• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKNAAN KARIKATUR DALAM RUBRIK OM KEDIP DI SITUS MATANEWS.COM (Studi Semiotik Pemaknaan karikatur Pada Rubrik Om Kedip Di Situs Matanews.com Edisi Jumat, 28 September 2011).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMAKNAAN KARIKATUR DALAM RUBRIK OM KEDIP DI SITUS MATANEWS.COM (Studi Semiotik Pemaknaan karikatur Pada Rubrik Om Kedip Di Situs Matanews.com Edisi Jumat, 28 September 2011)."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

SITUS MATANEWS.COM

(Studi Semiotik Pemaknaan kar ikatur Pada Rubr ik Om Kedip

Di Situs Matanews.com

Edisi J umat, 28 September 2011)

SKRIPSI

Oleh :

MOCH FADZRI KARMEN

0843010064

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA

(2)

Rasulullah Muhammad SAW, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi penelitian ini dengan

judul PEMAKNAAN KARIKATUR DALAM RUBRIK OM KEDIP DI SITUS

MATANEWS.COM. (Studi Analisis Semiotik Tentang pemaknaan karikatur Pada

Rubrik Om Kedip Di Situs Matanews.com Edisi Jumat, 28 September 2011)

Skripsi penelitian ini penulis susun untuk memenuhi persyaratan dalam

menyelesaikan program Seminar Proposal Penelitian setiap mahasiswa Jurusan Ilmu

Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Bersama dengan terselesaikannya penyusunan skripsi penelitian ini, penulis

telah berusaha dan menganalisa sesuai dengan kemampuan penulis, dan kesemuanya

tidak lepas dari bimbingan serta saran-saran dari Bpk Ir. H. Didiek Tranggono, M.si

selaku Dosen Pembimbing serta berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1.

Bapak Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP. Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur.

2.

Ibu Dra. Hj. Suparwati, Msi. selaku Dekan Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Bapak J uwito, S.sos, Msi. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(3)

5.

Imroq Atus Sholikha ( ima ) atas doa, inspirasi, ketulusan, semangat dan

bantuannya.

6.

Sahabat – Sahabat seperjuangan untuk mengerjakan Proposal Skripsi, Dhodo

Aryo bimo, Indri M, Fariha W, dan Rizal gendut.

7.

My PC , Perpustakaan FISIP atas segala bantuannya.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga

kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga skripsi

penelitian ini dapat bermanfaat bagi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, 14 Desember 2011

(4)

v

Halaman

HALAMAN J UDUL……… i

HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN………... ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR GAMBAR ……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN……….. ix

ABSTRAKSI……… x

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

1.1 Latar Belakang Masalah………...………..…… 1

1.2 Rumusan Masalah………..…… 14

1.3 Tujuan Penelitian………..……. 14

1.4 Manfaat Penelitian………... 14

1.4.1 Manfaat Secara Teoritis………... 14

1.4.2 Manfaat Secara Praktis……….... 14

BAB II KAJ IAN PUSTAKA………... 15

2.1 Landasan Teori……….. 15

2.1.1 Komunikasi Politik………... 15

2.1.2 Tentang DPR RI……… 16

2.1.2.1 Prakarsa……….. 16

2.1.2.2 Pengembangan……….……….….. 17

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(5)

2.1.4 Rubrikasi……….. 20

2.1.5 Kartun dan Karikatur……… 20

2.1.6 Karikatur Dalam Media Massa………. 24

2.1.7 Kritik Sosial……….. 25

2.1.8 Karikatur Sebagai Proses Komunikasi………... 29

2.1.9 Semiotika……….. 36

2.1.9.1 Semiotika Charles Sanders Peirce……… 38

2.1.10 Konsep Makna………..…………. 41

2.1.10.1 Pemaknaan Warna………... 44

2.2 Kerangka Berfikir……….. 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……… 51

3.1 Metode Penelitian………. 51

3.2 Definisi Konseptual……….. 52

3.2.1 Corpus ……… 52

3.3 Karikatur……….. 53

3.4 Semiotika……….………… 53

3.5 Unit Analisis……… 53

3.6 Teknik Pengumpulan Data………... 55

3.7 Teknik Analisis Data……… 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……… 57

(6)

vii

4.2 Penyajian Data……….. ……… 63

4.3 Analisis Pemaknaan Karikatur Pada Rubrik Om Kedip……… 66

4.3.1 Ikon………... 66

4.3.2 Indeks……… 68

4.3.3 Symbol………... 70

4.4 Makna Keseluruhan Pemaknaan Karikatur pada Rubrik Om Kedip Dalam Model Triangle of Meaning Peirce……… 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….... 75

5.1 Kesimpulan………..……… 75

5.2 Saran………..………..… 76

DAFTAR PUSTAKA... 78

LAMPIRAN………. 80

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(7)

PEMAKNAAN PADA RUBRIK OM KEDIP DI SITUS MATANEWS.COM

(Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Om Kedip di Situs Matanews.com Edisi 28

September 2011)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana makna yang

dikomunikasikan karikatur pada Rubrik Om Kedip situs Matanews.com edisi 28

September 2011.

Teori yang digunakan adalah semiotik Charles Sanders Peirce yang membagi

antara tanda dan acuannya menjadi tiga kategori yaitu : Ikon, Indeks, Simbol adalah

tanda yang hubungan antara penanda dan penandanya bersifat bersamaan bentuk

alamiah. Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada

Frame of Reference (berdasarkan pengetahuan) serta Field of Experience (latar belakang

pengalaman).

Metode semiotik dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu sebuah

metode yang lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda,

menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti, lebih peka

serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang

dihadapi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu data

yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar.

Hasil yang didapat menandakan bahwa pesan yang disampaikan melalui

penggambaran karikatur tersebut adalah sebuah aspirasi yang sudah tidak dapat didengar

lagi akibat kepentingan- kepentingan untuk memperkaya diri sendiri seperti korupsi dari

dalil pembangunan sebuah gedung yang seharusnya tidak dilakukan karena gedung

yang lama masih bisa dimanfaatkan bahkan masih cukup untuk menampung semua

anggota DPR dan masih layak untuk digunakan.

Kesimpulan penelitian ini, yang menjadi ikon dalam karikatur pada Rubrik Om

Kedip di Situs Matanews.com edisi Jumat 28 September 2011 ini ditunjukan dengan

gambar

seorang laki – lakisebagai Dewan Perwakilan Rakyat terlihat bersantai, dengan posisi kedua tangan menyanggah dibelakang kepala sambil membayangkan gedung DPR baru dengan ekspresi tersenyum sambil menjulurkan lidah ke samping kiri dengan kedua mata tertutup plester dan kedua telinga disumbat dengan kayu glondongan Ditambah dengan suasana hati yang melayang. Dan disebelah kiri laki – laki tersebut terdapat sosok kecil Om Kedip ikon rubrik karikatur dalam situs matanews.com dan belasan ikon orang dengan ekspresi kecewa, garang dan marah sebagai perwakilan masyarakat umum. Yang menjadi indeks dalam penelitian ini

adalah segala bentuk tulisan seperti Tulisan “TERLALU” dan “WAKIL KITA TENGAH

MIMPI MEWUJUDKAN ASPIRASINYA SENDIRI”, Plester penutup mata, kayu gelondongan kecil, dasi berlambangkan gedung DPR lama, dan hati yang bersayap. Sedangkan untuk simbol adalah Latar belakang gambar karikatur yang berwarna biru, coklat pada plester dan kayu, warna merah pada hati, tulisan “terlalu” ‘‘wakil’’ dan ’’spirasinya’’.

(8)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(9)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belaka ng Masalah

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan

pesan dari komunikator ke komunikan pada khalayak. Ada beberapa pakar

psikologi memandang bahwa dalam berkomunikasi anta manusia, maka

media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah panca indra

amnesia seperti mata dan telinga. Pesan – pesan yang diterima panca indra

selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan

menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam

tindakan. Media yang dimkasud ialah media yang digolongkan empat

macam yakni media antar pribadi, media kelompok, media publik , dan

media massa. Masyarakat haus akan informasi, sehingga media massa

sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Media massa terdiri dari media massa

cetak dan media elektronik. Media massa cetak terdiri dari majalah, surat

kabar, buku,. Sedangkan media massa elekronik terdiri dari televise,

radiao, film, dan internet. Media cetak seperti majalah, surat kabar dan

buku justru mampu memberikan pemahaman yang tinggi kepada

pembacanya, karena ia sarat dengan analisa yang mendalam dibandingkan

media lainya, ( Cangara, 2005 : 128 ).

Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi

antar manusia media yang paling manusia seperti mata dan telinga. Pesan

(10)

manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap suatu hal

sebelum dinyatakan dalm tindakan. Media cetak sebagai salah satu media

massa memiliki fungsi untama yaitu memberikan informasi kepada

khalayak. Media elektronik khususnya internet, memiliki kualitas yang

tinggi dan baik, serta dapat disimpan di file penyimpanan. Sehingga,

informasi yang terkandung didalamya dapat dibaca berulang kali.

Kehadiran media massa merupakan salah satu gejala yang menandai

kehidupan masyarakat modern dalam menyampaikan informasinya, media

mempunyai cara pengemasan yang variatif dan beragam yang disesuaikan

dengan segmentasi, konsumen, orientasi internal diri media itu sendiri dan

banyak faktor -faktor kepentingan yang lain. Media massa merupakan

bidang kajian kompleks, media massa bukan berarti hanya suatu variasi

media yang menyajikan informasi kepada khalayak, tetapi khalayak juga

yang menggunakan media massa dengan cara yang beragam. Beberapa

orang yang menggunakan media untuk mendapatkan hiburan atau mengisi

waktu luang.

Media elektronik bisa dipakai untuk mentransmisikan warisan sosial

dari satu generasi ke generasi berikutnya. Karena memiliki kemampuan

membawa pesan yang spesifik dengan penyajian yang mendalam. Internet

atau dunia virtual atau biasa disebut dunia maya, mempunyai kualitas

permanen sehingga bisa disimpan dalam waktu yang lama. Internet saat

ini, seiring dengan perkembangan zaman, perubahan – perubahan dalam

isi atau content yang ditampilkan oleh internet sangat bervariasi. Mulai

dari informasi berita ( baik dalam maupun luar ), hiburan, gaya hidup, dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(11)

tips – tips kesehatan. Istilah INTERNET berasal dari jaringan antara atau

penghubung. Memang itulah fungsinya, INTERNET menghubungkan

berbagai jaringan yang tidak saling bergantung pada satu sama lain

sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berkomunikasi. Sistem apa yang

digunakan masing- masing jaringan tidak menjadi masalah, apakah sistem

DOS atau UNIX. Sementara jaringan lokal biasanya terdiri atas komputer

sejenis ( misalnya DOS dan UNIX ), INTERNET mengatasi perbedaan

berbagai sistem operasi dengan menggunakan “ bahasa” yang sama oleh

semua jaringan dalam pengiriman data. Pada dasarnya inilah yang

menyebabkan besarnya dimensi INTERNET. Semakin banyak jumlah

berita atau informasi yang dimuat di internet, maka secara otomatis akan

membuat pembaca atau pengguna internet menjadi lebih selektif dalam

memilih informasi dan ghiburan yang disajikan, sesuai sengan kebutuhan

mereka.

Dalam buku Desain Komunikasi Visual, Kusmiati ( 1999:36 ),

mengatakan bahwa Visualisasi adalah cara atau sarana untuk membuat

sesuatu yang abstrak menjadi lebih jelas secara visual yang mampu

menarik emosi pembaca, dapat menolong seseorang untuk menganalisa,

merencanakan dan memutuskan suatu problema dengan mengkhayalkanya

pada kejadian yang sebenernya. Media verbal gambar merupakan media

yang paling cepat untuk menanamkan pemahaman. Informasi bergambar

lebih disukai dibandingkan dengan informasi tertulis karena menatap

(12)

subjek yang mudah dipahami dan merupakan “symbol” yang jelas dan

mudah dikenal ( Waluyanto, 2000:128 ).

Karikatur sebagai wahana penyampai kritik sosial sering kali kita

temui didalam berbagai media elektronik. Didalam media ini, menjadi

pelengkap artikel dan opini. Keberadaanya sering disajikan dengan

selingan atau dapat dikatakan sebagai penyejuk setelah para pembaca

menikmati artikel – artikel yang lebih serius dengan sederetan huruf yang

cukup melelahkan mata dan pikiran. Meskipun sederhana, pesan – pesan

yang disampaikan dalam sebuah karikatur sama seriusnya dengan pesan –

pesan yang disampaikan melalui berita dan artikel, namun pesan – pesan

dalam karikatur lebih mudah dicerna karena sifatrnya menghibur.

Seringkali gambar itu terkesan lucu dan mengelikan sehingga membuat

kritikan yang disampaikan oleh karikatur tidak begitu dirasakan

melecehkan atau mempermalukan.

Kesengajaan dalam membentuk sebuah pesan menggunakan bahasa

symbol atau non verbal ini juga bukanlah tanpa maksud, penggunaan

bentuk non verbal dalam karikatur lebih diarahkan kepada pengembangan

interpretasi oleh pembaca secara kreatif, sebagai respon terhadap apa yang

diungkapkan melalui karikatur tersebut. Dengan kata lain, meskipun dalam

suatu karya karikatur terdapat ide dan pandangan – pandangan seorang

karikaturis, namaun melalui suatu proses interpretasi muatan makna yang

terkandung dididalamnya akan dapat berkembang secara dinamis,

sehingga dapat menjadikan lebih kaya serta lebih dalam pemaknaanya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(13)

Memahami makna karikatur sama rumitnya dengan membongkar

makna sosial dibalik tindakan manusia, atau menginterpretasikan maksud

dari karikatur sama dengan menafsirkan tindakan sosial. Menurut Heru

Nugroho, bahwa dibalik tindakan manusia ada makna yang harus

ditangkap da dipahami, sebab manusia melakukan interaksi sosial yang

harus ditangkap dan dipahami, sebab manusia melakukan interaksi sosial

melalui saling memahami makna dari masing – masing tindakan ( Indarto,

1999:1 ). Dalam sebuah karikatur yang baik, kita menemukan perpaduan

dari unsur - unsur kecerdasan, ketajaman, dan ketepatan berpikir secara

kritis serta ekspresif melalui seni lukis dalam menanggapi fenomena

permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat luas, yang secara

keseluruhan dikemas secara humoris. Dengan demikian memahami

karikatur juga perlu memiliki referensi – referensi sosial agar mampu

menangkap pesan yang ingin disampaiakan oleh karikaturisnya. Tokoh,

isi, maupun metode pengungkapan kritik yang dilukiskan secara

karikatural sangat bergantung pada isu besar yang berkembang yang

dijadikan headline.

Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa karikatural merupakan salah

satu wujud lambang ( symbol ) atau bahasa visual yang keberadaanya

dikelompokan dalam kategori kominikasi non verbal dan dibedakan

dengan bahasa verbal yang berwujud tulisan atau ucapan. Karikatur

merupakan ide atau pesan dari karikaturis kepada public yang dituju

melalui simbol yang berwujud gambar, tulisan dan lainya. Gagasan

(14)

suasana emosional, karena gambar lebih mudah dimengerti dibandingkan

tulisan. Sebagai sarana komunikasi, gambar merupakan pesan non verbal

yang dapat menjelaskan dan memberikan penekanan tertentu pada isi

pesan. Gambar dalam karikatur sangat berpengaruh, karena gambar lebih

mudah diingat daripada kata – kata, paling cepat pemahamannya dan

mudah dimengerti. Karena terkait dengan maksud pesan yang terkandung

dalam isi dan menampilkan tokoh yang sudah dikenal. Gambar

mempunyai kekuatan berupa fleksibilitas yang tinggi untuk menghadirkan

bentuk atau perwujudan gambar menurut kebutuhan informasi visual yang

diperlukan. Simbol atau tanda pada sebuah karikatur mempunyai makna

yang dapat digali kandungan faktualnya. Dengan kata lain, bahasa

simbolis menciptakan situasi yang simbolis pula. Dimana didalamnya

terkandung makna, maksud dan arti yang harus diungkapnya.

Simbol pada gambar merupakan simbol yang disertai maksud

( signal ). Sobur ( 2003 : 163 ) menyatakan bahwa pada dasarnya simbol

adalah sesuatu yang berdiri atau ada sesuatu yang lain, kebanyakan

diantaranya tersembunyi atau tidak jelas. Sebuah simbol dapat berdiri

untuk institusi, ide, cara berpikir, harapan, dan banyak hal lain.

