ( Jhony ) Naro, SH.
Langkah awal yang dilakukan oleh Yayasan Museum adalah
pembuatan perencanaan pembangunan Gedung Museum DPR RI dan
membentuk TIM Museum DPR RI yang bertugas mengadakan studi
banding ke Parlemen Luar Negeri dan mengumpulkan koleksi-koleksi baik
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
berupa naskah barang dan foto yang berkaitan dengan parlemen jaman
penjajahan sampai dengan proses pembentukan KNIP serta
kegiatan-kegiatan DPR-RI mulai tahun 1945.
Koleksi yang terkumpul berupa barang, naskah dan foto kemudian
ditempatkan di ruang serbaguna lt. 2 Gedung Nusantara IV ( posisi
sekarang di lt. 2 gedung Nusantara ) dan ditandai dengan penandatanganan
Prasasti peresmian Museum DPR RI oleh ketua DPR-RI, Bapak M.Charis
Suhud.
2.1.2.2 Pengembangan
Pengembangan Museum DPR RI dilakukan pada periode DPR hasil
pemilu 1997 dengan Ketua DPR-RI yang saat itu dipegang oleh : Bapak
H.Harmoko atas prakarsanya, maka museum DPR RI dikembangkan
dengan menambah koleksi baik barang, naskah maupun foto serta
diupayakan menempati ruang dan gedung yang representatif untuk
museum DPR RI.
Realisasi pengembangan Museum DPR RI, yaitu membentuk Tim
Pengembangan Museum DPR RI dengan ketuanya Bapak Drs. Edo Wasdi,
M.Si.
Mengingat waktu yang tersedia sekitar 3 ( tiga ) bulan yaitu mulai
bulan juli sampai dengan september 1999, maka Tim Pengembangan
DPR RI maupun diluar Gedung DPR RI yang melibatkan instansi Arsip
Nasional, Direktorat Jendral Permuseuman, Departemen Pendidikan
Nasional dan Perpustakaan Nasional.
Tim Pengembangan Museum DPR RI selanjutnya menyusun agenda
kerja secara ketat yang meliputi, perencanaan, Pengorganisasian, (
pembagian tugas ) serta Evaluasi.
Karena tiap tahap agenda kerja dijadikan dasar untuk pelaksanaan
kerja tahap berikutnay, maka rapat tim pengembangan museum DPR RI
pada bulan juli dan Agustus 1999 diadakan seminggu sekali, dengan
tujuan untuk mengevaluasi tiap bidang kerja yang telah dilaksanakan.
2.1.2.3 Hasil Ker ja
Membuat Draft memorandum of Understanding antara Sekretariat
Jendral DPR RI dengan KITLV bekerja sama dengan Arsip Nasional
dalam pembuatan video klip tentang perkembangan DPR RI dan proses
reformasi di DPR RI.
Bekerja sama dengan Arsip Nasional dalam pengadaan koleksi
Museum. Bekerja sama dengan Direktorat permuseuman Departemen
Pendidikan Nasional dalam pengaturan, perencanaan, dan tata tempat serta
pengadaan koleksi Museum DPR RI yang berupa barang, naskah dan foto.
Menambah koleksi museum baik barang, naskah maupun foto serta
melengkapi dengan media audio visual.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Menyiapkan ruangan yang representatif untuk Museum DPR RI yaitu
lantai 2 Gedung Nusantara. Pemindahan ruang penggunaan Museum DPR
RI dari lt.2 Gedung Nusantara IV ke lantai 2 Gedung Nusantara.
Penandatanganan Prasasti Penggunaan ruang / gedung Museum DPR
RI oleh Ketua DPR RI, Bapak H. Harmoko pada tanggal 30 September
1999. Pengembangan dan penambahan jumlah koleksi. koleksi Museum
DPR RI terdiri dari 64 set naskah, 159 barang, dan 348 buah foto
2.1.3 Media Elektr onik
Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua.
Yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak
maupun media massa elektronik merupakan media massa yang banyak
digunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan sosial di masyarakat kota.
