PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL KELAS VII SMP NEGERI 2 TAMBANGAN
TAHUN AJARAN 2012/2013
Efrita Dewi Lubis (NIM : 071244110023)
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui apakah pembelajaran realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada pokok bahasan aritmetika sosial dengan penerapan pembelajaran realistik, (2) Mengetahui pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan menerapkan pembelajaran realistik. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yaitu kelas VII-I SMP Negeri 2 Tambangan yang berjumlah 35siswa. Objek penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan penerapan pembelajaran realistik pada pokok bahasan Aritmetika Sosial Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana di akhir setiap siklus diberikan tes kemampuan pemecahan masalah untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa.
Berdasarkan hasil tes diagnostik yang dilakukan sebelum tindakan, diketahui tingkat kemampuan memecahkan masalah siswa sangat rendah dengan nilai rata-rata kelas 36,31. Setelah pemberian tindakan pada siklus I, tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah adalah sedang dengan nilai rata-rata kelas 77,06 dengan 26siswa atau 74,29%dari keseluruhan siswa telah mencapai tingkat ketuntasan belajar secara individu. Selanjutnya, setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah adalah tinggi dengan nilai rata-rata kelas 83,57 dimana jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar sebanyak 31 orang atau 88,57 % dari seluruh siswa.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karuniaNya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini berjudul ”Penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Sub Pokok Bahasan Aritmatika Sosial Kelas VII Smp Negeri 2 Tambangan T/A 2012/2013”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, MS beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Dr. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika.
penulis, semoga kelak kesuksesan menjadi milik kita bersama, amiiin... ”Belajar yang rajin dan tetap optimis!”.
Terima kasih buat Laili Rahmi, Erna Hari, Afrida Yanti,Rahmi Oktina, Siti aisah ,untuk semua bantuan doa dan semangat yang sudah diberikan selama ini. Dan yang paling spesial buat Abu Hasyim Nasution yang selalu memberikan semangat, motivasi dan perhatiannya kepada penulis.
Penulis juga berterima kasih kepada sahabat-sahabat terbaikku dari kelas Reguler A ’07, isti, Ulfa, Elin, Lili, Ayu,Sukri lubis, dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu serta buat teman-teman Kos gang Seri 11. Terimakasih karena telah memberikan warna-warni dalam perjalanan hidupku.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini, kiranya isi skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Medan, Januari 2013 Penulis
vi
2.1.1. Pembelajaran Matematika Realistik 9 2.1.1.1. Prinsip Pembelajaran Matematika Realistik 9 2.1.1.2. KarakteristikPembelajaranMatematikaRealistik 11 2.1.1.3. Teori-Teori Yang MelandasiPembelajaranMatematika
Realistik 13
2.1.1.4. Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Dalam
Pembelajaran Matematika 16
2.1.1.5 Langkah-langkah pembelajaran matematika Realistik 17 2.1.1.6. Kelebihan Dan KekuranganPembelajaranMatematika
2.1.3. Pemecahan Masalah Matematika 24
2.1.4. Kemampuan Pemecahan Masalah 29
Pendekatan Pembelajaran Realistik dan Metode
3.2. Tempat Dan WaktuPenelitian 46
3.3 SubjekdanObjekPenelitian 46
3.3.1. SubjekPenelitian 46
3.3.2. ObjekPenelitian 46
3.4 ProsedurPenelitian 46
3.4.1 ProsedurPenelitianSiklus I 48
3.4.1.1 Permasalahan 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 66 4.1. Deskripsi hasil penelitian 68 4.1.1. DeskripsihasilPenelitianPadaSiklus I 68 4.1.1.1. HasilTesKemampuanPemecahanMasalah I 68
4.1.1.2. Observasi I 72
viii
4.1.2. DeskripsiHasilPenelitianPadaSiklus II 77 4.1.2.1. HasilTesKemampuanPemecahanMasalah II 78
4.1.2.2. Observasi II 81
4.1.3.2. Refleksi II 83
4.2 PembahasanPenelitian 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 90
5.1. Kesimpulan 90
5.2. Saran 91
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Kisi-Kisi TesKemampuanPemecahanMasalah 59 Tabel 4.1. Deskripsi tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah pada