Dapat disimpulkan bahwa simbol atau tanda pada sebuah gambar

memiliki makna yang dapat digali. Dengan kata lain, bahasa simbolis,

menciptakan situasi yang simbolis pula. Atau memiliki sesuatu yang mesti

diungkap maksud dan artinya. Kartun sendiri merupakan produk keahlian

seorang kartunis, bak dari segi pengetahuan, intelektual, teknik menulis

psikologis, cara melobi, referensi, bacaan, maupun bagaimana tanggapan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(15)

atau opini secara subjektif terhadap suatu kejadian, tokoh, suatu soal,

pemikiran atau pesan tertentu. Karena itu kita bisa mendeteksi tingkat

intelektual sang kartunis dari sudut ini. Juga cara dia menkritik yang

secara langsung membuat orang yang dikritik justru tersenyum ( Sobur,

2003 : 140 )

Kartun merupakan symbolic speech (komunikasi tidak langsung),

artinya bahwa penyampaian pesan yang terdapat dalam gambar kartun

tidak dilakukan secara langsung tetapi dengan menggunakan bahasa

simbol. Dengan kata lain, makna yang terkandung dalam gambar kartun

tersebut merupakan makna yang terselubung. Simbol – simbol pada

gambar kartun tersebut merupakan simbol yang disertai signal (maksud)

yang digunakan dengan sadar oleh orang yang mengirimnya dan mereka

yang menerimanya. Sedangkan menurut ( Pramoedjo dalam Marliani,

2004 : 6 ) karikatur adalah bagian kartun yang diberi muatan pesan yang

bernuansa kritik atau usulan terhadap seseorang atau sesuatu masalah.

Meski didalamnya terdapat unsur humor, namun karikatur merupakan

kartun satire yang terkadang malahan tidak menghibur, bahkan dapat

membuat seseorang tidak tersenyum.

Karikatur sebenarnya memiliki arti sebagai gambar yang

didistorsikan, diplesetkan atau dipelototkan secara karakteristik tanpa

bermaksud melecehkan si pemilik wajah. Karikatur membangun

masyarakat melalui pesan – pesan sosial yang dikemas secara kreatif

dengan pendekatan simbolis. Jika dilihat dari wujudnya, karikatur

(16)

komunikasi itulah pesan tersebut menjadi bermakna. Disamping itu,

gabungan antara tanda dan pesan yang ada pada karikatur diharapkan

mampu mempersuasi khalayak yang dituju. Tulisan ini bertujuan untuk

mengkaji tanda verbal (terkait dengan judul dan teks) dan tanda visual

(terkait dengan ilustrasi, logo dan tata visual) karikatur dengan pendekatan

semiotika. Dengan demikian, analisi semiotika diharapkan menjadi salah

asatu pendekatan untuk memperoleh makna yang terkandung dibalik tanda

verbal dan tanda visual. (www.desaingrafisindonesia.com)

Sementara itu, pesan yang dikemukakan dalam pesan karikatur,

disosialisasikan kepada khalayak sasaran melalui tanda. Secara garis besar,

tanda dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan tanda visual.

Tanda verbal akan didekati dari ragam bahasanya, tema dan pengertian

yang didapatkan, sedangangkan tanda visual akan dilihat dari cara

menggambarkannya apakah secara ikon, indeks, maupun simbolis.

Alasan peneliti dalam mengambil objek penelitian karikatur Pada

Rubrik Om Kedip Di Matanews.com Edisi Jumat, 28 September 2011.

Karena isu tentang pembangunan Gedung Baru DPR sudah terjadi sejak

lama dan sudah banyak diprotes oleh berbagai pihak. Tetapi Pemerintah

dan Wakil Rakyat seakan tuli untuk mendengar suara rakyat yang mereka

wakili, dan tidak mementingkan kesejahteraan rakyat yang mereka

janjikan. Hal inilah yang mendorong karikaturis untuk bergerak dlam

memprotes rencana pembangunan Gedung Baru DPR karikatur yang

kreatif dan unik. Dan setiap visual ataupun gambar yang muncul ( lewat

karikatur ) memiliki pengertian yang berbeda – beda sehingga akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(17)

memunculkan makna dibalik pemberitaan tersebut. Oleh karena itu para

karikaturis dari berbagai media mssa menyampaikan pesan atau

memberikan sebuah informasi salah satunya melalui karikatur tersebut.

Menuai cibiran, rencana pembangunan gedung baru DPR

diputuskan dikaji ulang, namun ketua Tim Leader Pembangunan Fisik

Gedung DPR Budi Asdar Sukada menilai pembangunan gedung baru DPR

bisa mengangkat gengsi Indonesia di mata dunia internasional,

“Pembangunan gedung baru DPR” dipastikan bisa mengangkat gengsi

Indonesia di mata dunia internasional. Pembangunan gedung berkonsep

gerbal aspirasi ini bisa menjadi momentum kebangaan buat Indonesia.

Buat kami para arsitek, ini bisa mengangkat gengsi Indonesia, kata Budi di

Jakarta, Senin 6 September 2010. Menurut Budi, malaysia selalu

membanggakan Twin Tower sebagai gedung tertinggi di dunia. Arab

Saudi sudah membangun gedung setinggi 100 lantai. Rencana Gedung

baru DPR berbentuk huruf N adalah gedung tersulit karena berdiri

didaerah rawan gempa . “Kita hanya membangun 36 lantai. Ini kebangaan

dan momentum buat kita. Jika berhasil dibangun, tentu sangat

membanggakan buat negara,” ujarnya.

Terkait dengan penundaan rencana pembangunan gedung baru DPR,

Budi mengatakan bisa dipastikan menekan biaya konstruksi kira – kira Rp.

500 miliar. Penghematan tersebut dikarenakan adanya kaji ulang

pembangunan, terutama luas ruangan anggota dewan yang direncanakan

(18)

dikurangi material eksterior, tapi saya tidak bisa mengurangi struktur. Jadi

lebih ke elemen sekunder, “ jelas Budi.

Sementara Ketua Biro Pemeliharaan Gedung Dan Instalasi

Kesekjenan DPR Mardian Umar merinci, anggaran konstruksi gedung Ro

1.162 triliun yang meliputi biaya konstruksi fisik Rp 1.125 triliun dan

biaya konsultan Rp 19.126 miliar. Sedangkan Konsultan MK, PT Ciria

Jasa dibayar Rp. 16.867 miliar serta biaya pengelolaan kegiatan Rp. 1. 125

miliar untuk konsultan perencana, DPR sudah menetapkan PT Yodia

Karya, :Itu baru konstruksi fisik, didalamnya ada penambahan biaya untuk

menyempurnakan gedung ini seperti security system, mebel hingga IT.

Kita pun akan berusaha mengkaji rencana pembangunan gedung secraa

transparan. Caranya dengan melakukan penghematan di berbagai segi, “

kata Mardian,( ant/sss). (

http://matanews.com/2010/0907/gedung-baru-dpr-demi-gengsi/)

sudah diprotes keras oleh banyak kalangan, DPR tetap saja tak

bergeming dan terus melanjutkan pembangunan gedung barunya. Padahal

proyek tersebut sma sekali tak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

para wakil rakyat. “ saya melihat DPR periode ini nggak akan banyak

berubah kinerjanya sekalipun gedung barunya sudah jadi. Malah itu akan

mubazir karena mereka lebih sering bolos. Rapat paripurna saja sudah kita

lihat banyak kursi yang kosong. Jadi buat apa ada gedung baru.” Ujar

Koordinator Indonesia Development Monitoring ( IDM ) Munatshir

Mustaman kepada matanews.com di Jakarta, Selasa 29 Maret 2011.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(19)

Bila DPR betul – betul peduli pada rakyat, maka persoalan gedung

baru tak akan membuat mereka keras hati dan tetap melanjutkannya.

Menurutnya, DPR lebih memperhatikan urusan gedung baru dan studi

banding daripada menyelesaikan daftar panjang tugas legislasi mereka

yang menumpuk dan membahas masalah yang menyangkut hajat hidup

masyarakat. Daripada dipakai untuk membangun gedung baru, kata

Munathsir, akan lebih baik bila uangnya digunakan untuk mendanai

pendidikan dan layanan kesehatan gratis bagi golongan masyarakat yang

kurang mampu. Bila terus ngotot membangun gedung baru, ia khawatir

nantinya rakyat akan marah dan tak percaya lagi pada seluruh anggota

dewan, “ Rakyat akan marah karena selama ini kan kinerja DPR juga

belum benar. Gedung baru nggak ada urgensinya kalau dibandingkan

dengan kesulitan hidup rakyat yang sampai sekarang belum ada solusinya,

“ tutup Munathsir. (

http://matanews.com/2011/03/29/gedung-baru-kinerja-lama/)

Om Kedip merupakan opini redaksi media online “Matanews.com”

yang dituangkan dalam bentuk gambar karikatur, dan disetiap edisi

gambar karikatur tersebut selalu ada ikon “Om Kedip” yaitu seorang pria

dengan rambut belah tengah, berbaju putih dan bercelana abu – abu yang

selalu memberikan kata – kata protes dan kritik yang menggambarkan

berbagai permasalahn bangsa ini. Baik masalah sosial, ekonomi, politik,

budaya bahkan musibah yang sedang dialami masyarakat. Isi pesan dari

gambar tersebut biasanya ditunjukkan untuk mengkritik kebijakan atau

(20)

permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas. Tentu

saja kritik yang diopinikan media tersebut adalah kritik yang membangun,

kritik yang ditujukan ke arah perbaikan untuk semua pihak yang

bersangkutan.