Keberadaan media massa sepertinya pers, televisi, radio, dan film, tidak
terlepas kaitanya dengan perubahan – perubahaan yang erjadi di
masyarakat. Media massa dapat menjadi jembatan yang menghubungkan
komunikasi dengan komunikan yabg melintasi jarak, waktu, bahkan
lapisan sosial dalam masyarakat ( Sugiharti, 2003 : 3 )
Media elektronik adalah media yang proses bekerjanya
berdasarkan pada prinsip elektronik dan elektromagnetis. Media elektronik
menyampaikan berita atau informasi dengan cara memperdengarkan suara
dan memperlihatkan gambar, serta dengan menampilkan proses terjadi
2.1.4 Rubr iksi
Dewasa ini kecenderungan media massa menyampaikan sebuah
informasinya melalui strategi rubrikasi. Artinya, pesan – pesan disuguhkan
dengan mengelompokkan berdasarkan kategorisasi tertentu. Misalnya
berdasarkan bidang ataupun lingkup geografisnya. Rubrikasi tetap
misalnya, menempatkan berita dan artikel berdasar tema politik, ekonomi,
olahraga criminal, dan hiburan. Pada umumnya, kategori ini dipakai oleh
media pers. Mungkin tema – tema itulah yang dianggap penting untuk
masyarakat dan dapat menarik perhatian, tetapi ada juga yang
mengkategorikan berdasarkan wilayah.
Media pers yang tau tentang implikasi dari rubrikasi ini pasti
mempunyai solusi dengan cara mengefektifkan rapat redaksi. Di forum
itulah sebuah nilai berita dicari, dibahas dan dianalisis sehingga setiap
wartawan dengan spesialisasi apa pun sangat mungkin menemukan berita
yang menggemparkan dan menjadi berita utama di media tersebut
( Panuju, 2005 : 98 )
2.1.5 Kar tun dan Kar ikatur
Karikatur adalah bagian dari kartun, namun memiliki muatan pesan
yang bernuansa kritik atau usulan terhadap seseorang ( tokoh ) atau suatu
masalah. Walaupun dibumbui dengan humor, karikatur merupakan kartun
satir yang kadang dapat menyindir seseorang dan membuat seseorang
tersenyum kecut saat membacanya. Kartun merupakan gambar lucu atau
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
dilucukan yang bertujuan agar pemirsanya terhibur, tersenyum, atau
tertawa geli. Sementara karikatur, adalah bagian kartun yang diberi muatan
pesan yang bernuansa kritik atau usulan terhadap seseorang atau suatu
masalah. Karikatur cenderung diisi dengan humor. Namun, tetap
merupakan sebuah kartun satir yang kadang bukannya menghibur, tapi
dapat membuat seseorang tersenyum kecut setelah melihatnya (Sobur,
2003:138)
Melalui media visual, kritikan-kritikan yang disampaikan secara
jenaka tidak begitu dirasa melecehkan atau mempermalukan. Bahkan,
seringkali gambar terkesan lucu, sehingga membuat para pembaca
tersenyum dan tertawa karena mengandung unsur humor. Pejabat
pemerintah atau tokoh masyarakat yang menjadi objek karikatur pun tidak
tersinggung, tetapi justru sebaliknya merasa senang karena dirinya
diangkat kepermukaan oleh kartunis, ( Sobur, 2003:140 ). Karikatur
maupun kartun merupakan salah satu bentuk karya jurnalistik non-verbal
yang cukup efektif dan mengena baik dalam penyampaian pesan maupun
kritik sosial ( Pramoedjo, 1996:9 )
Karikatur dalam bahasa latin disebut carricare memiliki arti sebagai
gambar wajah yang didistorsikan, diplesetkan, atau dilebih-lebihkan secara
karakteristik tanpa bermaksud melecehkan si pemilik wajah. Bahkan
dalam museum The House of Humor and Satire di Gabrovo, Bulgaria, atau
tokoh dunia dalam bentuk patung atau gambar dwimatra (dua dimensi)
dipajang dengan anggun dan artistik ( Pramoedjo, 2008 )
Dalam Encyclopedie Internasional karikatur didefinisikan sebagai
sebuah ’satire’ dalam bentuk gambar atau patung. Thomas Nast, kartunis
di pertengahan abad ke-18 merupakan salah satu kartunis politik yang
paling berpengaruh di Amerika. Nast berhasil menjatuhkan jaringan Boss
Tweed dan mesin politik koruptor di New York Tammany Hall dengan
karikaturnya. Kreasi Nast yang paling terkenal hingga sekarang adalah
Santa Claus. Sementara dalam Encyclopedie Britaninica, karikatur adalah
penggambaran seseorang, suatu tipe, atau kegiatan dalam keadaan
terdistorsi (penyajian dibuat berlebihan dari gambar-gambar binatang,
burung, sayur, dan lainnya yang menggantikan bagian-bagian benda hidup
atau yang ada persamaannya).
