37 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 OBJEK PENELITIAN
Objek penelitian ini adalah auditor yang sedang bekerja di Kantor Akuntan Publik Kota Malang, Jawa Timur.
3.2 JENIS PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih. Untuk penelitian kali ini peneliti akan menganalisis pengaruh etika profesi, independensi, dan pengalaman kerja terhadap pemberian opini audit oleh auditor eksternal.
3.3 JENIS DAN SUMBER DATA
Pada Penelitian ini peneliti menggunakan jenis data kualitatif. Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata kata atau non-numerik yang mencakup semua data dalam bentuk pernyataan verbal yang menjelaskan karakteristik atau sifat objek yang diteliti. Data Kualitatif bisa diperoleh dengan beberapa cara teknik pengumpulan data contohnya wawancara, analisis dokumen, atau observasi yang telah didesripsikan dalam catatan lapangan (transkrip).
38 Data kualtatif yang dibtuhkan oleh peneliti dalam penelitian ini, yaitu data primer. Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung (tidak melalui perantara). Data primer ini merupakan data yang berasal dari sumber asli (responden) yang dikumpulkan untuk menjawab penelitian. Data primer ini dilakukan dengan menyebarkan angket kuesioner kepada responden yang berhubungan dengan penelitian.
3.4 POPULASI DAN SAMPEL 3.4.1 POPULASI
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono. 2005 : 90). Dari penjelasan tersebut disimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah auditor independen yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Kota Malang, Jawa Timur. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 81 orang. Jumlah 81 orang tersebut didapatkan dengan cara bertanya langsung dengan kantor akuntan publik yang ada di malang.
3.4.2 SAMPEL
Sampel merupakan anggota perwakilan populasi yang diambil menurut prosedurnya dari sebagian jumlah dan karakteristik yang
39 dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2010) sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan pendekatan purposive sampling. Arikunto (2010) menjelaskan teknik purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Maka dari itu peneliti membuat pertimbangan dan criteria yang sesuai dengan tujuan sebagai berikut :
1. Auditor Independen.
2. Bekerja di Kantor Akuntan Publik Kota Malang, Jawa Timur. 3. Sedang berada di area Kota Malang/tidak sedang berpergian
atayu bertugas di luar Kota.
3.5 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL DAN PENGUKURAN 3.5.1 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel yang dijelaskan dengan konsep secara operasional, secara praktik, secara nyata dalam lingkup obyek penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen). Variabel Dependen merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas dan variabel independen
40 adalah variabel yang mempengaruhi dan menyebabkan berubahnya variabel terikat.
3.5.1.1 DEFINISI VARIABEL A. ETIKA PROFESI (X1)
Etika dapat berisikan ketentuan umum mengenai perilaku yang ideal atau peraturan khusus untuk menguraikan berbagai tindakan yang dapat dibenarkan. Etika profesi dapat diartikan sebagai prinsip seorang profesi dalam melakukan praktek atau tugas profesi untuk memenuhi tanggung jawab kepada publik dengan nilai moral dasar atau norma-norma etis umum yang telah ditetapkan.
B. INDEPENDENSI (X2)
Independensi menurut Mulyadi (2002) dapat diartikan sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Independensi dalam penelitian ini adalah bagaimana cara
41 auditor memandang atau menilai sesuatu dengan keputusan yang obyektif, dalam artian bahwa auditor bersifat netral tanpa adanya pengaruh dari pihak-pihak lainnya. Maksud obyektif disini adalah auditor dalam melaksanakan tugas pemeriksaan harus jujur terhadap hasil dari temuan auditor selama penugasan.
C. PENGALAMAN KERJA (X3)
Pengalaman adalah pembelajaran yang diperoleh seseorang dari peristiwa di masa lalu. Pengalaman akan membuat auditor memiliki kemampuan untuk memperoleh informasi yang relevan, mendeteksi kesalahan, dan mencari penyebab terjadinya kesalahan serta meningkatnya kemampuan dalam mengambil keputusan.
D. OPINI AUDIT (Y)
Opini audit merupakan pernyataan pendapat auditor terhadap kewajaran laporan keuangan yang telah diaudit. Terdapat 5 jenis opini yang dikeluarkan oleh auditor dalam setiap keputusannya yaitu opini wajar tanpa pengecualian, opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas, opini wajar dengan pengecualian, opini tidak wajar, dan opini tidak dapat memberikan pendapat.
42 3.5.1.2 OPERASIONAL VARIABEL
Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. singkatnya variabel adalah sesuatu yang memiliki nilai yang beragam/berbeda.
A. VARIABEL INDEPENDEN 1. ETIKA PROFESI (X1)
Indikator yang peneliti gunakan untuk variabel ini yaitu: Integritas Objektivitas Kompetensi Kerahasiaan Perilaku Profesional 2. INDEPENDENSI (X2)
Indikator untuk mengukur variabel Independensi yaitu :
Bebas Pengaruh Jasa Non-Audit.
43 3. PENGALAMAN KERJA (X3)
Variabel ini menggunakan indicator pengukur yaitu:
Lamanya Bekerja Sebagai Auditor Banyaknya Tugas Pemeriksaan.
B. VARIABEL DEPENDEN 1. OPINI AUDIT (Y)
Untuk mengukur variabel opini audit peneliti menggunakan indicator pengukur yaitu:
Standar Akuntansi Keuangan Laporan Hasil Audit.
3.5.2 PENGUKURAN
Untuk mengukur pendapat responden menggunakan skala likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu mulai point 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) sampai dengan point 5 untuk jawaban Sangat Setuju (ST). Rinciannya sebagai berikut:
44 a. Sangat tidak setuju (STS) : 1
b. Tidak setuju (TS) : 2
c. Netral (N) : 3
d. Setuju (S) : 4
e. Sangat setuju (ST) : 5
3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik yang digunakan dalam perolehan data di penelitian ini adalah menggunakan angket atau kuesioner. Menurut Sutopo (2006) Kuesioner adalah instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya. Maka dari itu peneliti membagikan kuesioner berupa daftar pertanyaan kepada responden, dan disebarkan ke Kantor Akuntan Publik di Kota Malang, Jawa Timur.
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh etika profesi, independensi, dan pengalaman kerja terhadap pemberian opini audit oleh auditor eksternal. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda yaitu analisis untuk lebih dari satu variabel independen.
45 1. Deskripsi karakteristik responden, dilakukan untuk mengetahui karakteristik responden dalam penelitian yang dijadikan sebagai sampel. Karakteristik responden dilihat dari jenis kelamin, pendidikan terakhir, jabatan di Kantor Akuntan Publik, dan lama bekerja.
2. Statistik deskriptif, digunakan untuk memberikan gambaran umum yang relevan tentang responden dengan menggunakan tabel distribusi yang merincikan variabel-variabel secara keseluruhan. Statistik yang digunakan ialah nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata, dan simpangan baku.
3. Uji validitas, digunakan untuk mengukur sah atau validnya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali (2009), Mengukur validitas dapat menggunakan Pearson Correlation dan dilakukan dengan cara melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor pertanyaan. Jika masing-masing indikator pertanyaan memiliki tingkat signifikasi di bawah 0.05 maka dikatakan valid.
4. Uji reliabilitas, adalah pengujian untuk mengukur kuesioner yang telah menjadi indikator dari variabel. Menurut Ghozali (2006), suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Nunnally (1960) dalam Ghozali (2006) menyatakan suatu konstruk
46 atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0.60.
5. Uji asumsi klasik, yang terdiri dari uji normalitas data, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinieritas.
a. Uji normalitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas dilakukan dengan menggunakan One sample
Kolmogorov-smirnov Test, dengan syarat apabila nilai signifikan lebih besar
dari 0.05 maka data dinyatakan berdistribusi normal.
b. Uji multikolinieritas, bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation factor (VIF). Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance > 0,1 atau VIF < 10 (Ghozali, 2010). Model regresi linier berganda harus terbebas dari gejala multikolinieritas agar dapat digunakan dalam penelitian.
c. Uji heteroskedastisitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
47 tidak terjadinya heteroskedastisitas. Dasar analisis bisa dilihat jika tidak ada pola yang jelas, serta titik titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, (Ghozali, 2006).
d. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi dengan syarat tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Secara umum untuk menguji ada atau tidaknya autokolerasi digunakan cara uji Durbin Waston (DW-Test).
e. Uji Linieritas bertujuan untuk mengetahui status linier tidaknya suatu distribusi data penelitian. Hasil yang diperoleh melalui uji linieritas akan menentukan teknik-teknik analisa yang akan digunakan bisa digunakan atau tidak. Apabila hasil uji linieritas disimpulkan bahwa distribusi data penelitian dikatagorikan linier maka data penelitian dapat digunakan dengan metoda-metoda yang ditentukan (misalnya analisa regresi linier). Demikian juga sebaliknya apabila ternyata tidak linier maka distribusi data harus dianalisis dengan metoda lain.