Dalam editorial Om Kedip jumat, 28 September 2011, ditampilkan

diantaranya gambar seorang laki – laiki dengan latar belakang warna biru.

Gambar laki – laki tersebut terlihat bersantai, dengan kedua tangan

menyanggah dibelakang kepala sambil membayangkan gedung DPR baru

dengan wajah tersenyum sambil menjulurkan lidah ke samping kiri dengan

kedua mata tertutup plester dan kedua telinga disumbat dengan kayu

glondongan kecil dengan memakai jas, songkok, dan dasi berlambangkan

gedung DPR lama. Ditambah dengan suasana hati yang berdebar – debar

dan melayang. “ laki – laki tersebut digambarkan sebagai Marzuki Alie

selaku Ketua DPR RI”, dan dibawah tangan kiri laki – laki tersebut

terdapat sosok kecil ikon Om Kedip yang berkata “ WAKIL KITA

TENGAH MIMPI MEWUJUDKAN ASPIRASINYA SENDIRI ” dan

beberapa ikon orang dengan muka garang dan marah sebagai perwakilan

masyarakat umum melihat tingkah laku dari ketua DPR RI “ Marzuki Alie

” dan berkata “ TERLALU”.

Semiotik untuk studi media massa tidak hanya terbatas sebagai

kerangka teori, namun sekaligus juga sebagai metode analisi ( Sobur,

2004:83 ). Menurut Peirce salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan

objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sesuatu yang digunakan agar

tanda dapat berfungsi, oleh Peirce disebut ground. Sementara itu, pesan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(21)

yang dikemukakan dlam pesan karikatur, disosialisasikan kepada khalayak

sasaran melalui tanda. Secara garis besar, tanda dapat dilihat dari dua

aspek yaitu tanda verbal dan tanda visual. Tanda verbal akan didekati

dengan ragam bahasanya,tema dan pengertian yang didapatkan.

Sedangakn tanda visual akan dilihat dari acara menggambarkan, apakah

secara ikonis, indeksikal, atau simbolis dan bagaimana cara

mengungkapkan idom estetiknya dimana hal tersebut terangkum dalam

teori Charles Sanders Pierce. Tanda – tanda yang dilihat dan dibaca dari

dua aspek secara terpisah, kemudian diklasifikasikan dan dicari hubungan

antara yang satu dengan yang lain. ( Sobur, 2004 : 86 )

Peneliti memilih media online situs Matanews.com karena merupakan

salah satu media online yang setiap hari selalu menyajikan berita – berita

hangat terkini tentang politik dan sosial masyarakat. Pada situs

Matanews.com terdapat rubrik opini yang menyesuaikan isu – isu hangat

politik yang tersaji dalam bentuk karikatur Om Kedip yang unik dan

kreatif, rubrik ini selalu update setiap hari dengan menampilkan gambar

karikatur yang sesuai dan isu hangat dan masalah politikterkini dengan

berisikan kalimat – kalimat kritik yang mudah dipahami oleh masyarakat.

Dan situs ,Matanews.com adalah sebuah media online yang mudah dan

cepat diakses oleh siapapun, karena berita yang terdapat didalamnya

disajikan secara umum kepada khlayak luas,sehingga situs tersebut sangat

(22)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah:

Bagaimana makna Karikatur Pada Rubrik Om Kedip Di Situs

Matanews.com Edisi Jumat, 28 September 2011?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari Penelitian ini, antara lain untuk mengetahui

bagaimana makna yang dikomunikasikan Karikatur Pada Rubrik Om

Kedip Di Situs Matanews.com Edisi Jumat, 28 September 2011 dengan

menggunakan pendekatan semiotika.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat seca ra Teor itis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian Ilmu

Komunikasi, mengenai Karikatur Pada Rubrik Om Kedip Di Situs

Matanews.com Edisi Jumat, 28 September 2011.

1.4.2 Manfaat seca ra Pr aktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan

dapat menjadi pertimbangan atau masukan pada bidang karikatur,

khususnya pada pihak karikaturis agar semakin kreatif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(23)

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teor i

2.1.1 Komunikasi Politik

Komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi

yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan

dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan

pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah

hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi

antara “yang memerintah” dan “yang diperintah”.

Komunikasi politik merupakan salah satu fungsi partai politik, yakni

menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan

mengaturnya sedemikian rupa -”penggabungan kepentingan” (interest

aggregation) dan “perumusan kepentingan” (interest articulation) untuk

diperjuangkan menjadi public policy (Miriam Budiardjo)

Komunikasi politik adalah penyebaran aksi, makna, atau pesan yang

bersangkutan dengan fungsi suatu sistem politik, melibatkan unsur-unsur

komunikasi seperti komunikator, pesan, dan lainnya. Kebanyakan

komunikasi politik merupakan lapangan wewenang lembaga-lembaga

khusus, seperti media massa, badan informasi pemerintah, atau parpol.

(24)

lingkungan sosial, mulai dari lingkup dua orang hingga ruang kantor

parlemen ( Jack Plano dkk ).

2.1.2 Tentang DPR RI

2.1.2.1 Pr akar sa

Sejak masa KNIP ( tahun 1944 ) samapai dengan DPR RI periode

2004 -2009. DPRI RI mengalami 16 periode. Tiap periode memiliki Latar

belakang, sejarah, politik, jumlah anggota, jumlah fraksi dan kinerja yang

berbeda.

Kilas balik perjalanan DPR RI mulai tahun 1945 ( saat pelantikan

pertama kali Anggota KNIP ) inilah yang akan diusahakn dapat

divisualisasi dalam “ MUSEUM DPR-RI ” Prakarsa pembuatan Museum

DPR RI dimulai pada periode DPR 1987 – 1992 dengan pemimpin DPR –

RI saat itu : M.Kharis Suhud sebagai ketua, R. Soekardi sebagai Wakil

Ketua, Saiful Sulun sebagai wakil Ketua Dr, HJ, Naro, SH sebagai wakil

Ketua, Realisasi pembuatan Museum DPR RI yaitu dengan membentuk

Yayasan dengan nama “Yayasan Museum DPR-RI dengan ketuanya

Bapak Jailani ( Jhony ) Naro, SH.

Langkah awal yang dilakukan oleh Yayasan Museum adalah

pembuatan perencanaan pembangunan Gedung Museum DPR RI dan

membentuk TIM Museum DPR RI yang bertugas mengadakan studi

banding ke Parlemen Luar Negeri dan mengumpulkan koleksi-koleksi baik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(25)

berupa naskah barang dan foto yang berkaitan dengan parlemen jaman

penjajahan sampai dengan proses pembentukan KNIP serta

kegiatan-kegiatan DPR-RI mulai tahun 1945.

Koleksi yang terkumpul berupa barang, naskah dan foto kemudian

ditempatkan di ruang serbaguna lt. 2 Gedung Nusantara IV ( posisi

sekarang di lt. 2 gedung Nusantara ) dan ditandai dengan penandatanganan

Prasasti peresmian Museum DPR RI oleh ketua DPR-RI, Bapak M.Charis

Suhud.

2.1.2.2 Pengembangan

Pengembangan Museum DPR RI dilakukan pada periode DPR hasil

pemilu 1997 dengan Ketua DPR-RI yang saat itu dipegang oleh : Bapak

H.Harmoko atas prakarsanya, maka museum DPR RI dikembangkan

dengan menambah koleksi baik barang, naskah maupun foto serta

diupayakan menempati ruang dan gedung yang representatif untuk

museum DPR RI.

Realisasi pengembangan Museum DPR RI, yaitu membentuk Tim

Pengembangan Museum DPR RI dengan ketuanya Bapak Drs. Edo Wasdi,

M.Si.

Mengingat waktu yang tersedia sekitar 3 ( tiga ) bulan yaitu mulai

bulan juli sampai dengan september 1999, maka Tim Pengembangan

(26)

DPR RI maupun diluar Gedung DPR RI yang melibatkan instansi Arsip

Nasional, Direktorat Jendral Permuseuman, Departemen Pendidikan

Nasional dan Perpustakaan Nasional.

Tim Pengembangan Museum DPR RI selanjutnya menyusun agenda

kerja secara ketat yang meliputi, perencanaan, Pengorganisasian, (

pembagian tugas ) serta Evaluasi.