Menurut Kornreich dan Schimmel, bentuk gambar sangat membuka
peluang seseorang untuk lebih berani mengekspresikan dirinya terhadap
emosi ataupun agitasi yang ditekan ( dalam Setiawan, 2002 : xviii ).
Oleh sebab itu, berkomunikasi melalui media gambar, membuat
seseorang tidak akan merasa terancam karena takut mengaitkan hal-hal
yang dianggap tabu, bahkan sebaliknya, berkomunikasi dalam bentuk
gambar visual memiliki kekuatan sendiri dalam penggambaran suatu hal.
Dengan kata lain, gambar karikatur merupakan produk suatu keahlian
seorang karikaturis, baik dari segi pengetahuan, referensi atau bacaan,
maupun bagaimana cara memilih topik atau isu dalam lingkungan sosial
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
politik yang sedang dihadapi. Karena itu, media Pers Indonesia
menampilkan karikatur sebagai ungkapan kritis terhadap berbagai masalah
yang berkembang secara tersamar dan tersembunyi. Untuk itu, pembaca
diajak berpikir, merenungkan, dan memahami pesan-pesan yang terdapat
dalam gambar karikatur ( Augustin Sibarani,2001:27 )
Adapun sifat-sifat karikatur dapat dibagi menjadi tiga macam
( Sibarani, 2001 ), yaitu: karikatur orang-pribadi, karikatur sosial, dan
karikatur politik. Karikatur orang-pribadi menggambarkan seseorang
( biasanya tokoh yang dikenal ) dengan mengekspose ciri-cirinya dalam
bentuk wajah ataupun kebiasaannya tanpa objek lain atau situasi di
sekelilingnya secara karikatural. Karikatur sosial mengemukakan dan
menggambarkan persoalan-persoalan masyarakat yang menyinggung rasa
keadilan sosial. Sedangkan karikatur politik menggambarkan tentang
situasi politik sedemikian rupa agar kita dapat melihatnya dari segi humor
dengan menampilkan para tokoh politik ( Sibarani, 2001 )
Pelukisan karikatur sendiri memiliki dua ciri, yaitu adanya satire dan
distorsi. Satire dalam hal ini diartikan sebagai ironi, tragedi-komedi, atau
parodi. Sehingga, di dalamnya dapat mengandung sesuatu yang janggal,
absurd , yang dapat menertawakan, namun bisa juga memprihatinkan atau
menyedihkan ( Komunitas Ruang Baca – Tempo, Rimbun Natamarga,
2010 ). Dalam buku Ilmu Komunikasi. Teori dan Praktek karya Onong
Uchjana Effendy, karikatur dalam media manjalankan salah satu fungsi
2.1.6 Kar ikatur Dalam Media Massa
Komunikasi massa secara umum diartikan sebagai komunikasi yang
dilakukan melalui media massa seperti majalah, surat kabar, radio, televisi
dan lain sebagainya. Komunikasi massa merupakan komunikasi dimana
penyampaian pesan kepada sejumlah orang dilakukan melalui media
massa. Baik kartun maupun karikatur di Indonesia belakangan ini sudah
bisa menjadi karya seni yang menyimpan gema panjang, sarat oleh pesan
dan estetika, disamping kadar humornya. Karikatur penuh dengan
perlambangan-perlambangan yang kaya akan makna, oleh karena itu
karikatur merupakan ekspresi dari situasi yang menonjol di dalam
masyarakat. Setajam atau sekeras apapun kritik yang diampaikan sebuah
gambar karikatur, tidak akan menyebabkan terjadinya evolusi. Dengan
kata lain, karikatur dapat mengetengahkan suatu permasalahan yang
sedang hangat di permukaan.
Menurut Anderson, dalam memahami studi komunikasi politik di
Indonesia akan lebih mudah dianalisa mengenai konsep politik Indonesia
dengan membedakan dalam dua konsep, yaitu dengan Direct Speech
( komunikasi langsung ) dan Symbolic Speech (komunikasi tidak
langsung). Komunikasi langsung merupakan konsepsi politik yang
analisanya dipahami sejauh penelitian tersebut ditinjau dari komunikasi
yang bersifat langsung, seperti humor, gossip, diskusi, argumen, intrik,
dan lain - lain. Sedangkan komunikasi tidak langsung, tidak dapat secara
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
langsung dipahami maupun diteliti seperti patung, monument dan simbol -
simbol lainnya ( Bintoro dalam Marliani, 2004: 49 )
Peran karikatur yang tertulis seperti yang telah diuraikan di atas,
merupakan alasan utama dijadikannya karikatur sebagai objek studi ini.
