• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.3 c Konsep Model Pembelajaran PjBL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "1.3 c Konsep Model Pembelajaran PjBL"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

PROYEK (

PROYEK (

PROJECT BASED

PROJECT BASED

LEARNING

(2)

Pembelajaran Berbasis Proyek (

Project Based

Learning=PjBL

) adalah metoda pembelajaran

yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai

media. Peserta didik melakukan eksplorasi,

penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi

untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil

belajar.

PjBL merupakan metode belajar yang

menggunakan

masalah sebagai langkah awal

dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan

pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya

dalam beraktivitas secara nyata.

(3)

PjBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan

komplek yang diperlukan peserta didik dalam

melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui

PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan

pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.

Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung

peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin

(4)

o Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.

o Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

o Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.

o Meningkatkan kolaborasi.

o Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.

o Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.

(5)

o Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk

menyelesaikan tugas.

o Menyediakan pengalaman belajar yang

melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.

o Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan

pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.

o Membuat suasana belajar menjadi

menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

(6)

Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan

masalah.

Membutuhkan biaya yang cukup banyak

Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas

tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.

Banyaknya peralatan yang harus disediakan.Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam

percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.

Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif

dalam kerja kelompok.

Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing

kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan

(7)
(8)

FASE 1: PENENTUAN PERTANYAAN

MENDASAR

Guru memulia pembelajaran dengan

memberikan pertanyaan esensial, yaitu

pertanyaan yang dapat memberi penugasan

peserta didik dalam melakukan suatu

aktivitas.

Guru mengambil topik yang sesuai dengan

realitas dunia nyata dan dimulai dengan

sebuah investigasi mendalam.

Guru berusaha agar topik yang diangkat

relevan dengan kondisi, kebutuhan, dan

karakteristik peserta didik.

(9)

FASE 2: MENDESAIN PERENCANAAN

PROYEK

Perencanaan proyek dilakukan secara kolaboratif

atau kerja sama antara guru dan peserta didik.

Dengan demikian peserta didik diharapkan akan

merasa “memiliki” proyek tersebut.

Perencanaan proyek berisi: aturan main,

pemilihan aktivitas yang dapat mendukung

dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan

cara mengintegrasikan berbagai subjek yang

mungkin, serta mengetahui alat dan bahan

yang dapat diakses untuk membantu

penyelesaian proyek.

(10)

FASE 3: MENYUSUN JADWAL

Guru dan peserta didik secara kolaboratif

menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.

Aktivitas pada tahap penyusunan jadwal :

(1)membuat jadwal untuk menyelesaikan proyek; (2)membuat batas waktu penyelesaian proyek;

(3)membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru;

(4)membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5)meminta peserta didik untuk membuat penjelasan

(alasan) tentang pemilihan suatu cara.

(11)

FASE 4: MEMONITOR PESERTA DIDIK DAN

KEMAJUAN PROYEK

Guru bertanggungjawab untuk melakukan

pengamatan terhadap aktivitas peserta didik

selama menyelesaikan proyek.

Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi

peserta didik pada setiap roses. Dengan kata

lain guru berperan menjadi mentor bagi

aktivitas peserta didik.

Agar mempermudah proses monitoring, dibuat

sebuah rubrik yang dapat merekam

keseluruhan aktivitas yang penting.

(12)

FASE 5: MENILAI HASIL

Penilaian dilakukan untuk membantu guru

dalam:

a.mengukur ketercapaian standar,

b.berperan dalam mengevaluasi kemajuan

masing- masing peserta didik,

c.memberi umpan balik tentang tingkat

pemahaman yang sudah dicapai peserta didik,

d.membantu guru dalam menyusun strategi

pembelajaran berikutnya.

(13)

FASE 6: MENGEVALUASI

PENGALAMAN

Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta

didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan

hasil proyek yang sudah dijalankan.

Proses refleksi dilakukan baik secara individu

maupun kelompok.

Pada tahap ini peserta didik diminta untuk

mengungkapkan perasaan dan pengalamannya

selama menyelesaikan proyek.

Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi

dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses

pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan

suatu temuan baru (

new inquiry

) untuk menjawab

permasalahan yang diajukan pada tahap pertama

pembelajaran.

(14)

TUGAS KELOMPOK

1. MEMBUAT SKENARIO PEMBELAJARAN,

KHUSUSNYA BAGIAN INTI PEMBELAJARAN

DALAM RPP DENGAN MENERAPKAN

PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL PjBL

SESUAI DENGAN TEMA DAN SUBTEMA.

2. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN INTI

DIBUATKAN SATU KELOMPOK SATU

SKENARIO.

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Guru  meminta  peserta  didik  untuk  membaca   sebentar  tentang  makna  dan cara  memelihara

1) Guru meminta peserta didik mengamati gambar anggota tubuh (panca indra) di dalam buku teks. 2) Peserta didik mengemukakan isi gambar tersebut. 3) Guru memberikan

Peningkatan sikap tanggung jawab ilmiah ini disebabkan karena pada penerapan Project Based Learning, peserta didik dituntut mengerjakan tugas proyek yaitu membuat media

Cara pembuatan media kardus bekas yang sederhana membuat para guru tidak merasa kesulitan untuk membimbing peserta didik dalam proses pemilihan, pembuatan dan

- Guru mengarahkan peserta didik berdiskusi merencanakan sebuah proyek membuat alat peraga sederhana yang menerapkan prinsip kerja azas Bernoulli3. - Guru memberikan

Peserta didik dalam kelompok ditekankan untuk aktif dan tepat waktu dalam mengerjakan tugas proyek pembuatan rangkaian listrik sederhana (seri maupun paralel) (C4:

Model pembelajaran berbasis proyek merupakan m odel pembelajaran yang dilakukan untuk memperdala m pengetahuan dan keterampilan peserta didik denga n cara membuat karya atau

5 Menit Membimbing penyelidikan Siswa  Guru membimbing Peserta didik mencari informasi dari berbagai sumber belajar buku, bahan ajar, internet untuk menjawab permasalahan