Karena tiap tahap agenda kerja dijadikan dasar untuk pelaksanaan

kerja tahap berikutnay, maka rapat tim pengembangan museum DPR RI

pada bulan juli dan Agustus 1999 diadakan seminggu sekali, dengan

tujuan untuk mengevaluasi tiap bidang kerja yang telah dilaksanakan.

2.1.2.3 Hasil Ker ja

Membuat Draft memorandum of Understanding antara Sekretariat

Jendral DPR RI dengan KITLV bekerja sama dengan Arsip Nasional

dalam pembuatan video klip tentang perkembangan DPR RI dan proses

reformasi di DPR RI.

Bekerja sama dengan Arsip Nasional dalam pengadaan koleksi

Museum. Bekerja sama dengan Direktorat permuseuman Departemen

Pendidikan Nasional dalam pengaturan, perencanaan, dan tata tempat serta

pengadaan koleksi Museum DPR RI yang berupa barang, naskah dan foto.

Menambah koleksi museum baik barang, naskah maupun foto serta

melengkapi dengan media audio visual.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(27)

Menyiapkan ruangan yang representatif untuk Museum DPR RI yaitu

lantai 2 Gedung Nusantara. Pemindahan ruang penggunaan Museum DPR

RI dari lt.2 Gedung Nusantara IV ke lantai 2 Gedung Nusantara.

Penandatanganan Prasasti Penggunaan ruang / gedung Museum DPR

RI oleh Ketua DPR RI, Bapak H. Harmoko pada tanggal 30 September

1999. Pengembangan dan penambahan jumlah koleksi. koleksi Museum

DPR RI terdiri dari 64 set naskah, 159 barang, dan 348 buah foto

2.1.3 Media Elektr onik

Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua.

Yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak

maupun media massa elektronik merupakan media massa yang banyak

digunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan sosial di masyarakat kota.

Keberadaan media massa sepertinya pers, televisi, radio, dan film, tidak

terlepas kaitanya dengan perubahan – perubahaan yang erjadi di

masyarakat. Media massa dapat menjadi jembatan yang menghubungkan

komunikasi dengan komunikan yabg melintasi jarak, waktu, bahkan

lapisan sosial dalam masyarakat ( Sugiharti, 2003 : 3 )

Media elektronik adalah media yang proses bekerjanya

berdasarkan pada prinsip elektronik dan elektromagnetis. Media elektronik

menyampaikan berita atau informasi dengan cara memperdengarkan suara

dan memperlihatkan gambar, serta dengan menampilkan proses terjadi

(28)

2.1.4 Rubr iksi

Dewasa ini kecenderungan media massa menyampaikan sebuah

informasinya melalui strategi rubrikasi. Artinya, pesan – pesan disuguhkan

dengan mengelompokkan berdasarkan kategorisasi tertentu. Misalnya

berdasarkan bidang ataupun lingkup geografisnya. Rubrikasi tetap

misalnya, menempatkan berita dan artikel berdasar tema politik, ekonomi,

olahraga criminal, dan hiburan. Pada umumnya, kategori ini dipakai oleh

media pers. Mungkin tema – tema itulah yang dianggap penting untuk

masyarakat dan dapat menarik perhatian, tetapi ada juga yang

mengkategorikan berdasarkan wilayah.

Media pers yang tau tentang implikasi dari rubrikasi ini pasti

mempunyai solusi dengan cara mengefektifkan rapat redaksi. Di forum

itulah sebuah nilai berita dicari, dibahas dan dianalisis sehingga setiap

wartawan dengan spesialisasi apa pun sangat mungkin menemukan berita

yang menggemparkan dan menjadi berita utama di media tersebut

( Panuju, 2005 : 98 )

2.1.5 Kar tun dan Kar ikatur

Karikatur adalah bagian dari kartun, namun memiliki muatan pesan

yang bernuansa kritik atau usulan terhadap seseorang ( tokoh ) atau suatu

masalah. Walaupun dibumbui dengan humor, karikatur merupakan kartun

satir yang kadang dapat menyindir seseorang dan membuat seseorang

tersenyum kecut saat membacanya. Kartun merupakan gambar lucu atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(29)

dilucukan yang bertujuan agar pemirsanya terhibur, tersenyum, atau

tertawa geli. Sementara karikatur, adalah bagian kartun yang diberi muatan

pesan yang bernuansa kritik atau usulan terhadap seseorang atau suatu

masalah. Karikatur cenderung diisi dengan humor. Namun, tetap

merupakan sebuah kartun satir yang kadang bukannya menghibur, tapi

dapat membuat seseorang tersenyum kecut setelah melihatnya (Sobur,

2003:138)

Melalui media visual, kritikan-kritikan yang disampaikan secara

jenaka tidak begitu dirasa melecehkan atau mempermalukan. Bahkan,

seringkali gambar terkesan lucu, sehingga membuat para pembaca

tersenyum dan tertawa karena mengandung unsur humor. Pejabat

pemerintah atau tokoh masyarakat yang menjadi objek karikatur pun tidak

tersinggung, tetapi justru sebaliknya merasa senang karena dirinya

diangkat kepermukaan oleh kartunis, ( Sobur, 2003:140 ). Karikatur

maupun kartun merupakan salah satu bentuk karya jurnalistik non-verbal

yang cukup efektif dan mengena baik dalam penyampaian pesan maupun

kritik sosial ( Pramoedjo, 1996:9 )

Karikatur dalam bahasa latin disebut carricare memiliki arti sebagai

gambar wajah yang didistorsikan, diplesetkan, atau dilebih-lebihkan secara

karakteristik tanpa bermaksud melecehkan si pemilik wajah. Bahkan

dalam museum The House of Humor and Satire di Gabrovo, Bulgaria, atau

(30)

tokoh dunia dalam bentuk patung atau gambar dwimatra (dua dimensi)

dipajang dengan anggun dan artistik ( Pramoedjo, 2008 )

Dalam Encyclopedie Internasional karikatur didefinisikan sebagai

sebuah ’satire’ dalam bentuk gambar atau patung. Thomas Nast, kartunis

di pertengahan abad ke-18 merupakan salah satu kartunis politik yang

paling berpengaruh di Amerika. Nast berhasil menjatuhkan jaringan Boss

Tweed dan mesin politik koruptor di New York Tammany Hall dengan

karikaturnya. Kreasi Nast yang paling terkenal hingga sekarang adalah

Santa Claus. Sementara dalam Encyclopedie Britaninica, karikatur adalah

penggambaran seseorang, suatu tipe, atau kegiatan dalam keadaan

terdistorsi (penyajian dibuat berlebihan dari gambar-gambar binatang,

burung, sayur, dan lainnya yang menggantikan bagian-bagian benda hidup

atau yang ada persamaannya).

Menurut Kornreich dan Schimmel, bentuk gambar sangat membuka

peluang seseorang untuk lebih berani mengekspresikan dirinya terhadap

emosi ataupun agitasi yang ditekan ( dalam Setiawan, 2002 : xviii ).

Oleh sebab itu, berkomunikasi melalui media gambar, membuat

seseorang tidak akan merasa terancam karena takut mengaitkan hal-hal

yang dianggap tabu, bahkan sebaliknya, berkomunikasi dalam bentuk

gambar visual memiliki kekuatan sendiri dalam penggambaran suatu hal.

Dengan kata lain, gambar karikatur merupakan produk suatu keahlian

seorang karikaturis, baik dari segi pengetahuan, referensi atau bacaan,

maupun bagaimana cara memilih topik atau isu dalam lingkungan sosial

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(31)

politik yang sedang dihadapi. Karena itu, media Pers Indonesia

menampilkan karikatur sebagai ungkapan kritis terhadap berbagai masalah

yang berkembang secara tersamar dan tersembunyi. Untuk itu, pembaca

diajak berpikir, merenungkan, dan memahami pesan-pesan yang terdapat

dalam gambar karikatur ( Augustin Sibarani,2001:27 )

Adapun sifat-sifat karikatur dapat dibagi menjadi tiga macam

( Sibarani, 2001 ), yaitu: karikatur orang-pribadi, karikatur sosial, dan

karikatur politik. Karikatur orang-pribadi menggambarkan seseorang

( biasanya tokoh yang dikenal ) dengan mengekspose ciri-cirinya dalam

bentuk wajah ataupun kebiasaannya tanpa objek lain atau situasi di

sekelilingnya secara karikatural. Karikatur sosial mengemukakan dan

menggambarkan persoalan-persoalan masyarakat yang menyinggung rasa

keadilan sosial. Sedangkan karikatur politik menggambarkan tentang

situasi politik sedemikian rupa agar kita dapat melihatnya dari segi humor

dengan menampilkan para tokoh politik ( Sibarani, 2001 )

Pelukisan karikatur sendiri memiliki dua ciri, yaitu adanya satire dan

distorsi. Satire dalam hal ini diartikan sebagai ironi, tragedi-komedi, atau

parodi. Sehingga, di dalamnya dapat mengandung sesuatu yang janggal,

absurd , yang dapat menertawakan, namun bisa juga memprihatinkan atau

menyedihkan ( Komunitas Ruang Baca – Tempo, Rimbun Natamarga,

2010 ). Dalam buku Ilmu Komunikasi. Teori dan Praktek karya Onong

Uchjana Effendy, karikatur dalam media manjalankan salah satu fungsi

(32)

2.1.6 Kar ikatur Dalam Media Massa

Komunikasi massa secara umum diartikan sebagai komunikasi yang

dilakukan melalui media massa seperti majalah, surat kabar, radio, televisi

dan lain sebagainya. Komunikasi massa merupakan komunikasi dimana

penyampaian pesan kepada sejumlah orang dilakukan melalui media

massa. Baik kartun maupun karikatur di Indonesia belakangan ini sudah

bisa menjadi karya seni yang menyimpan gema panjang, sarat oleh pesan

dan estetika, disamping kadar humornya. Karikatur penuh dengan

perlambangan-perlambangan yang kaya akan makna, oleh karena itu

karikatur merupakan ekspresi dari situasi yang menonjol di dalam

masyarakat. Setajam atau sekeras apapun kritik yang diampaikan sebuah

gambar karikatur, tidak akan menyebabkan terjadinya evolusi. Dengan

kata lain, karikatur dapat mengetengahkan suatu permasalahan yang

sedang hangat di permukaan.

Menurut Anderson, dalam memahami studi komunikasi politik di

Indonesia akan lebih mudah dianalisa mengenai konsep politik Indonesia

dengan membedakan dalam dua konsep, yaitu dengan Direct Speech

( komunikasi langsung ) dan Symbolic Speech (komunikasi tidak

langsung). Komunikasi langsung merupakan konsepsi politik yang

analisanya dipahami sejauh penelitian tersebut ditinjau dari komunikasi

yang bersifat langsung, seperti humor, gossip, diskusi, argumen, intrik,

dan lain - lain. Sedangkan komunikasi tidak langsung, tidak dapat secara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(33)

langsung dipahami maupun diteliti seperti patung, monument dan simbol -

simbol lainnya ( Bintoro dalam Marliani, 2004: 49 )

Peran karikatur yang tertulis seperti yang telah diuraikan di atas,

merupakan alasan utama dijadikannya karikatur sebagai objek studi ini.

Selain karena karikatur merupakan suatu penyampaian pesan lewat kritik

yang sehat dan juga suatu keahlian karikaturis adalah bagaimana dia

memilih topik - topik isu yang tepat dan masih hangat.

2.1.7 Kr itik Sosial

Indonesia terbangun ketika budaya tulis sudah menyebar luas, ketika

segala tatanan kehidupan dirumuskan secara tertulis dan tidak tertulis baik

dalam bentuk buku, majalah, surat kabar, radio, televisi, dan internet.

Semakin luas melalui pendidikan modern dan yang tak kalah pentingnya,

ketika segala bentuk tulisan sebagian besar menyampaikan berbagai

informasi melalui bahasa Indonesia dijadikan media resmi pendidikan

nasional dan sebagai alat komunikasi dalam birokrasi ( Masoed, 1999: 42 )

Dengan demikian melestarikan atau mempertahankan kritik

terselubung dalam konteks budaya yang tidak lagi menopangnya, sama

saja dengan membunuh eksistensi kritik sehingga sebuah institusi sosial

yang lahir dari kebutuhan pengembangan hidup bersama manusia. Dalam

konteks budaya tulis, budaya modern materialistis yang berpenopang pada

(34)

sama statusnya dengan pembangunan dan pengembangan, dan penyebaran

kritik itu sendiri.

Dalam beberapa pengertian kritik sosial mengandung konotasi negatif

seperti “celaan”, namun kata “kecaman” mengandung kemungkinan kata

positif yaitu dukungan, usulan, atau saran, penyelidikan yang cermat.

(Masoed, 1999: 36). Definisi “kritik” menurut kamus Oxford adalah “one

who appreises literaryor artistic work” atau suatu hal yang membentuk dan

memberikan penilaian untuk menemukan kesalahan terhadap sesuatu.

Kritik awalnya dari bahasa Yunani (Kritike = pemisahan, Krinoo =

memutuskan) dan berkembang dalam bahasa Inggris “critism” yang berarti

evaluasi atau penilaian tentang sesuatu. Sementara sosial adalah suatu

kajian yang menyangkut kehidupan dalam bermasyarakat menciptakan

suatu kondisi sosial yang tertib dan stabil (Susanto, 1986: 7 )

Dalam kritik sosial, pers dan politik Indonesia kritik sosial adalah

salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau

berfungsi sebagai sumber kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial

atau proses bermasyarakat. Dalam konteks inilah kritik sosial merupakan

salah satu unsur penting dalam memelihara sistem sosial. Dengan kata

lain, kriti sosial dalam hal ini berfungsi sebagai wahana untuk konservasi

dan reproduksi sebuah sistem sosial atau masyarakat ( Abar dalam

Masoed, 1999: 47 )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(35)

Kritik sosial juga dapat berarti sebuah inovasi sosial dalam arti bahwa

kritik sosial menjadi sarana komunikasi gagasan baru, sembari menilai

gagasan lama, untuk suatu perubahan sosial. Kritik sosial konservatif,

status quo dalam masyarakat untuk perubahan sosial, kritik sosial dalam

pengertian ini sering muncul ketika masyarakat atau sejumlah orang atau

kelompok sosial dalam masyarakat yang menginginkan suasana baru,

suasana yang lebih bai dan lebih maju, atau secara kritik sosial yang

demikian yang lebih banyak dianut kaum oleh kritis dan strutualis. Mereka

melihat kritik sosial adalah wahana komunikatif untuk suatu tujuan

perubahan sosial. Suatu kritik sosial selalu menginginkan perbaikan, ini

berarti bahwa suatu kritik sosial yang murni kurang didasarkan pada

peneropongan kepentingan diri saja, melainkan justru menitikberatkan dan

mengajak masyarakat atau khalayak untuk memperhatikan kebutuhan -

kebutuhan nyata dalam masyarakat. Suatu kritik sosial kiranya didasarkan

pada rasa tanggung jawab atas perkembangan lingkungan sosialnya,

sehingga diharapkan dapat menuju ke arah perbaikan dalam masyarakat

untuk mewujudkan suatu ketertiban sosial. ( Susanto, 1986: 105 )

Kritik sosial dapat disampaikan melalui berbagai wahana, mulai dari

cara yang paling tradisional, seperti berjemur diri, ungkapan - ungkapan

sindiran melalui komunikasi antar personal dan komunikasi sosial melalui

berbagai pertunjukan sosial dan kesenian dalam komunikasi publik, seni

sastra, dan melalui media massa. Kritik dari masyarakat ini hendaknya

(36)

kritik dari masyarakat, belum menjamin persoalan akan selesai, tetapi itu

menunjukkan adanya perhatian dari pemerintah. Perhatian inilah yang

secara akumulatif membentuk kesan, pemerintah mempunyai kepedulian

yang tinggi terhadap rakyatnya. Apabila masyarakat sudah diperhatikan

aspirasinya, masyarakat tidak akan lupa budi, sehingga apabila pemerintah

mempunyai program kerja maka partispasi masyarakat akan muncul

dengan sendirinya ( Panuju, 1999 : 49 )

Kritik sosial itu sebenarnya merupakan sesuatu yang positif karena ia

mendorong sesuatu yang terjadi didalam masyarakat untuk kembali ke

kriteria yang dianggap wajar dan telah disepakati bersama. Menurut Aris

Susanto dalam bidang politik istilah kritik sosial seringkali memperoleh

konotasi negatif karena diartikan mencari kelemahan - kelemahan pihak

lain dalam pertarungan politik sehingga arti yang substansial dari kritik

sosial itu menjadi kabur ( Masoed, 1999 : 71 )

Kesan oposisi sejauh mungkin harus dapat dihindarkan, masyarakat

awam menganggap kritik sama dengan oposisi, yang artinya “pihak sana”

( out group ) sehingga kritik tertuju kebijaksanaan atau oknum aparat

pemerintah, diidentifikasi sebagai penentang atau melawan pemerintah.

Padahal, kritik bukanlah seperti itu. Kritik tidak selamanya berarti

melawan. Kritik itu mengandung muatan - muatan saling memberi arti.

Setidaknya menjadi masukan yang dapat dipertimbangkan dalam

merumuskan kebijaksanaan dan tindak lanjutnya ( Ali, 1999 : 84)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(37)

Kritik - kritik terbaik, sesuai dengan setting sosial, politik, dan budaya

kita adalah kritik yang membuat saran kritik menangis, tapi dalam mimik

mukanya yang tetap tertawa, artinya jika kita melaksanakan kritik kepada

sasaran tertentu, kritik tersebut tidak boleh membuat malu sasaran kritik

dihadapan publik, apalagi secara meluas.

Sesuai dengan ciri makhluk rasional, maka keterbukaan dan kritik

harus mengandung beberapa unsur utama. Diantaranya adalah peningkatan

supremasi individu, kompetisi dan membuka peluang pengarahan bagi

tindakan manusia untuk meraih sukses dan keuntungan di planet bumi ini.

( Ali, 1999: 194 )

Dengan demikian, melestarikan atau mempertahankan kritik

terselubung dalam konteks budaya yang tidak lagi menopangnya sama saja

membunuh eksistensi kritik sebagai sebuah institusi sosial yang lahir dari

kebutuhan pengembangan hidup kebersamaan manusia. Dalam konteks

budaya tulis, budaya modern materialistis yang berpenopang pada budaya

tulis diatas, pembangunan, pengembangan, penyebaran kritik sama

statusnya dengan pembangunan, pengembangan, dan penyebaran kritik itu

sendiri.

2.1.8 Kar ikatur Sebagai Pr oses Komunikasi

John Dewey pernah menyatakan bahwa komunikasi adalah “ hal

(38)

Dalam pandangannya, masyarakat dan terus berkembang berkat

komunikasi. Dengan komunikasi, manusia melakukan berbagai

penyesuaian diri yang diperlukan dan memenuhi berbagai kebutuhan dan

tuntunan yang ada sehingga masyarakat manusia tidak bercerai berai.

Karena manusia bisa menciptakan simbol-simbol, maka ia juga mampu

mengkomunikasikan suatu niat, makna, keinginan atau maksud yang

kompleks dan karena itu pulabisa mengubah bentuk kehidupan sosialnya.

Manusia modern tidak bisa melepaskan dari penggunaan simbolisme

dalam komunikasi modern karena penggunaan itu begitu jelas ada

disekitarnya ( Tatt, 1996 : 3). Simbolisme merupakan ciri universal yang

hakiki dari semua kebudayaan agama. Peradaban tergantung pada

kemampuan manusia untuk menggunakan dan menciptakan

simbol-simbol, bahasa iu sendiri merupakan sekumpulan simbol yang

dimanipulasi untuk menyampaikan ide.

Simbol-simbol yang digunakan untuk menyampaikan ide, makna

dan simbol-simbol juga dikombinasikan untuk membentuk

ungkapan-ungkapan baru. Simbiolisme-simbiolisme kuno dalam bentuk gambarlah

yang pada akhirnya melahirkan tulisan-tulisan abjad. Simbiolisme adalah

sesuatu yang hidup. Simbiolisme telah mengambil bentuk baru dengan

penggunaan yang baru pula. Dari awal munculnya peradaban hingga

masaa kontemporer ini simbol merupakan bagian hakiki kehidupan

sehari-hari. Tanda-tanda lalu lintas dan pettunjuk arah membimbing sseseorang

dalam perjalanannya di kota-kota dan di pedalaman. Simbol-simbol seperti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(39)

“dilarang merokok” dan “dilarang masuk” memerikan ancaman kepada

mereka yang melanggarnya. Orang dapat saja mengabaikan simbol-simbol

yang menggambarkan bahaya tapi ia harus siap menanggung akibanya.

Beberapa simbol dengan kejadian-kejadian yang tindakan umum.

Binatang menunjukkan pola tingkah laku tertentu menjelang terjadinya

gempa bumi atau angin badai. Orang-orang pada zaman kuno mempelajari

fenomena ini dan menganggapnya menjadi pertanda bagi nasib baik atau

nasib buruk. Hal ini merupakan suatu ilmu yang mulai dipelajari oleh

ilmuwan-ilmuwan modern yang menaruh minat besar. Dalam hal

meramalkan datangnya gempa bumi dan badai. Tingkah laku alamiah yang

diperlihatkan oleh binatang atau bahkan bentuk-bentuk kehidupan

tumbuh-tumbuhan berhubungan dengan hal hal diatas. Dengan membayangkan

seekor merpati yang kita dapatkan adalah gambar keluguan, kedamaian

dan kelembutan. Membayangkan seekor singa yang kita dapatkan adalah

suatu kekuatan yang mengerikan dan penuh keberanian.

Menurut Berger dan Chaffe ilmu komunikasi adalah suatu

pengamatan terhadap proses, produksi dan pengaruh dari sistem-sistem

tanda lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan

digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan

dengan proses, produksi dan pengaruh sistem-sistem tanda lambang. Dari

definisi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah

pengetahuan tentang peristiwa komunikasi dalam konteks hubungan antar

(40)

penelitian tentang sistem, proses dan pengaruh yang dilakukan secara

rasional dan sistematik, serta kebebasan dapat diuji dan digeneralisasikan.

Peristiwa atau fenomena komunikasi yang diamati dalam ilmu komunikasi

sangat luas dan kompleks, karena menyangkut berbagai aspek dari

kehidupan manusia misalnya aspek sosial, budaya, politik dan ekonomi

oleh karena itu, ilmu komunikasi merupakan salah satu cabang ilmu

pengetahuan yang termasuk dalam kelompok ilmu-ilmu sosial.

Komunikasi adalah suatu proses simbolik, yakni penggunaan

lambang-lambang yang diberi makna. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang

digunakan untuk menunjukkan atau mewakili sesuatu atau yang lainnya

berdasarkan kesepakatan bersama. Tetapi, lambang pada dasarnya tidak

mempunyai makna. Kitalah yang memberi makna pada dasarnya tidak

mempunyai makna. Kitalah yang memberi makna pada suatu lambang.

Tidak ada hubungan alami atau pasti antara lambang dengan apa yang

dilambangkan. Jadi hubungan antara lambang dengan apa yang

dilambangkan bersifat sembarang atau mana suka. Lambang adalah salah

satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek dapat juga

dipresentasikan oleh indeks, ikon, namun ikon dan indeks tidak

memerlukan kesepakatan ( Mulyana, 2001 : 84)

Hal senada dengan Mulyana dan Nimo ( 2000 : 6 ) menyatakan

komunikasi adalah proses interaksi sosial yang digunakan orang untuk

menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia ( yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(41)

berdasarkan itu mereka bertindak ) dan bertukar citra itu melalui

simbol-simbol.

Proses Komunikasi, seperti dikatakan Tubbs and Moss dalam Human

Communicationnya :

“Proses Komunikasi itu sebenarnya mencakup pengiriman pesan dari

sistem syaraf seseorang kepada sistem syaraf orang lain, dengan maksud

untuk menghasilkan sebuah makna yang sama dengan yang ada dalam

benak pengiriman. Pesan verbal melakukan hal tersebut melalui kata-kata

yang merupakan komunikasi tanpa kata, maka tanda nonverbal berate

tanda minus bahasa atau tanda minus kata ( sobur, 2009 : 123 )

Bahasa tubuh adalah salah satu aspek komunikasi nonverbal

disamping aspek-aspek komunikasi nonverbal lainnya yang berkenaan

dengan benda, seni, ruang dan waktu komunikasi nonverbal sama

pentingnya dengan komunikasi verbal meskipun terkadang diabaikan.

Isyarat ( gesture ), gerakan tubuh, postur tubuh, gerakan kepala, ekspresi

wajah dan kontak mata adalah perilaku-perilaku yang kesemuanya disebut

bahasa tubuh yang mengandung makna pesan potensial. Studi sistematik

aspek-aspek gerakan tubuh yang terpola dipelajari dan bersifat simbolik

disebut kinesika ( kinesics ) ( Mulyana, 2004 : 159 )

Tanpa sadar, banyak orang sebenarnya telah menggunakan bahasa

tanpa ucap ini setiap kali berkomunikasi dengan orang ain. Peningkatan

(42)

banyak dipengaruhi oleh gerak-gerik. Kontak mata, ekspresi wajah dan

gerakan kepala, walaupun memang sangat penting, tetapi memiliki

beberapa keterbatasan. Gerak-gerik memungkunkan dilakukan dengan

aspek komunikasi nonverbal lainnya ( wainwright, 2003 : 81). Bahasa

tubuh memiliki peran yang sangat penting dalam presentasi diri dan

pengelolaan kesan, yang cukup masuk akal jika kita memandangnya

sebagai sarana untuk mencapai sebuah tujuan.

Banyak orang yang mengkaji pentingnya komunikasi nonverbal demi

keberhasilan komunikasi, bukan hanya ahli-ahli komunikasi, tetapi juga

antropolog, psikolog dan sosiolog. Simbol-simbol nonverbal lebih sulit

ditafsirkan daripada simbol-simbol verbal. Tidak ada satupun kamus andal

yang dapat membantu penerjemah simbol nonverbal. Setiap anggota tubuh

seperti wajah (termasuk senyuman dan pandangan mata), tangan, kepala,

kaki bahkan tubuh secara keseluruhan dapat kita aplikasikan untuk

tanda-tanda nonverbal bertujuan untuk mencari dan menemukan makna yang

terdapat pada benda-benda atau sesuatu yang bersifat nonverbal atau

pencarian makna pada “meta- tanda nonverbal” ( Sobur, 2009 : 122)

Sekali lagi kita sepakat atas suatu sistem simbol, kita dapat

menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Tentu saja, bila semua tanda

yang digunakan hanya merujuk pada benda, maka masalah komunikasi

akan menjadi sederhana. Kita dapat menentukan apa referensi yang

diperbincangkan hampir tanpa kesulitan. Akan tetapi bagaimana jika hal

tersebut merujuk pada peristiwa, sifat sesuatu, tindakan, hubungan, konsep

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(43)

dan lain-lain tentu boleh jadi akan muncul perdebatan berbicara mengenai

karikatur Indonesia, sama dengan menentukan posisinya diantara berbagai

sarana komunikasi yang terdapat di negeri ini ( Sobur, 2009 : 139)

Gambar karikatur merupakan symbolic speech ( komunikasi tidak

langsung ) artinya bahwa penyampaian pesan yang terdapat dalam gambar

karikatur tidak dilakukan secara langsung tetapi dengan menggunakan

bahasa simbol. Dengan kata lain makna yang terkandung dalam gambar

karikatur adalah makna secara terselubung. Menurut Van Zoest dalam

Bintoro ( 2002 : 4) simbol-simbol pada gambar karikatur tersebut

merupakan simbol yang disertai maksud ( signal ) yang digunakan yang

digunakan dengan sadar oleh orang yang mengirimnya ( si pengirim ) dan

mereka yang menerimanya ( si penerima ).

Karikatur merupakan bentuk komunikasi yang paling mudah terbaca.

Karena sering diberi kata-kata tertulis karikatur terlihat mudah untuk

dimaknai. Membuat kajian komik – kartun – karikatur. Berarti berhadapan

dengan tanda-tanda visual dan kata-kata. Maka dari itu, pembahasan ini

menggunakan kajian kritis yang bertujuan untuk mengungkap makna

tanda-tanda atau simbol-simbol yang ada ( Sobur, 2009 : 132 ). Dengan

mendesripsikan jalinan tanda digambar kariaktur tersebut tampil sebagai

“tanda” karena ada kedekatan antara gambar dengan objeknya. Setelah itu

kita mengamati unsur-unsur pembentuk karikatur yang tercantum dalam

ilustrasi tersebut dan kemudian mendeskripsikannya dengan

(44)

2.1.9 Semiotika

Kata “semiotika” berasal dari bahasa Yunani, Semeion yang berarti

tanda, atau Seme yang berarti penafsir tanda. Semiotika sendiri berakar

dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, poetika. Semiotika

adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tanda. Tanda

terdapat dimana - mana “kata” adalah tanda, demikian pula gerak isyarat,

lampu lalu lintas, bendera, dan sebagainya. Struktur karya sastra, struktur

film, bangunan ( arsitektur ) atau nyanyian burung dapat dianggap sebagai

tanda. Segala sesuatu dapat menjadi tanda, tanda - tanda tersebut

menyampaikan suatu informasi atau pesan baik secara verbal maupun non

verbal sehingga bersifat komunikatif. Hal tersebut memunculkan suatu

proses pemaknaan oleh penerima tanda akan makna informasi atau pesan

dari pengirim pesan. Semiotika merupakan cabang ilmu yang semula

berkembang dalam bidang bahasa. Dalam perkembangannya kemudian

semiotika bahkan masuk pada semua segi kehidupan manusia, sehingga

Derrida ( dalam kurniawan, 2008 : 34 ), mengikrarkan bahwa tidak ada

sesuatu pun di dunia ini sepenting bahasa. “there is nothing outside

languange”. Bahasa dalam hal ini dibaca sebagai “teks” atau “tanda”.

Dalam konteks ini tanda memegang peranan penting dalam kehidupan

umat manusia sehingga : “manusia yang tak mampu mengenal tanda, tak

akan bertahan hidup” ( Widagdo dalam Kurniawan, 2008 ). Charles

Sanders Peirce merupakan ahli filsafat dan tokoh terkemuka dalam

semiotika modern Amerika menegaskan bahwa, manusia hanya dapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(45)

berfikir dengan sarana tanda dan manusia hanya dapat berkomunikasi

dengan tanda. Tanda yang dapat dimanfaatan dalam seni rupa berupa tanda

visual yang bersifat non verbal, terdiri dari unsur dasar berupa seperti

grafis, warna, bentuk, tekstur, komposisi, dan sebagainya. Tanda - tanda

yang bersifat verbal adalah objek yang dilukiskan, seperti objek, manusia,

binatang, alam, imajinasi atau hal hal lainnya yang abstrak. Apapun alasan

( senirupawan, designer ) untuk berkarya, karyanya adalah sesuatu yang

kasat mata, karena itu secara umum bahasa digunakan untuk merangkul

segala yang kasat mata dan merupakan media atara perupa dengan

pemerhati atau penonton. Seniman dan designer membatasi bahasa rupa

pada segitiga, estetis - simbolis - bercerita ( story telling ). Bahasa

merupakan imaji dan tata ungkapan. Imaji mencakup makna yang luas,

baik imaji yang kasat mata maupun imaji yang ada khayalnya.

Menurut Pierce model yang membahas mengenai makna dalam studi

semiotik mempunyai tiga fundamental yaitu :

1. Ikon

Adalah tanda yang berhubungan antara tanda dan acuannya

bersifat bersamaan bentuk alamiah ( berupa hubungan

kemiripan ). Misalnya adalah potret dan peta. Potret

merupakan ikonik dari pulau yang ada dalam potret tersebut,

sedangkan peta merupakan ikonik dari pulau yang ada dalam

(46)

2. Indeks

Adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara

tanda dan acuannya yang bersifat kausal atau hubungan sebab

akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataannya.

Misalnya ada asap sebagai tanda apinya.

3. Simbol

Adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara

tanda dan acuannya ( berdasarkan hubungan konvensi atau

perjanjian ). Misalnya orang yang menggelengkan kepalanya

merupakan simbol yang menandakan ketidak setujuan yang

termasuk secara konvensional. ( Sobur 2006 : 41 ).

Dalam semiotik model yang digunakan dapat berasal dari berbagai

ahli, seperti Saussure, Peirce, dan sebagainya. Pada penelitian ini yang

akan digunakan adalah model semiotik milik Peirce karena adanya

kelebihan yang dimiliki yaitu tidak mengkhususkan analisisnya pada studi

linguistik.

2.1.9.1 Semiotika Char les Sander s Peir ce

Semiotik untuk studi media massa tidak hanya terbatas sebagai

kerangka teori, namun sekaligus juga sebagai metode analisis ( Sobur,

2004 : 83 ). Bagi Peirce tanda “is something which stand to somebody for

something in some respect or capacity”. Kita misalnya dapat menjadikan

teori Segitiga Makna ( Triangel Meaning ), menurut Peirce salah satu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(47)

bentuk

Gambar

Gambar 2.1 : Hubungan Tanda, Objek, dan Interpretant Peirce
Gambar 2.2 : Model Kategori Tanda Oleh Peirce
Gambar Gedung DPR Baru
gambar karikatur yang berwarna biru,

Referensi

Dokumen terkait

[r]

STS : Jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri Anda Bila hendak mengganti jawaban, coretlah jawaban yang telah anda pilih dan silanglah jawaban yang baru.. Contoh SS

In the article Bachtiar and Veronica (2005), they use research methods with a variable occurrence of events such restatement of financial statements as the

Penegasan di atas menunjukan bahwa desentralisasi fiskal merupakan instrumen yang paling penting untuk mencapai keberhasilan melaksanakan otonomi daerah, sebab

semakin tinggi dividend payout ratio yang diterapkan suatu perusahaan, maka.. semakin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif untuk menganalisis pengaruh brand awareness, brand image, accessibility dan

Perumusan Rencana Strategis Sistem Informasi Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Sukabumi, meliputi strategi renstra sistem informasi, strategi manajemen

Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan, perbanyakan, dan daya tahan hidup jasad renik, sehingga dibutuhkan suhu yang optimal untuk dapat