Selain karena karikatur merupakan suatu penyampaian pesan lewat kritik
yang sehat dan juga suatu keahlian karikaturis adalah bagaimana dia
memilih topik - topik isu yang tepat dan masih hangat.
2.1.7 Kr itik Sosial
Indonesia terbangun ketika budaya tulis sudah menyebar luas, ketika
segala tatanan kehidupan dirumuskan secara tertulis dan tidak tertulis baik
dalam bentuk buku, majalah, surat kabar, radio, televisi, dan internet.
Semakin luas melalui pendidikan modern dan yang tak kalah pentingnya,
ketika segala bentuk tulisan sebagian besar menyampaikan berbagai
informasi melalui bahasa Indonesia dijadikan media resmi pendidikan
nasional dan sebagai alat komunikasi dalam birokrasi ( Masoed, 1999: 42 )
Dengan demikian melestarikan atau mempertahankan kritik
terselubung dalam konteks budaya yang tidak lagi menopangnya, sama
saja dengan membunuh eksistensi kritik sehingga sebuah institusi sosial
yang lahir dari kebutuhan pengembangan hidup bersama manusia. Dalam
konteks budaya tulis, budaya modern materialistis yang berpenopang pada
sama statusnya dengan pembangunan dan pengembangan, dan penyebaran
kritik itu sendiri.
Dalam beberapa pengertian kritik sosial mengandung konotasi negatif
seperti “celaan”, namun kata “kecaman” mengandung kemungkinan kata
positif yaitu dukungan, usulan, atau saran, penyelidikan yang cermat.
(Masoed, 1999: 36). Definisi “kritik” menurut kamus Oxford adalah “one
who appreises literaryor artistic work” atau suatu hal yang membentuk dan
memberikan penilaian untuk menemukan kesalahan terhadap sesuatu.
Kritik awalnya dari bahasa Yunani (Kritike = pemisahan, Krinoo =
memutuskan) dan berkembang dalam bahasa Inggris “critism” yang berarti
evaluasi atau penilaian tentang sesuatu. Sementara sosial adalah suatu
kajian yang menyangkut kehidupan dalam bermasyarakat menciptakan
suatu kondisi sosial yang tertib dan stabil (Susanto, 1986: 7 )
Dalam kritik sosial, pers dan politik Indonesia kritik sosial adalah
salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau
berfungsi sebagai sumber kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial
atau proses bermasyarakat. Dalam konteks inilah kritik sosial merupakan
salah satu unsur penting dalam memelihara sistem sosial. Dengan kata
lain, kriti sosial dalam hal ini berfungsi sebagai wahana untuk konservasi
dan reproduksi sebuah sistem sosial atau masyarakat ( Abar dalam
Masoed, 1999: 47 )
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Kritik sosial juga dapat berarti sebuah inovasi sosial dalam arti bahwa
kritik sosial menjadi sarana komunikasi gagasan baru, sembari menilai
gagasan lama, untuk suatu perubahan sosial. Kritik sosial konservatif,
status quo dalam masyarakat untuk perubahan sosial, kritik sosial dalam
pengertian ini sering muncul ketika masyarakat atau sejumlah orang atau
kelompok sosial dalam masyarakat yang menginginkan suasana baru,
suasana yang lebih bai dan lebih maju, atau secara kritik sosial yang
demikian yang lebih banyak dianut kaum oleh kritis dan strutualis. Mereka
melihat kritik sosial adalah wahana komunikatif untuk suatu tujuan
perubahan sosial. Suatu kritik sosial selalu menginginkan perbaikan, ini
berarti bahwa suatu kritik sosial yang murni kurang didasarkan pada
peneropongan kepentingan diri saja, melainkan justru menitikberatkan dan
mengajak masyarakat atau khalayak untuk memperhatikan kebutuhan -
kebutuhan nyata dalam masyarakat. Suatu kritik sosial kiranya didasarkan
pada rasa tanggung jawab atas perkembangan lingkungan sosialnya,
sehingga diharapkan dapat menuju ke arah perbaikan dalam masyarakat
untuk mewujudkan suatu ketertiban sosial. ( Susanto, 1986: 105 )
Kritik sosial dapat disampaikan melalui berbagai wahana, mulai dari
cara yang paling tradisional, seperti berjemur diri, ungkapan - ungkapan
sindiran melalui komunikasi antar personal dan komunikasi sosial melalui
berbagai pertunjukan sosial dan kesenian dalam komunikasi publik, seni
sastra, dan melalui media massa. Kritik dari masyarakat ini hendaknya
kritik dari masyarakat, belum menjamin persoalan akan selesai, tetapi itu
menunjukkan adanya perhatian dari pemerintah. Perhatian inilah yang
secara akumulatif membentuk kesan, pemerintah mempunyai kepedulian
yang tinggi terhadap rakyatnya. Apabila masyarakat sudah diperhatikan
aspirasinya, masyarakat tidak akan lupa budi, sehingga apabila pemerintah
mempunyai program kerja maka partispasi masyarakat akan muncul
dengan sendirinya ( Panuju, 1999 : 49 )
Kritik sosial itu sebenarnya merupakan sesuatu yang positif karena ia
mendorong sesuatu yang terjadi didalam masyarakat untuk kembali ke
kriteria yang dianggap wajar dan telah disepakati bersama. Menurut Aris
Susanto dalam bidang politik istilah kritik sosial seringkali memperoleh
konotasi negatif karena diartikan mencari kelemahan - kelemahan pihak
lain dalam pertarungan politik sehingga arti yang substansial dari kritik
sosial itu menjadi kabur ( Masoed, 1999 : 71 )
Kesan oposisi sejauh mungkin harus dapat dihindarkan, masyarakat
awam menganggap kritik sama dengan oposisi, yang artinya “pihak sana”
( out group ) sehingga kritik tertuju kebijaksanaan atau oknum aparat
pemerintah, diidentifikasi sebagai penentang atau melawan pemerintah.
Padahal, kritik bukanlah seperti itu. Kritik tidak selamanya berarti
melawan. Kritik itu mengandung muatan - muatan saling memberi arti.
Setidaknya menjadi masukan yang dapat dipertimbangkan dalam
merumuskan kebijaksanaan dan tindak lanjutnya ( Ali, 1999 : 84)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Kritik - kritik terbaik, sesuai dengan setting sosial, politik, dan budaya
kita adalah kritik yang membuat saran kritik menangis, tapi dalam mimik
mukanya yang tetap tertawa, artinya jika kita melaksanakan kritik kepada
sasaran tertentu, kritik tersebut tidak boleh membuat malu sasaran kritik
dihadapan publik, apalagi secara meluas.
Sesuai dengan ciri makhluk rasional, maka keterbukaan dan kritik
harus mengandung beberapa unsur utama. Diantaranya adalah peningkatan
supremasi individu, kompetisi dan membuka peluang pengarahan bagi
tindakan manusia untuk meraih sukses dan keuntungan di planet bumi ini.
( Ali, 1999: 194 )
Dengan demikian, melestarikan atau mempertahankan kritik
terselubung dalam konteks budaya yang tidak lagi menopangnya sama saja
membunuh eksistensi kritik sebagai sebuah institusi sosial yang lahir dari
kebutuhan pengembangan hidup kebersamaan manusia. Dalam konteks
budaya tulis, budaya modern materialistis yang berpenopang pada budaya
tulis diatas, pembangunan, pengembangan, penyebaran kritik sama
statusnya dengan pembangunan, pengembangan, dan penyebaran kritik itu
sendiri.
2.1.8 Kar ikatur Sebagai Pr oses Komunikasi
John Dewey pernah menyatakan bahwa komunikasi adalah “ hal
Dalam pandangannya, masyarakat dan terus berkembang berkat
komunikasi. Dengan komunikasi, manusia melakukan berbagai
penyesuaian diri yang diperlukan dan memenuhi berbagai kebutuhan dan
tuntunan yang ada sehingga masyarakat manusia tidak bercerai berai.
Karena manusia bisa menciptakan simbol-simbol, maka ia juga mampu
mengkomunikasikan suatu niat, makna, keinginan atau maksud yang
kompleks dan karena itu pulabisa mengubah bentuk kehidupan sosialnya.
Manusia modern tidak bisa melepaskan dari penggunaan simbolisme
dalam komunikasi modern karena penggunaan itu begitu jelas ada
disekitarnya ( Tatt, 1996 : 3). Simbolisme merupakan ciri universal yang
hakiki dari semua kebudayaan agama. Peradaban tergantung pada
kemampuan manusia untuk menggunakan dan menciptakan
simbol-simbol, bahasa iu sendiri merupakan sekumpulan simbol yang
dimanipulasi untuk menyampaikan ide.
Simbol-simbol yang digunakan untuk menyampaikan ide, makna
dan simbol-simbol juga dikombinasikan untuk membentuk
ungkapan-ungkapan baru. Simbiolisme-simbiolisme kuno dalam bentuk gambarlah
yang pada akhirnya melahirkan tulisan-tulisan abjad. Simbiolisme adalah
sesuatu yang hidup. Simbiolisme telah mengambil bentuk baru dengan
penggunaan yang baru pula. Dari awal munculnya peradaban hingga
masaa kontemporer ini simbol merupakan bagian hakiki kehidupan
sehari-hari. Tanda-tanda lalu lintas dan pettunjuk arah membimbing sseseorang
dalam perjalanannya di kota-kota dan di pedalaman. Simbol-simbol seperti
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
“dilarang merokok” dan “dilarang masuk” memerikan ancaman kepada
mereka yang melanggarnya. Orang dapat saja mengabaikan simbol-simbol
yang menggambarkan bahaya tapi ia harus siap menanggung akibanya.
Beberapa simbol dengan kejadian-kejadian yang tindakan umum.
Binatang menunjukkan pola tingkah laku tertentu menjelang terjadinya
gempa bumi atau angin badai. Orang-orang pada zaman kuno mempelajari
fenomena ini dan menganggapnya menjadi pertanda bagi nasib baik atau
nasib buruk. Hal ini merupakan suatu ilmu yang mulai dipelajari oleh
ilmuwan-ilmuwan modern yang menaruh minat besar. Dalam hal
meramalkan datangnya gempa bumi dan badai. Tingkah laku alamiah yang
diperlihatkan oleh binatang atau bahkan bentuk-bentuk kehidupan
tumbuh-tumbuhan berhubungan dengan hal hal diatas. Dengan membayangkan
seekor merpati yang kita dapatkan adalah gambar keluguan, kedamaian
dan kelembutan. Membayangkan seekor singa yang kita dapatkan adalah
suatu kekuatan yang mengerikan dan penuh keberanian.
Menurut Berger dan Chaffe ilmu komunikasi adalah suatu
pengamatan terhadap proses, produksi dan pengaruh dari sistem-sistem
tanda lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan
digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan
dengan proses, produksi dan pengaruh sistem-sistem tanda lambang. Dari
definisi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah
pengetahuan tentang peristiwa komunikasi dalam konteks hubungan antar
penelitian tentang sistem, proses dan pengaruh yang dilakukan secara
rasional dan sistematik, serta kebebasan dapat diuji dan digeneralisasikan.
Peristiwa atau fenomena komunikasi yang diamati dalam ilmu komunikasi
sangat luas dan kompleks, karena menyangkut berbagai aspek dari
kehidupan manusia misalnya aspek sosial, budaya, politik dan ekonomi
oleh karena itu, ilmu komunikasi merupakan salah satu cabang ilmu
pengetahuan yang termasuk dalam kelompok ilmu-ilmu sosial.
Komunikasi adalah suatu proses simbolik, yakni penggunaan
lambang-lambang yang diberi makna. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang
digunakan untuk menunjukkan atau mewakili sesuatu atau yang lainnya
berdasarkan kesepakatan bersama. Tetapi, lambang pada dasarnya tidak
mempunyai makna. Kitalah yang memberi makna pada dasarnya tidak
mempunyai makna. Kitalah yang memberi makna pada suatu lambang.
Tidak ada hubungan alami atau pasti antara lambang dengan apa yang
dilambangkan. Jadi hubungan antara lambang dengan apa yang
dilambangkan bersifat sembarang atau mana suka. Lambang adalah salah
satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek dapat juga
dipresentasikan oleh indeks, ikon, namun ikon dan indeks tidak
memerlukan kesepakatan ( Mulyana, 2001 : 84)
Hal senada dengan Mulyana dan Nimo ( 2000 : 6 ) menyatakan
komunikasi adalah proses interaksi sosial yang digunakan orang untuk
menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia ( yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
berdasarkan itu mereka bertindak ) dan bertukar citra itu melalui
simbol-simbol.
Proses Komunikasi, seperti dikatakan Tubbs and Moss dalam Human
Communicationnya :
“Proses Komunikasi itu sebenarnya mencakup pengiriman pesan dari
sistem syaraf seseorang kepada sistem syaraf orang lain, dengan maksud
untuk menghasilkan sebuah makna yang sama dengan yang ada dalam
benak pengiriman. Pesan verbal melakukan hal tersebut melalui kata-kata
yang merupakan komunikasi tanpa kata, maka tanda nonverbal berate
tanda minus bahasa atau tanda minus kata ( sobur, 2009 : 123 )
Bahasa tubuh adalah salah satu aspek komunikasi nonverbal
disamping aspek-aspek komunikasi nonverbal lainnya yang berkenaan
dengan benda, seni, ruang dan waktu komunikasi nonverbal sama
pentingnya dengan komunikasi verbal meskipun terkadang diabaikan.
Isyarat ( gesture ), gerakan tubuh, postur tubuh, gerakan kepala, ekspresi
wajah dan kontak mata adalah perilaku-perilaku yang kesemuanya disebut
bahasa tubuh yang mengandung makna pesan potensial. Studi sistematik
aspek-aspek gerakan tubuh yang terpola dipelajari dan bersifat simbolik
disebut kinesika ( kinesics ) ( Mulyana, 2004 : 159 )
Tanpa sadar, banyak orang sebenarnya telah menggunakan bahasa
tanpa ucap ini setiap kali berkomunikasi dengan orang ain. Peningkatan
banyak dipengaruhi oleh gerak-gerik. Kontak mata, ekspresi wajah dan
gerakan kepala, walaupun memang sangat penting, tetapi memiliki
beberapa keterbatasan. Gerak-gerik memungkunkan dilakukan dengan
aspek komunikasi nonverbal lainnya ( wainwright, 2003 : 81). Bahasa
tubuh memiliki peran yang sangat penting dalam presentasi diri dan
pengelolaan kesan, yang cukup masuk akal jika kita memandangnya
sebagai sarana untuk mencapai sebuah tujuan.
Banyak orang yang mengkaji pentingnya komunikasi nonverbal demi
keberhasilan komunikasi, bukan hanya ahli-ahli komunikasi, tetapi juga
antropolog, psikolog dan sosiolog. Simbol-simbol nonverbal lebih sulit
ditafsirkan daripada simbol-simbol verbal. Tidak ada satupun kamus andal
yang dapat membantu penerjemah simbol nonverbal. Setiap anggota tubuh
seperti wajah (termasuk senyuman dan pandangan mata), tangan, kepala,
kaki bahkan tubuh secara keseluruhan dapat kita aplikasikan untuk
tanda-tanda nonverbal bertujuan untuk mencari dan menemukan makna yang
terdapat pada benda-benda atau sesuatu yang bersifat nonverbal atau
pencarian makna pada “meta- tanda nonverbal” ( Sobur, 2009 : 122)
Sekali lagi kita sepakat atas suatu sistem simbol, kita dapat
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Tentu saja, bila semua tanda
yang digunakan hanya merujuk pada benda, maka masalah komunikasi
akan menjadi sederhana. Kita dapat menentukan apa referensi yang
diperbincangkan hampir tanpa kesulitan. Akan tetapi bagaimana jika hal
tersebut merujuk pada peristiwa, sifat sesuatu, tindakan, hubungan, konsep
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
dan lain-lain tentu boleh jadi akan muncul perdebatan berbicara mengenai
karikatur Indonesia, sama dengan menentukan posisinya diantara berbagai
sarana komunikasi yang terdapat di negeri ini ( Sobur, 2009 : 139)
Gambar karikatur merupakan symbolic speech ( komunikasi tidak
langsung ) artinya bahwa penyampaian pesan yang terdapat dalam gambar
karikatur tidak dilakukan secara langsung tetapi dengan menggunakan
bahasa simbol. Dengan kata lain makna yang terkandung dalam gambar
karikatur adalah makna secara terselubung. Menurut Van Zoest dalam
Bintoro ( 2002 : 4) simbol-simbol pada gambar karikatur tersebut
merupakan simbol yang disertai maksud ( signal ) yang digunakan yang
digunakan dengan sadar oleh orang yang mengirimnya ( si pengirim ) dan
mereka yang menerimanya ( si penerima ).
Karikatur merupakan bentuk komunikasi yang paling mudah terbaca.