tes awal 66
Tabel 4.2. Tingkat kemampuan siswa memahami masalah pada tes kemampuan
pemecahan masalah I 69
Tabel 4.3. tingkat kemampuan siswa merencanakan pemecahan masalah pada
tes kemampuan pemecahan masalah I 69
Tabel 4.4. Tingkat kemampuan siswa melaksanakan pemecahan masalah pada
tes kemampuan pemecahan masalah I 70
Tabel 4.5. Tingkat kemampuan siswa memeriksa kembali solusi yang diperoleh
pada tes kemampuan pemecahan masalah I 70
Tabel 4.6. Deskripsi tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah pada tes
kemampuan pemecahan masalah I 71
Tabel 4.7. Deskripsi hasil observasi guru melakukan pembelajaran pada
siklus I 72
Tabel 4.8. Deskripsi hasil observasi siswa melakukan pembelajaran pada
siklus I 73
Tabel 4.9. Tingkat kemampuan siswa memahami masalah pada tes kemampuan
pemecahan masalah II 78
Tabel 4.10. Tingkat kemampuan siswa merencanakan pemecahan masalah pada
tes kemampuan pemecahan masalah II 79
Tabel 4.11. Tingkat kemampuan siswa melaksanakan pemecahan masalah pada
tes kemampuan pemecahan masalah II 79
Tabel 4.12. Tingkat kemampuansiswadalammemeriksakembalisolusi
yang di perolehpadateskemampuanpemecahanmasalah II 80 Tabel 4.13. Deskripsi hasil observasi guru melakukan pembelajaran pada
siklus II 81
Tabel 4.14. Deskripsi hasil observasi siswa melakukan pembelajaran pada
siklus II 82
Tabel 4.16. Peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah untuk
Setiap siklus 83
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencanapelaksanaanpembelajaran I 94
Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran II 107
Lampiran 3 Lembarkerjasiswa I 124
Lampiran 4 Lembar kerja siswa II 129
Lampiran 5 Lembar kerja siswa III 135
Lampiran 6 Lembar kerja siswa IV 139
Lampiran7 Kisi-kisi pretest 144
Lampiran 8 Kisi-kisi tes kemampuan pemecahan masalah I 145 Lampiran 9 Kisi-kisi tes kemampuan pemecahan masalah II 146
Lampiran 10 Tes awal (pretest) 147
Lampiran11 Tes kemampuan pemecahan masalah I 148
Lampiran12 Tes kemampuan pemecahan masalah II 149
Lampiran13 Kunci jawaban pretest 150
Lampiran14 Kunci jawaban tes kemampuan pemecahan masalah I 156 Lampiran15 Kunci jawaban tes kemampuan pemecahan masalah II 163 Lampiran16 Lembar validitas tes awal (pretest) 169 Lampiran17 Lembar validitas tes kemampuan pemecahan masalah I 170 Lampiran18 Lembar validitas tes kemampuan pemecahan masalah II 172
Lampiran19 Pedoman penskoran pretest 173
Lampiran20 Pedoman penskoran tes kemampuan pemecahan masalah I 176 Lampiran21 Pedoman penskoran tes kemampuan pemecahan masalah II 178
Lampiran22 Daftar nilai tes awal 180
Lampiran23 Tabel persentase kemampuan siswa memecahkan masalah untuk setiap langkah pemecahan masalah pada tes awal 182 Lampiran24 Daftar skor tes kemampuan pemecahan masalah I 184 Lampiran25 Pengubahan skor mentah hasil tes kemampuan pemecahan
masalah I menjadi nilai standar berskala lima (stanfive) 186 Lampiran26 Daftar skor tes kemampuan pemecahan masalah II 190 Lampiran27 Pengubahan skor mentah hasil tes kemampuan pemecahan
masalah II menjadi nilai standar berskala lima (stanfive) 192 Lampiran28 Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I
pertemuan I 195
Lampiran29 Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I
pertemuan II 197
Lampiran30 Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus II
pertemuan I 199
Lampiran31 Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus II
pertemuan II 201
Lampiran32 Lembar observasi siswa siklus I pertemuan I 203 Lampiran33 Lembar observasi siswa siklus I pertemuan II 204 Lampiran34 Lembar observasi siswa siklus II pertemuan I 205 Lampiran35 Lembar observasi siswa siklus II pertemuan II 206
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Menghadapi tantangan masa depan dalam era globalisasi dan canggihnya teknologi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai keterampilan dan pengetahuan. Keterampilan dan kemampuan yang harus dimiliki tersebut antara lain adalah kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan ini sangat penting, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu dihadapkan pada berbagai masalah yang harus dipecahkan dan menuntut pengetahuan untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya.
Salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah bagi siswa pada pendidikan adalah melalui pembelajaran matematika.Jihad (2008 : 156) menyatakan:matematika sebagai proses yang aktif, dinamik, dan generatif melalui kegiatan matematika (”doing mathematics”), memberikan sumbangan yang penting bagi peserta didik dalam pengembangan nalar, berfikir logis, sistematik, kritis dan cermat, serta bersikap obyektif dan terbuka dalam menghadapi berbagai permasalahan.
Terkait hal ini Komarudin (dalam Trianto, 2007 : 2) menyatakan :
Salah satu perubahan paradigma pembelajaran dalam KTSP dalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada murid (student centered); metodologi yang semula lebih didominasi ekspositori berganti ke partisipatori; dan pendekatan yang semula lebih bersifat tekstual (hafalan) berubah menjadi kontekstual.
KTSP juga menghendaki bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari konsep, teori dan fakta tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan dapat memampukan siswa menguasai konsep dan memecahkan masalah dengan kebiasaan berpikir kritis, logis, sistematis, dan terstruktur.
Dalam pembelajaran matematika siswa harus diberi kesempatan mengkaji, menganalisis dengan kemampuannya sendiri untuk membangun pemahamannya terhadap konsep matematika.Memberi kesempatan bertanya kepada guru dan
2
berdiskusi dengan temannya. Hal ini tidak hanya membuat siswa berperan aktif, berinteraksi dengan lingkungan belajarnya tetapi lebih mengajak siswa berfikir dan termotivasi dalam belajar dan menghargai orang lain. Sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih tinggi yang sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah.Akan tetapi jika dikaji lebih jauh kondisi pembelajaran matematika dewasa ini di Indonesia, maka nampak proses dan hasil pembelajarannya belum memenuhi harapan yang diinginkan.
Kondisi ini melahirkan anggapan bagi peserta didik bahwa belajar matematika tak lebih dari sekedar mengingat kemudian melupakan fakta dan konsep.Dan semua itu terbukti tidak berhasil membuat siswa memahami dengan baik apa yang mereka pelajari. Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika lemah karena tidak mendalam. Akibatnya siswa tidak mampu menggunakan materi matematika yang sudah dipelajarinya untuk memecahkan masalah, dan dibuktikan dengan prestasi belajar matematika siswa yang rendah. Hampir setiap tahun matematika dianggap sebagai batu sandungan bagi kelulusan sebagian besar siswa.
Berdasarkan hasil observasi awal (tanggal 10 Oktober 2011) yang dilaksanakan ke SMP Negeri 2 Tambangan, peneliti masih melihat bahwa pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat konvensional. Dengan langkah-langkah yang pembelajaran yang dilakukan guru sebagai berikut :
1. Guru menuliskan bentuk umum dan menuliskannya di papan tulis. 2. Guru meminta siswa mencatat penjelasan guru yang ada di papan tulis. 3. Guru meminta siswa mengerjakan soal latihan.
tulis.Ketika dimintai tanggapan atas penyelesaian temannya siswa juga tidak memberikan argumen, siswa langsung setuju dengan jawaban yang dikerjakan temannya yang berakibatkan kegiatan pembelajaran kurang menarik, tidak menantang.
Dari sini dapat dilihat hasil pembelajaran yang konvensional. Pembelajaran cenderung tidak bermakna bagi siswa yang diindikasikan kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, siswa hanya mendengarkan tanpa mengerti konsep yang diberikan guru sehingga tidak berhasil membuat siswa memahami dengan baik apa yang mereka pelajari. Ini dapat dilihat ketika guru memberikan soal latihan siswa tidak ada yang mau mencoba menyelesaikannya. Hal ini terjadi karena sebetulnya siswa belum paham terhadap konsep yang diberikan guru walaupun pada proses pembelajaran tidak ada yang bertanya. Pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika yang lemah berakibat siswa tidak mampu menggunakan materi matematika yang sudah dipelajarinya untuk memecahkan persoalan matematika yang diberikan kepada mereka.