Karena sering diberi kata-kata tertulis karikatur terlihat mudah untuk
dimaknai. Membuat kajian komik – kartun – karikatur. Berarti berhadapan
dengan tanda-tanda visual dan kata-kata. Maka dari itu, pembahasan ini
menggunakan kajian kritis yang bertujuan untuk mengungkap makna
tanda-tanda atau simbol-simbol yang ada ( Sobur, 2009 : 132 ). Dengan
mendesripsikan jalinan tanda digambar kariaktur tersebut tampil sebagai
“tanda” karena ada kedekatan antara gambar dengan objeknya. Setelah itu
kita mengamati unsur-unsur pembentuk karikatur yang tercantum dalam
ilustrasi tersebut dan kemudian mendeskripsikannya dengan
2.1.9 Semiotika
Kata “semiotika” berasal dari bahasa Yunani, Semeion yang berarti
tanda, atau Seme yang berarti penafsir tanda. Semiotika sendiri berakar
dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, poetika. Semiotika
adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tanda. Tanda
terdapat dimana - mana “kata” adalah tanda, demikian pula gerak isyarat,
lampu lalu lintas, bendera, dan sebagainya. Struktur karya sastra, struktur
film, bangunan ( arsitektur ) atau nyanyian burung dapat dianggap sebagai
tanda. Segala sesuatu dapat menjadi tanda, tanda - tanda tersebut
menyampaikan suatu informasi atau pesan baik secara verbal maupun non
verbal sehingga bersifat komunikatif. Hal tersebut memunculkan suatu
proses pemaknaan oleh penerima tanda akan makna informasi atau pesan
dari pengirim pesan. Semiotika merupakan cabang ilmu yang semula
berkembang dalam bidang bahasa. Dalam perkembangannya kemudian
semiotika bahkan masuk pada semua segi kehidupan manusia, sehingga
Derrida ( dalam kurniawan, 2008 : 34 ), mengikrarkan bahwa tidak ada
sesuatu pun di dunia ini sepenting bahasa. “there is nothing outside
languange”. Bahasa dalam hal ini dibaca sebagai “teks” atau “tanda”.
Dalam konteks ini tanda memegang peranan penting dalam kehidupan
umat manusia sehingga : “manusia yang tak mampu mengenal tanda, tak
akan bertahan hidup” ( Widagdo dalam Kurniawan, 2008 ). Charles
Sanders Peirce merupakan ahli filsafat dan tokoh terkemuka dalam
semiotika modern Amerika menegaskan bahwa, manusia hanya dapat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
berfikir dengan sarana tanda dan manusia hanya dapat berkomunikasi
dengan tanda. Tanda yang dapat dimanfaatan dalam seni rupa berupa tanda
visual yang bersifat non verbal, terdiri dari unsur dasar berupa seperti
grafis, warna, bentuk, tekstur, komposisi, dan sebagainya. Tanda - tanda
yang bersifat verbal adalah objek yang dilukiskan, seperti objek, manusia,
binatang, alam, imajinasi atau hal hal lainnya yang abstrak. Apapun alasan
( senirupawan, designer ) untuk berkarya, karyanya adalah sesuatu yang
kasat mata, karena itu secara umum bahasa digunakan untuk merangkul
segala yang kasat mata dan merupakan media atara perupa dengan
pemerhati atau penonton. Seniman dan designer membatasi bahasa rupa
pada segitiga, estetis - simbolis - bercerita ( story telling ). Bahasa
merupakan imaji dan tata ungkapan. Imaji mencakup makna yang luas,
baik imaji yang kasat mata maupun imaji yang ada khayalnya.
Menurut Pierce model yang membahas mengenai makna dalam studi
semiotik mempunyai tiga fundamental yaitu :
1. Ikon
Adalah tanda yang berhubungan antara tanda dan acuannya
bersifat bersamaan bentuk alamiah ( berupa hubungan
kemiripan ). Misalnya adalah potret dan peta. Potret
merupakan ikonik dari pulau yang ada dalam potret tersebut,
sedangkan peta merupakan ikonik dari pulau yang ada dalam
2. Indeks
Adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara
tanda dan acuannya yang bersifat kausal atau hubungan sebab
akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataannya.
Misalnya ada asap sebagai tanda apinya.
3. Simbol
Adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara
tanda dan acuannya ( berdasarkan hubungan konvensi atau
perjanjian ). Misalnya orang yang menggelengkan kepalanya
merupakan simbol yang menandakan ketidak setujuan yang
termasuk secara konvensional. ( Sobur 2006 : 41 ).
Dalam semiotik model yang digunakan dapat berasal dari berbagai
ahli, seperti Saussure, Peirce, dan sebagainya. Pada penelitian ini yang
akan digunakan adalah model semiotik milik Peirce karena adanya
kelebihan yang dimiliki yaitu tidak mengkhususkan analisisnya pada studi
linguistik.
2.1.9.1 Semiotika Char les Sander s Peir ce
Semiotik untuk studi media massa tidak hanya terbatas sebagai
kerangka teori, namun sekaligus juga sebagai metode analisis ( Sobur,
2004 : 83 ). Bagi Peirce tanda “is something which stand to somebody for
something in some respect or capacity”. Kita misalnya dapat menjadikan
teori Segitiga Makna ( Triangel Meaning ), menurut Peirce salah satu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
bentuk