Selain itu peneliti juga mengadakan tes studi pendahuluan kepada siswa kelas VII-1 SMP Negeri 2 Tambangan. Tes yang di berikan berupa tes berbentuk uraian untuk melihat kemampuan siswa memecahkan masalah matematika,dari hasil tes tersebut diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa memahami masalah (Skor maksimal 25) adalah 16,67 dengan persentase mencapai 66,68%, nilai rata-rata kemampuan siswa dalam merencanakan pemecahan masalah (skor maksimal 30) adalah 11dengan persentase mencapai 36,67% dan nilai rata-rata kemampuan siswa dalam melaksanakan pemecahan masalah (skor maksimal 45) adalah 9,34dengan persentase mencapai 46,67%.
4
sulit untuk memahami konsep matematika yang diajarkan guru. 92,7 % siswa merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diberikan.
Pada kesempatan itu juga peneliti mewawancarai seorang guru matematika kelas VII SMP Negeri 2 Tambangan mengatakan :
Sering kali dalam proses pembelajaran siswa tidak aktif, jarang di antara mereka yang mau bertanya, ataupun memberi tanggapan jika diberikan soal latihan matematika. Jikadiberikan soal cerita terkait pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. Nilai yang diperoleh siswa cenderung lebih rendah dibanding soal objektif. Dari jawaban yang diberikan siswa dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk menafsirkan masalah yang diberikan ke dalam bentuk matematika. Selain itu siswa juga mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Mereka cenderung mengambil kesimpulan untuk melakukan operasi hitung pada bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita tanpa memahami dan memikirkan apa yang diminta dalam soal.
Berdasarkan uraian di atas diambil kesimpulan proses pembelajaran matematika jarang dikaitkan dengan masalah kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga walaupun siswa sudah mempelajari konsep suatu materi pembelajaran, akan tetapi siswa masih mengalami kesulitan untuk menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan persoalan matematika yang menyangkut kehidupan sehari-hari.
keaktifan siswa, juga dapat memberikan penghargaan berupa hadiah. menurut Fathani (dalam http://www. docstoc .com/docs/6132624/Matematika-Realistik):
Pembelajaran matematika realistik merupakan matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Pembelajaran matematika realistik menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran, dan melalui matematisasi horisontal-vertikal siswa diharapkan dapat menemukan dan merekonstruksi konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan menerapkan konsep-konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari atau masalah dalam bidang lain. Dengan kata lain, pembelajaran matematika realistik berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari (mathematize of
everyday experience) dan menerapkan matematika dalam kehidupan
sehari-hari (everydaying mathematics), sehingga siswa belajar dengan bermakna (pengertian). Pembelajaran matematika realistik berpusat pada siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator, sehingga memerlukan paradigma yang berbeda tentang bagaimana siswa belajar, bagaimana guru mengajar, dan apa yang dipelajari oleh siswa dengan paradigma pembelajaran matematika selama ini.
6
siswa terhadap materi lebih mendalam yang akan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuannya dalam pemecahan masalah
Berdasarkan keterangan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pendekatan pembelajaran realistik dalam pelajaran matematika dengan judul:Penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Sub
Pokok Bahasan Aritmatika Sosial Kelas VII Smp Negeri 2 Tambangan
Tahun Ajaran 2012 / 2013.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Pembelajaran saat ini kurang bermakna dan kurang bermanfaat bagi siswa berakibat rendahnya motivasi belajar matematika siswa.
2.Siswa kurang mampu membangun pemahaman matematika sendiri. 3. Siswa kurang mampu menerapkan konsep dalam memecahkan
masalah matematika.
4. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa belum sesuai dengan yang diharapkan, sementara salah satu yang menjadi pokok pembelajaran matematika adalah pemecahan masalah.
5. Prestasi belajar matematika siswa yang masih rendah.
1.3 Batasan Masalah
sehingga hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah pada sub pokok bahasan aritmetika sosial dapat ditingkatkan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswapada sub pokok bahasan aritmetika sosial .
2. Bagaimana tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah dengan menerapkan pembelajaran matematika realistik pada sub pokok bahasan aritmetika sosial.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada sub pokok bahasan aritmetika sosial di kelas VII SMP Negeri 2 Tambangan tahun ajaran 2012/2013.
8
1.6 Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti yaitu:
1. Sebagai sumber informasi bagi sekolah tentang kecenderungan kendala belajar siswa sehingga dapat dirancang suatu pendekatan pembelajaran guna meningkatkan mutu pendidikan.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru maupun calon guru agar dapat menerapkannya dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
3. Siswa menemukan makna di dalam pembelajaran matematika dan makna itu memberi mereka alasan untuk belajar lebih kreatif, berfikir kritis dan mencapai prestasi belajar matematika yang lebih baik.
4. Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi pembaca maupun penulis lain yang berminat melakukan penelitian yang sejenis.
1.7 Definisi Operasional
Kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah nilai hasil belajar peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah pada materi aritmetika sosial.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah:
1. Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh gambaran bahwa penerapan pendekatan pembelajaran realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas VII SMP Negeri 2 Tambangan pada pokok bahasan Aritmatika Sosial, dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilaksanakan.
94
5.2.Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :
1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMP Negeri 2 Tambangan, disarankan memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, dan menggunakan pembelajaran realistic sebagai salah satu altenatif pendekatan pembelajaran.
2. Kepada siswa SMP Negeri 2 Tambangan disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam pelajaran matematika.
3. Kepada Kepala SMP Negeri 2 Tambangan, agar dapat mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan pendekatan yang relevan dan inovatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Sehingga pendekatan pembelajaran realistic sebagai salah satunya.
DAFTAR PUSTAKA .
Arikunto, S., dan Suhardjono., dan Supardi., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional, (2002), Model Pembelajaran Matematika
Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah
Jakarta.
Fathani, Abdul Halim., Pembelajaran Realistik, Atasi Fobia Matematika http://koranpendidikan.com/artikel/595/pembelajaran-realistik-atasi-fobia-matematika.html (accessed 21 nopoember 2011)
FMIPA, (2009), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Program Studi Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan.
Hadi, As’ar Musrimin., (2008) Efektivitas Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik Dalam Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 8
Kendarihttp://www.strukturaljabar.co.cc/2011/12/proposal-matematika-realistik.html (accessed 12 desember 2011)
Hudojo, Herman., (1988), Belajar Mengajar Matematika, Depdikbud P2LPTK, Jakarta.
Jihad, Asep., (2008), Pengembangan Kurikulum Matematika, Multi Pressindo, Yokyakarta.
Kunandar, (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Lingga, Sri Wahyuni., (2009) Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Matematika, Leuser Citra Pustaka, Jakarta
Muslich, Masnur., (2008), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta.
Nasar, (2006), Merancang Pembelajaran Aktif dan Kontekstual Berdasarkan
“SISKO” 2006, Grasindo, Jakarta.
Notoatmojo, S., (2005), Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineke Cipta, Jakarta.
94
Polya, G., (1973), How To Solve It, a new aspect of mathematical method, New Jersey, Princeton University Press
Ramadhan, Hammad Fithry., (2009), Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI)http://www.pmri.or.id/index2.php?main=104. (accessed 4 desember 2011)
Rochmad., (2008), Tinjauan Filsafat dan Psikolgi Kontruktivisme: Pembelajaran Matematika yang Melibatkan Penggunaan Pola Pikir Induktif-Deduktif, Http://Rochmad-Unnes.Blogspot.com. (accessed 10 desember 2011)
Rusdi, Andi., (2009), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika
Realistik Materi Statiska Kelas IX
http://anrusmath.wordpress.com/2009/05/13/pengembangan-2/. (accessed 4 desember 2011)
Saleh, Andri., (2007), Seni Mengajarkan Matematika Berbasis Kecerdasan
Majemuk, Tinta Emas Publishing, Bandung.
Sobel dan Maletsky., (2004), Mengajar Matematika “Sebuah Buku Sumber Alat
Peraga, Aktivitas, dan Strategi Untuk Guru Matematika SD, SMP, SMA”. Erlangga, Jakarta.
Soedjadi, R., (2007), Seri Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Guru dan
Orang Tua Murid “Masalah Kontekstual Sebagai Batu Sendi Matematika
Sekolah”. Pusat Sains Dan Matematika Sekolah UNESA, Surabaya.
Suharyanto, (2006) Tingkat Ketidaklulusan UAN Sumbar dan NTT Tertinggihttp://www.smu.net. com/main.php?act=int&xkd=158 (accessed
18 nopember 2011)
TIM DOSEN PPD, (1998), Perkembangan Peserta Didik, UNIMED.
TIM MKPBM, (2001), COMMON TEXT BOOK, Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer, JICA MIPA UPI, Bandung.
Trianto, (2007), Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta.
Turmudi, (2008), Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika